[wanita-muslimah] Re: Pengalaman Kristen terjadi pada Islam sekarang
Inilah yang saya sayangkan pada Si Doang, dia merasa tahu tentang sejarah inkwisisi Kristen di Spanyol, tapi tak tahu bagaimana belajar dari sejarah itu. Apa yang dilakukan oleh sebagian kalangan Islam atas Ahmadiyah di banyak negara adalah ulangan dari sejarah gelap Kristen di Eropa. Yang menyedihkan, kakek Si Doang ini, yaitu Nur Abdurrahman, pendukung pelaksanaan syariat Islam di Sulawesi Selatan, membenarkan pembakaran masjid Ahmadiyah. Kakek Si Doang ini sama saja dengan usukup-uskup Katolik di abad pertengahan yang membenarkan penindasan dan pembakaran para pengikut sekte sesat dalam Kristen. Sebagai seorang Muslim, saya malu sekali dengan keadaan ini. Islam mengulangi sejarah gelap Kristen di Eropa, tetapi terlambat sekali. AB --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihamanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > MQ, > > apa gunanya ente tahu inquisisi jika tidak bisa belajar dari situ? > bukannya ente yang termasuk yang mau buat inquisisi ala Indonesia? > > ilmu yang tidak bermanfaat ya model begini... > hanya jadi alat untuk ujub belaka > > > - Original Message - > From: Tana Doang > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Sunday, May 04, 2008 12:59 AM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Pengalaman Kristen terjadi pada Islam sekarang > > > Huh, karunya (bhs Sunda=kasihan) terlambat betul ahbadur tahu itu inquisisi. Baca ini: > Byzantium dan Parsi membentuk aliansi-aliansi dgn suku arab yang pagan, dan mereka menyerang arab Badui yg beraliansi dengan Khilafah Islamiyah diperbatasan. Khilafah Islamiyah membela aliansi-aliansi Arab Badui di perbatasan yang diserang Romawi dan Parsi tersebut, hingga akhirnya pecah perang terbuka Khilafah Islamiyah versus Byzantium dan Parsi. Perang berlarutan dari abad 7 - 8 Miladiyah, dan walaupun pertempuran berhenti, tetapi masih tetap dalam keadaan perang. Byzantium minta pertolongan Paus untuk menggerakkan seluruh Eropa untuk menyerang Khilafah Islamiyah, yang menjadi penyebab meledaknya Perang Salib. > > Khilafah Islamiyah yg berperang melawan dua raksasa pada waktu itu mampu mencapai daerah-daerah Byzantium dan Parsi. Setelah Muslim masuk ke daerah kerajaan musuh tsb maka penduduk asli (seperti Mesir dan penduduk negeri-negeri Afrika Utara hingga Maghribi) yang dijajah Byzantium menjadi aliansi baru dengan Khilafah Islamiyah. Pasukan Khilafah Islamiyah menyerang Iskandaria di Mesir yaitu markas Angkatan Laut Byzantium, yang mengganggu keamanan pesisir dari Khilafah Islamiyah. Pasukan Khilafah Islamiyah ini disambut baik oleh Muqawqis Petinggi Qibthi (Copti) dan ummat Qibthi seluruhnya di Mesir, berhubung ummat Qibthi yang pengikut doktrin Arius Alexander, selalu mendapat tekanan dari Byzantium yang penganut Trinitas. Andaikata Mesir tidak bergabung dengan Khilafah Islamiyah, maka tidak akan ada tersisa lagi ummat Qibthi di Mesir hingga dewasa ini. > > Di Andalusia (Iberia, Hispania) setelah Wittiza Raja Visigoth, (Wittiza meninggal dunia pada 710 Miladiyah), Roderic naik takhta dan berlaku kejam pada keluarga Wittiza dan para partisan, sehingga mereka menyingkir ke Ceuta (Septa), pesisir utara Maghribi yang baru saja bergabung dengan Khilafah Islamiyah. Di Ceuta, para pelarian Visigothic yang dikejar Roderic berkumpul dengan orang-orang Yahudi dan Kristen penganut doktrin Arius Alexander yang juga melarikan diri dari kekejaman Uskup Katholik yang mengontrol Kerajaan Visigoth. > > Pangeran Ceuta Ilyan (Julian) menampung mereka, karena anak perempuan Ilyan yang pergi belajar di Toledo diperkosa oleh Roderik hingga hamil. Ilyan berhubungan baik dengan Thariq bin Ziyad, panglima Amir (Gubernur) Maghribi, Musa ibn Nashir. Demikianlah Gubernur Musa diminta bantuan oleh para pelarian Visigoth yang dizalimi oleh Roderic serta Kristen Arian dan orang-orang Yahudi yang dizalimi oleh Uskup. > > Demikianlah Amir Maghribi, Musa ibn Nashir dalam musim semi tahun 711 Miladiyah memerintahkan Panglima Thariq bin Ziyad menyeberangi Selat Hercules, yang mulai waktu itu hingga kini berubah namanya menjadi Selat Gibraltar, yang berarti Jabal Thariq, Bukit Thariq, nama bukit pada ujung selatan semenanjung Iberia itu. Yang berminat silakan visit => http://waii-hmna.blogspot.com/2007/03/769-latar-belakang-pendudukan-byzantium.html > > Beta tambah lagi itu kekejaman inqusisi. Suatu sore, ditahun 1525. Penjara terasa hening mencekam, penuh berisi orang-orang yang menolak menjadi Morisko (lihat Seri 627, orang Islam yang beralih agama ke Katholik Roma disebut kelompok Morisko, sedangkan yang dari agama Yahudi disebut kelompok Marrano).- - - - - - Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia. Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh perempuam berhijab digantung pada tiang-tiang kayu-sula yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yang kencang, membuat pakaian Muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara. Sementara, di tengah lapa
[wanita-muslimah] Re: Betulkah Doktrin Ahmadiyah adalah "Blasphemy"?
Koreksi dikit: "...baik menurut sekte Syi'ah, apalagi Sunni." Seharusnya: "...baik menurut Sunni, apalagi Syi'ah". Ahmad > dalam buku-buku akidah? > > Coba saja baca karya-karya akidah/teologi yang ditulis al-Baqillani, > al-Juwayni, al-Baghdadi, al-Ghazali, dll. Dalam karya-karya mereka itu > kita akan jumpai pembahasan soal imamah. > > Ahmad > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tana Doang" > wrote: > > > > Ruzbihan Hamazani, dikutip dari => > http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/04/19/betulkah-doktrin-ahmadiyah-bisa-dianggap-blasphemy/ > > Jika menafsir dan berbeda pendapat dengan sekte dominan dianggap > sebagai penodaan agama, maka banyak kelompok Islam di Indonesia yang > harus dilarang. Pertama-tama yang harus dilarang adalah kalangan > Syi'ah karena sekte ini membawa pandangan tentang "kepemimpinan" > (imamah) yang berbeda dengan pandangan dominan di kalangan Sunni. > > = > > La Tando (MQ) > > Pertama: Yang beta kutip dari tulisannya Ruzbihan Hamazani tersebut > di atas mengandung racun yang berbisa. Ruzbihan Hamazani mengadu domba > antara Sunni vs Syi'ah. Memangnya Sunni dan Syi'ah itu domba ? > > Kedua Ruzbihan Hamazani OOT./ mengaburkan masalah. Kepemimpinan tiu > bukan 'aqidah. > > Ketiga Ruzbihan Hamazani, siapa sih lo ? > > > > > > - Original Message - > > From: Ahmad Badrudduja > > To: Pengajian Kantor ; Keluarga Sakinah ; Keluarga Sejahtera ; > Kerabat Antropologi ; KMNU ; Komnas HAM ; Komunitas Istiqlal ; Islam > Liberal ; LISI ; Lies Marcoes ; Mayapadaprana ; Mediacare ; Mencintai > Islam ; musliminsuffer ; Muthahhari ; Pluralitas ; PPI India ; Wanita > Muslimah ; Zamanku ; Zulfadhli > > Sent: Sunday, April 20, 2008 2:12 AM > > Subject: [wanita-muslimah] Betulkah Doktrin Ahmadiyah adalah > "Blasphemy"? > > > > > > Betulkah Doktrin Ahmadiyah adalah "Blasphemy"? > > > > Ruzbihan Hamazani > > > > Saya terpaksa menulis sekali lagi tentang Ahmadiyah, dan kali ini > yang ingin saya soroti bukan mengenai aspek kebebasan agama seperti > saya tulis dalam artikel sebelumnya. Kali ini, titik pusat pembahasan > saya adalah mengenai kaitan antara ajaran Ahmadiyah dan "blasphemy" > atau pelecehan dan penodaan ajaran agama, sebagaimana dituduhkan oleh > beberapa kalangan. > > > > Salah satu alasan yang dipakai oleh Badan Koordinasi Pengawasan > Aliran Kepercayaan Masyarakat untuk melarang kegiatan Ahmadiyah adalah > penodaan ajaran agama Islam. Dalam pandangan Badan Pengawas itu, > ajaran Ahmadiyah, persisnya mengenai adanya nabi baru setelah Nabi > Muhammad, bertentangan dengan ajaran standar sekte dominan Islam di > Indonesia, yakni sekte Sunni. Bukan hanya itu, doktrin Ahmadiyah itu > juga dianggap sebagai menodai ajaran sekte tersebut. > > > > Cara berpikir ini tentu mudah diikuti oleh kalangan awam. Argumen > ini juga bisa dengan mudah dipakai sebagai propaganda untuk > memberangus kalangan yang berbeda pendapat dengan doktrin resmi yang > dianut oleh golongan yang dominan dalam masyarakat, dengan alasan yang > sederhana: menghina ajaran agama. > > > > Untuk membaca artikel ini selengkapnya, silahkan klik: > > > > > http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/04/19/betulkah-doktrin-ahmadiyah-bisa-dianggap-blasphemy/ > > . > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > >
[wanita-muslimah] Re: Betulkah Doktrin Ahmadiyah adalah "Blasphemy"?
Si Doang, anda yang sebetulnya rancu dan tak mengerti sejarah doktrin Islam. Masalah kepemimpinan dan siapa yang mengganti Nabi setelah beliau wafat (seirng dikenal dengan masalah imamah) adalah masalah akidah, baik menurut sekte Syi'ah, apalagi Sunni. Bahwa masalah imamah masuk dalam masalah akidah, semua orang sudah tahu. Kalau Si Doang tak tahu, itu salahnya sendiri, dan karena itu harus baca yang banyak. Betulkan menurut sekte Sunni, masalah imamah masuk akidah? Menurut pendapat saya, masalah ini masuk akidah dalam pandangan sekte terbesar dalam Islam itu. Memang ini masalah politik, tetapi dalam sejarah Islam masalah yang semua bermula dari area politik itu kemudian menjadi masalah akidah. Contoh yang lain di luar imamah banyak. Bukti bahwa masalah imamah dianggap sebagai masalah akidah oleh sekte Sunni adalah buku-buku tentang akidah yang dikarang oleh mutakallimun atau teolog Sunni. Anda bisa ambil buku-buku standar dalam bidang teologi di lingkungan Sunni, pasti di sana terdapat pembahasan masalah imamah. Jika masalah ini tidak masuk dalam akidah, kenapa didiskusikan dalam buku-buku akidah? Coba saja baca karya-karya akidah/teologi yang ditulis al-Baqillani, al-Juwayni, al-Baghdadi, al-Ghazali, dll. Dalam karya-karya mereka itu kita akan jumpai pembahasan soal imamah. Ahmad --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tana Doang" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ruzbihan Hamazani, dikutip dari => http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/04/19/betulkah-doktrin-ahmadiyah-bisa-dianggap-blasphemy/ > Jika menafsir dan berbeda pendapat dengan sekte dominan dianggap sebagai penodaan agama, maka banyak kelompok Islam di Indonesia yang harus dilarang. Pertama-tama yang harus dilarang adalah kalangan Syi'ah karena sekte ini membawa pandangan tentang "kepemimpinan" (imamah) yang berbeda dengan pandangan dominan di kalangan Sunni. > = > La Tando (MQ) > Pertama: Yang beta kutip dari tulisannya Ruzbihan Hamazani tersebut di atas mengandung racun yang berbisa. Ruzbihan Hamazani mengadu domba antara Sunni vs Syi'ah. Memangnya Sunni dan Syi'ah itu domba ? > Kedua Ruzbihan Hamazani OOT./ mengaburkan masalah. Kepemimpinan tiu bukan 'aqidah. > Ketiga Ruzbihan Hamazani, siapa sih lo ? > > > - Original Message - > From: Ahmad Badrudduja > To: Pengajian Kantor ; Keluarga Sakinah ; Keluarga Sejahtera ; Kerabat Antropologi ; KMNU ; Komnas HAM ; Komunitas Istiqlal ; Islam Liberal ; LISI ; Lies Marcoes ; Mayapadaprana ; Mediacare ; Mencintai Islam ; musliminsuffer ; Muthahhari ; Pluralitas ; PPI India ; Wanita Muslimah ; Zamanku ; Zulfadhli > Sent: Sunday, April 20, 2008 2:12 AM > Subject: [wanita-muslimah] Betulkah Doktrin Ahmadiyah adalah "Blasphemy"? > > > Betulkah Doktrin Ahmadiyah adalah "Blasphemy"? > > Ruzbihan Hamazani > > Saya terpaksa menulis sekali lagi tentang Ahmadiyah, dan kali ini yang ingin saya soroti bukan mengenai aspek kebebasan agama seperti saya tulis dalam artikel sebelumnya. Kali ini, titik pusat pembahasan saya adalah mengenai kaitan antara ajaran Ahmadiyah dan "blasphemy" atau pelecehan dan penodaan ajaran agama, sebagaimana dituduhkan oleh beberapa kalangan. > > Salah satu alasan yang dipakai oleh Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat untuk melarang kegiatan Ahmadiyah adalah penodaan ajaran agama Islam. Dalam pandangan Badan Pengawas itu, ajaran Ahmadiyah, persisnya mengenai adanya nabi baru setelah Nabi Muhammad, bertentangan dengan ajaran standar sekte dominan Islam di Indonesia, yakni sekte Sunni. Bukan hanya itu, doktrin Ahmadiyah itu juga dianggap sebagai menodai ajaran sekte tersebut. > > Cara berpikir ini tentu mudah diikuti oleh kalangan awam. Argumen ini juga bisa dengan mudah dipakai sebagai propaganda untuk memberangus kalangan yang berbeda pendapat dengan doktrin resmi yang dianut oleh golongan yang dominan dalam masyarakat, dengan alasan yang sederhana: menghina ajaran agama. > > Untuk membaca artikel ini selengkapnya, silahkan klik: > > http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/04/19/betulkah-doktrin-ahmadiyah-bisa-dianggap-blasphemy/ > . > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Hukum Islam di Negeri Barat: Pelajaran dari Inggris
Hukum Islam di Negeri Barat: Pelajaran dari Inggris Ruzbihan Hamazani Pada 7 Februari 2008 yang lalu, Kardinal Canterbury, Dr. Rowan William, menyampaikan ceramah berjudul "Civil and Religious Law in England: a Religious Perspective" di hadapan The Royal Courts of Justice di London. Dalam ceramah itu, ia mengeluarkan pernyataan yang menyulut kontroversi berkepanjangan mengenai status hukum Islam atau shari'ah di Inggris. Dia, antara lain, menyatakan bahwa, mengutip majalah The Economist, "some accommodation between British law and sharia, or the Muslim legal tradition, was inevitable and should perhaps be made official." William pada intinya menegaskan bahwa pada akhirnya masyarakat dan negeri Inggris harus menyadari kenyataan bahwa di negeri mereka saat ini bermukim jutaan umat Islam yang menganut sistem kepercayaan dan tradisi hukum yang lain. Oleh karena itu tak ada alasan untuk menolak memberikan umat Islam keleluasaan untuk memakai hukum Islam sebagai referensi legal yang mengatur kehidupan sehari-hari mereka, terutama yang menyangkut masalah sipil atau perdata (seperti nikah dan cerai). Selengkapnya klik: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/02/17/hukum-islam-di-negeri-barat-pelajaran-dari-inggris/
[wanita-muslimah] Hirarki Ilmu dalam Pandangan al-Ghazali dan Relevansinya Saat Ini
Hirarki Ilmu dalam Pandangan al-Ghazali dan Relevansinya Saat Ini Ruzbihan Hamazani Esei pendek ini akan mencoba melihat hirarki ilmu dalam pandangan al-Ghazali, seorang sarjana besar Islam yang hidup pada abad 12 Masehi. Sumber utama tulisan ini adalah bagian pembukaan dalam karya al-Ghazali yang sangat terkenal, "Al-Mustashfa fi `Ilm al-Ushul", sebuah rujukan penting dalam kajian ushul fiqh, yakni teori hukum Islam. Karya al-Ghazali ini cukup menarik karena pada bab pembuka memuat suatu ulasan panjang lebar mengenai logika dan teori kebenaran atau teori pengetahuan (epistemologi). Bagi mereka yang tertarik dengan kajian tentang teori pengetahuan atau epistemologi Islam, karya ini adalah salah satu rujukan yang tak bisa diabaikan. Selengkapnya baca: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/02/13/hirarki-ilmu-dalam-pandangan-al-ghazali-dan-relevansinya-saat-ini/
[wanita-muslimah] Pada Dasarnya, Islam adalah Agama yang Mudah
Ruzbihan Hamazani Apakah untuk menjadi Muslim seseorang harus serta menjadi anggota golongan ini atau itu? Apakah untuk menjadi Muslim ia harus percaya pada fatwa lembaga ini atau itu? Apakah untuk menjadi Muslim ia harus menjadi anggota partai A atau B? Apakah untuk menjadi Muslim ia harus mengkafirkan golongan ini atau itu? Adakah standar minimal untuk menjadi seorang Muslim yang baik? Saat ini kita melihat begitu banyak golongan Islam bermunculan di mana-mana, begitu pula partai-partai yang mengatasnamakan Islam berserakan seperti sampah yang bertebaran di sudut-sudut kota Jakarta. Masing-masing kelompok merasa dirinya paling benar, dan menyalahkan, atau malah lebih jauh lagi mengafirkan golongan lain yang berbeda pendapat. Seorang Muslim awam, melihat keragaman kelompok dan golongan Islam yang menyerupai hutan belantara semacam itu, tentu akan kebingungan. Adakah cara sederhana untuk memahami Islam? Adakah "kompas" untuk menjadi panduan kita di tengah-tengah "lautan" keragaman ini? Catatan pendek ini mencoba menjawab pertanyaan itu. Selengkapnya klik di alamat ini: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/
[wanita-muslimah] Di Manakah Akhlak Kalian, Wahai Umat Islam?
Ruzbihan Hamazani Tantangan umat Islam saat ini adalah menegaskan kembali komitmen yang konsisten pada ajaran etis Islam seperti disebut di atas. Kegagalan melakukan tugas ini akan berarti kegagalan umat Islam memperlihatkan kepada dunia luar tentang universalitas etika Islam, sekaligus kegagalan kleim Qur'an bahwa Islam membawa rahmat bagi seluruh dunia. Alih-alih membawa rahmat, Islam dan umat Islam akan diejek sebagai agama dan umat yang membawa musibah bagi dunia. Inikah nasib Islam yang dikehendaki oleh umat Islam saat ini? Jika umat Islam tak mampu mengubah sikap-sikap mereka sendiri dan hidup sesuai dengan cita-cita etis Islam, maka janganlah melolong, marah, protes kiri-kanan karena bangsa lain menuduh umat Islam sebagai umat yang menggemari kekerasan, intoleran, eksklusif, dan sama sekali tak bisa menhormati pihak lain. Tuduhan dari bangsa lain di luar Islam hanyalah cerminan dari keadaan dalam tubuh umat Islam sendiri. Peribahasa Melayu mengatakan, janganlah karena muka jelek, cermin ditepuk. Qur'an sendiri menegaskan, "inna `l-Laha la yughayyiru ma bi qawmin hatta yughayyiru ma bi anfusihim." (QS 13:11) Artinya: Allah tak akan mengubah nasib suatu bangsa jika mereka tak mengubah keadaan mereka sendiri. .. Selengkapnya baca di: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/01/29/di-manakah-akhlak-kalian-wahai-umat-islam/
[wanita-muslimah] Luthfi Assyaukanie: Nabi Pamungkas dan Nabi Sekunder
Tempo, Edisi. 49/XXXVI/28 Januari - 03 Februari 2008 Nabi Pamungkas dan Nabi Sekunder Luthfi Assyaukanie Peneliti Freedom Institute dan Koordinator Jaringan Islam Liberal, Jakarta Salah satu doktrin utama yang dijunjung tinggi kaum muslim adalah keyakinan tentang Muhammad sebagai nabi pamungkas (khatam al-nabiyyin). Begitu sucinya doktrin ini, para ulama berpandangan bahwa siapa saja yang melanggarnya dapat dianggap murtad atau keluar dari Islam. Menurut hukum Islam (fikih), seorang yang murtad haruslah dibunuh. Para ahli fikih sepakat bahwa pemerintahlah yang harus menjalankan hukuman, namun seorang ulama dari mazhab Syafi'i berpendapat bahwa hukuman itu bisa dilaksanakan secara individual jika pemerintah tak mampu melaksanakannya. Mungkin karena doktrin fikih yang kaku itu, kaum muslim memusuhi dan menyerang Ahmadiyah, sebuah aliran yang meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Baik di Pakistan (negara asal Ahmadiyah) maupun Indonesia, anggota Ahmadiyah dikecam, dikejar-kejar, dan properti mereka dirusak dan dibakar. Tanpa mau mengerti persoalan kompleks tentang konsep kenabian, kaum muslim meminta pemerintah membubarkan Ahmadiyah dan melarang sekte ini hidup di Indonesia. Doktrin khatam al-nabiyyin bukanlah milik kaum muslim saja, tapi ia juga milik semua agama. Setiap agama besar memiliki doktrin nabi pamungkas. Agama Yahudi menganggap Musa sebagai nabi pamungkas; Agama Kristen menganggap Isa sebagai nabi pamungkas; dan agama Buddha menganggap Siddharta Gautama sebagai nabi pamungkas. Masing-masing agama ini menjunjung tinggi doktrin khatam al-nabiyyin, dan akan menganggap siapa saja yang melanggarnya telah tersesat. Pada awal-awal kemunculan agama Kristen, kaum Yahudi menganggap pengikut Isa (Yesus) sebagai kaum heretik, karena mendaulat Isa (bukan Musa) sebagai nabi pamungkas dan bahkan menganggapnya sebagai anak Tuhan. Begitu juga, pada masa-masa awal kemunculan Islam, kaum Kristen di kawasan Bizantium (Kekristenan Timur) menganggap pengikut Muhammad sebagai "sekte Kristen" yang sesat dan menyesatkan. Islam dianggap sekte sesat karena memperkenalkan nabi baru selain Isa, yakni Muhammad, sebagai nabi pamungkas. Sesat menyesatkan terhadap siapa saja yang menolak doktrin nabi pamungkas dalam suatu agama bukanlah unik milik Islam. Setiap agama baru selalu melewati proses semacam ini. Saya menyebutnya "proses heretisasi", yakni upaya menjauh dari pemahaman ortodoks. Jika proses heretisasi berlangsung mulus, sebuah agama baru bakal muncul; jika tidak, konflik dan ketegangan akan terjadi. Proses heretisasi terjadi sepanjang sejarah. Orang-orang Yahudi menganggap Kristen sebagai agama heretis yang menyempal dari agama Yahudi. Begitu juga, kaum Kristen memandang Islam sebagai sekte sesat yang menyempal dari agama Kristen. Pada gilirannya, kaum muslim menganggap Baha'i sebagai agama yang menyempal dari Islam. Baha'i tidak lagi dianggap sebagai bagian dari Islam karena para pemeluknya tak mau menganggap Muhammad sebagai nabi pamungkas, tapi malah menjadikan pemimpin mereka, Baha'ullah, seorang alim dari Persia, sebagai gantinya. l l l Ahmadiyah, menurut saya, belum bisa dianggap sebagai agama baru, karena proses heretisasi dalam dirinya belum sempurna. Para pengikut Ahmadiyah masih terbelah antara menerima Muhammad sebagai nabi pamungkas dan menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi baru. Kecuali jika mereka sendiri yang mendeklarasikan Ahmadiyah sebagai agama baru, tak seorang pun berhak menganggapnya demikian. Saya tidak tahu apakah ada anggota Ahmadiyah yang benar-benar menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi pamungkas. Setahu saya, dari sejumlah literatur tentang Ahmadiyah yang pernah saya baca, seluruh anggota Ahmadiyah di Indonesia tetap menganggap Muhammad sebagai nabi pamungkas, sedangkan Mirza Ghulam Ahmad dianggap sebagai nabi sekunder yang kedudukannya lebih rendah daripada Nabi Muhammad. Konsep nabi sekunder memang tidak dikenal dalam teologi Sunni. Tapi, konsep itu dikenal secara luas dalam agama-agama lain, khususnya Yahudi dan Kristen. Orang-orang Yahudi, misalnya, menganggap Musa sebagai nabi pamungkas, tapi pada saat yang sama meyakini Isaiah, Jeremiah, Ezekiel, dan Daniel sebagai nabi juga, namun bersifat sekunder. Orang-orang Kristen menganggap Isa sebagai nabi pamungkas, tapi pada saat yang sama bisa menerima Simon, James, Matius, dan Thomas sebagai nabi (rasul). Islam tidak mengadopsi teologi semacam itu, tapi mengembangkan doktrinnya sendiri tentang nabi sekunder. Kaum Syiah menyebutnya "imam", sedangkan kaum Sunni memiliki istilah yang beragam, seperti "wali", "ulama", dan "mujaddid" (pembaru). Baik imam maupun wali (dan istilah lain dalam dunia Sunni) sesungguhnya memiliki posisi yang kurang-lebih sama dengan nabi sekunder dalam teologi Yahudi dan Kristen. Para imam dua belas (itsna asy'ariyah) bagi kaum Syi'ah memiliki kharisma dan posisi yang tak bisa disejajarkan dengan kaum muslim biasa. Kedudukan mereka hanya bisa dikalahkan oleh Muhammad, sang nabi pamungkas.
[wanita-muslimah] Re: Women's Rights Body in Pipeline
Ini perkembangan yang baik sekali. Jika Saudi, sebagai kiblat umat Islam sedunia gara-gara ada Ka'bah di sana, melakukan sejumlah reformasi untuk memperbaiki hak-hak wanita di sana, tentu ini akan memiliki pengaruh yang besar bagi dunia Islam. Islam a ala wahabi selama ini menjadi "stempel" untuk mengesahkan pandangan-pandangan konservatif yang sama sekali berlawanan dengan semangat Islam dan demokrasi. Hanya di Saudi lah kita menyaskikan ulama, atas nama Islam, melarang perempuan menyetir mobil. Di sana pula lah kita menyaksikan praktek perempuan dilarang menjadi anggota parlemen. Semoga Saudi di bawah Raja Abdullah menjadi lebih baik dan "reform-minded". AB --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > http://www.arabnews.com/?page=1§ion=0&article=106172&d=28&m=1&y=2008 > > > The Middle East's Leading English Language Daily > > > > Monday 28 January 2008 (20 Muharram 1429) > > > Women's Rights Body in Pipeline > Najah Alosaimi, Arab News - > > > RIYADH, 28 January 2008 - Women's rights activists in the Kingdom are eagerly anticipating the establishment of Ansar Al-Marah - the first civil society dedicated to supporting women's rights in Saudi Arabia. > > Suliman Al-Salman, founder of Ansar Al-Marah, told Arab News that the society aims to create institutional and individual change that would improve the lives of women in the Kingdom. > > "After two years of negotiations with the Ministry of Social Affairs, a request to establish Ansar Al-Marah has been initially approved," said Al-Salman, adding that the Shoura Council's recent approval of the establishment of a National Authority for Civil Society Organizations would speed up the process of obtaining a license for the society to operate. > > Ansar Al-Marah comprises 21 men and women from both the Shiite and Sunni communities. Members include researchers, academics, educators and activists. > > The body aims to increase awareness of women's right by facilitating ongoing debates on fundamental and provocative women issues; and help women improve their social, educational and cultural levels by conducting studies and research. > > Al-Salman said that the society would act as an intermediate body between women and officials. He also denied that there has been a historical bias against women in Saudi Arabia. > > "Looking back to the 60s and 70s women were moving toward the right direction; they started to take higher educations and play a part in the social development," he said. > > Speaking about the current situation of women, Al-Salman said, "The majority of women today are under the dominance of men. They can't be active members of society because of restrictions over their ability to leave home and arrange transport, and their being unable to get the simplest things unless they go through men." > > Al-Salman said that the current women's assemblies in the Kingdom tend to function under the framework of humanitarian relief. "Women's issues are complicated. This requires the establishment of several independent societies to serve women," said Al-Salman, who is from Al-Qassim. > > The idea for Ansar Al-Marah came up after Al-Salman failed to be elected in the municipal election of 2005. As part of his election manifesto, Al-Salman advocated to support women's rights. "I decided to continue defending women's right through other approaches especially after having a full support from activists," he said. > > Regarding the criticism of some people who may feel that the society aims to Westernize Saudi Arabia, Al-Salman said, "Helping women to get their rights, which are ignored or suppressed by law or customs doesn't conflict with Islam, which does not prevent women from utilizing their own money, driving or choosing their own husbands." > > He added, "Both activists and religious people are fighting extremism and are willing to exert efforts for the best of our country." > > > > > > > T > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Soeharto dalam Timbangan
Soeharto dalam Timbangan Ruzbihan Hamazani Minggu, 27 Januari 2008 yang lalu, Presideng Soeharto meninggal dunia. Kita, baik sebagai umat Islam atau bangsa Indonesia, layak mengucapkan belasungkawa dan selamat tinggal kepada mantan presiden yang berkuasa selama kuang lebih 30 tahun itu. Berikut ini adalah esei pendek yang mencoba melihat "warisan" Soeharto, baik yang baik maupun buruk. Dengan mengingat kembali apa yang telah dilakukan Soeharto, kita, sebagai bangsa, dapat merencanakan masa depan yang labih baik bagi Indonesia, dengan cara meneruskan hal-hal baik yang diwariskan Soeharto, serta menghindari hal-hal buruk yang pernah ia lakukan. Tulisan ini adalah semacam "neraca" atau hisab bagi Soeharto sebagai bahan pelajaran buat kita semua. .. Selanjutnya baca di: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/
[wanita-muslimah] Dosa, Kejahatan dan Maksiat
Dosa, Kejahatan dan Maksiat Ruzbihan Hamazani 1. Dalam konteks masyarakat plural seperti Indonesia, tampaknya pengertian tentang "dosa", "kejahatan" dan "maksiat" harus dipahami ulang sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam hubungan sosial antaragama. Tulisan pendek ini mencoba memberikan tafsiran baru atas tiga istilah itu. Dosa selama ini dipahami oleh umat Islam sebagai pelanggaran atas aturan-aturan yang telah ditentukan oleh agama. Contoh-contoh berikut ini bisa menjadi semacam ilustrasi. Jika seseorang tak melaksanakan salat Jumat, atau salat lima waktu sebagaimana diwajibkan oleh ajaran Islam, maka ia telah berdosa. Seoerang yang tak berpuasa, dia berdosa. Seorang tak tak membayar zakat fitrah, ia berdosa. Seseorang yang menghardik orang-tuanya, ia berdosa. Begitu pula jika seseorang mencuri atau membunuh orang lain, maka ia juga berdosa. Seseorang yang menyerobot tanah tetangganya, ia berdosa. Begitu seterusnya. Pemahaman seperti ini, dalam konteks negara non-agama seperti Indonesia, jelas kurang tepat. Saya hendak mengusulkan definisi lain sebagaimana di bawah ini. .. Selanjutnya lihat di: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/
[wanita-muslimah] Tak Ada Agama "Juru Selamat"
Tak Ada Agama "Juru Selamat" Ruzbihan Hamazani Agama seringkali membuat kleim yang agak superlatif atau berlebihan. Hiperbola atau menyatakan sesuatu dengan cara dilebih-lebihkan adalah gejala yang menjangkiti hampir sebagian besar agama. Islam tak terkecualikan dari gejala semacam ini. Salah satu "superlatif" atau gaya berlebih-lebihan semacam ini adalah semboyan yang kerap kita dengar dari sejumlah aktivis Islam: jika dilaksanakan dengan konsisten, Islam akan dapat menyelamatkan dunia. Ada kelompok Islam yang dengan penuh semangat membawa semboyan ini: jika syariat Islam dilaksanakan, maka seluruh masalah yang dihadapi manusia akan selesai. Dalam konteks yang lebih spesifik, dikatakan pula bahwa jika syariat Islam dilaksanakan maka seluruh masalah yang dihadapi negara Indonesia akan selesai. Selanjutnya baca di: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/
[wanita-muslimah] Ramai-Ramai Menghina Kitab Suci Tuhan
Ramai-Ramai Menghina Kitab Suci Tuhan Ruzbihan Hamazani Ini adalah sekedar renungan pendek di akhir minggu. Saya sungguh heran dengan perangai umat Islam saat ini, terutama pada saat menjelang akhir tahun. Saya membaca banyak sekali informasi bertebaran entah di situs atau milis-milis yang mendiskusikan soal Kristen, Natal, Yesus, Injil, dsb. Isinya antara lain: menjelek-jelekkan Injil yang merupakan kitab suci orang Kristen, mencari-cari segala bentuk kesalahan di sana. Asal-usul dari informasi semacam ini, sebagaimana kita tahu, adalah Kristologi, yaitu kajian tentang Kristen yang dilakukan oleh umat Islam untuk menjelek-jelekkan agama dan kitab suci Kristen. Tindakan mencari-cari kesalahan dalam kitab suci ini bukan mustahil ada juga pada pihak Kristen, terutama kalangan fundamentalis-evangelis. Sebagaimana di Islam ada Kristologi untuk mencari-cari kesalahan Kristen, begitu pula dalam Kristen ada pula semacam Islamologi untuk mencari-cari kesalahan dan kelemahan Islam. Selanjutnya baca di: http://minhaj-al-aqilin.blogspot.com/
[wanita-muslimah] "Nyanyian" Para Mantan Islam dan Kristen
Diambil dari: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/ "Nyanyian" Para Mantan Islam dan Kristen Ada fenomena menarik yang layak kita perhatikan sejenak: orang Kristen pindah agama, masuk Islam, lalu kampanye ke mana-mana menjelek-jelekkan "mantan" agamanya dulu. Sebaliknya, ada pula orang Islam, keluar, lalu pindah ke Kristen dan menjelek-jelekkan Islam. Fenomena ini lucu, sebab mengingatkan kita pada fenomena serupa yang kita lihat dalam kehidupan kepartaian. Dulu, di kampung saya, ada seorang kiai yang fanatik sekali dengan Partai Ka'bah, yakni PPP. Begitu fanatiknya, sampai-sampai dia menuduh kafir mereka yang mencoblos Golkar. Beberapa tahun kemudian, karena satu dan lain perkara, ia loncat pagar meninggalakan PPP, dan tanpa kikuk serta rasa malu bergabung dengan Golkar. Setelah di Golkar, dengan sengit dan penuh semangat empat-lima ia menjelek-jelekkan PPP. Masyarakat akhirnya tahu sejauh mana kualitas kiai semacam itu. Inilah fenomena yang kita lihat pada orang seperti Irena Handono. Konon ia mantan biarawati, keluar dari Kristen, lalu masuk Islam. Setelah itu, dengan penuh semangat ia menjelek-jelekkan Kristen. Tentu orang Islam senang sekali mendengar mantan Kristen menjelek-jelekkan agama itu, "Tuh lihat, orang Kristen aja menjelek-jelekkan agama itu. Berarti agama Yesus ini memang salah." Fenomena ini juga terjadi untuk kasus sebaliknya. Ada orang yang namanya Muhammad Ali Makrus al-Tamimi. Konon, ini orang Arab. Melihat nama marganya, al-Tamimi, tampaknya orang ini memang keturunan Arab, meskipun masih harus dibuktikan. Menurut sas-sus yang belum tentu benar, ia pernah bergabung dengan FPI. Wow! Mantan FPI masuk Kristen. Ini benar-benar memenuhi prinsip pemberitaan yang laku di pasar, "A man bites a dog!" Kalau ini benar, tentu menarik sekali. Orang Kristen tentu senang bukan alang-kepalang, "Nih, orang FPI yang "fundamentalis" aja bertobat dan mengikuti jalan Yesus. Berarti jalan Yesus memang benar adanya." Baik ceramah Irena maupun Al-Tamimi beredar luas di pasaran dalam bentuk kaset, VCD, DVD, juga transkripsi di internet. Irena bahkan menerbitkan sejumlah buku. Saya mendengarkan dan membaca beberapa. Kesan pertama saya secara spontan: keduanya tidak memiliki pengetahuan yang mendalam baik tentang agama yang dulu dipeluknya, apalagi agama yang baru diikuti. Apa yang mereka utarakan baik mengenai "isteri lama" atau "isteri baru", sama-sama dangkal. Orang awam yang suka dengan sensasi boleh jadi tertarik dengan ceramah apologetik semacam itu. Tetapi ceramah dan tulisan mereka sama sekali tak membantu masing-masing pihak dalam Islam dan Kristen untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dan simpatik mengenai pihak lain. Kalau orang hendak belajar Islam yang baik, tentu harus membaca sumber-sumber dari Islam sendiri, penafsiran yang ditulis oleh sarjana Islam. Begitu pula, kalau anda mau belajar Kristen dengan baik, dengarkanlah apa kata orang "dalam" Kristen sendiri, bagaimana para "exegete" atau penafsir Injil memahami ayat-ayat dalam kitab suci itu. Sebagaimana lucu sekali memahami Islam dari orang yang benci Islam, begitu pula sangat lucu jika orang Islam memahami Kristen melalui sumber-sumber yang benci Kristen. Do I make myself clear? Oke, saya akan berikan beberapa contoh sederhana. Irena Handono, misalnya, menulis buku untuk menjawab buku polemis karangan seorang pendeta "fundamentalis-evangelis" dari Amerika, Robert Morey, "The Islamic Invasion: Confronting the World's Fastest Growing Religion". Buku ini konon diterjemahkan oleh kalangan Kristen dan disebarkan ke mana-mana sebagai semacam polemik-tandingan dari pihak Kristen terhadap Islam. Kalau orang luar Islam mau belajar tentang Islam, tentu buku Morey bukanlah rujukan yang baik. Begitu juga ketika seseorang mau belajar Kristen dengan baik, tentu buku-buku polemik karangan orang-orang macam Ahmad Deedat atau Irena Handono sendiri bukan sumber yang tepat. Dua-duanya adalah sumber informasi yang bias, bahkan penuh kebencian. Sejarah hubungan Islam dan Kristen memang sarat dengan kecurigaan, bahkan kebencian. Orang Islam menuduh pihak Kristen melakukan disinformasi dan kampanye buruk mengenai Islam, tetapi orang Islam lupa bahwa mereka juga melakukan hal yang sama pada Kristen. Kalau umat Islam dan Kristen hendak membangun dialog yang simpatik, saran saya hanya satu: baik bukunya Deedat dan Morey sebaiknya diistirahatkan di pojok kamar, masukkan dalam koper, dan bacalah buku-buku yang ditulis dengan sungguh-sungguh, mendalam, dan simpatik mengenai dua agama itu. Kalau mau, boleh juga dibaca buku perbandingan agama yang ditulis dengan simpatik, seperti bukunya Houston Smith, The Religions of Man, terbit pertama kali pada 1958. Belakangan, judul buku ini diubah menjadi "The World's Religions: Our Great Wisdom Traditions". Judul yang lama dianggap kurang sensitif terhadap aspek jender. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada dekade 80an oleh Djohan Effendi, terbit oleh Penerbit Obor. Dengarlah salah satu kalimat
[wanita-muslimah] Nota Buat Adian Husaini
Diambil dari: http://minhaj-al-aqilin.blogspot.com/ Nota Buat Adian Husaini Oleh Ruzbihan Hamazani Adian Husaini adalah salah satu penulis yang sangat digemari banyak kalangan Islam. Ia menulis rutin setiap minggu di Majalah Hidayatullah. Kolom-kolom mingguannya dibahas di Radio Dakta. Sebagai bekas wartawan, ia memang memiliki ketrampilan menulis yang cukup baik, enak dibaca, dan renyah. Kelemahan Adian hanya satu: sering memeragakan logika yang janggal. Ala kulli hal, salut untuk Adian Husaini. Baru-baru ini, ia menulis sebuah kolom di situs Hidayatullah, "Mitos-Mitos tentang Perayaan Natal Bersama". Tulisan ini beredar di banyak milis. Dalam tulisannya itu, ia mengkritik Prof. Din Syamsuddin yang menghadiri Perayaan Natal Bersama. Tulisan pendek ini ingin sekedar memberikan catatan pada kolomnya itu. Tokoh kerukunan? Saya ingin mulai dengan hal yang sederhana. Adian mengenalkan dirinya di ujung tulisan sebagai Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Pusat. Saya berteriak dalam hati: What? Bagaimana orang seperti Adian menjadi seorang pejabat penting di MUI pusat untuk mengurus soal kerukunan umat beragama? Apakah saya tak salah? Apakah kata "kerukunan" mempunyai arti lain di sini? Kata "kerukunan" berasal dari akar kata "rukun" yang artinya kira-kira laras, harmonis, serasi, damai, dsb. Kata rukun berlawanan dengan sejumlah kata lain: tengkar, cekcok, curiga, dst. Setahu saya, tulisan-tulisan Adian Husaini selama ini penuh dengan rasa curiga pada agama lain, terutama Kristen, nyinyir pada kelompok-kelompok Islam yang memperjuangkan dialog antaragama dan pluralisme, dst. Dia dulu juga pernah menjadi salah satu pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), lembaga Islam yang kita kenal membenci orang Kristen, dan selalu dengan mudah menuduh pihak "lawan debat" dengan istilah antek Yahudi (seperti terjadi pada Cak Nur). Bagaimana orang dengan rekam jejak seperti ini diserahi tugas untuk mengurus kerukunan antar umat beragama? Apakah ini tidak sama dengan meminta seorang koruptor menjadi anggota KPK? Apakah mungkin sapu kotor membersihkan lantai? Bukankah faqid al-shai' la yu'thihi, kata pepatah Arab (orang yang tak punya sesuatu, tak akan bisa memberikan sesuatu itu)? Nada tulisan Adian soal mitos-mitos perayaan Natal bersama itu sendiri, seperti anda bisa baca, kuat sekali diwarnai dengan nada eksklusivisme, curiga pada kelompok lain, dan sama sekali antidialog. Jika MUI memang benar-benar memiliki komitmen untuk membangun kerukunan antaragama di Indonesia, tampaknya lembaga itu perlu berpikir ulang untuk mempertahankan Adian Husaini dalam komisi kerukunan tersebut. Alih-alih memperjuangkan kerukunan, orang seperti Adian ini hanya akan mempertahankan kecurigaan dan kebencian. Kecuali jika MUI memang niatnya sejak awal adalah mendirikan Komisi Kecurigaan Umat Beragama. Jika benar demikian, tentu saya seratus persen mendukung Adian Husaini bertahan selama-lamanya di sana. Mitos Adian atau mitos sungguhan? 1. Adian mengemukakan sejumlah mitos di sekitar perayaan natal bersama (PNB). Sekarang marilah kita memeriksa satu per satu mitos-mitos yang dikemukakan oleh Adian. Pertama, dia mengatakan bahwa ada mitos tentang keharusan mengikuti PNB. "Mitos ini seperti sudah begitu berurat berakar, bahwa PNB adalah enak dan perlu," ujarnya. Saya sungguh tak tahu, dari manakah Adian memetik mitos ini: Apakah dari pohon mangga di belakang rumahnya, atau dari kebun milik temannya? Tak ada seorang pun mewajibkan ikut perayaan Natal bersama. Orang boleh ikut, boleh tidak. Tak ada undang-udang yang mengharuskan, juga tak ada kewajiban sosial untuk melakukannya. Teman-teman saya yang beragama Kristen sama sekali mengerti jika saya tak ikut perayaan Natal, karena khawatir dianggap memaksakan iman. Tetangga saya yang Kristen yang hampir setiap tahun mengucapkan Selamat Idul Fitri tak pernah meminta "balas jasa" kepada saya untuk mengucapkan Selamat Natal setiap bulan Desember tiba. Jadi, dari mana Adian dengan begitu cemerlangnya menemukan mitos ini? Jika mitos ini benar-benar ada, tentu Adian layak mendapat pernghargaan yang setinggi-tingginya atas penemuan yang cerdas ini. Mungkin ia layak dimasukkan di musium rekor Indonesia (MURI). Yang sungguh menakjubkan, Adian mengatakan bahwa mitos ini telah berurat berakar dalam masyarakat. Saya tak tahu, masyarakat mana yang sedang dibicarakan Adian. Jadi, apa yang sesungguhnya terjadi dalam masyarakat? Istilah Perayaan Natal Bersama sebetulnya mudah ditelusuri asal-usulnya. Masyarakat kita mengenal adat-bertetangga yang bentuknya macam-macam. Kalau anda hidup di desa, adalah hal yang lumrah jika tetangga anda sedang punya perhelatan, anda diundang untuk datang dalam acara itu. Adat seperti ini berlaku tanpa mengenal perbedaan agama. Kalau tetangga saya yang Kristen sedang "mantu" dia akan mengundang saya. Saat saya mengadakan pertemuan RT di rumah yang kadang disertai dengan membaca ratib, barzanji atau yasinan, saya juga akan mengudang tetangga saya yang K
[wanita-muslimah] Ingin mendapatkan artikel2 bermutu tentang Islam?
Ingin mendapatkan artikel-artikel yang bermutu tentang Islam? Silahkan daftar di milis berikut ini: http://groups.yahoo.com/group/bacaan-islam-bermutu/ Yahoo! Groups Sponsor ~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Ingin mendapatkan artikel2 bermutu ttg Islam?
Ingin mendapatkan artikel-artikel yang bermutu tentang Islam? Silahkan daftar di milis: http://groups.yahoo.com/group/bacaan-islam-bermutu/ Yahoo! Groups Sponsor ~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Ingin mendapatkan artikel2 bermutu ttg Islam?
Ingin mendapatkan artikel-artikel Islam yang bermutu? Silahkan daftar di milis berikut: http://groups.yahoo.com/group/bacaan-islam-bermutu/ Yahoo! Groups Sponsor ~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Kanker "TTT" dan vaksin "T"
Assalamu 'alaikum, Kondisi umat Islam sekarang ini tidak seluruhnya menggembirakan. Dalam banyak lapangan kehidupan, umat Islam mengalami banyak ketertinggalam, keterbelakangan, kemunduran, terutama yang lebih mencolok adalah kemunduran dalam bidang pendidikan. Ini mengakibatkan kebodohan merajalela dan meruyak di kalangan umat Islam. Kebodohan inilah yang melahirkan sikap-sikap yang kemudian tidak sesuai dengan ajaran Islam sendiri. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta ilmu. Mencari ilmu adalah imperatif atau kewajiban moral yang harus ditunaikan sepanjang hidupnya. "Thalabul 'ilmi faridlatun 'ala kulli muslimin wa muslimatin," demikian sabda Nabi. Mencari ilmu adalah kewajiban bagi umat Islam, laki atau perempuan. Etos mencintai ilmu sangat ditekankan oleh Islam, dan karena itulah pada zaman keemasannya, Islam melahirkan peradaban yang menjulang tinggi, dengan landasan utamanya adalah pengetahuan dan ilmu. Lahirlah sarjana besar dalam pelbagai lapangan ilmu pengetahuan. Tiada bidang pengetahuan yang tak disentuh oleh para sarjana Islam pada masa keemasan peradaban Islam yang merentang dari abad 8 hingga 12 M. Salah satu warisan penting dari peradaban ilmu ini adalah sikap menerima perbedaan. Dalam sejarah Islam, dikenal apa yang disebut dengan "adabul khilaf", atau etika berbeda pendapat. Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang menyuburkan tumbuhnya ilmu, dan kemajuan Islam pada zaman itu dicapai justru karena pendapat- pendapat yang berbeda itu dimungkinkan untuk tumbuh. Sekarang, etos itu mulai pudar. Di dalam tubuh umat Islam sendiri sekarang muncul sikap-sikap yang serba absolutistik, yakni ingin dan merasa benar sendiri, menyalahkan orang lain. Gejala takfir, atau mengkafirkan sesama Muslim yang berbeda pendapat, muncul di mana- mana, mulai dari Timur Tengah hingga ke kawasan Melayu seperti Indonesia. Gejala untuk mudah menganggap orang lain murtad juga meruyak di mana-mana. Sedikit berbeda, seseorang dengan mudah menganggap sahabatnya sendiri sebagai murtad dan keluar dari Islam. Gejala ini saya sebut "tardid" atau menganggap orang lain murtad. Gejala lain adalah suka menganggap orang lain yang berbeda sebagai melakukan bid'ah. Bid'ah artinya adalah sesuatu yang baru yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasul. Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda bahwa "iyyakum wa muhdatsatil umur, fa inna kulla muhdatsatin bid'ah, wa kulla bid'atin dlalalah, wa kulla dlalatin fin nar". Artinya: hati-hatilah kalian pada hal-hal yang baru (dalam agama), sebab setiap hal yang baru adalah bid'ah, sementara setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan akan berujung di neraka". Beberapa kelompok dalam Islam ada yang dengan mudah menyebut kelompok lain bid'ah dan dengan demikian akan masuk neraka. Istilah bid'ah memang dengan mudah disalahgunakan oleh setiap kelompok untuk menyerang kelompok lain. Gejala ini saya sebut "tabdi'" atau pembid'ahan. Jadi kita punya tiga gejala yang sekarang ini berkembang dalam tubuh umat Islam, yaitu "TTT" (baca: tripel-ti): takfir, tardid, dan tabdi'. Ini semua adalah kanker yang pelan-pelan akan menggerogoti Islam sendiri dalam jangka panjang. Ujung dari penyakit ini adalah "tabdid" atau perusakan Islam, dan bukan "tajdid", yakni memperbaharui semangat Islam. Sebab kanker "TTT" itu akan membuat umat Islam saling tengkar, merasa benar sendiri, dan gemar menggunakan kata-kata kotor terhadap kelompok lain yang berbeda. Salah satu contoh kegemaran memakai kata-kata kotor adalah penggunaan istilah "SEPILIS" yang merupakan singkatan dari sekularisme, pluaralisme, dan liberalisme. Istilah ini dipakai oleh kalangan yang tak suka dengan kalangan Muslim di Indonesia yang mengampanyekan pluralisme. Meskipun saya tidak sepakat dengan semua gagasan yang diusung oleh para intelektual Muslim pluralis, tetapi memakai istilah "SEPILIS" atau "kaum SEPILIS" untuk mengkritik, atau bahkan meledek, kelompok Muslim pluralis adalah tindakan yang menjauhi adab Islam. Tindakan semacam itu jelas menyalahi firman Tuhan dalam Surah Al Hujurat (49:11), "wa la talmizu anfusakum wa la tanabazu bil alqab". Abdullah Yusuf Ali, salah satu penerjemah Quran ke dalam bahasa Inggris yang otoritatif, menerjemahkan ayat ini sebagai berikut, "Nor defame nor be sarcastic to each other, nor call each other by (offensive) nicknames". Artinya: tidak boleh kalian saling mencemarkan nama baik, bersikap sarkastik, juga tidak boleh saling menyebut satu dan yang lain dengan nama-nama yang menyinggung perasaan. Ajaran Islam yang sangat mulia ini tampaknya mulai dilupakan oleh beberapa kelompok umat Islam. Sikap saling mencerca, saling meghina, saling melontarkan kata-kata keras, saling menyebut kawan sesama Muslim dengan sebutan-sebutan yang sarkastik, sekarang ini menggejala di mana-mana. Istilah SEPILIS adalah salah satu gejala seperti itu. Amat menyedihkan bahwa istilah itu dipakai bukan saja oleh umat Islam yang awam, tetapi oleh sebagian tokoh Islam yang d
[wanita-muslimah] Pandangan kaum salafi -- Sumber perpecahan?
Assalamu 'alaikum wr. wb. Saya mendapatkan artikel karangan salah satu tokoh penting gerakan salafi di Indonesia, Ja'far Umar Thalib. Saya coba forward di bawah untuk menjadi bahan kajian kritis bagi anggota milis di sini. Salah satu kleim orang Salafi adalah bahwa mereka ini ingin kembali kepada ajaran salaf, yakni ajaran Islam sebagaimaan dipahami Nabi, sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Islam sebagaimana dipahami oleh generasi awal itu dianggap sebagai Islam yang paling benar. Tentu, kita, sebagai orang Islam, tiada menyangkal sedikitpun bahwa Islam sebagaimana dicontohkan oleh generasi salaf itu adalah Islam yang layak menjadi panutan kita. Mereka adalah generasi yang masih dekat dengan sumber suci Islam, masih dekat dengan Nabi panutan kita. Tetapi, kalau kita baca nada karangan Ja'far ini, terutama yang berkaitan dengan hubungan antar sesama golongan Muslim, juga dengan golongan di luar Islam, sangat eksklusif sekali. Nada seperti inilah yang bisa menimbulkan sikap paling benar sendiri, mudah menghakimi kelompok lain. Itulah yang terjadi sejak dulu dengan orang-orang yang mengaku salaf. Dan luluhur mereka, yakni Ibn Taymiyah, Ibnul Qayyim al Jauziyyah, dan diteruskan oleh Muhammad bib Abdul Wahhab, sejak dulu memang sangat sengit terhadap sesama kelompok Islam. Saya mengikuti salaf. Tetapi kalau salaf dijadikan alat untuk merasa paling benar sendiri seperti gaya Ja'far itu, maka sesungguhnya salafi semacam itu yang paling potensial menimbulkan perpecahan umat Islam, terutama di Indonesia. Saya melihat, sekarang ini banyak orang di Indonesia yang "kepincut" dengan gerakan salafi hanya gara-gara retorika gerakan ini yang menggunakan pendapat-pendapat ulama salaf, dan karena itu kelihatan paling Islam. Saya melihat, model salafi seperti dikembangkan oleh Ja'far itu sangat potensial memecah belah umat Islam. Ada orang lain yang juga kelihatannya salafi, karena sering mengutip pendapat Ibn Taymiyah dan Ibnul Qayyim, yaitu Hartono A. Jaiz yang buku-bukunya, karena mengandung banyak provokasi, banyak dibaca dan menarik perhatian sebagaian umat Islam. Contoh salafi yang bagi saya "keblinger" adalah seperti Hartono itu: semua kelompok disesatkan. Persis seperti Ja'far yang menganggap orang-orang salafi yang terpengaruh oleh pikiran Ikhwan sebagai "sururi", dan gerakan sururiyyah serta hizbiyyah di mata orang-orang salafi seperti Ja'far dianggap sebagai sama bahayanya dengan kekufuran itu sendiri. Saat ini, sikap yang paling baik dan harus dikembangkan umat Islam adalah menghargai perbedaan, mengembangkan sikap ukhuwwah, dan menghindari sebisa mungkin penyesatan sesama saudara Muslim. Saya menghargai gerakan salafi, tetapi sikap orang-orang salafi yang puritan, merasa paling Islam, dan mudah menyesatkan kelompok lain -- sikap-sikap yang sekarang menular ke banyak kalangan Islam saat ini-- sangat berbahaya kalau tidak dikritik. In uridu illal ishlah, wa ma taufiqi illa billah. ahmad * PRAHARA DAKWAH SALAFIYAH DI INDONESIA Oleh: Al Ustadz Ja'far Umar Thalib Dalam tulisan ini saya berupaya mendudukan berbagai bentuk kerancuan yang sempat menghinggapi pemahaman Salafiyyah Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar kiranya menambah kejelasan bagi pembaca sekalian, bahwa kesan perpecahan yang muncul di mata masyarakat itu sesungguhnya tidaklah benar. Yang benar ialah adanya kesimpangsiuran pada sebagian orang yang mengaku berpemahaman Salaf, tetapi sesungguhnya pemahamannya sudah terkontaminasi oleh berbagai penyimpangan. Dakwah Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jama'ah telah merambat di banyak wilayah di Indonesia dan sekitarnya sejak dulu kala.[1] Namun digenerasi ini, dakwah yang mulia ini telah terkontaminasi (yakni terkena berbagai kerancuan) oleh berbagai pemikiran lain yang menyimpang dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Berbagai kerancuan yang menghinggapi dasar pemahaman Dakwah Salafiyah akhir-akhir ini di Indonesia, banyak menimbulkan kesan adanya perpecahan di kalangan Salafiyyin (para penganut pemahaman Salafus Sholeh). Kesan-kesan perpecahan itulah yang saya maksudkan dengan prahara Dakwah Salafiyah di Indonesia. Dalam Tulisan ini saya berupaya mendudukan berbagai bentuk kerancuan yang sempat menghinggapi pemahaman Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar kiranya menambah kejelasan bagi pembaca sekalian, bahwa kesan perpecahan yang muncul di mata masyarakat itu sesungguhnya tidaklah benar. Yang benar ialah adanya kesimpangsiuran pada sebagian orang yang mengaku berpemahaman Salaf, tetapi sesungguhnya pemahamannya sudah terkontaminasi oleh berbagai penyimpangan. Adapun berbagai kerancuan itu adalah sebagai berikut: Salafiyatul Aqidah Ashriyatut Tandhim wal Harakah, yakni suatu pergerakan yang pemahaman aqidahnya mengambil dari aqidah Salaf, sedangkan sistem pergerakannya memakai sistem kekinian. Yang dimaksud dengan ungkapan ini ialah upaya menggabungkan berbagai pola dakwah antara Sal
[wanita-muslimah] Bencana di Pakistan -- Karena Ahmadiyah ditembaki?
Assalamu 'alaikum wr. wb. Menurut laporan terakhir, bencana gempa bumi di Pakistan saat ini sudah merenggut 30.000 korban nyawa, angka yang fantastis, meskipun masih di bawah korban tsunami, tetapi jelas jauh di atas korban badai Katrina dan Rita di New Orleans. Kita doakan, semoga korban diterima oleh Allah swt. sebagai syahid, dan keluarga mereka memperoleh ketahanan mental serta kesabaran. Dulu, waktu tsunami melanda Aceh, banyak orang Islam, mulai dari para kiai, dai, ustaz, hingga orang awam, yang mengatakan bahwa tsunami adalah peringatan dari Allah karena masyarakat Aceh kurang sungguh-sungguh melaksanakan Syariat Islam. Ada yang mengatakan, karena untuk pertama kali, di Aceh diselenggarakan perayaan natal. Ada yang mengatakan karena muda-mudi Aceh sudah mulai berpakian tak sesuai dengan Islam. Seorang dai kondang dari Timur Tengah mengatakan, bencana tsunami yang melanda, antara lain, Phuket, Thailand, adalah sebagai pelajaran buat kawasan yang menjadi obyek turisme dan dengan demikian juga menjadi pusat maksiat itu. Seorang ulama dari Saudi mengomentari bahwa bencana Katrina di New Orleans, AS, adalah peringatan Allah terhadap AS karena sikapnya yang adigang- adigung selama ini. Kita tidak tahu, apakah keterangan itu benar atau tidak. Yang jelas, bencana sudah terjadi, kita, sebagai sesama manusia, wajib mendoakan mereka yang menjadi korban agar Tuhan menerima amal mereka, agar keluarga mereka tabah dan mendapat "consolation" yang setimpal. Perkara bencana itu terjadi karena apa, kita semua serahkan kepada Allah, karena itu adalah rahasiaNya. Tetapi, saya tergelitik untuk ingin mendengar apa kata para ustas, kiai, dan dai yang dulu pernah mengatakan bahwa tsunami itu terjadi karena ini atau itu. Apa kata mereka tentang bencana di Pakistan ini, negeri Islam, yang konstitusinya Islam, melaksanakan syariat Islam (walau pun masih belang bonteng), dan resmi menjadikan Islam sebagai agama negara? Saya berandai-andai saja. Apakah bencana di Pakistan ini ada kaitannya dengan sikap umat Islam di Pakistan yang memusuhi orang- orang Ahmadiyah selama ini. Berkat tekanan Partai Islam Jamaat-i Islam-i yang fundamentalis, sejak beberapa tahun lalu, pemerintah Pakistan menganggap Ahmadiyah sebagai di luar Islam, dan digolongkan sebagai "kelompok minoritas non-Muslim". Beberapa waktu lalu ada berita serangan dan penembakan masjid Ahamadiyah di Pakistan yang merenggut 8 nyawa (beritanya lihat di bawah). Sikap permusuhan terhadap Ahmadiyah seperti ini sudah berlangsung lama di Pakistan, selain permusuhan orang-orang Sunni terhadap Syi'ah dan juga sebaliknya. Apakah bencana di Pakistan ada kaitannya dengan sikap umat Islam yang suka menyerang kelompok yang berbeda seperti ini, sebagai pelajaran dari Allah agar mereka ingat bahwa "innamal mukminuna ikhwatun", sesungguhnya sesama orang beriman adalah saudara? Jarak antara kejadian penembakan terhadap orang-orang Ahmadiyah dan bencana gempa itu begitu dekatnya, hanya berselang beberapa hari saja. Apakah ada kaitannya? Apakah ini peringatan dari Allah kepada orang-orang yang sok benar selama ini? Saya hanya berandai-andai saja. Saya hanya ingin dengar, apa lagi yang dikatakan oleh para ustaz dan dai di banyak negeri Muslim yang suka berandai-andai tentang bencana alam itu. Kita semua tak tahu. Wallahu a'lam bisshawab. ahmad == http://www.liputan6.com/view/9,110414,1,0,1128738960.html Luar Negeri Pakistan Masjid Ahmadiyah di Pakistan Ditembaki, Delapan Tewas 08/10/2005 09:20 Delapan orang tewas dan 19 lainnya luka-luka ketika sebuah masjid milik Jemaah Ahmadiyah di Desa Mong, sekitar 250 kilometer dari ibu kota Islamabad, Pakistan, dihujani tembakan oleh tiga pria bertopeng. Liputan6.com, Mong: Tiga orang melepaskan tembakan di dalam sebuah masjid milik Jemaah Ahmadiyah di Desa Mong, sekitar 250 kilometer dari ibu kota Islamabad, Pakistan, baru-baru ini. Akibatnya, delapan orang tewas dan 19 lainnya luka-luka. Penembakan dilakukan tiga pria bertopeng yang menaiki sepeda motor. Saat itu di dalam masjid terdapat puluhan orang. Imam masjid menuturkan ketika penembakan usai, yang terdengar hanya tangisan orang-orang yang ketakutan. Menurut polisi, penyerangan terhadap Jemaah Ahmadiyah mungkin bermotif sektarian. Serangan ini berbarengan dengan peringatan dua tahun meninggalnya Maulana Azam Tariq, pemimpin kelompok Sipah-e- Sahaba. Organisasi ini dituding membunuh ratusan penganut Islam Syiah, Kristen dan pemeluk Ahmadiyah.(MAK/Rcm Yahoo! Groups Sponsor ~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/