Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual
Yahudi, Nasrani, Shabiin yang menerima dan masuk Islam namanya bukan Yahudi, Nasrani atau Shabiin lagi atuh... Namanya ya muslim dong Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik ya Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik - Original Message - From: Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 1:52 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Ayat ini (Al Baqarah 62) sering sekali keluar di milis ini yaoke. Fokus anda selalu tertuju pada Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik. Coba kita gunakan sudut pandang sedikit berbeda. Saya ingin memfokuskan pada prasyaratnya: 1. Beriman pada ALLAH 2. Beriman pada Hari Akherat Tentang Iman, Rasulullah saw. sudah menjelaskan pada Hadis Shahih yang panjang yang diriwayatkan Imam Muslim dari Umar bin Khattab ra. bahwa Iman itu di antaranya adalah: 1. BERIMAN PADA ALLAH Beriman bahwa ALLAH adalah satu-satunya Tuhan. ALLAH Maha Kuat, tidak berhajat ataupun bersekutu dengan apapun. Dia tak menyerupai segala sesuatu. ALLAH Maha Tahu dan Maha Mendengar. ALLAH Maha Kuasa, jika Dia menciptakan sesuatu, Dia cukup berkata, Kun! Maka, jadilah. Penjelasan tentang ALLAH ini dapat anda jumpai di Quran dan Hadis. Dengan poin a ini saja orang kristen dan shabiin tidak dapat memenuhi prasyarat ini. Mereka tidak beriman pada ALLAH seperti yang ALLAH mau. Apa yang ALLAH mau? Yang ALLAH mau, manusia mengimani-Nya sebagai satu-satunya Tuhan. Bukan menambah tuhan lain atau malah menyembah bintang. Di mana ini terdapat? Di dalam Quran. Bukankah Injil yang ada di tangan orang kristen sekarang mengatakan sebaliknya tentang ALLAH? Ya. Tapi konteks kita berbicara ini adalah Al Quran karena ayat yang sedang kita bahas ini adalah Al Quran. 2. BERIMAN PADA HARI AKHERAT Beriman pada Hari Akherat adalah beriman bahwa dunia ini pada suatu hari nanti akan berakhir. Dunia akan dihancurkan oleh ALLAH dan semua makhluk akan mati. Kemudian ALLAH akan menghidupkan mereka kembali, mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar dan meminta pertanggungjawaban manusia dan jin atas apa yang mereka perbuat selama mereka hidup di dunia. Mereka yang bertaqwa, yaitu yang beriman dan beramal shaleh, akan masuk ke surga sebagai rahmat dari Tuhan. Mereka yang fasik, zhalim, munafik dan kafir akan masuk neraka karena keadilan-Nya. Begitu yang dijelaskan dalam Quran dan Hadis. Apakah yahudi dan nasrani beriman pada Hari Akhirat? Sekali lagi, karena kita membahas ayat Quran tentu kita akan menggunakan Quran juga untuk menerangkannya. Kalau yang dimaksud Hari Akherat adalah Hari Akherat yang diterangkan dalam Quran (tentunya begitu, karena yang kita bahas ini ayat Al Quran), maka seluruh orang yahudi dan nasrani tak ada yang beriman kepada Hari tersebut. Kalau mereka beriman, tentu mereka takkan menyekutukan ALLAH dan takkan memerangi Rasul-Nya. Bagaimana tidak? Menyekutukan ALLAH dan memerangi Rasul-Nya adalah dua perbuatan yang jelas diancam dengan siksaan berat pada Hari tersebut. Kalau mereka beriman pada Hari Akherat, mereka takkan berani menyekutukan ALLAH dan memerangi Rasul-Nya. Bagaimana dengan shabiin? Maaf, mereka sudah gagal di poin 1. :D Jadi kesimpulannya, yang dimaksud dengan yahudi, nasrani dan shabiin yang beriman pada ALLAH dan Hari Akherat dan mereka mengerjakan amal shaleh itu adalah orang-orang yahudi, nasrani dan shabiin yang menerima dan masuk Islam. Contohnya, Abdullah bin Salam dan Salman Al Farisi. wallahua'lam -Rizal- --- On Tue, 8/26/08, Iman K. [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Iman K. [EMAIL PROTECTED] Kedua, Tuhan sudah menyatakan didalam Al-quranan pada surat 5 ayat 69 : Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Jelas isi al-quran itu tidak terbantahkan lagi bahwa siapa saja yang beramal baik akan diterima disisi Tuhan. Bersambung ke thread berikutnya yang berjudul : Mereka yang disebut orang Sholeh yang kaku Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.526 / Virus Database: 270.6.7/1631 - Release Date: 24/08/2008 12:15
Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual
Coba lihat dulu yang bener...jangan napsu gitu ah :D Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.bukannya, Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik Kata kuncinya: yahudi, nasrani dan shabiin yang benar-benar beriman pada ALLAH dan Hari Akherat, barulah setelah itu beramal shaleh. Untuk selanjutnya, baca lagi baik-baik argumen saya pada posting sebelumnya. Kenapa Al Quran menuliskan yahudi, nasrani, dan shabiin? Kenapa tidak ditulis muslim saja? Ini bahasa sastra. Di situ tergambar betapa penyayangnya ALLAH pada hamba-hamba-Nya. Seolah-olah ALLAH berkata, ...meskipun kalian sebelumnya sudah mengerjakan dosa (membunuh nabi-nabi, menyekutukan Tuhan, menyembah bintang), tapi rahmat-Ku sungguh luas. Ampunanku lebih besar daripada dosa-dosa kalian. Jika kalian mau beriman pada-Ku dengan sebenar-benar iman, ikut Rasul-Ku, masuk Islam dan beramal shaleh, kalian akan selamat. Kalau kita perhatikan Al Quran, kata beramal shaleh biasanya ditempelkan dengan beriman, menunjukkan bahwa amal shaleh yang diterima ALLAH adalah amal shaleh yang dilakukan oleh orang-orang beriman (tentu saja iman menurut Quran dan Sunnah). Jika saja tafsiran bahwa yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin akan selamat tanpa masuk Islam itu betul, sudah tentu setelah ayat ini (Al Baqarah 62) turun tak ada lagi orang masuk Islam. Kenyataan sejarah, ratusan ribu orang masuk Islam setelah ayat ini turun. -Rizal- --- On Tue, 8/26/08, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 26, 2008, 3:25 PM Yahudi, Nasrani, Shabiin yang menerima dan masuk Islam namanya bukan Yahudi, Nasrani atau Shabiin lagi atuh... Namanya ya muslim dong Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik ya Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik - Original Message - From: Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 1:52 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Ayat ini (Al Baqarah 62) sering sekali keluar di milis ini yaoke. Fokus anda selalu tertuju pada Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik. Coba kita gunakan sudut pandang sedikit berbeda. Saya ingin memfokuskan pada prasyaratnya: 1. Beriman pada ALLAH 2. Beriman pada Hari Akherat Tentang Iman, Rasulullah saw. sudah menjelaskan pada Hadis Shahih yang panjang yang diriwayatkan Imam Muslim dari Umar bin Khattab ra. bahwa Iman itu di antaranya adalah: 1. BERIMAN PADA ALLAH Beriman bahwa ALLAH adalah satu-satunya Tuhan. ALLAH Maha Kuat, tidak berhajat ataupun bersekutu dengan apapun. Dia tak menyerupai segala sesuatu. ALLAH Maha Tahu dan Maha Mendengar. ALLAH Maha Kuasa, jika Dia menciptakan sesuatu, Dia cukup berkata, Kun! Maka, jadilah. Penjelasan tentang ALLAH ini dapat anda jumpai di Quran dan Hadis. Dengan poin a ini saja orang kristen dan shabiin tidak dapat memenuhi prasyarat ini. Mereka tidak beriman pada ALLAH seperti yang ALLAH mau. Apa yang ALLAH mau? Yang ALLAH mau, manusia mengimani-Nya sebagai satu-satunya Tuhan. Bukan menambah tuhan lain atau malah menyembah bintang. Di mana ini terdapat? Di dalam Quran. Bukankah Injil yang ada di tangan orang kristen sekarang mengatakan sebaliknya tentang ALLAH? Ya. Tapi konteks kita berbicara ini adalah Al Quran karena ayat yang sedang kita bahas ini adalah Al Quran. 2. BERIMAN PADA HARI AKHERAT Beriman pada Hari Akherat adalah beriman bahwa dunia ini pada suatu hari nanti akan berakhir. Dunia akan dihancurkan oleh ALLAH dan semua makhluk akan mati. Kemudian ALLAH akan menghidupkan mereka kembali, mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar dan meminta pertanggungjawaban manusia dan jin atas apa yang mereka perbuat selama mereka hidup di dunia. Mereka yang bertaqwa, yaitu yang beriman dan beramal shaleh, akan masuk ke surga sebagai rahmat dari Tuhan. Mereka yang fasik, zhalim, munafik dan kafir akan masuk neraka karena keadilan-Nya. Begitu yang dijelaskan dalam Quran dan Hadis. Apakah yahudi dan nasrani beriman pada Hari Akhirat? Sekali lagi, karena kita membahas ayat Quran tentu kita akan menggunakan Quran juga untuk menerangkannya. Kalau yang dimaksud Hari Akherat adalah Hari Akherat yang diterangkan dalam Quran (tentunya begitu, karena yang kita bahas ini ayat Al Quran), maka seluruh orang yahudi dan nasrani tak ada yang beriman kepada Hari tersebut. Kalau mereka beriman, tentu mereka takkan menyekutukan ALLAH dan takkan memerangi Rasul-Nya. Bagaimana tidak? Menyekutukan ALLAH dan memerangi Rasul-Nya adalah dua perbuatan yang jelas diancam dengan siksaan berat pada Hari tersebut. Kalau mereka
Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual
Nggak ada iman pada nabi terakhir. Syahadatnya nggak sah deh kayaknya. Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 26 Aug 2008 02:36:38 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Coba lihat dulu yang bener...jangan napsu gitu ah :D Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.bukannya, Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik Kata kuncinya: yahudi, nasrani dan shabiin yang benar-benar beriman pada ALLAH dan Hari Akherat, barulah setelah itu beramal shaleh. Untuk selanjutnya, baca lagi baik-baik argumen saya pada posting sebelumnya. Kenapa Al Quran menuliskan yahudi, nasrani, dan shabiin? Kenapa tidak ditulis muslim saja? Ini bahasa sastra. Di situ tergambar betapa penyayangnya ALLAH pada hamba-hamba-Nya. Seolah-olah ALLAH berkata, ...meskipun kalian sebelumnya sudah mengerjakan dosa (membunuh nabi-nabi, menyekutukan Tuhan, menyembah bintang), tapi rahmat-Ku sungguh luas. Ampunanku lebih besar daripada dosa-dosa kalian. Jika kalian mau beriman pada-Ku dengan sebenar-benar iman, ikut Rasul-Ku, masuk Islam dan beramal shaleh, kalian akan selamat. Kalau kita perhatikan Al Quran, kata beramal shaleh biasanya ditempelkan dengan beriman, menunjukkan bahwa amal shaleh yang diterima ALLAH adalah amal shaleh yang dilakukan oleh orang-orang beriman (tentu saja iman menurut Quran dan Sunnah). Jika saja tafsiran bahwa yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin akan selamat tanpa masuk Islam itu betul, sudah tentu setelah ayat ini (Al Baqarah 62) turun tak ada lagi orang masuk Islam. Kenyataan sejarah, ratusan ribu orang masuk Islam setelah ayat ini turun. -Rizal- --- On Tue, 8/26/08, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 26, 2008, 3:25 PM Yahudi, Nasrani, Shabiin yang menerima dan masuk Islam namanya bukan Yahudi, Nasrani atau Shabiin lagi atuh... Namanya ya muslim dong Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik ya Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik - Original Message - From: Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 1:52 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Ayat ini (Al Baqarah 62) sering sekali keluar di milis ini yaoke. Fokus anda selalu tertuju pada Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik. Coba kita gunakan sudut pandang sedikit berbeda. Saya ingin memfokuskan pada prasyaratnya: 1. Beriman pada ALLAH 2. Beriman pada Hari Akherat Tentang Iman, Rasulullah saw. sudah menjelaskan pada Hadis Shahih yang panjang yang diriwayatkan Imam Muslim dari Umar bin Khattab ra. bahwa Iman itu di antaranya adalah: 1. BERIMAN PADA ALLAH Beriman bahwa ALLAH adalah satu-satunya Tuhan. ALLAH Maha Kuat, tidak berhajat ataupun bersekutu dengan apapun. Dia tak menyerupai segala sesuatu. ALLAH Maha Tahu dan Maha Mendengar. ALLAH Maha Kuasa, jika Dia menciptakan sesuatu, Dia cukup berkata, Kun! Maka, jadilah. Penjelasan tentang ALLAH ini dapat anda jumpai di Quran dan Hadis. Dengan poin a ini saja orang kristen dan shabiin tidak dapat memenuhi prasyarat ini. Mereka tidak beriman pada ALLAH seperti yang ALLAH mau. Apa yang ALLAH mau? Yang ALLAH mau, manusia mengimani-Nya sebagai satu-satunya Tuhan. Bukan menambah tuhan lain atau malah menyembah bintang. Di mana ini terdapat? Di dalam Quran. Bukankah Injil yang ada di tangan orang kristen sekarang mengatakan sebaliknya tentang ALLAH? Ya. Tapi konteks kita berbicara ini adalah Al Quran karena ayat yang sedang kita bahas ini adalah Al Quran. 2. BERIMAN PADA HARI AKHERAT Beriman pada Hari Akherat adalah beriman bahwa dunia ini pada suatu hari nanti akan berakhir. Dunia akan dihancurkan oleh ALLAH dan semua makhluk akan mati. Kemudian ALLAH akan menghidupkan mereka kembali, mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar dan meminta pertanggungjawaban manusia dan jin atas apa yang mereka perbuat selama mereka hidup di dunia. Mereka yang bertaqwa, yaitu yang beriman dan beramal shaleh, akan masuk ke surga sebagai rahmat dari Tuhan. Mereka yang fasik, zhalim, munafik dan kafir akan masuk neraka karena keadilan-Nya. Begitu yang dijelaskan dalam Quran dan Hadis. Apakah yahudi dan nasrani beriman pada Hari Akhirat? Sekali lagi, karena kita membahas ayat Quran tentu kita akan menggunakan Quran juga untuk menerangkannya. Kalau yang dimaksud Hari Akherat adalah Hari Akherat yang diterangkan dalam Quran (tentunya begitu, karena yang kita bahas ini ayat
Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual
Quote: Kenapa Al Quran menuliskan yahudi, nasrani, dan shabiin? Kenapa tidak ditulis muslim saja? Ini bahasa sastra. Di situ tergambar betapa penyayangnya ALLAH pada hamba-hamba-Nya. Seolah-olah ALLAH berkata, ...meskipun kalian sebelumnya sudah mengerjakan dosa (membunuh nabi-nabi, menyekutukan Tuhan, menyembah bintang), tapi rahmat-Ku sungguh luas. Ampunanku lebih besar daripada dosa-dosa kalian. Jika kalian mau beriman pada-Ku dengan sebenar-benar iman, ikut Rasul-Ku, masuk Islam dan beramal shaleh, kalian akan selamat. Komentar: 0. tidak ada kata-kata di ayat tersebut yahudi yang menjadi muslim atau nasrani yang menjadi muslim, atau fiil madhi dalam mempraktekkan yahudi, nasrani. 1. Jika ayat tersebut bisa di-sastra-sastra-kan?, apakah ayat yang lain juga bisa begitu? 2. Bukankah katanya yahudi nasrani itu maghdubi'alayhim? 3. lha yang membunuh nabi-nabi itu yahudi yang mana? apa yahudi yang membunuh nabi-nabi masih bisa tobat? 4. apa dosa yahudi yang membunuh nabi-nabi itu turun ke anak cucunya? 5. Bagaimana dengan urusan yahudi keturunan kera? 6. Bagaimana dengan yang membunuh kaum yang membunuh ahlul-bait? Quote: Jika saja tafsiran bahwa yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin akan selamat tanpa masuk Islam itu betul, sudah tentu setelah ayat ini (Al Baqarah 62) turun tak ada lagi orang masuk Islam. Kenyataan sejarah, ratusan ribu orang masuk Islam setelah ayat ini turun. Komentar: Statement yang tidak logis, yang tidak ada hubungan sebab akibatnya. Contoh serupa: Jika bersekolah di sekolah dekat rumah bisa lulus, maka tidak ada lagi yang ingin sekolah di sekolah favorit. Kenyataan sejarah jutaan orang berebut mencari sekolah favorit Berarti bersekolah di sekolah dekat rumah nggak bisa lulus - Original Message - From: Mohammad Rizal To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 4:36 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Coba lihat dulu yang bener...jangan napsu gitu ah :D Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.bukannya, Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik Kata kuncinya: yahudi, nasrani dan shabiin yang benar-benar beriman pada ALLAH dan Hari Akherat, barulah setelah itu beramal shaleh. Untuk selanjutnya, baca lagi baik-baik argumen saya pada posting sebelumnya. Kenapa Al Quran menuliskan yahudi, nasrani, dan shabiin? Kenapa tidak ditulis muslim saja? Ini bahasa sastra. Di situ tergambar betapa penyayangnya ALLAH pada hamba-hamba-Nya. Seolah-olah ALLAH berkata, ...meskipun kalian sebelumnya sudah mengerjakan dosa (membunuh nabi-nabi, menyekutukan Tuhan, menyembah bintang), tapi rahmat-Ku sungguh luas. Ampunanku lebih besar daripada dosa-dosa kalian. Jika kalian mau beriman pada-Ku dengan sebenar-benar iman, ikut Rasul-Ku, masuk Islam dan beramal shaleh, kalian akan selamat. Kalau kita perhatikan Al Quran, kata beramal shaleh biasanya ditempelkan dengan beriman, menunjukkan bahwa amal shaleh yang diterima ALLAH adalah amal shaleh yang dilakukan oleh orang-orang beriman (tentu saja iman menurut Quran dan Sunnah). Jika saja tafsiran bahwa yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin akan selamat tanpa masuk Islam itu betul, sudah tentu setelah ayat ini (Al Baqarah 62) turun tak ada lagi orang masuk Islam. Kenyataan sejarah, ratusan ribu orang masuk Islam setelah ayat ini turun. -Rizal- --- On Tue, 8/26/08, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 26, 2008, 3:25 PM Yahudi, Nasrani, Shabiin yang menerima dan masuk Islam namanya bukan Yahudi, Nasrani atau Shabiin lagi atuh... Namanya ya muslim dong Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik ya Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik - Original Message - From: Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 1:52 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Ayat ini (Al Baqarah 62) sering sekali keluar di milis ini yaoke. Fokus anda selalu tertuju pada Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik. Coba kita gunakan sudut pandang sedikit berbeda. Saya ingin memfokuskan pada prasyaratnya: 1. Beriman pada ALLAH 2. Beriman pada Hari Akherat Tentang Iman, Rasulullah saw. sudah menjelaskan pada Hadis Shahih yang panjang yang diriwayatkan Imam Muslim dari Umar bin Khattab ra. bahwa Iman itu di antaranya adalah: 1. BERIMAN PADA ALLAH Beriman bahwa ALLAH adalah satu-satunya Tuhan. ALLAH Maha Kuat, tidak berhajat ataupun
Re: [SPAM] Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual
Saya kira pertanyaan Anda tidak akan sanggup dijawab dengan tetap, sebab yang menjawab adalah penafsir bukan Pencipta (Penulis) Al Quran. - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 4:57 PM Subject: [SPAM] Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Quote: Kenapa Al Quran menuliskan yahudi, nasrani, dan shabiin? Kenapa tidak ditulis muslim saja? Ini bahasa sastra. Di situ tergambar betapa penyayangnya ALLAH pada hamba-hamba-Nya. Seolah-olah ALLAH berkata, ...meskipun kalian sebelumnya sudah mengerjakan dosa (membunuh nabi-nabi, menyekutukan Tuhan, menyembah bintang), tapi rahmat-Ku sungguh luas. Ampunanku lebih besar daripada dosa-dosa kalian. Jika kalian mau beriman pada-Ku dengan sebenar-benar iman, ikut Rasul-Ku, masuk Islam dan beramal shaleh, kalian akan selamat. Komentar: 0. tidak ada kata-kata di ayat tersebut yahudi yang menjadi muslim atau nasrani yang menjadi muslim, atau fiil madhi dalam mempraktekkan yahudi, nasrani. 1. Jika ayat tersebut bisa di-sastra-sastra-kan?, apakah ayat yang lain juga bisa begitu? 2. Bukankah katanya yahudi nasrani itu maghdubi'alayhim? 3. lha yang membunuh nabi-nabi itu yahudi yang mana? apa yahudi yang membunuh nabi-nabi masih bisa tobat? 4. apa dosa yahudi yang membunuh nabi-nabi itu turun ke anak cucunya? 5. Bagaimana dengan urusan yahudi keturunan kera? 6. Bagaimana dengan yang membunuh kaum yang membunuh ahlul-bait? Quote: Jika saja tafsiran bahwa yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin akan selamat tanpa masuk Islam itu betul, sudah tentu setelah ayat ini (Al Baqarah 62) turun tak ada lagi orang masuk Islam. Kenyataan sejarah, ratusan ribu orang masuk Islam setelah ayat ini turun. Komentar: Statement yang tidak logis, yang tidak ada hubungan sebab akibatnya. Contoh serupa: Jika bersekolah di sekolah dekat rumah bisa lulus, maka tidak ada lagi yang ingin sekolah di sekolah favorit. Kenyataan sejarah jutaan orang berebut mencari sekolah favorit Berarti bersekolah di sekolah dekat rumah nggak bisa lulus - Original Message - From: Mohammad Rizal To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 4:36 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Coba lihat dulu yang bener...jangan napsu gitu ah :D Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.bukannya, Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik Kata kuncinya: yahudi, nasrani dan shabiin yang benar-benar beriman pada ALLAH dan Hari Akherat, barulah setelah itu beramal shaleh. Untuk selanjutnya, baca lagi baik-baik argumen saya pada posting sebelumnya. Kenapa Al Quran menuliskan yahudi, nasrani, dan shabiin? Kenapa tidak ditulis muslim saja? Ini bahasa sastra. Di situ tergambar betapa penyayangnya ALLAH pada hamba-hamba-Nya. Seolah-olah ALLAH berkata, ...meskipun kalian sebelumnya sudah mengerjakan dosa (membunuh nabi-nabi, menyekutukan Tuhan, menyembah bintang), tapi rahmat-Ku sungguh luas. Ampunanku lebih besar daripada dosa-dosa kalian. Jika kalian mau beriman pada-Ku dengan sebenar-benar iman, ikut Rasul-Ku, masuk Islam dan beramal shaleh, kalian akan selamat. Kalau kita perhatikan Al Quran, kata beramal shaleh biasanya ditempelkan dengan beriman, menunjukkan bahwa amal shaleh yang diterima ALLAH adalah amal shaleh yang dilakukan oleh orang-orang beriman (tentu saja iman menurut Quran dan Sunnah). Jika saja tafsiran bahwa yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin akan selamat tanpa masuk Islam itu betul, sudah tentu setelah ayat ini (Al Baqarah 62) turun tak ada lagi orang masuk Islam. Kenyataan sejarah, ratusan ribu orang masuk Islam setelah ayat ini turun. -Rizal- --- On Tue, 8/26/08, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 26, 2008, 3:25 PM Yahudi, Nasrani, Shabiin yang menerima dan masuk Islam namanya bukan Yahudi, Nasrani atau Shabiin lagi atuh... Namanya ya muslim dong Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik ya Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik - Original Message - From: Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 1:52 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Ayat ini (Al Baqarah 62) sering sekali keluar di milis ini yaoke. Fokus anda selalu tertuju pada Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik. Coba kita gunakan sudut pandang sedikit berbeda. Saya
Fw: [SPAM] Re: [SPAM] Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual
Koreksi. Seharus ditulis tepat dan bukan tetap. Banyak terimakasih atas perhatian Anda. - Original Message - From: sunny To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 27, 2008 8:49 PM Subject: [SPAM] Re: [SPAM] Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Saya kira pertanyaan Anda tidak akan sanggup dijawab dengan tetap, sebab yang menjawab adalah penafsir bukan Pencipta (Penulis) Al Quran. - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 4:57 PM Subject: [SPAM] Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Quote: Kenapa Al Quran menuliskan yahudi, nasrani, dan shabiin? Kenapa tidak ditulis muslim saja? Ini bahasa sastra. Di situ tergambar betapa penyayangnya ALLAH pada hamba-hamba-Nya. Seolah-olah ALLAH berkata, ...meskipun kalian sebelumnya sudah mengerjakan dosa (membunuh nabi-nabi, menyekutukan Tuhan, menyembah bintang), tapi rahmat-Ku sungguh luas. Ampunanku lebih besar daripada dosa-dosa kalian. Jika kalian mau beriman pada-Ku dengan sebenar-benar iman, ikut Rasul-Ku, masuk Islam dan beramal shaleh, kalian akan selamat. Komentar: 0. tidak ada kata-kata di ayat tersebut yahudi yang menjadi muslim atau nasrani yang menjadi muslim, atau fiil madhi dalam mempraktekkan yahudi, nasrani. 1. Jika ayat tersebut bisa di-sastra-sastra-kan?, apakah ayat yang lain juga bisa begitu? 2. Bukankah katanya yahudi nasrani itu maghdubi'alayhim? 3. lha yang membunuh nabi-nabi itu yahudi yang mana? apa yahudi yang membunuh nabi-nabi masih bisa tobat? 4. apa dosa yahudi yang membunuh nabi-nabi itu turun ke anak cucunya? 5. Bagaimana dengan urusan yahudi keturunan kera? 6. Bagaimana dengan yang membunuh kaum yang membunuh ahlul-bait? Quote: Jika saja tafsiran bahwa yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin akan selamat tanpa masuk Islam itu betul, sudah tentu setelah ayat ini (Al Baqarah 62) turun tak ada lagi orang masuk Islam. Kenyataan sejarah, ratusan ribu orang masuk Islam setelah ayat ini turun. Komentar: Statement yang tidak logis, yang tidak ada hubungan sebab akibatnya. Contoh serupa: Jika bersekolah di sekolah dekat rumah bisa lulus, maka tidak ada lagi yang ingin sekolah di sekolah favorit. Kenyataan sejarah jutaan orang berebut mencari sekolah favorit Berarti bersekolah di sekolah dekat rumah nggak bisa lulus - Original Message - From: Mohammad Rizal To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 4:36 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Coba lihat dulu yang bener...jangan napsu gitu ah :D Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.bukannya, Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik Kata kuncinya: yahudi, nasrani dan shabiin yang benar-benar beriman pada ALLAH dan Hari Akherat, barulah setelah itu beramal shaleh. Untuk selanjutnya, baca lagi baik-baik argumen saya pada posting sebelumnya. Kenapa Al Quran menuliskan yahudi, nasrani, dan shabiin? Kenapa tidak ditulis muslim saja? Ini bahasa sastra. Di situ tergambar betapa penyayangnya ALLAH pada hamba-hamba-Nya. Seolah-olah ALLAH berkata, ...meskipun kalian sebelumnya sudah mengerjakan dosa (membunuh nabi-nabi, menyekutukan Tuhan, menyembah bintang), tapi rahmat-Ku sungguh luas. Ampunanku lebih besar daripada dosa-dosa kalian. Jika kalian mau beriman pada-Ku dengan sebenar-benar iman, ikut Rasul-Ku, masuk Islam dan beramal shaleh, kalian akan selamat. Kalau kita perhatikan Al Quran, kata beramal shaleh biasanya ditempelkan dengan beriman, menunjukkan bahwa amal shaleh yang diterima ALLAH adalah amal shaleh yang dilakukan oleh orang-orang beriman (tentu saja iman menurut Quran dan Sunnah). Jika saja tafsiran bahwa yahudi, nasrani dan orang-orang shabiin akan selamat tanpa masuk Islam itu betul, sudah tentu setelah ayat ini (Al Baqarah 62) turun tak ada lagi orang masuk Islam. Kenyataan sejarah, ratusan ribu orang masuk Islam setelah ayat ini turun. -Rizal- --- On Tue, 8/26/08, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 26, 2008, 3:25 PM Yahudi, Nasrani, Shabiin yang menerima dan masuk Islam namanya bukan Yahudi, Nasrani atau Shabiin lagi atuh... Namanya ya muslim dong Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik ya Yahudi, Shabiin dan Nasrani yang berbuat baik - Original Message - From: Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 26, 2008 1:52 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual Ayat ini (Al Baqarah 62
[wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual
Bahasan kali ini adalah sambungan dari artikel sebelumnya yang kami beri judul ‘ada berapakah agama yang benar’. Kita telah sampai kepada pertanyaan ketiga yaitu apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar TETAPI melakukan pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, semua amalannya itu akan diterima oleh Tuhan? Misalnya agama yang benar telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua manusia, mendukung hak-hak orang yang tertindas, menengahi perselisihan, memerangi para pemeras dan penindas, menolong orang-orang yang bernasib malang, membantu orang-orang miskin, menegakkan keadilan dan memberikan pendidikan sebagaimana tugas kenabian pada setiap zamannya. Lalu kita bertanya apakah mereka yang melakukan tugas-tugas kenabian tersebut akan diberi pahala atau tidak? Dengan kata lain apakah keimanan kepada satu agama yang benar adalah sebagai prasyarat untuk memperoleh pahala disisi Tuhan? Disini kita akan menemukan dua jalan pikiran yang paling berpengaruh. Pertama adalah logika perdamaian mutlak (Absolute Conciliation) yang dibawakan oleh kaum intelektual, dan yang kedua adalah logika manifestasi murka Tuhan yang melebihi kasih sayang-Nya yang dibawakan oleh orang-orang sholeh yang kaku. Mereka yang disebut kaum intelektual ini mengajukan argumennya dengan berbagai macam bukti, baik bukti rasional maupun bukti yang ditemukan didalam kitab suci Al-quran Mereka mengatakan bahwa semua perbuatan baik sebagaimana yang disebutkan diatas itu pastilah akan mendapat pahala dari Tuhan dengan alasan : Pertama, Allah memiliki hubungan yang sama terhadap semua wujud yang ada, Allah tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan siapapun. Allah tidak rasis, Dia ada dibarat dan juga ada ditimur, Ada diatas dan juga ada dibawah, Allah ada dimasa sekarang, masa lalu dan masa yang akan datang. Bagi Allah sama saja semuanya, Dia meliputi segala sesuatu, dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Allah tidak memiliki ikatan keluarga dan hubungan khusus dengan siapapun dan dari bangsa manapun, tidak dengan orang barat, timur, utara, selatan atau yang lainnya. Oleh karena itu tidak masuk akal kalau Tuhan memilih-milih siapa yang akan dimurkainya dan siapa yang akan dikasihinya dengan mengabaikan amal perbuatan manusia dari golongan tertentu dan menerima amal perbuatan dari kelompok yang lain. Karena hubunga Allah dengan semua manusia adalah sama saja, maka tidak mungkin dan tidak masuk akal kalau Allah menerima perbuatan baik dari satu orang dan tidak dari orang yang lain. Jika perbuatan baiknya sama maka seyogyanya diterima dengan cara yang sama pula berdasarkan perinsip keadilan Illahi.. Kedua, Kebaikan dan keburukan itu hakikatnya ada pada perbuatan tersebut. Misalnya kejujuran, berkata-kata sopan, menegakkan keadilan dan lain-lain disebut baik karena pada hakikatnya pekerjaan tersebut adalah baik. Demikian juga keburukan, seperti mencuri, berbohong, korupsi dan lain-lain disebut buruk karena hakikat perbuatan tersebut memang sudah buruk dari sononya (innate). Jujur, sopan, menegakkan keadilan disebut baik bukanlah karena Allah memerintahkan untuk mengerjakannya. Demikian juga mencuri, rampok, korupsi disebut buruk bukanlah karena Allah telah melarangnya. Dengan memperhatikan alasan kedua ini maka tidak alasan bagi Tuhan untuk menolak amalan baik dari seseorang dan menolaknya dari orang yang lain. Kedua, Tuhan sudah menyatakan didalam Al-quranan pada surat 5 ayat 69 : “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Jelas isi al-quran itu tidak terbantahkan lagi bahwa siapa saja yang beramal baik akan diterima disisi Tuhan. Bersambung ke thread berikutnya yang berjudul : Mereka yang disebut orang Sholeh yang kaku Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/