Re: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Rsa: ""Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan"; apakah bisa mas sebutkan siapa ulama dimaksud? Lalu, yang mas maksud dengan lanjutan pernyataan mas, "Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis." ini apakah artinya ulama yang mas maksud itu sama sekali tidak menyandarkan pendapatnya yang mas kutip itu kepada Alquran dan Hadis? Ch: Kalau disebut ulama zaman pertengahan itu artinya hanya merujuk waktu. Artinya, sebelum zaman pertengahan Islam yaitu di masa menjelang jatuhnya Kedaulatan Abasiyah belum ada klasifikasi nabi itu apa dan rasul itu apa. Dalam Alquran kata nabi dan rasul itu bisa saling dipertukarkan. Yang jelas kata "nabi" merujuk pada orang yang menerima berita gaib dari Allah, sedangkan kata "rasul" merujuk pada orang yang mengemban risalah dari Allah. Jika "rasul" diambil dari kata "rasila" yang menjadi bermakna utusan (messenger) maka para malaikat pun utusan Allah. Contoh lain yang berasal dari zaman pertengahan ialah "penutupan pintu ijtihad". Di zaman para sahabat hingga munculnya imam-imam fikih ya belum ditemukan khazanah penutupan pintu ijtihad. Jadi, jangan terpaku "siapa" ulama yang mengucapkannya, tapi bagaimana pertumbuhannya di dalam sejarah. Jelas sekali bahwa Alquran dan Hadis tidak menjelaskan SAMA SEKALI makna nabi dan rasul. Makanya, banyak mengaji Mas agar bawaannya tidak emongsional terus :)) Rsa: "Pertanyaan saya, saat para wali mendakwahkan islam di tanah jawa, apakah masih ada jawa kuna atau tidak? Artinya apakah memang ada bukti yang bisa menunjukkan 'nyambungnya' dua 'nabi' arab dan jawa kuna ini, bukan sekadar asumsi liar atau tebak2an intelek saja? Ch: Jelas dong sebagian bahasa Jawa kuna maupun Kawi masih dipakai. Sampai dengan era para wali, bahasa Jawa belum mengalami "undha-usuk" atau bertingkat-tingkat seperti sekarang. Masalah sambung menyambung ya hanya bisa kita ketahui kalau kita juga mengaji pada guru-guru agama yang Kejawen. Rsa: "mengapa mas terjemahkan 'ummah' dengan 'manusia'? Dan bukankah ada hadis yang menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini bahwa adalah tiap ummat itu Allah utus Nabi dan atau Rasul, bukan seperti yang kangmas jelaskan? ummat di sini bukankah berarti kumpulan orang/manusia? Ch: Mengapa ya ummah pada QS 16:120 diterjemahkan seseorang? Lihat tafsir The Message of the Qur'an by Muhammad Asad "Verily Abraham was a man who combined within himself all virtues." Lihat juga tafsiran Yusuf Ali maupun Maulana Muhammad Ali. Dan bahkan dalam Ibnu Katsir "ummah" diartikan sebagai "seorang imam". Dan, cobalah merujuk ke QS 49:7 di sana disebutkan "wa'lamuu anna fiikum rasulullah (Ketahuilah bahwa di dalam diri kamu semua ada rasul Allah). Dan kalau "tiap umat ada utusan" maka umat-umat yang tumbuh pasca Rasulullah berhak dong menerima rasul baru? Bukankah umat di dunia ini sebelum kiamat tumbuh terus? Wassalam, chodjim ----- Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 21, 2007 1:19 PM Subject: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat matur suwun mas. Saya memang meminta pendapat mas, tapi apakah ini murni olah-fikir mas sendiri, atau ada referensi yang mas gunakan? Misalnya ketika mas bilang "Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan"; apakah bisa mas sebutkan siapa ulama dimaksud? Lalu, yang mas maksud dengan lanjutan pernyataan mas, "Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis." ini apakah artinya ulama yang mas maksud itu sama sekali tidak menyandarkan pendapatnya yang mas kutip itu kepada Alquran dan Hadis? Penasaran juga ingin tahu identitas ulama mas ini ... Lalu menurut mas, apakah Alquran dan Hadis tidak menjelaskan sama sekali apa itu Nabi dan apa itu Rasul termasuk persamaa dan perbedaannya, tersirat/implisit/between the line (baik deduktif atau deduktif) sekalipun? Jika memang tidak ada yang jelas alasannya si ulama mas itu tidak menggunakan Alquran dan Hadis. Masuk akal bagi saya. Menarik juga menilik kaitan 'nabi' arab dan 'nabi' jawa kuna. Pertanyaan saya, saat para wali mendakwahkan islam di tanah jawa, apakah masih ada jawa kuna atau tidak? Artinya apakah memang ada bukti yang bisa menunjukkan 'nyambungnya' dua 'nabi' arab dan jawa kuna ini, bukan sekadar asumsi liar atau tebak2an intelek saja? Terakhir mas, mengapa mas terjemahkan 'ummah' dengan 'manusia'? Dan bukankah ada hadis yang menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini bahwa adalah tiap ummat itu Allah utus Nabi dan atau Rasul, bukan seperti yang kangmas jelaskan? ummat di sini bukankah berarti kumpulan orang/manusia?
[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
matur suwun mas. Saya memang meminta pendapat mas, tapi apakah ini murni olah-fikir mas sendiri, atau ada referensi yang mas gunakan? Misalnya ketika mas bilang "Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan"; apakah bisa mas sebutkan siapa ulama dimaksud? Lalu, yang mas maksud dengan lanjutan pernyataan mas, "Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis." ini apakah artinya ulama yang mas maksud itu sama sekali tidak menyandarkan pendapatnya yang mas kutip itu kepada Alquran dan Hadis? Penasaran juga ingin tahu identitas ulama mas ini ... Lalu menurut mas, apakah Alquran dan Hadis tidak menjelaskan sama sekali apa itu Nabi dan apa itu Rasul termasuk persamaa dan perbedaannya, tersirat/implisit/between the line (baik deduktif atau deduktif) sekalipun? Jika memang tidak ada yang jelas alasannya si ulama mas itu tidak menggunakan Alquran dan Hadis. Masuk akal bagi saya. Menarik juga menilik kaitan 'nabi' arab dan 'nabi' jawa kuna. Pertanyaan saya, saat para wali mendakwahkan islam di tanah jawa, apakah masih ada jawa kuna atau tidak? Artinya apakah memang ada bukti yang bisa menunjukkan 'nyambungnya' dua 'nabi' arab dan jawa kuna ini, bukan sekadar asumsi liar atau tebak2an intelek saja? Terakhir mas, mengapa mas terjemahkan 'ummah' dengan 'manusia'? Dan bukankah ada hadis yang menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini bahwa adalah tiap ummat itu Allah utus Nabi dan atau Rasul, bukan seperti yang kangmas jelaskan? ummat di sini bukankah berarti kumpulan orang/manusia? walikulli ummatin rasuulun fa-idzaa jaa-a rasuuluhum qudhiya baynahum bialqisthi wahum laa yuzhlamuuna [10:47] Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. ayat lain yang nampaknya mirip, walaqad ba'atsnaa fii kulli ummatin rasuulan ani u'buduu allaaha waijtanibuu alththaaghuuta faminhum man hadaa allaahu waminhum man haqqat 'alayhi aldhdhalaalatu fasiiruu fii al-ardhi faunzhuruu kayfa kaana 'aaqibatu almukadzdzibiina [16:36] Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul- rasul). atau juga ini, tsumma arsalnaa rusulanaa tatraa kulla maa jaa-a ummatan rasuuluhaa kadzdzabuuhu fa-atba'naa ba'dhahum ba'dhan waja'alnaahum ahaadiitsa fabu'dan liqawmin laa yu/minuuna [23:44] Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain1004. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman. sedangkan ayat berikut, hemat saya, janji Allah buat para pendusta, pemutar balik ayat-ayat-NYA, wayawma nahsyuru min kulli ummatin fawjan mimman yukadzdzibu bi- aayaatinaa fahum yuuza'uuna [27:83] Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). Lalu yang mas maksud dengan "Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias nuraninya." apakah artinya cukup dengan nurani saja kita mengacu tidak perlu rasul/nabi sesungguhnya -- toh memang tidak ada lagi nabi/rasul di tengah2 kita, kec yang mengaku2 saja -- atau apakah maksudnya spt hadis rasul bhw kita cukup meminta fatwa pada hati kita, nurani kita apakah suatu hal itu maksiat/dosa atau bukan? matur kesuwun, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Achmad Chodjim" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nabi dalam bahasa Arab ialah orang yang menerima berita dari Tuhan. Rasul dalam bahasa Arab ialah orang yang menjadi utusan Tuhan. Dus, menurut kriteria Alquran seseorang tidak bisa menganggap rasul pasti nabi dan nabi belum tentu rasul. Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan. Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis. > > Kosa kata "nabi" dalam bahasa Jawa Kuna artinya wudel, puser. Dari perjumpaan kata Arab "nabi" dan kata Jawa "nabi" lahirlah pemahaman bahwa pada setiap diri ada nabinya. Dalam bahasa Alqurannya "li kulli ummah rasuul", setiap orang itu ada rasulnya. Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias nuraninya. > > Wasalam, > chodjim > > > - Original Mess
Re: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Mbak Lina, Berdasarkan QS 42:51 setiap orang masih bisa menerima wahyu. Hal ini terlepas dari orang yang menerima wahyu itu mau menyatakan diri sebagai nabi atau telah mendapatkan wahyu. Bagi saya, klaim untuk mendapatkan wahyu atau sebagai nabi itu tidaklah penting. Oleh karena itu, saya tidak melakukan klaim untuk keduanya. Bagi saya, yang terpenting ialah bagaimana menjadikan berguna atau bermanfaat bagi sesama apa yang telah saya peroleh tersebut. Wasalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 12:11 PM Subject: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat Gini mbak-e, Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi. Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut. Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran keyakinan tsb. Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(. wassalam, Recent Activity a.. 17New Members Visit Your Group Yahoo! 360° Start Sharing Your place online Blog & photos Y! Messenger Quick file sharing Send up to 1GB of files in an IM. Sitebuilder Build a web site quickly & easily with Sitebuilder. . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Nabi dalam bahasa Arab ialah orang yang menerima berita dari Tuhan. Rasul dalam bahasa Arab ialah orang yang menjadi utusan Tuhan. Dus, menurut kriteria Alquran seseorang tidak bisa menganggap rasul pasti nabi dan nabi belum tentu rasul. Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan. Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis. Kosa kata "nabi" dalam bahasa Jawa Kuna artinya wudel, puser. Dari perjumpaan kata Arab "nabi" dan kata Jawa "nabi" lahirlah pemahaman bahwa pada setiap diri ada nabinya. Dalam bahasa Alqurannya "li kulli ummah rasuul", setiap orang itu ada rasulnya. Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias nuraninya. Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:56 AM Subject: [wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to? mas chodjim, jadi penasaran nih, menurut mas, nabi dan rasul itu beda ya? dalam tradisi nusantara ada ga padanannya? satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga > saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim > adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech.. > > Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir > menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir, > disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir... > > Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar > dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari.. > > Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. > > > > mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. > > > > Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan > > kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." > > Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet > > wahyu malah bilang dapet wahyu. > > > > Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa > > nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? > > > > (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini > > gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' > > Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong > > ah..) > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > wrote: > > > > > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum > > siapa > > > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an > > > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH > > GAK > > > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) > > > > > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 > > > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah > > > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya > > > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya > > > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! > > > > > > wassalam, > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > > > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal > > > tidak > > > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum > > > nabi > > > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya > > > dapet > > > > wahyu. Itu namanya berbohong. > > > > > > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang > > > orang > > > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang > > > ngaku > > > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau > > > > playing God...:-) > > > > > > > > salam > > > &
[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Jadi, dari ayat yang mbak kutip sebelumnya cukup jelas bahwa dalam ayat tersebut Tuhan mencela orang yang ngaku2 dapet wahyu, tapi sebenernya nggak. Yang mba Lina tulis di bawah berarti nggak berdasarkan ayat tersebut kan?: "Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada pembuktian lagi ini wahyu ato bukan." Jadi, yang diatas berdasarkan ayat mana? salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Gini mbak-e, > Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. > Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi > Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada > pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. > > Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin > orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak > Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim > gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi. > > Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh > namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan > dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo > bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak > membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut. > > Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg > kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu > menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan > wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan > spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran > keyakinan tsb. > > Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh > segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. > Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. > Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(. > > > wassalam,
[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Berdasarkan apa Mba bisa mengambil kesimpulan bahwa wahyu sudah berakhir sejak habisnya masa kenabian Nabi Muhammad saw?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Gini mbak-e, > Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. > Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi > Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada > pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. > > Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin > orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak > Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim > gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi. > > Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh > namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan > dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo > bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak > membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut. > > Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg > kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu > menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan > wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan > spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran > keyakinan tsb. > > Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh > segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. > Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. > Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(. > > > wassalam, > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. > > > > mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. > > > > Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan > > kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." > > Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet > > wahyu malah bilang dapet wahyu. > > > > Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu > apa > > nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? > > > > (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini > > gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' > > Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please > dong > > ah..) > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > wrote: > > > > > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum > > siapa > > > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an > > > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH > > GAK > > > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) > > > > > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa > orang2 > > > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah > > > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri > MGA,"ya > > > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna > [ya > > > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! > > > > > > wassalam, > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > > > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal > > > tidak > > > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan > menghukum > > > nabi > > > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya > > > dapet > > > > wahyu. Itu namanya berbohong. > > > > > > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti > menghukum/melarang > > > orang > > > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong > yang > > > ngaku > > > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita > mau > > > > playing God...:-) > > > > > > > > salam > > > > Mia > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > > wrote: > > > > > > > > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an > > > kita > > > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > > > > > > > jawab Allah: "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih > > > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg > > > > > mengatakan..."] > > > > > > > > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita > boleh > > > > > berlaku zalim"?? > > > > > > > > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. > > > > > > > > > > wassalam, > > > > > > > > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur > > > urusan > > > > > Gusti > > > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti > > > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) > > > > > > > > >
[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Gini mbak-e, Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi. Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut. Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran keyakinan tsb. Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. > > mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. > > Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan > kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." > Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet > wahyu malah bilang dapet wahyu. > > Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa > nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? > > (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini > gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' > Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong > ah..) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum > siapa > > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an > > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH > GAK > > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) > > > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 > > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah > > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya > > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya > > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! > > > > wassalam, > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal > > tidak > > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum > > nabi > > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya > > dapet > > > wahyu. Itu namanya berbohong. > > > > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang > > orang > > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang > > ngaku > > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau > > > playing God...:-) > > > > > > salam > > > Mia > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > wrote: > > > > > > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an > > kita > > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > > > > > jawab Allah: "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih > > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg > > > > mengatakan..."] > > > > > > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh > > > > berlaku zalim"?? > > > > > > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. > > > > > > > > wassalam, > > > > > > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > > wrote: > > > > > > > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur > > urusan > > > > Gusti > > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti > > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) > > > > > > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > QS6:93 > > > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang > > mengadakan > > > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah > diwahyukan > > > > kepada > > > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, > > dan > > > > orang > > > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti
[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to? mas chodjim, jadi penasaran nih, menurut mas, nabi dan rasul itu beda ya? dalam tradisi nusantara ada ga padanannya? satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga > saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim > adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech.. > > Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir > menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir, > disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir... > > Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar > dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari.. > > Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. > > > > mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. > > > > Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan > > kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." > > Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet > > wahyu malah bilang dapet wahyu. > > > > Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa > > nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? > > > > (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini > > gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' > > Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong > > ah..) > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > wrote: > > > > > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum > > siapa > > > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an > > > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH > > GAK > > > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) > > > > > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 > > > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah > > > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya > > > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya > > > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! > > > > > > wassalam, > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > > > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal > > > tidak > > > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum > > > nabi > > > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya > > > dapet > > > > wahyu. Itu namanya berbohong. > > > > > > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang > > > orang > > > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang > > > ngaku > > > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau > > > > playing God...:-) > > > > > > > > salam > > > > Mia > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > > wrote: > > > > > > > > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an > > > kita > > > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > > > > > > > jawab Allah: "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih > > > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg > > > > > mengatakan..."] > > > > > > > > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh > > > > > berlaku zalim"?? > > > > > > > > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. > > > > > > > > > > wassalam, > > > > > > > > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur > > > urusan > > > > > Gusti > > > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti > > > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) > > > > > > > > > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > > > > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > > > QS6:93 > > > > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang > > > mengadakan > > > > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah > > diwahyukan > > > > > kepada > > > > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, > > > dan > > > > > orang > > > > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang > > > diturunkan > > > > > > > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu > > > > > orang- > > > > > > > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul > > > maut, > > > > > sedang > > > > > > > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil > > > > > > > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas > > > > > dengan > > > > > > > siksaan yang menghina
[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech.. Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir, disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir... Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari.. Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. > > mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. > > Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan > kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." > Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet > wahyu malah bilang dapet wahyu. > > Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa > nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? > > (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini > gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' > Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong > ah..) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum > siapa > > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an > > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH > GAK > > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) > > > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 > > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah > > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya > > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya > > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! > > > > wassalam, > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal > > tidak > > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum > > nabi > > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya > > dapet > > > wahyu. Itu namanya berbohong. > > > > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang > > orang > > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang > > ngaku > > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau > > > playing God...:-) > > > > > > salam > > > Mia > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > wrote: > > > > > > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an > > kita > > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > > > > > jawab Allah: "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih > > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg > > > > mengatakan..."] > > > > > > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh > > > > berlaku zalim"?? > > > > > > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. > > > > > > > > wassalam, > > > > > > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > > wrote: > > > > > > > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur > > urusan > > > > Gusti > > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti > > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) > > > > > > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > QS6:93 > > > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang > > mengadakan > > > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah > diwahyukan > > > > kepada > > > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, > > dan > > > > orang > > > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang > > diturunkan > > > > > > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu > > > > orang- > > > > > > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul > > maut, > > > > sedang > > > > > > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil > > > > > > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas > > > > dengan > > > > > > siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan > > > terhadap > > > > > > Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu > > > > > > menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. > > > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > > >> > > > > > > > ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku > > > > Nabi??;)) > > > > > >
[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ""..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa > tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an > kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK > nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) > > tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 > spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah > Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya > Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya > Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal > tidak > > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum > nabi > > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya > dapet > > wahyu. Itu namanya berbohong. > > > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang > orang > > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang > ngaku > > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau > > playing God...:-) > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > wrote: > > > > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an > kita > > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > > > jawab Allah: "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih > > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg > > > mengatakan..."] > > > > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh > > > berlaku zalim"?? > > > > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. > > > > > > wassalam, > > > > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > wrote: > > > > > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur > urusan > > > Gusti > > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti > > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) > > > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > > > > wrote: > > > > > > > > > > QS6:93 > > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang > mengadakan > > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah diwahyukan > > > kepada > > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, > dan > > > orang > > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang > diturunkan > > > > > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu > > > orang- > > > > > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul > maut, > > > sedang > > > > > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil > > > > > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas > > > dengan > > > > > siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan > > terhadap > > > > > Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu > > > > > menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > >> > > > > > > ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku > > > Nabi??;)) > > >
[wanita-muslimah] playing god->Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,"emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;))" toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,"ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: "..padahal tidak > ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.." Artinya, Tuhan menghukum nabi > palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet > wahyu. Itu namanya berbohong. > > emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang > yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku > nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau > playing God...:-) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Baca lagi pertanyaan sampeyan. "emang ada pasalnya di Qur'an kita > > tidak boleh ngaku Nabi??;))" > > > > jawab Allah: "lebih zalim". [ato bahasa saya neh (yg lebih > > lunak) "ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg > > mengatakan..."] > > > > Lalu manusia mo bilang "emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh > > berlaku zalim"?? > > > > he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. > > > > wassalam, > > > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > wrote: > > > > > > Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan > > Gusti > > > Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti > > > Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > > > wrote: > > > > > > > > QS6:93 > > > > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan > > > > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah diwahyukan > > kepada > > > > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan > > orang > > > > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan > > > > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu > > orang- > > > > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, > > sedang > > > > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil > > > > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas > > dengan > > > > siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan > terhadap > > > > Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu > > > > menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > > wrote: > > > > > > > > > >> > > > > > ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku > > Nabi??;)) >