[wanita-muslimah] 100901 Terlanjur berdosa
100901 Terlanjur berdosa. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Ketika kita mencoba mengkaji al-Qur'an maupun sunnah Rasulullah mungkin sekali kita jadi merasa bahwa selama ini cukup banyak ataupun mungkin sepertinya tak tehdtung lagi seberapa besar dosa kita, padahal mungkin kesalahan yang pernah kita lakukan itu tergolong yang orang bilang sebagai "dosa yang tak berampun". Lalu apa yang dapat kita lakukan atas hal itu? Tidak mustahil pula berulang kali kita bertanya kepada orang yang kita harap dapat memberi jalan keluar, namun ternyata jawabnya sama, ataupun langsung sepertinya memberi putusan ulang: "Neraka!", padahal sebenarnya Allah SWT dengan sifat pemaaf maupun pemurahNya telah memberi peluang terampuni dosanya. (Qur'an surat at-Tahrim [66]: 8) Dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh at-Turmudzi, Allah menyatakan bahkan menyatakan bahwa asalkan seseorang masih mau bertaubat sedangkan dia tidak musyrik, lalu memohon ampunan Allah, maka akan diampuniNya walaupun dosanya sudah menumpuk setinggi langit. Yang perlu kita perhatikan adalah Allah sangat menghargai hak yang telah diberikan kepada manusia, sehingga untuk pertaubatan itu untuk hal yang menyangkut sesama manusia disyaratkan adanya kerelaan pemaafan dari orang yang disalahinya itu. Masih mudah jika kita hanya menyalahi satu atau dua orang, namun bagaimana jika seseorang mengambil hak banyak orang semisal semisal korupsi ataupun "mengakali" timbangan, takaran, atau ukuran atas banyak pelanggannya? Kita boleh yakin bahwa tidak mungkin bagi orang ini untuk mengenali siapa-siapa yang pernah dicuranginya itu. Artinya bahwa untuk meminta maaf kepada satu atau dua orang termasuk "mudah", semisal dengan menemuinya langsung, menelpon, ber-SMS, ataupun bersurat. Namun jika yang disalahinya itu sudah sedemikian banyak, dan sudah sulit untuk menelusuri siapa dan seberapa besar kecurangan yang yang telah dilakukan atas masing-masingnya, lalu bagaimana? Di sinilah kita akan menjumpai cukup banyak cara yang "ditawarkan" oleh para ulama. Misalnya saja ketika uang masih berupa kepingan (koin) logam mulia, ada yang menyarankan untuk memilah mana uang yang memang haknya, lalu sisanya lemparkan ke sungai biarlah nanti Allah "menyerahkan" koin itu ke penemunya di kelak kemudian hari. Bentuk lain adalah secara sembunyi-sembunyi menyerahkan harta yang bukan haknya itu ke badan amal dengan mengatasnamakan siapa-siapa yang punya hak yang tidak dapat lagi ditelusuri. Tanpa proses seperti itu dosanya akan tetap tak terhapuskan, dan harta kecurangannya itu akan dikalungkan ke lehernya di neraka nanti. Semoga kita termasuk mereka yang selamat, yang mampu menjaga kebersihan harta dari dosa. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software DOS sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100822 Menata langkah lanjut
100822 Menata langkah lanjut di bulan Ramadhan. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Kita sudah menempuh lebih dari sepertiga kesempatan peningkatan diri dalam beribadah dalam puasa Ramadhan. Namun mungkin ada dari kita yang lupa atau masih kurang menyadari puasa yang kita jalani itu untuk apa; jangan-jangan masih banyak dari kita yang tergolong pada kelompok yang oleh Rasulullah SAW disebutkan bahwa mereka itu tidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga saja. Mereka itu terlupa akan tujuan puasanya, sehingga mereka masih melakukan hal-hal yang tak lagi dilakukan oleh orang yang berpuasa, yang seharusnya disadari bahwa dia sedang meningkatkan mutu taqwanya; pahala puasanya berkurang ataupun hilang karena perbuatan salahnya itu. Taqwa merupakan manifestasi amalan lahiriyah maupun bathiniyah dari iman seseorang, tingkat keyakinan orang itu. Seibarat orang murid yang belajar giat, dia melakukannya karena yakin bahwa belajar itu akan memudahkan kemungkinan bagi dia untuk lulus ujian; dengan kelulusan itu dia yakin akan lebih mudah meneruskan pendidikan. Untuk meningkatkan peluang pencapaian kelulusan dengan peringkat nilaia tinggi, maka dia bukan hanya belajar di sekolah saja, bukan mempelajari yang diperolehnya dari gurunya; dia akan mempergunakan semua peluang untuk menambah ilmunya dari berbagai sumber pembelajaran. Begitulah orang mungkin hanya ingat awalnya, bahwa dia memperoleh kewajiban berpuasa. Jika dikejar dengan pertanyaan sederhana: "Untuk apa berpuasa", tidak mustahil dia hanya menjawab "Menjalani perintah, memenuhi kewajiban" tanpa menyadari bahwa puasa itu untuk mencapaaai taqwa sebagaimana Allah SWT sebutkan: . (Qur'an Surat al-Baqarah [2]:183) Lalu yang bagaimana taqwa yang dimaksud itu? Jika seorang murid ingin lulus dengan hasil baik, maka dia memanfaatkan semua peluang belajar sebaik-baiknya. Tentu sajalah jika orang sadar bahwa dia berpuasa untuk mencapai derjat tinggi dalam taqwanya, maka dia juga akan memanfaatkan semua peluang yang ada untuk beramal sebaik-baiknya, termasuk melaksanakan juga berbagai amalan sunnah sebanyak-banyaknya. Misalnya saja jika taqwanya di awal Ramadhan ini baru pada taraf "DARI HARTA YANG DIREZEKIKAN KEPADA MEREKA (BERINFAK ZAKAT)", yaitu bahwa dia barulah berinfak jika hartanya telah mencapai nisab berzakat (QS 2:2-5); apakah orang ini sudah puas dengan derajat taqwanya yang seperti itu? Mutu taqwa yang lebih tinggi disebut Allah dalam surat Ali 'Imran [3]: 133-135; di ayat itu salah satu kriteria taqwa yang diseebut "YANG BERINFAQ BAIK DALAM MASA LAPANG MAUPUN KESEMPITAN". Peningkatan mutu taqwa itu bukan berlangsung dengan sendirinya; kita harus mengupayakannya dengan pembiasaan beramal, dengan meningkatkan mutu iman kita lewat belajar mandiri maupun bersama dalam kajian-kajian.. (Qur'an, Surat Ali 'Imran [3]:133-135) Itu baru sebagaian ciri orang bertaqwa, banyak lagi yang lainnya, yang semuanya itu adalah manifestasi iman. Jika kita ingin menjadi lebih bertaqwa, maka kita dituntut untuk mengingkatkan iman dengan banyak belajar untuk nantinya dihayati dan diamalkan, untuk seterusnya diajarkan ke orang lain. Sudahkah kita berusaha meningkatkan diri; secepatnyalah sebelum keburu ajal datang. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100816 Mensyukuri nikmat kemerdekaan
100817 Mensyukuri nikmat kemerdekaan. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahim. Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia sepantasnya kita syukuri. Betapa tidak; dengan kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia itu ummat Islam yang merupakan pendukung utama kemerdekaan itu juga telah memperoleh banyak kemajuan untuk lebih leluasa menjalankan ibadahnya, muammalahnya, maupun berdakwah. Maka berkembang pula alam fikiran ummat, sehingga al-Qur'an yang pernah lebih diagung-agungkan kesakralannya, kini makin diyakini kebenarannya sebagai petunjuk (hudan, hidayah) bagi kehidupan manusia secara pribadi maupun bermasyarakat. (Qur'an, Surat al-Baqarah [2]: 185). Namun demikian rupanya tidak semua kita benar-benar menyadari bahwa al-Qur'an adalah petunjuk. Banyak dari kita yang masih juga merasa cukup jika mampu membaca (melafalkan) al-Qur'an, karena mengejar apa yang diperoleh si pembaca menurut yang disebutkan oleh Rasulullah Muhammad SAW: "Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah (al-Qur'an), maka baginya ada satu nilai kebaikan, dan setiap kebaikan itu dilipatkan sepuluh kalinya. Tidaklah saya mengatakan AlifLamMim itu sebagai satu huruf; tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huuruf." (HR Turmudzi) Berpahalalah membaca al-Qur'an meskipun tidak memahami maknanya; makin banyak dibaca makin besar pulalah pahalanya. Namun membaca al-Qur'an dengan pemahaman makna pastilah akan lebih baik, karena jika berhenti atau payah membacanya pahala itu pun ikut terhenti. Ketika sejumlah shahabat ditanya seberapa cepat mereka dapat mengkhatamkan membaca Qur'an, jawaban bermacam-macam; ada yang perlu waktu lebih dari sepekan dan ada pula yang lebih cepat dari itu. Namun ketika ada yang menjawab "Saya dapat mengkhatamkannya dalam waktu semalam" justru dikomentari oleh beliau "Itu tak ada apa-apanya! (Membaca yang begitu itu tak ada nilainya)". Orang yang membaca al-Qur'an secepat itu, pastilah tak mampu menyerap maknanya, walaupun orang itu mungkin faham bahasa Arab. Secara tidak langsung dapatlah juga kita fahami bahwa membaca al-Qur'an yang baik adalah bukan sekedar melafalkan al-Qur'an cepat-cepatan, tetapi membaca dan berusaha menangkap maknanya untuk dapat digunakan sebagai petunjuk hidupnya, sesuai dengan tujuan diturunkannya al-Qur'an. Sejalan dengan itulah mudah kita fahami maksud Rasulullah SAW yang menyatakan: "Yang terbaik dari kalian adalah siapa yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya" (HSR Bukhariy). Orang yang mempelajari al-Qur'an termasuk pemahaman maknanya akan berpeluang untuk dapat mengambil makna yang dibacanya, meresapkan, menghayati, mengamalkan, lalu mengajarkannya. Pengamalannya sudah merupakan peningkatan martabat diri dengan perolehan pahala; mengajarkannya lebih lanjut berarti menyemai bibit pahala. Jika yang diajari itu melaksanakan yang diajarkannya dari kajian al-Qur'an berarti dia mendapat tambahan pahala sebanyak pahala orang yang diajari itu, tanpa mengurangi pahala si pengikutnya itu. Jika si pengikut ini mengajarkan ke orang lain, pengikut ini memperoleh pula tambahan pahala, dan si pengkaji pertama juga memperoleh pahala sebesarr itu pula. Pahala ini akan kian terkumpul tak terbatas banyaknya, walaupun si perintis tadi sudah meninggal dunia, selama masih ada orang yang memanfaatkan maupun mengajarkan hasil kajiannya itu sampaipun hari Qiyamat. Kajian al-Qur'an dapat dilakukan dengan membaca terjemahnya, tafsirnya, ataupun uraian-uraian dalam kajian-kajian khas, baik yang berupa pengajian tradisional, penggunaan media ataupun literatur cetakan maupun elektronik, termasuk jelajah internet. Pemahaman tentang segala segi bahasa al-Qur'an pastilah akan banyak membantu. Sekali lagi mari kita sadari kembali bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia telah memudahkan ummat Islam memahami agamanya; mengamalkannya, dan mengajarkannya. Mari kita syukuri betapa besarnya kenikmatan kemudahan ini dengan mengisi kemerdekaan ini sesuai dengan kehendak Allah yang telah membukakannya untuk bangsa kita. (Qur'an, Surat Ibrahim [14]:7). Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi
[wanita-muslimah] 100808b Puasa untuk apa
100808b Puasa untuk apa. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Allah memberikan ketetapan kewajiban berpuasa secara tegas dengan firmanNya: "HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, DIWAJIBKAN ATAS KAMU BERPUASA SEBAGAIMANA DIWAJIBKAN ATAS ORANG-ORANG SEBELUM KAMU AGAR KAMU BERTAKWA" (Qur'an Surat al-Baqarah [2]:183) Bagaimanapun juga harus kita yaqini bahwa perintah itu pasti untuk kebaikan kita. Hanya saja mungkin kita masih juga bertanya-tanya "Apa kaitannya 'tidak makan dan tidak minum' itu dengan taqwa?". Yang paling sederhana adalah bahwa melaksanakan perintah Allah sudah merupakan salah satu bukti kita bertaqwa. Apakah hanya sesederhana itu? Apakah selama ini kita masih belum bertaqwa? Kita harus berfikir bahwa 'puasa' adalah seibarat kunci kamar; penyerahan kunci itu adalah pemberian peluang bagi kita untuk memanfaatkan kamar dengan semua isinya. Puasa memberi peluang bagi kita untuk memperoleh penilaian sepuluh kali lipat atas semua amal baik yang kita lakukan. Qiyamullail (tarawih) menambah peluang lebih banyak beribadah, termasuk pendalaman ilmu agama dari ceramah-ceramah yang ada untuk meninggikan mutu ibadah kita. Tadarus Qur'an (belajar al-Qur'an, bukan sekedar melafadzkannya) akan menambah pemahaman kita akan pedoman hidup yang benar. Dan masih banyak lagi peluang-peluang yang lain... Semua itu merupakan potensi peluang buat menjadikan kita lebih bertaqwa, bukannya hanya sekedar bertaqwa. Semoga kita dapat memanfaatkan lebih banyak peluang dalam kesempatan dalam Ramadhan ini. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100808a Doa buat ibu.
100808a Doa buat ibu. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Enam puluh delapan tahun yang lalu, tepatnya tanggal 6 Agustus 1942 seorang perempuan berjuang bertaruh nyawa untuk melahirkan anaknya, yang dua hari yang lalu terlena melupakannya; dia adalah ibuku yang kala itu melahirkan aku. Ibu telah sepuluh tahun yang lalu kembali ke rahmat Allah SWT setelah "menyelesaikan" tugas-tugasnya mengasuh dan membesarkan aku dan saudara-saudaraku; semoga semua amalan dan ibadah ibu diterima Allah dengan penuh ampunan dalam kasih sayangNya. Sebenarnya Allah sudah memerintahkan kita untuk tidak melupakan kebaikan ayah dan ibu kita sebagaimana firmanNya: "DAN KAMI PERINTAHKAN KEPADA MANUSIA (BERBUAT BAIK) KEPADA DUA ORANG IBU-BAPAKNYA; IBUNYA TELAH MENGANDUNGNYA DALAM KEADAAN LEMAH YANG BERTAMBAH-TAMBAH DAN MENYAPIHNYA DALAM DUA TAHUN. BERSYUKURLAH KEPADAKU DAN KEPADA KEDUA ORANG IBU-BAPAKMU, HANYA KEPADAKULAH KEMBALIMU." (Quran Surat Luqman [31]: 14) Semoga Allah tidak membiarkan kita terlupa berterima kasih kepada Allah maupun orang-orang yang ditaqdirkanNya menjadi jalan buat sukses kita dunia-akhirat. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100801 Landasan berkehidupan
Landasan berkehidupan. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Kita yakin bahwa kehidupan kita bukanlah hanya di dunia ini saja; sesudah akhir kehidupan dunia ini kita akan masuk ke kehidupan akhirat, yang tidak akan ada habisnya, kekal. Untuk sukses kehidupan akhirat manusia harus mempersiapkannya dalam masa kehidupannya di dunia ini. Untuk itu Allah SWT sudah memberi berbagai pedoman. Setiap muslim harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah SWT yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan. Dengan ini maka akan terpancarlah sifat-sifat sebagai ibadu 'r-Rahman, yang menjalani kehidupannya dengan benar, menampilkan dirinya sebagai muslim yang paripurna. Kemuslimannya bukan hanya sekedar tertulis dalam KTP ataupun telah membaca kalimah syahadatain ketika menikah, tetapi keislamannya dikokohkan dengan dasar-dasar keimanan yang mendalam. Dengan kata lain keislamannya didasari oleh pemahaman yang benar. Dengan pemahaman itu dia lalu menjadi muhsin, yang tidak hanya sekedar berbuat ataupun beramal sekedarnya, tetapi dalam setiap pemikiran maupun langkahnya dia selalu berusaha melakukannya dengan derajat sebaik-baiknya; dia yakin Allah mengamati dan menilai segala yang dilakukan maupun yang terfikirkan olehnya. Dengan pola seperti itulah maka dia akan benar-benar menjadi muttaqin yang akan memperoleh banyak sekali kebaikan ataupun pahala yang tidak terhitung besarnya dari Allah. "DAN PARA HAMBA TUHAN YANG MAHA PENYAYANG ITU (IALAH) ORANG-ORANG YANG BERJALAN DI ATAS BUMI DENGAN RENDAH HATI DAN APABILA ORANG ORANG JAHIL MENYERU MEREKA, MEREKA MENGUCAPKAN (JAWABAN) KATA-KATA BERNUANSA KESELAMATAN (BUKAN CARI MUSUH)" (Q.S. Al-Furqan [25]: 63) Lebih jauh mereka itu digambarkan Allah dengan kebiasaan baiknya, misalnya: "DAN ORANG YANG MELALUI MALAM HARI DENGAN BERSUJUD DAN BERDIRI UNTUK TUHAN MEREKA (BANYAK SHALAT MALAM)" (Q.S. Al-Furqan [25]:64) "DAN ORANG-ORANG YANG APABILA MEMBELANJAKAN (HARTA), MEREKA TIDAK BOROS (BERLEBIH-LEBIHAN), DAN TIDAK (PULA) KIKIR, DAN ADALAH (PEMBELANJAAN ITU) DI TENGAH-TENGAH ANTARA YANG DEMIKIAN. (Q.S. Al-Furqan [25]:67) Kebiasaan-kebiasaan hamba Allah yang seperti itu insya Allah dapat kita coba contoh dengan melatihnya dalam bulan Ramadhan, antara lain dengan membiasakan qiyamullail (shalat tarawih) ataupun dengan mengkaji al-Qur'an (bukan sekedar berbanyak-banyak melafadzkannya, bukan sekedar membaca). Dari berbagai kesempatan itulah kita berharap dapat meningkatkan mutu hidup kita dengan menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber motivasi seluruh kegiatan hidup; dengan itu insya Allah kita terjauhkan dari segala bentuk syirik, takhayul, bid'ah, dan khurafat. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100719 Tahu diri
100719 Tahu diri. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Allah SWT berfirman: "SERULAH (MANUSIA) KEPADA JALAN TUHANMU DENGAN HIKMAH DAN PELAJARAN CONTOHAN YANG BAIK DAN BERISKUSILAH DENGAN MEREKA DENGAN CARA YANG LEBIH BAIK." (Qur'an Surat [16]:125) Ayat di atas merupakan perintah, namun dapat kita fahami pula bahwa dalam melaksanakan perintah Allah kita tidaklah dibebani secara berlebihan, artinya perintah itu harus dilakukan meskipun hanya sebatas kemampuan kita saja; Allah tidaklah membebani tugas kepada manusia di luar batas kemampuannya. "ALLAH TIDAK MEMBEBANI SESEORANG MELAINKAN SESUAI DENGAN KESANGGUPANNYA. IA MENDAPAT PAHALA (DARI KEBAJIKAN) YANG DIUSAHAKANNYA DAN IA MENDAPAT SIKSA (DARI KEJAHATAN) YANG DIKERJAKANNYA" (Qur'an surat al-Baqarah [2]: 286) Tantangan demi tantangan dalam berdakwah (menyeru) pastilah ada, bahkan juga terhadap orang dalam tingkat Rasul; sampai-sampai mereka itupun dikatakan tukang sihir ataupun bahkan "orang gila" (QS 51: 52). Namun kita tidak boleh lalu jadi terhenti; menyeru masih harus kita anggap sebagai tugas! "DAN TETAPLAH MEMBERI PERINGATAN, KARENA SESUNGGUHNYA PERINGATAN ITU BERMANFAAT BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN." (Qur'an Surat adz-Dzariayat [51]: 55) "OLEH SEBAB ITU BERIKANLAH PERINGATAN JIKA PERINGATAN ITU BERMANFAAT" (Qur'an Surat al-A'la [87]: 9) Kita pun perlu pandai-pandai memilih materi dan cara menyeru sebagaimana Rasulullah SAW mengingatkan: "Bicaralah dengan orang dalam batas kadar akal fikiran mereka" Jadi berdakwah masih harus kita lakukan juga sejauh masih memungkinkan. Namun mungkin saja kita "harus" berhenti bicara berdakwah jika situasi tidak tepat, semisal di kawasan yang "dalam kekuasaan" orang-orang jahat, yang jika kita bicara sama halnya dengan bunuh diri. Dalam keterbatasan itulah maka kita dituntun untuk banyak berdoa: "YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU HUKUM KAMI JIKA KAMI LUPA ATAU KAMI TERSALAH. YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU BEBANKAN KEPADA KAMI BEBAN YANG BERAT SEBAGAIMANA ENGKAU BEBANKAN KEPADA ORANG-ORANG YANG SEBELUM KAMI. YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU PIKULKAN KEPADA KAMI APA YANG TAK SANGGUP KAMI MEMIKULNYA. BERI MAAFLAH KAMI; AMPUNILAH KAMI; DAN RAHMATILAH KAMI. ENGKAU PENOLONG KAMI, MAKA TOLONGLAH KAMI TERHADAP KAUM YANG KAFIR." (Qur'an surat al-Baqarah [2]: 286) Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab === SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100708 Kejujuran dalam berdagang.
100708 Kejujuran dalam berdagang Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Dengan jumlah ummat muslim yang besar insya Allah perekonomian ummat dapat dikembangkan asalkan dikelola dengan baik. Dalam sejarah dapat kita ketahui bahwa perputaran perekonomian perdagangan Khadijah dapat berkembang dengan baik di tangan Muhammad al-Amien, sebelum beliau menjadi Rasulullah. Kunci keberhasilannya adalah kejujuran. Sejalan dengan ini sampai-sampai di masa itu orang lebih suka membeli susu kepada pedagang muslim ketimbang kepada pedagang Yahudi; termasuk pembeli yang orang Yahudi. Seperti itu pulalah yang terjadi di masa awal Syarikat Dagang Islam. Dengan kejujuran dan semangat seiman perekonomian ummat dapat dibina. Bayangkan jika masyarakat muslim hanya mau membeli barang untuk keperluannya dari pedagang atau toko muslim. Mereka membeli barang dari toko non-muslim hanya jika terpaksa. Apalagi jika mereka ini berbelanja seperti itu dengan niat membantu mengembangkan pedagang muslim; berangkat berbelanja saja sudah mendatangkan pahala. Di sisi lain para pedagang diingatkan akan pesan Allah SWT untuk berlaku jujur dalam hitungan maupun takaran. Tanpa melupakan keuntungan yang pantas, dengan berniat mengupayakan kemudahan dalam pemenuhan keperluan saudaranya sesama muslim, maka pahala dari Allah bagi mereka itu akan tercurah setiap kali keinginan baiknya itu muncul, apalagi jika itu dapat nyata-nyata dilaksanakannya. Allah SWT beberapa kali mengingatkan pentingnya kejujuran sebagai manifestasi iman. Sayangnya tidak sedikit dari para pedagang melupakan hal ini, terutama ketika mereka berdagang dalam perhelatan acara besar (misalnya muktamar, jambore, seminar, jum'atan), yang pembelinya tidak akan menemuinya lagi untuk menuntut ketidakjujurannya. Banyak penjual barang yang memberi harga tinggi untuk memperoleh "keuntungan" secara berlebihan, semisal penjual cindera mata (sovenir), kaos, tas, kain, dan sebagainya. Bahkan ada yang sengja mengurangi isi kotak jualannya dengan jumlah yang kurang dari biasanya sehingga pembeli terkecoh, semisal penjual dodol. Mereka ini rupanya lupa bahwa meskipun pembeli dapat dikibuli, namun Allah Yang Maha Melihat itu mencatat langkah-langkah berdosanya itu, yang akan dibalas oleh Allah nantinya, di dunia ataupun juga dengan siksa akhirat. Seharusnyalah panitia yang menyediakan fasilitas penjualan lebih proaktif dengan meminta kesepakatan para pedagang untuk jujur, jika perlu dengan mengingatkan mereka pada firman Allah: "...HAI KAUMKU, CUKUPLAH TAKARAN DAN TIMBANGAN DENGAN ADIL, DAN JANGANLAH KAMU MERUGIKAN MANUSIA TERHADAP HAK-HAK MEREKA. DAN JANGANLAH KAMU MEMBUAT KEJAHATAN DI MUKA BUMI DENGAN MEMBUAT KERUSAKAN." (Qur'an Surat Hud [11]: 85) "...MAKA SEMPURNAKANLAH TAKARAN DAN TIMBANGAN JANGANLAH KAMU KURANGKAN BAGI MANUSIA BARANG-BARANG TAKARAN DAN TIMBANGANNYA, DAN JANGANLAH KAMU MEMBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI SESUDAH TUHAN MEMPERBAIKINYA. YANG DEMIKIAN ITU LEBIH BAIK BAGIMU JIKA BETUL-BETUL KAMU ORANG-ORANG YANG BERIMAN". (Qur'an Surat al-A'raf [7]: 85) Semoga ekonomi ummat Islam dapat tertingkatkan untuk dapat benar-benar menampakkan kelebihan agama Islam. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = sub-hanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100625 Menyikapi taqdir
100625 Menyikapi taqdir. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Terkadang kita mendengar orang yang berputus asa lalu mengatakan: "Ini 'kan sudah taqdir Allah; saya mau berbuat apa?". Pernyataannya itu sepertinya benar, padahal itu sudah menyalahi sunnatullah. Terkait dengan hal itu Allah SWT sudah menyebutkan: "ALLAH MEMBUAT PERUMPAMAAN DENGAN SEORANG HAMBA SAHAYA YANG DIMILIKI YANG TIDAK DAPAT BERTINDAK TERHADAP SESUATUPUN DAN SEORANG YANG KAMI BERI REZKI YANG BAIK DARI KAMI, LALU DIA MENAFKAHKAN SEBAGIAN DARI REZKI ITU SECARA SEMBUNYI MAUPUN SECARA TERANG-TERANGAN, ADAKAH MEREKA ITU SAMA?..." (Qur'an Surat an-Nahl [16] ayat 75) Pertanyaan Allah di ayat itu perlu kita renungkan, yang mungkin tidak mudah jika harus kita jawab segera. Allah menuntut kita untuk lebih merenung lagi. Secara kasar dalam pandangan kita dapat kita lihat bahwa keduanya jelas berpeluang tak sama untuk berprestasi. Namun dalam tilikan Allah bagi keduanya sama-sama terbuka lebar peluang untuk memperoleh nilai tinggi dari apa yang dapat mereka lakukan. Selanjutnya Allah memberikan kerangka dasar kunci jawabannya: "...SEGALA PUJI HANYA BAGI ALLAH, TETAPI KEBANYAKAN MEREKA TIADA MENGETAHUI." (Qur'an Surat an-Nahl [16] ayat 75) Orang yang pemurung (pesimis) akan mengatakan "Kita tak dapat melawan taqdir", sedangkan orang berfikiran luas (optimis) akan mengatakan "Kita harus berbuat sebaik-baiknya walaupun dengan keadaan yang minim; kita berpeluang juga untuk memperbaiki keadaan asalkan kita mau" Rasulullah Muhammad SAW sudah menyebutkan: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mewajibkan kalian untuk berusaha; maka berusahalah!" Kewajiban berusaha itu merupakan konsekwensi lanjut dari ketetapan Allah dalam ranah kekuasaanNya yang disebutkan dalam ayat: "...SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENGUBAH KEADAAN SESUATU KAUM SAMPAI MEREKA (MENUNJUKKAN UPAYA BERSAMA) MENGUBAH KEADAAN YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI" (Qur'an Surat ar-Ra'du [13] ayat 11) Jadi jika kita merasakan adanya hal yang "tidak beres" kita tidak boleh tinggal diam; kita harus berusaha membenahinya. Berhasil ataukah tidak itu adalah haq Allah untuk mentaqdirkannya. Yang pasti adalah bahwa atas setiap niat baik kita Allah sudah memberi satu nilai positif. Jika upaya kita berhasil atas izin Allah, nilai itu akan jadi berlipat ganda sesuai dengan kesungguhan perjuangan kita (baca: keikhlasan kita); dari kesungguhan ini Allah memberi nilai penuh (jika berhasil) meskipun upaya kita itu akhirnya terkesankan sepertinya tak berhasil. Semoga semangat juang kita tetap tinggi. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100615 Menyikapi kedengkian
100615 Menyikapi kedengkian. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Dalam era globalisasi saat ini, yang nyatanya masyarakat umum lebih dikuasai oleh dorongan duniawi, adanya persaingan merupakan hal yang sehari-hari kita jumpai. Jika suatu "persaingan" didasarkan pada akhlaq yang benar maka persaingan itu akan lebih bernuansa berlomba dalam berbuat kebajikan "fa 'stabiqu 'l-khairat", masing-masing berusaha menampilkan karyanya yang terbaik, bahkan saling memacu dan membantu dengan tolong menolong dalam kebaikan. Sayangnya persaingan global yang berkembang masih lebih diwarnai oleh nafsu menguasai dunia, sehingga banyak orang cenderung untuk berpegang pada semboyan "tujuan menghalalkan cara", sehingga tidak sedikit juga orang yang melangkah dengan warna hasad (dengki). Orang dengan sifat itu ingin bahwa pesaingnya tidak sukses, ataupun bahkan ia ingin keberhasilan yang telah dicapai pesaingnya itu sirna. Orang yang pendengki selalu berusaha untuk menghilangkan nikmat yang diterima orang yang didengkinya itu. Mereka ini akan menggunakan berbagai macam catra, tipuan, ataupun juga perangkap untuk mencelakakan orang yang didengkinya itu. Cara-caranya itu tidak mudah untuk dikenali, bahkan seringkali korban baru sadar ketika sudah jatuh. Di sinilah selain kita meningkatkan kemampuan diri, kita perlu menyadari kelemahan kita, sehinggga kita perlu banyak berlindung ke Penguasa dan Pengatur seluruh alam, sebagaimana diajarkan oleh Allah dalam firmanNya dalam surat al-Falaq [113]: " ---AKU BERLINDUNG DENGAN TUHAN DARI CUACA SUBUH, DARI KEJAHATAN APA-APA YANG TELAH DIA CIPTAKAN DAN DARI KEJAHATAN ORANG YANG DENGKI BILA IA MELAKUKAN KEDENGKIAN" Semoga Allah melindungi kita sekalian sehingga kita dapat melaksanakan tugas atau amanah yang kita terima. Semoga Allah menyadarkan mereka yang suka mendengki itu dan memberi mereka kesempatan untuk bertaubat. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100527 Kebenaran kandungan al-Qur'an
100527 Kebenaran kandungan al-Qur'an Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. "...SESUNGGUHNYA TELAH DATANG KEPADAMU CAHAYA DARI ALLAH, DAN KITAB (AL-QUR'AN) YANG MENERANGKAN." (QS al-Maidah [5]:15) Buku yang kita baca biasanya menyajikan isinya dalam uraian dengan pola sistematis, sesuai dengan pokok bahasannya yang tertentu, yang tidak jarang disertai dengan sejumlah argumentasi yang dianggap sesuai. Oleh karena itu jika orang yang terbiasa dengan berbagai macam buku seperti itu lalu mengkaji al-Qur'an, maka dia akan menjumpai kenyataan bahwa al-Qur'an tertulis tidaklah dengan pola seperti itu. Di sinilah seseorang diuji derajat imannya; mungkin saja dia lalu mengatakan "dengan bangga" bahwa al-Qur'an tersusun "tidak sistematis", ataupun dia dengan rendah hati menyatakan bahwa al-Qur'an tersusun "secara sistematis yang belum pernah dijumpainya". Al-Qur'an menjelaskan berbagai soal 'aqidah, akhlaq, hukum-hukum agama, da'wah dan nasihat, tuntutan dan kritik, ancaman dan dorongan, sejarah dan geografi, tanda-tanda kekuasaan Allah, dan sebagainya. Kesemuanya itu dijelaskan hanya sekali ataupun terkadang dengan berulang-ulang; uraiannya ada kalanya meloncat dari satu pembahasan ke pembahasan yang lain, dengan bentuk dan cara penyajian yang bermacam-macam. Bisa saja dari suatu tema pembahasan tiba-tiba saja pindah ke pembahasan yang lain. Orang yang mulai mempelajari al-Qur'an mungkinjuga sampai ke prasangka salah; dia menduga bahwa al-Qur'an mempunyai kekurangan dari segi sistematika penyajiaannya. Sebaliknyalah mereka yang penuh keimanannya akan justru tertarik untuk menelusuri lebih jauh apa-apa yang dia belum dapat memahami rahasia tersajinya rangkaian ayat-ayat yang berbeda dari susunan yang biasanya dia pelajari. Kita perlu mampu bersikap sebagaimana sikap Abu Bakar r.a. ketika orang bertanya bagaimana pendapatnya tentang apa yang disampaikan Rasulullah SAW yang mengaku telah diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha pergi-pulang dalam waktu semalam. Abu Bakar menjawab bahwa kalaupun ada yang lebih "aneh" yang dsmpaikan oleh Rasulullah diapun percaya. Artinya, dalam mengkaji al-Qur'an kita perlu siap untuk menerima informasi apapun dalam al-Qur'an bahwa semuanya itu adalah benar adanya. Kalaupun ada yang sepertinya "tidak masuk akal" kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa kemampuan ilmu terbatas, daya nalar akal kita mungkin belum mampu menjangkaunya, belum mampu mengungkap kebenarannya itu. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] Arah kiblat.
Assalamu 'alaikum wr. wb. Bagi yang ingin lebih menepatkan arah kiblat, insya Allah Jum'at 28 Mei yang akan datang matahari akan tepat di atas Ka'bah pada jam 16:26 WIB. Arah ke matahari saat itu menunjukkan arah ke Ka'bah. Wassalam, tauhid
Re: Tanya tentang TBC : Buat dr Donny (was RE: [wanita-muslimah] Shalat dan Penyakit Paru-Paru)
Rifampicyn (kandungan Rimactacid) untuk pemakaian lama perlu pemeriksaan fungsi liver; jika liver teganggu selama menggunakan obat itu mungkin sekali livernya tidak sehat. Obat harus distop, segeralah ke dokter yang merawatnya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)" wrote: > > Mas Donnie, > Mau tanya mas, sorry melenceng dari subject semula (makanya subject saya > ganti). > > Saya ada keluarga sedang pengobatan TBC, dengan minum obat (Remactacyd) > dan suntik penicilyn streptomicyn juga. Katanya suntiknya itu harus > sampai 2 bulan. Sekarang ybs sering mual, muntah dan sulit makan. > > Apakah itu memang akibat obatnya itu ? > > Bagaimana mengatasinya ya mas ? > > Sorry nih jadi konsultasi.. Saya kasihan banget lihat ybs itu, sudah > sepuh dan sekarang susah makan.. mual dan muntah terus. > > Thanks sebelumnya. > Wassalaam, > -Ning > > -Original Message- > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of donnie damana > Sent: Tuesday, May 18, 2010 1:56 PM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Shalat dan Penyakit Paru-Paru > > Kakak saya rajin sholat, sholat sunat juga kena TBC juga.. > Beberapa akhwat di WM yang saya yakin rajin sholat dan mengaji juga > pernah kena TBC. > Daaan.. kuman M tuberculosis paling suka tempat yang banyak oksigennya, > sehingga kerusakan paru pada pasien TBC ditemukan di apeks paru (paru > bagian atas) yang kaya dengan oksigen karena dekat dengan bronkus... > > :D > > On May 17, 2010, at 1:11 PM, Abu Nayla wrote: > > > Ruku' dan sujud disamping sebagai bentuk ibadah, juga mengandung > faidah kesehatan yang sangat besar. Yaitu untuk menjaga keselamatan > tubuh secara umum dan paru-paru pada khususnya. Dimana ruku' dan sujud > ternyata mampu untuk mengusir ancaman penyakit dari paru-paru. > > Pada saat berbaring, katup paru-paru menjadi terbuka sehingga darah > sepenuhnya bisa masuk ke dalam paru-paru. Sedangkan pada saat sujud, > maka darah akan mengalir dalam jumlah besar ke bagian utama paru-paru > yang mengalami kekurangan darah. Selanjutnya pada saat ruku' dan sujud, > maka darah akan dialirkan ke seluruh bagian paru-paru seiring dengan > berlangsungnya pertukaran oksigen menjadi karbondioksida. > > Seperti yang sudah dibuktikan, bahwa kanker bisa masuk ke dalam > paru-paru pada saat jumlah oksigen yang masuk sedikit, begitu juga > dengan penyakit TBC dan kanker paru-paru. Dan kebiasaannya, > penyakit-penyakit ini menyerang ke bagian utama paru-paru dengan sebab > yang sama yaitu kurangnya unsur oksigen yang sampai. > > Selengkapnya: > http://www.iqtishod.com/component/content/article/41-laris/106-sehat-tan > pa-obat > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > === > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com > > Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links >
[wanita-muslimah] Re: -=[help]=- istriku mengeluh gatal-gatal pada "kulit punggung kedua tangan" nya...
Kemungkinan besar itu alergi, mungkin saja alergi terhadap komponen serangga, misalnya bulu ulat. Cobalah menggunakan obat antihistamin yang mudah Anda dapatkan di sekitar Anda; salah satunya adalah CTM. Untuk sementara menunggu pemeriksaan oleh ahli kesehatan Anda dapat mengurangi gatal itu dengan kompress air hangat, ataupun abu hangat. Jika parah mungkin dokter dapat memberi obat kortikosteroid. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aldo Desatura ⢠wrote: > > dear, > > smart parent & friend > > Mohon info dong buat ramuan atau obat yang cocok untuk gatal-gatal pada > kulit punggung kedua tangan istriku, sejauh ini sih istriku ngga ada keluhan > dengan alergi, baik itu alergi makanan, obat atau cuaca. tetapi belakangan > ini istriku mengeluh gatal-gatal terus nah puncaknya pada 2 hari ini > terakhir yang terletak pada punggung tangannya tersebut, mohon info cara > menghilangkan atau meredakan karena cukup merepotkan hal ini terjadi > bertepatan dengan tumbuhnya gigi graham pada "Syarifah" anak kami yang > tentunya cukup menggangu karena biasanya menjadi manja, mungkin smart parent > & friend punya cara, obat atau ramuan yang ampuh untuk mengurangi rasa > gatal-gatal tersebut atau mungkin hal ini disebabkan biang keringat? padahal > kami selalu menjaga kebersihan dengan teliti, memang cuaca di depok > belakangan ini kurang bersahabat karena cuaca yang tiba2 panas dan tiba2 > hujan serta dingin yang cenderung mungkin mengakibatkan biang keringat? > > saya minta mohon di share yah info-infonya mudah2an ada yang cocok sama > istriku > > > > > > -- > Aldo Desatura ® & © > > Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi > Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] 100520 Bangkitkan ummat!
100520 Bangkitkan ummat. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Ada firman Allah SWT yang tidak jarang tersalahgunakan, yaitu Surat ash-Shaf [61] ayat 3 : "AMAT BESAR MURKA ALLAH BAHWA KAMU MENGATAKAN APA-APA YANG TIADA KAMU KERJAKAN." Tidak sedikit orang yang karena ayat ini menjadi tidak berani mengatakan sesuatu untuk memberi nasihat, karena dia merasa bahwa dirinya masih jauh dari sempurna; bahkan mungkin mereka ini lalu mengatakan: "Itu tugas ustadz". Padahal dalam nasihat-menasihati kita dituntut untuk berbuat walaupun mungkin kita baru tahu tentang satu hal tentang kebaikan. Rasulullah SAW memerintahkan: "Sampaikanlah apapun yang dariku walaupun itu hanya satu ayat". Jika untuk memberi nasihat kita harus sempurna dulu, kapan kita pernah sempurna? Kalaupun kita berusaha sebaik mungkin, jangan-jangan ajal telah menjemput kita sebelum diri kita sempurna. Kapan peluang berdakwah? Lebih-lebih lagi Rasulullah juga diriwayatkan pernah memerintahkan: "Suruhlah orang berbuat baik meskipun pada dirimu masih ada cacat". Dalam keadaan ummat yang belum menampakkan kesempurnaan agamanya dalam kehidupannya sekarang ini, kita yang masih belum sempurna, betatapun kecilnya perlu memanfaatkan peluang yang kita punya untuk mendorong bangkitnya keluarga kita, teman sekampung, teman sekerja, maupun secara menyeluruh buat semua orang yang dapat kita capat, lebih-lebih ummat Islam. Kita manfaatkan semua peluang kita yang ada. Jika kita diberi Allah cukup ilmu agama, dengannya kita dapat menunjukkan betapa Allah dan RasulNya banyak mendorong ummat Islam untuk maju, untuk mencapai derajat tinggi dalam amal duniawi maupun ukhrawi. Kalau kita "punya" ilmu manajemen, sedikit ataupun banyak, kita dapat membantu pengelolaan masjid dan potensi-potensi jamaahnya untuk membawa jamaah dan keluarganya serta masyarakat sekitarnya untuk membentuk masyarakat madani dalam kehidupan sehari-hari, walaupun awalnya hanya dalam lingkup kecil. Saya yakin masing-masing kita punya potensi sesuai dengan bidang kita masing-massing untuk ikut berperan dalam membangkitkan umat untuk meraih keadaan "sempurna" sepadan dengan keunggulan Islam sebagai agama, pedoman dalam kehidupannya. Kita dapat melakukannya secara langsung, lewat para "pejabat" masjid, ataupun lewat orang-orang terpandang lainnya. Mari kita tata potensi kita untuk cepat terbentuknya masyarakat adil-makmur dalam naungan ampunan Allah, Penguasa seluruh alam. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@pwmjatim.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] Keppres No. 238/1961
Assalamu 'alaikum wr. wb. Walaupun sejumlah ahli hukum menyatakan bahwa sebenarnya Keppres No. 238/1961 itu sudah batal demi hukum, namun tidak sedikit pejabat yang menerapkan Kepres itu untuk menghambat kebangkitan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (Pandu HW),karena dalam Kepres itu disebutkan bahwa satu-satunya kegiatan kepanduan yang boleh hidup adalah Pramuka.Bahkan tidak sedikit pimpinan sekolah dalam sekolah-sekolah Muhammadiyah yang menjadi tidak berani membangkitkan HW di sekolah yang dipimpinnya, karena jika HW ada sedangkan Pramuka ditiadakan dia "yakin" akan kena tindakan dari Dinas terkait, sekolahnya akan dinyatakan tidak loyal kepada pemerintah. Saya tak tahu banyak tentang hukum. Bagaimana sebenarnya tentang Kepres 238/1961 ini? Terima kasih. Wassalam, dr tauhid ..
[wanita-muslimah] Re: Kenapa Pengemis Dijadikan Kelilip, Dinista, dan Disiksa?
Kalau kita mau mengkaji lebih mendasaaar, kita sebenarnya akan sampai ke pengakuan bahwa mengemis itu "tidak dibenarkan" dalam Islam; mengemis dibolehkan hanya dalam keadaan tertentu saja. Dalam kenyataan bermasyarakat kita menjumpoai bahwa kebanyakan opengemis itu sebenarnya "tak berhak". Dalam berbagai macam pernyataannya, Rasulullah Muhammad SAW menegaskan tentang ini. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "sunny" wrote: > > http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010042600432415 > > Senin, 26 April 2010 > > > BURAS > > > > > Kenapa Pengemis Dijadikan Kelilip, Dinista, dan Disiksa? > > > > "ENTAH apa yang terjadi dengan elite politik Kota Bandar > Lampung--eksekutif dan legislatif--hingga anak jalanan (anjal) dan > gelandangan pengemis (gepeng) mereka jadikan kelilip yang menyakitkan > pandangannya!" ujar Umar. "Lalu para elite pun berusaha menghilangkan kelilip > itu dengan menista lewat peraturan daerah (perda) yang memberi stigma para > duafa itu buruk, sekaligus menyiksanya--jika mengemis di jalan diancam > kurungan tiga bulan atau denda Rp5 juta rupiah!" > > "Mungkin mereka--para elite itu--punya obsesi ukuran sukses bagi > kepemimpinan mereka, yakni jika tak ada lagi pengemis di kotanya!!" sambut > Amir. "Obsesi itu tentu baik jika kotanya bersih dari pengemis tercapai > berkat keberhasilan para pemimpin itu meningkatkan kesejahteraan rakyat! > Sebaliknya, obsesi itu buruk jika setelah terbukti elite gagal meningkatkan > kesejahteraan rakyat lalu mencari jalan pintas mengeliminasi pengemis lewat > menista dan menyiksanya--mengurung para pengemis dalam kamp > konsentrasi--mirip Nazi!" > > "Penyiapan perda untuk menutupi kegagalan elite menyejahterakan rakyat > dengan menganiaya duafa itu, jelas perbuatan zalim!" tegas Umar. "Secara > Ilahiah, itu abuse of power, sejumlah orang yang diberi amanah setitik > kekuasaan-Nya telah jadi sombong dengan merasa tak nyaman dan jijik pada kaum > duafa yang merupakan takdir, untuk teladan buat mereka yang bernasib lebih > baik agar mensyukuri rahmat yang diperolehnya!" > > "Kesombongan merasa bisa mengalahkan takdir Alah atas nasib buruk > manusia, dilakukan dengan cara zalim itulah abuse of power yang tiada > taranya!" timpal Amir. "Untuk itu, alangkah baik jika para elite istigfar, > memperbaiki kesalahan dengan ikut berusaha memantapkan lembaga amil zakat di > semua masjid dan amil zakat pendukung agar mampu menggalang gerakan zakat > yang lebih luas hingga mampu mengatasi kemiskinan pada skala kegiatan > masing-masing!" > > "Pengalaman membina amil zakat lewat takmir masjid di Bandar Lampung > untuk menggarap lebih luas jenis zakat dari sebatas zakat fitrah pada > Idulfitri, untuk meningkatkan kemampuan mengatasi kemiskinan di lingkungan > masjidnya, terbukti tidaklah mudah!" tegas Umar. > > "Bukan berarti tak bisa, tapi masih perlu waktu terutama dalam > menyadarkan muzaki agar melunasi zakat harta, profesi atau jenis zakat > lainnya! Maka itu, jika realitas amil zakat yang baru mulai memperluas > garapan ini dijadikan dalih menghabisi kaum duafa dengan cara > kekerasan--diburu dengan ancaman hukuman berat--jelas merupakan tindakan > gegabah, menzalimi duafa!" > > H. Bambang Eka Wijaya > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] 100423 Salah perhitungan
100423 Orang-orang yang salah perhitungan. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Tidak sedikit orang yang salah menyimpulkan dari kenyataan-kenyataan yang ada di sekitarnya ataupun yang dijumpai dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu dari kesimpulan mereka itu adalah tentang bagaimana nasib orang-orang yang berbeda perbuatannya antara yang satu dengan yang lain. Mereka ini tidak lagi membedakan buruk ataupun baiknya perbuatan orang, semuanya dianggapnya sama! Mereka itu digambarkan oleh Allah SWT dalam firmanNya: "APAKAH ORANG-ORANG YANG MEMBUAT KEJAHATAN ITU MEMPERHITUNGKAN BAHWA KAMI(ALLAH) AKAN MENJADIKAN MEREKA MAUPUN ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL YANG SHALEH ITU SAMA SAJA DALAM HIDUP MEREKA DAN MATI MEREKA? SALAHLAH KESIMPULAN YANG MEREKA TENTUKAN ITU." (Qur'an surat al-Jatsiyah [45] ayat 21) Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita jumpai orang yang terkesan senang hidupnya, bermewah-mewah dengan harta dan kekuasaan yang dimilikinya; namun nyatanya jika ditelususri lebih mendalam hati mereka sebenarnya dirundung oleh keraguan dan kekhawatiran. Mereka ini lalu menenangkan diri dengan secara "kasat mata" mencari orang-orang "yang dapat melindunginya", sekedar mencari teman orang kuat ataupun mencari pengawal pribadi "body guard". Di luar itu mereka lalu "melarikan jiwa" dengan mencari berbagai macam hiburan untuk sejenak melupakan apa yang mereka hadapi. Salah satu "hiburannya" adalah mengkonsumsi narkoba. Bagi yang lebih parah, mereka lalu meninggalkan sama sekali semua yang mereka hadapi itu dengan bunuh diri, karena mereka menganggap bahwa sesudah mati dan dikubur, tubuhnya hancur menjadi tanah, selesai semua urusannya. Kesimpulan mereka yang seperti itu salah; masih akan ada masa proses panjang sesudah kematian itu, bahkan sangat jauh lebih panjang ketimbang umur mereka di dunia. Ketika orang berbuat sesuatu, sebenarnya dia melakukan apa yang Allah telah berikan peluangnya, untuk selalu mempertimbangkan baik-buruknya, termasuk motivasinya (niatnya) untuk siapa dia berbuat, karena Allah telah melengkapi manusia dengan akal, yang seharusnya dia dapat menggunakannya untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan. Di akhir ayat berikutnya Allah memberikan pedoman tentang apa yang akan diperoleh seseorang dari perbuatannya: "...AGAR DIBALASI TIAP-TIAP DIRI SESUAI DENGAN APA YANG DIKERJAKANNYA; MEREKA TIDAK AKAN DIRUGIKAN" (Qur'an surat al-Jatsiyah [45] ayat 22 ) Semoga kita tidak salah perhitungan, dan kita juga mampu mengingatkan mereka yang salah perhitungan itu, agar dapat selalu berperhitungan dengan benar, untuk mampu berbuat baik. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tauhi...@gmail.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100414 Jauhkan diri dari yang tidak halal
100414 Jauhkan diri dari yang tidak halal. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. "Mencari yang halal adalah wajib bagi setiap orang Islam " (HR Ibnu Mas'ud) Kewajiban mencari yang halal dan meninggalkan yang haram tergolong yang paling sulit dari seluruh kewajiban agama; ini juga yang paling berat untuk mengamalkannya, akibatnya orang bermasa bodoh, cenderung untuk meninggalkan ilmu tentang halal-haram ini. Akibat lanjutnya adalah hilanglah pedomannya, sehingga orang-orang bodoh cenderung untuk menganggap pedoman untuk itu sama sekali tidak ada. Jika keadaan seperti ini kian meluas, maka dianggap tidak ada lagi pemilah halal-haram, sehingga masyarakat tidak peduli lagi apakah sesuatu yang dihadapinya itu halal ataukah haram. Padahal sebenarnya apa-apa yang halal itu sudah jelas dan apa-apa yang haram itu pun sudah jelas, sedangkan di antara keduanya ada beberapa hal yang mutasyabihat (serupa, mirip, tidak terlalu jelas; berpeluang teranggap sebagai halal ataupun haram). Orang yang kokoh imannya akan banyak berpedoman pada ayat-ayat yang MUHKAMAT (sudah jelas), sedangkan orang yang lemah imannya cenderung untuk menggunakan ayat-ayat yang MUTASYABIHAT tetapi dengan pemahamannya sendiri, menuruti yang dianggap menguntungkan diri ataupun kelompoknya, sebagaimana digambarkan dalam Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7-8) DIALAH (ALLAH) YANG MENURUNKAN AL-KITAB (AL-QURAN) KEPADA KAMU. DI ANTARA (ISI)NYA ADA AYAT-AYAT MUHKAMAT, ITULAH POKOK-POKOK ISI AL-QURAN DAN YANG LAIN (AYAT-AYAT) MUTASYABIHAT (Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7) ...ADAPUN ORANG-ORANG YANG DALAM HATINYA CONDONG KEPADA KESESATAN, MAKA MEREKA MENGIKUTI AYAT-AYAT YANG MUTASYABIHAT DARI PADANYA UNTUK MENIMBULKAN FITNAH SERTA UNTUK MENCARI-CARI TA'WILNYA, PADAHAL TIDAK ADA YANG MENGETAHUI TA'WILNYA MELAINKAN ALLAH(Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7) DAN ORANG-ORANG YANG MENDALAM ILMUNYA BERKATA: "KAMI BERIMAN KEPADA AYAT-AYAT YANG MUTASYABIHAT, SEMUANYA ITU DARI SISI TUHAN KAMI". DAN TIDAK DAPAT MENGAMBIL PELAJARAN (DARINYA) MELAINKAN ORANG-ORANG YANG BERAKAL (YANG MAU MENGGUNAKAN AKALNYA UNTUK MENIMBANG-NIMBANG LEBIH JAUH AKIBAT LANJUTNYA). (Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7) (MEREKA ITU BERDOA): "YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU JADIKAN HATI KAMI CONDONG KEPADA KESESATAN SESUDAH ENGKAU BERI PETUNJUK KEPADA KAMI, DAN KARUNIAKANLAH KEPADA KAMI RAHMAT DARI SISI ENGKAU; KARENA SESUNGGUHNYA ENGKAULAH MAHA PEMBERI (KARUNIA)".(Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 8) Kita dituntut untuk selalu waspada tehadap masalah halal dan haram ini, sebab mengabaikannya sama halnya dengan "kesiapan" untuk masuk neraka, meskipun harta itu kemudian digunakan untuk sesuatu yang dinilai orang sebagai ibadah. "Orang yang mendapat harta dari kerja atau kegiatan yang berdosa, lalu digunakannyya untuk bersilaturahim, sedekah, ataupun dinafkahkannya di jalan Allah, maka Allah mengumpulkannya itu semua, kemudian melemparkannya ke neraka." (HR Abu Dawud). "Orang yang tidak peduli dari mana dia mencari harta, maka Allah akan memasukkan dia ke neraka dari pintu yang manapun" (HR Abu manshur ad-Dailami). Kita harus membebaskan diri dari yang haram, jika kita ingin baik. Kalaupun harta itu kita gunakankan untuk berinfak Allah tidak akan menerimanya, padahal jika kita biarkan saja atau kita simpan maka harta itu akan membebani karena harta seperti itu akan menjadi "bekal" untuk ke neraka. "Semua daging yang tumbuh dari yang haram pantasnya neraka sebagai tempatnya" (HR Turmudzi). "Orang yang mendapat harta dari yang haram, kalaupun disedekahkan, tidaklah diterima Allah sedekahnya, sedangkan jika dibiarkan atau ditinggalkannya, harta itu akan menjadi perbekalan untuk ke neraka." (HR Ahmad). Oleh karena itu kita "kembalikanlah" yang bukan hak kita; kita ambil hanya yang benar-benar hak kita sebagaimana petunjuk Allah: "...JIKA KAMU SUDAH BERTAUBAT, MAKA UNTUKMU ADALAH YANG POKOKNYA (MODAL AWALNYA)..." (QS al-Baqarah [2]: 279). Semoga kita mampu untuk selalu menjaga diri dari harta yang tidak halal. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc.,
[wanita-muslimah] 1004008 Bertaubat
100408 Bertaubat Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Manusia berpeluang untuk tersalah langkah. Ini dapat karena salah menggunakan akalnya ataupun aakalnya terkalahnkan oleh godaan syaithan. Namun betapapun besarnya kesalahan ataupun dosa yang diperbuat oleh seseoirang, Allah SWT tidaklah langsung menghukumnya. Allah memberi kesempatan hambaNya untuk berbenah diri sebelum keburu mati; untuk menyadari kesalahannya, lalu berkehendak memperbaiki diri dengan kesungguhan, dengan pembuktiannya, bukan sekedar ngomong "Aku sudah tobat". Allah menuntut taubat yang bersungguh-sungguh, taubatan nashuha, untuk dimaafkan kesalahannya. (Qur'an Surat an-Nisa' [4]:17) Kebodohan itu dapat karena memang kurang ilmunya, ataupun kurang penalarannya sehingga mudah tertipu oleh syaithan. Orang seperti ini jika tersadar akan kesalahannya, maka dia dengan segera bertaubat. Lain halnya dengan orang yang menyengaja melakukan pelanggaran, dengan berpura-pura tidak tahu (Allah tahu kesengajaannya dan kepura-puraannya itu semua!), lalu menunda-nunda pertaubatannya, maka proses pertaubatannya tidaklah sesederhana pertaubatan orang yang memang tersalah langkah karena kebodohannya itu. Lebih celaka lagi jika dia keburu mati sebelum sempat bertaubat dengan benar. (Qur'an Surat an-Nisa' [4]:18) Mari kita renung-renungkan apa yang sudah kita lakukan. Sudahkah selama ini kita selalu hanya melakukan yang benar menurut Allah, dan meninggalkan yang terlarang olehNya? Jika nyatanya kita merasa masih melakukan yang salah, mari kita segera "menghapus" kesalahan itu dengan berbagai kebaikan; Rasulullah SAW menyebutkan kebaikan itu berpeluang menghapus kesalahan yang lalu. Jika kesalahan itu terkait dengan hak orang, agar Allah mengampuni dosa kita maka kita dituntut untuk mengembalikan hak orang yang kita salahi itu, melepaskan diri kita dari apa-apa yang bukan hak kita. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@pwmjatim.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100326 Jika sudah sampai batas
100326 Jika sudah sampai batas Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Secara umum kita diperintahkan untuk berdakwah dengan segala macam cara dan sarana sebagaimana termaktub dalam al-Qur'an (surat an-Nahl [16]:125): "SERULAH (MANUSIA) KEPADA JALAN TUHANMU DENGAN HIKMAH DAN PELAJARAN YANG BAIK DAN BANTAHLAH MEREKA DENGAN CARA YANG BAIK." Di dalam melaksanakan perintah Allah SWT untuk berdakwah, mengajak-ajak ke jalan yang benar (jalan Allah) tidak mustahil kita menghadapi kenyataan bahwa tidak sedikit dari mereka yang menjadi sasaran dakwah itu justru menolak sama sekali. Tidak jarang ketika berbantah atau berdiskusi itu justru mereka "menawarkan" cara penyelesaian yang menurut mereka lebih baik; kadang-kadang mereka justru mengancam. Ataupun mereka melakukan "perlawanan" dengan berbagai macam cara yang dapat mengecewakan maupun mematahkan semangat bagi yang semangat dakwahnya kurang kuat. Dalam hal memilih beragama kita tidak boleh memaksa (QS 2:256); terhadap tawaran mereka yang akan menyesatkan itu kita harus menjaga diri. "DAN JANGANLAH KAMU CENDERUNG KEPADA ORANG-ORANG YANG ZALIM YANG MENYEBABKAN KAMU DISENTUH API NERAKA, DAN SEKALI-KALI KAMU TIADA MEMPUNYAI SEORANG PENOLONGPUN SELAIN ALLAH, KEMUDIAN KAMU TIDAK AKAN DIBERI PERTOLONGAN." (Qur'an Surat Hud [11]:113) Tugas kita hanyalah penyampaikan perintah, yang mugkin terasa enak maupun yang sebenarnya tidak enak, berat ataupun ringan. Oleh karena itulah jika kita sudah berusaha melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka bolehlah kita "akhiri" pertentangan itu dengan baik-baik sebagaimana Allah mengajarkan (Qur'an Surat Hud [11] ayat 121-123): DAN KATAKANLAH KEPADA ORANG-ORANG YANG TIDAK BERIMAN: "BERBUATLAH MENURUT KEMAMPUANMU; SESUNGGUHNYA KAMIPUN BERBUAT (PULA)." (121). DAN TUNGGULAH (BAGAIMANA AKIBAT PERBUATANMU); SESUNGGUHNYA KAMIPUN MENUNGGU (PULA)(122). DAN KEPUNYAAN ALLAHLAH APA YANG GHAIB DI LANGIT DAN DI BUMI DAN KEPADANYALAH DIKEMBALIKAN URUSAN-URUSAN SEMUANYA, MAKA SEMBAHLAH DIA DAN BERTAWAKKALLAH KEPADANYA. DAN SEKALI-KALI TUHANMU TIDAK LALAI DARI APA YANG KAMU KERJAKAN (123). Kita juga masih berharap penuh bahwa Allah memberi kemudahan masa depan mereka itu dengan membuka hati mereka memberikan hidayahNya agar mereka itu mau tertaubat dengan taubat yang benar, lalu menjadikan mereka itu mau menerima apa-apa yang pernah kita sampaikah, lalu berbalik menjadi pejuang muslim yang gigih. Hal yang demikian ini bukanlah hal yang tak mungkin terjadi. Semogalah itu terjadi, yang Allah menjanjikan untuk kita penghargaan, balasan yang tak kurang nilainya dari dunia seisinya. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung (JOIN) di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@pwmjatim.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100326 Jika sudah sampai batas
100326 Jika sudah sampai batas Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Secara umum kita diperintahkan untuk berdakwah dengan segala macam cara dan sarana sebagaimana termaktub dalam al-Qur'an (surat an-Nahl [16]:125): "SERULAH (MANUSIA) KEPADA JALAN TUHANMU DENGAN HIKMAH DAN PELAJARAN YANG BAIK DAN BANTAHLAH MEREKA DENGAN CARA YANG BAIK." Di dalam melaksanakan perintah Allah SWT untuk berdakwah, mengajak-ajak ke jalan yang benar (jalan Allah) tidak mustahil kita menghadapi kenyataan bahwa tidak sedikit dari mereka yang menjadi sasaran dakwah itu justru menolak sama sekali. Tidak jarang ketika berbantah atau berdiskusi itu justru mereka "menawarkan" cara penyelesaian yang menurut mereka lebih baik; kadang-kadang mereka justru mengancam. Ataupun mereka melakukan "perlawanan" dengan berbagai macam cara yang dapat mengecewakan maupun mematahkan semangat bagi yang semangat dakwahnya kurang kuat. Dalam hal memilih beragama kita tidak boleh memaksa (QS 2:256); terhadap tawaran mereka yang akan menyesatkan itu kita harus menjaga diri. "DAN JANGANLAH KAMU CENDERUNG KEPADA ORANG-ORANG YANG ZALIM YANG MENYEBABKAN KAMU DISENTUH API NERAKA, DAN SEKALI-KALI KAMU TIADA MEMPUNYAI SEORANG PENOLONGPUN SELAIN ALLAH, KEMUDIAN KAMU TIDAK AKAN DIBERI PERTOLONGAN." (Qur'an Surat Hud [11]:113) Tugas kita hanyalah penyampaikan perintah, yang mugkin terasa enak maupun yang sebenarnya tidak enak, berat ataupun ringan. Oleh karena itulah jika kita sudah berusaha melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka bolehlah kita "akhiri" pertentangan itu dengan baik-baik sebagaimana Allah mengajarkan (Qur'an Surat Hud [11] ayat 121-123): DAN KATAKANLAH KEPADA ORANG-ORANG YANG TIDAK BERIMAN: "BERBUATLAH MENURUT KEMAMPUANMU; SESUNGGUHNYA KAMIPUN BERBUAT (PULA)." (121). DAN TUNGGULAH (BAGAIMANA AKIBAT PERBUATANMU); SESUNGGUHNYA KAMIPUN MENUNGGU (PULA)(122). DAN KEPUNYAAN ALLAHLAH APA YANG GHAIB DI LANGIT DAN DI BUMI DAN KEPADANYALAH DIKEMBALIKAN URUSAN-URUSAN SEMUANYA, MAKA SEMBAHLAH DIA DAN BERTAWAKKALLAH KEPADANYA. DAN SEKALI-KALI TUHANMU TIDAK LALAI DARI APA YANG KAMU KERJAKAN (123). Kita juga masih berharap penuh bahwa Allah memberi kemudahan masa depan mereka itu dengan membuka hati mereka memberikan hidayahNya agar mereka itu mau tertaubat dengan taubat yang benar, lalu menjadikan mereka itu mau menerima apa-apa yang pernah kita sampaikah, lalu berbalik menjadi pejuang muslim yang gigih. Hal yang demikian ini bukanlah hal yang tak mungkin terjadi. Semogalah itu terjadi, yang Allah menjanjikan untuk kita penghargaan, balasan yang tak kurang nilainya dari dunia seisinya. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung (JOIN) di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@pwmjatim.com Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] Re: Nabi Tukang Kawin...
Moderator perlu lebih jeli adanya posting seperti ini, yang sepertinya membela tetapi sebenarnya menperkeruh masalah, "memberi PR" agar kita terlup-akan pada hal yang lebih penting. Perhatikan siapa si pengirim dan dari mana dia berada. Segera hapuslah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Iman K." wrote: > > Beberapa bulan terakhir ini tiba-tiba saja ada orang yang berteriak-teriak > lantang di mailing list parapemi...@yahoogroups.com tanpa mengenal lelah. --- -- -- > Â > Salam, > Â > Â > Iman K. > www.parapemikir.com > >
[wanita-muslimah] 100316 Jangan biarkan kemungkaran
100316 Jangan biarkan kemungkaran. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Di dalam al-Qur'an Surat Hud [11] ayat 116-117 Allah berfirman: "MAKA MENGAPA TIDAK ADA DARI UMAT-UMAT YANG SEBELUM KAMU ORANG-ORANG YANG MEMPUNYAI KEUTAMAAN YANG MELARANG ORANG DARI (MENGERJAKAN) KERUSAKAN DI MUKA BUMI, KECUALI SEBAGIAN KECIL DI ANTARA ORANG-ORANG YANG TELAH KAMI SELAMATKAN DI ANTARA MEREKA. ORANG-ORANG YANG ZALIM HANYA MEMENTINGKAN KENIKMATAN KEMEWAHAN YANG ADA PADA MEREKA; MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG BERDOSA (116) DAN TUHANMU SEKALI-KALI TIDAK AKAN MEMBINASAKAN NEGERI-NEGERI SECARA ZALIM, SEDANGKAN DALAM PENDUDUKNYA MASIH ADA ORANG-ORANG YANG BERBUAT KEBAIKAN."(117) Ada orang yang setelah membacanya masih merasa "tenang", karena tak akan ada malapetaka umum selama masih ada orang yang berbuat baik. Rupanya dia lupa bahwa Allah swt juga sudah memperingatkan untuk munculnya bencana umum, walaupun masih ada juga orang yang baik "DAN PELIHARALAH DIRIMU DARI SIKSAAN YANG TIDAK KHUSUS MENIMPA ORANG-ORANG YANG ZALIM SAJA DI ANTARA KAMU; KETAHUILAH BAHWA ALLAH AMAT KERAS SIKSAANNYA." (QS al-Anfal [8]: 25) Bahkan Rasulullah SAW juga sudah memberi gambaran peluang seperti itu dengan menyebutkan bahwa dalam suatu bencana umum, orang akan diperhitungkan sebagaimana keadaan dia semula, sehingga orang baik akan tercatat sebagai ia selalu dalam keadaan berbuat baik, dengan pahala yang terkumpulkan terus tanpa hitungan. Kunci untuk menghindarkan munculnya malapetaka dalam masyarakat umum adalah upaya untuk selalu memperbaiki setiap kaburukan yang dijumpai, dengan amar ma'ruf (memerintahkan yang benar) dan nahi 'anil munkar (mencegah kemungkaran). Rasulullah SAW mengingatkan: "Pilih kalian melakukan amar ma'ruf dan mencegah kemungkaran, ataukah Allah akan menjadikan mereka yang memusuhi kalian menguasai kalian; kemudian jika orang-orang baik kalian berdoa (untuk kebaikan) tidaklah doanya itu dikabulkan Allah lagi." Sejalan dengan itu Rasulullah juga mengingatkan bahwa jika pada suatu kaum ada kemungkaran yang dibiarkan saja padahal orang sebenarnya masih dapat mengatasinya, maka sudah dekatlah masanya Allah menimpakan malapetaka secara umum kepada kaum itu. Semoga kita masih mau tetap menjadi pejuang untuk membina kebaikan dan mengatasi kemungkaran, agar bangsa kita selamat. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100304 Berdakwah bukannya memaksa
100304 Berdakwah bukannya memaksa. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Jika Allah SWT menjelaskan tugas Rasulullah dengan menyatakan: "Tidaklah Aku menugasimu kecuali untuk menebar kasih sayang buat seluruh alam" (QS al-Anbiya' [21]:107), Rasulullah juga diberi batasan-batasan. Misalnya saja Allah SWT menyebutkan: "Tidaklah Aku menugasimu kecuali sebagai pemberi kabar gembira (bagi yang berbuat baik) dan sebagai pemberi pengingatkan (bagi yang salah langkah) (QS al-Furqan [25]: 56). Secara sederhana tugas itu dapat disebut sebagai ajakan menuju ke jalan Allah; tugas-tugas itu lebih teknis disebutkan Allah dengan firmanNya: "Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana, berikan ajaran yang baik, dan ajak diskusilah mereka dengan cara yang lebih baik (menjaga perasan mereka; sadarkan mereka, bukannya menjatuhkan mereka) (QS an-Nahl [16]: 125). Dalam memilih agama, memilih jalan agama Allah ataukah jalan lain, tak boleh dilakukan pemaksaan (QS al-Baqarah [2]: 256). Bahkan Rasuullah pun secara lebih keras diingatkan: "Ingatkan; engkau hanyalah pengingatkan; engkau tidaklah berhak sebagai pemaksa atas mereka" (QS al-Ghasyiyah [88]: 22) Dalam meneruskan tugas Rasulullah SAW itu kita harus memanfaatkan semua potensi yang kita punya, misalnya setiap pelanggaran, kemungkaran, harus ditangani sejauh yang mungkin. Oleh karena itulah mudah kita fahami perintah Rasulullah: "Siapa saja yang melihat pelanggaran, maka haruslah dia mengatasinya dengan tangan (kekuasaannya). Jika untuk itu dia tidak mampu, maka haruslah dia mengatasinya dengan lisannya (maupun tulisan) untuk menegur, mengingatkan, menyampaikan maslahanya kepada yang lain. Kalau untuk inipun dia tak mampu, maka dengan hati sajalah; namun cara yang ini merupakan bukti selemah-lemahnya iman" (HR Ahmad, Bukhary, dan empat perawi yang lain) Semoga kita masih berani berbuat, agar tidak tergolong pada yang punya iman lemah. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw.
[wanita-muslimah] 100226 Mengenang untuk mencontoh Rasul
100226 Mengenang untuk mencontoh Rasul Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Ketika kita ingat hari kelahiran Rasulullah SAW yang banyak diperingati orang dengan berbagai macam kegiatan, mungkin tak banyak dari kita yang sadar bahwa Rasulullah sebenarnya tak pernah memerintahkan ataupun menganjurkan ummatnya untuk memperingatinya. Namun dalam keadaan seperti ini ada juga baiknya jika kita merenungkan sejenak bahwa Rasulullah Muhammad SAW dilahirkan mempunyai misi atau tugas yang masih harus kita lanjutkan, kalau kita mengaku sebagai penerus misi Rasulullah, lebih-lebih jika akhir-akhir ini kita merasakan kian rendahnya nilai moral, budi pekerti, atau akhlaq warga bangsa kita. Allah SWT menyebutkan tugas Rasulullah adalah "menyempurnakan akhlaq"; dengan inilah kiranya akan tercapai "penebaran kasih sayang bagi seluruh alam" (rahmatan lil-'alamien). Dalam melaksanakan misinya Rasulullah banyak memberi contoh, sebagaimana juga ditegaskan oleh Allah bahwa Rasulullah adalah contohan yang baik (uswatun hasanah). Akhlaq yang luhur sempurna akan menghasilkan perilaku yang mulia, misalnya menjaga alam bukannya merusaknya. Hubungan sesama mengarah ke saling memberi manfaat lebih bagi orang lain kalau bukan hanya terselamatkan orang dari ulah lidah maupun tangannya. Orang lebih mengetengahkan permaafan, bukannya balas dendam. Orang lebih suka memberi ketimbang meminta. Dunia dikejar dengan keyakinan bahwa dengan kekayaan yang diperolehnya dia dapat berbuat lebih banyak dalam beribadah maupun berinfaq wajib maupun sunnah. Mungkin dari kita ada yang masih bertanya-tanya, akhlaq yang mana yang harus kita contoh? Bagaimana mencontohnya? Secara sederhana dapatlah kita fahami bahwa jika akhlaq Rasul itu digambarkan sebagai akhlaq dalam al-Qur'an, maka akhlaq yang harus kita terapkan itu sangatlah banyak. Dari mana kita mulai berbenah diri? Allah sudah memberi pedoman bahwa dalam mematuhi Allah dan RasulNya lakukan dari yang mudah dulu. Artinya kita memulai dengan mengkaji kandungan al-Qur'an, lalu kita melaksanakan yang kita mampu walaupun terkesan sederhana ataupun hanya hal-hal yang kecil. Insya Allah kita akan terbiasa juga mengamalkan yang lebih besar nantinya. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW. Serius berbisnis di jalur Syariah? Pendaftaran Free member GRATIS di http://www.eSyariah.com/?id=tauhidHW.
[wanita-muslimah] 100218 Dosa dipikul pelakunya!
100218 Dosa dipikul pelakunya! Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Cukup banyak orang yang terkesan bermasa bodoh atas apa risiko lanjut dari yang dilakukannya, meskipun orang seperti ini tahu bahwa yang dilakukannya itu bukanlah hal yang benar; misalnya ketika dia melakukan sesuatu atas suruhan ataupun perintah seseorang. Bahkan kepada orang yang "bernasib sama" dengan dirinya orang ini terkadang "berpromosi" dengan mengatakan: "Sudahlah lakukan saja, biarlah dosanya nanti dia yang menanggung". Orang-orang seperti ini perlu dikasihani; mereka mungkin kurang memahami bahwa Allah SWT sudah menyatakan bahwa seseorang tidak dapat mengambil alih dosa orang lain (QS 6:164, 17:15, 35:18, 39:7). Seseorang akan menanggung dosa atas kesalahan yang dilakukannya. Bahkan bukan itu saja; Rasulullah Muhammad SAW mengingatkan kalaulah dosa yang dilakukannya itu kemudian ternyata ditiru orang lain (walaupun dia tidak bermaksud mengajari!), maka dia akan mendapat tambahan dosa sebesar dosa orang-orang yang menirunya, tanpa mengurangi dosa peniru itu sedikitpun. Rasulullah mencontohkan bahwa Qabil akan mendapat tambahan dosa setiap kali ada pembunuhan, karena Qabil adalah yang "memberi contoh" memulai adanya pembunuhan atas manusia. Manusia telah dilengkapi dengan akal yang dengan itu dia secara "alami" dapat mengenali mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga orang sebenarnya dapat menentukan sikap yang benar. Namun nyatanya syaitan sering mampu memberikan gambaran yang salah sehingga orang lalu cenderung memilih yang salah. Dan atas pilihannya itu Allah nanti akan memintai pertanggungjawabannya, untuk selanjutnya diberi pahala jika benar atau dihukum jika salah. Dalam mengikuti perintah, suruhan, ataupun ajakan, seseorang tidak boleh berbuat tanpa pertimbangan sendiri. Secara sederhana Rasulullah SAW menyatakan: "Tidak boleh mentaati seseorang untuk bermuat maksiat kepada Allah; ketaatan hanya boleh dalam mematuhi Allah". Akankah kita sekedar menjadi pak turut meskipun akan masuk neraka? Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW. Serius berbisnis di eSyariah? Pendaftaran Free member GRATIS di http://www.eSyariah.com/?id=tauhidHW.
[wanita-muslimah] 100218 Dosa dipikul pelakunya!
100218 Dosa dipikul pelakunya! Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Cukup banyak orang yang terkesan bermasa bodoh atas apa risiko lanjut dari yang dilakukannya, meskipun orang seperti ini tahu bahwa yang dilakukannya itu bukanlah hal yang benar; misalnya ketika dia melakukan sesuatu atas suruhan ataupun perintah seseorang. Bahkan kepada orang yang "bernasib sama" dengan dirinya orang ini terkadang "berpromosi" dengan mengatakan: "Sudahlah lakukan saja, biarlah dosanya nanti dia yang menanggung". Orang-orang seperti ini perlu dikasihani; mereka mungkin kurang memahami bahwa Allah SWT sudah menyatakan bahwa seseorang tidak dapat mengambil alih dosa orang lain (QS 6:164, 17:15, 35:18, 39:7). Seseorang akan menanggung dosa atas kesalahan yang dilakukannya. Bahkan bukan itu saja; Rasulullah Muhammad SAW mengingatkan kalaulah dosa yang dilakukannya itu kemudian ternyata ditiru orang lain (walaupun dia tidak bermaksud mengajari!), maka dia akan mendapat tambahan dosa sebesar dosa orang-orang yang menirunya, tanpa mengurangi dosa peniru itu sedikitpun. Rasulullah mencontohkan bahwa Qabil akan mendapat tambahan dosa setiap kali ada pembunuhan, karena Qabil adalah yang "memberi contoh" memulai adanya pembunuhan atas manusia. Manusia telah dilengkapi dengan akal yang dengan itu dia secara "alami" dapat mengenali mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga orang sebenarnya dapat menentukan sikap yang benar. Namun nyatanya syaitan sering mampu memberikan gambaran yang salah sehingga orang lalu cenderung memilih yang salah. Dan atas pilihannya itu Allah nanti akan memintai pertanggungjawabannya, untuk selanjutnya diberi pahala jika benar atau dihukum jika salah. Dalam mengikuti perintah, suruhan, ataupun ajakan, seseorang tidak boleh berbuat tanpa pertimbangan sendiri. Secara sederhana Rasulullah SAW menyatakan: "Tidak boleh mentaati seseorang untuk bermuat maksiat kepada Allah; ketaatan hanya boleh dalam mematuhi Allah". Akankah kita sekedar menjadi pak turut meskipun akan masuk neraka? Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW. Serius berbisnis di eSyariah? Pendaftaran Free member GRATIS di http://www.eSyariah.com/?id=tauhidHW.
[wanita-muslimah] 100212 Suci
100212 Suci Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Dalam pemahaman bahasa pada dasarnya suci dapat dimaknai bebas dari; misalnya suci hama difahami sebagai bebas dari hama, suci najis artinya bebas dari najis, walaupun penggunaan lanjutnya terkadang terkesan bertentangan semisal orang yang suci hati harus difahami mempunyai hati yang suci. Dalam mecapai derajat kesucian untuk masing-masing masalah bisa berbeda banyak, walaupun pada dasarnya harus ada proses; prosesnya tergantung pada apa masalahnya. Misalnya bahwa untuk menjadikan pisau suci hama maka pisau itu dapat dipanasi dengan oven selama waktu tertentu, direbus, ataupun dengan dibakar. Untuk mencapai suci najis dapat dilakukan dengan dicuci dengan air, diusap dengan batu, ataupun dengan cara lainnya, tergantung pada macam najisnya. Untuk menjadikan dirinya suci hadats maka orang berwudhu ataupun mandi. Dalam istilah agama kata suci banyak digunakan untuk berbagai pengertian. Misalnya saja jika kita menyebut Allah Maha Suci (Subhanallah), maka suci di artikan bebas dari cecat (sabbaha: berenang menjauhi pinggiran/pantai). Untuk mencapai hati yang suci dalam beragama, orang perlu memahami dulu apa yang dimaksud dengan hati itu. Orang dapat saja menganggap bahwa yang dimaksud dengan hati itu adalah iman ataupun pemahaman ketuhanan; orang lain menangkap bahwa pengertian hati itu adalah niat (motivasi). Orang lainnya lagi dapat menyimpulkan dengan pemahaman yang lainnya lagi. Namun dalam beragama ini boleh dibilang bahwa kesucian hati itu adalah pemusatan arah hanya kepada Allah SWT saja. Secara sederhana mungkin pernyatan Rasulullah SAW bahwa dari sekian puluh dabang imam itu, iman yang tertinggi itu adalah kalimah . Ini harus benar-benar difahami bahwa bukannya sekedar melafalkan kata-kata itu, tetapi mengarah ke makna yang dikandungnya. Paling tidak orang yang beriman tinggi itu memahami bahwa bukan tuhan selain Allah; yang lainnya bukanlah tuhan walaupun banyak orang yang mengagungkannya ataupun bahkan menyembahnya, katakanlah bahwa yang lain itu hanya tuhan-tuhanan. Jadi orang yang beriman di tingkat ini yakin bahwa hanya Allah satu-satunya yang diakui sebagai Tuhannya, suatu pengakuan yang tidak boleh hanya sedangkal itu. Dia harus mengaku juga antara lain bahwa Allah adalah pencipta dirinya; maka Allah harus dihormati dengan cara yang telah ditentukan olehNya semisal shalat, berpuasa, berzakat, berhajji, dan sebagainya. Keyakinan lanjut bahwa Allah adalah penguasa harus menimbulkan keyakinan bahwa Allah kuasa atas dirinya maupun makhluq lainnya. Sejalan dengan itu sesuai dengan sifat sayangNya, maka diyakini juga bahwa Allah adalah juga penguasa dalam menentukan garis hukum yang harus dipatuhi oleh siapapun untuk sukses dalam kehidupan dunia maupun akhirat, semisal adanya hukum sebab-akibat yang dengan itu muncul kewajiban makhluk untuk berusaha. Allah juga kuasa menentukan nasib seseorang ataupun suatu bangsa dari apa yang diupayakan mereka dalam kehidupannya. Masih banyak lagi hal-hal yang terkait dengan keyakinan dasar ini. Yang jelas di sisi lain, keyakinan ini harus dilengkapi keyakinan bahwa apapun yang bukan Allah itu bukanlah Tuhan, yang pasti tidak punya sifat-sifat yang sepadan dengan Allah. Pengakuan atas pemikiran bahwa ada tuhan-tuhan yang lain ataupun anggapan bahwa ada yang lain yang pantas dituhankan, dipatuhi dengan kepatuhan setingkat Aallah, ataupun bahkan menganggap bahwa di samping Aallah ada tuhan yang lain, itu semua adalah bentuk kemusssyrikan, yang merupakan cacat kesucian pandangan manusia, suatu bentuk kebodohan yang besar. Mematuhi seseorang tanpa penalaran yang benar merupakan salah satu bentuk kemusyrikan ini, ketika dia melarang ataupun menyuruh. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW. Untuk serius berusaha kunjungi http://www.eSyariah.com/?id=tauhidhw
[wanita-muslimah] 100131 "Hadiah"
100131 "Hadiah" Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Memang tak terlalu salah jika ada orang yang mengatakan bahwa korupsi itu sudah membudaya dalam masyarakat kita. Yang salah adalah anggapan bahwa korupsi tidak dapat dihilangkan, sebagaimana orang mengatakan bahwa pelacuran tidak dapat dihapus karena sudah tumbuh lama sejalan dengan pertumbuhan kehidupan bermasyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah kebiasaan yang sudah memasyarakat. Namun harus disadari bahwa kebiasaan itu jika ditilik dari pedoman Allah ada yang baik ada pula yang buruk; yang buruk harus diperbaiki, sedangkan yang baik perlu dipertahankan ataupun bahkan dikembangkan lebih lanjut. Misalnya saja dalam hal korupsi; oleh sejumlah orang korupsi dianggap dianggap sudah sebagai budaya. Memang nyatanya sudah sejak lama telah ada kebiasaan yang menjadikan munculnya sebutan jabatan basah, jabatan kering; yaitu kebiasaan "memberi hadiah", tanda setia kepada pejabat-pejabat tertentu. Jika mereka yang berkecimpung dalam bidang yang terkait dengan ini diingatkan ataupun ditegur, mereka menjawab: "Dari dulu memang sudah demikian" tanpa terlintas di benak mereka keinginan untuk memperbaikinya. jawaban seperti itu sama dengan jawaban kaum-kaum para nabi terdahulu ketika diingatkan untuk memperbaiki kebiasaan mereka dalam hal ibadahnya, misalnya: KAUM TSAMUD BERKATA: "HAI SHALEH, SESUNGGUHNYA KAMU SEBELUM INI ADALAH SEORANG DI ANTARA KAMI YANG KAMI HARAPKAN, APAKAH KAMU LALU MELARANG KAMI MENYEMBAH APA YANG DISEMBAH OLEH BAPAK-BAPAK KAMI? SESUNGGUHNYALAH KAMI JADI BETUL- BETUL DALAM KERAGUAN YANG MENGGELISAHKAN TERHADAP AGAMA YANG KAMU SERUKAN KEPADA KAMI." (Qur'an Surat Hud [11]: 62) Sepertinya para pejabat hendak mengatakan "Bukankah dari dulu biasanya para pejabat mendapat tanda setia ('bulu bekti', Jw.), tanda terima kasih dari masyarakatnya?", padahal Rasulullah Muhammad SAW sudah menyebutkan bahwa apa yang didapat pejabat di luar gajinya adalah pelanggaran (sukhtun,ghulul; dosa). Pada kesempatan lain dalam suatu pertemuan, seorang petugas pengumpul zakat datang menyampaikan hasilnya dengan memilah mana yang diperoleh sebagai zakat yang terkumpul dan mana yang dikumpulkannya sebagai bagian untuk dirinya, yaitu hadiah, pemberian dari orang-orang yang dikunjunginya. Langsung saja Rasulullah menyampaikan "Mengapa dia tidak tinggal di rumah ibunya saja; orang memberi hadiah kepadanya ataukah tidak?". Pemberian ataupun hadiah yang terkait dengan jabatan seseorang itu bukanlah hak si pejabat, tak halal baginya! Bahkan orang yang menolong seseorang lalu orang itu memberinya hadiah dan diterimanya, itu berarti dia telah masuk salah satu pintu dari pintu-pintu riba. Dari sedikit gambaran itu saja maka mereka yang bekerja di "tempat basah" harus bersiap-siap untuk "berbasah-basah direndam di neraka" jika tidak segera bertaubat. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW Serius berusaha? Kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw
[wanita-muslimah] 100122 Kebudayaan yang salah harus diperbaiki.
100122 Kebudayaan yang salah harus diperbaiki. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Tidak terlalu salah jika ada orang yang mengatakan bahwa korupsi itu sudah membudaya dalam masyarakat kita. Yang salah adalah anggapan bahwa korupsi tidak dapat dihilangkan, sebagaimana orang mengatakan bahwa pelacuran tidak dapat dihapus karena sudah tumbuh lama sejalan dengan pertumbuhan orang dalam kehidupan bermasyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah kebiasaan yang sudah memasyarakat. Namun harus disadari bahwa kebiasaan itu ada yang baik ada pula yang buruk; yang buruk harus diperbaiki, yang baik perlu dipertahankan ataupun bahkan dikembangkan lebih lanjut. Ini tanggung jawab siapa? Harus dimulai dari mana? Kapan? Yang paling bertanggung jawab adalah para pemimpin dalam semua jenjang dan tingkatannya. Mereka dapat berbuat banyak sesuai dengan haknya, yaitu untuk diturut. Namun dalam menuruti pimpinan ini warga atau anggota juga dituntut untuk tidak asal turut; mereka harus kritis. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa perintah ataupun suruhan yang boleh diturut hanya yang benar, yang tidak mengandung unsur maksiat. Dalam bentuk sederhana, seorang imam shalat harus diturut, namun jika ada kesalahan tidak boleh diturut begitu saja, dia harus diingatkan; jika tidak mau memperbaiki diri boleh ditinggal, tidak diturut lagi. Agar tidak ditolak ataupun ditinggalkan warga, pemimpin harus menjaga diri agar selalu dalam jalur yang benar. Untuk ini mereka harus belajar dan belajar, menggunakan segala macam sarana yang ada. Warga tidak boleh membiarkan pemimpinnya salah langkah; masukan-masukan perlu diberikan dengan penuh kebijaksanaan, dalam segala bentuk dan caranya. "SERULAH (MANUSIA) KEPADA JALAN TUHANMU DENGAN HIKMAH (BIJAK) DAN PELAJARAN YANG BAIK DAN BANTAHLAH (BERDISKUSILAH DENGAN) MEREKA DENGAN CARA YANG LEBIH BAIK." (Qur'an, surat an-Nahl [16]:125) Seorang pemimpin yang menyadari kedudukannya akan banyak menjadi contoh, bukannya banyak memerintah; bahkan Rasulullah SAW juga sudah mengingatkan: "Mulailah dari dirimu sendiri". Semua itu harus dilakukan secepatnya, sebelum terlambat, sebelum keburu mati. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 100114 Memahami perbedaan status
100114 Memahami perbedaan status. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Allah SWT melebihkan pemberian kepada sebagian orang dibandingkan dengan yang lain untuk tujuan luhur dan hikmah yang agung, yaitu sebagai ujian di dalam memikul segala beban hidup; bersyukur atas kelebihan yang diterima, bersabar terhadap kekurangan yang dihadapinya. Itulah perkara yang tidak jarang kita lupakan dalam melihat hakikat perbedaan yag ada itu, sehingga kita luput dari merealisasikan maksud Allah dalam hal penciptaan dan pengaturan itu, yaitu ada tanggung jawab. DAN DIALAH YANG MENJADIKAN KAMU PENGUASA-PENGUASA DI BUMI DAN DIA MENINGGIKAN SEBAGIAN KAMU ATAS SEBAGIAN (YANG LAIN) BEBERAPA DERAJAT, UNTUK MENGUJIMU TENTANG APA YANG DIBERIKANNYA KEPADAMU. SESUNGGUHNYALAH TUHANMU AMAT CEPAT SIKSAANNYA (BAGI YANG MENYALAHINYA); SESUNGGUHNYALAH DIA MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG. (Quran Surah al-An'am [6]:165) Allah melestarikan keberadaan manusia dan fungsinya dengan menyediakan petunjuk-petunjuk yang dengannya manusia akan selamat dalam kehidupannya di ddunia untuk mempersiapkan diri bagi kebahagiaannya di akhirat nanti. Allah menyediakan sarana yang diperlukan manusia dalam bentuk sandang, pangan, dan papan. Semua itu memang bukan disediakan dalam bentuk seibarat nasi yang tinggal menyantapnya; Allah memberi sarana kemampuan berfikir untuk dapat memahami apa-apa yang dihadapinya. Dengan itu manusia dapat membedakan mana yang baik maupun yang buruk; dengannya manusia lalu dapat memilih yang baik bukannya yang buruk, dapat memilih yang memberi manfaat bukannya yang membahayakan. Atas adanya kemampuan berfikir dengan akalnya itulah nanti manusia dimintai pertanggungjawaban atas apa yang senyatanya dilakukan dengan apa yang telah diberikan Allah. Dari sinilah dapat lebih kita fahami mengapa kemudian Allah pantas bertanya seperti yang tertera pada akhir ayat 72 surat an-Nahl [16]: ALLAH MENJADIKAN BAGI KAMU ISTERI-ISTERI DARI JENIS KAMU SENDIRI DAN MENJADIKAN BAGIMU DARI ISTERI-ISTERI KAMU ITU ANAK-ANAK DAN CUCU-CUCU, DAN MEMBERIMU REZKI DARI YANG BAIK-BAIK. MAKA MENGAPAKAH MEREKA (manusia) BERIMAN KEPADA YANG BATHIL DAN MENGINGKARI NIKMAT ALLAH? (Quran Surat an-Nahl [16]: 72) Mudah-mudahan kita dapat memahami keberagaman kenyataan dan keberadaan kita masing-masing dengan kesadaran atas tanggung jawab atas semua yang dipaparkan Allah kepada kita, untuk kemudian dapat bersikap dengan benar. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Asalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wasalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 100101 Berlomba berusaha
100101 Berlomba berusaha. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Tidak sedikit dari kita yang "silau" melihat sukses yang telah dicapai orang, apalagi jika yang "sukses" itu adalah orang yang non-muslim. Kadang-kadang muncul "pemberontakan" dalam hati kita, mempertanyakan mengapa yang sukses orang yang tak shalat, padahal kita sudah shalat setiap hari. Terkait dengan ini mungkin kita lupa ataupun belum pernah membaca pedoman dasar yang telah diberikan Allah SWT, yang tertulis dalam al-Qur'an, ataupun gambaran yang telah diberikan oleh RasulNya, Muhammad SAW., misalnya: "BARANG SIAPA YANG MENGHENDAKI KEHIDUPAN DUNIA DAN PERHIASANNYA,NISCAYA KAMI MEMBERIKAN KEPADA MEREKA BALASAN PEKERJAAN MEREKA DI DUNIA DENGAN SEMPURNA DAN MEREKA DI DUNIA ITU TIDAK AKAN DIRUGIKAN." (Qur'an Surah Hud [11]: 15) "BARANG SIAPA MENGHENDAKI (SUKSES) KEHIDUPAN SEKARANG (DUNIAWI) MAKA KAMI SEGERAKAN BAGINYA DI DUNIA ITU APA YANG KAMI KEHENDAKI BAGI ORANG YANG KAMI KEHENDAKI..." (Qur'an Surah al-Isra'[17]: 18) Di dalam kehidupan dunia ini Allah telah menetapkan "hukum sebab-akibat" sebagai salah satu dari sunnatullah, hal yang sering kita lupakan. Banyak dari kita yang kurang benar dalam berserah diri (tawakkal), banyak dari kita yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha; misalnya ingin kaya tetapi tidak mau bekerja keras, ingin pandai tetapi malas belajar. Bahkan ada pula yang lupa untuk mempersiapkan diri untuk kehidupan akhiratnya, padahal kehidupan akhirat itu jauh-jauh lebih panjang ketimbang masa kehidupan dunia ini; mereka yang tidak mempersiapkan kehidupan akhirat itu akan memperoleh kehidupan sengsara di neraka! "ITULAH ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMPEROLEH (BALASAN) DI AKHIRAT KECUALI NERAKA; LENYAPLAH DI AKHIRAT ITU APA YANG TELAH MEREKA USAHAKAN DI DUNIA, DAN SIA-SIALAH APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN." (Qur'an Surah Hud [11]: 16) "...DAN KAMI TENTUKAN BAGINYA NERAKA JAHANNAM; IA AKAN MEMASUKINYA DALAM KEADAAN TERCELA DAN TERUSIR." (Qur'an Surah al-Isra'[17]:18) Beruntunglah kita yang telah sadar bahwa untuk mencapai sukses di dunia maupun akhirat kita harus giat berusaha secara bersungguh-sungguh, termasuk menguatkan usaha itu dengan ilmu maupun sarananya yang terkait. Allah itu Maha Pemurah membantu siapapun yang berusaha; kita harus pandai-pandai "bersaing" dengan mereka yang berusaha menuju ke kerusakan dn kemungkaran. "KEPADA MASING-MASING GOLONGAN BAIK GOLONGAN INI MAUPUN GOLONGAN ITU KAMI BERIKAN BANTUAN DARI KEMURAHAN TUHANMU. DAN KEMURAHAN TUHANMU TIDAK DAPAT DIHALANGI." (Qur'an Surah al-Isra'[17]: 20) "DAN BARANG SIAPA MENGHENDAKI KEHIDUPAN AKHIRAT DAN BERUSAHA KE ARAH ITU DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH SEDANG IA ADALAH MUKMIN, MAKA MEREKA ITU ADALAH ORANG-ORANG YANG USAHANYA DIBALASI DENGAN BAIK." (Qur'an Surah al-Isra'[17]: 19) Semoga Allah swelalu memberikan kekuatan untuk berusaha dalam arah hidayahNya. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Asalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wasalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 91221 Menghitung-hitung amal
91221 Menghitung-hitung amal. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Allah SWT telah mengingatkan kita sekalian untuk mawas diri, antara lain dalam firmanNya (QS al-Hasyr [59]: 18) HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN HENDAKLAH SETIAP DIRI MEMPERHATIKAN DENGAN SEKSAMA APA YANG TELAH DIPERBUATNYA UNTUK HARI ESOK (AKHIRAT), DAN BERTAKWALAH KEPADA ALLAH, SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA MENGETAHUI APA YANG KAMU KERJAKAN. Peringatan itu sudah cukup rinci untuk kita renungkan ulang dalam masa-masa seperti sekarang ini. Allah mengawali dengan mengingatkan kita untuk selalu merujuk ke bagaimana ketentuan Allah untuk bertaqwa, yaitu untuk hanya melakukan yang benar menurut Allah, meninggalkan yang terlarang menurut Allah. Kemudian Allah mengingatkan kita untuk menghitung-hitung ulang dengan cermat apa yang telah kita persiapkan untuk masa depan kita, terutama untuk kehidupan di akhirat nanti. Kehidupan di akhrat harus kita persiapkan di masa hidup kita di dunia ini, sebelum hidup kita berakhir; semua itu kita tempuh waktu demi waktu, dari tahun ke tahun, dari bulan ke bulan, bahkan dari detik ke detik berikutnya. Dalam memperhitungkan langkah-langkah kita yang lalu hendaknya kita jeli untuk selalu bersyukur jika kita telah berhasil, dan kian bergiat jika belum. Jika ternyata masih ada yang salah secepatnyalah kita berbenah diri; secepatnyalah bertaubat dan memperbaiki diri. APA SAJA NIKMAT YANG KAMU PEROLEH ADALAH DARI ALLAH, DAN APA SAJA BENCANA YANG MENIMPAMU, MAKA DARI (KESALAHAN) DIRIMU SENDIRI...(QS an-Nisa'[4]: 79) Bagaimana kita akan melanjutkan langkah lagi? Allah juga sudah mengingatkan: bertaqwalah. Jangan sampai kita kemudian menempuh jalan yang salah; jangan kita pakai peluang korupsi sekecil apapun kalaupun karena merasa masih berkekurangan meski ada kesempatan. Allah menunjukkan peringatannya dengan menyebutkan: "ALLAH MAHA MENGETAHUI APA YANG KAMU KERJAKAN." (QS al-Hasyr [59]: 18). Oleh karena itulah dengan menyadari bahwa sangat banyak kenikmatan maupun potensi yang telah diberikan Allah kepada kita, maka sangat tepatlah jika persiapan untuk masa depan kita itu kita lakukan dengan memanfaatkan apa-apa yang telah diberikan Allah itu untuk lebih banyak lagi beramal, sesuai dengan arahan Allah: DAN CARILAH DENGAN APA YANG TELAH DIANUGERAHKAN ALLAH KEPADAMU (BEKAL UNTUK MENCAPAI KEBAHAGIAAN) NEGERI AKHIRAT, NAMUN JANGANLAH KAMU MELUPAKAN BAGIANMU DARI (MENIKMATI KENIKMATAN) DUNIAWI; BERBUAT BAIKLAH (KEPADA ORANG LAIN) SEBAGAIMANA ALLAH TELAH BERBUAT BAIK, KEPADAMU. DAN JANGANLAH KAMU BERBUAT KERUSAKAN DI BUMI; SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN. (QS al-Qashash [28]: 77) Semoga kesempatan yang masih ada ini dapat kita manfaatkan dengan baik. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Asalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wasalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 91210 Ilmu untuk selamat melangkah
91210 Ilmu untuk selamat melangkah. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Rasulullah Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan peringatan Allah SWT kepada ummatnya: "TIDAK SAMA YANG BURUK DENGAN YANG BAIK, MESKIPUN BANYAKLAH YANG BURUK ITU YANG MENARIK HATIMU, MAKA BERTAKWALAH KEPADA ALLAH, HAI ORANG-ORANG BERAKAL, AGAR KAMU MENDAPAT KEBERUNTUNGAN." (Qur'an Surah al-Maidah [5]:100) Peringatan itu seharusnya menjadikan kita selalu waspada terhadap apa-apa yang kita jumpai di kiri-kanan kita dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin kita tergoda oleh sesuatu yang menarik, yang mungkin baru kemudiannya ketahuan bahwa yang menarik itu sebenarnya buruk. Dalam rangkaian peringatan ini, agar kita terlepas dari peluang salah pilih itu, maka Allah SWT kemudian mengarahkan kita dengan perintahNya "BERTAQWALAH KEPADA ALLAH DENGAN MEMANFAATKAN AKAL, AGAR KAMU SUKSES". Secara retorik selanjutnya Allah juga menggugah kita untuk berfikir lagi dengan pertanyaan yang tidak perlu dijawab: "PATUTKAH KAMI (ALLAH) MENGANGGAP SAMA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL YANG SALEH DENGAN ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI? PATUTKAH (PULA) KAMI MENGANGGAP SAMA ORANG-ORANG YANG BERTAKWA DENGAN ORANG-ORANG YANG BERBUAT MAKSIAT?" (Qur'an Surah Shad [38]: 28) Kedua ayat di atas mendorong kita untuk kritis dalam bersikap ataupun memilih tindakan; kita perlu tahu mana yang buruk dan mana yang baik, mana -perbuatan shaleh mana perbuatan yang merusak, mana perbuatan yang menunjukkan taqwa kepada Allah dan mana yang tergolong bermaksiyat terhadap allah. Untuk mampu menilai sesuatu guna menentukan baik ataukah buruk sesuatu kita perlu ilmunya, kita perlu banyak belajar. Oleh karena itulah jika kita tidak ingin tersesat, tidak ingin salah langkah, tidak ingin salah bersikap, maka perlu kita perhatikan apa yang digambarkan oleh Rasulullah SAW: "Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga" (Hadits Riwayat Muslim) Mari kita berusaha untuk rajin mengasah akal kita agar dapat memilah mana yang dapat mengarahkan seseorang ke surga dan mana yang jika diikuti akan membawa ke neraka. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 91127 Qurban sebagai ibadah sosial.
91127 Qurban sebagai ibadah sosial. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. "DAGING-DAGING UNTA DAN DARAHNYA ITU SEKALI-KALI TIDAK DAPAT MENCAPAI (KERIDHAAN) ALLAH, TETAPI KETAQWAAN KAMULAH YANG DAPAT MENCAPAINYA..."(QS al-Hajji [22]:37) Pada awalnya ibadah hajji maupun penyembelihan ternak qurban merupakan ibadah "napak tilas" kehidupan keluarga nabi Ibrahim yang menggambarkan kepatuhan dan keikhlasan dalam melaksanakan perintah Allah. Kini secara umum ibadah hajji maupun ibadah qurban dapat dipandang juga sebagai ibadah maliyah (ibadah yang terkait dengan harta), karena untuk melaksanakan kedua bentuk ibadah ini seseorang perlu "kerelaan untuk melepaskan" hartanya, uangnya. Semuanya itu nilainya didasarkan pada derajat taqwaannya. Uang dalam ibadah hajji digunakan untuk melancarkan perjalanan ibadah hajji. Ibadah qurban adalah ibadah sosial karena daging qurban diserahkan ke orang lain yang tidak jarang hanya setahun sekali berkesempatan menikmati lauk daging; ibadah macam ini punya nilai tinggi dalam pandangan Allah SWT. Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua karena pintunya tertutup oleh batu merupakan sebuah ilustrasi. Dalam ketidakberdayaan mereka untuk menggeser batu penutup pintu gua itu mereka merasa harus pasrah kepada Allah Yang Maha Kuasa. Mereka mendekatkan diri kepada Allah, berdoa dengan mengandalkan (berwashilah) pada "kebaikan-kebaikan" amalan yang dulu pernah mereka lakukan. Yang pertama mengandalkan bahwa dia batal menzinai seorang gadis cantik yang diingininya, yang sudah pasrah, karena tersadar untuk takut kepada Allah; Allah menghargai perbuatan itu dengan sedikit menggeser batu penutup itu. Yang kedua mengandalkan sikap dan perlakuannya sebagai baktinya terhadap ayahnya, yang menghasilkan lebih lebarnya tergesernya batu penutup itu, namun belum cukup untuk mereka lewat. Yang ketiga mengandalkan bahwa dia telah mengembangkan gaji karyawannya yang pergi sebelum mengambil gajinya, yang setelah berkembang karyawannya itu datang meminta gajinya dulu itu; dengan kerelaan dia menyerahkan semuanya. Ternyata Allah sangat menghargai perbuatan orang ketiga ini, yang merupakan ibadah sosial, sehingga tergeserlah batu penutup itu sehingga terbebaskanlah ketiga orang itu. Banyak bentuk ibadah sosial yang dapat kita lakukan, sampai-sampai orang yang membatalkan keberangkatannya berhajji karena bekalnya diserahkan kepada tetangganya yang memerlukan telah digambarkan oleh Rasulullah SAW bahwa orang itu sebagai berada di antara mereka yang sedang menjalankan semua kegiatan ibadah hajji. Begitulah bantuan untuk proses pendidikan (semisal bea siswa, tunjangan mengajar) sangatlah dinilai tinggi. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shAllaha 'l-Lahu 'alaihi wa sAllaham (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Asalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wasalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 91110 Berdakwahlah, walau mungkin "tidak" berhasil.
91110 Berdakwahlah walau mungkin "tidak" berhasil. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Ayat 99-100 Surat Yunus [10] ini harus kita baca dengan penuh rasa syukur, bahwa Allah telah mengizinkan kita sekalian menjadi mukmin. Rasulullah Muhammad SAW pernah juga menggambarkan bahwa kalaulah Allah menjadikan kita sebagai perantara untuk sampainya iman kepada seseorang, maka Allah menghadiahi kita dengan balasan yang lebih besar dari nilai dunia seisinya. Walaupun demikian tidak salah kalau kita juga berterima kasih kepada fihak-fihak yang mungkin dapat kita kenali siapanya, yang telah menjadi perantara untuk sampainya ajaran Islam ataupun iman kepada kita itu. Jika kita kemudian juga berharap lebih, lalu juga berusaha menyampaikan ajaran Allah kepada orang lain, mungkin saja seruan kita itu berhasil mendulang pahala, walau mungkin saja "sepertinya" tidak ada hasilnya. Yang jelas kewajiban kita adalah menyeru, berdakwah; kita tak boleh berputus asa atas "kegagalan" usaha kita dalam upaya ini; kita harus sadar bahwa hanya izin Allah yang dapat menjadikan da'wah kita "berhasil". DAN JIKALAU TUHANMU MENGHENDAKI, TENTULAH BERIMAN SEMUA ORANG YANG DI MUKA BUMI SELURUHNYA. MAKA APAKAH KAMU (HENDAK) MEMAKSA MANUSIA SUPAYA MEREKA MENJADI ORANG- ORANG YANG BERIMAN SEMUANYA? (QS 10: 99) DAN TIDAK ADA SEORANGPUN AKAN BERIMAN KECUALI DENGAN IZIN ALLAH; DAN ALLAH MENIMPAKAN KEMURKAAN KEPADA ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMPERGUNAKAN AKALNYA (QS 10: 100) Bahkan Rasulullah sendiri pun tidak terjamin bahwa da'wahnya akan selalu sukses; beliau pun diingatkan kepada batasan tugas utama: mengajak, bukannya memaksa-maksa. JIKA MEREKA BERPALING MAKA KAMI TIDAK MENGUTUS KAMU SEBAGAI PENGAWAS BAGI MEREKA. KEWAJIBANMU TIDAK LAIN HANYALAH MENYAMPAIKAN (RISALAH). SESUNGGUHNYA APABILA KAMI MERASAKAN KEPADA MANUSIA SESUATU RAHMAT DARI KAMI DIA BERGEMBIRA- RIA KARENA RAHMAT ITU. DAN JIKA MEREKA DITIMPA KESUSAHAN DISEBABKAN PERBUATAN TANGAN MEREKA SENDIRI (NISCAYA MEREKA INGKAR) KARENA SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU AMAT INGKAR (KEPADA NIKMAT).(Qur'an Surah Asy-Syura [42]: 48 ) KAMI LEBIH MENGETAHUI TENTANG APA YANG MEREKA KATAKAN, DAN KAMU SEKALI-KALI BUKANLAH SEORANG PEMAKSA TERHADAP MEREKA. MAKA BERI PERINGATAN- LAH DENGAN AL-QURAN ORANG YANG TAKUT KEPADA ANCAMANKU. (QS Qaaf [50]: 45) Terhadap mereka yang menolak kebenaran yang seharusnya dapat mereka terima sesuai dengan kemampuan akal yang telah diberikan kepada mereka itu, Allah punya kuasa. Setelah peringatan dengan kasih sayang disampaikan kepada mereka untuk menggunakan akal mereka, yang ternyata mereka tidak mempergunakannya, maka Allah akan menegur lebih lanjut mereka itu dengan peringatan kesusahan, ataupun menghukum mereka dengan berbagai malapetaka yang dapat menghancurkan mereka. Semoga kita dapat memahami potensi maupun keterbatasan diri, untuk mampu menjaga diri melangkah berda'wah dalam koridor izin Allah. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 91105 Jangan terkecoh "kesuksesan" di dunia
91105 Jangan terkecoh "kesuksesan" hidup di dunia. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Tidak jarang kita terpukau, terbuai, oleh kemudahan-kemudahan ataupun sukses seseorang dalam hidupnya; ekonominya mapan, anak-anaknya berhasil menempuh studi di institusi pendidikan yang banyak dibanggakan orang. Melihat yang seperti itu sering pula kita ingin juga menjadi seperti mereka itu, tanpa menyadari apa hakikat yang kita lihat itu, yaitu bahwa semua itu adalah ujian dari Allah SWT. APAKAH MEREKA MENGIRA BAHWA HARTA DAN ANAK-ANAK YANG KAMI BERIKAN KEPADA MEREKA ITU (BERARTI BAHWA) (55), KAMI MENYEGERAKAN SECARA TERUS-MENERUS MEMBERIKAN KEBAIKAN- KEBAIKAN KEPADA MEREKA? TIDAK, SEBENARNYA MEREKA TIDAK SADAR (BAHWA SEMUA ITU PADA HAKIKANYA ADALAH UJIAN DARI ALLAH) (56). (QS al-Mu'minun [23]: 55-56) Mereka yang merasa di atas angin dengan keberhasilannya itu lalu tertumpangi oleh pengaruh-pengaruh syaithan yang mendorong-dorong untuk melakukan dosa. Mereka pun menjadi tersalah langkah. Harta yang diperolehnya digunakan untuk hal-hal yang tidak benar, melakukan pelanggaran-pelanggaran atas etika sosial-masyarakat maupun agama, ataupun bahkan untuk bermaksiyat. Oleh karena itulah kita harus selalu waspada bahwa apapun yang kita temui dalam kehidupan ini pada hakikatnya adalah ujian; ujian dari Allah itu mungkin kita jumpai dalam bentuk sesuatu yang terkesan menyenangkan (hasanah) ataupun terkesan menyulitkan (sayyiah)! SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERHATI-HATI OLEH KARENA TAKUT AKAN (AZAB) TUHAN MEREKA (57) DAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN DENGAN AYAT-AYAT TUHAN MEREKA (58) DAN ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMPERSEKUTUKAN DENGAN TUHAN MEREKA (SESUATU APAPUN) (59) DAN ORANG-ORANG YANG MEMBERIKAN APA YANG TELAH MEREKA BERIKAN DENGAN HATI YANG TAKUT (KARENA MEREKA TAHU BAHWA) SESUNGGUHNYA MEREKA AKAN KEMBALI KEPADA TUHAN MEREKA, (60) MEREKA ITU BERSEGERA UNTUK MENDAPAT (PAHALA DARI) KEBAIKAN- KEBAIKAN ITU, DAN MEREKALAH ORANG-ORANG YANG BERLOMBA UNTUK MEMPEROLEH (PAHALA ITU) (61). (QS al-Mu'minun [23]: 57-61) Allah dengan sifat-sifat baikNya telah memberi kita banyak kebaikan, kita sadari ataupun tidak. Demikian banyaknya kebaikan itu sehingga jika kita hendak mengimbanginya tidaklah cukup kalaupun dengan menyerahkan semua pahala amal ibadah maupun kebajikan kita selama hidup ini untuk membalassnya. Namun sifat pemurah Allah pun telah meringankan kita dengan firmanNya (QS al-Mu'minun [23]: 62): KAMI TIADA MEMBEBANI SESEORANG MELAINKAN MENURUT KESANGGUPANNYA, DAN PADA SISI KAMI ADA SUATU KITAB YANG MEMBICARAKAN KEBENARAN; MEREKA TIDAK DIANIAYA (KALAUPUN TAK BERHASIL, ASALKAN SUDAH BERUSAHA). Mudah-mudahan kita tidak meniru sikap orang-orang kafir seperti yang digambarkan Allah selanjutnya: TETAPI HATI ORANG-ORANG KAFIR ITU DALAM KESESATAN DARI(MEMAHAMI) HAL INI, DAN MEREKA MENGERJAKAN PERBUATAN-PERBUATAN (BURUK) SELAIN DARI YANG ITU; MEREKA TETAP MENGERJAKANNYA (63) SAMPAI SAAT KAMI TIMPAKAN AZAB, KEPADA ORANG-ORANG YANG HIDUP MEWAH DI ANTARA MEREKA ITU, YANG SERTA-MERTA MEREKA (LALU) MEMEKIK MINTA TOLONG (64). (QS al-Mu'minun [23]: 63-64) Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 91031 Memutar balik hukum
91031 Memutar balik hukum. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Jika seseorang menjumpai suatu barang (baca: rezeki) yang diminatinya, pastilah dia harus bersikap terhadap barang itu, pasti akan muncul dalam benaknya: diambil ataukah tidak. Sifat hanif yang ada pada setiap manusia pastilah membawanya untuk berfikir: halal ataukah haram? Pada dasarnya dengan kemampuan dasar hanif itu orang sebenarnya mampu untuk mengenali mana yang halal mana yang haram. Apalagi jika dia selalu bermohon dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW agar kepadanya ditampakkan yang baik itu baiknya sehingga dia tak ragu memilihnya, dan memohon ditampakkan yang buruk itu buruknya sehingga dia tidak ragu meninggalkannya. Di sinilah syaithan mulai lebih aktif bergerak; ditampakkannya yang buruk itu sebagai suatu yang baik, ditampakkannya yang sebenarnya baik itu sebagai sesuatu yang buruk. Jika orang ini telah termakan pedaya syaithan seperti ini, maka dianggapnyalah yang buruk itu baik, yang baik dianggap buruk!. Dia jadi memutarbalikkan huklum, menghalalkan yang haram, dan mengharamkan yang halal. Begitulah maka mereka inipun lalu tanpa ragu mengambil yang bukan haknya (baca: korupsi) dengan segala akibat buruk yang akan menimpanya. Kepada mereka itu pantas disampaikan -pertanyaan yang pernah dipertanyakan Rasulullah kepada kaumknya (Qur'an, Surah Yunus [10]: 59) ..."TERANGKANLAH KEPADAKU TENTANG REZKI YANG DITURUNKAN ALLAH KEPADAMU, LALU KAMU JADIKAN SEBAGIANNYA HARAM DAN (SEBAGIANNYA) HALAL"... ..."APAKAH ALLAH TELAH MEMBERIKAN IZIN KEPADAMU (TENTANG INI) ATAU KAMU MENGADA-ADAKAN SAJA TERHADAP ALLAH?" Padahal apa yang mereka lakukan itu tidak akan luput dari amatan Allah SWT, dan mereka akan mendapat sanksi hukum dari apa yang telah mereka lakukan itu. (DALAM KEADAAN APAPUN) KAMU TIDAK BERADA DALAM SUATU KEADAAN DAN TIDAK MEMBACA SUATU AYAT DARI AL-QURAN DAN/ATAUPUN KAMU TIDAK MENGERJAKAN SUATU PEKERJAAN, MELAINKAN KAMI (ALLAH) MENJADI SAKSI ATASMU DI WAKTU KAMU MELAKUKANNYA. TIDAK ADA YANG LUPUT DARI PENGETAHUAN TUHANMU BIARPUN SEBESAR ZARRAH (ATOM) DI BUMI ATAUPUN DI LANGIT. TIDAK ADA YANG LEBIH KECIL DAN TIDAK (PULA) YANG BESAR DARI ITU, MELAINKAN (SEMUANYA ITU TERCATAT) DALAM KITAB NYATA (LAUHUL-MAHFUZH) (Qur'an, Surah Yunus [10]: 61) Mudah-mudahan mereka yang pernah tersalah langkah itu segera menyadari kekeliruannya lalu cepat bertaubat dengan sebenar-benar taubat. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 =
[wanita-muslimah] 91016 Kepekaan ummat terhadap ibadah sosial.
91016 Kepekaan ummat terhadap ibadah sosial. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Tidak sedikit jamaah hajji Indonesia ketika di tanah suci mendapat pertanyaan yang cukup menggelitik, yang tidak mudah menjawab. Pertanyaab seperti ini rupanya muncul melihat kenyataan bahwa jamaah hajji Indonesia termasuk yang suka belanja barang-barang mahal, dan belinya juga banyak. Pertanyaan ini muncul lebih-lebih karena banyak koran yang memberitakan banyaknya gambaran kemiskinan di Indonesia. Pertanyaan itu juga tidak mudah dijawab karena jumlah mereka yang ingin menunaikan ibadah hajji ternyata selalu melebihi kuota yang tersedia bagi Indonesia, sehingga konon jika seseorang mendaftar hajji sekarang, dia harus menunggu sampai lima tahun lagi untuk memperoleh peluang berangkat. Memang tidak salah jika ada orang yaang berkeinginan untuk berangkat berhajji karena hajji adalah rukun Islam ke lima. Namun untuk pergi berhajji untuk yang kesekian kalinya perlu perenungan lanjut, antara lain manakah yang lebih baik dana sekian banyak itu untuk berhajji LAGI ataukah untuk bantuaan sosial? Bayangkan bahwa keimanan seseorang perlu diragukan Rasulullah SAW jika ada orang yang tidur nyenyak dengan perut kenyang kalaulah tetangganya masih ada yang kelaparan. Bahkan ada juga diriwayatkan bahwa seseorang yang digambarkan Rasulullah SAW dia selalu beserta dengan pahala yang sama dengan mereka di kelompok jamaahnya kemanapun mereka bergerak, padahal orang ini telah membatalkan rencana perjalanan hajjinya karena perbekalanannya diserahkan kepada tetangganya yang sangat memerlukan di saat dia sudah siap berangkat. Tidak terlalu salah jika sejumlah ulama mengingatkan bahwa ummat Islam perlu meningkatkan ibadah sosialnya, misalnya di bidang pendidikan yang punya manfaat berlipat ganda itu (multiplying effects). Jika seseorang mengaku ingin tergolong muttaqin, maka dia seharusnya mau berinfak walaupun dalam keadaan pas-pasan ataupun kekurangan (QS Ali 'Imran [3]: 134) "(SIFAT ORANG MUTAQIN ITU) ORANG-ORANG YANG BERINFAQ (MENAFKAHKAN HARTANYA), BAIK DI WAKTU LAPANG MAUPUN SEMPIT" Orang yang berkecukupan jelas diwajibkan untuk berinfaq, namun bagi mereka yang diterbatasi rezeqinya oleh Allah masih juga dituntut untuk berinfaq dari yang telah diberikan Allah kepadanya itu (QS ath-Thalaq [65]: 7) "MAKA HENDAKLAH ORANG YANG BERKECUKUPAN BERINFAK MENURUT KEMAMPUANNYA. DAN ORANG YANG DISEMPITKAN REZEKINYA HENDAKLAH JUGA BERINFAK DARI HARTA YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADANYA. ALLAH TIDAK MEMIKULKAN BEBAN KEPADA SESEORANG MELAINKAN (SEKEDAR) APA YANG ALLAH BERIKAN KEPADANYA" Lebih rinci Rasulullah SAW menyebutkan bahwa dalam pandangan Allah itu satu dirham infaq orang berkekurangan ini nilainya lebih besar dari seribu dirham infaq orang kaya. Yang jelas jika kita tidak mensyukuri berbagai macam kenikmatan yang telah diberikan Allah, kita terancam untuk mendapat siksa yang sangat pedih (QS Ibrahim [14]:7). "DAN INGATLAH JUGA TATKALA TUHANMU MEMAKLUMKAN: " Semoga kita menyadari posisi kita masing-masing, untuk kemudian berbuat dengan benar, agar ummat Islam dapat segera muncul pantas sesuai dengan keluhuran agamanya. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 91009 Dzalimlah jika tak hendak memahami petunjuk Qur'an
91009 Dzalimlah jika tak hendak memahami petunjuk Qur'an. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Ada orang-orang yang menyambut positif dari apa yang dikemukakan para muballigh, namun di samping itu tidak sedikit pula orang-orang yang tidak mau mengerti juga atas seruan atau ajakannya meskipoun dia sudah berusaha memberikan uraiannya dengan sebaik mungkin. Tidak jarang muballigh yang begini ini yang kemudian sepertinya lalu berputus asa, yang seharusnya tidak boleh terjadi. Di surah Yunus [10] ayat 42-44 Allah SWT menggambarkan adanya peristiwa serupa, meskpun dakwah itu dilakukan sendiri langsung oleh Rasulullah Muhammad SAW. 10: 42 "DAN DI ANTARA MEREKA ADA ORANG YANG MENDENGARKANMU (MENJELASKAN AL-QUR'AN). APAKAH KAMU DAPAT MENJADIKAN ORANG-ORANG TULI (HATINYA) ITU MENDENGAR KALAULAH MEREKA TIDAK (MAU MENGGUNAKAN AKALNYA UNTUK)MENGERTI?" Orang-orang yang digambarkan Allah ini adalah orang-orang kafir musyrik Quraish yang mendengarkan al-Qur'an yang dibaca dan diulang di banyak kesempatan yang mereka hadiri dengan sembunyui-sembunyi, sengaja, ataupun kebetulan; mereka membuka lebar-lebar telinganya untuk dapat mendengarkan keindahan susunan kata-katanya, kemerduan lagu dan irama bacaannya. Namun hanya sedangkal itulah yang dilakukannya, tidak berbeda dengan orang masa kini yang jauh-jauh menuju tepi hutan untuk mendengarkan suara kicauan burung yang sahut-menyahut, terdengar merdu di telinga. Telinga mereka mendengar tetapi mereka tidak mau memahami makna ataupun isi kandungan suara yang didengarnya itu. Ummat Islam pun tidak sedikit yang berperilaku seperti itu. Ketika al-Qur'an dibacakan, telinganya dibuka lebar-lebar agar tidak tertinggal sedikitpun keindahan alunan ayat Qur'an yang dibacakan dengan suara yang merdu, beriama, dan berlagu, bahkan mereka pun tidak jarang menyambut bacaan-bacaan itu dengan ungkapan ataupun kata-kata yang senada sepertinya suara latar belakang dalam lomba paduan suara. Namun terkadang uangkapannya itu jauh dari makna yang terkandung dalam bacaan itu. Semisal dalam pukauan irama bacaan qari' ataupun qari'ah itu tidak jarang mereka menyambut gembira dengan serempak mengeluarkan kata-kata "Jayyid, jayyid" (Bagus,bagus), "'Ajib, 'ajib" (Luar biasa), padahal yang dibaca itu adalah ayat tentang pedihnya siksa neraka, yang seharusnya mereka berdoa agar dirinya tidak tertimpa siksa seperti itu! 10: 43 "DAN DI ANTARA MEREKA ADA ORANG YANG MELIHAT KEPADAMU, APAKAH DAPAT KAMU MEMBERI PETUNJUK KEPADA ORANG-ORANG YANG BUTA (HATINYA), KALAULAH MEREKA TIDAK (BERKEHENDAK, BERUSAHA UNTUK) DAPAT MEMPERHATIKAN(ISINYA)???" Dengan pertanyaan-pertanyaan retorik seperti itu bukannya Allah ingin jawabannya, tetapi Allah ignin menegaskan kembali bahwa untuk dapat mengambil manfaat petunjuk-petunjuk yang telah diberikan Allah secara utuh di dalam al-Qur'an itu bukanlah dengan cara sekedar melewatkannya di telinga ataupun menyaksikannya di pandangan mata, tetapi memerlukan kesiapan mental lebih jauh. Harus ada langkah pro-aktif dari yang bersangkutan. Jadi jika Allah nantinya menjatuhkan hukuman pada seseorang karena kesalahannya, bukanlah karena Allah dzalim terhadap hambaNya, karena sebenarnya berulang kali di dalam al-Qur'an yang sering dibaca itu Allah sudah menegaskan ancaman akan adanya hukuman bagi yang bersalah. 10: 44 "SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK BERBUAT DZALIM KEPADA MANUSIA SEDIKITPUN, AKAN TETAPI MANUSIA ITULAH YANG BERBUAT DZALIM KEPADA DIRI MEREKA SENDIRI." Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang telah berusaha memahami petunjuk-petunjuk di dalam al-Qur'an dengan memahami bahasanya, membaca terjemahnya, memahami tafsirnya dari berbagai sarana yang tersedia, media tutur, cetak, maupun elektronika, sehingga kita benar-benar tidak lagi menjadi orang yang dzalim terhadap diri sendiri dengan segala akibatnya. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL htp://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam htp://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 90928 Berinfaqlah walau masih kekurangan
90928 Berinfaqlah walau masih dalam kekurangan. Bi 'smi 'l-lahi 'r-rahmani 'r-rahim. Tidak jarang kita merasa sepertinya masih saja kekurangan mekipun kalau kita lihat orang-orang di sekitar kita sebenarnya masih banyak yang jauh lebih berkekurangan ketimbang kita. Itu memang manusiawi, wajar ada pada seorang manusia yang oleh Allah SWT telah dihiasi sifat dasar cinta keduniaan. "DIJADIKAN INDAH PADA (PANDANGAN) MANUSIA KECINTAAN KEPADA APA-APA YANG DIINGINI, YAITU: WANITA-WANITA, ANAK-ANAK, HARTA YANG BANYAK DARI JENIS EMAS, PERAK, KUDA PILIHAN, BINATANG-BINATANG TERNAK DAN SAWAH-LADANG. ITULAH KESENANGAN HIDUP DI DUNIA; PADAHAL DI SISI ALLAHLAH TEMPAT KEMBALI YANG BAIK (SYURGA)." (QS Ali 'Imran [3]: 14) Bahkan Rasulullah SAW secara gamblang menggambarkan bahwa kalaulah seseorang telah punya harta emas satu lurah dia masih juga ingin punya lagi tambahan sebanyak itu lagi. Ketama'an dan keserakahan itu perlu dikendalikan, paling tidak dengan adanya kewajiban mutlak untuk berzakat atas harta yang telah terkumpul cukup banyak. Bahkan kepada kita oleh Allah juga diingatkan untuk memanfaatkan apa-apa yang telah diberikan Allah itu untuk mencari "sangu" buat kehidupan di akhirat, tanpa meninggalkan kesempatan untuk menikmatinya di dunia (QS al-Qashash [28]: 77). Selain itu kepada kita juga diingatkan untuk memperoleh "bonus" dengan kerelaan untuk bershadaqah, berinfaq, memberi hadiyah, berwaqaf, membantu siapa saja secara ikhlas. Allah akan membalasnya dengan balasan berlipat ganda yang dapat sampai tak terhitung lagi besarnya, bukan hanya 700 kalinya. Bahkan untuk tidak mengecilkan hati orang yang masih belum berkewajiban untyuk berinfaq, kepada mereka yang dalam "sulit" ini oleh Rasulullah SAW digambarkan betapa besar nilai infaq mereka itu dengan sabdanya: "Satu dirham yang diinfakkan oleh orang yang berkekurangan lebih tinggi nilainya dalam pandangan Allah ketimbang seribu dirham yang diinfakkan oleh orang kaya." Kalaulah ibadah puasa kita telah berhasil kita lakukan, dan telah(?) menjadikan kita orang yang lebih bertaqwa, mungkin kemelaratan ummat Islam di Indonesia ini dapat tertangani lebih baik, karena salah satu pertanda orang bertaqwa adalah "berinfaq dalam keadaan lapang ataupun sempit" (QS Ali 'Imran [3]: 133-134) Semoga kita dapat menampilkan hasil ibadah puasa kita dengan baik. Wa 'l-Lahu a'lamu bi 'sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 90919 Apa langkah kita kemudian?
90919 Apa langkah kita kemudian? Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Bulan Ramadhan telah lewat. Entah apa saja yang sudah kita lakukan, namun mungkin kita sudah berusaha yang terbaik. Semoga Allah menerima ibadah kita sekalian, taqabbalallahu minna wa minkum. Jika kita renungkan dalam-dalam, adakah kita akan masih mengalami Ramadhan tahun depan? Kita berharap demikian, namun Allah SWT punya kuasa untuk menetapkan kapan batas umur kita. Misalnya Allah sudah berfirman: <...APABILA TELAH DATANG AJAL MEREKA MAKA MEREKA TIDAK DAPAT MENGUNDURKANNYA BARANG SESAATPUN DAN TIDAK (PULA) MEMAJUKAN(NYA).> (Qur'an surat Yunus [10] ayat: 49) Walau penuh rasa optimis sebaiknya kita tidak menunda-nunda peluang untuk beramal, betapa pun besarnya keyakinan kita akan hari esok. Mereka yang telah merasa banyak berbuat dosa, secepatnyalah bertaubat, jangan menunggu saat tua yang belum tentu sampai. Petunjuk-petunjuk amalan yang sudah kita kaji dalam bulan Ramadhan yang lalu secepatnyalah kita amalkan. (Qur'an surat al-Kahfi [18] ayat: 23-24) Semoga kita diberi panjang umur yang terisi dengan banyak amal. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 90915 Berhasilkah puasa kita?
90915 Berhasilkah puasa kita? Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Kita sudah berada dalam hari-hari terakhir dalam "perjalanan" puasa kita. Sudah sepantasnyalah kita melihat-lihat sejauh mana nyatanya yang telah kita capai dalam berpuasa. Jika kita renungkan kembali "sasaran" puasa yang telah ditetapkan Allah SWT dalam ayat yang terkait dengan perintah berpuasa (Qur'an Surah al-Baqarah [2] ayat 183), kita dapat memperhitungkan hasil rangkaian ibadah dalam bulan puasa ini: TAQWA. Selanjutnya kita dapat mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri: "Seberapa baik taqwa kita sekarang?" Secara jujur kita mungkin akan menjawab membaik, tetap, ataupun bahkan berkurang; semuanya mungkin dengan berbagai macam dalihnya. Namun Allah tak dapat dikibuli; puasa memang hanya Allah yang dapat memberi nilai. Walaupun demikian, tak salah jika kita mencoba menilai diri sejauh mana kriteria taqwa dalam Qur'an surah Ali 'Imran [3] ayat 133-136 berikut ini telah kita penuhi: DAN BERSEGERALAH KAMU KEPADA AMPUNAN DARI TUHANMU DAN KEPADA SYURGA YANG LUASNYA SELUAS LANGIT DAN BUMI YANG DISEDIAKAN UNTUK ORANG-ORANG YANG BERTAKWA, (YAITU) ORANG-ORANG YANG MENAFKAHKAN (HARTANYA), BAIK DI WAKTU LAPANG MAUPUN SEMPIT, DAN ORANG-ORANG YANG MENAHAN AMARAHNYA DAN MEMAAFKAN (KESALAHAN) ORANG. ALLAH MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KEBAJIKAN. DAN (JUGA) ORANG-ORANG (YANG BERTAQWA ITU ADALAH ORANG) YANG APABILA MENGERJAKAN PERBUATAN KEJI ATAU MENGANIAYA DIRI SENDIRI, (KEMUDIAN) MEREKA INGAT AKAN ALLAH, LALU MEMOHON AMPUN TERHADAP DOSA-DOSA MEREKA. DAN SIAPA LAGI YANG DAPAT MENGAMPUNI DOSA SELAIN ALLAH? DAN MEREKA (YANG BERTAQWA ITU) TIDAK LAGI MENERUSKAN PERBUATAN KEJINYA ITU, KARENA MEREKA MENGETAHUI. MEREKA (ORANG-ORANG YANG BERTAQWA) ITU BALASANNYA IALAH AMPUNAN DARI TUHAN MEREKA DAN SYURGA YANG DI DALAMNYA MENGALIR SUNGAI-SUNGAI, DAN MEREKA KEKAL DI DALAMNYA; DAN ITULAH SEBAIK-BAIK PAHALA ORANG-ORANG YANG BERAMAL. Jika Allah memberi kita umur panjang, memang masih ada kesempatan yang dapat kita gunakan dengan benar untuk peningkatan lagi derajat taqwa kita. Insya Allah. Semoga Allah menerima upaya kita untuk meningkatkan diri dalam bertaqwa. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 90910 Menggunakan ak-Qur'an sebagai petunjuk hidup.
90910 Menggunakan al-Qur'an sebagai petunjuk hidup. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Ketika ibadah puasa mencapai hari-hari sekitar 17 Ramadhan, banyak orang yang lalu sibuk memperingati hari turunnya al-Qur'an. Di hari-hari itu banyak orang menyebut ayat-ayat pertama al-Qur'an yang tertulis di dalam al-Qur'an sebagai surah al-'Alaq [96] ayat 1-5: 1 BACALAH DENGAN (MENYEBUT) NAMA TUHANMU YANG MENCIPTAKAN, 2 DIA TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DARI SEGUMPAL DARAH. 3 BACALAH, DAN TUHANMULAH YANG PALING PEMURAH. 4 YANG MENGAJAR (MANUSIA) DENGAN PERANTARAAN PENA. 5 DIA MENGAJARKAN KEPADA MANUSIA APA YANG TIDAK DIKETAHUINYA Yang banyak dibicarakan adalah proses turunnya al-Qur'an untuk menggambarkan betapa pentingnya al-Qur'an. Orang jadi lupa hakikat al-Qur'an, yaitu bahwa al-Qur'an itu adalah petunjuk, yang tertulis dalam bahasa Arab. Yang seharusnya sejak lama ditindaklanjuti adalah bagaimana agar petunjuk itu benar-benar menjadi petunjuk, petunjuk untuk sukses dalam kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat. Jarang sekali pembicara yang menekankan bahwa untuk dapat memanfaatkan al-Qur'an sebagai petunjuk mutlak diperlukan pemahaman isinya, yang nyata-nyata tertulis dalam bahasa Arab. Untuk menjawab permasalahan ini seharusnya kita faham bahasa Arab, setidak-tidaknya mau memahami terjemahnya. Akan lebih baik lagi jika kita memahami tafsirnya. Jika sekedar tahu makna ayat kata per kata, orang masih berpeluang salah dalam menerapkannya, semisal bahwa Qudamah (Gubernur Bahrain dalam masa khlaifah Umar r.a., yang pasti tahu bahasa Arab) merasa tidak salah baginya ketika dia minum minuman keras, sampai mabukpun, dengan mendasarkan apa yang tertulis pada ayat 93 surah al-Maidah [5]. Oleh karena itulah tadarus janganlah difahamkan hanya sebagai banyak-banyakan MEMBACA al-Qur'an, tetapi haaarus difahami sebagai MENGKAJI kandungan ayat-ayatnya, BERSEKOLAH al-Qur'an. Ini dapat dilakukan dengan berguru langsung, ataupun memanfaatkan sarana tulis baca yang dengannya Allah "MENGAJARKAN KEPADA MANUSIA APA YANG TIDAK DIKETAHUINYA". Semoga kita memperoleh lebih banyak petunjuk hidup dari ayat-ayat al-Qur'an untuk sukses dunia-akhirat. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.AsiaKita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 90828 Tadarus
90828 Tadarus Bismi l-lahi r-rahmani r-rahim. Salah satu dari amalan yang dapat meningkatkan nilai puasa kita adalah tadarrus Qur'an. Jika sehari-harinya kita hanya sekedar membaca (melafalkan saja) maka untuk setiap huruf yang kita baca itu kita dapat memperoleh pahala 10 nilai kebajikan dari huruf-huruf yang kita baca itu; nilai ini pasti jauh lebih besar berlipat ganda lagi jika kita lakukan di bulan Ramadhan; makin banyak kita membaca Qur'an maka makin banyak pulalah pahala yang dapat kita peroleh. Rasulullah Muhammad SAW di bulan Ramadhan biasa bertadarus Qur'an yang "ditunggui" oleh malaikat Jibril. Pastilah yang dilakukan bukan sekedar melafalkan ayat-ayat al-Qur'an dalam arti qira-ah, tetapi tadarus dalam arti luasnya, yaaang meliputi pemahaman kandungan maknanya. Sejalan dengan ini pulalah rupanya kita mengenal istilah madrasah untuk sebutan sekolah, karena di tempat itu siswa bukan hanya diajari untuk melafalkan huruf-huruf! Untuk dapat menangkap makna ayat-ayat Qur'an yang kita baca, maka kita harus membacanya dengan tartil, tidak buru-buru. Oleh karena itulah Rasulullah SAW mengingatkan bahwa mereka (baca: orang yang faham bahasa al-Qur-an) yang mampu mengkhatamkan membaca Qur'an dalam waktu kurang dari tiga hari justru disebutnya "Tidak ada apa-apanya". Bagaimana dengan kita yang umumnya (baca: lebih dari 83%) tidak memahami bahasa Arab? Kita didorong untuk bukan hanya melafalkan huruf-huruf al-Qur-an, tetapi memahami maknanya, mengamalkannya, menghayatinya, dan mengajarkaannya. Oleh karena itulah insya Allah pahala tadarus al-Qur'an dapat kita peroleh lebih banyak dengan bukan sekedar melafalkannya, tetapi memahami maknanya. Paling tidak bahwa kita mengusahakan agar di samping melafalkannya, juga kita baca terjemahnya, bahkan jika mungkin tafsirnya. Dengan cara ini kita dapat lebih memahami maknanya, mengamalkannya, menghayatinya. Dan jika dapat mengajarkannya kepada orang lain, kita akan mendapat pahala tambahan. Pahala ini dapat menjadi tak terhitung lagi jika yang kita ajarkan itu ternyata ditularkan pula oleh yang kita ajari, apalagi jika ini lebih jauh ditularkan dan ditularkan lagi. Jika ini terjadi maka insya Allah pahala akan bertambah dan bertambah, terhimpun terus-menerus sampaipun kita telah mati. Itu semua pasti lebih besar nilainya ketimbang hanya sekedar melafalkan huruf-huruf al-Qur'an saja. Semoga Allah memberi kemudahan bagi kita untuk mampu memahami makna ayat-ayat al-Qur'an, mengamalkannya, menghayatinya, dan mengajarkaannya. Semoga Allah memberi kita kekuatan hati untuk juga mau melaksanakan pesan atau nasihat di atas. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad. SWT. = subhanahu wa ta-'ala Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya. *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF e-mail: drtau...@telkom.net Jl. Kendangsari Lebar 48 Surabaya INDONESIA 60292 Telp. (031)-841-7486, +6281-652-7486 Fax +6281-652-0904 Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] 90821 Tata langkah dalam berpuasa
90821 Tata langkah dalam berpuasa. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahim. Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang penting karena mempunyai sasaran yang cukup menentukan nilai hidup kita nantinya. Allah SWT telah menyebutkan secara jelas sasaran ibadah puasa itu: taqwa. Kita tahu bahwa dengan menjaga mutu taqwa ini akan tercapailah akhir hidup yang baik: sebagai muslim, yang ini merupakan penentu apakah kita mendapat peluang menikmati kehidupan sorga ataukah tidak. "HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, DIWAJIBKAN ATAS KAMU BERPUASA SEBAGAIMANA DIWAJIBKAN ATAS ORANG-ORANG SEBELUM KAMU AGAR KAMU BERTAKWA" (Surah al-Baqarah [2] ayat 183) Taqwa itulah yang mampu mendorong kita untuk mau menegakkan shalat ataukah tidak, yang shalat ini disebutkan Rasulullah Muhammad SAW merupakan kunci untuk masuk sorga! Keberhasilan untuk mencapai sasaran shalat banyak ditentukan oleh semangat pendorong untuk melakukannya. Jika salah pendorongnya, maka arah puasanya pun dapat melenceng, sampai-sampai Rasulullah menyebutkan: "Berapa banyak orang yang berpuasa yang hanya tidak meperoleh apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga." Untuk menghindari puasa yang sia-sia, maka ibadah puasa harus kita lakukan dengan niat yang benar dan cara yang benar. Kita hindari hal-hal yang menghilangkan ataupun mengurangi pahala, kita lakukan kegiatan-kegiatan yang jelas berpahala karena wajib ataupun yang disunnahkan. Kita upayakanlah agar kita dapat melakukan puasa itu. Semisal kita bepergian, janganlah sejak awal sudah tidak berpuasa, tetapi batalkanlah puasa jika memang mendesak, untik menghindarkan diri dari kelemahan yang merugikan, sebagaimana Rasulullah mencontohkan dalam perjalanannya ke Mekah dari Madinah. Beliau membatalkan puasanya di tengah perjalanan. Ketika ada sebagian rombongannya ada yang memaksa diri tetap berpuasa, Rasulullah menyebut mereka itu bermaksiyat. Rasulullah juga menyalahkan orang yang mau tetap berpuasa dalam perjalanan, apalagi kalau sampai dia pingsan dan menyusahkan orang lain. Dalam keadaan terpaksa, puasa memang dapat ditinggalkan untuk diganti pada kesempatan lain, namun ini bukanlah untuk "bermanja-manja" atas peluang menunda puasa. Berupayalaaah untuk tetap berpuasa sampai keadaan memang memaksa. Aaaallaaah menegaskan pada akhir ayat 184 surah al-Baqarah [2] : "... DAN BERPUASA LEBIH BAIK BAGIMU JIKA KAMU MENGETAHUI." Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW