[wanita-muslimah] Marilyn French dan pembebasan kaumnya
Marilyn French dan pembebasan kaumnya: In memoriam Marilyn French 21 Nopember 1929 - 5 Mei 2009 Tragedi "Black Thursday" di bulan Oktober 1929 telah menjadi awal lembaran hitam buat kehidupan rakyat di Amerika. Ketika itu bursa "Wall Street" - New Yorks mengalami kolaps, yang sekarang ini sering disebut sebagai persoalan "Kredit krisis". Yaitu krisis finansial yang melanda kehidupan di Amerika dengan mengorbankan banyak orang, misalnya kehilangan pekerjaannya ato sumber hidupnya. Proses massal pengangguran di Amerika bagaikan aliran luapan gelombang arus lumpur panas "Lapindo". Kasus Tragedi "Black Thursday" telah menjadi sejarah kenyataan situasi over-produksi dari "massa konsumsi", yang mengakibatkan stagnasi pada sistim ekonomi "pasar bebas" di USA. Kebijakan sistim Bank Negaranya pun kehilangan keseimbangan akibat krisis permintaan dan penawaran barang-barang produksi dalam sistim ekonomi pasar bebasnya. Juga, kenyataan kondisi sosial-ekonomi kehidupan ketika itu di Amerika, yang sedang mengalami ekstrem jurang pemisah antara si kaya dan si miskin mengakibatkan penurunan drastis daya beli masyarakatnya. Sehingga ketidak berdayaan posisi kaum miskinnya di sektor lapangan kerja sangat dirasakan dalam krisis kehidupan kesehariannya. Walhasil proses alamiah sistim kaptalisme melahirkan faktor bencana sosial paling terburuk pada peristiwa Tragedi "Black Thursday". Gelombang tragedi kredit krisis di Amerika sendiri rupanya tak bisa di bendung bahkan berimbas cepat melanda arus kehidupan masyarakat di Europa dan manca negara lainnya. Proses domino efek ekonomi krisis yang mengglobal itu, akhirnya antara lain membuahkan nasib paling terburuk bagi kaum perempuan, yang posisinya sudah tertindas semakin terjepit ganda pula dalam hubungan antar gender di sektor privat maupun sektor publik. Di tengah-tengah kehidupan rakyat miskinnya yang semakin terpuruk, lahirlah seorang bayi perempuan mungil bernama Marilyn di kota New Yorks. Marilyn yang dilahirkan pada tanggal 21 nopember 1929 pun terpaksa mengalami nasib sama dengan lingkungan masyarakat sosial ekonominya di Brooklyn. Faktor kemiskinan akibat pengangguran massal dan kehilangan pekerjaan kaum menengahnya telah memunculkan persoalan di kehidupan rumah tangga, seperti frustrasi, agresi, kekerasan dan pemerkosaan. Bahkan, kehidupan di sektor publik sangat pula dirasakan kondisi krisis sosialnya, yang rakyatnya menghadapi persoalan kekerasan dan kriminalitas akibat diskriminasi antar ras dan antar gender di lapangan kerja. Persoalan-persoalan di sektor privat maupun di sektor publik tersebut tidaklah lepas dari pengaruh perkembangan hidup keseharian Marilyn. Misalnya pengalamannya di kehidupan dalam rumahnya, Marilyn tidak pernah mendapat sentuhan kasih sayang dari Ayahnya bernama Charles Edwards. Bahkan di rumahnya Marilyn harus mengalami pengalaman pahit-getirnya kehidupan kekerasan bersama Ibunda, Isabel. Untungnya sang Ibunda masih memiliki ketegaran dan keberaniannya melawan dominasi kekerasan dari watak feodal-patriarki bapaknya. Pada tahun 1950, di usia 21 tahun, Marilyn menikah dengan seorang advokat bernama Robert French serta di karuniai 2 anak. Setahun kemudian Marilyn menyelesaikan S1 jurusan sastra Inggris di Universitas Hofstra. Marilyn mengalami perceraian setelah menjalani hidup berkeluarga selama 17 tahun. Kemudian ia meneruskan S2 jurusan literatur di universitas Harvard. Selama masa perkawinannya, rupanya hidup berkeluarga buat Marilyn tidak membuat dirinya bahagia. Dirasakannya hidup berkeluarga bersama suaminya tidak memiliki kebersamaan rasa tanggung jawab dalam menangani urusan rumah tangganya. Misalnya pekerjaan yang sehubungan dengan penanganan kebutuhan hidup keseharian dalam rumahnya, mengurus dan membesarkan anak-anaknya dibebankan padanya. Dianggapnya hak atas pembagian kerja dalam rumah-tangganya tidak mendapat perlakuan secara adil, yang seakan-akan suaminya mengabaikan hal-ihwal beban tanggungjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh Marilyn di sektor privat. Kasus perceraian yang dialaminya tahun 1967 membuat diri Marilyn tak merasa patah arang menghadapi nasib hidupnya. Bahkan ia tetap melangkah maju dengan penuh semangat untuk merubah nasib dirinya dalam perjalanannya menuju ke kemandirian, melawan penindasan serta berjuang melepaskan ketergantungannya dengan cara membangun kehidupan sosial-ekonominya. Melalui pengembangan daya intelektualitasnya, Marilyn berhasil membangun fungsi sosialnya dengan melalui karirnya sebagai penulis buku roman. Dalam kumpulan karya tulisannya, ia selalu mencerminkan pada pengalamannya sendiri, termasuk bersama putrinya, bernama Jim yang menjadi korban pemerkosaan. Buku romannya berjudul "The Women's Room telah dikenal sebagai buku best-seller, mencapai sampai 20 juta eksemplar terjual. Buku roman yang diterbitkan pada tahun 1977 itu merupakan bagian dari pengalaman kehidupannya, yang ternyata dianggap sangat mempengaruhi kaum perempuan dalam inspirasi pembebasan di
[wanita-muslimah] SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN DPT
Catatan La Luta: Tanggal 22 April dini hari, jam 10 pagi Solidaritas Masyarakat Korban Kisruh DPT (SMK2D) bersama PBHI, melakukan pengaduan serta melaporkan tentang kekisruhan Data Pemilih Tetap di Jakarta. ...kasus ini adalah salah satu bukti dari bentuk kecurangan pemilu, yang telah menunjukan posisi indenden KPU sebagai instansi untuk melayani Rakyat menggunakan hak pilihnya diragukan...lalu apakah hasil pemilu pil-leg sudah lejitim? Untuk itu silahkan baca reportase berita di kompas.com, berjudul "SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN DPT" dan pernyataan sikap dari SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN KISRUH DPT (SMK2D) La Luta Continua! *** SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN DPT Today at 7:01pm JAKARTA, KOMPAS.com- Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Regional Jakarta dan 80 warga Jakarta melaporkan Komisi Pemilihan Umum dan Menteri Dalam Negeri. Namun, laporan tersebut ditolak Sentra Penegakan Hukum Terpadu yang terletak di lantai dua Gedung Bareskrim Mabes Polri. "Seperti yang kami duga, laporannya ditolak," ujar Chairperson PBHI Jakarta, Hendrik D Sirait, saat keluar dari Gedung Bareskrim Mabes Polri, Rabu (22/4 ). Pengacara PBHI Jakarta, Sandi Sitongkir, menjelaskan, laporan tentang daftar pemilih tetap itu bukan termasuk dalam kategori pelanggaran hukum pidana. "Menurut mereka, ini tetap tidak masuk hukum pidana. Padahal kami telah menjelaskan tentang pelapor yang terdaftar dalam Pemilu 2004 dan Pilgub. Tapi di DPT tidak ada. Mereka bilang DPS dan DPT tidak berkaitan. Sangat tidak mungkin nama di DPS ada, DPT tidak ada," jelasnya. Gakumdu menyarankan, lanjut Sandi, agar PBHI mendiskusikan laporannya lebih lanjut. Tetapi tempat pelaporannya bukan di Mabes Polri, melainkan di Polda Metro Jaya. PBHI sempat meminta agar Mabes Polri mengarahkan tindak pidana pemilu yang kadaluarsa ke tindak pidana umum. Agar, kata Sandi, korban yang tidak mendapatkan hak pilih bisa mendapatkan keadilan hukum. Sumber: http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/04/22/1457215/pbhi.seperti.perkiraan.laporan.ditolak *** SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN KISRUH DPT SMK2D Jalan Salemba I No 20 Jakarta Pusat Tlp:021-3106534/Fax: 021-3914738 _ PERNYATAAN SIKAP “Pemilu 2009 gagal membuat perbedaan yang berarti dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya sepanjang reformasi. Pemilu kali ini bahkan lebih buruk penyelenggaraannya daripada Pemilu 2004 dan 1999.” Bahaya Pembusukan Demokrasi Sejak reformasi bergulir, pemilu yang demokratis, jujur dan adil, adalah salah satu alat dari sistem demokrasi yang menjadi pilihan bersama. Namun pada pemilu 2009, publik malah dipertontonkan dengan realitas pembusukan terhadap demokrasi yang susah payah direbut. Politik uang misalnya, hadir kasat mata dengan sosok yang sangat vulgar. Politik uang mendominasi rekruitmen politik di semua partai politik. Politik uang mendominasi kompetisi politik. Jalan pintas manipulatif diambil dengan meiming-imingi uang serta bantuan-bantuan sosial untuk mendapatkan suara rakyat. Banyak kalangan yang diam dan seolah-olah memaklumi proses pembusukan ini dengan anggapan: “partai-partai politik masih membutuhkan waktu untuk berproses menjadi partai modern yang mandiri dan independen.” Kekuasaan benar-benar menjadi tujuan sehingga esensi berpolitik terpinggirkan. Proses politik yang tidak mengindahkan moralitas ini akhirnya berakibat buruk. Kesibukan merebut kekuasaan telah membuat para politisi lupa merawat demokrasi. Penyelenggaraan pemilu akhirnya menuai ketidakpuasan. Kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT), menyebabkan banyak banyak warga tidak dapat menggunakan hak pilihnya secara masif, tertukarnya surat suara di berbagai daerah dengan daerah lain, sistem rekapitulasi suara elektronik yang amat rentan terjadinya manipulasi, dan ragam persoalan lainnya. Deretan persoalan tersebut, sesungguhnya dapat disederhanakan dengan satu kalimat saja: Penghilangan Hak-hak Politik Masyarakat Secara Masif. Menyelamatkan Demokrasi Kita Sangat disesalkan melihat respon yang tidak serius dari pemerintah dan KPU atas persoalan yang sangat serius ini: KPU dan Pemerintah justru saling tuding kesalahan. Padahal jelas dua lembaga ini merupakan representasi negara yang patut dimintai pertanggungjawabannya atas penghilangan hak politik masyarakat secara masif. Apalagi dalam konteks Hak Asasi Manusia (HAM), penghilangan hak pilih warga negara merupakan pelanggaran Ham dalam domain hak sipil dan politik. Hak-hak sipil dan politik adalah hak yang bersumber dari martabat dan melekat pada setiap manusia yang dijamin dan dihormati keberadaannya oleh negara agar menusia bebas menikmati hak-hak dan kebebasannya dalam bidang sipil dan politik. Landasan bagi pemilih dalam pemilu sebenarnya sudah dijamin dalam Undang-Undang 12 tahun 2005 menyangkut kovenan internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. Pada pasal 25 UU tersebut disebutkan: hak setiap warga negara untuk ikut s
[wanita-muslimah] PEREMPUAN Empunya mahluk hidup yang luar biasa hebat oleh Kanadianto
PEREMPUAN Empunya mahluk hidup yang luar biasa hebat Tulisan ini dibuat untuk menghormati kaum perempuan di Indonesia khususnya. Perempuan adalah mahluk luar biasa yang sering disepelekan oleh kaum pria karena sifat lemah lembutnya. Tetapi sebenarnya dibalik kelemah-lembutannya itu terletaklah ketegaran dan kekuatan yang luar biasa, yang tak dimiliki oleh mahluk pria dan itu yang sebenarnya paling ditakuti oleh kaum pria. Tuhan menciptakannya untuk menyeimbangkan keselarasan kehidupan mahlukNYA di muka bumi ini, tetapi manusia memiliki watak ingin lebih unggul dari yang lain, demikian pula pria merasa dan selalu merasa lebih unggul dari perempuan. Benarkah begitu? Tidak. Perempuan Perempuan dengan segala kelemahannya tersembunyi kekuatan yang luar biasa, yang tak dimiliki oleh kaum pria dan kekuatan itulah yang menyebabkan kaum pria sebenarnya merasa ketakutan. Takut akan kehilangan superiotitasnya atas mahluk perempuan yang dianggapnya lemah. Pria menggunakan akalnya mengeluarkan berbagai aturan, bahkan melalui aturan adat maupun agama. Kita lihat saja budaya yang ada di berbagai pelosok bumi nusantara ini, bahwa wanita itu adalah ”konco wingking” (Jawa: temen belakang) yang bermakna bahwa perempuan hanyalah kawan di rumah untuk memasak, membersihkan rumah, mengurus anak-anak dan melayani syahwat pria. Contoh lain dibidang agama, perempuan jika menjalankan boa bersama (pria dan perempuan) maka diposisikan di bagian belakang. Kedua hal itu hanya sebagian kecil contoh yang ada dihadapan kita sehari-hari dan nampak wajar saja. Apakah benar begini? Perempuan tak perlu bersekolah tinggi karena akhirnya hanya untuk memasak saja. Tidak, hal ini tidak benar dan hal inilah yang dahulu diperjuangkan oleh RA Kartini, persamaan hak antara pria dan wanita. 100 tahun telah berlalu sejak perjuangan RA Kartini tetapi persamaan gender belumlah diperoleh sepenuhnya. Tetapi dalam tulisan saya ini bukan hendak mengulas hal tersebut tetapi hal lain mengenai perempuan. Mengapa Perempuan Perempuan bukanlah wanita karena perempuan memiliki artikulasi yang lebih luhur dari ”wanita”, perempauan menunjukkan keistimewaan dan kekuatan tersembunyi yang dimiliki oleh perempuan itu sendiri. Kekuatan luar biasa yang diberikan oleh Tuhan sang pencipta, kekuatan yang tak dimiliki oleh kaum pria, yang sebenarnya diberikan oleh Tuhan untuk melindungi kaum pria dari kerusakan. Seperti kata ”perguruan” dan ”guru”, dimana guru berarti orang yang harus digugu (dipercaya) dan ditiru segala kata dan perbuatannya. Sedangkan perguruan adalah dimana tempat mengondok orang-orang pandai yang diharapkan akan dapat digugu dan ditiru. Perempuan berasal dari kata dasar ”Empu” dan diberikan awalan ”Per” dan akhiran ”An” sebagai penekanan kata dasar tersebut. Mengapa disebutkan ”Empu”? Seperti kita ketahui bahwa kata ”Empu” memiliki arti seseorang yang mempunyai kemampuan (”Mampu”) yang lebih dari mahluk yang lain, dalam hal ini memiliki kelebihan dari kaum pria. Sedangkan ”Per-Empu-An” bermakna wadahnya (wadak/wadak = badan) kaum empu untuk memberikan makna kepada mahluk lainnya. Sangat jelas disini bahwa sebenarnya perempuan memiliki kelebihan untuk memberikan perlindungan, contoh dan penyeimbang mahluk lainnya, baik anak-anak maupun pria dewasa. Dimana kelebihannya Tak dapat dipungkiri bahwa perempuan memiliki banyak kelebihan sebagai mahluk luar biasa. Mari kita lihat sejak mahluk yang satu ini kecil menuju dewasa yang ditandai dengan mendapatkan menstruasinya, inilah keluar-biasaannya yang pertama dan utama sebagai perempuan. Dengan terjadinya menstruasi ini dia memberitahukan pada dunia bahwa dia telah siap menjadi ”perempuan” dan bukan lagi wanita yang dianggap lemah, karena dia telah menunjukkan ke”Empu”annya sebagai mahluk yang telah matang dan siap untuk menciptakan mahluk lainnya yang akan disimpannya didalam rahimnya selama sembilan bulan. Dalam masa itu (menstruasi) dia sebenarnya mengalami kesakitan yang luar biasa karena secara phisik ada hal yang harus dilepaskan dari bagian tubuhnya dan itu pasti sakit,.Apakah dia mengeluh? Tidak tetapi bangga ”inilah aku, perempuan”, tetapi selalu menganggap hal yang lumrah saja. Ini keistimewaannya yang pertama. Yang kedua adalah kemampuannya untuk mengandung. Dia berikan sebagian besar energi dan makanan yang ada didalam tubuhnya (yang sebenarnya dia juga butuhkan). Dia relakan itu semua dengan tulus dan kemampuan atas kerelaan yang tulus ini hanya dimiliki oleh para empu (baca: perempuan), bahkan pada masa itupun dia berusaha untuk tetap sehat tanpa obat-obatan yang akan memberikan efek negatif kepada mahluk baru itu. Sembilan bulan dia lakukan ini hingga saat dimana mahluk baru harus keluar ke dunia nyata yang fana ini. Luar biasa. Ketiga, pada saat melahirkan. Inilah masa terindah tetapi sekaligus masa terberat bagi kaum perempuan, banyak hal yang dia pertaruhkan hingga pada pertaruhan nyawanya. Mahluk baru yang selama sembilan bulan telah menjadi bagian yang menyatu da
[wanita-muslimah] Penghitungan Suara Via Pos di Belanda Diwarnai Debat
Sumber: http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/18/171410/1117531/700/penghitungan-suara-via-pos-di-belanda-diwarnai-debat Penghitungan Suara Via Pos di Belanda Diwarnai Debat Eddi Santosa - detikPemilu Penghitungan Suara, Den Haag (Foto:es/detikcom) Den Haag - Proses penghitungan suara via pos di Belanda baru dibuka, tapi langsung disambar debat hangat. Titik picunya adalah ketentuan sah tidak sah tanda suara. Sesuai dijadwalkan, PPLN Belanda menggelar surat suara via pos di Ruang Nusantara KBRI Den Haag hari ini, Sabtu (18/4/2009). Baru saja Ketua PPLN Moeljo Wijono membuka rapat penghitungan suara dengan penjelasan ketentuan suara sah dan tidak sah, langsung saja meledak debat hangat antara PPLN, saksi-saksi dari parpol dan Panwaslu. "Tanda centang sah ditentukan oleh posisi sudut lancipnya. Ekor tanda centang yang menerabas ke kolom partai lain tidak mempengaruhi keabsahan," papar Moeljo Wijono, merujuk Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2009. Namun penjelasan ini langsung disergah oleh saksi Heriansyah Latif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurut Heri, jika ekor menerabas kolom partai lain dianggap sah, lalu sampai berapa toleransinya. Saidan dari Panwaslu menengahi bahwa soal ketentuan sah tidak sah berdasarkan teks peraturan, bukan dengan menggunakan logika semata. Meskipun terasa melawan logika dan janggal, tetapi ketentuan memang mengatur demikian. Persoalan ini selesai, setelah para saksi diminta membaca kembali teks peraturan mengenai suara sah. Sebelumnya Saidan, yang juga Direktur Sekolah Indonesia Nederland (SIN), bersama timnya telah melakukan interupsi pada penghitungan suara di TPSLN pada 9/4/2009, terkait perselisihan mengenai sah tidak sah kartu suara. Selanjutnya dia memotret 10 surat suara yang menjadi perselisihan dan langsung melaporkan ke KPU di Jakarta. Dalam jawaban tertulisnya, KPU menyatakan 10 surat suara yang diperselisihkan dan dinyatakan tidak sah itu sebagai sah. ( es / es ) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] UNDANGAN: MENGENANG 3 TAHUN KEPERGIAN PRAMOEDYA ANANTA TOER dan Puisi NURDIANA
Panitia MENGENANG 3 TAHUN KEPERGIAN PRAMOEDYA ANANTA TOER Mengundang Ibu/Bapak untuk hadir dalam acara MENGENANG 3TAHUN KEPERGIAN PRAMOEDYA ANANTA TOER PRAM DI BALIK JERUJI PENJARA Hari & Tanggal: Jumat, 24 April 2009 Waktu: 14.00- 21.00 WIB Tempat: Goethe Haus, Jl. Sam Ratulangi 9-15, Menteng, Jakarta Pusat Terimakasih atas kehadiran Anda. SekilAS tentAng PRAm PRAMOEDYA ANANTA TOERLahir di Blora, 6 Februari 1925. Pasca-tragedi kemanusiaan 1965, ia dipenjara selama 14 tahun (1965-1979) di beberapa tempat dengan tuduhan yang tidak jelas dan tidak pernah diadili: Salemba (13 Oktober 1965-Juli 1969), Nusakambangan (Juli 1969-16 Agustus 1969), Pulau Buru (Agustus 1969-12 November 1979), dan sempat mendekam selama sebulan di Banyumanik, Magelang (November-Desember 1979). Ia "dibebaskan" pada 21 Desember 1979, tapi tetap dikenakan wajib lapor seminggu sekali selama dua tahun, dan kemudian sebulan sekali. Namun sampai akhir hidupnya Pram merasa tetap terpenjara dan "merasa asing di negeri sendiri". Buku-bukunya diberangus dan dilarang terbit oleh Kejaksaan Agung RI hingga kini. Berbelas tahun setelah "pembebasannya", ia masih terus dicurigai, dimata-matai, diintimidasi, dan "haram" disentuh atau sekadar didekati oleh "anak-anak rohaninya" (pinjam istilah Muhidin Dahlan) yang haus akan pencerahan dan semangat yang melimpah-ruah dalam karya-karyanya. Pada 30 April 2006 Pram berpulang. Ia meninggalkan puluhan mahakarya yang wajib dibaca oleh siapapun yang ingin mempelajari sejarah dan memahami akar persoalan Indonesia. Suaranya yang lantang tak henti mendorong kaum muda untuk mengambil-alih dan mempelopori kepemimpinan bangsa. ACARA 14.00-16.00 Bedah buku Bersama Mas Pram karya Koesalah Soebagyo Toer & Susilo Toer Pembicara: Dr. Yulianti Parani dan Nirwan A. Arsuka Moderator: Okky Tirto Adisuryo 16.15-18.15 Diskusi "Pram di Balik Jeruji Penjara" Pembicara: Dr. Manto, Ir. Djoko Sri Mulyono, dan Masdur Moderator: Jusuf Soewadji, MA 19.00-21.00 Malam renungan dan pentas seni• Tembang Jawa Megatruh oleh Ibu Utati dan KIPAS• Pembacaan puisi oleh Yonathan Rahardjo• Lagu Ave Maria oleh Fani dengan iringan musik oleh Andiefiera• Pembacaan kutipan karya-karya Pram oleh Slamet Rahardjo, Christine Hakim, dan Happy Salma• Pertunjukan teater "Nyanyi Sunyi Seorang Bisu: Kembali ke Wanayasa" oleh Tabur • Pembacaan puisi karya Pramoedya oleh Jenny Rachman• Paduan suara mahasiswa UKI dengan lagu "Untukmu Pramoedya A. Toer" karya Erros Djaros dan "Bangun Pemudi Pemuda" Penyelengara: YPKP HAM (Yayasan Penelitian Korban Pelanggaran Hak Azasi Manusia) Goethe Institut KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Pendukung: KIPaS (Kelompok Insan Pemerhati Seni) KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal en Volkenkunde) Jakarta PAKRI (Paguyuban Kebudayaan Rakyat Indonesia) PERPENI (Perhimpunan Perempuan Indonesia) Sanggar BUMI TARUNG Sastra Pembebasan Tabur (Teater Buruh) Yayasan TIFA RSVP: Ibu Uchikowati 0813-1071-7122 *** Nurdiana: PRAMUDYA MENYERIBU HARI Menggapai awan damai dan nyaman, Merapi Singgalang tinggi menjulang, Bak dara bersanding Bukit Barisan, Hiasan Nusa kebanggaan Minang. Laut Banda curam menyelam, Menggali bumi samudera raya, Di biru bening lautan dalam, Penuh gelombang prahara. Mawar melati menyebar wangi, Indah jelita warna warni, Di sanggul wanita harum sekali, Mengundang sayang menawan hati. Kala Nusantara didera orba, Indonesia jadi neraka dunia, Mulut umat dirajut telinga disumbat, Mata dibutakan ditutup rapat. Di penjara dan Buru Pramudya ditahan, Dalam kurungan tetap berlawan, Merangkum kata sorak pembebasan,. Demi keadilan dan kemanusiaan. Melampaui tinggi Singgalang Merapi, Melewati dalam Laut Banda, Melebihi wangi mawar melati, Melumer baja jeruji penjara, Secemerlang sinar mentari pagi, Menelanjangi dosa kejahatan tiran, Menyenandungkan dendang umat berlawan, Demi kebebasan dan keadilan, Bak mercu suar penunjuk jalan, Nilai abadi karya Pramudya . Russia bangga Pusykin Mayakovski, Tolstoy Ostrovski dan Maxim Gorki, Tiongkok kuno memendam Qu Yuan, Disusul Li Bai, Lu Xun, Mao Dun …. Ai Qing. Dunia kaya pujangga sastra, Indonesia berurun Pramudya. 17 April 2009. Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] TRagedi SItu Gintung oleh Kanadianto
catatan laluta: Bencana Tanggul Bobol 2009 Pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari, wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang menyebabkan pihak keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul 02.00. Namun demikian, tidak ada tindakan lanjut pengamanan,[rujukan?] hingga terjadi kebobolan tanggul selebar 30 m dengan ketinggian 6 m pada sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar 2,1 juta meter kubik air melalui melanda pemukiman yang terletak di bawah tanggul. Korban hilang 100 orang serta meninggal sedikitnya 99 orang dan diperkirakan catatan ini masih akan berubah. Turut berduka... dan prihatin atas musibah Bencana Tanggul Bobol!!! *** Today at 4:46pm Tragedi Situ Gintung --- Tsunami Kecil oleh Kanadianto Subuh nan hening seketika berubah menjadi prahara, Datang tanpa diundang dan pergi meninggalkan duka nestapa, Bukan berarti Tuhan Murka karena Tuhan adalah kasih, Tetapi karena manusia lengah dan serakah, Hanya demi mencari tempat untuk bernaung, Diserobotlah jalur air bergulung, Situ yang dikenal sebagai tempat wisata, Di subuh nan hening itu menjadi murka, Karena manusia tiada lagi menyisakan lahan, Air yang dianggapnya kawan, Dan perlahan dirampaslah tempatnya biasa berkumpul, Kini saatnya air kembali memukul. Di subuh dua tujuh maret dua ribu sembilan, Air bah bergerak tak terbendung bagai diguyurkan, Seketika air bergolak menerjang semua perkampungan penduduk, Hanya dalam bilangan detik manusia panik, Semua menjadi musna hancur luluh, Tiada lagi yang mampu berdiri kukuh, Rumah betonpun hancur, Pohon-pohon pun tumbang diterjang air, Suara jerit saling bersahut, Namun tiadalah bersambut, Meneriakkan nama Tuhan dan meminta tolong, Apa daya semua hanya mampu melonglong. Sebagian selamat, Sebagian lain menjadi cacat, Yang hidup mulai mencari kerabat, Sebagian bertemu selamat, Lainnya sudah menjadi mayat, Apakah pertanda kiamat, Mayat bergelimpang tak menentu, Tua muda, laki perempuan hanyut atau terimbun, Semua mati sia sia, Hanya meninggalkan duka nan mendalam. Tragedi Situ Gintung, Tsumani kecil di Tangerang Selatan. Kana Kanadianto 27 Maret 2009 Sumber: http://www.facebook.com/inbox/?ref=mb#/note.php?note_id=63761658037&ref=mf Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Tak kenal wakilnya, BMI enggan memilih
Tak kenal wakilnya, BMI enggan memilih Andre Sulistiawan March 25 at 7:45am KEPUTUSAN bahwa suara pemilih luar negeri akan masuk ke Daerah Pemilihan DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, menjadi salah satu faktor keengganan buruh migran Indonesia di Hong Kong untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif 2009. “Mayoritas BMI di sini kan asal Jawa Timur, seharusnya kami bisa milih wakil dari tempat kami,” ungkat Uut (28), BMI asal Malang. Ia mengaku tahu soal informasi penyelenggaraan Pemilu legislatif, tapi mengatakan malas memilih karena tak tahu caleg yang akan dipilihnya. “Jumlah partai yang ikut Pemilu berapa, saya juga nggak tahu,” ujarnya. Namun Uut berencana untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada 8 Juli mendatang. Hak sama pernah ia gunakan dalam Pilpres tahun 2004. Sementara Magda (33), BMI asal Manado, mengaku tak akan menggunakan hak pilihnya, baik dalam Pemilu Legislatif 9 April 2009 maupupun Pilpres 8 Juli 2009. “Aku kan di luar negeri. Dan aku nggak tahu apa yang terjadi di Indonesia. Aku juga nggak tahu apa gunanya milih. Orang itu kan milih karena tahu dan karena suka,” ungkapnya. Sedangkan, dalam pemilu legislatif, tak satupun caleg yang ia kenal atau tahu latar belakangnya. Sementara dalam pilpres, ia mengaku “hilang harapan” terhadap pemimpin Indonesia. “Awalnya sih baik, tapi lama-lama karena enak duduk di kekuasaan jadi berubah. Reformasi ya gitu-gitu aja. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang bukan hanya reformasi, tapi revolusi,” katanya. Namun alasan berbeda disampaikan Emi (27), BMI asal Indramayu, dan Prapti (35), BMI asal Banjarnegara. Keduanya tak memilih dalam Pemilu Legislatif tahun ini karena telat daftar. Prapti, misalnya, mengaku baru tahu dirinya telat daftar saat telpon ke KJRI pada bulan Januari. Ia tak tahu bahwa pendaftaran sudah ditutup pada November 2008. Ia menyesalkan minimnya sosialisasi yang dilakukan KJRI. “Dulu saya ogah-ogahan milih, tapi begitu tahun ini niat milih, eh malah telat daftar,” ujarnya. Sementara Emi mengaku sama sekali tak tahu cara gimana agar dia bisa milih. “Saya ingin sekali milih, tapi saya nggak tahu caranya gimana. Saya nggak pernah dapat informasi soal itu,” ungkapnya. Tapi ada juga BMI yang tahu dan akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif tahun ini. Eni, BMI asal Malang, mengatakan namanya telah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap dan ia akan menggunakan hak pilihnya pada 9 April mendatang. “Pemilu sebelumnya, saya juga memilih,” ujarnya. Url : http://koransuara.multiply.com/journal/item/159/Tak_kenal_wakilnya_BMI_enggan_memilih_ Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] [Dok.kolektif Info Coup d'etat '65]: Inggris Ikut Jatuhkan Soekarno
Inggris Ikut Jatuhkan SoekarnoAugust 15th, 2006 by pak-kethu London, Minggu Media massa Inggris secara sistematis telah dimanipulir oleh pihak intelijen, sebagai bagian dari persekongkolan untuk mendongkel Presiden Soekarno. Stasiun radio BBC, harian Observer dan kantor berita Reuters telah dimanfaatkan oleh para agen rahasia yang bekerja untuk Deplu Inggris. Hari Sabtu (15/4) malam, Denis Healey yang di era 1960-an itu menjadi Menteri Perburuhan Inggris, mengakui, perang intelijen yang dilancarkan terhadap Indonesia telah ke luar batas. Pada suatu ketika Pemerintah Inggris memproduksi dokumen-dokumen palsu yang mengabarkan selanjutnya, silahkan click: http://www.progind.net/modules/smartsection/item.php?itemid=389 *** Title Published on - Soekarno Menggugat 26/Dec/2008 - Inggris Ikut Jatuhkan Soekarno 26/Dec/2008 - Tiada tangis untuk Disman 26/Dec/2008 - Supersemar, Sumber Sejarah yang Hilang Oleh Dasman .. 15/Dec/2008 - Urgent Action on Imminent Executions in Indonesia 15/Dec/2008 - INDONESIA: CONCERN OVER DEATH ROW PRISONERS 15/Dec/2008 - Sukatno Dies after 30 Years in Prison 15/Dec/2008 - Case N° IDS/09 - SUKATNO - INDONESIA 15/Dec/2008 - The 1965 Prisoners: How many more will die in jail? 15/Dec/2008 - Eddy Sartimin: Pelaku Sejarah yang Berujar 11/Dec/2008 Untuk membacanya, silahkan click: http://www.progind.net/modules/smartsection/index.php Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Fwd: Kado Untuk Ibu
--- In [EMAIL PROTECTED], heri latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote: jika anda pemerhati sejarah indonesia, klik: http://video.google.nl/videoplay?docid=4015975982173397342&q=kado+untuk+ibu salam, heri latief amsterdam [EMAIL PROTECTED] milisgrup opini alternatif http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ penerbit buku sejarah alternatif http://progind.net/ kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan http://herilatief.wordpress.com/ - Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links. [Non-text portions of this message have been removed] --- End forwarded message ---
[wanita-muslimah] Perawat Indonesia di Belanda
http://www.stichtingmatahari.org/index2.html Perawat Indonesia di Belanda bron: http://www.ranesi.nl uitgegeven: 15-MAR-2007 ► Nieuws ► Terug Alfons Lasedu dan Nina Nanlohy 21-02-2007 Salah satu tonggak negara makmur seperti Belanda adalah pelayanan kesehatan yang baik. Sektor perawatan kesehatan di rumah-rumah sakit, rumah perawatan, rumah jompo, pusat revalidasi menyediakan banyak lapangan kerja. Sejak 1970-an, banyak tenaga perawat Indonesia bekerja, mengikuti pendidikan serta meningkatkan ketrampilan di Belanda. Radio Nederland berbincang-bincang bersama rekan Astrid Miranda dari stasiun mitra, Radio Suara Sunari Denpasar Bali, bersama pendiri Yayasan Matahari, bpk. Robert KD Liem serta tiga perawat Indonesia yang bekerja di Belanda, Nyoman Sumardika, Meilany dan Barita. Yayasan Matahari Yayasan Matahari adalah sebuah yayasan yang didirikan pada tahun 1998, untuk membantu para perawat Indonesia, agar mendapatkan pengalaman magang di Belanda, dan sedapat mungkin belajar ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Yayasan Matahari mempunyai dewan pengurus yang terdiri dari empat orang. Agar Yayasan Matahari dapat mengembangkan sayapnya di Indonesia, maka Yayasan itu pertama-tama menghubungi YPKC Yayasan Pendidikan Keperawatan Carolus di rumah sakit St Carolus Jakarta. Yayasan Matahari mencari tenaga perawat Indonesia lewat YPKC di seluruh Indonesia. Setelah para perawat diseleksi oleh YPKC di Jakarta, mereka kemudian disaring oleh sebuah delegasi Belanda yang terdiri dari utusan berbagai rumah sakit di Belanda dan Yayasan Matahari. Agar dapat berkomunikasi bersama pasien di rumah sakit atau rumah perawatan di Belanda, tenaga perawat Indonesia diberi kursus bahasa Belanda di Jakarta. Komunikasi Walaupun telah dibekali dengan bahasa Belanda, kesulitan menghadapi pasien tetap saja muncul. "Pertama kali datang di Belanda ada kesulitan berbahasa Belanda. Karena apa yang kita pelajari di Indonesia sangat berbeda, seperti cara berbicara, ucapan serta perbedaan kebudayaan. Demikian Nyoman Sumardika. Lain pula dengan Barita:"Saya dulu juga bermasalah dengan bahasa Belanda. Tapi saya bilang, saya belum mengerti apa yang dikatakan seorang pasien. Tetapi mereka jelaskan lebih lanjut. Lebih baik kita bilang tidak mengerti daripada kita pura-pura tahu." Bukan saja perawat Indonesia yang bekerja di berbagai rumah sakit dan rumah perawatan, tetapi juga perawat dari berbagai bangsa misalnya Bosnia, Yugoslavia, Thailand, Filipina dan Jerman. Setelah beberapa tahun pengalaman bekerja di Belanda, beberapa di antara para perawat melanjutkan pendidikan bahkan sampai ada yang menetap di Belanda. "Saya sudah tujuh tahun tinggal di Belanda, menikah dengan orang Belanda. Tapi bagaimanapun selalu kangen sama keluarga di Jakarta", ungkap Meilani. Pengalaman Sekalipun ketiga perawat Indonesia sudah begitu lama belajar dan bekerja di Belanda namun mereka tetap mengikuti perkembangan sektor perawatan di Indonesia. Menurut Nyoman Sumardika: "Pengalaman saya di Indonesia sebagai perawat saya ingin menolong mereka tapi sering seorang pasien kebentur biaya. Kalau di sini kita membantu manusia itu karena benar- benar mereka butuh untuk dibantu". Barita:"Di Belanda perawatan dan kesehatan jauh lebih baik. Yang penting di sini pasien diutamakan, apakah tidak ada asuransi jiwa atau tidak terdaftar di sini misalnya sebagai penduduk gelap, yang penting kebutuhan dia dulu dilayani urusan administrasi dan duit belakangan". Lain tanggapan Meilani:"Karena populasinya di Indonesia begitu banyak, jadi organisasinya kurang baik. Sedangkan di Belanda populasinya kecil daripada Indonesia sehingga organisasinya baik, asuransi kesehatan serta pencegahan penyakit lebih merata". Peningkatan mutu Dalam pertemuan dengan Bapak Prof Tadjudin, mantan rektor U.I., dibicarakan peningkatan mutu perawat di Indonesia terutama dalam bidang pengetahuan serta sikap perawat Indonesia yang " masih harus bisa diperbaiki. Selain itu juga peningkatan profesional. Barita:"Pada umumnya kita bisa dibilang belum profesional, karena sikap kita kurang terbuka terlalu pasif, kita kurang berani untuk mengutarakan pendapat sendiri". Untuk tahun 2007 ini, di belanda dibutuhkan kurang lebih 7000 tenaga perawat, khususnya di rumah-rumah perawatan. Tenaga perawat yang datang ke Belanda pertama-tama diberi kontrak selama setahun kemudian dapat diperpanjang, tetapi ada diantaranya yang sampai melanjutkan kuliah mencapai S1, spesialisasi ICU dan CCU. MoU Menurut Bapak Robert Liem banyak masalah rumit yang dihadapi untuk memperluas kemungkinan bagi tenaga perawat Indonesia melakukan magang di Belanda. "Pertama-tama harus ada MoU - Memorandum of Understanding (kesepakatan) antara pemerintah Indonesia dan Belanda. MoU tersebut harus atas permohonan R.I. Belum lama ini Bpk. Prof. Tadjudin, melakukan pertemuan dengan sejumlah tenaga perawat Indonesia untuk tukar pikiran mengenai pengalaman mereka di Belanda. "Untuk melanjutkan
[wanita-muslimah] Re: Kursus Feminisme Yayasan Jurnal Perempuan
Betul, kalau harga tiketnya per orang diartikan sama dengan harga senilai 100 liter beras tentunya workshop tsb termasuk kategori mahal buat mendalami Feminisme dari pendidik Indonesia, melalui sebuah pertanyaan: "Bagaimana Menjawab Permasalahan Perempuan?" Lalu, Apakah Aksi Feminis di Indonesia boleh berbangga...bahwasanya pengalaman terdahulu di Europa bisa menjadi pemblajaran pula, misalnya bertujuan buat menuntut "persamaan" Hak dan menuntut Hak atas Kewarganegaraan. Biar pun tujuan tuntutan prioritasnya bisa berbeda pada dasar falsafahnya masing-masing negara demi Keadilan Sosial... Seperti misalnya di tahun 1792 kitabnya Mary Wollstonecraft yang bernama "Vindication of the Right of Woman" sempat menggemparkan kaum kolot di Inggris. Karena isi bukunya dianggap mampu mendobrak jiwa kemerdekaan diri buat kaum perempuan dalam perjuangan kaumnya menuntut persamaan hak antar laki-laki dan perempuan, misalnya hak- hak tuntutannya yang menyentuh pada penempatan sosial-ekonomi posisi. Bahkan kepopulerannya pernah dijadikan slogan dalam kalimat: "Merdekakanlah perempuan mencari makannya sendiri!" Namun biar bagaimana pun juga, tuntutan persamaan haknya masih lah bersifat tuntutan atas nama "ke-perempuan-an" dan atas nama "ke-Ibu- an", yang target tuntutannya hanyalah benar-benar untuk dapat menjadi Ibu dan Istri yang sempurna. Juga dalam menuntut persamaan hak-hak kewarganegaraan, dinyatakan pula dalam kitab "Vindication of the Right of Woman" bahwa pada azasnya antara laki-laki dan perempuan tidak boleh ada perbedaan, - tapi Mary Wollstonecraft masih mengemukakan "Syarat-syarat" bagi kaum perempuan untuk diberi hak-hak kewarganegaraan itu, yang meminta supaya kaum perempuan diberi pendidikan terlebh dahulu. Lain halnya dengan apa yang terjadi di Perancis pada periode yang sama, misalnya Markies Condorcet (1789) menuntut persamaan hak atas nama Keadilan; menurut dia: "tidaklah adil, kalau laki-laki dimerdekakan, dan perempuan tidak." Juga, dalam tuntutan hak- hak "persamaan" (Egalitë)kewarganegaraan, Condorcet tidak mengemukakan syarat-syarat, yang pada hakekatnya "kebodohan" dipakai sebagai alasan untuk mendapatkan hak-hak kewarganegaraan. Menurutnya laki-laki pun tidak diperiksa lebih dahulu kecerdasannya sebelum menerima hak-haknya itu. Tentunya ke dua tokoh tersebut telah dikenal dan diakui dalam hubungannya menuntut "persamaan" Hak antara laki-laki dan perempuan. Namun toh, perbandingan antar Condorcet atau pun Mary Wollstonecraft dengan Olympe de Gouges seperti antara langit dan bumi. Karena ke dua tokoh tersebut lebih dikenal sebagai tokoh intelektual yang menaruh alas-alas teorinya diatas kertas, biar pun perlu pula di catat bahwa ide2 "persamaan" hak antar kaum lelaki dan prempuan sangat berpengaruh bagi kaum pergerakan perempuan fase ke 2 di akhir abad 18. Sedangkan Olympe de Gouges tidak hanya berperan aktip dalam memperjuangkan ide "persamaan" haknya tapi juga aktip "mengorganisir" ide serta "mengaksikan"ide. Olympe de Gouges tidak hanya dikenal sebagai seorang aktivis perempuan militan anti Raja, anti monarkhi, anti cara pemerintahan yang absolut dan Feodal tapi ia dinilai pula figur bahaya karena pengaruhnya menentang keras terhadap pemerintahan terornya Robiespierre. Akhirnya beliau dituduh anti Revolusi kemudian di tangkap dan di penjarakan, lalu tgl. 3 November 1793 kepala Olympe de Gouges di penggal oleh algojonya Revolusi Borjuasi Perancis... Olympe de Gouges telah menjalani proses perjuangannya menurut keyakinannya serta mengalami akhir hidupnya yang tragis. Dengan muka tersenyum ia telah menjalani hukuman matinya. Namun berkat jasa beliau pulalah tetap dikenang sebagai orang pertama yang meng- organisir pergerakan perempuan, orang pertama yang mendirikan serikat- serikat politik perempuan, orang pertama yang membuat tenaga-tersusun dari orang2 perempuan menjadi faktor aktif didalam proses politik. Jadi, mudah2an ilmunya workshop feminisme itu bisa pula merembes sampai menetes kebawah buat bisa melahirkan bibit2 figur Olympe de Gouges alá Indonesia... La Luta Continua! --- In [EMAIL PROTECTED], heri latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote: melawan fundamentalisme dengan feminisme? 500 ribu rupiah harga tiket masuk? artinya feminisme itu masih dipasarkan di kalangan klas menengah atas. jika seliter beras harganya 5000 rupiah, maka artinya tiket masuk tsb nilainya sama dengan "seharga sekarung beras". sebuah perbandingan yang gak nyambung yak? salam, heri latief ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ini memang gagasan yg baik bagi para wanita indonesia yg ingin mengenal lebih jauh tentang Feminism and Women's studies, hanya sayang nya disini mereka dituntut dana utk mengikuti seminar2 mereka, saya tidak tau berapa besar 500.000 rupiah itu, (US $50 ?), bukan kah itu biaya yg cukup tinggi utk ukuran wanita2 kelas menengah kebawah ? Seminar atau workshop ini tentunya ditujukan utk wanita2
[wanita-muslimah] Re: Agama, Negara dan Perempuan.
Pak Sumar yang baik, Terimakasih atas kiriman postingnya, subject: Agama, Negara dan Perempuan. Penting untuk dibaca dan disimak isinya... Salam, MiRa --- In [EMAIL PROTECTED], Sumar Sastrowardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Surya Online - Harian Pagi Surya Selasa, 20 Februari 200701:51 wib Opini: Agama, Negara, dan Perempuan Monday, 19 February 2007 Perkembangan wacana keperempuanan di wilayah agama dan negara, sejak reformasi sampai awal 2007, bisa dikatakan tidak menunjukkan gerakan yang progresif. Negara tetap kukuh sebagai institusi yang merefleksikan watak maskulinitas dan menguatkan relasi patriarki. Kekerasan terhadap perempuan, terutama kekerasan domestik (domestic violence) tetap terjadi, bahkan intensitasnya cenderung meningkat, walaupun negara telah membuat aturan perlindungan dari kekerasan seperti UU No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), namun karena kurangnya sosialisasi dan penegakan konstitusionalnya sangat lemah, maka kebijakan tersebut tidak berfungsi efesien dan efektif. Yang lebih tragis, kekerasan saat ini bukan hanya terjadi secara fisik, namun secara pelan dan pasti, kekerasan berubah menjadi kekerasan wacana, struktural, sekaligus kultural. Fakta ini bisa diamati pada dorongan yang terus-menerus terhadap eksistensi dan citra perempuan agar berkualitas instan; di satu sisi tubuh perempuan dijadikan objek eksploitasi bagi kepentingan kapitalisme dan modal, dan pada sisi yang lain pola pikir (mindset) perempuan diobjektifikasi dengan narasi-narasi kemajuan dan pembelaan yang palsu, seperti hedonisme dan konsumerisme. Perempuan hari ini menjadi banal, tidak berindentitas kukuh, dan berkepribadian ganda. Mereka dinobatkan sebagai pemenang di sektor yang tidak jauh-jauh dari pusar, dada, dan paha. Sedangkan di wilayah yang bercorak intelektual dan perjuangan yang visioner, pemain dan pemenangnya masih dipenuhi oleh laki-laki. Transformasi gender menjadi gamang, isu-isu yang diperjuangkan menjadi tidak progressif, diam di tempat bahkan terjebak dalam sirkulerisme wacana. Organ-organ gerakan dan lembaga-lembaga pendamping menjadi lemah secara dramatis. Namun anehnya, kondisi ini tidak direspons secara cepat oleh negara, contohnya dengan merumuskan kebijakan yang tidak partikular dan memberikan proteksi yang mendorong perempuan untuk terus menerus menemukan identitas yang sejati, sehingga bisa berpartisipasi dalam semua lini kehidupan. Agama juga seirama dengan negara, para elite yang memegang otoritas keagamaan tidak berhasil menciptakan formulasi pemikiran yang revolutif, progresif, dan mengandung muatan pembelaan terhadap perempuan, yang secara cepat bisa dinjeksikan pada struktur kebudayaan yang dijalin dalam relasi doktrin maskulin, kebudayaan feodal, dan patriarkal. Doktrin agama tidak pernah direformasi secara sungguh-sungguh, sehingga strukturnya memberikan peluang pada perempuan untuk diterima sebagai makhluk yang setara dengan laki-laki, dan mempunyai kemampuan yang sama dalam menyumbangkan pemikiran dan aktivitas yang bisa memajukan masyarakat. Para pemuka agama masih menikmati berkah kebudayaan yang hegemonik dan dominatif, terutama untuk melanggengkan kepentingan-kepentingan pragmatisnya, serta dengan cermat terus memainkan isu-isu temporer yang terkesan memihak rakyat banyak, atau terus membicarakan isu-isu elitis yang sama sekali tidak berkorelasi dengan semangat pemberdayaan perempuan. Sesekali memang tampak para elite agama mencoba melakukan pembelaan dan mengusung tema-tema yang seakan-akan membela perempuan, namun itu bersifat sementara, bukan pilihan yang serius dan strategis. Ini dibuktikan dengan gagalnya gerakan pemberdayaan perempuan menjadi isu bersama, sekaligus gagal mengalami masifikasi di tingkatan publik. Padahal dalam konteks masyarakat Indonesia, wilayah agama adalah sektor kunci yang apabila dimodifikasi dengan tepat akan bisa memangkas relasi gender yang timpang dan bisa menghilangkan struktur yang tidak memberikan kemungkinan bagi perempuan untuk beraktualisasi. Dan membiarkan wilayah ini dipenuhi oleh timbunan pemahamaan keagamaan yang misoginis, berarti sama saja dengan mengabadikan ketertindasan terhadap perempuan. Jalan Tengah Negara dan Agama Dalam konteks pemberdayaan terhadap perempuan, pada tingkatan suprastruktur, minimal ada empat masalah yang selama ini tidak diselesaikan dengan baik. Pertama, ketertindasan perempuan tidak terjadi alamiah dan bukan kodrat, tetapi karena tidak adanya kesadaran dalam diri perempuan bahwa ia harus menjadi subjek bagi kepentingan dirinya sendiri. Ia harus aktif membela hak-hak individualnya dan pada saat yang sama berpartisipasi dalam kemajuan dan peradaban. Kedua, ketidaksadaran perempuan bahwa dia ada dalam jalinan kebudayaan yang tidak adil. Bangunan relasi sosial-kemasyarakatan yan
[wanita-muslimah] SELAMAT HARI LEBARAN 1427 H
Para Nettters dan Handai Taulan yang baik, Andai jemari tak sempat berjabat, raga tak bisa bertatapan. Andai kita membekas lara & menusuk hati, semoga pintu maáf masih terbuka... "SELAMAT HARI RAYA LEBARAN, MOHON MAÁF LAHIR BATHIN" Wassalam, MiRa === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] [Cerpen] Duri Ikan di antara pemikiran dokter GIGI
Duri Ikan di antara pemikiran dokter GIGI Terpaksa Aisyah harus minta izin dari tempat kerjanya untuk pergi ke dokter gigi langganannya. Karena tambalan gigi gerahamnya yang baru berusia 3 bulan itu ternyata copot gara-gara makan kacang favorit bernama pistatjes. Seusai menambal gigi rupanya Aisyah disarankan membuat janji untuk minggu depan, yang katanya harus dilakukan kontrol rutin buat pemeliharaan perawatan giginya. Pada waktu kedua kalinya Aisyah datang ke dokter giginya kembali, karang-karang gigi yang dianggap berpotensi merusak kesehatan giginya dibersihkan, sakitnya luar biasa. Setelah selesai dari penanganannya Aisyah langsung melihat ke kaca cermin, maksudnya ingin menikmati giginya yang diharapkan menjadi bersih serta terbebaskan dari guratan hitam di sepanjang lintasan gigi-giginya itu. Namun terlihat di beberapa giginya koq masih sama saja. Lalu Aisyah bertanya mengenai guratan hitam yang tetap terpajang di sepanjang sela-sela gigi depannya. "Ooh...itu cakal bikal lobang yang nantinya harus ditambal tapi kalau kau mau segera ditangani, bikin janji saja untuk minggu depan. Sekaligus gigi-gigimu itu ku bikin cantik", jawab sang dokter giginya. Dengan rasa penasaran bercampur senang Aisyah bersedia bikin janji lagi untuk ke tiga kalinya lantaran "katanya" giginya akan dipercantik. Memang sudah menjadi impian Aisyah untuk mendapat perawatan "kecantikan gigi" biarpun urusan penanganan kecantikan gigi tidaklah termasuk dalam paket rutin fasilitas perawatan gigi yang biasanya dilakukan pada setiap 6 bulan sekali. Minggu ketiga Aisyah mendatangi dokternya untuk siap dipercantik giginya. Dengan sibuknya sang dokter memphoto barisan gigi-giginya dan kemudian menggarap serta memoleskan dengan berbagai hasil campuran ramuan obat-obatan supaya nantinya senyum tawa riang Aisyah bisa terlihat menjadi bersinar, menarik dan cantik. Setelah proses penanganan yang memakan waktu selama satu jam itu selesai, kemudian Aisyah diberi kaca cermin untuk melihat hasilnya. Memang barisan gigi depan terlihat bagus dan indah, namun Aisyah ternyata tetap merasa tidak puas serta menyatakan nasib guratan hitam di bagian belakang gigi-gigi depannya masih terlihat menyeramkan. "Khan dua minggu lalu sudah di bersihkan semua jadi kalau sekarang hitam lagi itu karena cepatnya proses pengkarangan gigimu. Kalau kau masih belum juga puas bikin janji saja di bulan mendatang". jawab sang dokter dengan singkat sambil melihat ke jam dinding. Dengan rasa tidak puas Aisyah meninggalkan ruang praktek kerja dokter giginya tanpa mengucapkan kata-kata. Dalam perjalanan menuju pulang ke rumah hati Aisyah masih terasa gundah bercampur bingung serta heran melihat perubahan langgam kerja dokternya. Padahal sudah 5 tahun menjadi dokter gigi kepercayaannya. Prestasi kerja dokter giginya ternyata tidak lagi seperti dahulu, bahkan sambutan senyuman ceria ke pasien pun dianggap telah sirna. Aisyah menganggap obsesi keahlian dokter giginya tidak tercermin lagi pada kualitas prestasi kerjanya. Biasanya dokter giginya selalu kelihatan antusias dan penanganannya pun teliti serta penuh kesabaran dalam merawat gigi para pasiennya. Padahal dengan kebijakan sistim asuransi kesehatan yang baru para pasien menjadi lebih bebas untuk memilih dokter yang dianggap memiliki kualitas tinggi. Dengan demikian para dokter pun mesti mampu pula berkompetisi sebagai ahli merawat kesehatan gigi untuk menjamin kepercayaannya terhadap para pasien. Dua minggu kemudian gigi Aisyah mulai sakit lagi dan kemudian terlihat gusi di antara gigi depannya membengkak. Dirasakannya seperti ada "duri ikan" yang tertancap di antara sela-sela gusi gigi atasnya. Memang terakhir ini Aisyah sering makan ikan lantaran gara- gara terkena pengaruh ekses berita news televisi, yang menayangkan bahaya penyakit "Flu burung" dari daratan Asia. Sebenarnya Aisyah tidak peduli dengan bahaya hembusan virus penyakit flu burung itu yang telah mulai menjangkit ke daerah perbatasan Europa yaitu Negara Turki. Buat Aisyah tidak ada pilihan lain kecuali memilih menu makanan ikan, tahu atau tempe biarpun semangat makannya dianggap terhambat akibat sakit giginya. Namun toh Aisyah telah memutuskan untuk sementara waktu tidak lagi membuat janji pada dokter gigi karena rasa kesal dan kecewanya terhadap dokter giginya. Selama dua minggu lamanya Aisyah tidak bisa menikmati hidangan makanan yang dibuatnya sendiri meskipun secara perlahan rasa sakit giginya mulai pulih kembali. Setelah sebulan Aisyah berhasil melupakan rasa kecewanya terhadap dokter giginya tapi tetap merasakan "duri ikan" yang masih tertancap di sela-sela gusi giginya. Usaha ketidak peduliannya terhadap tancapan duri ikan di gusinya membuat hidup rutin keseharian kerja Aisyah tidak lagi merasa terganggu. Pada akhirnya Aisyah memutuskan untuk meminta cuti liburan musim dingin dari kerjanya selama sebulan. Keputusan mengambil cuti liburan tersebut tentunya di