[wanita-muslimah] Marilyn French dan pembebasan kaumnya

2009-06-09 Terurut Topik la_luta



Marilyn French dan pembebasan
kaumnya: In memoriam Marilyn French 21 Nopember 1929 - 5 Mei 2009

Tragedi
"Black Thursday" di
bulan Oktober 1929 telah menjadi awal lembaran hitam buat kehidupan
rakyat di Amerika. Ketika itu bursa "Wall Street" - New Yorks
mengalami kolaps, yang sekarang ini sering disebut sebagai persoalan
"Kredit krisis". Yaitu krisis finansial yang melanda kehidupan di
Amerika dengan mengorbankan banyak orang, misalnya kehilangan
pekerjaannya ato sumber hidupnya. Proses massal pengangguran di Amerika
bagaikan aliran luapan
gelombang arus lumpur panas "Lapindo". 

Kasus Tragedi "Black Thursday" telah menjadi sejarah kenyataan situasi 
over-produksi dari "massa
konsumsi", yang mengakibatkan stagnasi
pada sistim ekonomi "pasar bebas" di USA. Kebijakan sistim Bank Negaranya
pun kehilangan keseimbangan akibat krisis permintaan dan penawaran
barang-barang produksi dalam sistim ekonomi pasar bebasnya. 
Juga,
kenyataan kondisi sosial-ekonomi kehidupan ketika itu di Amerika, yang
sedang mengalami ekstrem jurang
pemisah antara si kaya dan si miskin mengakibatkan penurunan
drastis
daya beli masyarakatnya. Sehingga ketidak berdayaan posisi kaum
miskinnya di sektor lapangan kerja sangat dirasakan dalam krisis
kehidupan
kesehariannya. Walhasil proses alamiah sistim kaptalisme melahirkan
faktor bencana sosial paling terburuk pada peristiwa Tragedi 
"Black Thursday".

Gelombang tragedi kredit krisis di
Amerika sendiri rupanya tak bisa di bendung bahkan berimbas cepat
melanda arus kehidupan masyarakat di Europa dan manca negara lainnya.
Proses domino efek ekonomi krisis yang mengglobal itu, akhirnya
antara lain membuahkan nasib paling terburuk bagi kaum perempuan,
yang posisinya sudah tertindas semakin terjepit ganda pula dalam hubungan antar 
gender di
sektor privat maupun sektor publik. 

Di tengah-tengah
kehidupan rakyat miskinnya yang semakin terpuruk, lahirlah seorang
bayi perempuan mungil bernama Marilyn di kota New Yorks. Marilyn yang
dilahirkan pada tanggal 21 nopember 1929 pun terpaksa mengalami nasib
sama dengan lingkungan masyarakat sosial ekonominya di Brooklyn.
Faktor kemiskinan akibat pengangguran massal dan kehilangan pekerjaan kaum 
menengahnya telah memunculkan
persoalan di kehidupan rumah tangga, seperti frustrasi, agresi, kekerasan dan
pemerkosaan. Bahkan, kehidupan di sektor publik sangat pula
dirasakan kondisi krisis sosialnya, yang rakyatnya menghadapi  persoalan
kekerasan dan kriminalitas akibat diskriminasi antar ras dan antar gender di 
lapangan kerja. 

Persoalan-persoalan di sektor privat maupun di sektor publik tersebut tidaklah
lepas dari pengaruh perkembangan hidup keseharian Marilyn. Misalnya
pengalamannya di kehidupan dalam rumahnya, Marilyn tidak pernah
mendapat sentuhan kasih sayang dari Ayahnya bernama Charles
Edwards. Bahkan di rumahnya Marilyn harus mengalami pengalaman pahit-getirnya
kehidupan kekerasan bersama Ibunda, Isabel. Untungnya sang Ibunda
masih memiliki ketegaran dan keberaniannya melawan dominasi kekerasan
dari watak feodal-patriarki bapaknya. 

Pada tahun 1950, di
usia 21 tahun, Marilyn menikah dengan seorang advokat bernama Robert French 
serta di
karuniai 2 anak. Setahun kemudian Marilyn menyelesaikan S1
jurusan sastra Inggris di Universitas Hofstra. Marilyn mengalami
perceraian setelah menjalani hidup berkeluarga selama 17 tahun.
Kemudian ia meneruskan S2 jurusan literatur di universitas
Harvard. 

Selama
masa perkawinannya, rupanya
hidup berkeluarga buat Marilyn tidak membuat dirinya
bahagia.  Dirasakannya hidup berkeluarga bersama suaminya
tidak memiliki kebersamaan rasa tanggung jawab dalam menangani urusan
rumah tangganya. Misalnya pekerjaan yang sehubungan dengan penanganan
kebutuhan hidup keseharian dalam rumahnya, mengurus dan membesarkan
anak-anaknya dibebankan padanya. Dianggapnya hak atas pembagian kerja
dalam rumah-tangganya tidak mendapat perlakuan secara adil, yang
seakan-akan suaminya mengabaikan hal-ihwal beban tanggungjawab
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh Marilyn di sektor privat. 





Kasus perceraian yang dialaminya tahun
1967 membuat diri Marilyn tak
merasa patah arang menghadapi nasib hidupnya. Bahkan ia tetap
melangkah maju dengan penuh semangat untuk merubah nasib dirinya
dalam perjalanannya menuju ke kemandirian, melawan penindasan serta
berjuang melepaskan ketergantungannya dengan cara membangun kehidupan
sosial-ekonominya. Melalui pengembangan daya intelektualitasnya,
Marilyn berhasil membangun fungsi sosialnya dengan melalui karirnya
sebagai penulis buku roman. Dalam kumpulan karya tulisannya, ia selalu
mencerminkan pada pengalamannya
sendiri, termasuk bersama putrinya, bernama Jim yang menjadi korban
pemerkosaan. 

Buku romannya berjudul
"The Women's Room
telah
dikenal sebagai buku best-seller, mencapai sampai 20 juta eksemplar
terjual. Buku roman yang diterbitkan pada tahun 1977 itu merupakan
bagian dari pengalaman kehidupannya, yang ternyata dianggap sangat
mempengaruhi kaum perempuan dalam inspirasi pembebasan di

[wanita-muslimah] SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN DPT

2009-04-22 Terurut Topik la_luta
Catatan La Luta:

Tanggal 22 April dini hari, jam 10 pagi Solidaritas Masyarakat Korban
Kisruh DPT (SMK2D) bersama PBHI, melakukan pengaduan serta melaporkan tentang 
kekisruhan Data Pemilih Tetap di Jakarta. ...kasus ini adalah salah satu bukti 
dari bentuk kecurangan pemilu, yang telah menunjukan posisi indenden KPU
sebagai instansi untuk melayani Rakyat menggunakan hak pilihnya
diragukan...lalu apakah hasil pemilu pil-leg sudah lejitim?

Untuk itu silahkan baca reportase berita di kompas.com, berjudul "SOLIDARITAS 
MASYARAKAT KORBAN DPT" dan pernyataan sikap dari SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN 
KISRUH DPT (SMK2D)

La Luta Continua!

***

SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN DPT

Today at 7:01pm


JAKARTA, KOMPAS.com- Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Indonesia Regional Jakarta dan 80 warga Jakarta melaporkan Komisi

Pemilihan Umum dan Menteri Dalam Negeri. Namun, laporan tersebut

ditolak Sentra Penegakan Hukum Terpadu yang terletak di lantai dua

Gedung Bareskrim Mabes Polri.



"Seperti yang kami duga, laporannya ditolak," ujar Chairperson PBHI

Jakarta, Hendrik D Sirait, saat keluar dari Gedung Bareskrim Mabes

Polri, Rabu (22/4 ).



Pengacara PBHI Jakarta, Sandi Sitongkir, menjelaskan, laporan tentang

daftar pemilih tetap itu bukan termasuk dalam kategori pelanggaran

hukum pidana. "Menurut mereka, ini tetap tidak masuk hukum pidana.

Padahal kami telah menjelaskan tentang pelapor yang terdaftar dalam

Pemilu 2004 dan Pilgub. Tapi di DPT tidak ada. Mereka bilang DPS dan

DPT tidak berkaitan. Sangat tidak mungkin nama di DPS ada, DPT tidak

ada," jelasnya.



Gakumdu menyarankan, lanjut Sandi, agar PBHI mendiskusikan laporannya

lebih lanjut. Tetapi tempat pelaporannya bukan di Mabes Polri,

melainkan di Polda Metro Jaya. PBHI sempat meminta agar Mabes Polri

mengarahkan tindak pidana pemilu yang kadaluarsa ke tindak pidana

umum. Agar, kata Sandi, korban yang tidak mendapatkan hak pilih bisa

mendapatkan keadilan hukum.


Sumber: 
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/04/22/1457215/pbhi.seperti.perkiraan.laporan.ditolak

***

SOLIDARITAS MASYARAKAT KORBAN KISRUH DPT
SMK2D
Jalan Salemba I No 20 Jakarta Pusat
Tlp:021-3106534/Fax: 021-3914738
_

PERNYATAAN SIKAP

“Pemilu
2009 gagal membuat perbedaan yang berarti dibandingkan dengan
pemilu-pemilu sebelumnya sepanjang reformasi. Pemilu kali ini bahkan
lebih buruk
penyelenggaraannya daripada Pemilu 2004 dan 1999.”


Bahaya Pembusukan Demokrasi

Sejak
reformasi bergulir, pemilu yang demokratis, jujur dan adil, adalah
salah satu alat dari sistem demokrasi yang menjadi pilihan bersama.
Namun pada pemilu 2009, publik malah dipertontonkan dengan realitas
pembusukan terhadap demokrasi yang susah payah direbut. Politik uang
misalnya, hadir kasat mata dengan sosok yang sangat vulgar. Politik
uang mendominasi rekruitmen politik di semua partai politik. Politik
uang mendominasi kompetisi politik. Jalan pintas manipulatif diambil
dengan meiming-imingi uang serta bantuan-bantuan sosial untuk
mendapatkan suara rakyat. Banyak kalangan yang diam dan seolah-olah
memaklumi proses pembusukan ini dengan anggapan: “partai-partai politik
masih membutuhkan waktu untuk berproses menjadi partai modern yang
mandiri dan independen.” Kekuasaan benar-benar menjadi tujuan sehingga
esensi berpolitik terpinggirkan.

Proses politik yang tidak
mengindahkan moralitas ini akhirnya berakibat buruk. Kesibukan merebut
kekuasaan telah membuat para politisi lupa merawat demokrasi.
Penyelenggaraan pemilu akhirnya menuai ketidakpuasan. Kisruh Daftar
Pemilih Tetap (DPT), menyebabkan banyak banyak warga tidak dapat
menggunakan hak pilihnya secara masif, tertukarnya surat suara di
berbagai daerah dengan daerah lain, sistem rekapitulasi suara
elektronik yang amat rentan terjadinya manipulasi, dan ragam persoalan
lainnya. Deretan persoalan tersebut, sesungguhnya dapat disederhanakan
dengan satu kalimat saja: Penghilangan Hak-hak Politik Masyarakat
Secara Masif.

Menyelamatkan Demokrasi Kita

Sangat
disesalkan melihat respon yang tidak serius dari pemerintah dan KPU
atas persoalan yang sangat serius ini: KPU dan Pemerintah justru saling
tuding kesalahan. Padahal jelas dua lembaga ini merupakan representasi
negara yang patut dimintai pertanggungjawabannya atas penghilangan hak
politik masyarakat secara masif. Apalagi dalam konteks Hak Asasi
Manusia (HAM), penghilangan hak pilih warga negara merupakan
pelanggaran Ham dalam domain hak sipil dan politik. Hak-hak sipil dan
politik adalah hak yang bersumber dari martabat dan melekat pada setiap
manusia yang dijamin dan dihormati keberadaannya oleh negara agar
menusia bebas menikmati hak-hak dan kebebasannya dalam bidang sipil dan
politik.

Landasan bagi pemilih dalam pemilu sebenarnya sudah
dijamin dalam Undang-Undang 12 tahun 2005 menyangkut kovenan
internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. Pada pasal 25 UU
tersebut disebutkan: hak setiap warga negara untuk ikut s

[wanita-muslimah] PEREMPUAN Empunya mahluk hidup yang luar biasa hebat oleh Kanadianto

2009-04-22 Terurut Topik la_luta









PEREMPUAN
Empunya mahluk hidup yang luar biasa hebat

Tulisan ini dibuat untuk menghormati kaum
perempuan di Indonesia khususnya. Perempuan adalah
mahluk luar biasa yang sering disepelekan oleh kaum pria karena sifat
lemah lembutnya. Tetapi sebenarnya dibalik kelemah-lembutannya itu
terletaklah ketegaran dan kekuatan yang luar biasa, yang tak dimiliki
oleh mahluk pria dan itu yang sebenarnya paling ditakuti oleh kaum
pria.

Tuhan menciptakannya untuk menyeimbangkan
keselarasan kehidupan mahlukNYA di muka bumi ini, tetapi manusia
memiliki watak ingin lebih unggul dari yang lain, demikian pula pria
merasa dan selalu merasa lebih
unggul dari perempuan. Benarkah begitu? Tidak.





Perempuan

Perempuan dengan segala kelemahannya tersembunyi kekuatan yang luar
biasa, yang tak dimiliki oleh kaum pria dan kekuatan itulah yang
menyebabkan kaum pria sebenarnya merasa ketakutan.  Takut akan
kehilangan superiotitasnya atas mahluk perempuan yang dianggapnya
lemah. Pria menggunakan akalnya mengeluarkan berbagai aturan, bahkan
melalui aturan adat maupun agama.
Kita
lihat saja budaya yang ada di berbagai pelosok bumi nusantara ini, 
bahwa wanita itu adalah ”konco
wingking” (Jawa: temen belakang) yang
bermakna bahwa perempuan hanyalah kawan di rumah untuk memasak,
membersihkan rumah, mengurus anak-anak dan melayani syahwat pria.
Contoh lain dibidang agama, perempuan jika menjalankan boa bersama
(pria dan perempuan) maka diposisikan di bagian belakang. Kedua hal
itu hanya sebagian kecil contoh yang ada dihadapan kita sehari-hari
dan nampak wajar saja.
Apakah
benar begini? Perempuan tak perlu bersekolah tinggi karena akhirnya
hanya untuk memasak saja. Tidak, hal ini tidak benar dan hal inilah
yang dahulu diperjuangkan oleh RA Kartini, persamaan hak antara pria
dan wanita. 100 tahun telah berlalu sejak perjuangan RA Kartini
tetapi persamaan gender belumlah diperoleh sepenuhnya.

Tetapi dalam tulisan saya ini bukan hendak mengulas hal tersebut
tetapi hal lain mengenai perempuan.





Mengapa Perempuan
Perempuan
bukanlah wanita karena perempuan memiliki
artikulasi yang lebih luhur dari ”wanita”, perempauan menunjukkan
keistimewaan dan kekuatan tersembunyi yang dimiliki oleh perempuan
itu sendiri. Kekuatan luar biasa yang diberikan oleh Tuhan sang
pencipta, kekuatan yang tak dimiliki oleh kaum pria, yang sebenarnya
diberikan oleh Tuhan untuk melindungi kaum pria dari kerusakan.
Seperti
kata ”perguruan” dan ”guru”, dimana guru berarti orang yang
harus digugu (dipercaya) dan ditiru segala kata dan perbuatannya.
Sedangkan perguruan adalah dimana tempat
mengondok orang-orang pandai yang diharapkan akan dapat digugu dan
ditiru. 

Perempuan
berasal dari kata dasar ”Empu” dan
diberikan awalan ”Per” dan akhiran ”An” sebagai penekanan
kata dasar tersebut. Mengapa disebutkan ”Empu”? Seperti kita
ketahui bahwa kata ”Empu” memiliki arti seseorang yang mempunyai
kemampuan (”Mampu”) yang lebih dari mahluk yang lain, dalam hal
ini memiliki kelebihan dari kaum pria. Sedangkan ”Per-Empu-An”
bermakna wadahnya (wadak/wadak = badan) kaum empu untuk memberikan
makna kepada mahluk lainnya. Sangat jelas disini bahwa sebenarnya
perempuan memiliki kelebihan untuk memberikan perlindungan, contoh
dan penyeimbang mahluk lainnya, baik anak-anak maupun pria dewasa.





Dimana kelebihannya
Tak
dapat dipungkiri bahwa perempuan memiliki banyak kelebihan sebagai
mahluk luar biasa. Mari kita lihat sejak mahluk yang satu ini kecil
menuju dewasa yang ditandai dengan mendapatkan menstruasinya, inilah
keluar-biasaannya yang pertama dan utama sebagai perempuan. Dengan
terjadinya menstruasi ini dia memberitahukan pada dunia bahwa dia
telah siap menjadi ”perempuan” dan bukan lagi wanita yang
dianggap lemah, karena dia telah menunjukkan ke”Empu”annya
sebagai mahluk yang telah matang dan siap untuk menciptakan mahluk
lainnya yang akan disimpannya didalam rahimnya selama sembilan bulan.
Dalam
masa itu (menstruasi) dia sebenarnya
mengalami kesakitan yang luar biasa karena secara phisik ada hal yang
harus dilepaskan dari bagian tubuhnya dan itu pasti sakit,.Apakah dia
mengeluh? Tidak tetapi bangga ”inilah aku, perempuan”, tetapi
selalu menganggap hal yang lumrah saja. Ini keistimewaannya yang
pertama.
Yang
kedua adalah kemampuannya untuk mengandung. Dia berikan sebagian
besar energi dan makanan yang ada didalam tubuhnya (yang sebenarnya
dia juga butuhkan). Dia relakan itu semua dengan tulus dan kemampuan
atas kerelaan yang tulus ini hanya dimiliki oleh para empu  (baca:
perempuan), bahkan pada masa itupun dia
berusaha untuk tetap sehat tanpa obat-obatan yang akan memberikan
efek negatif kepada mahluk baru itu. Sembilan bulan dia lakukan ini
hingga saat dimana mahluk baru harus keluar ke dunia nyata yang fana
ini. Luar biasa.
Ketiga,
pada saat melahirkan. Inilah masa terindah tetapi sekaligus masa
terberat bagi kaum perempuan, banyak hal yang dia pertaruhkan hingga
pada pertaruhan nyawanya. Mahluk baru yang selama sembilan bulan
telah menjadi bagian yang menyatu da

[wanita-muslimah] Penghitungan Suara Via Pos di Belanda Diwarnai Debat

2009-04-18 Terurut Topik la_luta
Sumber: 
http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/18/171410/1117531/700/penghitungan-suara-via-pos-di-belanda-diwarnai-debat

Penghitungan Suara Via Pos di Belanda Diwarnai Debat



 

Eddi Santosa - detikPemilu
  
  




Penghitungan Suara, Den Haag (Foto:es/detikcom) 
  
 

 Den Haag
- Proses penghitungan suara via pos di Belanda baru dibuka, tapi
langsung disambar debat hangat. Titik picunya adalah ketentuan sah
tidak sah tanda suara.

Sesuai dijadwalkan, PPLN Belanda menggelar surat suara via pos di Ruang 
Nusantara KBRI Den Haag hari ini, Sabtu (18/4/2009).

Baru
saja Ketua PPLN Moeljo Wijono membuka rapat penghitungan suara dengan
penjelasan ketentuan suara sah dan tidak sah, langsung saja meledak
debat hangat antara PPLN, saksi-saksi dari parpol dan Panwaslu.

"Tanda
centang sah ditentukan oleh posisi sudut lancipnya. Ekor tanda centang
yang menerabas ke kolom partai lain tidak mempengaruhi keabsahan,"
papar Moeljo Wijono, merujuk Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2009.

Namun
penjelasan ini langsung disergah oleh saksi Heriansyah Latif dari
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurut Heri, jika ekor
menerabas kolom partai lain dianggap sah, lalu sampai berapa
toleransinya.

Saidan dari Panwaslu menengahi bahwa soal
ketentuan sah tidak sah berdasarkan teks peraturan, bukan dengan
menggunakan logika semata. Meskipun terasa melawan logika dan janggal,
tetapi ketentuan memang mengatur demikian.

Persoalan ini selesai, setelah para saksi diminta membaca kembali teks 
peraturan mengenai suara sah. 

Sebelumnya
Saidan, yang juga Direktur Sekolah Indonesia Nederland (SIN), bersama
timnya telah melakukan interupsi pada penghitungan suara di TPSLN pada
9/4/2009, terkait perselisihan mengenai sah tidak sah kartu suara.

Selanjutnya
dia memotret 10 surat suara yang menjadi perselisihan dan langsung
melaporkan ke KPU di Jakarta. Dalam jawaban tertulisnya, KPU menyatakan
10 surat suara yang diperselisihkan dan dinyatakan tidak sah itu
sebagai sah.


(   es  /   es  )   

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel 
anda!   

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] UNDANGAN: MENGENANG 3 TAHUN KEPERGIAN PRAMOEDYA ANANTA TOER dan Puisi NURDIANA

2009-04-18 Terurut Topik la_luta

Panitia MENGENANG 3 TAHUN KEPERGIAN PRAMOEDYA ANANTA TOER



Mengundang Ibu/Bapak



untuk hadir dalam acara





MENGENANG 3TAHUN KEPERGIAN PRAMOEDYA ANANTA TOER



PRAM DI BALIK JERUJI PENJARA





Hari & Tanggal: Jumat, 24 April 2009

Waktu: 14.00- 21.00 WIB

Tempat: Goethe Haus,

Jl. Sam Ratulangi 9-15,

Menteng, Jakarta Pusat



Terimakasih atas kehadiran Anda.





SekilAS tentAng PRAm


PRAMOEDYA ANANTA TOERLahir di Blora, 6 Februari 1925.


Pasca-tragedi kemanusiaan 1965, ia dipenjara selama 14 tahun (1965-1979) di

beberapa tempat dengan tuduhan yang tidak jelas dan tidak pernah diadili:

Salemba (13 Oktober 1965-Juli 1969),

Nusakambangan (Juli 1969-16 Agustus 1969),

Pulau Buru (Agustus 1969-12 November 1979),

dan sempat mendekam selama sebulan di Banyumanik, Magelang (November-Desember

1979).

Ia "dibebaskan" pada 21 Desember 1979, tapi tetap dikenakan wajib lapor seminggu

sekali selama dua tahun, dan kemudian sebulan sekali.


Namun sampai akhir hidupnya Pram merasa tetap terpenjara dan "merasa asing di

negeri sendiri".


Buku-bukunya diberangus dan dilarang terbit oleh Kejaksaan Agung RI hingga kini.

Berbelas tahun setelah "pembebasannya", ia masih terus dicurigai, dimata-matai,

diintimidasi, dan "haram" disentuh atau sekadar didekati oleh "anak-anak

rohaninya" (pinjam istilah Muhidin Dahlan) yang haus akan pencerahan dan

semangat yang melimpah-ruah dalam karya-karyanya.


Pada 30 April 2006 Pram berpulang.


Ia meninggalkan puluhan mahakarya yang wajib dibaca oleh siapapun yang ingin

mempelajari sejarah dan memahami akar persoalan Indonesia.

Suaranya yang lantang tak henti mendorong kaum muda untuk mengambil-alih dan

mempelopori kepemimpinan bangsa.





ACARA


14.00-16.00



Bedah buku Bersama Mas Pram

karya Koesalah Soebagyo Toer & Susilo Toer



Pembicara:

Dr. Yulianti Parani

dan Nirwan A. Arsuka



Moderator:

Okky Tirto Adisuryo



16.15-18.15

Diskusi "Pram di Balik Jeruji Penjara"

Pembicara: Dr. Manto,

Ir. Djoko Sri Mulyono,

dan Masdur



Moderator:

Jusuf Soewadji, MA



19.00-21.00

Malam renungan dan pentas seni•



Tembang Jawa Megatruh

oleh Ibu Utati dan KIPAS•



Pembacaan puisi

oleh Yonathan Rahardjo•



Lagu Ave Maria

oleh Fani dengan iringan musik oleh Andiefiera•



Pembacaan kutipan karya-karya Pram oleh

Slamet Rahardjo,

Christine Hakim,

dan Happy Salma•



Pertunjukan teater "Nyanyi Sunyi Seorang Bisu: Kembali ke Wanayasa" oleh Tabur •



Pembacaan puisi karya Pramoedya

oleh Jenny Rachman•



Paduan suara mahasiswa UKI

dengan lagu "Untukmu Pramoedya A. Toer"

karya Erros Djaros

dan "Bangun Pemudi Pemuda"







Penyelengara:


YPKP HAM (Yayasan Penelitian Korban Pelanggaran Hak Azasi Manusia)

Goethe Institut

KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)



Pendukung:


KIPaS (Kelompok Insan Pemerhati Seni)

KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal en Volkenkunde) Jakarta

PAKRI (Paguyuban Kebudayaan Rakyat Indonesia)

PERPENI (Perhimpunan Perempuan Indonesia)

Sanggar BUMI TARUNG

Sastra Pembebasan

Tabur (Teater Buruh)

Yayasan TIFA





RSVP:

Ibu Uchikowati 0813-1071-7122

***

Nurdiana: 
  
PRAMUDYA 
MENYERIBU  HARI 
  
Menggapai awan damai dan nyaman, 
Merapi Singgalang tinggi menjulang, 
Bak dara bersanding Bukit Barisan, 
Hiasan Nusa kebanggaan Minang. 
  
Laut Banda curam menyelam, 
Menggali bumi samudera raya, 
Di biru bening lautan dalam, 
Penuh gelombang prahara. 
  
Mawar melati menyebar wangi, 
Indah jelita warna warni, 
Di sanggul wanita harum sekali, 
Mengundang sayang menawan hati. 
  
Kala Nusantara didera orba, 
Indonesia jadi neraka dunia, 
Mulut umat dirajut telinga disumbat, 
Mata dibutakan ditutup rapat. 
  
Di penjara dan Buru Pramudya ditahan, 
Dalam kurungan tetap berlawan, 
Merangkum kata sorak pembebasan,. 
Demi keadilan dan kemanusiaan. 
  
Melampaui tinggi Singgalang Merapi, 
Melewati dalam Laut Banda, 
Melebihi wangi mawar melati, 
Melumer baja jeruji penjara, 
Secemerlang sinar mentari pagi, 
Menelanjangi dosa kejahatan tiran, 
Menyenandungkan dendang umat berlawan, 
Demi kebebasan dan keadilan, 
Bak mercu suar penunjuk jalan, 
Nilai abadi karya Pramudya . 
  
Russia bangga Pusykin Mayakovski, 
Tolstoy Ostrovski dan Maxim Gorki, 
Tiongkok kuno memendam Qu Yuan, 
Disusul Li Bai, Lu Xun, Mao Dun …. Ai Qing. 
  
Dunia kaya pujangga sastra, 
Indonesia berurun Pramudya. 
  
 17 April 2009.



Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] TRagedi SItu Gintung oleh Kanadianto

2009-03-29 Terurut Topik la_luta


catatan laluta:

Bencana Tanggul Bobol 2009
Pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari,
wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang menyebabkan pihak
keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul 02.00. Namun
demikian, tidak ada tindakan lanjut pengamanan,[rujukan?] hingga
terjadi kebobolan tanggul selebar 30 m dengan ketinggian 6 m pada
sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar 2,1 juta meter kubik air melalui
melanda pemukiman yang terletak di bawah tanggul.

Korban hilang 100 orang serta meninggal sedikitnya 99 orang dan diperkirakan 
catatan ini masih akan berubah. 

Turut berduka...

dan

prihatin

atas musibah

Bencana Tanggul Bobol!!!
***
Today at 4:46pm

   
Tragedi Situ Gintung

  ---

Tsunami Kecil

oleh  Kanadianto





Subuh nan hening seketika berubah menjadi prahara,

Datang tanpa diundang dan pergi meninggalkan duka nestapa,

Bukan berarti Tuhan Murka karena Tuhan adalah kasih,

Tetapi karena manusia lengah dan serakah,

Hanya demi mencari tempat untuk bernaung,

Diserobotlah jalur air bergulung,

Situ yang dikenal sebagai tempat wisata,

Di subuh nan hening itu menjadi murka,

Karena manusia tiada lagi menyisakan lahan,

Air yang dianggapnya kawan,

Dan perlahan dirampaslah tempatnya biasa berkumpul,

Kini saatnya air kembali memukul.



Di subuh dua tujuh maret dua ribu sembilan,

Air bah bergerak tak terbendung bagai diguyurkan,

Seketika air bergolak menerjang semua perkampungan penduduk,

Hanya dalam bilangan detik manusia panik,

Semua menjadi musna hancur luluh,

Tiada lagi yang mampu berdiri kukuh,

Rumah betonpun hancur,

Pohon-pohon pun tumbang diterjang air,

Suara jerit saling bersahut,

Namun tiadalah bersambut,

Meneriakkan nama Tuhan dan meminta tolong,

Apa daya semua hanya mampu melonglong.



Sebagian selamat,

Sebagian lain menjadi cacat,

Yang hidup mulai mencari kerabat,

Sebagian bertemu selamat,

Lainnya sudah menjadi mayat,

Apakah pertanda kiamat,

Mayat bergelimpang tak menentu,

Tua muda, laki perempuan hanyut atau terimbun,

Semua mati sia sia,

Hanya meninggalkan duka nan mendalam.

Tragedi Situ Gintung,

Tsumani kecil di Tangerang Selatan.


Kana Kanadianto

 27 Maret 2009 
Sumber: 
http://www.facebook.com/inbox/?ref=mb#/note.php?note_id=63761658037&ref=mf

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Tak kenal wakilnya, BMI enggan memilih

2009-03-29 Terurut Topik la_luta

Tak kenal wakilnya, BMI enggan memilih  Andre Sulistiawan

March 25 at 7:45am

KEPUTUSAN
bahwa suara pemilih luar negeri akan masuk ke Daerah Pemilihan DKI
Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, menjadi
salah satu faktor keengganan buruh migran Indonesia di Hong Kong untuk
menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif 2009.

“Mayoritas
BMI di sini kan asal Jawa Timur, seharusnya kami bisa milih wakil dari
tempat kami,” ungkat Uut (28), BMI asal Malang. Ia mengaku tahu soal
informasi penyelenggaraan Pemilu legislatif, tapi mengatakan malas
memilih karena tak tahu caleg yang akan dipilihnya. “Jumlah partai yang
ikut Pemilu berapa, saya juga nggak tahu,” ujarnya.

Namun Uut
berencana untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden pada 8 Juli mendatang. Hak sama pernah ia gunakan dalam
Pilpres tahun 2004.

Sementara Magda (33), BMI asal Manado,
mengaku tak akan menggunakan hak pilihnya, baik dalam Pemilu Legislatif
9 April 2009 maupupun Pilpres 8 Juli 2009.

“Aku kan di luar
negeri. Dan aku nggak tahu apa yang terjadi di Indonesia. Aku juga
nggak tahu apa gunanya milih. Orang itu kan milih karena tahu dan
karena suka,” ungkapnya. Sedangkan, dalam pemilu legislatif, tak
satupun caleg yang ia kenal atau tahu latar belakangnya. Sementara
dalam pilpres, ia mengaku “hilang harapan” terhadap pemimpin Indonesia.
“Awalnya sih baik, tapi lama-lama karena enak duduk di kekuasaan jadi
berubah. Reformasi ya gitu-gitu aja. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang
bukan hanya reformasi, tapi revolusi,” katanya.

Namun alasan
berbeda disampaikan Emi (27), BMI asal Indramayu, dan Prapti (35), BMI
asal Banjarnegara. Keduanya tak memilih dalam Pemilu Legislatif tahun
ini karena telat daftar.

Prapti, misalnya, mengaku baru tahu
dirinya telat daftar saat telpon ke KJRI pada bulan Januari. Ia tak
tahu bahwa pendaftaran sudah ditutup pada November 2008. Ia menyesalkan
minimnya sosialisasi yang dilakukan KJRI. “Dulu saya ogah-ogahan milih,
tapi begitu tahun ini niat milih, eh malah telat daftar,” ujarnya.

Sementara
Emi mengaku sama sekali tak tahu cara gimana agar dia bisa milih. “Saya
ingin sekali milih, tapi saya nggak tahu caranya gimana. Saya nggak
pernah dapat informasi soal itu,” ungkapnya.

Tapi ada juga BMI
yang tahu dan akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif
tahun ini. Eni, BMI asal Malang, mengatakan namanya telah masuk dalam
Daftar Pemilih Tetap dan ia akan menggunakan hak pilihnya pada 9 April
mendatang. “Pemilu sebelumnya, saya juga memilih,” ujarnya. 


Url : 
http://koransuara.multiply.com/journal/item/159/Tak_kenal_wakilnya_BMI_enggan_memilih_
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/  
 
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] [Dok.kolektif Info Coup d'etat '65]: Inggris Ikut Jatuhkan Soekarno

2008-12-26 Terurut Topik la_luta
Inggris Ikut Jatuhkan SoekarnoAugust 15th, 2006  by pak-kethu
London, Minggu 
Media
massa Inggris secara sistematis telah dimanipulir oleh pihak intelijen,
sebagai bagian dari persekongkolan untuk mendongkel Presiden Soekarno.
Stasiun radio BBC, harian Observer dan kantor berita Reuters telah
dimanfaatkan oleh para agen rahasia yang bekerja untuk Deplu Inggris. 
Hari
Sabtu (15/4) malam, Denis Healey yang di era 1960-an itu menjadi
Menteri Perburuhan Inggris, mengakui, perang intelijen yang dilancarkan
terhadap Indonesia telah ke luar batas. Pada suatu ketika Pemerintah
Inggris memproduksi dokumen-dokumen palsu yang mengabarkan 
selanjutnya, silahkan click: 
http://www.progind.net/modules/smartsection/item.php?itemid=389


***
Title    Published on      
- Soekarno Menggugat    26/Dec/2008
    
- Inggris Ikut Jatuhkan Soekarno  26/Dec/2008

- Tiada tangis untuk Disman    26/Dec/2008
    
- Supersemar, Sumber Sejarah yang Hilang Oleh Dasman .. 15/Dec/2008
    
- Urgent Action on Imminent Executions in Indonesia
   15/Dec/2008
    
- INDONESIA: CONCERN OVER DEATH ROW PRISONERS     15/Dec/2008
    
- Sukatno Dies after 30 Years in Prison     15/Dec/2008
    
- Case N° IDS/09 - SUKATNO - INDONESIA     15/Dec/2008
    
- The 1965 Prisoners: How many more will die in jail?    15/Dec/2008
    
- Eddy Sartimin: Pelaku Sejarah yang Berujar     11/Dec/2008

Untuk membacanya, silahkan click: 
http://www.progind.net/modules/smartsection/index.php

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Fwd: Kado Untuk Ibu

2007-06-09 Terurut Topik la_luta
--- In [EMAIL PROTECTED], heri latief <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

jika anda pemerhati sejarah indonesia,
   
  klik:
http://video.google.nl/videoplay?docid=4015975982173397342&q=kado+untuk+ibu
   
  salam, heri latief
  amsterdam


  
[EMAIL PROTECTED]
milisgrup opini alternatif

  
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/
penerbit buku sejarah alternatif

  
http://progind.net/
kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan

  http://herilatief.wordpress.com/




   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web
links. 

[Non-text portions of this message have been removed]

--- End forwarded message ---




[wanita-muslimah] Perawat Indonesia di Belanda

2007-03-29 Terurut Topik la_luta
http://www.stichtingmatahari.org/index2.html

Perawat Indonesia di Belanda

bron: http://www.ranesi.nl
uitgegeven: 15-MAR-2007

► Nieuws ► Terug Alfons Lasedu dan Nina Nanlohy
21-02-2007


Salah satu tonggak negara makmur seperti Belanda adalah pelayanan 
kesehatan yang baik. Sektor perawatan kesehatan di rumah-rumah sakit, 
rumah perawatan, rumah jompo, pusat revalidasi menyediakan banyak 
lapangan kerja.

Sejak 1970-an, banyak tenaga perawat Indonesia bekerja, mengikuti 
pendidikan serta meningkatkan ketrampilan di Belanda. Radio Nederland 
berbincang-bincang bersama rekan Astrid Miranda dari stasiun mitra, 
Radio Suara Sunari Denpasar Bali, bersama pendiri Yayasan Matahari, 
bpk. Robert KD Liem serta tiga perawat Indonesia yang bekerja di 
Belanda, Nyoman Sumardika, Meilany dan Barita.

Yayasan Matahari
Yayasan Matahari adalah sebuah yayasan yang didirikan pada tahun 
1998, untuk membantu para perawat Indonesia, agar mendapatkan 
pengalaman magang di Belanda, dan sedapat mungkin belajar ke jenjang 
pendidikan lebih tinggi. Yayasan Matahari mempunyai dewan pengurus 
yang terdiri dari empat orang. Agar Yayasan Matahari dapat 
mengembangkan sayapnya di Indonesia, maka Yayasan itu pertama-tama 
menghubungi YPKC Yayasan Pendidikan Keperawatan Carolus di rumah 
sakit St Carolus Jakarta.

Yayasan Matahari mencari tenaga perawat Indonesia lewat YPKC di 
seluruh Indonesia. Setelah para perawat diseleksi oleh YPKC di 
Jakarta, mereka kemudian disaring oleh sebuah delegasi Belanda yang 
terdiri dari utusan berbagai rumah sakit di Belanda dan Yayasan 
Matahari. Agar dapat berkomunikasi bersama pasien di rumah sakit atau 
rumah perawatan di Belanda, tenaga perawat Indonesia diberi kursus 
bahasa Belanda di Jakarta. 

Komunikasi
Walaupun telah dibekali dengan bahasa Belanda, kesulitan menghadapi 
pasien tetap saja muncul. "Pertama kali datang di Belanda ada 
kesulitan berbahasa Belanda. Karena apa yang kita pelajari di 
Indonesia sangat berbeda, seperti cara berbicara, ucapan serta 
perbedaan kebudayaan. Demikian Nyoman Sumardika.
Lain pula dengan Barita:"Saya dulu juga bermasalah dengan bahasa 
Belanda. Tapi saya bilang, saya belum mengerti apa yang dikatakan 
seorang pasien. Tetapi mereka jelaskan lebih lanjut. Lebih baik kita 
bilang tidak mengerti daripada kita pura-pura tahu."

Bukan saja perawat Indonesia yang bekerja di berbagai rumah sakit dan 
rumah perawatan, tetapi juga perawat dari berbagai bangsa misalnya 
Bosnia, Yugoslavia, Thailand, Filipina dan Jerman. Setelah beberapa 
tahun pengalaman bekerja di Belanda, beberapa di antara para perawat 
melanjutkan pendidikan bahkan sampai ada yang menetap di 
Belanda. "Saya sudah tujuh tahun tinggal di Belanda, menikah dengan 
orang Belanda. Tapi bagaimanapun selalu kangen sama keluarga di 
Jakarta", ungkap Meilani.

Pengalaman
Sekalipun ketiga perawat Indonesia sudah begitu lama belajar dan 
bekerja di Belanda namun mereka tetap mengikuti perkembangan sektor 
perawatan di Indonesia.
Menurut Nyoman Sumardika: "Pengalaman saya di Indonesia sebagai 
perawat saya ingin menolong mereka tapi sering seorang pasien 
kebentur biaya. Kalau di sini kita membantu manusia itu karena benar-
benar mereka butuh untuk dibantu".
Barita:"Di Belanda perawatan dan kesehatan jauh lebih baik. Yang 
penting di sini pasien diutamakan, apakah tidak ada asuransi jiwa 
atau tidak terdaftar di sini misalnya sebagai penduduk gelap, yang 
penting kebutuhan dia dulu dilayani urusan administrasi dan duit 
belakangan".

Lain tanggapan Meilani:"Karena populasinya di Indonesia begitu 
banyak, jadi organisasinya kurang baik. Sedangkan di Belanda 
populasinya kecil daripada Indonesia sehingga organisasinya baik, 
asuransi kesehatan serta pencegahan penyakit lebih merata".


Peningkatan mutu
Dalam pertemuan dengan Bapak Prof Tadjudin, mantan rektor U.I., 
dibicarakan peningkatan mutu perawat di Indonesia terutama dalam 
bidang pengetahuan serta sikap perawat Indonesia yang " masih harus 
bisa diperbaiki. Selain itu juga peningkatan profesional.
Barita:"Pada umumnya kita bisa dibilang belum profesional, karena 
sikap kita kurang terbuka terlalu pasif, kita kurang berani untuk 
mengutarakan pendapat sendiri".

Untuk tahun 2007 ini, di belanda dibutuhkan kurang lebih 7000 tenaga 
perawat, khususnya di rumah-rumah perawatan.
Tenaga perawat yang datang ke Belanda pertama-tama diberi kontrak 
selama setahun kemudian dapat diperpanjang, tetapi ada diantaranya 
yang sampai melanjutkan kuliah mencapai S1, spesialisasi ICU dan CCU.

MoU
Menurut Bapak Robert Liem banyak masalah rumit yang dihadapi untuk 
memperluas kemungkinan bagi tenaga perawat Indonesia melakukan magang 
di Belanda.
"Pertama-tama harus ada MoU - Memorandum of Understanding 
(kesepakatan) antara pemerintah Indonesia dan Belanda. MoU tersebut 
harus atas permohonan R.I. Belum lama ini Bpk. Prof. Tadjudin, 
melakukan pertemuan dengan sejumlah tenaga perawat Indonesia untuk 
tukar pikiran mengenai pengalaman mereka di Belanda.

"Untuk melanjutkan

[wanita-muslimah] Re: Kursus Feminisme Yayasan Jurnal Perempuan

2007-02-21 Terurut Topik la_luta
Betul, kalau harga tiketnya per orang diartikan sama dengan harga 
senilai 100 liter beras tentunya workshop tsb termasuk kategori mahal 
buat mendalami Feminisme dari pendidik Indonesia, melalui sebuah 
pertanyaan: "Bagaimana Menjawab Permasalahan Perempuan?"

Lalu, Apakah Aksi Feminis di Indonesia boleh berbangga...bahwasanya 
pengalaman terdahulu di Europa bisa menjadi pemblajaran pula, 
misalnya bertujuan buat menuntut "persamaan" Hak dan menuntut Hak 
atas Kewarganegaraan. Biar pun tujuan tuntutan prioritasnya bisa 
berbeda pada dasar falsafahnya masing-masing negara demi Keadilan 
Sosial... 

Seperti misalnya di tahun 1792 kitabnya Mary Wollstonecraft yang 
bernama "Vindication of the Right of Woman" sempat menggemparkan kaum 
kolot di Inggris. Karena isi bukunya dianggap mampu mendobrak jiwa 
kemerdekaan diri buat kaum perempuan dalam perjuangan kaumnya 
menuntut persamaan hak antar laki-laki dan perempuan, misalnya hak-
hak tuntutannya yang menyentuh pada penempatan sosial-ekonomi posisi. 
Bahkan kepopulerannya pernah dijadikan slogan dalam 
kalimat: "Merdekakanlah perempuan mencari makannya sendiri!" 

Namun biar bagaimana pun juga, tuntutan persamaan haknya masih lah 
bersifat tuntutan atas nama "ke-perempuan-an" dan atas nama "ke-Ibu-
an", yang target tuntutannya hanyalah benar-benar untuk dapat menjadi 
Ibu dan Istri yang sempurna. Juga dalam menuntut persamaan hak-hak 
kewarganegaraan, dinyatakan pula dalam kitab "Vindication of the 
Right of Woman" bahwa pada azasnya antara laki-laki dan perempuan 
tidak boleh ada perbedaan, - tapi Mary Wollstonecraft masih 
mengemukakan "Syarat-syarat" bagi kaum perempuan untuk diberi hak-hak 
kewarganegaraan itu, yang meminta supaya kaum perempuan diberi 
pendidikan terlebh dahulu.

Lain halnya dengan apa yang terjadi di Perancis pada periode yang 
sama, misalnya Markies Condorcet (1789) menuntut persamaan hak atas 
nama Keadilan; menurut dia: "tidaklah adil, kalau laki-laki 
dimerdekakan, dan perempuan tidak."  Juga, dalam tuntutan hak-
hak "persamaan" (Egalitë)kewarganegaraan, Condorcet tidak 
mengemukakan syarat-syarat, yang pada hakekatnya "kebodohan" dipakai 
sebagai alasan untuk mendapatkan hak-hak kewarganegaraan. Menurutnya 
laki-laki pun tidak diperiksa lebih dahulu kecerdasannya sebelum 
menerima hak-haknya itu.  

Tentunya ke dua tokoh tersebut telah dikenal dan diakui dalam 
hubungannya menuntut "persamaan" Hak antara laki-laki dan perempuan. 
Namun toh, perbandingan antar Condorcet atau pun Mary Wollstonecraft 
dengan Olympe de Gouges seperti antara langit dan bumi. Karena ke dua 
tokoh tersebut lebih dikenal sebagai tokoh intelektual yang menaruh 
alas-alas teorinya diatas kertas, biar pun perlu pula di catat bahwa 
ide2 "persamaan" hak antar kaum lelaki dan prempuan sangat 
berpengaruh bagi kaum pergerakan perempuan fase ke 2 di akhir abad 
18. Sedangkan Olympe de Gouges tidak hanya berperan aktip dalam 
memperjuangkan ide "persamaan" haknya tapi juga aktip "mengorganisir" 
ide serta "mengaksikan"ide. 

Olympe de Gouges tidak hanya dikenal sebagai seorang aktivis 
perempuan militan anti Raja, anti monarkhi, anti cara pemerintahan 
yang absolut dan Feodal tapi ia dinilai pula figur bahaya karena 
pengaruhnya menentang keras terhadap pemerintahan terornya 
Robiespierre. Akhirnya beliau dituduh anti Revolusi kemudian di 
tangkap dan di penjarakan, lalu tgl. 3 November 1793 kepala Olympe de 
Gouges di penggal oleh algojonya Revolusi Borjuasi Perancis... 

Olympe de Gouges telah menjalani proses perjuangannya menurut 
keyakinannya serta mengalami akhir hidupnya yang tragis. Dengan muka 
tersenyum ia telah menjalani hukuman matinya. Namun berkat jasa 
beliau pulalah tetap dikenang sebagai orang pertama yang meng-
organisir pergerakan perempuan, orang pertama yang mendirikan serikat-
serikat politik perempuan, orang pertama yang membuat tenaga-tersusun 
dari orang2 perempuan menjadi faktor aktif didalam proses politik.


Jadi, mudah2an ilmunya workshop feminisme itu bisa pula merembes 
sampai menetes kebawah buat bisa melahirkan bibit2 figur Olympe de 
Gouges alá Indonesia...

La Luta Continua!


--- In [EMAIL PROTECTED], heri latief 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

melawan fundamentalisme dengan feminisme?
   
  500 ribu rupiah harga tiket masuk? artinya feminisme itu masih 
dipasarkan di kalangan klas menengah atas. 
   
  jika seliter beras harganya 5000 rupiah, maka artinya tiket masuk 
tsb nilainya sama dengan "seharga sekarung beras".
   
  sebuah perbandingan yang gak nyambung yak?
   
  salam, heri latief

ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Ini memang gagasan yg baik bagi para wanita indonesia yg 
ingin mengenal lebih jauh tentang Feminism and Women's studies, hanya 
sayang nya disini mereka dituntut dana utk mengikuti seminar2 mereka, 
saya tidak tau berapa besar 500.000 rupiah itu, (US $50 ?), bukan kah 
itu biaya yg cukup tinggi utk ukuran wanita2 kelas menengah kebawah ?
Seminar atau workshop ini tentunya ditujukan utk wanita2

[wanita-muslimah] Re: Agama, Negara dan Perempuan.

2007-02-19 Terurut Topik la_luta

Pak Sumar yang baik,

Terimakasih atas kiriman postingnya, subject: Agama, Negara dan 
Perempuan. Penting untuk dibaca dan disimak isinya...

Salam,
MiRa

--- In [EMAIL PROTECTED], Sumar Sastrowardoyo 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Surya Online - Harian Pagi Surya

Selasa, 20 Februari 200701:51 wib 

Opini:   
  Agama, Negara, dan Perempuan
  
Monday, 19 February 2007  
 
 Perkembangan wacana keperempuanan di wilayah agama dan negara, 
sejak reformasi sampai awal 2007, bisa dikatakan tidak menunjukkan 
gerakan yang progresif.  Negara tetap kukuh sebagai institusi yang 
merefleksikan watak maskulinitas dan menguatkan relasi patriarki.

  Kekerasan terhadap perempuan, terutama kekerasan domestik 
(domestic violence) tetap terjadi, bahkan intensitasnya cenderung 
meningkat, walaupun negara telah membuat aturan perlindungan dari 
kekerasan seperti UU No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan 
dalam Rumah Tangga (KDRT), namun karena kurangnya sosialisasi dan 
penegakan konstitusionalnya sangat lemah, maka kebijakan tersebut 
tidak berfungsi efesien dan efektif.

  Yang lebih tragis, kekerasan saat ini bukan hanya terjadi 
secara fisik, namun secara pelan dan pasti, kekerasan berubah menjadi 
kekerasan wacana, struktural, sekaligus kultural. Fakta ini bisa 
diamati pada dorongan yang terus-menerus terhadap eksistensi dan 
citra perempuan agar berkualitas instan; di satu sisi tubuh perempuan 
dijadikan objek eksploitasi bagi kepentingan kapitalisme dan modal, 
dan pada sisi yang lain  pola pikir (mindset) perempuan 
diobjektifikasi dengan narasi-narasi kemajuan dan pembelaan yang 
palsu, seperti hedonisme dan konsumerisme.

  Perempuan hari ini menjadi banal, tidak berindentitas kukuh, 
dan berkepribadian ganda. Mereka dinobatkan sebagai pemenang di 
sektor yang tidak jauh-jauh dari pusar, dada, dan paha. Sedangkan di 
wilayah yang bercorak intelektual dan perjuangan yang visioner, 
pemain dan pemenangnya masih dipenuhi oleh laki-laki. 

  Transformasi gender menjadi gamang, isu-isu yang diperjuangkan 
menjadi tidak progressif, diam di tempat bahkan terjebak dalam 
sirkulerisme wacana. Organ-organ gerakan dan lembaga-lembaga 
pendamping menjadi lemah secara dramatis. Namun anehnya, kondisi ini 
tidak direspons secara cepat oleh negara, contohnya dengan merumuskan 
kebijakan yang tidak partikular dan memberikan proteksi yang 
mendorong perempuan untuk terus menerus menemukan identitas yang 
sejati, sehingga bisa berpartisipasi dalam semua lini kehidupan.

  Agama juga seirama dengan negara, para elite yang memegang 
otoritas keagamaan tidak berhasil menciptakan formulasi pemikiran 
yang revolutif, progresif, dan mengandung muatan pembelaan terhadap 
perempuan, yang secara cepat bisa dinjeksikan pada struktur 
kebudayaan yang dijalin dalam relasi doktrin maskulin, kebudayaan 
feodal, dan patriarkal. 

  Doktrin agama tidak pernah direformasi secara sungguh-sungguh, 
sehingga strukturnya memberikan peluang pada perempuan untuk diterima 
sebagai makhluk yang setara dengan laki-laki, dan mempunyai kemampuan 
yang sama dalam menyumbangkan pemikiran dan aktivitas yang bisa 
memajukan masyarakat. Para pemuka agama masih menikmati berkah 
kebudayaan yang hegemonik dan dominatif, terutama untuk melanggengkan 
kepentingan-kepentingan pragmatisnya, serta dengan cermat terus 
memainkan isu-isu temporer yang terkesan memihak rakyat banyak, atau 
terus membicarakan isu-isu elitis yang sama sekali tidak berkorelasi 
dengan semangat pemberdayaan perempuan. 

  Sesekali memang tampak para elite agama mencoba melakukan 
pembelaan dan mengusung tema-tema yang seakan-akan membela perempuan, 
namun itu bersifat sementara, bukan pilihan yang serius dan 
strategis. Ini dibuktikan dengan gagalnya gerakan pemberdayaan 
perempuan menjadi isu bersama, sekaligus gagal mengalami masifikasi 
di tingkatan publik. 

  Padahal dalam konteks masyarakat Indonesia, wilayah agama 
adalah sektor kunci yang apabila dimodifikasi dengan tepat akan bisa 
memangkas relasi gender yang timpang dan bisa menghilangkan struktur 
yang tidak memberikan kemungkinan bagi perempuan untuk 
beraktualisasi. Dan membiarkan wilayah ini dipenuhi oleh timbunan 
pemahamaan keagamaan yang misoginis, berarti sama saja dengan 
mengabadikan ketertindasan terhadap perempuan.

  Jalan Tengah Negara dan Agama

  Dalam konteks pemberdayaan terhadap perempuan, pada tingkatan 
suprastruktur, minimal ada empat masalah yang selama ini tidak 
diselesaikan dengan baik. 

  Pertama, ketertindasan perempuan tidak terjadi alamiah dan 
bukan kodrat, tetapi karena tidak adanya kesadaran dalam diri 
perempuan bahwa ia harus menjadi subjek bagi kepentingan dirinya 
sendiri. Ia harus aktif membela hak-hak individualnya dan pada saat 
yang sama berpartisipasi dalam kemajuan dan peradaban.

  Kedua, ketidaksadaran perempuan bahwa dia ada dalam jalinan 
kebudayaan yang tidak adil. Bangunan relasi sosial-kemasyarakatan 
yan

[wanita-muslimah] SELAMAT HARI LEBARAN 1427 H

2006-10-23 Terurut Topik la_luta

Para Nettters dan Handai Taulan yang baik,

Andai jemari tak sempat berjabat, 
raga tak bisa bertatapan.

Andai kita membekas lara & menusuk hati,
semoga pintu maáf masih terbuka...

"SELAMAT HARI RAYA LEBARAN, MOHON MAÁF LAHIR BATHIN"

Wassalam,
MiRa




===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] [Cerpen] Duri Ikan di antara pemikiran dokter GIGI

2006-01-16 Terurut Topik la_luta
Duri Ikan di antara pemikiran dokter GIGI 
 
Terpaksa Aisyah harus minta izin dari tempat kerjanya untuk pergi ke 
dokter gigi langganannya. Karena tambalan gigi gerahamnya yang baru 
berusia 3 bulan itu ternyata copot gara-gara makan kacang favorit 
bernama pistatjes. 
 
Seusai menambal gigi rupanya Aisyah disarankan membuat janji untuk 
minggu depan, yang katanya harus dilakukan kontrol rutin buat 
pemeliharaan perawatan giginya. 

Pada waktu kedua kalinya Aisyah datang ke dokter giginya kembali, 
karang-karang gigi yang dianggap berpotensi merusak kesehatan giginya 
dibersihkan, sakitnya luar biasa. Setelah selesai dari penanganannya 
Aisyah langsung melihat ke kaca cermin, maksudnya ingin menikmati 
giginya yang diharapkan menjadi bersih serta terbebaskan dari guratan 
hitam di sepanjang lintasan gigi-giginya itu. Namun terlihat di 
beberapa giginya koq masih sama saja. Lalu Aisyah bertanya mengenai 
guratan hitam yang tetap terpajang di sepanjang sela-sela gigi 
depannya.
 "Ooh...itu cakal bikal lobang yang nantinya harus ditambal tapi 
kalau kau mau segera ditangani, bikin janji saja untuk minggu depan. 
Sekaligus gigi-gigimu itu ku bikin cantik", jawab sang dokter giginya.
 
Dengan rasa penasaran bercampur senang Aisyah bersedia bikin janji 
lagi untuk ke tiga kalinya lantaran "katanya" giginya akan 
dipercantik. Memang sudah menjadi impian Aisyah untuk mendapat 
perawatan "kecantikan gigi" biarpun urusan penanganan kecantikan gigi 
tidaklah termasuk dalam paket rutin fasilitas perawatan gigi yang 
biasanya dilakukan pada setiap 6 bulan sekali. 
 
Minggu ketiga Aisyah mendatangi dokternya untuk siap dipercantik 
giginya. Dengan sibuknya sang dokter memphoto barisan gigi-giginya 
dan kemudian menggarap serta memoleskan dengan berbagai hasil 
campuran ramuan obat-obatan supaya nantinya senyum tawa riang Aisyah 
bisa terlihat menjadi bersinar, menarik dan cantik. 
 
Setelah proses penanganan yang memakan waktu selama satu jam itu 
selesai, kemudian Aisyah diberi kaca cermin untuk melihat hasilnya. 
Memang barisan gigi depan terlihat bagus dan indah, namun Aisyah 
ternyata tetap merasa tidak puas serta menyatakan nasib guratan hitam 
di bagian belakang gigi-gigi depannya masih terlihat menyeramkan.  
"Khan dua minggu lalu sudah di bersihkan semua jadi kalau sekarang 
hitam lagi itu karena cepatnya proses pengkarangan gigimu. Kalau kau 
masih belum juga puas bikin janji saja di bulan mendatang". jawab 
sang dokter dengan singkat sambil melihat ke jam dinding. 
 
Dengan rasa tidak puas Aisyah meninggalkan ruang praktek kerja dokter 
giginya tanpa mengucapkan kata-kata. Dalam perjalanan menuju pulang 
ke rumah hati Aisyah masih terasa gundah bercampur bingung serta 
heran melihat perubahan langgam kerja dokternya. Padahal sudah 5 
tahun menjadi dokter gigi kepercayaannya. Prestasi kerja dokter 
giginya ternyata tidak lagi seperti dahulu, bahkan sambutan senyuman 
ceria ke pasien pun dianggap telah sirna. Aisyah menganggap obsesi 
keahlian dokter giginya tidak tercermin lagi pada kualitas prestasi 
kerjanya. Biasanya dokter giginya selalu kelihatan antusias dan 
penanganannya pun teliti serta penuh kesabaran dalam merawat gigi 
para pasiennya. Padahal dengan kebijakan sistim asuransi kesehatan 
yang baru para pasien menjadi lebih bebas untuk memilih dokter yang 
dianggap memiliki kualitas tinggi. Dengan demikian para dokter pun 
mesti mampu pula berkompetisi sebagai ahli merawat kesehatan gigi 
untuk menjamin kepercayaannya terhadap para pasien. 
 
Dua minggu kemudian gigi Aisyah mulai sakit lagi dan kemudian 
terlihat gusi di antara gigi depannya membengkak. Dirasakannya 
seperti ada "duri ikan" yang tertancap di antara sela-sela gusi gigi 
atasnya. Memang terakhir ini  Aisyah sering  makan ikan lantaran gara-
gara terkena pengaruh ekses berita news televisi, yang menayangkan 
bahaya penyakit "Flu burung" dari daratan Asia. Sebenarnya Aisyah 
tidak peduli dengan bahaya hembusan virus penyakit flu burung itu 
yang telah mulai menjangkit ke daerah perbatasan Europa yaitu Negara 
Turki. Buat Aisyah tidak ada pilihan lain kecuali memilih menu 
makanan ikan, tahu atau tempe biarpun semangat makannya dianggap 
terhambat akibat sakit giginya. Namun toh Aisyah telah memutuskan 
untuk sementara waktu tidak lagi membuat janji pada dokter gigi 
karena rasa kesal dan kecewanya terhadap dokter giginya. 
 
Selama dua minggu lamanya Aisyah tidak bisa menikmati hidangan 
makanan yang dibuatnya sendiri meskipun secara perlahan rasa sakit 
giginya mulai pulih kembali. Setelah sebulan Aisyah berhasil 
melupakan rasa kecewanya terhadap dokter giginya tapi tetap 
merasakan  "duri ikan" yang masih tertancap di sela-sela gusi 
giginya. Usaha ketidak peduliannya terhadap tancapan duri ikan di 
gusinya membuat hidup rutin keseharian kerja Aisyah tidak lagi merasa 
terganggu. 
Pada akhirnya Aisyah memutuskan untuk meminta cuti liburan musim 
dingin dari kerjanya selama sebulan. Keputusan mengambil cuti liburan 
tersebut tentunya di