[wanita-muslimah] 100901 Terlanjur berdosa

2010-09-01 Terurut Topik drtauhid
100901



Terlanjur berdosa.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Ketika kita mencoba mengkaji al-Qur'an maupun sunnah Rasulullah mungkin sekali 
kita jadi merasa bahwa selama ini cukup banyak ataupun mungkin sepertinya tak 
tehdtung lagi seberapa besar dosa kita, padahal mungkin kesalahan yang pernah 
kita  lakukan itu tergolong yang orang bilang sebagai "dosa yang tak berampun". 
Lalu apa yang dapat kita lakukan atas hal itu? Tidak mustahil pula berulang 
kali kita bertanya kepada orang yang kita harap dapat memberi jalan keluar, 
namun ternyata jawabnya sama, ataupun langsung sepertinya memberi putusan 
ulang: "Neraka!", padahal sebenarnya Allah SWT dengan sifat pemaaf maupun 
pemurahNya telah memberi peluang terampuni dosanya.

 (Qur'an surat 
at-Tahrim [66]: 8)

Dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh at-Turmudzi, Allah menyatakan bahkan 
menyatakan bahwa asalkan seseorang masih mau bertaubat sedangkan dia tidak 
musyrik, lalu memohon ampunan Allah, maka akan diampuniNya walaupun dosanya 
sudah menumpuk setinggi langit.

Yang perlu kita perhatikan adalah Allah sangat menghargai hak yang telah 
diberikan kepada manusia, sehingga untuk pertaubatan itu untuk hal yang 
menyangkut sesama manusia disyaratkan adanya kerelaan pemaafan dari orang yang 
disalahinya itu. Masih mudah jika kita hanya menyalahi satu atau dua  orang, 
namun bagaimana jika seseorang mengambil hak banyak orang semisal semisal 
korupsi ataupun "mengakali" timbangan, takaran, atau ukuran atas banyak 
pelanggannya? Kita boleh yakin bahwa tidak mungkin bagi orang ini untuk 
mengenali siapa-siapa yang pernah dicuranginya itu. Artinya bahwa untuk meminta 
maaf kepada satu atau dua orang termasuk "mudah", semisal dengan menemuinya 
langsung, menelpon, ber-SMS, ataupun bersurat. Namun jika yang disalahinya itu 
sudah sedemikian banyak, dan sudah sulit untuk menelusuri siapa dan seberapa 
besar kecurangan yang yang telah dilakukan atas masing-masingnya, lalu 
bagaimana? Di sinilah kita akan menjumpai cukup banyak cara yang "ditawarkan" 
oleh para ulama. Misalnya saja ketika uang masih berupa kepingan (koin) logam 
mulia, ada yang menyarankan untuk memilah mana uang yang memang haknya, lalu 
sisanya lemparkan ke sungai biarlah nanti Allah "menyerahkan" koin itu ke 
penemunya di kelak kemudian hari. Bentuk lain adalah secara sembunyi-sembunyi 
menyerahkan harta yang bukan haknya itu ke badan amal dengan mengatasnamakan 
siapa-siapa yang punya hak yang tidak dapat lagi ditelusuri. Tanpa proses 
seperti itu dosanya akan tetap tak terhapuskan, dan harta kecurangannya itu 
akan dikalungkan ke lehernya di neraka nanti. 

Semoga kita termasuk mereka yang selamat, yang mampu menjaga kebersihan harta 
dari dosa.



Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software DOS 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 






[wanita-muslimah] 100822 Menata langkah lanjut

2010-08-22 Terurut Topik drtauhid
100822



Menata langkah lanjut di bulan Ramadhan.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Kita sudah menempuh lebih dari sepertiga kesempatan peningkatan diri dalam 
beribadah dalam puasa Ramadhan. Namun mungkin ada dari kita yang lupa atau 
masih kurang menyadari puasa yang kita jalani itu untuk apa; jangan-jangan 
masih banyak dari kita yang tergolong pada kelompok yang oleh Rasulullah SAW 
disebutkan bahwa mereka itu tidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa 
lapar dan dahaga saja. Mereka itu terlupa akan tujuan puasanya, sehingga mereka 
masih melakukan hal-hal yang tak lagi dilakukan oleh orang yang berpuasa, yang 
seharusnya disadari bahwa dia sedang meningkatkan mutu taqwanya; pahala 
puasanya berkurang ataupun hilang karena perbuatan salahnya itu.

Taqwa merupakan manifestasi amalan lahiriyah maupun bathiniyah dari iman 
seseorang, tingkat keyakinan orang itu. Seibarat orang murid yang belajar giat, 
dia melakukannya karena yakin bahwa belajar itu akan memudahkan kemungkinan 
bagi dia untuk lulus ujian; dengan kelulusan itu dia yakin akan lebih mudah 
meneruskan pendidikan. Untuk meningkatkan peluang pencapaian kelulusan dengan 
peringkat nilaia tinggi, maka dia bukan hanya belajar di sekolah saja, bukan 
mempelajari yang diperolehnya dari gurunya; dia akan mempergunakan semua 
peluang untuk menambah ilmunya dari berbagai sumber pembelajaran.

Begitulah orang mungkin hanya ingat awalnya, bahwa dia memperoleh kewajiban 
berpuasa. Jika dikejar dengan pertanyaan sederhana: "Untuk apa berpuasa", tidak 
mustahil dia hanya menjawab "Menjalani perintah, memenuhi kewajiban" tanpa 
menyadari bahwa puasa itu untuk mencapaaai taqwa sebagaimana Allah SWT sebutkan:

. (Qur'an Surat 
al-Baqarah [2]:183)   

Lalu yang bagaimana taqwa yang dimaksud itu?

Jika seorang murid ingin lulus dengan hasil baik, maka dia memanfaatkan semua 
peluang belajar sebaik-baiknya. Tentu sajalah jika orang sadar bahwa dia 
berpuasa untuk mencapai derjat tinggi dalam taqwanya, maka dia juga akan 
memanfaatkan semua peluang yang ada untuk beramal sebaik-baiknya, termasuk 
melaksanakan juga berbagai amalan sunnah sebanyak-banyaknya. Misalnya saja jika 
taqwanya di awal Ramadhan ini baru pada taraf "DARI HARTA YANG DIREZEKIKAN 
KEPADA MEREKA (BERINFAK ZAKAT)", yaitu bahwa dia barulah berinfak jika hartanya 
telah mencapai nisab berzakat (QS 2:2-5); apakah orang ini sudah puas dengan 
derajat taqwanya yang seperti itu? Mutu taqwa yang lebih tinggi disebut Allah 
dalam surat Ali 'Imran [3]: 133-135; di ayat itu salah satu kriteria taqwa yang 
diseebut "YANG BERINFAQ BAIK DALAM MASA LAPANG MAUPUN KESEMPITAN". Peningkatan 
mutu taqwa itu bukan berlangsung dengan sendirinya; kita harus mengupayakannya 
dengan pembiasaan beramal, dengan meningkatkan mutu iman kita lewat belajar 
mandiri maupun bersama dalam kajian-kajian..

  (Qur'an, Surat Ali 
'Imran [3]:133-135)

Itu baru sebagaian ciri orang bertaqwa, banyak lagi yang lainnya, yang semuanya 
itu adalah manifestasi iman. Jika kita ingin menjadi lebih bertaqwa, maka kita 
dituntut untuk mengingkatkan iman dengan banyak belajar untuk nantinya dihayati 
dan diamalkan, untuk seterusnya diajarkan ke orang lain. Sudahkah kita berusaha 
meningkatkan diri; secepatnyalah sebelum keburu ajal datang. 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] 100816 Mensyukuri nikmat kemerdekaan

2010-08-16 Terurut Topik drtauhid
100817



Mensyukuri nikmat kemerdekaan.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahim.

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia sepantasnya kita syukuri. Betapa tidak; 
dengan kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia itu ummat Islam yang merupakan 
pendukung utama kemerdekaan itu juga telah memperoleh banyak kemajuan untuk 
lebih leluasa menjalankan ibadahnya, muammalahnya, maupun berdakwah. Maka 
berkembang pula alam fikiran ummat, sehingga al-Qur'an yang pernah lebih 
diagung-agungkan kesakralannya, kini makin diyakini kebenarannya sebagai 
petunjuk (hudan, hidayah) bagi kehidupan manusia secara pribadi maupun 
bermasyarakat.

 (Qur'an, Surat al-Baqarah [2]: 185).

Namun demikian rupanya tidak semua kita benar-benar menyadari bahwa al-Qur'an 
adalah petunjuk. Banyak dari kita yang masih juga merasa cukup jika mampu 
membaca (melafalkan) al-Qur'an, karena mengejar apa yang diperoleh si pembaca 
menurut yang disebutkan oleh Rasulullah Muhammad SAW:

"Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah (al-Qur'an), maka baginya ada 
satu nilai kebaikan, dan setiap kebaikan itu dilipatkan sepuluh kalinya. 
Tidaklah saya mengatakan AlifLamMim itu sebagai satu huruf; tetapi Alif satu 
huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huuruf." (HR Turmudzi)

Berpahalalah membaca al-Qur'an meskipun tidak memahami maknanya; makin banyak 
dibaca makin besar pulalah pahalanya. Namun membaca al-Qur'an dengan pemahaman 
makna pastilah akan lebih baik, karena jika berhenti atau payah membacanya 
pahala itu pun ikut terhenti.  Ketika sejumlah shahabat ditanya seberapa cepat 
mereka dapat mengkhatamkan membaca Qur'an, jawaban bermacam-macam; ada yang 
perlu waktu lebih dari sepekan dan ada pula yang lebih cepat dari itu. Namun 
ketika ada yang menjawab "Saya dapat mengkhatamkannya dalam waktu semalam" 
justru dikomentari oleh beliau "Itu tak ada apa-apanya! (Membaca yang begitu 
itu tak ada nilainya)". Orang yang membaca al-Qur'an secepat itu, pastilah tak 
mampu menyerap maknanya, walaupun orang itu mungkin faham bahasa Arab. Secara 
tidak langsung dapatlah juga kita fahami bahwa membaca al-Qur'an yang baik 
adalah bukan sekedar melafalkan al-Qur'an cepat-cepatan, tetapi membaca dan 
berusaha menangkap maknanya untuk dapat digunakan sebagai petunjuk hidupnya, 
sesuai dengan tujuan diturunkannya al-Qur'an.

Sejalan dengan itulah mudah kita fahami maksud Rasulullah SAW yang menyatakan: 
"Yang terbaik dari kalian adalah siapa yang mempelajari al-Qur'an dan 
mengajarkannya" (HSR Bukhariy).  Orang yang mempelajari al-Qur'an termasuk 
pemahaman maknanya akan berpeluang untuk dapat mengambil makna yang dibacanya, 
meresapkan, menghayati, mengamalkan, lalu mengajarkannya. Pengamalannya sudah 
merupakan peningkatan martabat diri dengan perolehan pahala; mengajarkannya 
lebih lanjut berarti menyemai bibit pahala. Jika yang diajari itu melaksanakan 
yang diajarkannya dari kajian al-Qur'an berarti dia mendapat tambahan pahala 
sebanyak pahala orang yang diajari itu, tanpa mengurangi pahala si pengikutnya 
itu. Jika si pengikut ini mengajarkan ke orang lain, pengikut ini memperoleh 
pula tambahan pahala, dan si pengkaji pertama juga memperoleh pahala sebesarr 
itu pula. Pahala ini akan kian terkumpul tak terbatas banyaknya, walaupun si 
perintis tadi sudah meninggal dunia, selama masih ada orang yang memanfaatkan 
maupun mengajarkan hasil kajiannya itu sampaipun hari Qiyamat.

Kajian al-Qur'an dapat dilakukan dengan membaca terjemahnya, tafsirnya, ataupun 
uraian-uraian dalam kajian-kajian khas, baik yang berupa pengajian tradisional, 
penggunaan media ataupun literatur cetakan maupun elektronik, termasuk jelajah 
internet. Pemahaman tentang segala segi bahasa al-Qur'an pastilah akan  banyak 
membantu.
 
Sekali lagi  mari kita sadari kembali bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia telah 
memudahkan ummat Islam  memahami agamanya; mengamalkannya, dan mengajarkannya. 
Mari kita syukuri betapa  besarnya kenikmatan kemudahan ini dengan mengisi 
kemerdekaan ini sesuai dengan kehendak Allah yang telah membukakannya untuk 
bangsa kita.
 
  (Qur'an, Surat  Ibrahim 
[14]:7). 


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi

[wanita-muslimah] 100808b Puasa untuk apa

2010-08-08 Terurut Topik drtauhid
100808b 


Puasa untuk apa.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Allah memberikan ketetapan kewajiban berpuasa secara tegas dengan firmanNya:

"HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, DIWAJIBKAN ATAS KAMU BERPUASA SEBAGAIMANA  
DIWAJIBKAN ATAS  ORANG-ORANG  SEBELUM  KAMU AGAR   KAMU BERTAKWA" (Qur'an Surat 
al-Baqarah [2]:183)  

Bagaimanapun juga harus kita yaqini bahwa perintah itu pasti untuk kebaikan 
kita. Hanya saja mungkin kita masih juga bertanya-tanya  "Apa kaitannya 'tidak 
makan dan tidak minum' itu dengan taqwa?". Yang paling sederhana adalah bahwa 
melaksanakan perintah Allah sudah merupakan salah satu bukti kita bertaqwa. 
Apakah hanya sesederhana itu? Apakah selama ini kita masih belum bertaqwa?

Kita harus berfikir bahwa 'puasa' adalah seibarat kunci kamar; penyerahan kunci 
itu adalah pemberian peluang bagi kita untuk memanfaatkan kamar dengan semua 
isinya. Puasa memberi peluang bagi kita untuk memperoleh penilaian sepuluh kali 
lipat atas semua amal baik yang kita lakukan. Qiyamullail (tarawih) menambah 
peluang lebih banyak beribadah, termasuk pendalaman ilmu agama dari 
ceramah-ceramah yang ada untuk meninggikan mutu ibadah kita. Tadarus Qur'an 
(belajar al-Qur'an, bukan sekedar melafadzkannya) akan menambah pemahaman kita 
akan pedoman hidup yang benar. Dan masih banyak lagi peluang-peluang yang 
lain... Semua itu merupakan potensi peluang buat menjadikan kita lebih 
bertaqwa, bukannya hanya sekedar bertaqwa.

Semoga kita dapat memanfaatkan lebih banyak peluang dalam kesempatan dalam 
Ramadhan ini.

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 







[wanita-muslimah] 100808a Doa buat ibu.

2010-08-08 Terurut Topik drtauhid
100808a 


Doa buat ibu. 


Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Enam puluh delapan tahun yang lalu, tepatnya tanggal 6 Agustus 1942 seorang 
perempuan berjuang bertaruh nyawa untuk melahirkan anaknya, yang dua hari yang 
lalu terlena melupakannya; dia adalah ibuku yang kala itu melahirkan aku. Ibu 
telah sepuluh tahun yang lalu kembali ke rahmat Allah SWT setelah 
"menyelesaikan" tugas-tugasnya mengasuh dan membesarkan aku dan 
saudara-saudaraku; semoga semua amalan dan ibadah ibu diterima Allah dengan 
penuh ampunan dalam kasih sayangNya.

Sebenarnya Allah sudah memerintahkan kita untuk tidak melupakan kebaikan ayah 
dan ibu kita sebagaimana firmanNya:

"DAN KAMI PERINTAHKAN KEPADA MANUSIA (BERBUAT BAIK) KEPADA DUA ORANG 
IBU-BAPAKNYA; IBUNYA TELAH MENGANDUNGNYA DALAM KEADAAN LEMAH YANG 
BERTAMBAH-TAMBAH DAN MENYAPIHNYA DALAM DUA TAHUN. BERSYUKURLAH KEPADAKU DAN 
KEPADA KEDUA ORANG IBU-BAPAKMU, HANYA KEPADAKULAH KEMBALIMU." (Quran Surat 
Luqman [31]: 14)

Semoga Allah tidak membiarkan kita  terlupa berterima kasih kepada Allah maupun 
orang-orang yang ditaqdirkanNya menjadi jalan buat sukses kita dunia-akhirat.

 
Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 







[wanita-muslimah] 100801 Landasan berkehidupan

2010-08-01 Terurut Topik drtauhid


Landasan berkehidupan.


Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Kita yakin bahwa kehidupan kita bukanlah hanya di dunia ini saja; sesudah akhir 
kehidupan dunia ini kita akan masuk ke kehidupan akhirat, yang tidak akan ada 
habisnya, kekal. Untuk sukses kehidupan akhirat manusia harus mempersiapkannya 
dalam masa kehidupannya di dunia ini. Untuk itu Allah SWT sudah memberi 
berbagai pedoman.

Setiap muslim harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid 
kepada Allah SWT yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan. Dengan ini maka 
akan terpancarlah sifat-sifat sebagai ibadu 'r-Rahman, yang menjalani 
kehidupannya  dengan benar, menampilkan dirinya sebagai muslim yang paripurna. 
Kemuslimannya bukan hanya sekedar tertulis dalam KTP ataupun telah membaca 
kalimah syahadatain ketika menikah, tetapi keislamannya dikokohkan dengan 
dasar-dasar keimanan yang mendalam. Dengan kata lain keislamannya didasari oleh 
pemahaman yang benar. Dengan pemahaman itu dia lalu menjadi muhsin, yang  tidak 
hanya sekedar berbuat ataupun beramal sekedarnya, tetapi dalam setiap pemikiran 
maupun langkahnya dia selalu berusaha melakukannya dengan derajat 
sebaik-baiknya; dia yakin Allah mengamati dan menilai segala yang dilakukan 
maupun yang terfikirkan olehnya. Dengan pola seperti itulah maka dia akan 
benar-benar menjadi muttaqin yang akan memperoleh banyak sekali kebaikan 
ataupun pahala yang tidak terhitung besarnya dari Allah.  

"DAN PARA HAMBA TUHAN YANG MAHA PENYAYANG ITU (IALAH) ORANG-ORANG YANG BERJALAN 
DI ATAS BUMI DENGAN RENDAH HATI DAN APABILA  ORANG ORANG JAHIL MENYERU MEREKA, 
MEREKA  MENGUCAPKAN (JAWABAN)  KATA-KATA  BERNUANSA KESELAMATAN (BUKAN CARI 
MUSUH)" (Q.S. Al-Furqan [25]: 63)   
 
Lebih jauh mereka itu digambarkan Allah dengan kebiasaan baiknya, misalnya:
  
"DAN  ORANG  YANG  MELALUI MALAM HARI  DENGAN  BERSUJUD  DAN   BERDIRI UNTUK 
TUHAN MEREKA (BANYAK SHALAT MALAM)" (Q.S. Al-Furqan [25]:64)
 
   
"DAN   ORANG-ORANG  YANG APABILA MEMBELANJAKAN (HARTA),  MEREKA   TIDAK BOROS 
(BERLEBIH-LEBIHAN), DAN TIDAK (PULA) KIKIR, DAN ADALAH (PEMBELANJAAN ITU) DI 
TENGAH-TENGAH ANTARA YANG DEMIKIAN. (Q.S. Al-Furqan [25]:67)
 

Kebiasaan-kebiasaan hamba Allah yang seperti itu insya Allah dapat kita coba 
contoh dengan melatihnya dalam bulan Ramadhan, antara lain dengan membiasakan 
qiyamullail (shalat tarawih) ataupun dengan mengkaji al-Qur'an (bukan sekedar 
berbanyak-banyak melafadzkannya, bukan sekedar membaca). Dari berbagai 
kesempatan itulah kita berharap dapat meningkatkan mutu hidup kita dengan  
menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber motivasi seluruh kegiatan hidup; 
dengan itu insya Allah kita terjauhkan dari segala bentuk syirik, takhayul, 
bid'ah, dan khurafat.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 


SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] 100719 Tahu diri

2010-07-18 Terurut Topik drtauhid
100719



Tahu diri.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Allah SWT berfirman:
  "SERULAH  (MANUSIA)  KEPADA JALAN TUHANMU DENGAN HIKMAH  DAN  PELAJARAN 
CONTOHAN YANG BAIK DAN BERISKUSILAH DENGAN MEREKA DENGAN CARA YANG LEBIH 
BAIK."  (Qur'an Surat [16]:125)   
   
Ayat di atas merupakan perintah, namun dapat kita fahami pula bahwa dalam 
melaksanakan perintah Allah kita tidaklah dibebani secara berlebihan, artinya 
perintah itu harus dilakukan meskipun hanya sebatas kemampuan kita saja; Allah 
tidaklah membebani tugas kepada manusia di luar batas kemampuannya.

"ALLAH TIDAK MEMBEBANI SESEORANG MELAINKAN SESUAI DENGAN KESANGGUPANNYA. IA 
MENDAPAT PAHALA (DARI KEBAJIKAN) YANG DIUSAHAKANNYA DAN IA MENDAPAT SIKSA (DARI 
KEJAHATAN) YANG DIKERJAKANNYA" (Qur'an surat al-Baqarah [2]: 286)   
   

Tantangan demi tantangan dalam berdakwah (menyeru) pastilah ada, bahkan juga 
terhadap orang dalam tingkat Rasul; sampai-sampai mereka itupun dikatakan 
tukang sihir ataupun bahkan "orang gila" (QS 51: 52). Namun kita tidak boleh 
lalu jadi terhenti; menyeru masih harus kita anggap sebagai tugas! 

 "DAN TETAPLAH MEMBERI PERINGATAN, KARENA SESUNGGUHNYA PERINGATAN ITU 
BERMANFAAT BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN." (Qur'an Surat adz-Dzariayat [51]: 55)

 "OLEH SEBAB ITU BERIKANLAH PERINGATAN JIKA PERINGATAN ITU BERMANFAAT" (Qur'an 
Surat al-A'la [87]: 9)

Kita pun perlu pandai-pandai memilih materi dan cara menyeru sebagaimana 
Rasulullah SAW mengingatkan:

"Bicaralah dengan orang dalam batas kadar akal fikiran mereka" 

Jadi berdakwah masih harus kita lakukan juga sejauh masih memungkinkan. Namun 
mungkin saja kita "harus" berhenti bicara berdakwah jika situasi  tidak tepat, 
semisal di kawasan yang "dalam kekuasaan" orang-orang jahat, yang jika kita 
bicara sama halnya dengan bunuh diri.

Dalam keterbatasan itulah maka kita dituntun untuk banyak berdoa:
 
 "YA TUHAN KAMI,  JANGANLAH ENGKAU HUKUM KAMI JIKA KAMI  LUPA ATAU KAMI 
TERSALAH. YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU BEBANKAN KEPADA KAMI BEBAN YANG BERAT 
SEBAGAIMANA ENGKAU BEBANKAN  KEPADA  ORANG-ORANG YANG SEBELUM KAMI. YA TUHAN 
KAMI, JANGANLAH ENGKAU PIKULKAN KEPADA KAMI APA YANG TAK SANGGUP KAMI 
MEMIKULNYA.  BERI MAAFLAH KAMI; AMPUNILAH KAMI; DAN RAHMATILAH KAMI. ENGKAU 
PENOLONG KAMI, MAKA TOLONGLAH KAMI TERHADAP KAUM YANG KAFIR." (Qur'an surat 
al-Baqarah [2]: 286) 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 




===
SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] 100708 Kejujuran dalam berdagang.

2010-07-08 Terurut Topik drtauhid
100708



Kejujuran dalam berdagang



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Dengan jumlah ummat muslim yang besar insya Allah perekonomian ummat dapat 
dikembangkan asalkan dikelola dengan baik. Dalam sejarah dapat kita ketahui 
bahwa perputaran perekonomian perdagangan Khadijah dapat berkembang dengan baik 
di tangan Muhammad al-Amien, sebelum beliau menjadi Rasulullah. Kunci 
keberhasilannya adalah kejujuran. Sejalan dengan ini sampai-sampai di masa itu 
orang lebih suka membeli susu kepada pedagang muslim ketimbang kepada pedagang 
Yahudi; termasuk pembeli yang orang Yahudi. Seperti itu pulalah yang terjadi di 
masa awal Syarikat Dagang Islam. 

Dengan kejujuran dan semangat seiman perekonomian ummat dapat dibina. Bayangkan 
jika masyarakat muslim hanya mau membeli barang untuk keperluannya dari 
pedagang atau toko muslim. Mereka membeli barang dari toko non-muslim hanya 
jika terpaksa. Apalagi jika mereka ini berbelanja seperti itu dengan niat 
membantu mengembangkan pedagang muslim; berangkat berbelanja saja sudah 
mendatangkan pahala. Di sisi lain para pedagang diingatkan akan pesan Allah SWT 
untuk berlaku jujur dalam hitungan maupun takaran. Tanpa melupakan keuntungan 
yang pantas, dengan berniat mengupayakan kemudahan dalam pemenuhan keperluan 
saudaranya sesama muslim, maka pahala dari Allah bagi mereka itu akan tercurah 
setiap kali keinginan baiknya itu muncul, apalagi jika itu dapat nyata-nyata 
dilaksanakannya.

Allah SWT beberapa kali mengingatkan pentingnya kejujuran sebagai manifestasi 
iman. Sayangnya tidak sedikit dari para pedagang melupakan hal ini, terutama 
ketika mereka berdagang dalam perhelatan acara besar (misalnya muktamar, 
jambore, seminar, jum'atan), yang pembelinya tidak akan menemuinya lagi untuk 
menuntut ketidakjujurannya. Banyak penjual barang yang memberi harga tinggi 
untuk memperoleh "keuntungan" secara berlebihan, semisal penjual cindera mata 
(sovenir), kaos, tas, kain, dan sebagainya. Bahkan ada yang sengja mengurangi 
isi kotak jualannya dengan jumlah yang kurang dari biasanya sehingga pembeli 
terkecoh, semisal penjual dodol. Mereka ini rupanya lupa bahwa meskipun pembeli 
dapat dikibuli, namun Allah Yang Maha Melihat itu mencatat langkah-langkah 
berdosanya itu, yang akan dibalas oleh Allah nantinya, di dunia ataupun juga 
dengan siksa akhirat. Seharusnyalah panitia yang menyediakan fasilitas 
penjualan lebih proaktif dengan meminta kesepakatan para pedagang untuk jujur, 
jika perlu dengan mengingatkan mereka pada firman Allah:

"...HAI KAUMKU, CUKUPLAH TAKARAN DAN TIMBANGAN DENGAN ADIL, DAN JANGANLAH KAMU 
MERUGIKAN MANUSIA TERHADAP HAK-HAK MEREKA. DAN JANGANLAH KAMU MEMBUAT KEJAHATAN 
DI MUKA BUMI DENGAN MEMBUAT KERUSAKAN." (Qur'an Surat Hud [11]: 85)

"...MAKA SEMPURNAKANLAH TAKARAN DAN TIMBANGAN JANGANLAH KAMU KURANGKAN BAGI 
MANUSIA BARANG-BARANG TAKARAN DAN   TIMBANGANNYA, DAN JANGANLAH KAMU MEMBUAT 
KERUSAKAN DI MUKA BUMI SESUDAH TUHAN MEMPERBAIKINYA. YANG DEMIKIAN ITU LEBIH 
BAIK BAGIMU JIKA BETUL-BETUL KAMU ORANG-ORANG YANG BERIMAN". (Qur'an Surat 
al-A'raf [7]: 85) 


Semoga ekonomi ummat Islam dapat tertingkatkan untuk dapat benar-benar 
menampakkan kelebihan agama Islam.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = sub-hanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 






[wanita-muslimah] 100625 Menyikapi taqdir

2010-06-25 Terurut Topik drtauhid
100625  


Menyikapi taqdir.


Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Terkadang kita mendengar orang yang berputus asa lalu mengatakan: "Ini 'kan 
sudah taqdir Allah; saya mau berbuat apa?". Pernyataannya itu sepertinya benar, 
padahal itu sudah menyalahi sunnatullah. Terkait dengan hal itu Allah SWT sudah 
menyebutkan: 

 "ALLAH MEMBUAT PERUMPAMAAN DENGAN SEORANG HAMBA SAHAYA YANG DIMILIKI YANG 
TIDAK DAPAT BERTINDAK TERHADAP SESUATUPUN DAN SEORANG YANG KAMI BERI REZKI YANG 
BAIK DARI KAMI, LALU DIA MENAFKAHKAN SEBAGIAN DARI REZKI ITU SECARA SEMBUNYI 
MAUPUN SECARA TERANG-TERANGAN, ADAKAH MEREKA ITU SAMA?..." (Qur'an Surat 
an-Nahl [16] ayat 75) 

Pertanyaan Allah di ayat itu perlu kita renungkan, yang mungkin tidak mudah 
jika harus kita jawab segera. Allah menuntut  kita untuk lebih merenung lagi. 
Secara kasar dalam pandangan kita dapat kita lihat bahwa keduanya jelas 
berpeluang tak sama untuk berprestasi. Namun dalam tilikan Allah bagi keduanya 
sama-sama terbuka lebar peluang untuk memperoleh nilai tinggi dari apa yang 
dapat mereka lakukan. Selanjutnya Allah memberikan kerangka dasar kunci 
jawabannya: 

"...SEGALA PUJI HANYA BAGI ALLAH, TETAPI KEBANYAKAN MEREKA TIADA MENGETAHUI." 
(Qur'an Surat an-Nahl [16] ayat 75)  

Orang yang pemurung (pesimis) akan mengatakan "Kita tak dapat melawan taqdir", 
sedangkan orang berfikiran luas (optimis) akan mengatakan "Kita harus berbuat 
sebaik-baiknya walaupun dengan keadaan yang minim; kita berpeluang juga untuk 
memperbaiki keadaan asalkan kita mau"

Rasulullah Muhammad SAW sudah menyebutkan:

"Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mewajibkan kalian untuk berusaha; maka 
berusahalah!"

Kewajiban berusaha itu merupakan konsekwensi lanjut dari ketetapan Allah dalam 
ranah kekuasaanNya yang disebutkan dalam ayat:  
   

"...SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENGUBAH KEADAAN SESUATU KAUM SAMPAI MEREKA 
(MENUNJUKKAN UPAYA BERSAMA) MENGUBAH KEADAAN YANG ADA PADA DIRI MEREKA 
SENDIRI" (Qur'an Surat ar-Ra'du [13] ayat 11)
 
Jadi jika kita merasakan adanya hal yang "tidak beres" kita tidak boleh tinggal 
diam; kita harus berusaha membenahinya. Berhasil ataukah tidak itu adalah haq 
Allah untuk mentaqdirkannya. Yang pasti adalah bahwa atas setiap niat baik kita 
Allah sudah memberi satu nilai positif. Jika upaya kita berhasil atas izin 
Allah, nilai itu akan jadi berlipat ganda sesuai dengan kesungguhan perjuangan 
kita (baca: keikhlasan kita); dari kesungguhan ini Allah memberi nilai penuh 
(jika berhasil) meskipun upaya kita itu akhirnya terkesankan sepertinya tak 
berhasil.

Semoga semangat juang kita tetap tinggi. 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] 100615 Menyikapi kedengkian

2010-06-14 Terurut Topik drtauhid
100615



Menyikapi kedengkian.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Dalam era globalisasi saat ini, yang nyatanya masyarakat umum lebih dikuasai 
oleh dorongan duniawi, adanya persaingan merupakan hal yang sehari-hari kita 
jumpai. Jika suatu "persaingan" didasarkan pada akhlaq yang benar maka 
persaingan itu akan lebih bernuansa berlomba dalam berbuat kebajikan "fa 
'stabiqu 'l-khairat", masing-masing berusaha menampilkan karyanya yang terbaik, 
bahkan saling memacu dan membantu dengan tolong menolong dalam kebaikan. 
Sayangnya persaingan global yang berkembang masih lebih diwarnai oleh nafsu 
menguasai dunia, sehingga banyak orang cenderung untuk berpegang pada semboyan 
"tujuan menghalalkan cara", sehingga tidak sedikit juga orang yang melangkah 
dengan warna hasad (dengki). Orang dengan sifat itu ingin bahwa pesaingnya 
tidak sukses, ataupun bahkan ia ingin keberhasilan yang telah dicapai 
pesaingnya itu sirna.   

Orang yang pendengki selalu berusaha untuk menghilangkan nikmat yang diterima 
orang yang didengkinya itu. Mereka ini akan menggunakan berbagai macam catra, 
tipuan, ataupun juga perangkap untuk mencelakakan orang yang didengkinya itu. 
Cara-caranya itu tidak mudah untuk dikenali, bahkan seringkali korban baru 
sadar ketika sudah jatuh. Di sinilah selain kita meningkatkan kemampuan diri, 
kita perlu menyadari kelemahan kita, sehinggga kita perlu banyak berlindung ke 
Penguasa dan Pengatur seluruh alam, sebagaimana diajarkan oleh Allah dalam 
firmanNya dalam surat al-Falaq [113]:

" ---AKU BERLINDUNG DENGAN TUHAN DARI CUACA SUBUH, DARI KEJAHATAN APA-APA YANG 
TELAH DIA CIPTAKAN  DAN DARI KEJAHATAN ORANG YANG DENGKI BILA IA MELAKUKAN 
KEDENGKIAN"

Semoga Allah melindungi kita sekalian sehingga kita dapat melaksanakan tugas 
atau amanah yang kita terima. Semoga Allah menyadarkan mereka yang suka 
mendengki itu dan memberi mereka kesempatan untuk bertaubat.

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] 100527 Kebenaran kandungan al-Qur'an

2010-05-27 Terurut Topik drtauhid
100527



Kebenaran kandungan al-Qur'an



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

"...SESUNGGUHNYA TELAH DATANG KEPADAMU CAHAYA DARI ALLAH, DAN KITAB (AL-QUR'AN) 
YANG MENERANGKAN." (QS al-Maidah [5]:15)

Buku yang kita baca biasanya menyajikan isinya dalam uraian dengan pola 
sistematis, sesuai dengan pokok bahasannya yang tertentu, yang tidak jarang 
disertai dengan sejumlah argumentasi yang dianggap sesuai. Oleh karena itu jika 
orang yang terbiasa dengan berbagai macam buku seperti itu lalu mengkaji 
al-Qur'an, maka dia akan menjumpai kenyataan bahwa al-Qur'an tertulis tidaklah 
dengan pola seperti itu. Di sinilah seseorang diuji derajat imannya; mungkin 
saja dia lalu mengatakan "dengan bangga" bahwa al-Qur'an tersusun "tidak 
sistematis", ataupun dia dengan rendah hati menyatakan bahwa al-Qur'an tersusun 
"secara sistematis yang belum pernah dijumpainya". Al-Qur'an menjelaskan 
berbagai soal 'aqidah, akhlaq, hukum-hukum agama, da'wah dan nasihat, tuntutan 
dan kritik, ancaman dan dorongan, sejarah dan geografi, tanda-tanda kekuasaan 
Allah, dan sebagainya. Kesemuanya itu dijelaskan hanya sekali ataupun terkadang 
dengan berulang-ulang; uraiannya ada kalanya meloncat dari satu pembahasan ke 
pembahasan yang lain, dengan bentuk dan cara penyajian yang bermacam-macam. 
Bisa saja dari suatu tema pembahasan tiba-tiba saja pindah ke pembahasan yang 
lain.

Orang yang mulai mempelajari al-Qur'an mungkinjuga sampai ke prasangka salah; 
dia menduga bahwa al-Qur'an mempunyai kekurangan dari segi sistematika 
penyajiaannya. Sebaliknyalah mereka yang penuh keimanannya akan justru tertarik 
untuk menelusuri lebih jauh apa-apa yang dia belum dapat memahami rahasia 
tersajinya rangkaian ayat-ayat yang berbeda dari susunan yang biasanya dia 
pelajari. Kita perlu mampu bersikap sebagaimana sikap Abu Bakar r.a. ketika 
orang bertanya bagaimana pendapatnya tentang apa yang disampaikan Rasulullah 
SAW yang mengaku telah diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha 
pergi-pulang dalam waktu semalam. Abu Bakar menjawab bahwa kalaupun ada yang 
lebih "aneh" yang dsmpaikan oleh Rasulullah diapun percaya. Artinya, dalam 
mengkaji al-Qur'an kita perlu siap untuk menerima informasi apapun dalam 
al-Qur'an bahwa semuanya itu adalah benar adanya. Kalaupun ada yang sepertinya 
"tidak masuk akal" kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa kemampuan ilmu 
terbatas, daya nalar akal kita mungkin belum mampu menjangkaunya, belum mampu 
mengungkap kebenarannya itu. 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 






[wanita-muslimah] Arah kiblat.

2010-05-25 Terurut Topik drtauhid
Assalamu 'alaikum wr. wb.

Bagi yang ingin lebih menepatkan arah kiblat, insya Allah Jum'at 28 Mei yang 
akan datang matahari akan tepat di atas Ka'bah pada jam 16:26 WIB. Arah ke 
matahari saat itu menunjukkan arah ke Ka'bah.

Wassalam,

tauhid



Re: Tanya tentang TBC : Buat dr Donny (was RE: [wanita-muslimah] Shalat dan Penyakit Paru-Paru)

2010-05-22 Terurut Topik drtauhid
Rifampicyn (kandungan Rimactacid) untuk pemakaian lama perlu pemeriksaan fungsi 
liver; jika liver teganggu selama menggunakan obat itu mungkin sekali livernya 
tidak sehat. Obat harus distop, segeralah ke dokter yang merawatnya. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)" 
 wrote:
>
> Mas Donnie,
> Mau tanya mas, sorry melenceng dari subject semula (makanya subject saya
> ganti).
> 
> Saya ada keluarga sedang pengobatan TBC, dengan minum obat (Remactacyd)
> dan suntik penicilyn streptomicyn juga. Katanya suntiknya itu harus
> sampai 2 bulan. Sekarang ybs sering mual, muntah dan sulit makan.
> 
> Apakah itu memang akibat obatnya itu ?
> 
> Bagaimana mengatasinya ya mas ?
> 
> Sorry nih jadi konsultasi.. Saya kasihan banget lihat ybs itu, sudah
> sepuh dan sekarang susah makan.. mual dan muntah terus.
> 
> Thanks sebelumnya.
> Wassalaam,
> -Ning
> 
> -Original Message-
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of donnie damana
> Sent: Tuesday, May 18, 2010 1:56 PM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Shalat dan Penyakit Paru-Paru
> 
> Kakak saya rajin sholat, sholat sunat juga kena TBC juga..
> Beberapa akhwat di WM yang saya yakin rajin sholat dan mengaji juga
> pernah kena TBC.
> Daaan.. kuman M tuberculosis paling suka tempat yang banyak oksigennya,
> sehingga kerusakan paru pada pasien TBC ditemukan di apeks paru (paru
> bagian atas) yang kaya dengan oksigen karena dekat dengan bronkus...
> 
> :D
> 
> On May 17, 2010, at 1:11 PM, Abu Nayla wrote:
> 
> > Ruku' dan sujud disamping sebagai bentuk ibadah, juga mengandung
> faidah kesehatan yang sangat besar. Yaitu untuk menjaga keselamatan
> tubuh secara umum dan paru-paru pada khususnya. Dimana ruku' dan sujud
> ternyata mampu untuk mengusir ancaman penyakit dari paru-paru.
> > Pada saat berbaring, katup paru-paru menjadi terbuka sehingga darah
> sepenuhnya bisa masuk ke dalam paru-paru. Sedangkan pada saat sujud,
> maka darah akan mengalir dalam jumlah besar ke bagian utama paru-paru
> yang mengalami kekurangan darah. Selanjutnya pada saat ruku' dan sujud,
> maka darah akan dialirkan ke seluruh bagian paru-paru seiring dengan
> berlangsungnya pertukaran oksigen menjadi karbondioksida. 
> > Seperti yang sudah dibuktikan, bahwa kanker bisa masuk ke dalam
> paru-paru pada saat jumlah oksigen yang masuk sedikit, begitu juga
> dengan penyakit TBC dan kanker paru-paru. Dan kebiasaannya,
> penyakit-penyakit ini menyerang ke bagian utama paru-paru dengan sebab
> yang sama yaitu kurangnya unsur oksigen yang sampai. 
> > Selengkapnya:
> http://www.iqtishod.com/component/content/article/41-laris/106-sehat-tan
> pa-obat
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> > 
> > 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> 
> ===
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
> 
> Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
>




[wanita-muslimah] Re: -=[help]=- istriku mengeluh gatal-gatal pada "kulit punggung kedua tangan" nya...

2010-05-22 Terurut Topik drtauhid
Kemungkinan besar itu alergi, mungkin saja alergi terhadap komponen serangga, 
misalnya bulu ulat. Cobalah menggunakan obat antihistamin yang mudah Anda 
dapatkan di sekitar Anda; salah satunya adalah CTM. Untuk sementara menunggu 
pemeriksaan oleh ahli kesehatan Anda dapat mengurangi gatal itu dengan kompress 
air hangat, ataupun abu hangat. Jika parah mungkin dokter dapat memberi obat 
kortikosteroid.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aldo Desatura ™  wrote:
>
> dear,
> 
> smart parent & friend
> 
> Mohon info dong buat ramuan atau obat yang cocok untuk gatal-gatal pada
> kulit punggung kedua tangan istriku, sejauh ini sih istriku ngga ada keluhan
> dengan alergi, baik itu alergi makanan, obat atau cuaca. tetapi belakangan
> ini istriku mengeluh gatal-gatal terus nah puncaknya pada 2 hari ini
> terakhir yang terletak pada punggung tangannya tersebut, mohon info cara
> menghilangkan atau meredakan karena cukup merepotkan hal ini terjadi
> bertepatan dengan tumbuhnya gigi graham pada "Syarifah" anak kami yang
> tentunya cukup menggangu karena biasanya menjadi manja, mungkin smart parent
> & friend punya cara, obat atau ramuan yang ampuh untuk mengurangi rasa
> gatal-gatal tersebut atau mungkin hal ini disebabkan biang keringat? padahal
> kami selalu menjaga kebersihan dengan teliti, memang cuaca di depok
> belakangan ini kurang bersahabat karena cuaca yang tiba2 panas dan tiba2
> hujan serta dingin yang cenderung mungkin mengakibatkan biang keringat?
> 
> saya minta mohon di share yah info-infonya mudah2an ada yang cocok sama
> istriku
> 
> 
> 
> 
> 
> -- 
> Aldo Desatura ® & ©
> 
> Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
> Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] 100520 Bangkitkan ummat!

2010-05-20 Terurut Topik drtauhid
100520  



Bangkitkan ummat.




Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Ada firman Allah SWT yang tidak jarang tersalahgunakan, yaitu Surat ash-Shaf 
[61] ayat  3 :
"AMAT BESAR MURKA ALLAH BAHWA KAMU MENGATAKAN APA-APA YANG TIADA KAMU KERJAKAN."

Tidak sedikit orang yang karena ayat ini menjadi tidak berani mengatakan 
sesuatu untuk memberi nasihat, karena dia merasa bahwa dirinya masih jauh dari 
sempurna; bahkan mungkin mereka ini lalu mengatakan: "Itu tugas ustadz". 
Padahal dalam nasihat-menasihati kita dituntut untuk berbuat walaupun mungkin 
kita baru tahu tentang satu hal tentang kebaikan. Rasulullah SAW memerintahkan: 
"Sampaikanlah apapun yang dariku walaupun itu hanya satu ayat". Jika untuk 
memberi nasihat kita harus sempurna dulu, kapan kita pernah sempurna? Kalaupun 
kita berusaha sebaik mungkin, jangan-jangan ajal telah menjemput kita sebelum 
diri kita sempurna. Kapan peluang berdakwah? Lebih-lebih lagi Rasulullah juga 
diriwayatkan pernah memerintahkan: "Suruhlah orang berbuat baik meskipun pada 
dirimu masih ada cacat".

Dalam keadaan ummat yang belum menampakkan kesempurnaan agamanya dalam 
kehidupannya sekarang ini, kita yang masih belum sempurna, betatapun kecilnya 
perlu memanfaatkan peluang yang kita punya untuk mendorong bangkitnya keluarga 
kita, teman sekampung, teman sekerja, maupun secara menyeluruh buat semua orang 
 yang dapat kita capat, lebih-lebih ummat Islam. Kita manfaatkan semua peluang 
kita yang ada.

Jika kita diberi Allah cukup ilmu agama, dengannya kita dapat menunjukkan 
betapa Allah dan RasulNya banyak mendorong ummat Islam untuk maju, untuk 
mencapai derajat tinggi dalam amal duniawi maupun ukhrawi. Kalau kita "punya" 
ilmu manajemen, sedikit ataupun banyak, kita dapat membantu pengelolaan masjid 
dan potensi-potensi jamaahnya untuk membawa jamaah dan keluarganya serta 
masyarakat sekitarnya untuk membentuk masyarakat madani dalam kehidupan 
sehari-hari, walaupun awalnya hanya dalam lingkup kecil. Saya yakin 
masing-masing kita punya potensi sesuai dengan bidang kita masing-massing untuk 
ikut berperan dalam membangkitkan umat untuk meraih keadaan "sempurna" sepadan 
dengan keunggulan Islam sebagai agama, pedoman dalam kehidupannya. Kita dapat 
melakukannya secara langsung, lewat para "pejabat" masjid, ataupun lewat 
orang-orang terpandang lainnya. 
 
Mari kita tata potensi kita untuk cepat terbentuknya masyarakat adil-makmur 
dalam naungan ampunan Allah, Penguasa seluruh alam. 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@pwmjatim.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] Keppres No. 238/1961

2010-04-29 Terurut Topik drtauhid
Assalamu 'alaikum wr. wb.

Walaupun sejumlah ahli hukum menyatakan bahwa sebenarnya Keppres No. 238/1961 
itu sudah batal demi hukum, namun tidak sedikit pejabat yang menerapkan Kepres 
itu untuk menghambat kebangkitan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (Pandu 
HW),karena dalam Kepres itu disebutkan bahwa satu-satunya kegiatan kepanduan 
yang boleh hidup adalah Pramuka.Bahkan tidak sedikit pimpinan sekolah dalam 
sekolah-sekolah Muhammadiyah yang menjadi tidak berani membangkitkan HW di 
sekolah yang dipimpinnya, karena jika HW ada sedangkan Pramuka ditiadakan dia 
"yakin" akan kena tindakan dari Dinas terkait, sekolahnya akan dinyatakan tidak 
loyal kepada pemerintah.

Saya tak tahu banyak tentang hukum. Bagaimana sebenarnya tentang Kepres 
238/1961 ini?

Terima kasih.

Wassalam,

dr tauhid
..



[wanita-muslimah] Re: Kenapa Pengemis Dijadikan Kelilip, Dinista, dan Disiksa?

2010-04-28 Terurut Topik drtauhid

Kalau kita mau mengkaji lebih mendasaaar, kita sebenarnya akan sampai ke 
pengakuan bahwa mengemis itu "tidak dibenarkan" dalam Islam; mengemis 
dibolehkan hanya dalam keadaan tertentu saja. Dalam kenyataan bermasyarakat 
kita menjumpoai bahwa kebanyakan opengemis itu sebenarnya "tak berhak".  Dalam 
berbagai macam pernyataannya, Rasulullah Muhammad SAW menegaskan tentang ini.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "sunny"  wrote:
>
> http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010042600432415
> 
>   Senin, 26 April 2010 
>  
> 
>   BURAS 
>  
>  
>  
> 
> Kenapa Pengemis Dijadikan Kelilip, Dinista, dan Disiksa?
> 
> 
>
>   "ENTAH apa yang terjadi dengan elite politik Kota Bandar 
> Lampung--eksekutif dan legislatif--hingga anak jalanan (anjal) dan 
> gelandangan pengemis (gepeng) mereka jadikan kelilip yang menyakitkan 
> pandangannya!" ujar Umar. "Lalu para elite pun berusaha menghilangkan kelilip 
> itu dengan menista lewat peraturan daerah (perda) yang memberi stigma para 
> duafa itu buruk, sekaligus menyiksanya--jika mengemis di jalan diancam 
> kurungan tiga bulan atau denda Rp5 juta rupiah!"
> 
>   "Mungkin mereka--para elite itu--punya obsesi ukuran sukses bagi 
> kepemimpinan mereka, yakni jika tak ada lagi pengemis di kotanya!!" sambut 
> Amir. "Obsesi itu tentu baik jika kotanya bersih dari pengemis tercapai 
> berkat keberhasilan para pemimpin itu meningkatkan kesejahteraan rakyat! 
> Sebaliknya, obsesi itu buruk jika setelah terbukti elite gagal meningkatkan 
> kesejahteraan rakyat lalu mencari jalan pintas mengeliminasi pengemis lewat 
> menista dan menyiksanya--mengurung para pengemis dalam kamp 
> konsentrasi--mirip Nazi!"
> 
>   "Penyiapan perda untuk menutupi kegagalan elite menyejahterakan rakyat 
> dengan menganiaya duafa itu, jelas perbuatan zalim!" tegas Umar. "Secara 
> Ilahiah, itu abuse of power, sejumlah orang yang diberi amanah setitik 
> kekuasaan-Nya telah jadi sombong dengan merasa tak nyaman dan jijik pada kaum 
> duafa yang merupakan takdir, untuk teladan buat mereka yang bernasib lebih 
> baik agar mensyukuri rahmat yang diperolehnya!"
> 
>   "Kesombongan merasa bisa mengalahkan takdir Alah atas nasib buruk 
> manusia, dilakukan dengan cara zalim itulah abuse of power yang tiada 
> taranya!" timpal Amir. "Untuk itu, alangkah baik jika para elite istigfar, 
> memperbaiki kesalahan dengan ikut berusaha memantapkan lembaga amil zakat di 
> semua masjid dan amil zakat pendukung agar mampu menggalang gerakan zakat 
> yang lebih luas hingga mampu mengatasi kemiskinan pada skala kegiatan 
> masing-masing!"
> 
>   "Pengalaman membina amil zakat lewat takmir masjid di Bandar Lampung 
> untuk menggarap lebih luas jenis zakat dari sebatas zakat fitrah pada 
> Idulfitri, untuk meningkatkan kemampuan mengatasi kemiskinan di lingkungan 
> masjidnya, terbukti tidaklah mudah!" tegas Umar.
> 
>   "Bukan berarti tak bisa, tapi masih perlu waktu terutama dalam 
> menyadarkan muzaki agar melunasi zakat harta, profesi atau jenis zakat 
> lainnya! Maka itu, jika realitas amil zakat yang baru mulai memperluas 
> garapan ini dijadikan dalih menghabisi kaum duafa dengan cara 
> kekerasan--diburu dengan ancaman hukuman berat--jelas merupakan tindakan 
> gegabah, menzalimi duafa!"
> 
>   H. Bambang Eka Wijaya
>  
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] 100423 Salah perhitungan

2010-04-23 Terurut Topik drtauhid
100423


Orang-orang yang salah perhitungan.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Tidak sedikit orang yang salah menyimpulkan dari kenyataan-kenyataan yang ada 
di sekitarnya ataupun yang dijumpai dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu 
dari kesimpulan mereka itu adalah tentang bagaimana nasib orang-orang yang 
berbeda perbuatannya antara yang satu dengan yang lain. Mereka ini tidak lagi 
membedakan buruk ataupun baiknya perbuatan orang, semuanya dianggapnya sama! 
Mereka itu digambarkan oleh Allah SWT dalam firmanNya:

"APAKAH ORANG-ORANG YANG MEMBUAT KEJAHATAN ITU MEMPERHITUNGKAN BAHWA 
KAMI(ALLAH) AKAN MENJADIKAN MEREKA MAUPUN ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN 
MENGERJAKAN AMAL YANG SHALEH ITU SAMA SAJA DALAM HIDUP MEREKA DAN MATI MEREKA? 
SALAHLAH KESIMPULAN YANG MEREKA TENTUKAN ITU." (Qur'an surat al-Jatsiyah [45] 
ayat 21)   

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita jumpai orang yang terkesan senang 
hidupnya, bermewah-mewah dengan harta dan kekuasaan yang dimilikinya; namun 
nyatanya jika ditelususri lebih mendalam hati mereka sebenarnya dirundung oleh 
keraguan dan kekhawatiran. Mereka ini lalu menenangkan diri dengan secara 
"kasat mata" mencari orang-orang "yang dapat melindunginya",  sekedar mencari 
teman orang kuat ataupun mencari pengawal pribadi "body guard". Di luar itu  
mereka lalu "melarikan jiwa" dengan mencari berbagai macam hiburan untuk 
sejenak melupakan apa yang mereka hadapi. Salah satu "hiburannya" adalah 
mengkonsumsi narkoba. Bagi yang lebih parah, mereka lalu meninggalkan sama 
sekali semua yang mereka hadapi itu dengan bunuh diri, karena mereka menganggap 
bahwa sesudah mati dan dikubur, tubuhnya hancur menjadi tanah, selesai semua 
urusannya. Kesimpulan mereka yang seperti itu salah; masih akan ada masa proses 
panjang sesudah kematian itu, bahkan sangat jauh lebih panjang ketimbang umur 
mereka di dunia.

Ketika orang berbuat sesuatu, sebenarnya dia melakukan apa yang Allah telah 
berikan peluangnya, untuk selalu mempertimbangkan baik-buruknya, termasuk 
motivasinya (niatnya) untuk siapa dia berbuat, karena Allah telah melengkapi 
manusia dengan akal, yang seharusnya dia dapat menggunakannya untuk melakukan 
pertimbangan-pertimbangan. Di akhir ayat berikutnya Allah memberikan pedoman 
tentang apa yang akan diperoleh seseorang dari perbuatannya:

"...AGAR DIBALASI  TIAP-TIAP  DIRI SESUAI DENGAN APA YANG  DIKERJAKANNYA; 
MEREKA TIDAK AKAN DIRUGIKAN" (Qur'an surat al-Jatsiyah [45] ayat 22 ) 

Semoga kita tidak salah perhitungan, dan kita juga mampu mengingatkan mereka 
yang salah perhitungan itu, agar dapat selalu berperhitungan dengan benar, 
untuk mampu berbuat baik. 




Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 






[wanita-muslimah] 100414 Jauhkan diri dari yang tidak halal

2010-04-15 Terurut Topik drtauhid
100414  


Jauhkan diri dari yang tidak halal.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

"Mencari yang halal adalah wajib bagi setiap orang Islam " (HR Ibnu Mas'ud)

Kewajiban mencari yang halal dan meninggalkan yang haram tergolong yang paling 
sulit dari seluruh kewajiban agama; ini juga yang paling berat untuk 
mengamalkannya, akibatnya orang bermasa bodoh, cenderung untuk meninggalkan 
ilmu tentang halal-haram ini. Akibat lanjutnya adalah hilanglah pedomannya, 
sehingga orang-orang bodoh cenderung untuk menganggap pedoman untuk itu sama 
sekali tidak ada. Jika keadaan seperti ini kian meluas, maka dianggap tidak ada 
lagi pemilah halal-haram, sehingga masyarakat tidak peduli lagi apakah sesuatu 
yang dihadapinya itu halal ataukah haram. Padahal sebenarnya apa-apa yang halal 
itu sudah jelas dan apa-apa yang haram itu pun sudah jelas, sedangkan di antara 
keduanya ada beberapa hal yang mutasyabihat (serupa, mirip, tidak terlalu 
jelas; berpeluang teranggap sebagai halal ataupun haram). Orang yang kokoh 
imannya akan banyak berpedoman pada ayat-ayat yang MUHKAMAT (sudah jelas), 
sedangkan orang yang lemah imannya cenderung untuk menggunakan ayat-ayat yang 
MUTASYABIHAT tetapi dengan pemahamannya sendiri, menuruti yang dianggap 
menguntungkan diri ataupun kelompoknya, sebagaimana digambarkan dalam Qur'an 
Surat Ali 'Imran [3] ayat 7-8)
 
DIALAH (ALLAH) YANG MENURUNKAN AL-KITAB (AL-QURAN) KEPADA KAMU. DI ANTARA 
(ISI)NYA ADA AYAT-AYAT MUHKAMAT, ITULAH POKOK-POKOK ISI AL-QURAN  DAN YANG LAIN 
(AYAT-AYAT) MUTASYABIHAT (Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7)

...ADAPUN ORANG-ORANG YANG DALAM HATINYA CONDONG KEPADA KESESATAN, MAKA MEREKA 
MENGIKUTI AYAT-AYAT YANG MUTASYABIHAT DARI PADANYA UNTUK MENIMBULKAN FITNAH 
SERTA UNTUK MENCARI-CARI TA'WILNYA, PADAHAL TIDAK ADA YANG MENGETAHUI TA'WILNYA 
 MELAINKAN  ALLAH(Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7)

DAN ORANG-ORANG YANG MENDALAM ILMUNYA BERKATA: "KAMI BERIMAN KEPADA 
AYAT-AYAT  YANG MUTASYABIHAT, SEMUANYA ITU  DARI  SISI  TUHAN KAMI". DAN TIDAK 
DAPAT MENGAMBIL PELAJARAN (DARINYA) MELAINKAN ORANG-ORANG YANG BERAKAL (YANG 
MAU MENGGUNAKAN AKALNYA UNTUK MENIMBANG-NIMBANG LEBIH JAUH AKIBAT LANJUTNYA).  
(Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7)   
  

(MEREKA ITU BERDOA): "YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU JADIKAN HATI KAMI CONDONG 
KEPADA KESESATAN SESUDAH ENGKAU BERI PETUNJUK KEPADA KAMI, DAN KARUNIAKANLAH 
KEPADA KAMI RAHMAT DARI SISI ENGKAU; KARENA SESUNGGUHNYA ENGKAULAH MAHA PEMBERI 
(KARUNIA)".(Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 8) 
   

  
Kita dituntut untuk selalu waspada tehadap masalah halal dan haram ini, sebab 
mengabaikannya sama halnya dengan "kesiapan" untuk masuk neraka, meskipun harta 
itu kemudian digunakan untuk sesuatu yang dinilai orang sebagai ibadah.

"Orang yang mendapat harta dari kerja atau kegiatan yang berdosa, lalu 
digunakannyya untuk bersilaturahim, sedekah, ataupun dinafkahkannya di jalan 
Allah, maka Allah mengumpulkannya itu semua, kemudian melemparkannya ke 
neraka." (HR Abu Dawud).  

"Orang yang tidak peduli dari mana dia mencari harta, maka Allah akan 
memasukkan dia ke neraka dari pintu yang manapun" (HR Abu manshur ad-Dailami).

Kita harus membebaskan diri dari yang haram, jika kita ingin baik. Kalaupun 
harta itu kita gunakankan untuk berinfak Allah tidak akan menerimanya, padahal 
jika kita biarkan saja atau kita simpan maka harta itu akan membebani karena 
harta seperti itu  akan menjadi "bekal" untuk ke neraka.

"Semua daging yang tumbuh dari yang haram pantasnya neraka sebagai tempatnya" 
(HR Turmudzi).   
 
"Orang yang mendapat harta dari yang haram, kalaupun disedekahkan, tidaklah 
diterima Allah sedekahnya, sedangkan jika dibiarkan atau ditinggalkannya, harta 
itu akan menjadi perbekalan untuk ke neraka." (HR Ahmad).


Oleh karena itu kita "kembalikanlah" yang bukan hak kita; kita ambil hanya yang 
benar-benar hak kita sebagaimana petunjuk Allah:

"...JIKA KAMU SUDAH BERTAUBAT, MAKA UNTUKMU ADALAH YANG POKOKNYA (MODAL 
AWALNYA)..." (QS al-Baqarah [2]: 279).


Semoga kita mampu untuk selalu menjaga diri dari harta yang tidak halal.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung   di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc.,

[wanita-muslimah] 1004008 Bertaubat

2010-04-09 Terurut Topik drtauhid
100408  



Bertaubat




Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Manusia berpeluang untuk tersalah langkah. Ini dapat karena salah menggunakan 
akalnya ataupun aakalnya terkalahnkan oleh godaan syaithan. Namun betapapun 
besarnya kesalahan ataupun dosa yang diperbuat oleh seseoirang, Allah SWT 
tidaklah langsung menghukumnya. Allah memberi kesempatan hambaNya untuk 
berbenah diri sebelum keburu mati; untuk menyadari kesalahannya, lalu 
berkehendak memperbaiki diri dengan kesungguhan, dengan pembuktiannya, bukan 
sekedar ngomong "Aku sudah tobat". Allah menuntut taubat yang 
bersungguh-sungguh, taubatan nashuha, untuk dimaafkan kesalahannya.

 (Qur'an Surat 
an-Nisa' [4]:17) 

Kebodohan itu dapat karena memang kurang ilmunya, ataupun kurang penalarannya 
sehingga mudah tertipu oleh syaithan. Orang seperti ini jika tersadar akan 
kesalahannya, maka dia dengan segera bertaubat. Lain halnya dengan orang yang 
menyengaja melakukan pelanggaran, dengan berpura-pura tidak tahu (Allah tahu 
kesengajaannya dan kepura-puraannya itu semua!), lalu menunda-nunda 
pertaubatannya, maka proses pertaubatannya tidaklah sesederhana pertaubatan 
orang yang memang tersalah langkah karena kebodohannya itu. Lebih celaka lagi 
jika dia keburu mati sebelum sempat bertaubat dengan benar.

   

  (Qur'an 
Surat an-Nisa' [4]:18)

 
Mari kita renung-renungkan apa yang sudah kita lakukan. Sudahkah selama ini 
kita selalu hanya melakukan yang benar menurut Allah, dan meninggalkan yang 
terlarang olehNya? Jika nyatanya kita merasa masih melakukan yang salah, mari 
kita segera "menghapus" kesalahan itu dengan berbagai kebaikan; Rasulullah SAW 
menyebutkan kebaikan itu berpeluang menghapus kesalahan yang lalu. Jika 
kesalahan itu terkait dengan hak orang, agar Allah mengampuni dosa kita maka 
kita dituntut untuk mengembalikan hak orang yang kita salahi itu, melepaskan 
diri kita dari apa-apa yang bukan hak kita. 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@pwmjatim.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] 100326 Jika sudah sampai batas

2010-03-25 Terurut Topik drtauhid
100326   Jika sudah sampai batas



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.
   

Secara umum kita diperintahkan untuk berdakwah dengan segala macam cara dan 
sarana sebagaimana termaktub dalam al-Qur'an (surat an-Nahl [16]:125):

"SERULAH  (MANUSIA)  KEPADA JALAN TUHANMU DENGAN HIKMAH  DAN  PELAJARAN YANG 
BAIK DAN BANTAHLAH MEREKA DENGAN CARA YANG BAIK."

Di dalam melaksanakan perintah Allah SWT untuk berdakwah, mengajak-ajak ke 
jalan yang benar (jalan Allah) tidak mustahil kita  menghadapi kenyataan bahwa 
tidak sedikit dari mereka yang menjadi sasaran dakwah itu justru menolak sama 
sekali. Tidak jarang ketika berbantah atau berdiskusi itu justru mereka 
"menawarkan" cara penyelesaian yang menurut mereka lebih baik;  kadang-kadang 
mereka justru mengancam. Ataupun mereka melakukan "perlawanan" dengan berbagai 
macam cara yang dapat mengecewakan maupun mematahkan semangat bagi yang 
semangat dakwahnya kurang kuat. Dalam hal memilih beragama kita tidak boleh 
memaksa (QS 2:256); terhadap tawaran mereka yang akan menyesatkan itu kita 
harus menjaga diri.

"DAN JANGANLAH KAMU CENDERUNG KEPADA ORANG-ORANG YANG ZALIM YANG MENYEBABKAN 
KAMU DISENTUH API NERAKA, DAN SEKALI-KALI KAMU TIADA MEMPUNYAI SEORANG 
PENOLONGPUN SELAIN ALLAH, KEMUDIAN KAMU TIDAK AKAN DIBERI PERTOLONGAN." (Qur'an 
Surat Hud [11]:113) 


Tugas kita hanyalah penyampaikan perintah, yang mugkin terasa enak maupun yang 
sebenarnya tidak enak, berat ataupun ringan.  Oleh karena itulah jika kita 
sudah berusaha melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka bolehlah kita 
"akhiri" pertentangan itu dengan baik-baik sebagaimana Allah mengajarkan 
(Qur'an Surat Hud [11] ayat 121-123):

DAN KATAKANLAH KEPADA ORANG-ORANG YANG TIDAK BERIMAN: "BERBUATLAH MENURUT 
KEMAMPUANMU; SESUNGGUHNYA KAMIPUN BERBUAT (PULA)." (121). DAN TUNGGULAH 
(BAGAIMANA AKIBAT PERBUATANMU); SESUNGGUHNYA KAMIPUN MENUNGGU (PULA)(122). DAN 
KEPUNYAAN ALLAHLAH APA YANG GHAIB DI LANGIT DAN DI BUMI DAN KEPADANYALAH 
DIKEMBALIKAN URUSAN-URUSAN SEMUANYA, MAKA SEMBAHLAH DIA DAN BERTAWAKKALLAH 
KEPADANYA. DAN SEKALI-KALI TUHANMU TIDAK LALAI DARI APA YANG KAMU KERJAKAN 
(123). 

Kita juga masih berharap penuh bahwa Allah memberi kemudahan masa depan mereka 
itu dengan membuka hati mereka memberikan hidayahNya agar mereka itu mau 
tertaubat dengan taubat yang benar, lalu menjadikan mereka itu mau menerima 
apa-apa yang pernah kita sampaikah, lalu berbalik menjadi pejuang muslim yang 
gigih. Hal yang demikian ini bukanlah hal yang tak mungkin terjadi. Semogalah 
itu terjadi, yang Allah menjanjikan untuk kita penghargaan, balasan yang tak 
kurang nilainya dari dunia seisinya.

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung (JOIN) di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@pwmjatim.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] 100326 Jika sudah sampai batas

2010-03-25 Terurut Topik drtauhid
100326   Jika sudah sampai batas



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.
   

Secara umum kita diperintahkan untuk berdakwah dengan segala macam cara dan 
sarana sebagaimana termaktub dalam al-Qur'an (surat an-Nahl [16]:125):

"SERULAH  (MANUSIA)  KEPADA JALAN TUHANMU DENGAN HIKMAH  DAN  PELAJARAN YANG 
BAIK DAN BANTAHLAH MEREKA DENGAN CARA YANG BAIK."

Di dalam melaksanakan perintah Allah SWT untuk berdakwah, mengajak-ajak ke 
jalan yang benar (jalan Allah) tidak mustahil kita  menghadapi kenyataan bahwa 
tidak sedikit dari mereka yang menjadi sasaran dakwah itu justru menolak sama 
sekali. Tidak jarang ketika berbantah atau berdiskusi itu justru mereka 
"menawarkan" cara penyelesaian yang menurut mereka lebih baik;  kadang-kadang 
mereka justru mengancam. Ataupun mereka melakukan "perlawanan" dengan berbagai 
macam cara yang dapat mengecewakan maupun mematahkan semangat bagi yang 
semangat dakwahnya kurang kuat. Dalam hal memilih beragama kita tidak boleh 
memaksa (QS 2:256); terhadap tawaran mereka yang akan menyesatkan itu kita 
harus menjaga diri.

"DAN JANGANLAH KAMU CENDERUNG KEPADA ORANG-ORANG YANG ZALIM YANG MENYEBABKAN 
KAMU DISENTUH API NERAKA, DAN SEKALI-KALI KAMU TIADA MEMPUNYAI SEORANG 
PENOLONGPUN SELAIN ALLAH, KEMUDIAN KAMU TIDAK AKAN DIBERI PERTOLONGAN." (Qur'an 
Surat Hud [11]:113) 


Tugas kita hanyalah penyampaikan perintah, yang mugkin terasa enak maupun yang 
sebenarnya tidak enak, berat ataupun ringan.  Oleh karena itulah jika kita 
sudah berusaha melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka bolehlah kita 
"akhiri" pertentangan itu dengan baik-baik sebagaimana Allah mengajarkan 
(Qur'an Surat Hud [11] ayat 121-123):

DAN KATAKANLAH KEPADA ORANG-ORANG YANG TIDAK BERIMAN: "BERBUATLAH MENURUT 
KEMAMPUANMU; SESUNGGUHNYA KAMIPUN BERBUAT (PULA)." (121). DAN TUNGGULAH 
(BAGAIMANA AKIBAT PERBUATANMU); SESUNGGUHNYA KAMIPUN MENUNGGU (PULA)(122). DAN 
KEPUNYAAN ALLAHLAH APA YANG GHAIB DI LANGIT DAN DI BUMI DAN KEPADANYALAH 
DIKEMBALIKAN URUSAN-URUSAN SEMUANYA, MAKA SEMBAHLAH DIA DAN BERTAWAKKALLAH 
KEPADANYA. DAN SEKALI-KALI TUHANMU TIDAK LALAI DARI APA YANG KAMU KERJAKAN 
(123). 

Kita juga masih berharap penuh bahwa Allah memberi kemudahan masa depan mereka 
itu dengan membuka hati mereka memberikan hidayahNya agar mereka itu mau 
tertaubat dengan taubat yang benar, lalu menjadikan mereka itu mau menerima 
apa-apa yang pernah kita sampaikah, lalu berbalik menjadi pejuang muslim yang 
gigih. Hal yang demikian ini bukanlah hal yang tak mungkin terjadi. Semogalah 
itu terjadi, yang Allah menjanjikan untuk kita penghargaan, balasan yang tak 
kurang nilainya dari dunia seisinya.

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung (JOIN) di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@pwmjatim.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] Re: Nabi Tukang Kawin...

2010-03-24 Terurut Topik drtauhid
Moderator perlu lebih jeli adanya posting seperti ini, yang sepertinya membela 
tetapi sebenarnya menperkeruh masalah, "memberi PR" agar kita terlup-akan pada 
hal yang lebih penting. Perhatikan siapa si pengirim dan dari mana dia berada. 
Segera hapuslah.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Iman K."  
wrote:
>
> Beberapa bulan terakhir ini tiba-tiba saja ada orang yang berteriak-teriak 
> lantang di mailing list parapemi...@yahoogroups.com tanpa mengenal lelah.
---
--
--
>  
> Salam,
>  
>  
> Iman K.
> www.parapemikir.com
> 
> 




[wanita-muslimah] 100316 Jangan biarkan kemungkaran

2010-03-15 Terurut Topik drtauhid
100316



Jangan biarkan kemungkaran.







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Di dalam al-Qur'an Surat Hud [11] ayat 116-117 Allah berfirman:

"MAKA MENGAPA TIDAK ADA DARI UMAT-UMAT YANG SEBELUM KAMU ORANG-ORANG YANG 
MEMPUNYAI KEUTAMAAN YANG MELARANG ORANG DARI (MENGERJAKAN) KERUSAKAN DI MUKA 
BUMI, KECUALI SEBAGIAN KECIL DI ANTARA ORANG-ORANG YANG TELAH KAMI SELAMATKAN 
DI ANTARA MEREKA. ORANG-ORANG YANG ZALIM HANYA MEMENTINGKAN KENIKMATAN 
KEMEWAHAN YANG ADA PADA MEREKA; MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG BERDOSA (116) 
DAN TUHANMU SEKALI-KALI TIDAK AKAN MEMBINASAKAN NEGERI-NEGERI SECARA ZALIM, 
SEDANGKAN DALAM PENDUDUKNYA MASIH ADA ORANG-ORANG YANG BERBUAT KEBAIKAN."(117)  

Ada orang yang setelah membacanya masih merasa "tenang", karena tak akan ada 
malapetaka umum selama masih ada orang yang berbuat baik. Rupanya dia lupa 
bahwa Allah swt juga sudah memperingatkan untuk munculnya bencana umum, 
walaupun masih ada juga orang yang baik

 
"DAN PELIHARALAH DIRIMU DARI SIKSAAN YANG TIDAK KHUSUS MENIMPA ORANG-ORANG YANG 
ZALIM SAJA DI ANTARA KAMU; KETAHUILAH BAHWA ALLAH AMAT KERAS SIKSAANNYA." (QS 
al-Anfal [8]: 25)  

  

Bahkan Rasulullah SAW juga sudah memberi gambaran peluang seperti itu dengan 
menyebutkan bahwa dalam suatu bencana umum, orang akan diperhitungkan 
sebagaimana keadaan dia semula, sehingga orang baik akan tercatat sebagai ia 
selalu dalam keadaan berbuat baik, dengan pahala yang terkumpulkan terus tanpa 
hitungan. 

Kunci untuk menghindarkan munculnya malapetaka dalam masyarakat umum adalah 
upaya untuk selalu memperbaiki setiap kaburukan yang dijumpai, dengan amar 
ma'ruf (memerintahkan yang benar) dan nahi 'anil munkar (mencegah kemungkaran). 
Rasulullah SAW mengingatkan: "Pilih kalian melakukan amar ma'ruf dan mencegah 
kemungkaran, ataukah Allah akan menjadikan mereka yang memusuhi kalian 
menguasai kalian; kemudian jika orang-orang baik kalian berdoa (untuk kebaikan) 
tidaklah doanya itu dikabulkan Allah lagi." Sejalan dengan itu Rasulullah juga 
mengingatkan bahwa jika pada suatu kaum ada kemungkaran yang dibiarkan saja 
padahal orang sebenarnya masih dapat mengatasinya, maka sudah dekatlah masanya 
Allah menimpakan malapetaka secara umum kepada kaum itu.


Semoga kita masih mau tetap menjadi pejuang untuk membina kebaikan dan 
mengatasi kemungkaran, agar bangsa kita selamat.

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 






[wanita-muslimah] 100304 Berdakwah bukannya memaksa

2010-03-04 Terurut Topik drtauhid
100304



Berdakwah bukannya memaksa.







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


Jika Allah SWT menjelaskan tugas Rasulullah dengan menyatakan: "Tidaklah Aku 
menugasimu kecuali untuk menebar kasih sayang buat seluruh alam" (QS al-Anbiya' 
[21]:107), Rasulullah juga diberi batasan-batasan. Misalnya saja Allah SWT 
menyebutkan: "Tidaklah Aku menugasimu kecuali sebagai pemberi kabar gembira 
(bagi yang berbuat baik) dan sebagai pemberi pengingatkan (bagi yang salah 
langkah) (QS al-Furqan [25]: 56).  
Secara sederhana tugas itu dapat disebut sebagai ajakan menuju ke jalan Allah; 
tugas-tugas itu lebih teknis disebutkan Allah dengan firmanNya: "Ajaklah mereka 
ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana, berikan ajaran yang baik, dan ajak 
diskusilah mereka dengan cara yang lebih baik (menjaga perasan mereka; sadarkan 
mereka, bukannya menjatuhkan mereka) (QS an-Nahl [16]: 125). Dalam memilih 
agama, memilih jalan agama Allah ataukah jalan lain, tak boleh dilakukan 
pemaksaan (QS al-Baqarah [2]: 256). Bahkan Rasuullah pun secara lebih keras 
diingatkan: "Ingatkan; engkau hanyalah pengingatkan; engkau tidaklah berhak 
sebagai pemaksa atas mereka" (QS al-Ghasyiyah [88]: 22)

Dalam meneruskan tugas Rasulullah SAW itu kita harus memanfaatkan semua potensi 
yang kita punya, misalnya setiap pelanggaran, kemungkaran, harus ditangani 
sejauh yang mungkin. Oleh karena itulah mudah kita fahami perintah Rasulullah: 
"Siapa saja yang melihat pelanggaran, maka haruslah dia mengatasinya dengan 
tangan (kekuasaannya). Jika untuk itu dia tidak mampu, maka haruslah dia 
mengatasinya dengan lisannya (maupun tulisan) untuk menegur, mengingatkan, 
menyampaikan maslahanya kepada yang lain. Kalau untuk inipun dia tak mampu, 
maka dengan hati sajalah; namun cara yang ini merupakan bukti selemah-lemahnya 
iman" (HR Ahmad, Bukhary, dan empat perawi yang lain)  
 
Semoga kita masih berani berbuat, agar tidak tergolong pada yang punya iman 
lemah.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 





[wanita-muslimah] 100226 Mengenang untuk mencontoh Rasul

2010-02-26 Terurut Topik drtauhid
100226



Mengenang untuk mencontoh Rasul 







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Ketika kita ingat hari kelahiran Rasulullah SAW yang banyak diperingati orang 
dengan berbagai macam kegiatan, mungkin tak banyak dari kita yang sadar bahwa 
Rasulullah sebenarnya tak pernah memerintahkan ataupun menganjurkan ummatnya 
untuk memperingatinya. Namun dalam keadaan seperti ini ada juga baiknya jika 
kita merenungkan sejenak bahwa Rasulullah Muhammad SAW dilahirkan mempunyai 
misi atau tugas yang masih harus kita lanjutkan, kalau kita mengaku sebagai 
penerus misi Rasulullah, lebih-lebih jika akhir-akhir ini kita merasakan kian 
rendahnya nilai moral, budi pekerti, atau akhlaq warga bangsa kita. Allah SWT 
menyebutkan tugas Rasulullah adalah "menyempurnakan akhlaq"; dengan inilah 
kiranya akan tercapai "penebaran kasih sayang bagi seluruh alam" (rahmatan 
lil-'alamien). Dalam melaksanakan misinya Rasulullah banyak memberi contoh, 
sebagaimana juga ditegaskan oleh Allah bahwa Rasulullah adalah contohan yang 
baik (uswatun hasanah).

Akhlaq yang luhur sempurna akan menghasilkan perilaku yang mulia, misalnya 
menjaga alam bukannya merusaknya. Hubungan sesama mengarah ke saling memberi 
manfaat lebih bagi orang lain kalau bukan hanya terselamatkan orang dari ulah 
lidah maupun tangannya. Orang lebih mengetengahkan permaafan, bukannya balas 
dendam. Orang lebih suka memberi ketimbang meminta. Dunia dikejar dengan 
keyakinan bahwa dengan kekayaan yang diperolehnya dia dapat berbuat lebih 
banyak dalam beribadah maupun berinfaq wajib maupun sunnah. 

Mungkin dari kita ada yang masih bertanya-tanya, akhlaq yang mana yang harus 
kita contoh? Bagaimana mencontohnya? Secara sederhana dapatlah kita fahami 
bahwa jika akhlaq Rasul itu digambarkan sebagai akhlaq dalam al-Qur'an, maka 
akhlaq yang harus kita terapkan itu sangatlah banyak. Dari mana kita mulai 
berbenah diri? Allah sudah memberi pedoman bahwa dalam mematuhi Allah dan 
RasulNya lakukan dari yang mudah dulu. Artinya kita memulai dengan mengkaji 
kandungan al-Qur'an, lalu kita melaksanakan yang kita mampu walaupun terkesan 
sederhana ataupun hanya hal-hal yang kecil. Insya Allah kita akan terbiasa juga 
mengamalkan yang lebih besar nantinya.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW.
Serius berbisnis di jalur Syariah?  Pendaftaran Free member GRATIS di 
http://www.eSyariah.com/?id=tauhidHW.




[wanita-muslimah] 100218 Dosa dipikul pelakunya!

2010-02-18 Terurut Topik drtauhid
100218



Dosa dipikul pelakunya!




Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


Cukup banyak orang yang terkesan bermasa bodoh atas apa risiko lanjut dari yang 
dilakukannya, meskipun orang seperti ini tahu bahwa yang dilakukannya itu 
bukanlah hal yang benar; misalnya ketika dia melakukan sesuatu atas suruhan 
ataupun perintah seseorang. Bahkan kepada orang yang "bernasib sama" dengan 
dirinya orang ini terkadang "berpromosi" dengan mengatakan: "Sudahlah lakukan 
saja, biarlah dosanya nanti dia yang menanggung". Orang-orang seperti ini perlu 
dikasihani; mereka mungkin kurang memahami bahwa Allah SWT sudah menyatakan 
bahwa seseorang tidak dapat mengambil alih dosa orang lain (QS 6:164, 17:15, 
35:18, 39:7). Seseorang akan menanggung dosa atas kesalahan yang dilakukannya. 
Bahkan bukan itu saja; Rasulullah Muhammad SAW mengingatkan kalaulah dosa yang 
dilakukannya itu kemudian ternyata ditiru orang lain (walaupun dia tidak 
bermaksud mengajari!), maka dia akan mendapat tambahan dosa sebesar dosa 
orang-orang yang menirunya, tanpa mengurangi dosa peniru itu sedikitpun. 
Rasulullah mencontohkan bahwa Qabil akan mendapat tambahan dosa setiap kali ada 
pembunuhan, karena Qabil adalah yang "memberi contoh" memulai adanya pembunuhan 
atas manusia.

Manusia telah dilengkapi dengan akal yang dengan itu dia secara "alami" dapat 
mengenali mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga orang sebenarnya dapat 
menentukan sikap yang benar. Namun nyatanya syaitan sering mampu memberikan 
gambaran yang salah sehingga orang lalu cenderung memilih yang salah. Dan atas 
pilihannya itu  Allah nanti akan memintai pertanggungjawabannya, untuk 
selanjutnya diberi pahala jika benar atau dihukum jika salah.

Dalam mengikuti perintah, suruhan, ataupun ajakan, seseorang tidak boleh 
berbuat tanpa pertimbangan sendiri. Secara sederhana Rasulullah SAW menyatakan: 
"Tidak boleh mentaati seseorang untuk bermuat maksiat kepada Allah; ketaatan 
hanya boleh dalam mematuhi Allah".

Akankah kita sekedar menjadi pak turut meskipun akan  masuk neraka? 


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW.
Serius berbisnis di eSyariah?  Pendaftaran Free member GRATIS di 
http://www.eSyariah.com/?id=tauhidHW.




[wanita-muslimah] 100218 Dosa dipikul pelakunya!

2010-02-18 Terurut Topik drtauhid
100218



Dosa dipikul pelakunya!




Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


Cukup banyak orang yang terkesan bermasa bodoh atas apa risiko lanjut dari yang 
dilakukannya, meskipun orang seperti ini tahu bahwa yang dilakukannya itu 
bukanlah hal yang benar; misalnya ketika dia melakukan sesuatu atas suruhan 
ataupun perintah seseorang. Bahkan kepada orang yang "bernasib sama" dengan 
dirinya orang ini terkadang "berpromosi" dengan mengatakan: "Sudahlah lakukan 
saja, biarlah dosanya nanti dia yang menanggung". Orang-orang seperti ini perlu 
dikasihani; mereka mungkin kurang memahami bahwa Allah SWT sudah menyatakan 
bahwa seseorang tidak dapat mengambil alih dosa orang lain (QS 6:164, 17:15, 
35:18, 39:7). Seseorang akan menanggung dosa atas kesalahan yang dilakukannya. 
Bahkan bukan itu saja; Rasulullah Muhammad SAW mengingatkan kalaulah dosa yang 
dilakukannya itu kemudian ternyata ditiru orang lain (walaupun dia tidak 
bermaksud mengajari!), maka dia akan mendapat tambahan dosa sebesar dosa 
orang-orang yang menirunya, tanpa mengurangi dosa peniru itu sedikitpun. 
Rasulullah mencontohkan bahwa Qabil akan mendapat tambahan dosa setiap kali ada 
pembunuhan, karena Qabil adalah yang "memberi contoh" memulai adanya pembunuhan 
atas manusia.

Manusia telah dilengkapi dengan akal yang dengan itu dia secara "alami" dapat 
mengenali mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga orang sebenarnya dapat 
menentukan sikap yang benar. Namun nyatanya syaitan sering mampu memberikan 
gambaran yang salah sehingga orang lalu cenderung memilih yang salah. Dan atas 
pilihannya itu  Allah nanti akan memintai pertanggungjawabannya, untuk 
selanjutnya diberi pahala jika benar atau dihukum jika salah.

Dalam mengikuti perintah, suruhan, ataupun ajakan, seseorang tidak boleh 
berbuat tanpa pertimbangan sendiri. Secara sederhana Rasulullah SAW menyatakan: 
"Tidak boleh mentaati seseorang untuk bermuat maksiat kepada Allah; ketaatan 
hanya boleh dalam mematuhi Allah".

Akankah kita sekedar menjadi pak turut meskipun akan  masuk neraka? 


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW.
Serius berbisnis di eSyariah?  Pendaftaran Free member GRATIS di 
http://www.eSyariah.com/?id=tauhidHW.




[wanita-muslimah] 100212 Suci 

2010-02-11 Terurut Topik drtauhid

100212



Suci




Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Dalam pemahaman bahasa pada dasarnya suci dapat dimaknai bebas dari; misalnya 
suci hama difahami sebagai bebas dari hama, suci najis artinya bebas dari 
najis, walaupun penggunaan lanjutnya terkadang terkesan bertentangan semisal 
orang yang suci hati harus difahami mempunyai hati yang suci.

Dalam mecapai derajat kesucian untuk  masing-masing masalah bisa berbeda 
banyak, walaupun pada dasarnya harus ada proses; prosesnya tergantung pada apa 
masalahnya. Misalnya bahwa untuk menjadikan pisau suci hama maka pisau itu  
dapat dipanasi dengan oven selama waktu tertentu, direbus, ataupun  dengan  
dibakar. Untuk mencapai suci najis dapat dilakukan dengan dicuci dengan air, 
diusap dengan batu, ataupun dengan cara lainnya, tergantung pada macam 
najisnya. Untuk menjadikan dirinya suci hadats maka orang berwudhu ataupun 
mandi. 

Dalam istilah agama kata suci banyak digunakan untuk berbagai pengertian. 
Misalnya saja jika kita menyebut Allah Maha Suci (Subhanallah), maka suci di 
artikan bebas dari cecat (sabbaha: berenang menjauhi pinggiran/pantai). Untuk 
mencapai hati yang suci dalam beragama, orang perlu memahami dulu apa yang 
dimaksud dengan hati itu. Orang dapat saja menganggap bahwa yang dimaksud 
dengan hati itu adalah iman ataupun pemahaman ketuhanan; orang lain menangkap 
bahwa pengertian hati itu adalah niat (motivasi). Orang lainnya lagi dapat 
menyimpulkan dengan pemahaman yang lainnya lagi. Namun dalam beragama ini boleh 
dibilang bahwa kesucian hati itu adalah pemusatan arah hanya kepada Allah SWT 
saja.

Secara sederhana mungkin pernyatan Rasulullah SAW bahwa dari sekian puluh 
dabang imam itu, iman yang tertinggi itu adalah kalimah . 
Ini harus benar-benar difahami bahwa bukannya sekedar melafalkan kata-kata itu, 
tetapi mengarah ke makna yang dikandungnya. Paling tidak orang yang beriman 
tinggi itu memahami bahwa bukan tuhan selain Allah; yang lainnya bukanlah tuhan 
walaupun banyak orang yang mengagungkannya ataupun bahkan menyembahnya, 
katakanlah bahwa yang lain itu hanya tuhan-tuhanan. Jadi orang yang beriman di 
tingkat ini yakin bahwa hanya Allah satu-satunya yang diakui sebagai Tuhannya, 
suatu pengakuan yang tidak boleh hanya sedangkal itu. Dia harus mengaku juga 
antara lain bahwa Allah adalah pencipta dirinya; maka Allah harus dihormati 
dengan cara yang telah ditentukan olehNya semisal shalat, berpuasa, berzakat, 
berhajji, dan sebagainya. Keyakinan lanjut bahwa Allah adalah penguasa harus 
menimbulkan keyakinan bahwa Allah kuasa atas dirinya maupun makhluq lainnya. 
Sejalan dengan itu sesuai dengan sifat sayangNya, maka diyakini juga bahwa 
Allah adalah juga penguasa dalam menentukan garis hukum yang harus dipatuhi 
oleh siapapun untuk sukses dalam kehidupan dunia maupun akhirat, semisal adanya 
hukum sebab-akibat yang dengan itu muncul kewajiban makhluk untuk berusaha. 
Allah juga kuasa menentukan nasib seseorang ataupun suatu bangsa dari apa yang 
diupayakan mereka dalam kehidupannya. Masih banyak lagi hal-hal yang terkait 
dengan keyakinan dasar ini. Yang jelas di sisi lain, keyakinan ini harus 
dilengkapi keyakinan bahwa apapun yang bukan Allah itu bukanlah Tuhan, yang 
pasti tidak punya sifat-sifat yang sepadan dengan Allah. Pengakuan atas 
pemikiran bahwa ada tuhan-tuhan yang lain ataupun anggapan bahwa ada yang lain 
yang pantas dituhankan, dipatuhi dengan kepatuhan setingkat Aallah, ataupun 
bahkan menganggap bahwa di samping Aallah ada tuhan yang lain, itu semua adalah 
bentuk kemusssyrikan, yang merupakan cacat kesucian pandangan manusia, suatu 
bentuk kebodohan yang besar. Mematuhi seseorang tanpa penalaran yang benar 
merupakan salah satu bentuk kemusyrikan ini, ketika dia melarang ataupun 
menyuruh.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).









Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW. 
Untuk serius berusaha kunjungi http://www.eSyariah.com/?id=tauhidhw




[wanita-muslimah] 100131 "Hadiah"

2010-01-31 Terurut Topik drtauhid
100131



"Hadiah"







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Memang tak terlalu salah jika ada orang yang mengatakan bahwa korupsi itu sudah 
membudaya dalam masyarakat kita. Yang salah adalah anggapan bahwa korupsi tidak 
dapat dihilangkan, sebagaimana orang mengatakan bahwa pelacuran tidak dapat 
dihapus karena sudah tumbuh lama sejalan dengan pertumbuhan kehidupan 
bermasyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah 
kebiasaan yang sudah memasyarakat. Namun harus disadari bahwa kebiasaan itu 
jika ditilik dari pedoman Allah ada yang baik ada pula yang buruk; yang buruk 
harus diperbaiki, sedangkan yang baik perlu dipertahankan ataupun bahkan 
dikembangkan lebih lanjut. 

Misalnya saja dalam hal korupsi; oleh sejumlah orang korupsi dianggap dianggap 
sudah sebagai budaya. Memang nyatanya sudah sejak lama telah ada kebiasaan yang 
menjadikan munculnya sebutan jabatan basah, jabatan kering; yaitu kebiasaan 
"memberi hadiah", tanda setia kepada pejabat-pejabat tertentu. Jika mereka yang 
berkecimpung dalam bidang yang terkait dengan ini diingatkan ataupun ditegur, 
mereka menjawab: "Dari dulu memang sudah demikian" tanpa terlintas di benak 
mereka keinginan untuk memperbaikinya. jawaban seperti itu sama dengan jawaban 
kaum-kaum para nabi terdahulu ketika diingatkan untuk memperbaiki kebiasaan 
mereka dalam hal ibadahnya, misalnya: 


KAUM TSAMUD BERKATA: 
"HAI SHALEH, SESUNGGUHNYA KAMU SEBELUM INI ADALAH

SEORANG DI ANTARA KAMI YANG KAMI HARAPKAN, APAKAH 
KAMU LALU MELARANG KAMI MENYEMBAH APA YANG DISEMBAH 
OLEH BAPAK-BAPAK KAMI? SESUNGGUHNYALAH KAMI JADI BETUL-
BETUL DALAM KERAGUAN YANG MENGGELISAHKAN TERHADAP 
AGAMA YANG KAMU SERUKAN KEPADA KAMI."  
(Qur'an Surat Hud [11]: 62)   

 
Sepertinya para pejabat hendak mengatakan "Bukankah dari dulu biasanya para 
pejabat mendapat tanda setia ('bulu bekti', Jw.), tanda terima kasih dari 
masyarakatnya?", padahal Rasulullah Muhammad SAW sudah menyebutkan bahwa apa 
yang didapat pejabat di luar gajinya adalah pelanggaran (sukhtun,ghulul; dosa). 
Pada kesempatan lain dalam suatu pertemuan, seorang petugas pengumpul zakat 
datang menyampaikan hasilnya dengan memilah mana yang diperoleh sebagai zakat 
yang terkumpul dan mana yang dikumpulkannya sebagai bagian untuk dirinya, yaitu 
hadiah, pemberian  dari orang-orang yang dikunjunginya. Langsung saja 
Rasulullah menyampaikan "Mengapa dia tidak tinggal di rumah ibunya saja; orang 
memberi hadiah kepadanya ataukah tidak?". Pemberian ataupun hadiah yang terkait 
dengan jabatan seseorang itu bukanlah hak si pejabat, tak halal baginya!  
Bahkan orang yang menolong seseorang lalu orang itu memberinya hadiah dan 
diterimanya, itu berarti dia telah masuk salah satu pintu dari pintu-pintu 
riba. Dari sedikit gambaran itu saja maka mereka yang bekerja di "tempat basah" 
harus bersiap-siap untuk "berbasah-basah direndam di neraka" jika tidak segera 
bertaubat.   


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Serius berusaha? Kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw





[wanita-muslimah] 100122 Kebudayaan yang salah harus diperbaiki.

2010-01-21 Terurut Topik drtauhid
100122



Kebudayaan yang salah harus diperbaiki. 







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Tidak terlalu salah jika ada orang yang mengatakan bahwa korupsi itu sudah 
membudaya dalam masyarakat kita. Yang salah adalah anggapan bahwa korupsi tidak 
dapat dihilangkan, sebagaimana orang mengatakan bahwa pelacuran tidak dapat 
dihapus karena sudah tumbuh lama sejalan dengan pertumbuhan orang dalam 
kehidupan bermasyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebudayaan 
adalah kebiasaan yang sudah memasyarakat. Namun harus disadari  bahwa kebiasaan 
itu ada yang baik ada pula yang buruk; yang buruk harus diperbaiki, yang baik 
perlu dipertahankan ataupun bahkan dikembangkan lebih lanjut. Ini tanggung 
jawab siapa?  Harus dimulai dari mana? Kapan? 

Yang paling bertanggung jawab adalah para pemimpin dalam semua jenjang dan 
tingkatannya. Mereka dapat berbuat banyak sesuai dengan haknya, yaitu untuk 
diturut. Namun dalam menuruti pimpinan ini warga atau anggota juga dituntut 
untuk tidak asal turut; mereka harus kritis. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa 
perintah ataupun suruhan yang boleh diturut hanya yang benar, yang tidak 
mengandung unsur maksiat. Dalam bentuk sederhana, seorang imam shalat harus 
diturut, namun jika ada kesalahan tidak boleh diturut begitu saja, dia harus 
diingatkan; jika tidak mau memperbaiki diri boleh ditinggal, tidak diturut 
lagi. Agar tidak ditolak ataupun ditinggalkan warga, pemimpin harus menjaga 
diri agar selalu dalam jalur yang benar. Untuk ini mereka harus belajar dan 
belajar, menggunakan segala macam sarana yang ada. Warga tidak boleh membiarkan 
pemimpinnya salah langkah; masukan-masukan perlu diberikan dengan penuh 
kebijaksanaan, dalam segala bentuk dan caranya.

"SERULAH  (MANUSIA)  KEPADA JALAN TUHANMU DENGAN HIKMAH (BIJAK) DAN  PELAJARAN  
YANG BAIK DAN BANTAHLAH (BERDISKUSILAH DENGAN) MEREKA DENGAN CARA YANG LEBIH 
BAIK." (Qur'an, surat an-Nahl [16]:125) 

Seorang pemimpin yang menyadari kedudukannya  akan banyak menjadi contoh, 
bukannya banyak memerintah;  bahkan Rasulullah SAW juga sudah mengingatkan: 
"Mulailah dari dirimu sendiri". Semua itu harus dilakukan secepatnya, sebelum 
terlambat, sebelum keburu mati.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW





[wanita-muslimah] 100114 Memahami perbedaan status

2010-01-17 Terurut Topik drtauhid
100114



Memahami perbedaan status.




Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Allah SWT melebihkan pemberian kepada sebagian orang dibandingkan dengan yang 
lain untuk tujuan luhur dan hikmah yang agung, yaitu sebagai ujian di dalam 
memikul segala beban hidup; bersyukur atas kelebihan yang diterima, bersabar 
terhadap kekurangan yang dihadapinya. Itulah perkara yang tidak jarang kita 
lupakan dalam melihat hakikat perbedaan yag ada itu, sehingga kita luput dari 
merealisasikan maksud Allah dalam hal penciptaan dan pengaturan itu, yaitu ada 
tanggung jawab.

DAN DIALAH YANG MENJADIKAN KAMU PENGUASA-PENGUASA DI BUMI DAN DIA MENINGGIKAN 
SEBAGIAN KAMU ATAS SEBAGIAN (YANG LAIN) BEBERAPA DERAJAT, UNTUK MENGUJIMU 
TENTANG APA YANG DIBERIKANNYA KEPADAMU. SESUNGGUHNYALAH TUHANMU AMAT CEPAT 
SIKSAANNYA (BAGI YANG MENYALAHINYA); SESUNGGUHNYALAH DIA MAHA PENGAMPUN LAGI 
MAHA PENYAYANG. (Quran Surah al-An'am [6]:165)

Allah melestarikan keberadaan manusia dan fungsinya dengan menyediakan 
petunjuk-petunjuk yang dengannya manusia akan selamat dalam kehidupannya di 
ddunia untuk mempersiapkan diri bagi kebahagiaannya di akhirat nanti. Allah 
menyediakan sarana yang diperlukan manusia dalam bentuk sandang, pangan, dan 
papan. Semua itu memang bukan disediakan dalam bentuk seibarat nasi yang 
tinggal menyantapnya; Allah memberi sarana kemampuan berfikir untuk dapat 
memahami apa-apa yang dihadapinya. Dengan itu manusia dapat membedakan mana 
yang baik maupun yang buruk; dengannya manusia lalu dapat memilih yang baik 
bukannya yang buruk, dapat memilih yang memberi manfaat bukannya yang 
membahayakan. Atas adanya kemampuan berfikir dengan akalnya itulah nanti 
manusia dimintai pertanggungjawaban atas apa yang senyatanya dilakukan dengan 
apa yang telah diberikan Allah.

Dari sinilah dapat lebih kita fahami mengapa kemudian Allah pantas bertanya 
seperti yang tertera pada akhir ayat 72 surat an-Nahl [16]:
  

ALLAH MENJADIKAN BAGI KAMU ISTERI-ISTERI DARI JENIS KAMU SENDIRI DAN MENJADIKAN 
BAGIMU DARI ISTERI-ISTERI KAMU ITU ANAK-ANAK DAN CUCU-CUCU, DAN MEMBERIMU REZKI 
DARI YANG BAIK-BAIK. MAKA MENGAPAKAH MEREKA (manusia) BERIMAN KEPADA YANG 
BATHIL DAN MENGINGKARI NIKMAT ALLAH? (Quran Surat an-Nahl [16]: 72)   

Mudah-mudahan kita dapat memahami keberagaman kenyataan dan keberadaan kita 
masing-masing dengan kesadaran atas tanggung jawab atas semua yang dipaparkan 
Allah kepada kita, untuk kemudian dapat bersikap dengan benar.  


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Asalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wasalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 100101 Berlomba berusaha

2009-12-31 Terurut Topik drtauhid
100101




Berlomba berusaha.






Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Tidak sedikit dari kita yang "silau" melihat sukses yang telah dicapai orang, 
apalagi jika yang "sukses" itu adalah orang yang non-muslim. Kadang-kadang 
muncul "pemberontakan" dalam hati kita, mempertanyakan mengapa yang sukses 
orang yang tak shalat, padahal kita sudah shalat setiap hari. Terkait dengan 
ini mungkin kita lupa ataupun belum pernah membaca pedoman dasar yang telah 
diberikan Allah SWT, yang tertulis dalam al-Qur'an, ataupun gambaran yang telah 
diberikan oleh RasulNya, Muhammad SAW., misalnya:
   
"BARANG SIAPA YANG MENGHENDAKI KEHIDUPAN DUNIA DAN PERHIASANNYA,NISCAYA KAMI 
MEMBERIKAN KEPADA MEREKA BALASAN PEKERJAAN MEREKA DI DUNIA DENGAN  SEMPURNA DAN 
MEREKA DI DUNIA ITU TIDAK AKAN DIRUGIKAN." (Qur'an Surah Hud [11]: 15) 

 
"BARANG SIAPA MENGHENDAKI (SUKSES) KEHIDUPAN SEKARANG (DUNIAWI) MAKA KAMI 
SEGERAKAN BAGINYA DI DUNIA ITU APA YANG KAMI KEHENDAKI BAGI ORANG YANG KAMI 
KEHENDAKI..." (Qur'an Surah al-Isra'[17]: 18)

Di dalam kehidupan dunia ini Allah telah menetapkan "hukum sebab-akibat" 
sebagai salah satu dari sunnatullah, hal yang sering kita lupakan. Banyak dari 
kita yang kurang benar dalam berserah diri (tawakkal), banyak dari kita yang 
kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha; misalnya ingin kaya tetapi tidak mau 
bekerja keras, ingin pandai tetapi malas belajar. Bahkan ada pula yang lupa 
untuk mempersiapkan diri untuk kehidupan akhiratnya, padahal kehidupan akhirat 
itu jauh-jauh lebih panjang ketimbang masa kehidupan dunia ini; mereka yang 
tidak mempersiapkan kehidupan akhirat itu akan memperoleh kehidupan sengsara di 
neraka! 

"ITULAH ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMPEROLEH (BALASAN) DI AKHIRAT KECUALI NERAKA; 
LENYAPLAH DI AKHIRAT ITU APA YANG TELAH MEREKA USAHAKAN DI DUNIA, DAN 
SIA-SIALAH APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN." (Qur'an Surah Hud [11]: 16) 



"...DAN KAMI TENTUKAN BAGINYA NERAKA JAHANNAM; IA AKAN MEMASUKINYA DALAM 
KEADAAN TERCELA DAN TERUSIR." (Qur'an Surah al-Isra'[17]:18)

Beruntunglah kita yang telah sadar bahwa untuk mencapai sukses di dunia maupun 
akhirat kita harus giat berusaha secara bersungguh-sungguh, termasuk menguatkan 
usaha itu dengan ilmu maupun sarananya yang terkait. Allah itu Maha Pemurah 
membantu siapapun yang berusaha; kita harus pandai-pandai "bersaing" dengan 
mereka yang berusaha menuju ke kerusakan dn kemungkaran. 


"KEPADA MASING-MASING GOLONGAN BAIK GOLONGAN INI MAUPUN GOLONGAN ITU KAMI 
BERIKAN BANTUAN DARI KEMURAHAN TUHANMU. DAN KEMURAHAN TUHANMU TIDAK DAPAT 
DIHALANGI." (Qur'an Surah al-Isra'[17]: 20) 
 


"DAN BARANG SIAPA MENGHENDAKI KEHIDUPAN AKHIRAT DAN BERUSAHA KE ARAH ITU DENGAN 
SUNGGUH-SUNGGUH SEDANG IA ADALAH MUKMIN, MAKA MEREKA ITU ADALAH ORANG-ORANG 
YANG USAHANYA DIBALASI DENGAN BAIK." (Qur'an Surah al-Isra'[17]: 19)

Semoga Allah swelalu memberikan kekuatan untuk berusaha dalam arah hidayahNya.  


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Asalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wasalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 91221 Menghitung-hitung amal

2009-12-21 Terurut Topik drtauhid
91221



Menghitung-hitung amal.







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.



Allah SWT telah mengingatkan kita sekalian untuk mawas diri, antara lain dalam 
firmanNya (QS al-Hasyr [59]: 18)
 
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN   HENDAKLAH SETIAP 
DIRI MEMPERHATIKAN DENGAN SEKSAMA APA YANG TELAH DIPERBUATNYA UNTUK HARI ESOK   
(AKHIRAT),  DAN BERTAKWALAH KEPADA ALLAH,  SESUNGGUHNYA   ALLAH MAHA MENGETAHUI 
APA YANG KAMU KERJAKAN.   


Peringatan itu sudah cukup rinci untuk kita renungkan ulang dalam masa-masa 
seperti sekarang ini. Allah mengawali dengan mengingatkan kita untuk selalu 
merujuk ke bagaimana ketentuan Allah untuk bertaqwa, yaitu untuk hanya 
melakukan yang benar menurut Allah, meninggalkan yang terlarang menurut Allah. 
Kemudian Allah mengingatkan kita untuk menghitung-hitung ulang dengan cermat 
apa yang telah kita persiapkan untuk masa depan kita, terutama untuk kehidupan 
di akhirat nanti. Kehidupan di akhrat harus kita persiapkan di masa hidup kita 
di dunia ini, sebelum hidup kita berakhir; semua itu kita tempuh waktu demi 
waktu, dari tahun ke tahun, dari bulan ke bulan, bahkan dari detik ke detik 
berikutnya. Dalam memperhitungkan langkah-langkah kita yang lalu hendaknya kita 
jeli untuk selalu  bersyukur jika kita telah berhasil, dan kian bergiat jika 
belum. Jika ternyata masih ada yang salah secepatnyalah kita berbenah diri; 
secepatnyalah bertaubat dan memperbaiki diri. 

APA SAJA NIKMAT YANG KAMU PEROLEH ADALAH DARI ALLAH, DAN APA SAJA BENCANA  YANG 
 MENIMPAMU, MAKA DARI (KESALAHAN) DIRIMU  SENDIRI...(QS an-Nisa'[4]: 79)
   


Bagaimana kita akan melanjutkan langkah lagi? Allah juga sudah mengingatkan: 
bertaqwalah. Jangan sampai kita kemudian menempuh jalan yang salah; jangan kita 
pakai peluang korupsi sekecil apapun kalaupun karena merasa masih berkekurangan 
meski ada kesempatan. Allah menunjukkan peringatannya dengan menyebutkan: 
"ALLAH MAHA MENGETAHUI APA YANG KAMU KERJAKAN." (QS al-Hasyr [59]: 18).

Oleh karena itulah dengan menyadari bahwa sangat banyak kenikmatan maupun 
potensi yang telah diberikan Allah kepada kita, maka sangat tepatlah jika 
persiapan untuk masa depan kita itu kita lakukan dengan memanfaatkan apa-apa 
yang telah diberikan Allah itu untuk lebih banyak lagi beramal, sesuai dengan 
arahan Allah:
 
DAN CARILAH DENGAN APA YANG TELAH DIANUGERAHKAN ALLAH KEPADAMU (BEKAL UNTUK 
MENCAPAI KEBAHAGIAAN) NEGERI AKHIRAT, NAMUN JANGANLAH KAMU MELUPAKAN BAGIANMU 
DARI (MENIKMATI KENIKMATAN) DUNIAWI; BERBUAT BAIKLAH (KEPADA ORANG LAIN) 
SEBAGAIMANA ALLAH TELAH BERBUAT BAIK, KEPADAMU. DAN JANGANLAH KAMU BERBUAT 
KERUSAKAN DI BUMI; SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT 
KERUSAKAN. (QS al-Qashash [28]: 77)  


Semoga kesempatan yang masih ada ini dapat kita manfaatkan dengan baik.




Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Asalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wasalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 91210 Ilmu untuk selamat melangkah

2009-12-10 Terurut Topik drtauhid
91210


Ilmu untuk selamat melangkah.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Rasulullah Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan peringatan Allah SWT 
kepada ummatnya:

"TIDAK SAMA YANG BURUK DENGAN YANG BAIK, MESKIPUN

BANYAKLAH YANG BURUK ITU YANG MENARIK HATIMU, MAKA 
BERTAKWALAH KEPADA ALLAH, HAI ORANG-ORANG BERAKAL, 
AGAR KAMU MENDAPAT KEBERUNTUNGAN." 
(Qur'an Surah al-Maidah [5]:100) 

Peringatan itu seharusnya menjadikan kita selalu waspada terhadap apa-apa yang 
kita jumpai di kiri-kanan kita dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin kita 
tergoda oleh sesuatu yang menarik, yang  mungkin baru kemudiannya ketahuan 
bahwa yang menarik itu sebenarnya buruk. Dalam rangkaian peringatan ini, agar 
kita terlepas dari peluang salah pilih itu, maka  
Allah SWT kemudian mengarahkan kita dengan perintahNya "BERTAQWALAH KEPADA 
ALLAH DENGAN MEMANFAATKAN AKAL, AGAR KAMU SUKSES". Secara retorik selanjutnya 
Allah juga menggugah kita untuk berfikir lagi dengan pertanyaan yang tidak 
perlu dijawab:

"PATUTKAH KAMI (ALLAH) MENGANGGAP SAMA ORANG-ORANG 
YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL YANG SALEH DENGAN 
ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI?

PATUTKAH (PULA) KAMI MENGANGGAP SAMA ORANG-ORANG 
YANG BERTAKWA DENGAN ORANG-ORANG YANG BERBUAT 
MAKSIAT?"
(Qur'an Surah Shad [38]: 28) 

Kedua ayat di atas mendorong kita untuk kritis dalam bersikap ataupun memilih 
tindakan; kita perlu tahu mana yang buruk dan mana yang baik, mana -perbuatan 
shaleh mana perbuatan yang merusak, mana perbuatan yang menunjukkan taqwa 
kepada Allah dan mana yang  tergolong bermaksiyat terhadap allah. Untuk mampu 
menilai sesuatu guna menentukan baik ataukah buruk sesuatu kita perlu ilmunya, 
kita perlu banyak belajar. Oleh karena itulah jika kita tidak ingin tersesat, 
tidak ingin salah langkah, tidak ingin salah bersikap, maka perlu kita 
perhatikan apa yang digambarkan oleh Rasulullah SAW:  

"Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan baginya 
jalan menuju surga" 
(Hadits Riwayat Muslim)

Mari kita berusaha untuk rajin mengasah akal kita agar dapat memilah mana yang 
dapat mengarahkan seseorang ke surga dan mana yang jika diikuti akan membawa ke 
neraka.




Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 91127 Qurban sebagai ibadah sosial.

2009-11-27 Terurut Topik drtauhid
91127



Qurban sebagai ibadah sosial.







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.




"DAGING-DAGING UNTA DAN DARAHNYA ITU SEKALI-KALI TIDAK 
DAPAT MENCAPAI (KERIDHAAN) ALLAH, TETAPI KETAQWAAN 
KAMULAH YANG DAPAT MENCAPAINYA..."(QS al-Hajji [22]:37) 


Pada awalnya ibadah hajji maupun penyembelihan ternak qurban merupakan ibadah 
"napak tilas" kehidupan keluarga nabi Ibrahim yang menggambarkan kepatuhan dan 
keikhlasan dalam melaksanakan perintah Allah. Kini secara umum ibadah hajji 
maupun ibadah qurban dapat dipandang juga  sebagai ibadah maliyah (ibadah yang 
terkait dengan harta), karena untuk melaksanakan kedua bentuk ibadah ini 
seseorang perlu "kerelaan untuk melepaskan" hartanya, uangnya. Semuanya itu 
nilainya didasarkan pada derajat taqwaannya.  Uang dalam ibadah hajji digunakan 
untuk melancarkan perjalanan ibadah hajji. Ibadah qurban adalah ibadah sosial 
karena daging qurban diserahkan ke orang lain yang tidak jarang hanya setahun 
sekali berkesempatan menikmati lauk daging; ibadah macam ini punya nilai tinggi 
dalam pandangan Allah SWT. 

Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua karena pintunya tertutup oleh batu 
merupakan sebuah ilustrasi. Dalam ketidakberdayaan mereka untuk menggeser batu 
penutup pintu gua itu mereka merasa harus pasrah kepada Allah Yang Maha Kuasa. 
Mereka mendekatkan diri kepada Allah, berdoa dengan mengandalkan (berwashilah) 
pada "kebaikan-kebaikan" amalan yang dulu pernah mereka lakukan. Yang pertama 
mengandalkan bahwa dia batal menzinai seorang gadis cantik yang diingininya, 
yang sudah pasrah, karena tersadar untuk takut kepada Allah; Allah menghargai 
perbuatan itu dengan sedikit menggeser batu penutup itu. Yang kedua 
mengandalkan sikap dan perlakuannya sebagai baktinya terhadap ayahnya, yang 
menghasilkan lebih lebarnya tergesernya batu penutup itu, namun belum cukup 
untuk mereka lewat. Yang ketiga mengandalkan bahwa dia telah  mengembangkan 
gaji karyawannya yang pergi sebelum mengambil gajinya, yang setelah berkembang 
karyawannya itu datang meminta gajinya dulu itu; dengan kerelaan dia 
menyerahkan semuanya. Ternyata Allah sangat menghargai perbuatan orang ketiga 
ini, yang merupakan ibadah sosial, sehingga tergeserlah batu penutup itu 
sehingga terbebaskanlah ketiga orang itu. 

Banyak bentuk ibadah sosial yang dapat kita lakukan, sampai-sampai orang yang 
membatalkan keberangkatannya berhajji karena bekalnya diserahkan kepada 
tetangganya yang memerlukan telah digambarkan oleh Rasulullah SAW bahwa orang 
itu sebagai berada di antara mereka yang sedang menjalankan semua kegiatan 
ibadah hajji. Begitulah bantuan untuk proses pendidikan (semisal bea siswa, 
tunjangan mengajar) sangatlah dinilai tinggi.

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shAllaha 'l-Lahu 'alaihi wa sAllaham (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Asalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wasalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW





[wanita-muslimah] 91110 Berdakwahlah, walau mungkin "tidak" berhasil.

2009-11-10 Terurut Topik drtauhid
91110



Berdakwahlah walau mungkin "tidak" berhasil.




Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


Ayat 99-100 Surat Yunus [10] ini harus kita baca dengan penuh rasa syukur, 
bahwa Allah telah mengizinkan kita sekalian menjadi mukmin. Rasulullah Muhammad 
SAW pernah juga menggambarkan bahwa  kalaulah Allah   menjadikan kita sebagai 
perantara untuk sampainya iman kepada seseorang, maka Allah menghadiahi kita 
dengan balasan yang lebih besar dari nilai dunia seisinya. Walaupun demikian 
tidak salah kalau kita juga berterima kasih kepada fihak-fihak yang mungkin 
dapat kita kenali siapanya, yang telah menjadi perantara untuk sampainya ajaran 
Islam ataupun iman kepada kita itu. Jika kita kemudian juga berharap lebih, 
lalu juga berusaha menyampaikan ajaran Allah kepada orang lain, mungkin saja 
seruan kita itu berhasil mendulang pahala, walau mungkin saja "sepertinya" 
tidak ada hasilnya. Yang jelas kewajiban kita adalah menyeru, berdakwah; kita 
tak boleh berputus asa atas "kegagalan" usaha kita dalam upaya ini; kita harus 
sadar bahwa hanya izin Allah yang dapat menjadikan da'wah kita "berhasil". 


DAN JIKALAU TUHANMU MENGHENDAKI, TENTULAH BERIMAN SEMUA 
ORANG YANG DI MUKA BUMI SELURUHNYA. MAKA APAKAH KAMU 
(HENDAK) MEMAKSA MANUSIA SUPAYA MEREKA MENJADI ORANG-
ORANG YANG BERIMAN SEMUANYA? (QS 10: 99) 

DAN TIDAK ADA SEORANGPUN AKAN BERIMAN KECUALI DENGAN 
IZIN ALLAH; DAN ALLAH MENIMPAKAN KEMURKAAN KEPADA 
ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMPERGUNAKAN AKALNYA
(QS 10: 100) 


Bahkan Rasulullah sendiri pun tidak terjamin bahwa da'wahnya akan selalu 
sukses; beliau pun diingatkan kepada batasan tugas utama:  mengajak, bukannya 
memaksa-maksa. 


JIKA MEREKA BERPALING MAKA KAMI TIDAK MENGUTUS 
KAMU SEBAGAI PENGAWAS BAGI MEREKA. KEWAJIBANMU 
TIDAK LAIN HANYALAH MENYAMPAIKAN (RISALAH).
SESUNGGUHNYA APABILA KAMI MERASAKAN KEPADA 
MANUSIA SESUATU RAHMAT DARI KAMI DIA BERGEMBIRA-
RIA KARENA RAHMAT ITU. DAN JIKA MEREKA DITIMPA

KESUSAHAN DISEBABKAN PERBUATAN TANGAN MEREKA 
SENDIRI (NISCAYA MEREKA INGKAR) KARENA 
SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU AMAT INGKAR (KEPADA 
NIKMAT).(Qur'an Surah Asy-Syura [42]: 48 )

KAMI LEBIH  MENGETAHUI TENTANG APA YANG MEREKA  
KATAKAN, DAN KAMU SEKALI-KALI BUKANLAH SEORANG 
PEMAKSA TERHADAP MEREKA. MAKA  BERI PERINGATAN-
LAH DENGAN  AL-QURAN  ORANG  YANG TAKUT KEPADA 
ANCAMANKU. (QS Qaaf [50]: 45)

Terhadap mereka yang menolak kebenaran yang seharusnya dapat mereka terima 
sesuai dengan kemampuan akal yang telah diberikan kepada mereka itu, Allah 
punya kuasa. Setelah peringatan dengan kasih sayang disampaikan kepada mereka 
untuk menggunakan akal mereka, yang ternyata mereka tidak mempergunakannya, 
maka Allah akan menegur lebih lanjut mereka itu dengan peringatan kesusahan, 
ataupun menghukum mereka  dengan berbagai malapetaka yang dapat menghancurkan 
mereka.

Semoga kita dapat memahami potensi maupun keterbatasan diri, untuk mampu 
menjaga diri melangkah berda'wah dalam koridor izin Allah. 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW



[wanita-muslimah] 91105 Jangan terkecoh "kesuksesan" di dunia

2009-11-04 Terurut Topik drtauhid
91105



Jangan terkecoh "kesuksesan" hidup di dunia.







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


Tidak jarang kita terpukau, terbuai, oleh kemudahan-kemudahan ataupun sukses 
seseorang dalam hidupnya; ekonominya mapan, anak-anaknya berhasil menempuh 
studi di institusi pendidikan yang banyak dibanggakan orang. Melihat yang 
seperti itu  sering pula kita ingin juga menjadi seperti mereka itu, tanpa 
menyadari apa hakikat yang kita lihat itu, yaitu bahwa semua itu adalah ujian 
dari Allah SWT.

APAKAH MEREKA MENGIRA BAHWA HARTA DAN ANAK-ANAK YANG KAMI 
BERIKAN KEPADA MEREKA ITU (BERARTI BAHWA) (55), 
   

KAMI MENYEGERAKAN SECARA TERUS-MENERUS MEMBERIKAN KEBAIKAN-
KEBAIKAN KEPADA MEREKA? TIDAK, SEBENARNYA MEREKA TIDAK SADAR 
(BAHWA SEMUA ITU PADA HAKIKANYA ADALAH UJIAN DARI ALLAH) (56).
  (QS al-Mu'minun [23]: 55-56) 
   
Mereka yang merasa di atas angin dengan keberhasilannya itu lalu tertumpangi 
oleh pengaruh-pengaruh syaithan yang mendorong-dorong untuk melakukan dosa. 
Mereka pun menjadi tersalah langkah. Harta yang diperolehnya digunakan untuk 
hal-hal yang tidak benar, melakukan pelanggaran-pelanggaran atas etika 
sosial-masyarakat maupun agama, ataupun bahkan untuk bermaksiyat.  Oleh karena 
itulah kita harus selalu waspada bahwa apapun yang kita temui dalam kehidupan 
ini pada hakikatnya adalah ujian; ujian dari Allah itu mungkin kita jumpai 
dalam bentuk sesuatu yang terkesan menyenangkan (hasanah) ataupun terkesan 
menyulitkan (sayyiah)!
  

SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERHATI-HATI OLEH KARENA TAKUT 
AKAN (AZAB) TUHAN MEREKA (57)   


DAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN DENGAN AYAT-AYAT TUHAN MEREKA (58)  

DAN ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMPERSEKUTUKAN DENGAN TUHAN MEREKA

(SESUATU APAPUN) (59)   

DAN ORANG-ORANG YANG MEMBERIKAN APA YANG TELAH MEREKA BERIKAN 
DENGAN HATI YANG TAKUT (KARENA MEREKA TAHU BAHWA) SESUNGGUHNYA 
MEREKA AKAN KEMBALI KEPADA TUHAN MEREKA, (60)   
  

MEREKA ITU BERSEGERA UNTUK MENDAPAT (PAHALA DARI) KEBAIKAN-
KEBAIKAN ITU, DAN MEREKALAH  ORANG-ORANG YANG BERLOMBA UNTUK 
MEMPEROLEH (PAHALA ITU) (61).  
(QS al-Mu'minun [23]: 57-61) 

Allah dengan sifat-sifat baikNya telah memberi kita banyak kebaikan, kita 
sadari ataupun tidak. Demikian banyaknya kebaikan itu sehingga jika kita hendak 
mengimbanginya tidaklah cukup kalaupun dengan menyerahkan semua pahala amal 
ibadah maupun kebajikan kita selama hidup ini untuk membalassnya. Namun sifat 
pemurah Allah pun telah meringankan kita dengan firmanNya (QS al-Mu'minun [23]: 
62):


KAMI TIADA MEMBEBANI SESEORANG MELAINKAN MENURUT KESANGGUPANNYA,
DAN PADA SISI KAMI ADA SUATU KITAB YANG MEMBICARAKAN KEBENARAN; 
MEREKA TIDAK DIANIAYA (KALAUPUN TAK BERHASIL, ASALKAN SUDAH 
BERUSAHA).
  
Mudah-mudahan kita tidak meniru sikap orang-orang kafir seperti yang 
digambarkan Allah selanjutnya:
 

TETAPI HATI ORANG-ORANG KAFIR ITU DALAM KESESATAN DARI(MEMAHAMI)  

HAL INI, DAN MEREKA MENGERJAKAN PERBUATAN-PERBUATAN (BURUK) 
SELAIN DARI YANG ITU; MEREKA TETAP MENGERJAKANNYA (63) 

SAMPAI SAAT KAMI TIMPAKAN AZAB, KEPADA ORANG-ORANG YANG HIDUP 
MEWAH DI ANTARA MEREKA ITU, YANG SERTA-MERTA MEREKA (LALU) 
MEMEKIK MINTA TOLONG (64). 
(QS al-Mu'minun [23]: 63-64) 

 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 91031 Memutar balik hukum

2009-10-31 Terurut Topik drtauhid
91031



Memutar balik hukum.





Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Jika seseorang menjumpai suatu barang (baca: rezeki) yang diminatinya, pastilah 
dia harus bersikap terhadap barang itu, pasti akan muncul dalam benaknya: 
diambil ataukah tidak. Sifat hanif yang ada pada setiap manusia pastilah 
membawanya untuk berfikir: halal ataukah haram? Pada dasarnya dengan kemampuan 
dasar hanif itu orang sebenarnya mampu untuk mengenali mana yang halal mana 
yang haram. Apalagi jika dia selalu bermohon dengan doa yang diajarkan oleh 
Rasulullah SAW agar kepadanya ditampakkan yang baik itu baiknya sehingga dia 
tak ragu memilihnya, dan memohon ditampakkan yang buruk itu buruknya sehingga 
dia tidak ragu meninggalkannya. Di sinilah syaithan mulai lebih aktif bergerak; 
ditampakkannya yang buruk itu sebagai suatu yang baik, ditampakkannya yang 
sebenarnya baik itu sebagai sesuatu yang buruk. Jika orang ini telah termakan 
pedaya syaithan seperti ini, maka dianggapnyalah yang buruk itu baik, yang baik 
dianggap buruk!. Dia jadi memutarbalikkan huklum, menghalalkan yang haram, dan 
mengharamkan yang halal. Begitulah maka mereka inipun lalu tanpa ragu mengambil 
yang bukan haknya (baca: korupsi) dengan segala akibat buruk yang akan 
menimpanya. Kepada mereka itu pantas disampaikan -pertanyaan yang pernah 
dipertanyakan Rasulullah kepada kaumknya (Qur'an, Surah Yunus [10]: 59)   

..."TERANGKANLAH KEPADAKU TENTANG REZKI YANG DITURUNKAN ALLAH

KEPADAMU, LALU KAMU JADIKAN SEBAGIANNYA HARAM DAN (SEBAGIANNYA) HALAL"...


..."APAKAH ALLAH TELAH MEMBERIKAN IZIN KEPADAMU (TENTANG INI)

ATAU KAMU MENGADA-ADAKAN SAJA TERHADAP ALLAH?"



Padahal apa yang mereka lakukan itu tidak akan luput dari amatan Allah SWT, dan 
mereka akan mendapat sanksi hukum dari apa yang telah mereka lakukan itu.   
   
 

(DALAM KEADAAN APAPUN) KAMU TIDAK BERADA DALAM SUATU KEADAAN DAN 
TIDAK MEMBACA SUATU AYAT DARI AL-QURAN DAN/ATAUPUN KAMU TIDAK 
MENGERJAKAN SUATU PEKERJAAN, MELAINKAN KAMI (ALLAH) MENJADI SAKSI 
ATASMU DI WAKTU KAMU MELAKUKANNYA. TIDAK ADA YANG LUPUT DARI 
PENGETAHUAN TUHANMU BIARPUN SEBESAR ZARRAH (ATOM) DI BUMI ATAUPUN 
DI LANGIT. TIDAK ADA YANG LEBIH KECIL DAN TIDAK (PULA) YANG 
BESAR DARI ITU, MELAINKAN (SEMUANYA ITU TERCATAT) DALAM KITAB 
NYATA (LAUHUL-MAHFUZH) (Qur'an, Surah Yunus [10]: 61)  

Mudah-mudahan mereka yang pernah tersalah langkah itu segera menyadari 
kekeliruannya lalu cepat bertaubat dengan sebenar-benar taubat.




Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=



[wanita-muslimah] 91016 Kepekaan ummat terhadap ibadah sosial.

2009-10-16 Terurut Topik drtauhid
91016



Kepekaan ummat terhadap ibadah sosial.







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


Tidak sedikit jamaah hajji Indonesia ketika di tanah suci mendapat pertanyaan 
yang cukup menggelitik, yang tidak mudah menjawab. Pertanyaab seperti ini 
rupanya muncul melihat kenyataan bahwa jamaah hajji Indonesia termasuk yang 
suka belanja barang-barang mahal, dan belinya juga banyak. Pertanyaan ini 
muncul lebih-lebih karena banyak koran yang memberitakan banyaknya gambaran 
kemiskinan di Indonesia. Pertanyaan itu juga tidak mudah dijawab karena jumlah 
mereka yang ingin menunaikan ibadah hajji ternyata selalu melebihi kuota yang 
tersedia bagi Indonesia, sehingga konon jika seseorang mendaftar hajji 
sekarang, dia harus menunggu sampai lima tahun lagi untuk memperoleh peluang  
berangkat.

Memang tidak salah jika ada orang yaang berkeinginan untuk berangkat berhajji 
karena hajji adalah rukun Islam ke lima. Namun untuk pergi berhajji untuk yang 
kesekian kalinya perlu perenungan lanjut, antara lain manakah yang lebih baik 
dana sekian banyak itu untuk berhajji LAGI ataukah untuk bantuaan sosial? 
Bayangkan bahwa keimanan seseorang perlu diragukan Rasulullah SAW jika ada 
orang yang tidur nyenyak dengan perut kenyang kalaulah tetangganya masih ada 
yang kelaparan. Bahkan ada juga diriwayatkan bahwa seseorang yang digambarkan 
Rasulullah SAW dia selalu beserta dengan pahala yang sama dengan mereka di 
kelompok jamaahnya kemanapun mereka bergerak, padahal orang ini telah 
membatalkan rencana perjalanan hajjinya karena perbekalanannya diserahkan 
kepada tetangganya yang sangat memerlukan di saat dia sudah siap berangkat. 
Tidak terlalu salah jika sejumlah ulama mengingatkan bahwa ummat Islam perlu 
meningkatkan ibadah sosialnya, misalnya di bidang pendidikan yang punya manfaat 
berlipat ganda itu (multiplying effects). 

Jika seseorang mengaku ingin tergolong muttaqin, maka dia seharusnya mau 
berinfak walaupun dalam keadaan pas-pasan ataupun kekurangan (QS Ali 'Imran 
[3]: 134) 

"(SIFAT ORANG MUTAQIN ITU) ORANG-ORANG YANG BERINFAQ (MENAFKAHKAN HARTANYA), 
BAIK DI WAKTU LAPANG  MAUPUN  SEMPIT"

 Orang yang berkecukupan jelas diwajibkan untuk berinfaq, namun bagi mereka 
yang diterbatasi rezeqinya oleh Allah masih juga dituntut untuk berinfaq dari 
yang telah diberikan Allah kepadanya itu (QS ath-Thalaq [65]: 7)

 "MAKA HENDAKLAH ORANG YANG BERKECUKUPAN BERINFAK MENURUT KEMAMPUANNYA. DAN 
ORANG YANG DISEMPITKAN REZEKINYA HENDAKLAH JUGA BERINFAK DARI HARTA YANG 
DIBERIKAN ALLAH KEPADANYA. ALLAH TIDAK MEMIKULKAN BEBAN KEPADA SESEORANG 
MELAINKAN (SEKEDAR) APA YANG ALLAH BERIKAN KEPADANYA"

Lebih rinci Rasulullah SAW menyebutkan bahwa  dalam pandangan Allah itu satu 
dirham infaq orang berkekurangan ini nilainya lebih besar dari seribu dirham 
infaq orang kaya.  Yang jelas jika kita tidak mensyukuri berbagai macam 
kenikmatan yang telah diberikan Allah, kita terancam untuk mendapat siksa yang 
sangat pedih (QS Ibrahim [14]:7).
  
"DAN INGATLAH JUGA TATKALA TUHANMU MEMAKLUMKAN: "  


Semoga kita menyadari posisi kita masing-masing, untuk kemudian berbuat dengan 
benar, agar ummat Islam dapat segera muncul pantas sesuai dengan keluhuran 
agamanya.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW



[wanita-muslimah] 91009 Dzalimlah jika tak hendak memahami petunjuk Qur'an

2009-10-10 Terurut Topik drtauhid
91009



Dzalimlah jika tak hendak memahami petunjuk Qur'an. 






Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Ada orang-orang yang menyambut positif dari apa yang dikemukakan para 
muballigh, namun di samping itu tidak sedikit pula orang-orang yang tidak mau 
mengerti juga atas  seruan atau ajakannya meskipoun dia sudah berusaha 
memberikan  uraiannya dengan sebaik mungkin. Tidak jarang muballigh yang begini 
ini yang kemudian sepertinya lalu berputus asa, yang seharusnya tidak boleh 
terjadi. Di surah Yunus [10] ayat 42-44 Allah SWT menggambarkan adanya 
peristiwa serupa, meskpun dakwah itu dilakukan sendiri langsung oleh Rasulullah 
Muhammad SAW.

 10: 42 "DAN DI ANTARA MEREKA ADA ORANG YANG MENDENGARKANMU (MENJELASKAN 
AL-QUR'AN). APAKAH KAMU DAPAT  MENJADIKAN ORANG-ORANG TULI (HATINYA) ITU 
MENDENGAR KALAULAH MEREKA TIDAK (MAU MENGGUNAKAN AKALNYA UNTUK)MENGERTI?"   
  

Orang-orang yang digambarkan Allah ini adalah orang-orang kafir musyrik Quraish 
yang mendengarkan al-Qur'an yang dibaca dan diulang di banyak kesempatan yang 
mereka hadiri dengan sembunyui-sembunyi, sengaja, ataupun kebetulan; mereka  
membuka lebar-lebar telinganya untuk dapat mendengarkan  keindahan susunan 
kata-katanya, kemerduan lagu dan irama bacaannya. Namun hanya sedangkal itulah 
yang dilakukannya, tidak berbeda dengan orang masa kini yang jauh-jauh menuju 
tepi hutan untuk mendengarkan suara kicauan burung yang sahut-menyahut, 
terdengar merdu di telinga. Telinga mereka mendengar tetapi mereka tidak mau 
memahami makna ataupun isi kandungan suara yang didengarnya itu. 

Ummat Islam pun tidak sedikit yang berperilaku seperti itu. Ketika al-Qur'an 
dibacakan, telinganya dibuka lebar-lebar agar tidak tertinggal sedikitpun 
keindahan alunan ayat Qur'an yang dibacakan dengan suara yang merdu, beriama, 
dan berlagu, bahkan mereka pun tidak jarang menyambut bacaan-bacaan itu dengan 
ungkapan  ataupun kata-kata yang senada sepertinya  suara latar belakang dalam 
lomba paduan suara. Namun terkadang uangkapannya itu jauh dari makna yang 
terkandung dalam bacaan itu. Semisal dalam pukauan irama bacaan qari' ataupun 
qari'ah itu tidak jarang mereka menyambut gembira dengan serempak mengeluarkan 
kata-kata "Jayyid, jayyid" (Bagus,bagus), "'Ajib, 'ajib" (Luar biasa), padahal 
yang dibaca itu adalah ayat tentang pedihnya siksa neraka, yang seharusnya 
mereka berdoa agar dirinya tidak tertimpa siksa seperti itu!  


10: 43 "DAN DI ANTARA MEREKA ADA ORANG YANG MELIHAT KEPADAMU, APAKAH DAPAT KAMU 
MEMBERI PETUNJUK KEPADA ORANG-ORANG YANG BUTA (HATINYA), KALAULAH MEREKA TIDAK 
(BERKEHENDAK, BERUSAHA UNTUK) DAPAT MEMPERHATIKAN(ISINYA)???"   


Dengan pertanyaan-pertanyaan retorik seperti itu bukannya Allah ingin 
jawabannya, tetapi Allah ignin menegaskan kembali bahwa untuk dapat mengambil 
manfaat petunjuk-petunjuk yang telah diberikan Allah secara utuh di dalam 
al-Qur'an itu bukanlah dengan cara sekedar melewatkannya di telinga ataupun 
menyaksikannya di pandangan mata, tetapi memerlukan kesiapan mental lebih jauh. 
Harus ada langkah pro-aktif dari yang bersangkutan.

Jadi jika Allah nantinya menjatuhkan hukuman pada seseorang karena 
kesalahannya, bukanlah karena Allah dzalim terhadap hambaNya, karena sebenarnya 
berulang kali di dalam al-Qur'an yang sering dibaca itu Allah sudah menegaskan 
ancaman akan adanya hukuman bagi yang bersalah.   


 10: 44 "SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK BERBUAT DZALIM KEPADA MANUSIA SEDIKITPUN, 
AKAN TETAPI MANUSIA ITULAH YANG BERBUAT DZALIM KEPADA DIRI MEREKA SENDIRI."  

 

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang telah berusaha memahami 
petunjuk-petunjuk di dalam al-Qur'an dengan memahami bahasanya, membaca 
terjemahnya, memahami tafsirnya dari berbagai sarana yang tersedia, media 
tutur, cetak, maupun elektronika, sehingga kita benar-benar tidak lagi menjadi 
orang yang dzalim terhadap diri sendiri dengan segala akibatnya. 


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL htp://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam htp://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 90928 Berinfaqlah walau masih kekurangan

2009-09-28 Terurut Topik drtauhid
90928



Berinfaqlah walau masih dalam kekurangan.



Bi 'smi 'l-lahi 'r-rahmani 'r-rahim.


Tidak jarang kita merasa sepertinya masih saja kekurangan mekipun kalau kita 
lihat orang-orang di sekitar kita sebenarnya masih banyak yang jauh lebih 
berkekurangan ketimbang kita. Itu memang manusiawi, wajar ada pada seorang 
manusia yang oleh Allah SWT  telah dihiasi sifat dasar cinta keduniaan. 

"DIJADIKAN  INDAH PADA (PANDANGAN) MANUSIA KECINTAAN  KEPADA APA-APA YANG 
DIINGINI, YAITU: WANITA-WANITA, ANAK-ANAK, HARTA YANG BANYAK DARI JENIS  EMAS, 
PERAK, KUDA PILIHAN, BINATANG-BINATANG TERNAK  DAN  SAWAH-LADANG. ITULAH 
KESENANGAN HIDUP DI DUNIA; PADAHAL DI SISI ALLAHLAH TEMPAT KEMBALI YANG BAIK 
(SYURGA)." (QS Ali 'Imran [3]: 14)  

Bahkan Rasulullah SAW secara gamblang menggambarkan bahwa kalaulah  seseorang 
telah punya harta emas satu lurah dia masih juga ingin punya lagi tambahan 
sebanyak itu lagi. Ketama'an dan keserakahan itu perlu dikendalikan, paling 
tidak dengan adanya kewajiban mutlak untuk berzakat atas harta yang telah 
terkumpul cukup banyak. Bahkan kepada kita oleh Allah juga diingatkan untuk 
memanfaatkan apa-apa yang telah diberikan Allah itu untuk mencari "sangu" buat 
kehidupan di akhirat, tanpa meninggalkan kesempatan untuk menikmatinya di dunia 
(QS al-Qashash [28]: 77).  

Selain itu kepada kita juga diingatkan untuk memperoleh "bonus" dengan kerelaan 
untuk bershadaqah, berinfaq, memberi hadiyah, berwaqaf, membantu siapa saja 
secara ikhlas. Allah akan membalasnya dengan balasan berlipat ganda yang dapat 
sampai tak terhitung lagi besarnya, bukan hanya 700 kalinya. Bahkan untuk tidak 
mengecilkan hati orang yang masih belum berkewajiban untyuk berinfaq, kepada 
mereka yang dalam "sulit" ini oleh Rasulullah SAW digambarkan betapa besar 
nilai infaq mereka itu dengan sabdanya:

"Satu dirham yang diinfakkan oleh orang yang berkekurangan lebih tinggi 
nilainya dalam pandangan Allah ketimbang seribu dirham yang diinfakkan oleh 
orang kaya."

Kalaulah ibadah puasa kita telah berhasil kita lakukan, dan telah(?) menjadikan 
kita orang yang lebih bertaqwa, mungkin kemelaratan ummat Islam di Indonesia 
ini dapat tertangani lebih baik, karena salah satu pertanda orang bertaqwa 
adalah "berinfaq dalam keadaan lapang ataupun sempit" (QS Ali 'Imran [3]: 
133-134)

Semoga kita dapat menampilkan hasil ibadah puasa kita dengan baik.

Wa 'l-Lahu a'lamu bi 'sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 90919 Apa langkah kita kemudian?

2009-09-19 Terurut Topik drtauhid
90919



Apa langkah kita kemudian?







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


Bulan Ramadhan telah lewat. Entah apa saja yang sudah kita lakukan, namun 
mungkin kita sudah berusaha yang terbaik. Semoga Allah menerima ibadah kita 
sekalian, taqabbalallahu minna wa minkum.

Jika kita renungkan dalam-dalam, adakah kita akan masih mengalami Ramadhan 
tahun depan? Kita berharap demikian, namun Allah SWT punya kuasa untuk 
menetapkan kapan batas umur kita. Misalnya Allah sudah berfirman:


 <...APABILA TELAH DATANG AJAL MEREKA MAKA MEREKA TIDAK DAPAT MENGUNDURKANNYA 
BARANG SESAATPUN DAN TIDAK (PULA) MEMAJUKAN(NYA).> (Qur'an surat Yunus [10] 
ayat: 49)
 

Walau penuh rasa optimis sebaiknya kita tidak menunda-nunda peluang untuk 
beramal, betapa pun besarnya keyakinan kita akan hari esok. Mereka yang telah 
merasa banyak berbuat dosa, secepatnyalah bertaubat, jangan menunggu saat tua 
yang belum tentu sampai. Petunjuk-petunjuk amalan yang sudah kita kaji dalam 
bulan Ramadhan yang lalu secepatnyalah kita amalkan.

(Qur'an surat al-Kahfi [18] ayat: 23-24)


Semoga kita diberi panjang umur yang terisi dengan banyak amal.




Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 90915 Berhasilkah puasa kita?

2009-09-15 Terurut Topik drtauhid
90915



Berhasilkah puasa kita?






Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


Kita sudah berada dalam hari-hari terakhir dalam "perjalanan" puasa kita. Sudah 
sepantasnyalah kita melihat-lihat sejauh mana nyatanya yang telah kita capai 
dalam berpuasa. Jika kita renungkan kembali "sasaran" puasa yang telah 
ditetapkan Allah SWT dalam ayat yang terkait dengan perintah berpuasa (Qur'an 
Surah al-Baqarah [2] ayat 183), kita dapat memperhitungkan hasil rangkaian 
ibadah dalam bulan puasa ini: TAQWA. Selanjutnya kita dapat mengajukan 
pertanyaan kepada diri kita sendiri: "Seberapa baik taqwa kita sekarang?" 
Secara jujur kita mungkin akan menjawab membaik, tetap, ataupun bahkan 
berkurang; semuanya mungkin dengan berbagai macam dalihnya. Namun Allah tak 
dapat dikibuli; puasa memang hanya Allah yang dapat memberi nilai. Walaupun 
demikian, tak salah jika kita mencoba menilai diri sejauh mana kriteria taqwa  
dalam Qur'an surah Ali 'Imran [3] ayat 133-136 berikut ini telah kita penuhi:

DAN BERSEGERALAH KAMU KEPADA AMPUNAN DARI TUHANMU DAN KEPADA  SYURGA YANG 
LUASNYA SELUAS LANGIT DAN BUMI YANG DISEDIAKAN UNTUK ORANG-ORANG YANG BERTAKWA, 
(YAITU) ORANG-ORANG YANG MENAFKAHKAN (HARTANYA), BAIK DI WAKTU LAPANG  MAUPUN  
SEMPIT,  DAN ORANG-ORANG YANG  MENAHAN AMARAHNYA  DAN MEMAAFKAN (KESALAHAN) 
ORANG.

ALLAH MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KEBAJIKAN. 

DAN (JUGA) ORANG-ORANG (YANG BERTAQWA ITU ADALAH ORANG) YANG APABILA 
MENGERJAKAN PERBUATAN KEJI ATAU MENGANIAYA  DIRI SENDIRI, (KEMUDIAN) MEREKA 
INGAT AKAN ALLAH, LALU MEMOHON AMPUN TERHADAP DOSA-DOSA MEREKA. 

DAN SIAPA LAGI YANG DAPAT MENGAMPUNI DOSA SELAIN ALLAH? 

DAN MEREKA (YANG BERTAQWA ITU) TIDAK LAGI MENERUSKAN PERBUATAN KEJINYA ITU, 
KARENA MEREKA MENGETAHUI.  MEREKA (ORANG-ORANG YANG BERTAQWA) ITU  BALASANNYA 
IALAH AMPUNAN DARI TUHAN MEREKA  DAN  SYURGA YANG DI DALAMNYA MENGALIR 
SUNGAI-SUNGAI, DAN MEREKA KEKAL DI DALAMNYA; DAN ITULAH SEBAIK-BAIK PAHALA 
ORANG-ORANG YANG BERAMAL. 

 
Jika Allah memberi kita umur panjang, memang masih ada kesempatan yang dapat 
kita gunakan dengan benar untuk peningkatan lagi derajat taqwa kita. Insya 
Allah.

Semoga Allah menerima upaya kita untuk meningkatkan diri dalam bertaqwa.





Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW




[wanita-muslimah] 90910 Menggunakan ak-Qur'an sebagai petunjuk hidup.

2009-09-10 Terurut Topik drtauhid
90910



Menggunakan al-Qur'an sebagai petunjuk hidup.


Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Ketika ibadah puasa mencapai hari-hari sekitar 17 Ramadhan, banyak orang yang 
lalu sibuk memperingati hari turunnya al-Qur'an. Di hari-hari itu banyak orang 
menyebut ayat-ayat pertama al-Qur'an yang tertulis di dalam al-Qur'an sebagai 
surah al-'Alaq [96] ayat 1-5:
 
1 BACALAH DENGAN (MENYEBUT) NAMA TUHANMU YANG MENCIPTAKAN,  

2 DIA TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DARI SEGUMPAL DARAH.

3 BACALAH, DAN TUHANMULAH YANG PALING PEMURAH.  

4 YANG MENGAJAR (MANUSIA) DENGAN PERANTARAAN PENA. 

5 DIA MENGAJARKAN KEPADA MANUSIA APA YANG TIDAK DIKETAHUINYA


Yang banyak dibicarakan adalah proses turunnya al-Qur'an untuk menggambarkan 
betapa pentingnya al-Qur'an. Orang jadi lupa hakikat al-Qur'an, yaitu bahwa 
al-Qur'an itu adalah petunjuk, yang tertulis dalam bahasa Arab. Yang seharusnya 
sejak lama ditindaklanjuti adalah bagaimana agar petunjuk itu benar-benar 
menjadi petunjuk, petunjuk untuk sukses dalam kehidupan manusia di dunia maupun 
di akhirat. Jarang sekali pembicara yang menekankan bahwa untuk dapat 
memanfaatkan al-Qur'an sebagai petunjuk mutlak diperlukan pemahaman isinya, 
yang nyata-nyata tertulis dalam bahasa Arab. Untuk menjawab permasalahan ini 
seharusnya kita faham bahasa Arab, setidak-tidaknya mau memahami terjemahnya. 
Akan lebih baik lagi jika kita memahami tafsirnya. Jika sekedar tahu makna ayat 
kata per kata, orang masih berpeluang salah dalam menerapkannya, semisal bahwa 
Qudamah (Gubernur Bahrain dalam masa khlaifah Umar r.a., yang pasti tahu bahasa 
Arab) merasa tidak salah baginya ketika dia minum minuman keras, sampai 
mabukpun, dengan mendasarkan apa yang tertulis pada ayat 93 surah al-Maidah 
[5]. 

Oleh karena itulah tadarus janganlah difahamkan hanya sebagai banyak-banyakan 
MEMBACA al-Qur'an, tetapi haaarus difahami sebagai MENGKAJI kandungan 
ayat-ayatnya, BERSEKOLAH al-Qur'an. Ini dapat dilakukan dengan berguru 
langsung, ataupun memanfaatkan sarana tulis baca yang dengannya Allah 
"MENGAJARKAN KEPADA MANUSIA APA YANG TIDAK DIKETAHUINYA".

Semoga kita memperoleh lebih banyak petunjuk hidup dari ayat-ayat al-Qur'an 
untuk sukses dunia-akhirat.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.AsiaKita.com/Pandu-HW



[wanita-muslimah] 90828 Tadarus

2009-08-28 Terurut Topik drtauhid
90828


Tadarus 



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahim.

Salah satu dari amalan yang dapat meningkatkan nilai puasa kita adalah tadarrus 
Qur'an. Jika sehari-harinya  kita hanya sekedar membaca (melafalkan saja) maka 
untuk setiap huruf yang kita baca itu kita dapat memperoleh pahala 10 nilai 
kebajikan dari huruf-huruf yang kita baca itu; nilai ini pasti jauh lebih besar 
berlipat ganda lagi jika kita lakukan di bulan Ramadhan; makin banyak kita 
membaca Qur'an maka makin banyak pulalah pahala yang dapat kita peroleh. 
Rasulullah Muhammad SAW di bulan Ramadhan biasa bertadarus Qur'an yang 
"ditunggui" oleh malaikat Jibril. Pastilah yang dilakukan bukan sekedar 
melafalkan ayat-ayat al-Qur'an dalam arti qira-ah, tetapi tadarus dalam arti 
luasnya, yaaang meliputi pemahaman kandungan maknanya. Sejalan dengan ini 
pulalah rupanya kita mengenal istilah madrasah untuk sebutan sekolah, karena di 
tempat itu siswa bukan hanya diajari untuk melafalkan huruf-huruf!

Untuk dapat menangkap makna ayat-ayat Qur'an yang kita baca, maka kita harus 
membacanya dengan tartil, tidak buru-buru. Oleh karena itulah Rasulullah SAW 
mengingatkan bahwa mereka (baca: orang yang faham bahasa al-Qur-an) yang mampu 
mengkhatamkan membaca Qur'an dalam waktu kurang dari tiga hari justru 
disebutnya "Tidak ada apa-apanya". Bagaimana dengan kita yang umumnya (baca: 
lebih dari 83%) tidak memahami bahasa Arab? Kita didorong untuk bukan hanya 
melafalkan huruf-huruf al-Qur-an, tetapi memahami maknanya, mengamalkannya, 
menghayatinya, dan mengajarkaannya.

Oleh karena itulah insya Allah pahala tadarus al-Qur'an dapat kita peroleh 
lebih banyak dengan bukan sekedar melafalkannya, tetapi memahami maknanya. 
Paling tidak bahwa kita mengusahakan agar di samping melafalkannya, juga kita 
baca terjemahnya, bahkan jika mungkin tafsirnya. Dengan cara ini kita dapat 
lebih memahami maknanya, mengamalkannya, menghayatinya. Dan jika dapat  
mengajarkannya kepada orang lain, kita akan mendapat pahala tambahan. Pahala 
ini dapat menjadi tak terhitung lagi jika yang kita ajarkan itu ternyata 
ditularkan pula oleh yang kita ajari, apalagi jika ini lebih jauh ditularkan 
dan ditularkan lagi. Jika ini terjadi maka insya Allah pahala akan bertambah 
dan bertambah, terhimpun terus-menerus sampaipun kita telah mati. Itu semua 
pasti lebih besar nilainya ketimbang hanya sekedar  melafalkan huruf-huruf 
al-Qur'an saja.

Semoga Allah memberi kemudahan bagi kita untuk mampu memahami makna ayat-ayat 
al-Qur'an, mengamalkannya, menghayatinya, dan mengajarkaannya.

Semoga Allah memberi kita kekuatan hati untuk juga mau melaksanakan pesan atau 
nasihat di atas.

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 


SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam
   Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad.
SWT. = subhanahu wa ta-'ala
   Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya.


*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".




Assalamu 'alaikum wr. wb.

Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.
Sebarkanlah pelita hikmah ini langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL 
http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin 
kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. 



Wassalam,

dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF
e-mail: drtau...@telkom.net
Jl. Kendangsari Lebar 48 Surabaya INDONESIA 60292 
Telp. (031)-841-7486, +6281-652-7486 Fax +6281-652-0904





Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW






[wanita-muslimah] 90821 Tata langkah dalam berpuasa

2009-08-21 Terurut Topik drtauhid
90821



Tata langkah dalam berpuasa.







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahim.

Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang penting karena mempunyai sasaran yang 
cukup menentukan nilai hidup kita nantinya. Allah SWT telah menyebutkan secara 
jelas sasaran ibadah puasa itu: taqwa. Kita tahu bahwa dengan menjaga mutu 
taqwa ini akan tercapailah akhir hidup yang baik: sebagai muslim, yang ini 
merupakan penentu apakah kita mendapat peluang menikmati kehidupan sorga 
ataukah tidak.

"HAI  ORANG-ORANG  YANG  BERIMAN,  DIWAJIBKAN ATAS  KAMU   BERPUASA   
SEBAGAIMANA  DIWAJIBKAN ATAS  ORANG-ORANG  SEBELUM  KAMU AGAR   KAMU  BERTAKWA" 
(Surah al-Baqarah [2] ayat 183)

Taqwa itulah yang mampu mendorong kita untuk mau menegakkan shalat ataukah 
tidak, yang shalat ini disebutkan Rasulullah Muhammad SAW merupakan kunci untuk 
masuk sorga!

Keberhasilan untuk mencapai sasaran shalat banyak ditentukan oleh semangat 
pendorong untuk melakukannya. Jika salah pendorongnya, maka arah puasanya pun 
dapat melenceng, sampai-sampai Rasulullah menyebutkan:

"Berapa banyak orang yang berpuasa yang hanya tidak meperoleh apa-apa dari 
puasanya selain lapar dan dahaga."

Untuk menghindari puasa yang sia-sia, maka ibadah puasa  harus kita lakukan 
dengan niat yang benar dan cara yang benar. Kita hindari hal-hal yang 
menghilangkan ataupun mengurangi pahala, kita lakukan kegiatan-kegiatan yang 
jelas berpahala karena wajib ataupun yang disunnahkan. Kita upayakanlah agar 
kita dapat melakukan puasa itu. Semisal kita bepergian, janganlah sejak awal 
sudah tidak berpuasa, tetapi batalkanlah puasa jika memang mendesak, untik 
menghindarkan diri dari kelemahan yang merugikan, sebagaimana Rasulullah 
mencontohkan dalam perjalanannya ke Mekah dari Madinah. Beliau membatalkan 
puasanya di tengah perjalanan. Ketika ada sebagian rombongannya ada yang 
memaksa diri tetap berpuasa, Rasulullah menyebut mereka itu bermaksiyat. 
Rasulullah juga menyalahkan orang yang mau tetap berpuasa dalam perjalanan, 
apalagi kalau sampai dia pingsan dan menyusahkan orang lain. 

Dalam keadaan terpaksa, puasa memang dapat ditinggalkan untuk diganti pada 
kesempatan lain, namun ini bukanlah untuk "bermanja-manja" atas peluang menunda 
puasa. Berupayalaaah untuk tetap berpuasa sampai keadaan memang memaksa. 
Aaaallaaah menegaskan pada akhir ayat 184 surah al-Baqarah [2] :

"... DAN BERPUASA LEBIH  BAIK  BAGIMU JIKA KAMU MENGETAHUI."
   





Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".







Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW