[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-08-07 Terurut Topik Mia
 
dibarengin,
 menciptakan komunikasi dan pengawasan. Supply and demand. Tapi 
setau saya
 ini utk anggota parlemen. Dan lebih mantap lagi bila masa jabatan 
utk
 anggota parlemen bisa dipersingkat, tidak  5 thn kaya sekarang.
 
 Sementara utk presiden... h.. kayanya lebih kompleks hehehe.. 
Wong
 posisi presiden dan posisi orang2 di kabinetnya nanti aja masih 
jadi arena
 politik dagang sapi.. karena masih bergantung pada (kompromi dng) 
partai
 politik. Calon independent juga menimbulkan keraguan sendiri.. 
Masalah yg
 terbesar adalah dia pastinya akan menghadapi halangan kekuatan 
sistem bobrok
 yg berlapis2. Utk menang, harus berkompromi/negosiasi.. Kalaupun 
berhasil
 menang, masuk perangkap sarang laba-laba. Gak akan bisa mengatasi
 permasalahan yg mengakar di sistem kalau dia juga gak punya 
jaringan lain yg
 nge-back-up-nya utk melakukan perubahan (yg berarti, harus
 kompromi/negosiasi lagi). Jadi, emang yg perlu dibangun bukan cuma
 memproduksi calon pemimpin, tapi jaringan yg baik agar pemimpin yg 
baik
 tidak berjaringan/di-back-up dng jaringan yg tidak baik. Dan 
sekumpulan
 orang sudah memulai ini, sebenarnya (kali aja..).
 
 Soal calon independen yg muda2, saya lebih concern soal metode 
kampanyenya
 aja, duit bermilyar-milyar itu lho..dan siapa yg ngebayarin 
dibelakangnya
 :-) Posisi/jabatan publik ini memang sebaiknya dilihat sbg 
sebuah karir
 (makanya kalau bisa milih, saya lebih memilih strategi utk ngambil 
yg baru
 25 th dan digembleng untuk dipanen 10-15 th kemudian hehehe). 
Sebagian
 dari mereka memang tidak dari jalur politik, tapi katanya emang mau
 membuka kebuntuan politik utk ngasih alternatif lain. Bagus sih. 
Tapi kok
 para calonnya belum berhasil menggerakan hati ya? :-) Kemarin salah 
satunya
 (RM09) udah pasang surat buat semua di koran2, nanti ada surat 
susulan yg
 lebih detail. Surat pembuka buat brainstorming aja, isinya kembali 
ke masa
 lampau... masa bertebarnya pemimpin2 yg tauladan di negeri ini. Buat
 inspirasi dan nge-set mood dulu. Bagus sih, romantik :-) Iklan2 
mereka kan
 rata2 begitu. Tapi sayangnya, utk urusan politik saya tidak 
romantik :-)
 Jadi gak usah lah ada makanan pembuka, langsung to the point ajah 
visi dan
 program jualannya apa... hehehe..
 
 Mbak mia ngejagoin siapa buat tahun depan?
 Si hidup adalah perbuatan? atau Sri Mulyani?
 SM dibanding kandidat perempuan lain, gimana?
 Ratna Sarumpaet, misalnya
 
 
 Herni
 
 
 2008/7/31 Mia [EMAIL PROTECTED]
 
Sekumpulan birokrat baby boomer usia diatas 45 juga udah 
terlepas
  dari budaya korupsi, tapi filosofi kepemimpinannya masih gaya orde
  baru, misalnya bikin kambing hitam melulu, bukan kepemimpinan
  transformasional. Atau mental pegawai negeri banget, mau perubahan
  tapi nggak berani mengelola resiko.
 
  Betul, kepemimpinan grass root belum muncul polanya. Saya percaya,
  singkatnya 60% perubahan itu ada di akar rumput, kalo 
pelaksanaannya
  beres, atas juga ikutan beres. Misalnya, apakah kita
  masyarakat 'becus' memunculkan pemimpin2 dengan karakter yang 
tepat?
  kalo ngomongin pemilu/pilkada.
 
  40% pengaruh keberhasilan ada di pemimpin2 itu sendiri. Irisannya,
  pemimpin yang sukses adalah yang memahami 'kemauan dan kondisi 
emosi'
  masyarakat, yang tampil dalam bahasa dan expressi yang beragam. 
Jadi
  faktor 60% dan 40% itu berkelindan.
 
  Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan?
  nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati
  siapa tuh namanya lupa...
 
  salam
  Mia
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  Ary Setijadi Prihatmanto
  ary.setijadi@ wrote:
  
   wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya...
  
   Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah.
   Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun.
  
   Salam
   Ary
  
   - Original Message -
   From: h.s nurbayanti
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
40yahoogroups.com
   Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham
  Individualistis
  
  
   golput itu kan sikap apatis aja..
   simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-)
   tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik..
   banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama..
   mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe
  
   kalau mau tau siapa aja mereka..
   liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di 
milis :-)
   tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu..
   meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan.
   akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni?
   atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..)
   mereka lama2 jadi terseret arus...
   seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka
  lama
   (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an
  kesengsem)
  
   Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja...
   strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis
   taro orang yg progresif

Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-08-07 Terurut Topik Ari Condro

Emang prabowo, kenapa, mbak mia ?



Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Mia [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 07 Aug 2008 07:21:42 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis


Baca dari daftar Kompas, kayaknya yang terlibat korupsi lebih banyak 
ketimbang yang nggak, bicara ttg jumlah orang.

Lumayan juga sih, kiprah kita di masalah korupsi. Tapi efek 
sampingannya jadi pada takut mengambil keputusan, padahal nggak 
mengambil keputusan/resiko, bukan berarti aman. Selain itu di antara 
generasi muda yang masih culun, efeknya kadang jadi komik, saya alami 
sendiri dengan wartawan cetek yang mewawancarai saya, dimana mindset 
wartawan itu adalah semua orang yang diwawancarainya melakukan 
korupsi, ceritanya pun jadi korupsi mlulu, buset deh.  Akhirnya saya 
hanya bisa memaklumi, bahwa anak muda kadang2 lebih komik, artinya 
membawa persepsi2 kita dengan lebih ekstrim dan di luar dugaan kita.

Sejujurnya saya nggak terlalu banyak mikirin siapa yang jadi 
presiden, asal jangan Wiranto Prabowo ajah.  Dulu pernah ditanya 
sekilas oleh seorang tokoh partai yang dihormati semua pihak, menurut 
ibu apa kita mesti mendukung SBY (lagi)?  Aku bilang, menurut 
perasaanku Pak, ini nggak ada hubungannya dengan pilihanku sendiri, 
karena aku nggak milih SBY dulu, kayaknya seorang Presiden pantes dua 
kali term, kecuali kalau mesti di-impeach, atau ada perubahan besar 
di persepsi masyarakat, yang tak tertahankan.

Maksudku dengan 60% di akar rumput itu, kan nggak mesti level 
presiden, tapi level bupati/kepala propinsi, dst.  Idealnya nanti, 
capres mestinya tumbuh dari bupati/kepala propinsi, bukan begitu 
koridornya? Dalam koridor ini, strateginya bagaimana kita memilih, 
atau menjembatani pemilih untuk memunculkan calon2 bupati/propinsi.

Ini juga cocok dengan pandangan mba Herni tentang anak muda usia 25 
tahun yang bisa menunjukkan hasilnya 10-15 tahun kemudian, kalau 
bicara jangka panjang. BTW, usia 25 terlalu muda ah untuk menentukan 
pilihan karir jangka panjang di jabatan publik. Pemuda/i seusia itu 
sebaiknya menjadikan dirinya untuk mandiri secara finansial dan 
matang secara emosi, berkarir apapun nantinya.

Calon pemimpin jabatan publik (ataupun non publik, kalo secara umum), 
mesti terlibat di 60% akar rumput, itu dalam arti mereka berkiprah 
dan efeknya memperlebar kelas menengah. 
Nah, karena kelas menengah kita ini masih tipis, usaha kita sekarang 
jadi lebih terfokus untuk menaikkelaskan kelas bawah ke kelas 
menengah.  Bagi saya itu konsep kepemimpinan yang diperlukan 
Indonesia saat ini, karena bangsa Indonesia itu dasarnya egaliter, 
sosialis yang nggak tumbuh dan banyak premannya.  Kalau ini tidak 
disantuni, kapan kita akan bener2 maju, artinya kemajuan yang sustain 
bukan semu?

Pada tahap ini nggak usah dibandingin antara SM dan RS, ambil dua2nya 
saja..:-) Kalo harus membandingkan, perbandingan yang lebih tepat 
mestinya RS dan RM, misalnya.  Aku rada kecewa 'hidup adalah 
perbuatan' maju jadi capres, kukira tadinya mau ngebenahin partai 
dulu, bukannya itu yang lebih prioritas?

Saya lagi mikirin, bagaimana berkampanye dengan modal 'terukur'. 
Karena tanpa ukuran yang kita impose ke diri sendiri, itu kayaknya 
nggak etis juga. You cannot do things just because you can.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, h.s nurbayanti 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mbak Mia,
 
 Kalau di birokrat (dan lembaga penegakan hukum) kayanya birokrat 
atau aparat
 yg masih korupsi mungkin masih banyak atau setidaknya lebih banyak 
dibanding
 yg sudah bebas korupsi hehehe. Tapi gak tau juga ya, dng reformasi 
birokrasi
 yg sedang berjalan. Percobaan pertama kalau tidak salah di Depkeu 
dan
 nantinya menjalar secara bertahap ke departemen lain. Kalau di 
lembaga
 penegakan hukum, starting pointya di MA, nanti menjalar ke 
Kejaksaan dst.
 Bagian dari reformasi ini adalah renumerasi dan peningkatan 
kesejahteraan,
 resep klasik mencegah korupsi (alasan klasiknya kan korupsi 
karena gaji
 kecil hehehe). Harusnya sih disertai juga dng perampingan, program 
pensiun
 dini atau apalah, peningkatan kualitas dan pengawasan yg ketat. 
Kalau di MA,
 pendisiplinan sbg konsekuensi dr peningkatan kesejahteraan baru 
ditaraf
 disiplin kehadiran yg kalau gak hadir ya dipotong dlm jumlah yg 
cukup besar.
 Efektif utk kehadiran, tapi belum tentu utk pembenahan yang sifatnya
 substansial. Kalau sistem pengawasannya thd hakim2 lemah dan hakim2 
yg
 korupsi kebal dari hukum shg tidak bisa dijerat, ya percuma. Tapi 
harusnya
 pengawasan kedisplinan yg efektif bisa menekan praktek2 korupsi 
yg kecil2.
 
 Kalau soal memproduksi calon pemimpin, kita semua bertanggung jawab 
terhadap
 kegagalan kita sendiri dalam menghasilkan calon pemimpin yang 
teladan.
 Sistem politik kita masih belum mendukung dan masyarakatnya masih 
belum
 aware. Maksudnya, kualitas pemimpin yg sekarang tidak bagus (yang 
40%), dan

[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-08-07 Terurut Topik Mia
mohon temen2 yang laen tulung jawabin dulu...:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 Emang prabowo, kenapa, mbak mia ?
 
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-08-06 Terurut Topik h.s nurbayanti
% dan 40% itu berkelindan.

 Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan?
 nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati
 siapa tuh namanya lupa...

 salam
 Mia

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Ary Setijadi Prihatmanto
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya...
 
  Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah.
  Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun.
 
  Salam
  Ary
 
  - Original Message -
  From: h.s nurbayanti
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
  Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham
 Individualistis
 
 
  golput itu kan sikap apatis aja..
  simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-)
  tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik..
  banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama..
  mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe
 
  kalau mau tau siapa aja mereka..
  liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-)
  tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu..
  meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan.
  akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni?
  atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..)
  mereka lama2 jadi terseret arus...
  seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka
 lama
  (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an
 kesengsem)
 
  Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja...
  strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis
  taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu...
  lantas efek domino bisa muncul..
  mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah..
  tapi yg terjadi kan gak demikian...
  si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak..
  contohnya bisa disebut satu persatu..
  sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO.
 
  kalo mau liat contoh yg gampang..
  coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK..
  itu kan lembaga baru..
  kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya..
  jelas beda banget..
  argumentasinya: karena MK serba baru.
  dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya
 report2 mereka
  soal ini..
  terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah.
  tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab..
  gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar?
 
  opsi radikalnya, potong generasi
  itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik.
  tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana?
  hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya
 peradilan..
  targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju..
  tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that..
  karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi.
  birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-)
 
  idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita
 berani?
  termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani?
  wong, mereka pasti bilang..
  saat ini gilirannya kami menuntut hak...
  hehehe..
 
  Padahal itu sunnah ya?
  Muhammad jadi Rasul kan umur 25
  hehehe..
 
  Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh.
  Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-)
  Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada
 kelompoknya..
  hehehe..
  ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P
 
  2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED]
 
   kalau golput itu faham
   induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana?
  
   mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di
 pilkada kali ini
   dia akan menmindah kan kuburan bapak nya,
  
   duhhh,..ibu,...
   mbok jamu lebih pinter dari pada ibu.
  
   golput adalah suatu pilihan,...
  
   yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa.
  
   kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan
 memilih partai
   anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,..
  
   SIAPA YG MAU MILIH,..
  
   harus nya anda bilang mbok,...
  
   INI LHO AKU,...KAMU SIOPO
  
   --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%
 40gmail.com
   wrote:
   From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham
 Individualistis
   To: 
   wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   National [EMAIL PROTECTED]nasional-list%40yahoogroups.com
 nasional-list%
 40yahoogroups.com
   
   Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM
  
  
   Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham
 feodalisme..
  
   anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak
 jendral
  
   harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si
 anak..
  
   Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak
  
   dia bilang begitu? :-p
  
   Wassalam,
  
   Irwan.K
  



[Non-text portions

Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-08-01 Terurut Topik L.Meilany
Bupati Purworejo itu namanya Rustriningsih sekarang jadi wagub Jateng.
Sekarang ini yg dilihat bukan melulu figurnya tapi siapa parpol pendukungnya.
Karena untuk jadi pemimpin lewat jalur independen masih setengah hati.
Parpol2 lama sudah nggak ngetop lagi karena ternyata banyak yg korup.

Di Jateng mungkin dari yg buruk2 inilah yg lebih baik, PDI-P
Karena Rustriningsih sendiri dianggap berhasil memimpin Purworejo.

Salam, 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Mia 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 31, 2008 5:02 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis


  Sekumpulan birokrat baby boomer usia diatas 45 juga udah terlepas 
  dari budaya korupsi, tapi filosofi kepemimpinannya masih gaya orde 
  baru, misalnya bikin kambing hitam melulu, bukan kepemimpinan 
  transformasional. Atau mental pegawai negeri banget, mau perubahan 
  tapi nggak berani mengelola resiko.

  Betul, kepemimpinan grass root belum muncul polanya. Saya percaya, 
  singkatnya 60% perubahan itu ada di akar rumput, kalo pelaksanaannya 
  beres, atas juga ikutan beres. Misalnya, apakah kita 
  masyarakat 'becus' memunculkan pemimpin2 dengan karakter yang tepat? 
  kalo ngomongin pemilu/pilkada.

  40% pengaruh keberhasilan ada di pemimpin2 itu sendiri. Irisannya, 
  pemimpin yang sukses adalah yang memahami 'kemauan dan kondisi emosi' 
  masyarakat, yang tampil dalam bahasa dan expressi yang beragam. Jadi 
  faktor 60% dan 40% itu berkelindan.

  Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan? 
  nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati 
  siapa tuh namanya lupa...

  salam
  Mia

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya...
   
   Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah.
   Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun.
   
   Salam
   Ary
   
   - Original Message - 
   From: h.s nurbayanti 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham 
  Individualistis
   
   
   golput itu kan sikap apatis aja..
   simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-)
   tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik..
   banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama..
   mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe
   
   kalau mau tau siapa aja mereka..
   liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-)
   tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu..
   meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan.
   akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni?
   atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..)
   mereka lama2 jadi terseret arus...
   seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka 
  lama
   (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an 
  kesengsem)
   
   Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja...
   strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis
   taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu...
   lantas efek domino bisa muncul..
   mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah..
   tapi yg terjadi kan gak demikian...
   si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak..
   contohnya bisa disebut satu persatu..
   sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO.
   
   kalo mau liat contoh yg gampang..
   coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK..
   itu kan lembaga baru..
   kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya..
   jelas beda banget..
   argumentasinya: karena MK serba baru.
   dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya 
  report2 mereka
   soal ini..
   terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah.
   tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab..
   gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar?
   
   opsi radikalnya, potong generasi
   itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik.
   tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana?
   hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya 
  peradilan..
   targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju..
   tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that..
   karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi.
   birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-)
   
   idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita 
  berani?
   termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani?
   wong, mereka pasti bilang..
   saat ini gilirannya kami menuntut hak...
   hehehe..
   
   Padahal itu sunnah ya?
   Muhammad jadi Rasul kan umur 25
   hehehe..
   
   Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh.
   Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-)
   Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada 
  kelompoknya..
   hehehe..
   ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar

Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-08-01 Terurut Topik wawan wawan
1. kl ndak salah, bupati kebumen
2. hapus quote yg tidak perlu ..




On 8/1/08, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bupati Purworejo itu namanya Rustriningsih sekarang jadi wagub Jateng.
 Sekarang ini yg dilihat bukan melulu figurnya tapi siapa parpol
 pendukungnya.
 Karena untuk jadi pemimpin lewat jalur independen masih setengah hati.
 Parpol2 lama sudah nggak ngetop lagi karena ternyata banyak yg korup.





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-07-31 Terurut Topik h.s nurbayanti
golput itu kan sikap apatis aja..
simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-)
tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik..
banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama..
mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe

kalau mau tau siapa aja mereka..
liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-)
tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu..
meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan.
akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni?
atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..)
mereka lama2 jadi terseret arus...
seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama
(obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem)

Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja...
strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis
taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu...
lantas efek domino bisa muncul..
mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah..
tapi yg terjadi kan gak demikian...
si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak..
contohnya bisa disebut satu persatu..
sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO.

kalo mau liat contoh yg gampang..
coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK..
itu kan lembaga baru..
kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya..
jelas beda banget..
argumentasinya: karena MK serba baru.
dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka
soal ini..
terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah.
tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab..
gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar?

opsi radikalnya, potong generasi
itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik.
tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana?
hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan..
targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju..
tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that..
karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi.
birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-)

idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani?
termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani?
wong, mereka pasti bilang..
saat ini gilirannya kami menuntut hak...
hehehe..

Padahal itu sunnah ya?
Muhammad jadi Rasul kan umur 25
hehehe..

Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh.
Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-)
Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya..
hehehe..
ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P



2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED]

   kalau golput itu faham
 induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana?

 mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini
 dia akan menmindah kan kuburan bapak nya,

 duhhh,..ibu,...
 mbok jamu lebih pinter dari pada ibu.

 golput adalah suatu pilihan,...

 yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa.

 kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai
 anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,..

 SIAPA YG MAU MILIH,..

 harus nya anda bilang mbok,...

 INI LHO AKU,...KAMU SIOPO

 --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com
 wrote:
 From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 National [EMAIL PROTECTED]nasional-list%40yahoogroups.com
 
 Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM


 Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme..

 anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral

 harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak..

 Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak

 dia bilang begitu? :-p

 Wassalam,

 Irwan.K

 http://irwank. blogspot. com

 

 Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED]

 menulis:

 

  Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam,

  mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak

  bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu

  memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu.

 

  Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas mengatakan akan

  memilih menjadi GOLPUT, karena dia tidak percaya pada semua partai dan

  orang-orang yang ada dalam kancah politik di negeri ini. Jadi dia tidak

  melihat value-nya dia ikut PEMILU. Menurut dia, buang-buang waktu,

  tenaga dan uang saja.

 

  ..

 

  Wassalaam,

  -Ning

 

  -Original Message-

  From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita-muslimah% 40yahoogroups.
 com

  [mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. comwanita-muslimah%
 40yahoogroups. com]

  On Behalf Of Fani Noviyani

  Sent: Wednesday, July 23, 2008 10:35 AM

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita

Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-07-31 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya...

Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah.
Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun.

Salam
Ary

  - Original Message - 
  From: h.s nurbayanti 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis


  golput itu kan sikap apatis aja..
  simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-)
  tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik..
  banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama..
  mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe

  kalau mau tau siapa aja mereka..
  liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-)
  tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu..
  meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan.
  akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni?
  atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..)
  mereka lama2 jadi terseret arus...
  seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama
  (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem)

  Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja...
  strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis
  taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu...
  lantas efek domino bisa muncul..
  mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah..
  tapi yg terjadi kan gak demikian...
  si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak..
  contohnya bisa disebut satu persatu..
  sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO.

  kalo mau liat contoh yg gampang..
  coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK..
  itu kan lembaga baru..
  kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya..
  jelas beda banget..
  argumentasinya: karena MK serba baru.
  dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka
  soal ini..
  terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah.
  tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab..
  gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar?

  opsi radikalnya, potong generasi
  itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik.
  tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana?
  hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan..
  targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju..
  tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that..
  karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi.
  birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-)

  idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani?
  termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani?
  wong, mereka pasti bilang..
  saat ini gilirannya kami menuntut hak...
  hehehe..

  Padahal itu sunnah ya?
  Muhammad jadi Rasul kan umur 25
  hehehe..

  Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh.
  Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-)
  Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya..
  hehehe..
  ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P

  2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED]

   kalau golput itu faham
   induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana?
  
   mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini
   dia akan menmindah kan kuburan bapak nya,
  
   duhhh,..ibu,...
   mbok jamu lebih pinter dari pada ibu.
  
   golput adalah suatu pilihan,...
  
   yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa.
  
   kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai
   anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,..
  
   SIAPA YG MAU MILIH,..
  
   harus nya anda bilang mbok,...
  
   INI LHO AKU,...KAMU SIOPO
  
   --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com
   wrote:
   From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   National [EMAIL PROTECTED]nasional-list%40yahoogroups.com
   
   Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM
  
  
   Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme..
  
   anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral
  
   harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak..
  
   Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak
  
   dia bilang begitu? :-p
  
   Wassalam,
  
   Irwan.K
  
   http://irwank. blogspot. com
  
   
  
   Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED]
  
   menulis:
  
   
  
Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam,
  
mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak
  
bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu
  
memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu.
  
   
  
Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas

[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-07-31 Terurut Topik Mia
Sekumpulan birokrat baby boomer usia diatas 45 juga udah terlepas 
dari budaya korupsi, tapi filosofi kepemimpinannya masih gaya orde 
baru, misalnya bikin kambing hitam melulu, bukan kepemimpinan 
transformasional. Atau mental pegawai negeri banget, mau perubahan 
tapi nggak berani mengelola resiko.

Betul, kepemimpinan grass root belum muncul polanya. Saya percaya, 
singkatnya 60% perubahan itu ada di akar rumput, kalo pelaksanaannya 
beres, atas juga ikutan beres.  Misalnya, apakah kita 
masyarakat 'becus' memunculkan pemimpin2 dengan karakter yang tepat? 
kalo ngomongin pemilu/pilkada.

40% pengaruh keberhasilan ada di pemimpin2 itu sendiri.  Irisannya, 
pemimpin yang sukses adalah yang memahami 'kemauan dan kondisi emosi' 
masyarakat, yang tampil dalam bahasa dan expressi yang beragam.  Jadi 
faktor 60% dan 40% itu berkelindan.

Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan?  
nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati 
siapa tuh namanya lupa...

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya...
 
 Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah.
 Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun.
 
 Salam
 Ary
 
   - Original Message - 
   From: h.s nurbayanti 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham 
Individualistis
 
 
   golput itu kan sikap apatis aja..
   simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-)
   tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik..
   banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama..
   mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe
 
   kalau mau tau siapa aja mereka..
   liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-)
   tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu..
   meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan.
   akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni?
   atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..)
   mereka lama2 jadi terseret arus...
   seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka 
lama
   (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an 
kesengsem)
 
   Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja...
   strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis
   taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu...
   lantas efek domino bisa muncul..
   mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah..
   tapi yg terjadi kan gak demikian...
   si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak..
   contohnya bisa disebut satu persatu..
   sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO.
 
   kalo mau liat contoh yg gampang..
   coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK..
   itu kan lembaga baru..
   kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya..
   jelas beda banget..
   argumentasinya: karena MK serba baru.
   dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya 
report2 mereka
   soal ini..
   terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah.
   tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab..
   gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar?
 
   opsi radikalnya, potong generasi
   itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik.
   tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana?
   hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya 
peradilan..
   targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju..
   tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that..
   karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi.
   birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-)
 
   idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita 
berani?
   termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani?
   wong, mereka pasti bilang..
   saat ini gilirannya kami menuntut hak...
   hehehe..
 
   Padahal itu sunnah ya?
   Muhammad jadi Rasul kan umur 25
   hehehe..
 
   Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh.
   Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-)
   Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada 
kelompoknya..
   hehehe..
   ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P
 
   2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED]
 
kalau golput itu faham
induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana?
   
mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di 
pilkada kali ini
dia akan menmindah kan kuburan bapak nya,
   
duhhh,..ibu,...
mbok jamu lebih pinter dari pada ibu.
   
golput adalah suatu pilihan,...
   
yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa.
   
kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan 
memilih partai
anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,..
   
SIAPA YG MAU MILIH,..
   
harus nya anda bilang mbok,...
   
INI LHO AKU,...KAMU SIOPO
   
--- On Tue, 7/22/08, IrwanK

Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-07-31 Terurut Topik h.s nurbayanti
oh iya lupaa... hehehe... 25 nikahnya, 40 jadi Rasul.

trendnya sih sekarang ke arah situ.
capingnya GM di majalah tempo kan juga nyinggung2 soal pemimpin muda...
beberapa program reformasi hukum juga menyasar yg muda2...

Itu lho, yg ...
hidup adalah perbuatan atau RM 09
berita2 di milis soal fund raising calon2 presiden muda..
Ada yg dibilang sbg the Indonesian Obama..
what so obama about him anyway? hehe..
obama sosok yg simply beda dan dari kelompok minoritas?
atau obama yg kata mas dwi sekarang jadi plintat-plintut?
hehehe...

bisanya nyel, mulu.. ya?
ternyata golput itu selain apatis juga tukang cela :P


salam cela,
Herni


2008/7/31 Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED]

   wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya...

 Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah.
 Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun.

 Salam
 Ary


 - Original Message -
 From: h.s nurbayanti
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham
 Individualistis

 golput itu kan sikap apatis aja..
 simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-)
 tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik..
 banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama..
 mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe

 kalau mau tau siapa aja mereka..
 liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-)
 tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu..
 meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan.
 akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni?
 atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..)
 mereka lama2 jadi terseret arus...
 seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama
 (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem)

 Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja...
 strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis
 taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu...
 lantas efek domino bisa muncul..
 mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah..
 tapi yg terjadi kan gak demikian...
 si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak..
 contohnya bisa disebut satu persatu..
 sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO.

 kalo mau liat contoh yg gampang..
 coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK..
 itu kan lembaga baru..
 kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya..
 jelas beda banget..
 argumentasinya: karena MK serba baru.
 dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka
 soal ini..
 terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah.
 tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab..
 gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar?

 opsi radikalnya, potong generasi
 itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik.
 tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana?
 hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan..
 targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju..
 tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that..
 karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi.
 birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-)

 idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani?
 termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani?
 wong, mereka pasti bilang..
 saat ini gilirannya kami menuntut hak...
 hehehe..

 Padahal itu sunnah ya?
 Muhammad jadi Rasul kan umur 25
 hehehe..

 Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh.
 Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-)
 Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya..
 hehehe..
 ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P

 2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED] ryfa_0507%40yahoo.com

  kalau golput itu faham
  induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana?
 
  mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali
 ini
  dia akan menmindah kan kuburan bapak nya,
 
  duhhh,..ibu,...
  mbok jamu lebih pinter dari pada ibu.
 
  golput adalah suatu pilihan,...
 
  yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa.
 
  kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih
 partai
  anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,..
 
  SIAPA YG MAU MILIH,..
 
  harus nya anda bilang mbok,...
 
  INI LHO AKU,...KAMU SIOPO
 
  --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] 
  irwank2k6%40gmail.comirwank2k6%
 40gmail.com
  wrote:
  From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com irwank2k6%
 40gmail.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  wanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
  National [EMAIL PROTECTED]nasional-list%40yahoogroups.com
 nasional-list%40yahoogroups.com

  
  Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM
 
 
  Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham

Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-07-29 Terurut Topik rama yanti
kalau golput itu faham 
induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana?


mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini dia 
akan menmindah kan kuburan bapak nya,




duhhh,..ibu,...
mbok jamu lebih pinter dari pada ibu.


golput adalah suatu pilihan,...


yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa.


kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai 
anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,..


SIAPA YG MAU MILIH,..

harus nya anda bilang mbok,...


INI LHO AKU,...KAMU SIOPO




--- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: IrwanK [EMAIL PROTECTED]
Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com, National [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM











Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme..

anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral

harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak..



Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak

dia bilang begitu? :-p



Wassalam,



Irwan.K

http://irwank. blogspot. com





Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] com

menulis:





 Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam,

 mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak

 bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu

 memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu.



 Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas mengatakan akan

 memilih menjadi GOLPUT, karena dia tidak percaya pada semua partai dan

 orang-orang yang ada dalam kancah politik di negeri ini. Jadi dia tidak

 melihat value-nya dia ikut PEMILU. Menurut dia, buang-buang waktu,

 tenaga dan uang saja.



 ..



 Wassalaam,

 -Ning



 -Original Message-

 From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita-muslimah% 40yahoogroups. com

 [mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. comwanita-muslimah% 40yahoogroups. 
 com]

 On Behalf Of Fani Noviyani

 Sent: Wednesday, July 23, 2008 10:35 AM

 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita-muslimah% 40yahoogroups. com

 Subject: Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham

 Individualistis



 Menurut saya selain individual juga apatis alias cuek...ga perduli dgn

 kemajuan negaranya...

 Itulah orang2 yg lbh memilih utk golput, tdk bisa melihat kesempatan

 punya andil utk perubahan bangsanya setidaknya dgn ikut memilih yg

 terbaik, dgn menggunakan haknya, melaksanakan kewajibannya.

 Kurang lebih saya setuju dgn Megawati...



 - Pesan Asli 

 Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] se ambon%40tele2. se

 Kepada: Undisclosed- Recipient@ yahoo.comUndisclosed- Recipient% 40yahoo.com

 Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 06:31:58

 Topik: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis



 Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada

 Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan

 kolektif!

 Jawa Pos



 [ Rabu, 23 Juli 2008 ]



 Megawati: Golput Itu Paham Individualistis



 JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik

 tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan

 untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan

 ekspresi paham individualistis.



 ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi

 negara yang menganut (paham, Red) individualisme? '' katanya ketika

 membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di

 Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin

 (22/7).





[Non-text portions of this message have been removed]




  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-07-23 Terurut Topik Lina Dahlan
Lina: Golput Itu Faham Neutralistis...:-) (ada apa tuh?)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Refleksi:  Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada  
Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif  demi kepentingan 
kolektif!
 Jawa Pos
 
 [ Rabu, 23 Juli 2008 ] 
 
 Megawati: Golput Itu Paham Individualistis 

(deleted)

 ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia 
menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme?'' katanya 
ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan 
I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 
kemarin (22/7).

Lina: Sejak sekarang, mbak!
*
 
 Menurut capres dari PDIP itu, Pancasila mengajarkan, selain 
memiliki hak, setiap warga negara juga mempunyai kewajiban. ''Jadi, 
kalau rakyat disuruh golput, lantas bilang ini hak saya, ya sudah, 
jangan di sini. Silakan cari negara lain yang bisa seperti itu,'' 
tegasnya. 

Lina: Sapa seh ya yang nyuruh orang jadi golput? Kacian deh sampe 
diusir dari bumi Indonesia.

Mbak, Gak ada yang nyuruh saya jadi golput, tapi saya calon golput. 
Jadi, atas kesadaran sendiri.
*
 
 Megawati menilai ajakan golput itu kontraproduktif dengan semangat 
pemilu langsung yang diamanatkan UUD 1945. Sebab, pemilu langsung 
mengharuskan adanya partisipasi rakyat. ''Kalau sampai ada 80 persen 
warga yang golput, terus mau diapakan negara dan bangsa ini,'' 
ujarnya.

Lina: Lego aja, mbak!...kidding doangan. Seriusnya: Kalau orang dah 
jenuh, harus ada pembaharuan. Dah bagus gak ada revolusi.
 
*
 ''Kalau memang tidak senang dengan figur-figur yang ada, munculkan 
tokoh yang lain. Jangan hanya berdiam diri,'' imbuhnya lagi.
 
 Namun, dia mengingatkan agar figur alternatif itu memang memiliki 
kemampuan yang mumpuni untuk memimpin negara. ''Jangan sekadar 
ditokoh-tokohkan,'' kata istri Taufiq Kiemas itu.
 
 Karena itu, Mega menantang keberanian tokoh-tokoh muda sebagai 
pemimpin alternatif untuk tampil. ''Jangan hanya diwacanakan. Coba 
dong kalau memang ada, majulah.''

Lina: Selain itu tokoh lama mempersilakan yang tokoh baru tampil 
dong. Yang lama mundur jadi ketua partai, tampilkan yang baru. Itu 
aja dulu buat PDIP. Bisa gak? 

Ato partai2 kecil bergabung jadi Partai Independent dan menampilkan 
tokoh baru. Itu tambah seru!

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

2008-07-22 Terurut Topik IrwanK
Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme..
anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral
harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak..

Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak
dia bilang begitu? :-p

Wassalam,

Irwan.K
http://irwank.blogspot.com


Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED]
menulis:


 Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam,
 mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak
 bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu
 memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu.

 Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas mengatakan akan
 memilih menjadi GOLPUT, karena dia tidak percaya pada semua partai dan
 orang-orang yang ada dalam kancah politik di negeri ini. Jadi dia tidak
 melihat value-nya dia ikut PEMILU. Menurut dia, buang-buang waktu,
 tenaga dan uang saja.

 ..

 Wassalaam,
 -Ning

 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com]
 On Behalf Of Fani Noviyani
 Sent: Wednesday, July 23, 2008 10:35 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Subject: Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham
 Individualistis

 Menurut saya selain individual juga apatis alias cuek...ga perduli dgn
 kemajuan negaranya...
 Itulah orang2 yg lbh memilih utk golput, tdk bisa melihat kesempatan
 punya andil utk perubahan bangsanya setidaknya dgn ikut memilih yg
 terbaik, dgn menggunakan haknya, melaksanakan kewajibannya.
 Kurang lebih saya setuju dgn Megawati...

 - Pesan Asli 
 Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] ambon%40tele2.se
 Kepada: [EMAIL PROTECTED]Undisclosed-Recipient%40yahoo.com
 Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 06:31:58
 Topik: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

 Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada
 Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan
 kolektif!
 Jawa Pos

 [ Rabu, 23 Juli 2008 ]

 Megawati: Golput Itu Paham Individualistis

 JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik
 tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan
 untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan
 ekspresi paham individualistis.

 ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi
 negara yang menganut (paham, Red) individualisme? '' katanya ketika
 membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di
 Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin
 (22/7).



[Non-text portions of this message have been removed]