Re: [wanita-muslimah] Kiat mengelabui praktik Syariat Islam di Aceh

2006-02-17 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Hari Jum'at tiba lagi. Ana duduk lagi di depan PC-nya Abah

Masya-Allah reporter jalanan yang frusturasi karena tidak laku di dunia nyata. 
Gentayangan hanya di dunia maya seperti hantu. A'uwdzu biLlahi minasy 
syaithanir rajim.
Muammar Qaddhafi
 

  - Original Message - 
  From: reporter jalanan 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] 
  Sent: Friday, February 03, 2006 13:09
  Subject: [wanita-muslimah] Kiat mengelabui praktik Syariat Islam di Aceh


  Kiat mengelabui praktik Syariat Islam di Aceh
 
Ah...Syariat Islam pun telah tergopoh-gopoh ditegakkan di Aceh. Untuk 
melecut  punggung pendosa kelas teri sebagai tumbal agar Tuhan tidak marah 
lagi.   Sementara itu mereka-mereka yang munafik, pengecut yang lari terbirit 
saat musibah datang,  kembali menari dan senyum berseri: Ahh... betapa indah 
segala proyek-proyek selama ini!


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Kiat mengelabui praktik Syariat Islam di Aceh

2006-02-05 Terurut Topik He-Man

Ketika satu mazhab ditetapkan sebagai mazhab resmi maka mazhab
lain akan terpinggirkan bahkan dianggap praktek sesat.

Salah satunya fatwa MUI tentang prosedur perkawinan yang
dikeluarkan tahun 1996 di dalam satu pasalnya MUI menetapkan
pernikahan yang sah adalah pernikahan menurut ASWAJA
khususnya mazhab syafi'i.Konyolnya fatwa ini dibuat pada
waktu ketua komisi fatwanya dipegang K.H Ibrahim Hosen
yang orang Muhammadiyah.

Walaupun dianggap bahwa fatwa ini untuk menghadang praktek
nikah mut'ah di kalangan syi'ah (yang keharamannya dinyatakan
dalam fatwa MUI tahun 1997) , fatwa ini juga menghantam mazhab
lainnya dalam ASWAJA , misal saja pernikahan tanpa wali atau
perjanjian dalam akad nikah tidak berpoligami yang notabene
dibenarkan oleh mazhab hanafi , salah satu rekomendasi MUI
dalam fatwa itu adalah himbauan agar ummat muslim tidak mengambil
hukum sesuai dengan yang disukainya saja , tapi anehnya MUI
membolehkan nikah hamil padahal menurut mazhab syafi'i dilarang.

Tapi pada dasarnya isu SI ini sangat prematur sekali, prangkat
hukum dan aturannya nggak jelas.Ketika dipaksakan akhirnya
mereka jadi bingung sendiri kemudian mengambil aturan fiqh
era beratus-ratus tahun yang lalu.Padahal fiqh itu adalah sebuah
disiplin ilmu yang dibuat oleh manusia , dan manusia tersebut
adalah anak jamannya.

Dan kedua masalah filosofinya , isu SI ini filosofinya bukan
untuk kemashlahatan ummat manusia sebagaimana maksud
Allah menurunkan agama ke dunia , tapi malahan menjadi sebagai
upaya untuk menyenangkan Allah.Padahal walaupun tidak
ada seorangpun yang beriman dan menyembah-Nya Allah
itu nggak rugi.Filosofi inilah yang menimbulkan pemaksaan
pemaksaan yang dibuat berdasarkan selera penguasa yang
memonopoli tafsir SI tersebut.

- Original Message -
From: reporter jalanan [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 03, 2006 12:09 PM
Subject: [wanita-muslimah] Kiat mengelabui praktik Syariat Islam di Aceh


   Misalnya begini. Semua warga harus mengenakan pakaian yang Islami.
Maksuddari pakaian Islami adalah yang menutup aurat. Namun tak dijelaskan
 secara rinci bagian mana yang termasuk aurat. Untuk NAD, akhirnya
ditetapkan mengikuti penafsiran Suni Syafii-ah. Jadi hanya tafsir golongan
ini yang diberi nama SI dan dijalankan di Aceh.




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Kiat mengelabui praktik Syariat Islam di Aceh

2006-02-04 Terurut Topik reporter jalanan
Kiat mengelabui praktik Syariat Islam di Aceh
   
  Ah...Syariat Islam pun telah tergopoh-gopoh ditegakkan di Aceh. Untuk melecut 
 punggung pendosa kelas teri sebagai tumbal agar Tuhan tidak marah lagi.   
Sementara itu mereka-mereka yang munafik, pengecut yang lari terbirit saat 
musibah datang,  kembali menari dan senyum berseri: Ahh... betapa indah segala 
proyek-proyek selama ini!
   
  Ditulis oleh Alex (mahasiswa dan pemain band kampus yang selamat dari 
terjangan tsunami, namun beberapa teman kampusnya nyawanya melayang, hilang 
tertelan riak gelombang. Buku hariannya bisa diklik di: 
www.tintamerah.blogspot.com)
  

   
  Berikut pengalaman seorang milister yang membeberkan kiatnya untuk
mengelabui polisi syariat di Aceh. Kisahnya cukup unik, walau 'ribet':  
  Kebetulan saya hidup di bawah naungan SI meski cuma setingkat Qanun 
(Perda). Sebenarnya saya tak terlalu peduli soal ini. Khusus di Banda
Aceh, masalah jilbab saja tak sepenuhnya jalan. Kalau membahas soal
SI kemudian Qanun sebagai peraturan yang tingkatnya operatif, Dinas Syariah 
sendiri 'kebingungan'.
   
  Misalnya begini. Semua warga harus mengenakan pakaian yang Islami. Maksuddari 
pakaian Islami adalah yang menutup aurat. Namun tak dijelaskan 
secara rinci bagian mana yang termasuk aurat. Untuk NAD, akhirnya ditetapkan 
mengikuti penafsiran Suni Syafii-ah. Jadi hanya tafsir golongan ini yang diberi 
nama SI dan dijalankan di Aceh.
   
  Di lapangan makin rumit. Ada larangan berjualan di bulan Ramadhan saat
siang hari. Kalau semua toko makanan tutup kan ribet. Akhirnya diputuskan 
hanya makanan basah yang dilarang. Kalau toko kue-kue kering boleh buka. 
  Pas awal Ramadhan lalu kebetulan saya bertugas di luar Banda Aceh, tepatnya 
di  Kabupaten Aceh Jaya. Ada sekitar 20 rang lelaki yang semua puasa dan  jauh 
dari keluarga. Sementara warung-warung dilarang buka waktu maghrib  (waktu buka 
puasa). Warung hanya boleh buka seusai tarawih, artinya sekira jam 8 malam 
lewat. Wah, kalau begini caranya kami bisa kelaparan.

  Akhirnya kami bersepakat dengan pemilik warung. Mereka setuju akan buka 
pas maghrib, tapi mohon lewat PINTU BELAKANG  huahahahaha. Polisi syariah 
sendiri ketika melihat tak berani menegur lagi, karena ada sekitar 20 
orang kelaparan dan sedang berbuka puasa.
  Itu contoh kecil saja. Ternyata sangat tidak mudah membuat peraturan
yang operatif berdasarkan SYARIAH ISLAM. Teman-teman bule di kantor
sempat mencandai kami. Kata mereka: 
   
  Agama kalian kok bikin peraturan agar kalian sendiri repot :=))
  
*
   
  Soal polisi syariah juga lagi ramai dibincangkan oleh koran-koran
di Malaysia. Ceritanya, Majelis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP) 
membentuk pasukan sukarela yang bertugas mengamati 
gejala-gejala tidak sehat di masyarakat yang bertentangan dengan syariat 
Islam. Pasukan ini - yang direkrut dari orang awam - berkewajiban 
mengontak MAIWP untuk tindakan selanjutnya. 
   
  Sepintas, pasukan sukarela ini mirip-mirip FPI. Bedanya, di Malaysia 
mereka tak berwenang melakukan tindakan fisik. Tugasnya hanya memata-matai.
  
Di lain pihak, kabinet Malaysia secara bulat telah melarang pembentukan pasukan 
 sukarela itu. Alasannya, dikhawatirkan terjadi 'power abuse' oleh 
sukwan-sukwan syariah tersebut. Tahun lalu kabinet Malaysia juga melarang 
pembentukan pasukan sejenis di Melaka yang dijuluki Mat Skodeng. Pada tahun  
1996, pasukan sejenis malah berurusan dengan polisi karena penyelewengan  
wewenang.
   
  Rangkuman dari tulisan Alex, Bimo Ario Tejo dan St. Sabri
  
___
  Artikel terkait
   
  Aceh: Setahun setelah bencana, polisi susila merajalela
   
  Banda Aceh, Indonesia -- The morality enforcers, a squad of men clad 
in green trousers and white shirts and women in white head scarves, 
stride on to this provincial capital's tsunami-scarred beach to weed 
out sin. 
   
  After descending from a pickup truck, the enforcers -- patterned 
after the religious police of Saudi Arabia -- check identity cards 
of a couple who had been munching corn on the cob while staring at 
the sea. The man and woman, obviously sweethearts, are given a stern 
warning and told to go their separate ways. 
   
  Next, they rebuke a young woman for wearing un-Islamic blue jeans, 
even though she is wearing a head scarf as required by Aceh 
province's 2-year-old Shariah law, based on Islamic principles as 
set out in the Quran. 
   
  I hate this place; there are so many rules, the young woman, who 
identified herself only as Wiva, said in fluent English. I mean, 
who do these guys think they are? 
   
  The Wilayatul Hisbah, which loosely translates as the control 
team, scour the ruins for other would-be sinners, and appear 
disappointed when they don't find any. After their arrival, most 
young couples had fled the beach on motor scooters. 
  Aceh's religious police were created a year before the earthquake 
and tsunami struck a year ago, killing an estimated