Re: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-29 Terurut Topik Achmad Chodjim
Rsa:
""Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan"; apakah bisa mas sebutkan 
siapa ulama dimaksud? Lalu, yang mas maksud dengan lanjutan pernyataan mas, 
"Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis." ini apakah 
artinya ulama yang mas maksud itu sama sekali tidak menyandarkan pendapatnya 
yang mas kutip itu kepada Alquran dan Hadis?

Ch: Kalau disebut ulama zaman pertengahan itu artinya hanya merujuk waktu. 
Artinya, sebelum zaman pertengahan Islam yaitu di masa menjelang jatuhnya 
Kedaulatan Abasiyah belum ada klasifikasi nabi itu apa dan rasul itu apa. Dalam 
Alquran kata nabi dan rasul itu bisa saling dipertukarkan. Yang jelas kata 
"nabi" merujuk pada orang yang menerima berita gaib dari Allah, sedangkan kata 
"rasul" merujuk pada orang yang mengemban risalah dari Allah. Jika "rasul" 
diambil dari kata "rasila" yang menjadi bermakna utusan (messenger) maka para 
malaikat pun utusan Allah.

Contoh lain yang berasal dari zaman pertengahan ialah "penutupan pintu 
ijtihad". Di zaman para sahabat hingga munculnya imam-imam fikih ya belum 
ditemukan khazanah penutupan pintu ijtihad. Jadi, jangan terpaku "siapa" ulama 
yang mengucapkannya, tapi bagaimana pertumbuhannya di dalam sejarah.

Jelas sekali bahwa Alquran dan Hadis tidak menjelaskan SAMA SEKALI makna nabi 
dan rasul. Makanya, banyak mengaji Mas agar bawaannya tidak emongsional 
terus :))

Rsa:
"Pertanyaan saya, saat para wali mendakwahkan islam di tanah jawa, 
apakah masih ada jawa kuna atau tidak? Artinya apakah memang ada 
bukti yang bisa menunjukkan 'nyambungnya' dua 'nabi' arab dan jawa 
kuna ini, bukan sekadar asumsi liar atau tebak2an intelek saja?

Ch: Jelas dong sebagian bahasa Jawa kuna maupun Kawi masih dipakai. Sampai 
dengan era para wali, bahasa Jawa belum mengalami "undha-usuk" atau 
bertingkat-tingkat seperti sekarang. Masalah sambung menyambung ya hanya bisa 
kita ketahui kalau kita juga mengaji pada guru-guru agama yang Kejawen.

Rsa:
"mengapa mas terjemahkan 'ummah' dengan 'manusia'? Dan bukankah ada hadis yang 
menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini bahwa adalah tiap ummat itu Allah utus 
Nabi dan atau Rasul, bukan seperti yang kangmas jelaskan? ummat di sini 
bukankah berarti kumpulan orang/manusia?

Ch: Mengapa ya ummah pada QS 16:120 diterjemahkan seseorang? Lihat tafsir The 
Message of the Qur'an by Muhammad Asad "Verily Abraham was a man who combined 
within himself all virtues." Lihat juga tafsiran Yusuf Ali maupun Maulana 
Muhammad Ali. Dan bahkan dalam Ibnu Katsir "ummah" diartikan sebagai "seorang 
imam".

Dan, cobalah merujuk ke QS 49:7 di sana disebutkan "wa'lamuu anna fiikum 
rasulullah (Ketahuilah bahwa di dalam diri kamu semua ada rasul Allah). 

Dan kalau "tiap umat ada utusan" maka umat-umat yang tumbuh pasca Rasulullah 
berhak dong menerima rasul baru? Bukankah umat di dunia ini sebelum kiamat 
tumbuh terus?

Wassalam,
chodjim




  ----- Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 21, 2007 1:19 PM
  Subject: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
bersyarat


  matur suwun mas. Saya memang meminta pendapat mas, tapi apakah ini 
  murni olah-fikir mas sendiri, atau ada referensi yang mas gunakan? 
  Misalnya ketika mas bilang "Ini adalah pernyataan ulama di zaman 
  pertengahan"; apakah bisa mas sebutkan siapa ulama dimaksud? Lalu, 
  yang mas maksud dengan lanjutan pernyataan mas, "Artinya, tidak 
  didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis." ini apakah artinya 
  ulama yang mas maksud itu sama sekali tidak menyandarkan pendapatnya 
  yang mas kutip itu kepada Alquran dan Hadis? Penasaran juga ingin 
  tahu identitas ulama mas ini ...

  Lalu menurut mas, apakah Alquran dan Hadis tidak menjelaskan sama 
  sekali apa itu Nabi dan apa itu Rasul termasuk persamaa dan 
  perbedaannya, tersirat/implisit/between the line (baik deduktif atau 
  deduktif) sekalipun? Jika memang tidak ada yang jelas alasannya si 
  ulama mas itu tidak menggunakan Alquran dan Hadis. Masuk akal bagi 
  saya.

  Menarik juga menilik kaitan 'nabi' arab dan 'nabi' jawa kuna. 
  Pertanyaan saya, saat para wali mendakwahkan islam di tanah jawa, 
  apakah masih ada jawa kuna atau tidak? Artinya apakah memang ada 
  bukti yang bisa menunjukkan 'nyambungnya' dua 'nabi' arab dan jawa 
  kuna ini, bukan sekadar asumsi liar atau tebak2an intelek saja?

  Terakhir mas, mengapa mas terjemahkan 'ummah' dengan 'manusia'? Dan 
  bukankah ada hadis yang menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini bahwa 
  adalah tiap ummat itu Allah utus Nabi dan atau Rasul, bukan seperti 
  yang kangmas jelaskan? ummat di sini bukankah berarti kumpulan 
  orang/manusia?

  

[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-20 Terurut Topik rsa
matur suwun mas. Saya memang meminta pendapat mas, tapi apakah ini 
murni olah-fikir mas sendiri, atau ada referensi yang mas gunakan? 
Misalnya ketika mas bilang "Ini adalah pernyataan ulama di zaman 
pertengahan"; apakah bisa mas sebutkan siapa ulama dimaksud? Lalu, 
yang mas maksud dengan lanjutan pernyataan mas, "Artinya, tidak 
didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis." ini apakah artinya 
ulama yang mas maksud itu sama sekali tidak menyandarkan pendapatnya 
yang mas kutip itu kepada Alquran dan Hadis? Penasaran juga ingin 
tahu identitas ulama mas ini ...

Lalu menurut mas, apakah Alquran dan Hadis tidak menjelaskan sama 
sekali apa itu Nabi dan apa itu Rasul termasuk persamaa dan 
perbedaannya, tersirat/implisit/between the line (baik deduktif atau 
deduktif) sekalipun? Jika memang tidak ada yang jelas alasannya si 
ulama mas itu tidak menggunakan Alquran dan Hadis. Masuk akal bagi 
saya.

Menarik juga menilik kaitan 'nabi' arab dan 'nabi' jawa kuna. 
Pertanyaan saya, saat para wali mendakwahkan islam di tanah jawa, 
apakah masih ada jawa kuna atau tidak? Artinya apakah memang ada 
bukti yang bisa menunjukkan 'nyambungnya' dua 'nabi' arab dan jawa 
kuna ini, bukan sekadar asumsi liar atau tebak2an intelek saja?

Terakhir mas, mengapa mas terjemahkan 'ummah' dengan 'manusia'? Dan 
bukankah ada hadis yang menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini bahwa 
adalah tiap ummat itu Allah utus Nabi dan atau Rasul, bukan seperti 
yang kangmas jelaskan? ummat di sini bukankah berarti kumpulan 
orang/manusia?

walikulli ummatin rasuulun fa-idzaa jaa-a rasuuluhum qudhiya baynahum 
bialqisthi wahum laa yuzhlamuuna 

[10:47] Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang 
rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan 
mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. 

ayat lain yang nampaknya mirip, 

walaqad ba'atsnaa fii kulli ummatin rasuulan ani u'buduu allaaha 
waijtanibuu alththaaghuuta faminhum man hadaa allaahu waminhum man 
haqqat 'alayhi aldhdhalaalatu fasiiruu fii al-ardhi faunzhuruu kayfa 
kaana 'aaqibatu almukadzdzibiina 

[16:36] Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat 
(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut 
itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk 
oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti 
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan 
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-
rasul). 

atau juga ini,

tsumma arsalnaa rusulanaa tatraa kulla maa jaa-a ummatan rasuuluhaa 
kadzdzabuuhu fa-atba'naa ba'dhahum ba'dhan waja'alnaahum ahaadiitsa 
fabu'dan liqawmin laa yu/minuuna 

[23:44] Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami 
berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat 
itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan 
sebagian yang lain1004. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), 
maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman. 

sedangkan ayat berikut, hemat saya, janji Allah buat para pendusta, 
pemutar balik ayat-ayat-NYA,

wayawma nahsyuru min kulli ummatin fawjan mimman yukadzdzibu bi-
aayaatinaa fahum yuuza'uuna 

[27:83] Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap 
umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu 
mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). 

Lalu yang mas maksud dengan "Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, 
setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias 
nuraninya." apakah artinya cukup dengan nurani saja kita mengacu 
tidak perlu rasul/nabi sesungguhnya -- toh memang tidak ada lagi 
nabi/rasul di tengah2 kita, kec yang mengaku2 saja -- atau apakah 
maksudnya spt hadis rasul bhw kita cukup meminta fatwa pada hati 
kita, nurani kita apakah suatu hal itu maksiat/dosa atau bukan?

matur kesuwun,

satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Achmad Chodjim" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Nabi dalam bahasa Arab ialah orang yang menerima berita dari Tuhan. 
Rasul dalam bahasa Arab ialah orang yang menjadi utusan Tuhan. Dus, 
menurut kriteria Alquran seseorang tidak bisa menganggap rasul pasti 
nabi dan nabi belum tentu rasul. Ini adalah pernyataan ulama di zaman 
pertengahan. Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun 
Hadis.
> 
> Kosa kata "nabi" dalam bahasa Jawa Kuna artinya wudel, puser. Dari 
perjumpaan kata Arab "nabi" dan kata Jawa "nabi" lahirlah pemahaman 
bahwa pada setiap diri ada nabinya. Dalam bahasa Alqurannya "li kulli 
ummah rasuul", setiap orang itu ada rasulnya. Itulah sebabnya dalam 
paham Islam Jawa, setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan 
rasulnya, alias nuraninya.
> 
> Wasalam,
> chodjim
>  
>  
>   - Original Mess

Re: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-20 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mbak Lina,

Berdasarkan QS 42:51 setiap orang masih bisa menerima wahyu. Hal ini terlepas 
dari orang yang menerima wahyu itu mau menyatakan diri sebagai nabi atau telah 
mendapatkan wahyu.

Bagi saya, klaim untuk mendapatkan wahyu atau sebagai nabi itu tidaklah 
penting. Oleh karena itu, saya tidak melakukan klaim untuk keduanya. Bagi saya, 
yang terpenting ialah bagaimana menjadikan berguna atau bermanfaat bagi sesama 
apa yang telah saya peroleh tersebut.

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 12:11 PM
  Subject: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
bersyarat


  Gini mbak-e,
  Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. 
  Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi 
  Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada 
  pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. 

  Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin 
  orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak 
  Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim 
  gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi.

  Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh 
  namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan 
  dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo 
  bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak 
  membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut.

  Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg 
  kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu 
  menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan 
  wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan 
  spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran 
  keyakinan tsb. 

  Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh 
  segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. 
  Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. 
  Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(.


  wassalam,

  Recent Activity
a..  17New Members
  Visit Your Group 
  Yahoo! 360°
  Start Sharing

  Your place online

  Blog & photos

  Y! Messenger
  Quick file sharing

  Send up to 1GB of

  files in an IM.

  Sitebuilder
  Build a web site

  quickly & easily

  with Sitebuilder.
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-20 Terurut Topik Achmad Chodjim
Nabi dalam bahasa Arab ialah orang yang menerima berita dari Tuhan. Rasul dalam 
bahasa Arab ialah orang yang menjadi utusan Tuhan. Dus, menurut kriteria 
Alquran seseorang tidak bisa menganggap rasul pasti nabi dan nabi belum tentu 
rasul. Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan. Artinya, tidak 
didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis.

Kosa kata "nabi" dalam bahasa Jawa Kuna artinya wudel, puser. Dari perjumpaan 
kata Arab "nabi" dan kata Jawa "nabi" lahirlah pemahaman bahwa pada setiap diri 
ada nabinya. Dalam bahasa Alqurannya "li kulli ummah rasuul", setiap orang itu 
ada rasulnya. Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, setiap orang harus 
berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias nuraninya.

Wasalam,
chodjim
 
 
  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 11:56 AM
  Subject: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
bersyarat


  nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to?

  mas chodjim, jadi penasaran nih, menurut mas, nabi dan rasul itu beda 
  ya? dalam tradisi nusantara ada ga padanannya?

  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga
  > saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim
  > adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech..
  > 
  > Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir
  > menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir,
  > disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir...
  > 
  > Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil 
  biar
  > dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari..
  > 
  > Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu
  > 
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
  > >
  > > Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
  > > 
  > > mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
  > > 
  > > Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
  > > kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." 
  > > Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
  > > wahyu malah bilang dapet wahyu. 
  > > 
  > > Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
  apa 
  > > nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
  > > 
  > > (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
  > > gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
  > > Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
  dong 
  > > ah..)
  > > 
  > > salam
  > > Mia
  > > 
  > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
  > >  wrote:
  > > >
  > > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
  > > siapa 
  > > > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di 
  Qur'an 
  > > > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
  > > > 
  > > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi 
  BOLEH 
  > > GAK 
  > > > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
  > > > 
  > > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
  orang2 
  > > > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
  > > > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
  MGA,"ya 
  > > > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
  [ya 
  > > > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
  > > > 
  > > > wassalam,
  > > > 
  > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
  > > > >
  > > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas 
  dibaca: "..padahal 
  > > > tidak 
  > > > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan 
  menghukum 
  > > > nabi 
  > > > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, 
  ngakunya 
  > > > dapet 
  > > > > wahyu. Itu namanya berbohong.
  > > > > 
  > > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
  menghukum/melarang 
  > > > orang 
  > > > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
  yang 
  > > > ngaku 
  > > > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
  mau 
  > > > > playing God...:-)
  > > > > 
  > > > > salam
  > > > &

[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-16 Terurut Topik Mia
Jadi, dari ayat yang mbak kutip sebelumnya cukup jelas bahwa dalam 
ayat tersebut Tuhan mencela orang yang ngaku2 dapet wahyu, tapi 
sebenernya nggak. Yang mba Lina tulis di bawah berarti nggak 
berdasarkan ayat tersebut kan?:

 "Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. 
Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi 
Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada 
pembuktian lagi ini wahyu ato bukan."

Jadi, yang diatas berdasarkan ayat mana?

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Gini mbak-e,
> Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. 
> Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi 
> Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada 
> pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. 
> 
> Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin 
> orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak 
> Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim 
> gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi.
> 
> Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh 
> namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang 
dituangkan 
> dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo 
> bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak 
> membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut.
> 
> Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg 
> kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu 
> menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an 
bukan 
> wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan 
> spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran 
> keyakinan tsb. 
> 
> Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh 
> segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. 
> Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. 
> Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(.
>  
> 
> wassalam,




[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Berdasarkan apa Mba bisa mengambil kesimpulan bahwa wahyu sudah
berakhir sejak habisnya masa kenabian Nabi Muhammad saw??


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Gini mbak-e,
> Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. 
> Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi 
> Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada 
> pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. 
> 
> Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin 
> orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak 
> Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim 
> gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi.
> 
> Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh 
> namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan 
> dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo 
> bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak 
> membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut.
> 
> Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg 
> kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu 
> menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan 
> wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan 
> spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran 
> keyakinan tsb. 
> 
> Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh 
> segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. 
> Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. 
> Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(.
>  
> 
> wassalam,
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
> > 
> > mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
> > 
> > Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
> > kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." 
> > Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
> > wahyu malah bilang dapet wahyu. 
> > 
> > Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
> apa 
> > nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
> > 
> > (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
> > gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
> > Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
> dong 
> > ah..)
> > 
> > salam
> > Mia
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> >  wrote:
> > >
> > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
> > siapa 
> > > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an 
> > > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > > 
> > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
> > GAK 
> > > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
> > > 
> > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
> orang2 
> > > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
> > > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
> MGA,"ya 
> > > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
> [ya 
> > > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
> > > 
> > > wassalam,
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> > > >
> > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal 
> > > tidak 
> > > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan 
> menghukum 
> > > nabi 
> > > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
> > > dapet 
> > > > wahyu. Itu namanya berbohong.
> > > > 
> > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
> menghukum/melarang 
> > > orang 
> > > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
> yang 
> > > ngaku 
> > > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
> mau 
> > > > playing God...:-)
> > > > 
> > > > salam
> > > > Mia
> > > > 
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an 
> > > kita 
> > > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > > > > 
> > > > > jawab Allah:  "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih 
> > > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
> > > > > mengatakan..."]
> > > > > 
> > > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita 
> boleh 
> > > > > berlaku zalim"??
> > > > > 
> > > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
> > > > > 
> > > > > wassalam,
> > > > > 
> > > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > > > >  wrote:
> > > > > >
> > > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
> > > urusan 
> > > > > Gusti
> > > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
> > > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
> > > > > > 
> > > 

[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Gini mbak-e,
Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. 
Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi 
Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada 
pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. 

Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin 
orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak 
Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim 
gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi.

Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh 
namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan 
dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo 
bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak 
membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut.

Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg 
kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu 
menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan 
wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan 
spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran 
keyakinan tsb. 

Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh 
segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. 
Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. 
Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(.
 

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
> 
> mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
> 
> Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
> kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." 
> Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
> wahyu malah bilang dapet wahyu. 
> 
> Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
apa 
> nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
> 
> (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
> gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
> Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
dong 
> ah..)
> 
> salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
>  wrote:
> >
> > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
> siapa 
> > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an 
> > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > 
> > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
> GAK 
> > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
> > 
> > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
orang2 
> > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
> > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
MGA,"ya 
> > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
[ya 
> > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
> > 
> > wassalam,
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> > >
> > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal 
> > tidak 
> > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan 
menghukum 
> > nabi 
> > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
> > dapet 
> > > wahyu. Itu namanya berbohong.
> > > 
> > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
menghukum/melarang 
> > orang 
> > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
yang 
> > ngaku 
> > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
mau 
> > > playing God...:-)
> > > 
> > > salam
> > > Mia
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > >  wrote:
> > > >
> > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an 
> > kita 
> > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > > > 
> > > > jawab Allah:  "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih 
> > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
> > > > mengatakan..."]
> > > > 
> > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita 
boleh 
> > > > berlaku zalim"??
> > > > 
> > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
> > > > 
> > > > wassalam,
> > > > 
> > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
> > urusan 
> > > > Gusti
> > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
> > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > > 
> > > > > wrote:
> > > > > >
> > > > > > QS6:93
> > > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
> > mengadakan 
> > > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah 
> diwahyukan 
> > > > kepada 
> > > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun 
kepadanya, 
> > dan 
> > > > orang 
> > > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti

[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik rsa
nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to?

mas chodjim, jadi penasaran nih, menurut mas, nabi dan rasul itu beda 
ya? dalam tradisi nusantara ada ga padanannya?

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga
> saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim
> adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech..
> 
> Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir
> menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir,
> disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir...
> 
> Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil 
biar
> dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari..
> 
> Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
> > 
> > mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
> > 
> > Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
> > kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." 
> > Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
> > wahyu malah bilang dapet wahyu. 
> > 
> > Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
apa 
> > nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
> > 
> > (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
> > gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
> > Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
dong 
> > ah..)
> > 
> > salam
> > Mia
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> >  wrote:
> > >
> > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
> > siapa 
> > > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di 
Qur'an 
> > > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > > 
> > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi 
BOLEH 
> > GAK 
> > > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
> > > 
> > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
orang2 
> > > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
> > > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
MGA,"ya 
> > > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
[ya 
> > > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
> > > 
> > > wassalam,
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> > > >
> > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas 
dibaca: "..padahal 
> > > tidak 
> > > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan 
menghukum 
> > > nabi 
> > > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, 
ngakunya 
> > > dapet 
> > > > wahyu. Itu namanya berbohong.
> > > > 
> > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
menghukum/melarang 
> > > orang 
> > > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
yang 
> > > ngaku 
> > > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
mau 
> > > > playing God...:-)
> > > > 
> > > > salam
> > > > Mia
> > > > 
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di 
Qur'an 
> > > kita 
> > > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > > > > 
> > > > > jawab Allah:  "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih 
> > > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
> > > > > mengatakan..."]
> > > > > 
> > > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita 
boleh 
> > > > > berlaku zalim"??
> > > > > 
> > > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
> > > > > 
> > > > > wassalam,
> > > > > 
> > > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > > > >  wrote:
> > > > > >
> > > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
> > > urusan 
> > > > > Gusti
> > > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
> > > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
> > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > > > 
> > > > > > wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > QS6:93
> > > > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
> > > mengadakan 
> > > > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah 
> > diwahyukan 
> > > > > kepada 
> > > > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun 
kepadanya, 
> > > dan 
> > > > > orang 
> > > > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang 
> > > diturunkan 
> > > > > > > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di 
waktu 
> > > > > orang-
> > > > > > > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
> > > maut, 
> > > > > sedang 
> > > > > > > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
> > > > > > > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu 
dibalas 
> > > > > dengan 
> > > > > > > siksaan yang menghina

[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga
saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim
adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech..

Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir
menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir,
disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir...

Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar
dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari..

Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
> 
> mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
> 
> Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
> kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." 
> Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
> wahyu malah bilang dapet wahyu. 
> 
> Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa 
> nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
> 
> (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
> gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
> Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong 
> ah..)
> 
> salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
>  wrote:
> >
> > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
> siapa 
> > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an 
> > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > 
> > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
> GAK 
> > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
> > 
> > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 
> > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
> > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya 
> > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya 
> > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
> > 
> > wassalam,
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> > >
> > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal 
> > tidak 
> > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum 
> > nabi 
> > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
> > dapet 
> > > wahyu. Itu namanya berbohong.
> > > 
> > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang 
> > orang 
> > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang 
> > ngaku 
> > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
> > > playing God...:-)
> > > 
> > > salam
> > > Mia
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > >  wrote:
> > > >
> > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an 
> > kita 
> > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > > > 
> > > > jawab Allah:  "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih 
> > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
> > > > mengatakan..."]
> > > > 
> > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
> > > > berlaku zalim"??
> > > > 
> > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
> > > > 
> > > > wassalam,
> > > > 
> > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
> > urusan 
> > > > Gusti
> > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
> > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > > 
> > > > > wrote:
> > > > > >
> > > > > > QS6:93
> > > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
> > mengadakan 
> > > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah 
> diwahyukan 
> > > > kepada 
> > > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
> > dan 
> > > > orang 
> > > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang 
> > diturunkan 
> > > > > > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
> > > > orang-
> > > > > > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
> > maut, 
> > > > sedang 
> > > > > > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
> > > > > > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas 
> > > > dengan 
> > > > > > siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
> > > terhadap 
> > > > > > Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
> > > > > > menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
> > > > > >  
> > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > > > > >  wrote:
> > > > > > >
> > > > > > >> 
> > > > > > > ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
> > > > Nabi??;))
> > >
> >
>




[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Mia
Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.

mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.

Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." 
Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
wahyu malah bilang dapet wahyu. 

Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa 
nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?

(Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong 
ah..)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
siapa 
> tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an 
> kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> 
> toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
GAK 
> nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
> 
> tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 
> spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
> Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya 
> Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya 
> Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
> 
> wassalam,
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal 
> tidak 
> > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum 
> nabi 
> > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
> dapet 
> > wahyu. Itu namanya berbohong.
> > 
> > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang 
> orang 
> > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang 
> ngaku 
> > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
> > playing God...:-)
> > 
> > salam
> > Mia
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> >  wrote:
> > >
> > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an 
> kita 
> > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > > 
> > > jawab Allah:  "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih 
> > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
> > > mengatakan..."]
> > > 
> > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
> > > berlaku zalim"??
> > > 
> > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
> > > 
> > > wassalam,
> > > 
> > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > >  wrote:
> > > >
> > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
> urusan 
> > > Gusti
> > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
> > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > 
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > > QS6:93
> > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
> mengadakan 
> > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah 
diwahyukan 
> > > kepada 
> > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
> dan 
> > > orang 
> > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang 
> diturunkan 
> > > > > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
> > > orang-
> > > > > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
> maut, 
> > > sedang 
> > > > > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
> > > > > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas 
> > > dengan 
> > > > > siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
> > terhadap 
> > > > > Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
> > > > > menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
> > > > >  
> > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > > > >  wrote:
> > > > > >
> > > > > >> 
> > > > > > ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
> > > Nabi??;))
> >
>




[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa 
tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an 
kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" 

toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK 
nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)

tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 
spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya 
Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya 
Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal 
tidak 
> ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum 
nabi 
> palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
dapet 
> wahyu. Itu namanya berbohong.
> 
> emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang 
orang 
> yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang 
ngaku 
> nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
> playing God...:-)
> 
> salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
>  wrote:
> >
> > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an 
kita 
> > tidak boleh ngaku Nabi??;))" 
> > 
> > jawab Allah:  "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih 
> > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
> > mengatakan..."]
> > 
> > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
> > berlaku zalim"??
> > 
> > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
> > 
> > wassalam,
> > 
> > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> >  wrote:
> > >
> > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
urusan 
> > Gusti
> > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
> > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
> > > 
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> 
> > > wrote:
> > > >
> > > > QS6:93
> > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
mengadakan 
> > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah diwahyukan 
> > kepada 
> > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
dan 
> > orang 
> > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang 
diturunkan 
> > > > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
> > orang-
> > > > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
maut, 
> > sedang 
> > > > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
> > > > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas 
> > dengan 
> > > > siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
> terhadap 
> > > > Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
> > > > menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
> > > >  
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > >> 
> > > > > ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
> > Nabi??;))
>