[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
dibarengin, menciptakan komunikasi dan pengawasan. Supply and demand. Tapi setau saya ini utk anggota parlemen. Dan lebih mantap lagi bila masa jabatan utk anggota parlemen bisa dipersingkat, tidak 5 thn kaya sekarang. Sementara utk presiden... h.. kayanya lebih kompleks hehehe.. Wong posisi presiden dan posisi orang2 di kabinetnya nanti aja masih jadi arena politik dagang sapi.. karena masih bergantung pada (kompromi dng) partai politik. Calon independent juga menimbulkan keraguan sendiri.. Masalah yg terbesar adalah dia pastinya akan menghadapi halangan kekuatan sistem bobrok yg berlapis2. Utk menang, harus berkompromi/negosiasi.. Kalaupun berhasil menang, masuk perangkap sarang laba-laba. Gak akan bisa mengatasi permasalahan yg mengakar di sistem kalau dia juga gak punya jaringan lain yg nge-back-up-nya utk melakukan perubahan (yg berarti, harus kompromi/negosiasi lagi). Jadi, emang yg perlu dibangun bukan cuma memproduksi calon pemimpin, tapi jaringan yg baik agar pemimpin yg baik tidak berjaringan/di-back-up dng jaringan yg tidak baik. Dan sekumpulan orang sudah memulai ini, sebenarnya (kali aja..). Soal calon independen yg muda2, saya lebih concern soal metode kampanyenya aja, duit bermilyar-milyar itu lho..dan siapa yg ngebayarin dibelakangnya :-) Posisi/jabatan publik ini memang sebaiknya dilihat sbg sebuah karir (makanya kalau bisa milih, saya lebih memilih strategi utk ngambil yg baru 25 th dan digembleng untuk dipanen 10-15 th kemudian hehehe). Sebagian dari mereka memang tidak dari jalur politik, tapi katanya emang mau membuka kebuntuan politik utk ngasih alternatif lain. Bagus sih. Tapi kok para calonnya belum berhasil menggerakan hati ya? :-) Kemarin salah satunya (RM09) udah pasang surat buat semua di koran2, nanti ada surat susulan yg lebih detail. Surat pembuka buat brainstorming aja, isinya kembali ke masa lampau... masa bertebarnya pemimpin2 yg tauladan di negeri ini. Buat inspirasi dan nge-set mood dulu. Bagus sih, romantik :-) Iklan2 mereka kan rata2 begitu. Tapi sayangnya, utk urusan politik saya tidak romantik :-) Jadi gak usah lah ada makanan pembuka, langsung to the point ajah visi dan program jualannya apa... hehehe.. Mbak mia ngejagoin siapa buat tahun depan? Si hidup adalah perbuatan? atau Sri Mulyani? SM dibanding kandidat perempuan lain, gimana? Ratna Sarumpaet, misalnya Herni 2008/7/31 Mia [EMAIL PROTECTED] Sekumpulan birokrat baby boomer usia diatas 45 juga udah terlepas dari budaya korupsi, tapi filosofi kepemimpinannya masih gaya orde baru, misalnya bikin kambing hitam melulu, bukan kepemimpinan transformasional. Atau mental pegawai negeri banget, mau perubahan tapi nggak berani mengelola resiko. Betul, kepemimpinan grass root belum muncul polanya. Saya percaya, singkatnya 60% perubahan itu ada di akar rumput, kalo pelaksanaannya beres, atas juga ikutan beres. Misalnya, apakah kita masyarakat 'becus' memunculkan pemimpin2 dengan karakter yang tepat? kalo ngomongin pemilu/pilkada. 40% pengaruh keberhasilan ada di pemimpin2 itu sendiri. Irisannya, pemimpin yang sukses adalah yang memahami 'kemauan dan kondisi emosi' masyarakat, yang tampil dalam bahasa dan expressi yang beragam. Jadi faktor 60% dan 40% itu berkelindan. Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan? nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati siapa tuh namanya lupa... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setijadi@ wrote: wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya... Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah. Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun. Salam Ary - Original Message - From: h.s nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis golput itu kan sikap apatis aja.. simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-) tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik.. banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama.. mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe kalau mau tau siapa aja mereka.. liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-) tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu.. meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan. akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni? atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..) mereka lama2 jadi terseret arus... seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem) Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja... strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis taro orang yg progresif
Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Emang prabowo, kenapa, mbak mia ? Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Mia [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 07 Aug 2008 07:21:42 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Baca dari daftar Kompas, kayaknya yang terlibat korupsi lebih banyak ketimbang yang nggak, bicara ttg jumlah orang. Lumayan juga sih, kiprah kita di masalah korupsi. Tapi efek sampingannya jadi pada takut mengambil keputusan, padahal nggak mengambil keputusan/resiko, bukan berarti aman. Selain itu di antara generasi muda yang masih culun, efeknya kadang jadi komik, saya alami sendiri dengan wartawan cetek yang mewawancarai saya, dimana mindset wartawan itu adalah semua orang yang diwawancarainya melakukan korupsi, ceritanya pun jadi korupsi mlulu, buset deh. Akhirnya saya hanya bisa memaklumi, bahwa anak muda kadang2 lebih komik, artinya membawa persepsi2 kita dengan lebih ekstrim dan di luar dugaan kita. Sejujurnya saya nggak terlalu banyak mikirin siapa yang jadi presiden, asal jangan Wiranto Prabowo ajah. Dulu pernah ditanya sekilas oleh seorang tokoh partai yang dihormati semua pihak, menurut ibu apa kita mesti mendukung SBY (lagi)? Aku bilang, menurut perasaanku Pak, ini nggak ada hubungannya dengan pilihanku sendiri, karena aku nggak milih SBY dulu, kayaknya seorang Presiden pantes dua kali term, kecuali kalau mesti di-impeach, atau ada perubahan besar di persepsi masyarakat, yang tak tertahankan. Maksudku dengan 60% di akar rumput itu, kan nggak mesti level presiden, tapi level bupati/kepala propinsi, dst. Idealnya nanti, capres mestinya tumbuh dari bupati/kepala propinsi, bukan begitu koridornya? Dalam koridor ini, strateginya bagaimana kita memilih, atau menjembatani pemilih untuk memunculkan calon2 bupati/propinsi. Ini juga cocok dengan pandangan mba Herni tentang anak muda usia 25 tahun yang bisa menunjukkan hasilnya 10-15 tahun kemudian, kalau bicara jangka panjang. BTW, usia 25 terlalu muda ah untuk menentukan pilihan karir jangka panjang di jabatan publik. Pemuda/i seusia itu sebaiknya menjadikan dirinya untuk mandiri secara finansial dan matang secara emosi, berkarir apapun nantinya. Calon pemimpin jabatan publik (ataupun non publik, kalo secara umum), mesti terlibat di 60% akar rumput, itu dalam arti mereka berkiprah dan efeknya memperlebar kelas menengah. Nah, karena kelas menengah kita ini masih tipis, usaha kita sekarang jadi lebih terfokus untuk menaikkelaskan kelas bawah ke kelas menengah. Bagi saya itu konsep kepemimpinan yang diperlukan Indonesia saat ini, karena bangsa Indonesia itu dasarnya egaliter, sosialis yang nggak tumbuh dan banyak premannya. Kalau ini tidak disantuni, kapan kita akan bener2 maju, artinya kemajuan yang sustain bukan semu? Pada tahap ini nggak usah dibandingin antara SM dan RS, ambil dua2nya saja..:-) Kalo harus membandingkan, perbandingan yang lebih tepat mestinya RS dan RM, misalnya. Aku rada kecewa 'hidup adalah perbuatan' maju jadi capres, kukira tadinya mau ngebenahin partai dulu, bukannya itu yang lebih prioritas? Saya lagi mikirin, bagaimana berkampanye dengan modal 'terukur'. Karena tanpa ukuran yang kita impose ke diri sendiri, itu kayaknya nggak etis juga. You cannot do things just because you can. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, h.s nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, Kalau di birokrat (dan lembaga penegakan hukum) kayanya birokrat atau aparat yg masih korupsi mungkin masih banyak atau setidaknya lebih banyak dibanding yg sudah bebas korupsi hehehe. Tapi gak tau juga ya, dng reformasi birokrasi yg sedang berjalan. Percobaan pertama kalau tidak salah di Depkeu dan nantinya menjalar secara bertahap ke departemen lain. Kalau di lembaga penegakan hukum, starting pointya di MA, nanti menjalar ke Kejaksaan dst. Bagian dari reformasi ini adalah renumerasi dan peningkatan kesejahteraan, resep klasik mencegah korupsi (alasan klasiknya kan korupsi karena gaji kecil hehehe). Harusnya sih disertai juga dng perampingan, program pensiun dini atau apalah, peningkatan kualitas dan pengawasan yg ketat. Kalau di MA, pendisiplinan sbg konsekuensi dr peningkatan kesejahteraan baru ditaraf disiplin kehadiran yg kalau gak hadir ya dipotong dlm jumlah yg cukup besar. Efektif utk kehadiran, tapi belum tentu utk pembenahan yang sifatnya substansial. Kalau sistem pengawasannya thd hakim2 lemah dan hakim2 yg korupsi kebal dari hukum shg tidak bisa dijerat, ya percuma. Tapi harusnya pengawasan kedisplinan yg efektif bisa menekan praktek2 korupsi yg kecil2. Kalau soal memproduksi calon pemimpin, kita semua bertanggung jawab terhadap kegagalan kita sendiri dalam menghasilkan calon pemimpin yang teladan. Sistem politik kita masih belum mendukung dan masyarakatnya masih belum aware. Maksudnya, kualitas pemimpin yg sekarang tidak bagus (yang 40%), dan
[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
mohon temen2 yang laen tulung jawabin dulu...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Emang prabowo, kenapa, mbak mia ?
Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
% dan 40% itu berkelindan. Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan? nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati siapa tuh namanya lupa... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya... Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah. Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun. Salam Ary - Original Message - From: h.s nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis golput itu kan sikap apatis aja.. simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-) tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik.. banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama.. mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe kalau mau tau siapa aja mereka.. liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-) tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu.. meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan. akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni? atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..) mereka lama2 jadi terseret arus... seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem) Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja... strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu... lantas efek domino bisa muncul.. mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah.. tapi yg terjadi kan gak demikian... si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak.. contohnya bisa disebut satu persatu.. sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO. kalo mau liat contoh yg gampang.. coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK.. itu kan lembaga baru.. kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya.. jelas beda banget.. argumentasinya: karena MK serba baru. dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka soal ini.. terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah. tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab.. gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar? opsi radikalnya, potong generasi itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik. tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana? hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan.. targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju.. tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that.. karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi. birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-) idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani? termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani? wong, mereka pasti bilang.. saat ini gilirannya kami menuntut hak... hehehe.. Padahal itu sunnah ya? Muhammad jadi Rasul kan umur 25 hehehe.. Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh. Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-) Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya.. hehehe.. ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P 2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED] kalau golput itu faham induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana? mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini dia akan menmindah kan kuburan bapak nya, duhhh,..ibu,... mbok jamu lebih pinter dari pada ibu. golput adalah suatu pilihan,... yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa. kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,.. SIAPA YG MAU MILIH,.. harus nya anda bilang mbok,... INI LHO AKU,...KAMU SIOPO --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6% 40gmail.com wrote: From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, National [EMAIL PROTECTED]nasional-list%40yahoogroups.com nasional-list% 40yahoogroups.com Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme.. anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak.. Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak dia bilang begitu? :-p Wassalam, Irwan.K [Non-text portions
Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Bupati Purworejo itu namanya Rustriningsih sekarang jadi wagub Jateng. Sekarang ini yg dilihat bukan melulu figurnya tapi siapa parpol pendukungnya. Karena untuk jadi pemimpin lewat jalur independen masih setengah hati. Parpol2 lama sudah nggak ngetop lagi karena ternyata banyak yg korup. Di Jateng mungkin dari yg buruk2 inilah yg lebih baik, PDI-P Karena Rustriningsih sendiri dianggap berhasil memimpin Purworejo. Salam, l.meilany - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 31, 2008 5:02 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Sekumpulan birokrat baby boomer usia diatas 45 juga udah terlepas dari budaya korupsi, tapi filosofi kepemimpinannya masih gaya orde baru, misalnya bikin kambing hitam melulu, bukan kepemimpinan transformasional. Atau mental pegawai negeri banget, mau perubahan tapi nggak berani mengelola resiko. Betul, kepemimpinan grass root belum muncul polanya. Saya percaya, singkatnya 60% perubahan itu ada di akar rumput, kalo pelaksanaannya beres, atas juga ikutan beres. Misalnya, apakah kita masyarakat 'becus' memunculkan pemimpin2 dengan karakter yang tepat? kalo ngomongin pemilu/pilkada. 40% pengaruh keberhasilan ada di pemimpin2 itu sendiri. Irisannya, pemimpin yang sukses adalah yang memahami 'kemauan dan kondisi emosi' masyarakat, yang tampil dalam bahasa dan expressi yang beragam. Jadi faktor 60% dan 40% itu berkelindan. Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan? nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati siapa tuh namanya lupa... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya... Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah. Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun. Salam Ary - Original Message - From: h.s nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis golput itu kan sikap apatis aja.. simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-) tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik.. banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama.. mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe kalau mau tau siapa aja mereka.. liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-) tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu.. meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan. akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni? atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..) mereka lama2 jadi terseret arus... seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem) Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja... strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu... lantas efek domino bisa muncul.. mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah.. tapi yg terjadi kan gak demikian... si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak.. contohnya bisa disebut satu persatu.. sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO. kalo mau liat contoh yg gampang.. coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK.. itu kan lembaga baru.. kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya.. jelas beda banget.. argumentasinya: karena MK serba baru. dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka soal ini.. terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah. tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab.. gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar? opsi radikalnya, potong generasi itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik. tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana? hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan.. targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju.. tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that.. karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi. birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-) idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani? termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani? wong, mereka pasti bilang.. saat ini gilirannya kami menuntut hak... hehehe.. Padahal itu sunnah ya? Muhammad jadi Rasul kan umur 25 hehehe.. Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh. Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-) Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya.. hehehe.. ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar
Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
1. kl ndak salah, bupati kebumen 2. hapus quote yg tidak perlu .. On 8/1/08, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Bupati Purworejo itu namanya Rustriningsih sekarang jadi wagub Jateng. Sekarang ini yg dilihat bukan melulu figurnya tapi siapa parpol pendukungnya. Karena untuk jadi pemimpin lewat jalur independen masih setengah hati. Parpol2 lama sudah nggak ngetop lagi karena ternyata banyak yg korup. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
golput itu kan sikap apatis aja.. simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-) tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik.. banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama.. mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe kalau mau tau siapa aja mereka.. liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-) tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu.. meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan. akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni? atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..) mereka lama2 jadi terseret arus... seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem) Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja... strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu... lantas efek domino bisa muncul.. mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah.. tapi yg terjadi kan gak demikian... si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak.. contohnya bisa disebut satu persatu.. sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO. kalo mau liat contoh yg gampang.. coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK.. itu kan lembaga baru.. kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya.. jelas beda banget.. argumentasinya: karena MK serba baru. dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka soal ini.. terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah. tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab.. gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar? opsi radikalnya, potong generasi itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik. tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana? hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan.. targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju.. tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that.. karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi. birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-) idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani? termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani? wong, mereka pasti bilang.. saat ini gilirannya kami menuntut hak... hehehe.. Padahal itu sunnah ya? Muhammad jadi Rasul kan umur 25 hehehe.. Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh. Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-) Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya.. hehehe.. ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P 2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED] kalau golput itu faham induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana? mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini dia akan menmindah kan kuburan bapak nya, duhhh,..ibu,... mbok jamu lebih pinter dari pada ibu. golput adalah suatu pilihan,... yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa. kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,.. SIAPA YG MAU MILIH,.. harus nya anda bilang mbok,... INI LHO AKU,...KAMU SIOPO --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com wrote: From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, National [EMAIL PROTECTED]nasional-list%40yahoogroups.com Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme.. anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak.. Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak dia bilang begitu? :-p Wassalam, Irwan.K http://irwank. blogspot. com Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] menulis: Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam, mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu. Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas mengatakan akan memilih menjadi GOLPUT, karena dia tidak percaya pada semua partai dan orang-orang yang ada dalam kancah politik di negeri ini. Jadi dia tidak melihat value-nya dia ikut PEMILU. Menurut dia, buang-buang waktu, tenaga dan uang saja. .. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita-muslimah% 40yahoogroups. com [mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. comwanita-muslimah% 40yahoogroups. com] On Behalf Of Fani Noviyani Sent: Wednesday, July 23, 2008 10:35 AM To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita
Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya... Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah. Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun. Salam Ary - Original Message - From: h.s nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis golput itu kan sikap apatis aja.. simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-) tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik.. banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama.. mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe kalau mau tau siapa aja mereka.. liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-) tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu.. meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan. akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni? atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..) mereka lama2 jadi terseret arus... seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem) Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja... strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu... lantas efek domino bisa muncul.. mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah.. tapi yg terjadi kan gak demikian... si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak.. contohnya bisa disebut satu persatu.. sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO. kalo mau liat contoh yg gampang.. coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK.. itu kan lembaga baru.. kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya.. jelas beda banget.. argumentasinya: karena MK serba baru. dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka soal ini.. terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah. tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab.. gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar? opsi radikalnya, potong generasi itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik. tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana? hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan.. targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju.. tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that.. karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi. birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-) idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani? termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani? wong, mereka pasti bilang.. saat ini gilirannya kami menuntut hak... hehehe.. Padahal itu sunnah ya? Muhammad jadi Rasul kan umur 25 hehehe.. Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh. Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-) Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya.. hehehe.. ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P 2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED] kalau golput itu faham induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana? mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini dia akan menmindah kan kuburan bapak nya, duhhh,..ibu,... mbok jamu lebih pinter dari pada ibu. golput adalah suatu pilihan,... yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa. kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,.. SIAPA YG MAU MILIH,.. harus nya anda bilang mbok,... INI LHO AKU,...KAMU SIOPO --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com wrote: From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, National [EMAIL PROTECTED]nasional-list%40yahoogroups.com Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme.. anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak.. Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak dia bilang begitu? :-p Wassalam, Irwan.K http://irwank. blogspot. com Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] menulis: Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam, mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu. Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas
[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Sekumpulan birokrat baby boomer usia diatas 45 juga udah terlepas dari budaya korupsi, tapi filosofi kepemimpinannya masih gaya orde baru, misalnya bikin kambing hitam melulu, bukan kepemimpinan transformasional. Atau mental pegawai negeri banget, mau perubahan tapi nggak berani mengelola resiko. Betul, kepemimpinan grass root belum muncul polanya. Saya percaya, singkatnya 60% perubahan itu ada di akar rumput, kalo pelaksanaannya beres, atas juga ikutan beres. Misalnya, apakah kita masyarakat 'becus' memunculkan pemimpin2 dengan karakter yang tepat? kalo ngomongin pemilu/pilkada. 40% pengaruh keberhasilan ada di pemimpin2 itu sendiri. Irisannya, pemimpin yang sukses adalah yang memahami 'kemauan dan kondisi emosi' masyarakat, yang tampil dalam bahasa dan expressi yang beragam. Jadi faktor 60% dan 40% itu berkelindan. Kira2 apakah ibu Sri Mulyani itu calon capres/cawapres masa depan? nyebut SM karena ini WM, bukan apa2. Bagaimana dengan ibu bupati siapa tuh namanya lupa... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya... Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah. Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun. Salam Ary - Original Message - From: h.s nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis golput itu kan sikap apatis aja.. simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-) tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik.. banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama.. mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe kalau mau tau siapa aja mereka.. liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-) tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu.. meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan. akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni? atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..) mereka lama2 jadi terseret arus... seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem) Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja... strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu... lantas efek domino bisa muncul.. mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah.. tapi yg terjadi kan gak demikian... si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak.. contohnya bisa disebut satu persatu.. sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO. kalo mau liat contoh yg gampang.. coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK.. itu kan lembaga baru.. kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya.. jelas beda banget.. argumentasinya: karena MK serba baru. dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka soal ini.. terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah. tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab.. gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar? opsi radikalnya, potong generasi itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik. tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana? hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan.. targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju.. tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that.. karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi. birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-) idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani? termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani? wong, mereka pasti bilang.. saat ini gilirannya kami menuntut hak... hehehe.. Padahal itu sunnah ya? Muhammad jadi Rasul kan umur 25 hehehe.. Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh. Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-) Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya.. hehehe.. ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P 2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED] kalau golput itu faham induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana? mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini dia akan menmindah kan kuburan bapak nya, duhhh,..ibu,... mbok jamu lebih pinter dari pada ibu. golput adalah suatu pilihan,... yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa. kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,.. SIAPA YG MAU MILIH,.. harus nya anda bilang mbok,... INI LHO AKU,...KAMU SIOPO --- On Tue, 7/22/08, IrwanK
Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
oh iya lupaa... hehehe... 25 nikahnya, 40 jadi Rasul. trendnya sih sekarang ke arah situ. capingnya GM di majalah tempo kan juga nyinggung2 soal pemimpin muda... beberapa program reformasi hukum juga menyasar yg muda2... Itu lho, yg ... hidup adalah perbuatan atau RM 09 berita2 di milis soal fund raising calon2 presiden muda.. Ada yg dibilang sbg the Indonesian Obama.. what so obama about him anyway? hehe.. obama sosok yg simply beda dan dari kelompok minoritas? atau obama yg kata mas dwi sekarang jadi plintat-plintut? hehehe... bisanya nyel, mulu.. ya? ternyata golput itu selain apatis juga tukang cela :P salam cela, Herni 2008/7/31 Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wah siapa sih mbak tokoh-tokoh barunya... Umur 25 Rasulullah baru saja menikah dg ibunda Khadijah. Beliau jadi rasul pada umur 40 tahun. Salam Ary - Original Message - From: h.s nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Thursday, July 31, 2008 2:53 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis golput itu kan sikap apatis aja.. simply karena ngeliat lu lagi-lu lagi... cape deee :-) tapi... tahun depan bisa jadi ajang menarik.. banyak calon baru.. yg bukan dari muke lama.. mukenye sih mungkin lama, tapi baru nyalonin sekarang... hehe kalau mau tau siapa aja mereka.. liat aja poster2 di jalan.. iklan2 di tipi... berita2 di milis :-) tapi kalau saya pribadi, saya masih ragu.. meski mereka baru, saya gak yakin mereka akan bawa perubahan. akankah mereka bisa mengubah sistem yg sudah menghegemoni? atau seperti dugaan saya (dan mungkin yg lainnya juga..) mereka lama2 jadi terseret arus... seiring berjalannya waktu, mereka gak beda dng tabiat para muka lama (obama jangan2 begitu juga hehehe... makanya gak ikut2an kesengsem) Yang sudah-sudah kan gitu.. coba perhatikan aja... strateginya kan gini.. ubah kepalanya, incer posisi strategis taro orang yg progresif pro-pembaharuan di posisi2 itu... lantas efek domino bisa muncul.. mengubah atasnya dan perubahan itu bisa meluncur ampe bawah.. tapi yg terjadi kan gak demikian... si orang baru ternyata gak bisa mengubah sistem yg udah rusak.. contohnya bisa disebut satu persatu.. sebagian jadi pukulan telak juga buat yg di NGO. kalo mau liat contoh yg gampang.. coba liat lembaga2 yg bisa dibilang sukses... MK, KPK.. itu kan lembaga baru.. kalau kita mau bandingkan perubahan di MK dan di MA, misalnya.. jelas beda banget.. argumentasinya: karena MK serba baru. dan ini diakui oleh lembaga2 internasional, coba aja bacanya report2 mereka soal ini.. terutama reportnya IMF tahun 2005, kalau tidak salah. tapi toh pertanyaan utamanya tetap tidak bisa terjawab.. gimana bisa mengubah sistem yg rusaknya sudah mengakar? opsi radikalnya, potong generasi itu yg juga tampaknya mau diterapkan juga di politik. tapi perlu dipertanyakan juga.. potongnya sejauh mana? hal ini juga coba dilakukan di institusi lain, misalnya peradilan.. targetnya 35-45.. orang2 umur segini yg didorong2 spy maju.. tapi menurut saya pribadi sih, we should go lower than that.. karena yg 35-45 bisa jadi sudah terkontaminasi. birokrat umur segini kan udah bisa ngocol.. politisi juga :-) idealnya mungkin umur 25.. di bawah 30 lah... tapi apa kita berani? termasuk mereka yg 35-45 itu, apa juga mereka berani? wong, mereka pasti bilang.. saat ini gilirannya kami menuntut hak... hehehe.. Padahal itu sunnah ya? Muhammad jadi Rasul kan umur 25 hehehe.. Buat saya, yg muda itu selalu menarik...fresh. Pemikirannya ya, bukan fisiknya.. :-) Kalau yg suka sama yg muda karena mereka kinyis2.. itu ada kelompoknya.. hehehe.. ya gak, con? lho, kok jadi ngelempar ke arcon? :P 2008/7/29 rama yanti [EMAIL PROTECTED] ryfa_0507%40yahoo.com kalau golput itu faham induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana? mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini dia akan menmindah kan kuburan bapak nya, duhhh,..ibu,... mbok jamu lebih pinter dari pada ibu. golput adalah suatu pilihan,... yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa. kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,.. SIAPA YG MAU MILIH,.. harus nya anda bilang mbok,... INI LHO AKU,...KAMU SIOPO --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.comirwank2k6% 40gmail.com wrote: From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com irwank2k6% 40gmail.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, National [EMAIL PROTECTED]nasional-list%40yahoogroups.com nasional-list%40yahoogroups.com Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham
Re: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
kalau golput itu faham induvidualistis,..lalu paham bapakistis gimana? mosok pilkada di jatim mengancam kalau kalah jagoannya di pilkada kali ini dia akan menmindah kan kuburan bapak nya, duhhh,..ibu,... mbok jamu lebih pinter dari pada ibu. golput adalah suatu pilihan,... yg jadi perntanyaan adalah sebab dari golput tu,...kenapa. kalau parpol anda mbok, ya bikin atraktif mungkin orang akan memilih partai anda tapi. jika hanya mengatakan INI BAPAK KU,.. SIAPA YG MAU MILIH,.. harus nya anda bilang mbok,... INI LHO AKU,...KAMU SIOPO --- On Tue, 7/22/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis To: wanita-muslimah@yahoogroups.com, National [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, July 22, 2008, 10:07 PM Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme.. anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak.. Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak dia bilang begitu? :-p Wassalam, Irwan.K http://irwank. blogspot. com Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] com menulis: Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam, mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu. Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas mengatakan akan memilih menjadi GOLPUT, karena dia tidak percaya pada semua partai dan orang-orang yang ada dalam kancah politik di negeri ini. Jadi dia tidak melihat value-nya dia ikut PEMILU. Menurut dia, buang-buang waktu, tenaga dan uang saja. .. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita-muslimah% 40yahoogroups. com [mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. comwanita-muslimah% 40yahoogroups. com] On Behalf Of Fani Noviyani Sent: Wednesday, July 23, 2008 10:35 AM To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita-muslimah% 40yahoogroups. com Subject: Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Menurut saya selain individual juga apatis alias cuek...ga perduli dgn kemajuan negaranya... Itulah orang2 yg lbh memilih utk golput, tdk bisa melihat kesempatan punya andil utk perubahan bangsanya setidaknya dgn ikut memilih yg terbaik, dgn menggunakan haknya, melaksanakan kewajibannya. Kurang lebih saya setuju dgn Megawati... - Pesan Asli Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] se ambon%40tele2. se Kepada: Undisclosed- Recipient@ yahoo.comUndisclosed- Recipient% 40yahoo.com Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 06:31:58 Topik: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan kolektif! Jawa Pos [ Rabu, 23 Juli 2008 ] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan ekspresi paham individualistis. ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme? '' katanya ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin (22/7). [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Lina: Golput Itu Faham Neutralistis...:-) (ada apa tuh?) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan kolektif! Jawa Pos [ Rabu, 23 Juli 2008 ] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis (deleted) ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme?'' katanya ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin (22/7). Lina: Sejak sekarang, mbak! * Menurut capres dari PDIP itu, Pancasila mengajarkan, selain memiliki hak, setiap warga negara juga mempunyai kewajiban. ''Jadi, kalau rakyat disuruh golput, lantas bilang ini hak saya, ya sudah, jangan di sini. Silakan cari negara lain yang bisa seperti itu,'' tegasnya. Lina: Sapa seh ya yang nyuruh orang jadi golput? Kacian deh sampe diusir dari bumi Indonesia. Mbak, Gak ada yang nyuruh saya jadi golput, tapi saya calon golput. Jadi, atas kesadaran sendiri. * Megawati menilai ajakan golput itu kontraproduktif dengan semangat pemilu langsung yang diamanatkan UUD 1945. Sebab, pemilu langsung mengharuskan adanya partisipasi rakyat. ''Kalau sampai ada 80 persen warga yang golput, terus mau diapakan negara dan bangsa ini,'' ujarnya. Lina: Lego aja, mbak!...kidding doangan. Seriusnya: Kalau orang dah jenuh, harus ada pembaharuan. Dah bagus gak ada revolusi. * ''Kalau memang tidak senang dengan figur-figur yang ada, munculkan tokoh yang lain. Jangan hanya berdiam diri,'' imbuhnya lagi. Namun, dia mengingatkan agar figur alternatif itu memang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memimpin negara. ''Jangan sekadar ditokoh-tokohkan,'' kata istri Taufiq Kiemas itu. Karena itu, Mega menantang keberanian tokoh-tokoh muda sebagai pemimpin alternatif untuk tampil. ''Jangan hanya diwacanakan. Coba dong kalau memang ada, majulah.'' Lina: Selain itu tokoh lama mempersilakan yang tokoh baru tampil dong. Yang lama mundur jadi ketua partai, tampilkan yang baru. Itu aja dulu buat PDIP. Bisa gak? Ato partai2 kecil bergabung jadi Partai Independent dan menampilkan tokoh baru. Itu tambah seru! [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme.. anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak.. Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak dia bilang begitu? :-p Wassalam, Irwan.K http://irwank.blogspot.com Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] menulis: Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam, mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu. Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas mengatakan akan memilih menjadi GOLPUT, karena dia tidak percaya pada semua partai dan orang-orang yang ada dalam kancah politik di negeri ini. Jadi dia tidak melihat value-nya dia ikut PEMILU. Menurut dia, buang-buang waktu, tenaga dan uang saja. .. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com] On Behalf Of Fani Noviyani Sent: Wednesday, July 23, 2008 10:35 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Menurut saya selain individual juga apatis alias cuek...ga perduli dgn kemajuan negaranya... Itulah orang2 yg lbh memilih utk golput, tdk bisa melihat kesempatan punya andil utk perubahan bangsanya setidaknya dgn ikut memilih yg terbaik, dgn menggunakan haknya, melaksanakan kewajibannya. Kurang lebih saya setuju dgn Megawati... - Pesan Asli Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] ambon%40tele2.se Kepada: [EMAIL PROTECTED]Undisclosed-Recipient%40yahoo.com Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 06:31:58 Topik: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan kolektif! Jawa Pos [ Rabu, 23 Juli 2008 ] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan ekspresi paham individualistis. ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme? '' katanya ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin (22/7). [Non-text portions of this message have been removed]