Re: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu

2005-09-19 Terurut Topik Ari Condro
nah, kalau sudah masalah praktek, ini masalah kecocokan.
dan terkait dengan pengalaman dan budaya yang diajarkan ketika kita kecil.

saya yang juga gak biasa dzikir sambil menggeleng gelengkan kepala
dan melafalkan dengan keras dan cepat, juga sulit menikmatinya, kok.

buat yang awam awam gini, ikut yang kayak aa gym aja dech he he he ...

salam,
Ari Condro

- Original Message - 
From: "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]>

Wanita ada dibarisan belakang. Waktu dimulai kita disuruh memejamkan 
mata dan sambil mengacungkan jari telunjuk keatas trus dzikir. Saya 
tidak memejamkan mata, saya ngintip kedepan kayak gimana sih 
mengacungkan jari telunjuk itu. Sampe berakhir acara itu dzikir, 
saya cuma jadi penonton karena saya bingung melihat orang didepan 
itu sampai doyong kiri dan doyong kanan bahkan ada yang mental-
mental (untung aja kepalanya gak ngejeledak kebelakang).

Ketika acara selesai ada makanan kecil sambil minum-minum dibuka 
sesi tanya jawab. Kayaknya sang ustadz tau kalo ada pendatang baru. 
Saya bertanya kenapa ada yang sampe mental-mental kayak orang 
kerasukan gitu, apa artinya? (he..he..ketauan saya gak ikut dzikir). 
Kata sang ustadz begitu lah kalau orang sudah khusyuk! Kan orang 
beriman itu kalau mendengar nama Allah saja sudah bergetar hatinya, 
apalagi kalau dia dzikir???...Waduh! Meski saya gak terlalu faham 
soal dzikir, sufisme tapi saya merasa dzikir tsb rada aneh.
Gak lagi dateng deh.

wassalam,





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu

2005-09-18 Terurut Topik He-Man

Mbak jin itu sejenis energy negatif jadi sebenarnya bila terlatih bisa
dengan
dideteksi keberadaannya.Tidak semua hal-hal yang ghaib itu disebabkan
jin karena jin hanya salah satu aja dari makhluk ghaib

Dan jin tidak se superior itu justru manusia lah yang lebih superior ,
karena
manusia makhluk 5 unsur sementara jin cuma satu unsur jadi sebenarnya
jin itu lebih suka menghindari manusia daripada mendekati manusia , mereka
itu sebenarnya justru takut pada manusia.Makanya suka tinggal di wilayah
atau tempat yang jauh dari manusia.Sementara ketakutan manusia thd jin
sebenarnya kebanyakan cuma ekspresi kekagetan juga , dan jin juga
sebenarnya sama makanya mereka suka ngamuk kalau teritorinya dilanggar.

Nah ketika orang berdzikir  dia mengeluarkan aura atau energy positif dan
energy ini berlawanan dengan energy jin.Tapi energy seperti ini biasanya
memang memancing minat makhluk-makhluk ghaib untuk mendekat tapi
orang yang aura positifnya kuat tidak akan mampu dimasuki atau ditempel
oleh jin karena akan membakar mereka .Jadi paling banter menggoda atau
mengganggu mereka dengan "penampakan" sesuatu yang indah-indah misal
tiba-tiba muncul sebagai kyai bersorban di depan kita tapi pas "dibelah"
ternyata cuma jin ular.Bila anda sebentuk energy maka sudah wajar pasti
tertarik pada energy seperti halnya pria tertarik pada pesona gadis cantik
dan sexy.Semakin kuat energy positif anda semakin penasaran mereka
berusaha mendekat.

Jadi "sakaw" karena ibadah seperti zikir itu sangat jauh berbeda dengan
'sakaw" kemasukan jin.Dzikir itu sangat mempengaruhi kesadaran kita ,
makanya orang bisa jadi gila kalau dia melakukan ibadah seperti dzikir
itu secara over dosis.Obat itu bisa menyembuhkan tapi bila dikonsumsi
berlebihan ia akan menjadi racun yang bisa membahayakan jiwa kita.

- Original Message -
From: "shafiyyah77" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Sunday, September 18, 2005 12:12 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu


> Assalamualaikum:)
> Waduh... panjang juga ya diskusi tentang dzikir dan gila:)
> Jadi ingat Majnun (gila) dan Laila:) Keduanya, menurut persepsi kaum
> sufi adalah simbol cinta yg abadi laksana romeo dan juliet. juga
> menjadi simbol cinta yang tulus kepada-Nya. Lalu seorang gembala
> yang mabuk kepayang kepada Allah sehingga dia dicap gila oleh Nabi
> Musa:) ah... ini lain kasus yha?:)
>
> Focus in discuss, hakikat dzikir bukan gila, bukan juga orang jadi
> gila karena dzikir. Menurut saya, apa yang menimpa adik kelas mas
> Aman, dia sedang kemasukan iblis atau ghurur, tipu daya iblis yang
> ampuh untuk mengacaukan seseorang. Ada teman suami saya murid Anand
> Krishna yang mengaku merasa lebih dekat dengan Tuhan setelah
> mengamalkan ajarannya (ajaran Anand). Dia kalau berwudhu bisa sampai
> menangis, katanya. Tetapi, menurut seorang sufi yang sudah kasyaf,
> itu adalah "tangisan yang menipu" (seperit pernah dikatakan Imam al-
> Ghazali) - artinya tangisan itu tidak keluar dari ruhnya yang
> merindukan Allah, tetapi dari nafs-nya, yang "menyamar".. wallahu
> a'lam. Tetapi menurut suami saya sufi itu benar, sebab jika kita
> mencampuradukkan agama (Islam dengan ajaran Anand Krisnah), hasinya
> adalah sesuatu yang tidak selaras dengan jalur Islam. Bisa jadi yang
> membisikkan adalah jin yang musyrik (seperti kasus Lia Aminudin).
> Memang dalam sufi ada banyak bahayanya. Yang kita hadapi bukan lagi
> konsep abstrak tetapi kenyataan. Dalam Qur'an dikatakan bahwa
> sesunggunya setan itu musuhmu yg nyata. Kata seorang sufi, jika kita
> sudah kasyaf, maka benar-benar menghadapi setan secara nyata,
> hadir,  "face-to-face" dan tipu dayanya lebih mengerikan karena
> orang yg naik maqamnya itu dia akan mulai merambah alam di atas alam
> jasmani (ruhani) - di "dunia lain" ini yg dihadapi bukan lagi
> sekedar yuwas wisufi sudurinas, tetapi langsung tipu daya yg makin
> bahaya. Syaikh Abdul Qadir Jailani juga pernah dicoba oleh Iblis,
> yang mengambil bentuk cahaya dan mengaku Tuhan. Tetapi selama
> syariat kokoh, biasanya Allah-lah yg akan melindungi kita.
>
> Tapi kalau seseorang jadi kepanasan karena terlalu banyak dizkir,
> saya kira Rosulullah dulu engga:) beliau malah kedingingan ketika
> wahyu itu disampaikan padanya. Sedang Nabi Musa sendiri malah
> diperlihatkan "loncatan api" (gunung yang terbelah) ketika beliau
> ingin melihat Allah. Jadi nggak slalu bisa disebut panas itu kaerna
> dekat dengan Allah, atopun sebaliknya dingin itu karena lagi dekat
> degnan Allah :)
>
> Oh ya tentang Al-Hallaj , beliau itu pembela iblis. Sebenarnay dalam
> bersufi (menurut teori diceritakan suami saya lho) yang paling
> penting untuk dipahami dulu adalah perkokoh syari'at. Kadang orang
> tergesa-gesa menyelami hakikat padahal cuma sekedar membaca buku,
> merenungkannya, atau merenungkan kejiwaannya, atau merenungkan
> pikirannya sendiri. Dzikir belum lagi dawam dan istiqamah, tahajud
> belum setiap malam, tetapi sudah buru-buru bicara soal asma, soal
> wahdatul wujud, dan seterusnya.

Re: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu

2005-09-18 Terurut Topik Aman FatHa
Ayat yang ada dalam contoh saya, di surah Thaha ayat 14.
Terima kasih banyak Mbak atas rekomendasinya, semoga ada waktu untuk 
membacanya lagi.
Nama kitabnya Imam Ghazali itu, bidayatul hidayah.
Selain al-Adzkar Nawawi, ada satu lagi yang juga bagus, A'mal al-yaum wa 
Lailah, Imam Nasa'i.

Wassalam

Aman

- Original Message - 
From: "shafiyyah77" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Sunday, September 18, 2005 6:45 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu


> Assalamualaikum,
> makasih mas Aman:) saya dilarang suami saya membahs lebih detail
> tentang tasawuf nih:) dia membaca email2 saya dan menjewer saya
> sudah kelewatan bersurat, menulis iblis, mengklaim al-hallaj, al-
> bustami dll:) Saya kasih rekomendasi buku2 suami saya saja ya dan
> saya sendiri kadang2 sempat2in membacanya:) Kitab tasawuf yang
> paling baik, benar Ihya Ulumuddin-nya Imam al-Ghazali. Isi bukunya
> sesuai dengan judulnya, "menghidupkan Ilmu Agama". Banyak manfaat
> dan barokah dari membaca karya beliau. Salah satu ciri tulisan Imam
> al-Ghazali adalah dia selalu berbicara dengan bertingkat-tingkat.
> Pertama-tama dalam membahas satu topik dia mulai dari yang paling
> umum, lalu mendalam dan makin mendalam:) Lainnya untuk mendapatkan
> hidayah, karya Imam Ghazali yang berjudul "menjelang hidayah" atau
> bidayatul (lupa judul arabnya... :) Kata Imam Ghazali, hidayah
> memang dari Allah, tetapi kita juga harus aktif mempersiapkan diri
> untuk menerima hidayah, atau sedikit "berkorban" agar Allah berkenan
> memberi kita hidayah:) Nikmat yang sungguh besar adalah mendapat
> hidayah Allah kan?:) Dalam buku itu diuraikan banyak amalan agar
> kapasitas ruhani kita siap menjemput hidayah, yang sesungguhnya
> senantiasa ditebar Allah di setiap tarikan nafas kita --- mulai dari
> amalan bangun tidur sampai mau tidur lagi, dan semuanya berdasarkan
> Qur'an dan hadits:)
>
> Untuk memahami lebih baik tentang hakikat syukur, karya salah
> seorang mursyid tarikat Sadziliyah, yang bernama Ibn Ronda (Surat2
> sang Sufi) :) Ibn Ronda dalam surat2nya mengajarkan bahwa selalu ada
> alasan untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun - Alhamdulillah
> ala kulli hal, demikian dzikirnya. Syukur adalah sesuatu yang mulia
> meski berat pada kondisi tertentu.
>
> Boleh juga baca kitab yang sangat terkenal, al-Hikam karangan Syaikh
> Attailah as-Askandari, yang juga dari tarikat syadiziliyah. Aa Gym
> mengajarkan kitab ini di pesantrennya:) dan dia mendapatkan berkah
> dari ketekunannya mendalami al-Hikam. Lalu karya2 Sulthanul awliya
> Gautsil Adham Syaikh Abdul Qadir al-Jailani qs. Untuk keutamaan amal
> dzikir, karya Imam Nawawi ra, yakni al-Azkar (fadilah zikir dan
> doa) , adalah karya yang sangat baik, karena berisi banyak doa dan
> dzikir yang masyhur dan mu'tabar:) Banyak amalan tarikat bersumber
> dari karya ini. Atau kitab fadilah amal karya Imam Kandahlawi -
> seperti fadilah dzikir, puasa, membaca qur'an, sedekah, haji, dan
> tabligh:) Ada yang sudah dijadikan satu buku, diterbitkan oleh
> Ramadani (kalau nggak salah, coba nanti dicek lagi) dan
> terjemahannya sangat bagus:)
>
> Sebenarnya ada banyak sekali kitab tasawuf lainnya seperti Kasyful
> Mahjub,ar-Risalah, al-Luma', Sirr al-Asror,  dll. Silahkan pilih
> sendiri. Tetapi sebaiknya, carilah kitab yang lebih mentiikberatkan
> pada amaliah dan perbaikan akhlak. Tasawuf Filosofis, semisal karya
> Ibn 'Arabi, Suhrawardi al-Maqtul, al-Hallaj, Mulla Sadra, Ayn
> Qudhat, dsb, boleh-boleh saja dibaca, tetapi harus dengan rendah
> hati dan hati-hati. Untuk kajian yang filosifis, kita butuh lebih
> dari sekedar pengetahuan, tetapi juga butuh pengetahuan filsafat,
> irfan, epistemologi, ontologi, logika, dsb. Dulu suami saya "hobi"
> dengan hal seperti ini, tetapi sekarang dia kurangi, karena alasan
> tertentu yang bersifat pribadi dan teramat panjang untuk dijelaskan:)
>
> Ada baiknya juga membaca kisah-kisah dan hikmah sufistik, seperti
> kisah2 lucu Nasrudin Hoja, cerita-cerita kehidupan Sufi, seperti
> Tazkiratul Awliya karya Attar, atau novel Manthiq at-Tayr
> (Musyawarah Burung), juga karya Attar (semua sudah diterjemahkan ke
> bhs Indonesia).. Karya2 sastra sufistik amat berguna untuk
> melembutkan hati. Jgn lupa musik dan puisi.. ;) musik yang baik bisa
> melembutkan hati... tarikat chistiyah dan Mawliyah, menggunakan
> musik dan sajak untuk membangkitkan rasa cinta dan kelembutan
> hati... banyak sufi yang bersyair juga kan? :) puji-pujian kepada
> Nabi Muhammad saw, seperti shalawat, barzanji, dalailul khairat,
> semuanya dibaca dengan berirama, untuk membangkitan rasa cinta kita
> kepada Rasul. Ingat nggak sajak Taufik Ismail yang dimusikalisasi
> oleh Bimbo, Rindu Rasul, menyentuh, bukan? untuk meneladani sunnah
> nabi, Riyadus Shalihin karya Imam Nawawi juga amat dianjurkan. Karya
> ini banyak diajarkan di pesantren-pesantren. kalau untuk "iseng-
> iseng" bisa baca2 kajian tasawuf dari penulis kontemporer, seperti
> psikologi sufistik, zikir dan peradaban, dan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu

2005-09-18 Terurut Topik Aman FatHa
Saya tidak tahu dari mana kesimpulan Mbak yang memastikan bahwa orang yang 
tidak menyalahkan iblis berarti suudzhan kepada Allah. Wallahu khalaqakum wa 
maa ta'maluun. Waqad ahsantul adaba maa'ahu hatta la azhunna fi makhluqihi 
haadza syaian illa husnaz zhanni bihi fanaquulu annahu laisa bimajnuunin 
kajunuunil basyar. Innama huwa ni'matun kubra la tasta'iddu bashiratuhu 
litalaqqiha.

Persoalan itu mungkin karena Mbak sudah menilai yang terjadi padanya adalah 
sesuatu yang negatif (negatif dalam makna kejahatan atau buruk dalam sudut 
pandang agama) sehingga dikatakan itu ghurur setan. Dan sudah merasa 
husnuzhan kepada Tuhan dengan menegaskan bahwa apa yang ada padanya adalah 
dari setan. Saya tidak menilainya dalam lingkup seperti itu selain hanya 
sesuatu yang "tidak normal". Tidak normal bukan berarti selalu buruk. Salah 
seorang guru saya yang mendapatkan uang di bawah sejadahnya adalah tidak 
normal dalam ukuran kita. Ceritanya, dia mempunyai sejumblah uang (jutaan 
deh) lalu tiba-tiba datang orang yang meminta bantuan kepada beliau karena 
sesuatu yang sangat mendesak (kalau tidak salah ketika itu, istri atau anak 
orang itu harus operasi). Tanpa ragu beliau berikan semua uang itu. 
Selanjutnya beliau mendapatkan uang dalam jumblah yang sama di bawah 
sejadahnya sehabis shalat. Ini aneh.. ini tidak normal, tp bukan sesuatu 
yang negatif. Mas Sutioyoso mengatakannya, anugrah. Persoalan kita, sampai 
di mana kesiapan kita menerima kenyataan seperti itu? Kenyataan-kenyataan 
seperti itu tidak bisa kita pastikan apakah ghurur setan atau bukan. Sikap 
kita terhadap itu yang semestinya berdasarkan husnuzhan. Kan menjadi aneh 
kalau saya yang menyaksikan kondisi adik kelas saya, lalu Mbak memastikan 
itu ghurur setan. Mbak mengatakan, perkokoh syariah. Saya mengatakan, 
tumbuhkan kesadaran manusiawi. Renungkan kesamaan maksud dan kedalaman makna 
yang ingin saya sampaikan sebenarnya.

Satu hal lagi, saya sudah sampaikan paham "ittihad" sufi dengan bahasa yang 
sederhana dan sangat mudah dicerna. Itu yang saya sebutkan tentang 
Musyahadah al-Wahdah fi al-Kastrah dan Musyahadah al-Kastrah fil Wahdah. 
Masih ada tiga tahapan dibawahnya. Saya langsung ke poin itu untuk 
memberikan gambaran kesalahpahaman yang selama ini terjadi dalam memahami 
Wahdatul Wujud. Dulu di milist ini juga saya sering memberikan gambaran, 
Indonesia bersatu itu bukan berarti Pulau Kalimantan ya Pulau Jawa, Pulau 
Jawa ya Pulau Kalimantan. Saya pikir itu saja sudah cukup untuk memberikan 
gambaran sederhana. Salah satu konsep amaliyahnya juga sudah saya jelaskan 
sedikit dalam cerita tentang al-Hallaj pada prasa kedua sebagai pro 
orang-orang tertindas. Bukan riwayat pertama tentang al-Hallaj yang penuh 
dengan tudingan dan tuduhan.

Secara konsep global memang gampang bagi kita untuk mengatakan bahwa yang 
buruk dan jahat itu adalah ghurur setan sedang yang baik adalah nur 
ilahiyah. Namun saya pikir, ketika pembicaraan sudah menyangkut person 
seseorang, seyogyanya kita bisa menjaga jarak dengan memeriksa lebih lanjut. 
Bukankah itu termasuk bagian memperkokoh syariah? (saya pinjam istilah Mbak 
deh -:)) Dalam lingkup seperti apa kalimat sakti al-Hallaj itu? Benarkah ia 
mengatakannya dalam makna dan maksud yang sebenarnya? Atau itu tudingan 
padanya sehingga aktivitasnya bisa diredam dengan menghukumnya dengan dalih 
tudingan itu? Begitu juga Abu Yazid al-Busthami, Sang Quthbul Ahwal. Kalau 
tidak salah Imam Ghazali dalam Ihya Ulumiddin pernah menjelaskan tentang 
perkataan ini. Dalam bahasa Arab, disebut 'ala sabilil hikayah. Gambarannya 
yang mudah dicerna, sama seperti kita yang sedang membaca ayat, laa ilaaha 
illa ana fa'budni (Artinya, "tidak ada tuhan selain Aku maka sembahlah Aku", 
duh lupa ayat dan surah apa ya, al-Ra'ad 47 apa ya, check lagi deh). Saat 
membaca ayat itu, bukan berarti kita mengatakan perkataan itu sebagai 
perkataan kita. Barangkali Abu Yazid ketika mengucapkannya, tidak berada 
dalam keadaan seperti kita mengaji (membaca) al-Qur`an lalu sejak awal sudah 
diketahui memang sedang tadarus, sehingga dikira dia sedang mengucapkan 
perkataannya sendiri. (penjelasan selengkapnya lihat Ihya Ulumuddin, saya 
lupa halaman berapa dan juz berapa, tapi ada di sana).

Segitu aja dulu,
Wassalam

Aman


- Original Message - 
From: "shafiyyah77" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Sunday, September 18, 2005 4:40 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu


> Assalamualaikum,
> saya respon perpargraf aja mas ya...:)
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aman FatHa" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>> Saya tidak ingin membicarakan lebih jauh tentang syariat, hakikat,
> thariqat
>> dan makrifat ini. Namun ada dua tanggapan yang perlu saya utarakan:
>>
>> Pertama, beberapa kasus keanehan yang dialami orang-orang seperti
> kasus adik
>> kelas saya itu, kesimpulan yang kita berikan selalu bersifat
> spekulatif.
>> Karena itu, dasar utama ketika saya mencoba melihat fenomena dia
> adalah
>> 

Re: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu

2005-09-18 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO

Ass wr wb.

Kalau boleh tahu itu metode zikir yang seperti apa ya
mbak?
Apakah itu pendapat pribadi atau pendapat siapa ya ?

salam


--- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Memang enak membaca tulisan Pak Aman Fatha jadi
> tambah "ngeh";)
> 
> Kalau saya berpendapat begini Pak Sutiyoso..
> 
> Ketika Allah memberitahukan kepada malaikat bahwa
> Allah akan 
> menciptakan manusia dan menjadikanya sebagai
> kahlifah di muka bumi 
> maka para malaikat protes bagaimana mungkin manusia
> dengan potensi 
> merusak yang dimiliknya bisa menjadi khalifah di
> muka bumi..kenapa 
> enggak malaikat aja bukankah malaikat adalah makhluk
> yang senantiasa 
> bertasbih memuji Allah SWT.
> 
> dan Allah mengatakan bahwa Allah lebih Maha
> mengetahui masalah tsb. 
> Ternyata manusia dengan potensi "merusak" ini bisa
> mencapai 
> kedudukan lebih tinggi daripada malaikat (jelas bisa
> jadi khalifah 
> sedangkan malaikat aja kagak bisa;) tapi disisi lain
> dengan potensi 
> meruskanya manusia pun bisa lebih rendah daripada
> binatang.
> 
> Maka ketika kita melepas sisi manusiawi kita semisal
> dengan 
> berdzikir melampau batas maka terjadi kekacauan.. di
> satu sisi dia 
> bukan lagi manusia tapi disisi lain dia masih
> terperangkap dalam 
> keterbatasan manusia.timbulah ketidak seimbangan
> yang kalau dalam 
> bahsa gaul orang sunda mah rada miring saeutik
> (tidak seimbang) 
> alias sedeng.
> 
> Chae
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO
> WIJANARKO WIJANARKO 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Ass wr wb,
> >  
> > Terimakasih mas atas penjelasannya yang cukup
> cantik dan indah.
> > Respect untuk anda yang berbicara memakai dasar
> dan landasan  yang 
> mutu dan masuk nurani.
> >  
> > Pertanyaan saya kepada dimas He-man sangat
> sederhana, " Apa betul 
> nich mengingat Allah membuat orang yang mengingat
> Allah bisa jadi 
> gila"
> >  
> > Mas, tolong dilihat kronologis kenapa diskusi
> mengenia zikir / 
> mengingat Allah itu muncul , supaya mas bisa
> mendapatkan gambaran 
> yang lengkap:)  oke.
> >  
> > Kalau kemarin saya menggunakan perumpamaan gambar
> piramida ( 
> keimanan, syariat, tarikat, hakekat , makrifat ) 
> dalam menempuh 
> makrifatulah karena saat itu saya berbicara dengan
> person yang sudah 
> dewasa dan cukup matang, tapi dalam menghadapi kasus
> yang anda 
> kemukakan tersebut saya harus menggunakan
> perumpamaan lift yang ada 
> disebuah rumah yang bertingkat ..dalam mencapai
> makrifatulah harus 
> melalui tahapan step by step yaitu tahap pertama
> adalah tahap 
> keimanan, tahap syariat, tahap tarekat, tahap
> hakekat baru tahap 
> makrifat.
> >  
> > Kita bicara yang ringan-ringan aja yach supaya
> tidak melanggar 
> kode etik ...
> > Ini hanya perumpamaan , mungkin bisa juga tidak
> tepat untuk 
> perumpamaan kasus yang anda lihat tapi bisa
> dijadikan untuk 
> perbandingan,  saya ingin bertanya kepada mas Aman 
> mungkin engga 
> anak yang baru usia 6 tahun yang harusnya belajar di
> sekolah Dasar  
> diberi ilmunya Mahasiswa?...pusing yang akan dialami
> anak tersebut.
> > Bisa terjadi atau mungkin saja anak itu
> keimanannya, syariatnya , 
> tarekatnya belum kuat lalu dia tiba-tiba masuk dunia
> hakekat nah 
> jadinya kaya orang bingung, tapi saya mencoba untuk
> positif 
> thinking, saya anggap anak itu anak yang beruntung
> mendapatkan 
> karunia Allah ( Allah berhak memilih siapapun yang
> jadi kekasihnya ).
> >  
> > Ini pendapat saya ya mas, versi saya,  kalau saya
> dihadapkan pada 
> pengalaman ruhani yang dialami adik kelas mas Aman
> sebenarnya kita 
> tidak perlu bingung, itu bukan gila atau ayan atau
> apa, itu suatu 
> kondisi dimana anak tersebut mendapat karunia dari
> Allah ( ujud 
> karunia ada beberapa jenis - kalau bahasanya mas
> Aman adalah 
> terbukanya hijab ) , bisa aja and InsyaAllah keadaan
> semacam itu 
> seperti keadaan yang dialami Nabi Muhammad saat
> mendapatkan wahyu ( 
> sehingga oleh istrinya lalu Nabi diselimuti  - orang
> Barat menilai 
> nabi itu ayan karena saat menerima wayu nabi gemetar
>  )  tapi 
> tentunya dalam level yang sangat-sangat kecil sekali
> karena anak 
> tersebut adalah manusia biasa sedangkan Muhammad
> adalah rasul. 
> >  Keadaan seperti itu tidak bisa terjadi kepada
> sembarang orang 
> karena itu Hak Allah. Dan keadaan seperti itu hanya
> sementara aja, 
> sedangkan kalau gila itu kan permanen mas, betul
> engga? 
> >  
> > Kalau menurut saya bisa saja kita ini yang
> melakukan kesalahan 
> interpretasi saat seseorang lagi kebuka hijabnya
> atau baru 
> mendapatkan salah satu dari karunia Allah karena
> kita hidup dalam 
> dunia materi rasionalitas jadi kita selalu heran
> dengan fenomena-
> fenomena seperti itu, padahal dalam hidup kita ini
> sering kita 
> melakukan hal-hal yang hampir sama seperti saat
> orang terbuka 
> hijabnya yaitu pada saat kita sedih kemudian
> menangis atau tertawa 
> sendiri , karena hal ini jadi konsumsi tiap hari
> jadi sudah tidak 
> aneh lagi.
> >  
> > Jadi menurut versi saya ka

Re: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu

2005-09-17 Terurut Topik Aman FatHa
Saya tidak ingin membicarakan lebih jauh tentang syariat, hakikat, thariqat 
dan makrifat ini. Namun ada dua tanggapan yang perlu saya utarakan:

Pertama, beberapa kasus keanehan yang dialami orang-orang seperti kasus adik 
kelas saya itu, kesimpulan yang kita berikan selalu bersifat spekulatif. 
Karena itu, dasar utama ketika saya mencoba melihat fenomena dia adalah 
husnuzhan. Saya tidak tahu kapan Iblis itu datang atau seperti apa sehingga 
tidak mungkin bagi saya misalnya menyimpulkan bahwa itu kemasukan Iblis. Apa 
iya, dia yang lebih menginginkan shalat daripada makan itu kemasukan Iblis, 
atau berzikir dengan rutin sehingga berada dalam kondisi yang seperti gila 
karena kemasukan Iblis. Waktu itu, kami hanya melihat bahwa dia sedang 
berada dalam kondisi yang lain dari biasanya. Katakanlah sekarang "gila" 
dalam tanda kutip seperti penjelasan Mas Sutiyoso. Kami hanya berpikir, ini 
masalah dan kami harus menyelesaikannya, dengan cara kami yaitu dibawa 
kepada Ustadz.

Dengan penjelasan itu bisa dipahami maksud saya dengan memberikan tambahan 
tentang konsep sufi. Kesadaran manusiawi. Bahwa orang yang sudah kasyaf atau 
berada dalam penghayatan tertentu akan semakin rajin setan menggodanya, itu 
benar. Namun seperti apa, kita tidak bisa memastikan. Cerita-cerita tentang 
Abdul Qadir al-Jailani dan lain-lain, enak dan gampang kita simak untuk 
menumbuhkan kehati-hatian dan kesadaran manusiawinya, karena kita bisa 
membacanya. Persoalannya, bagaimana jika ada fenomena yang kita alami 
sendiri atau dekat dengan kita. Ukuran apakah itu ghurur (tipu daya) setan 
atau bukan, wah tidak semudah itu kita bisa mengenalinya. Contoh selain dari 
kasus adik kelas saya, seseorang yang setiap jum'at shalat di Makkah. Ini 
bukan asumsi, atau cerita-cerita yang tidak ada sumbernya yang pasti. Ini 
adalah cerita pengalaman dari orang yang sangat dekat dengan saya sendiri. 
Dia setiap jum'at shalat di Makkah. Wah, apa mungkin?! Itulah kenyataan yang 
dia alami. Jum'at kedua kemudian begitu juga. Hingga pada jum'at ketiga, 
saat khatib sedang khutbah di atas mimbar, dia beranikan diri memukul Ka'bah 
yang di hadapannya dengan sejadah. Tiba-tiba suasana dan semua bentuk 
berubah. Dia ternyata berada di tengah-tengah hutan. Ka'bah yang dipukulnya 
itu ternyata adalah sebatang pohon besar. Jadi jelas selama ini dia berada 
dalam tipu daya setan.

Pertanyaannya, seberapa besar ukuran keberanian kita untuk melakukan seperti 
yang dia lakukan jika kita mengalami kejadian serupa. Apalagi kejadian 
seperti ini sering dibuat menjadi bahan kebanggan, bukan? Saya pikir, inilah 
kesadaran manusiawi yang ada dalam dirinya. Dia tidak larut dan tidak 
tenggelam dalam suasana batin yang mendorongnya untuk merasa sudah bersih, 
merasa sudah suci sehingga mendapatkan kesempatan seperti itu. Dia tetap 
pada dirinya sebagai manusia yang sadar, yang berpikir, yang hamba, yang 
manusiawi, yang punya potensi "merusak" (minjam istilah Mbak Chae) tapi 
terus berproses menuju sesuatu yang ideal.

Jadi, panas dalam zikir sebagaimana disampaikan ustadz-ustadz saya tidak 
saya tafsirkan sebagai panas api, tapi kondisi yang membuat seseorang lupa 
akan siapa dirinya. Kelupaan diri itu tidak melulu bisa kita pastikan 
sebagai ghurur setan (tentu maksudnya, merusak, atau keluar dari ajaran), 
bisa juga dalam bentuk dorongan hidup di menara gading, merasa sudah bersih 
dan suci, dll. Dan pesan memperbanyak shalawat karena shalawat itu dingin 
yakni adalah untuk mengembalikan posisinya sebagai manusia sebagaimana 
Muhammad itu adalah manusia. Manusia yang sadar diri sepenuhnya dalam 
menggapai Tuhan.

Kedua, soal al-Hallaj. Saya tidak tahu dasar apa yang bisa kita gunakan 
untuk mengatakan al-Hallaj adalah pembela Iblis. Saya kira ini adalah 
kesimpulan yang keterlaluan. Yang saya tahu, al-Hallaj pernah hidup dekat 
dengan pembesar-pembesar istana, sedang pada sisi lain dia hidup di 
tengah-tengah penduduk yang fakir. Sekembalinya dari perjalanan ke India, 
dia menjadi seorang guru yang menyampaikan nasihat-nasihat dan berbicara 
tentang "keluh kesah Cintanya", menyebarkan ide-ide reformisnya. Hidupnya 
kemudian senantiasa penuh dengan penjara dan persidangan-persidangan yang 
tak kunjung usai, penuh tuduhan hingga pengadilannya yang terakhir tahun 309 
H. di depan Hakim al-Maliky (dari mazhab imam Malik) Abu Umar al-Hamdy 
disertai dua orang Qadhi (jaksa) masing-masing dari mazhab Syafi`i dan Dari 
Mazhab Hanafi sebagaimana biasanya persidangan waktu itu. Seingat saya, 
dalam beberapa persidangannya, salah seorang Qadhi dari Syafi'i adalah Ibnu 
Suraij. Ibnu Suraij ini yang kerap membelanya dalam persidangan, tapi 
kemudian mengundurkan diri dalam persidangan selanjutnya karena pembelaannya 
tidak didengarkan.

Seperti juga penegasan penulis buku "Kasf al-mahjub" bahwa ia melihat di 
Iraq kelompok yang menamakan dirinya "al-Hallajiyah" (pengikut Hallaj) 
setelah lebih dari 100 tahun kematian Hallaj. Ini tak jauh beda dengan 
ungkapan al-Ma`arry dalam b

Re: [wanita-muslimah] Re: Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu

2005-09-17 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
Mbak Ustadzah Chae,

Bener nich Mbak Chae udah yakin dengan cerita
tersebut?...boleh dibilang kaya dzikir...kaya apa ya
mbak...mohon dijelaskan lebih detail.apakah itu
betul-betul dzikir, mantra, primbon, kejawentolong
dijelaskan yach mbak"kalau engga salah
ceritanya"...itu juga belum jelas mbak, bisa aja
pemuda itu gila karena saat itu ada KRISMON bukan
karena dzikir:)

Anywayitu pendapat Mbak Chae yachyang belum
saya dengar dan saya lihat adalah pendapat Dimas
He-Man"yang ini dulu dong

Mohon saya minta ijin tolong ditunjukkan dasar-dasar
Al Qur'an dan Hadist-nya kalau orang banyak mengingat
Allah itu bisa menjadi gila ( saya tahu di Al Qur'an
justru kita dianjurkan untuk banyak dzikir ), mungkin
saja dimas He-Man punya "Al Qur'an" versi-nya
sendiri...

Kalau orang yang banyak mengingat Allah disebut oleh
orang lain gila itu mungkin saja karena jaman sekarang
jaman apa hayo?...

Puncak hubungan transenden umat/seseorang  islam
adalah hubungan dia dengan Allah ( mengingat Allah /
dzikir, sholat etc ), 

Nabi pernah bersabda : .kalian tidak akan masuk
surga sebelum kalian beriman, kalian belum beriman
sebelum kalian saling mencintai, kamu ingin tahu apa
itu saling mencintai ?..yaitu mengucapakan salam

Disini kita bisa melihat bahwa surga, iman yang
abstrak dan bersivat transenden diaplikasikan dalam
kehidupan sosial yaitu dalam bentuk salam ( salam
adalah aplikasi dzikir / mengingat kepada Allah )

Kalau dikatakan kalau mengingat Allah bisa membuat
gila lalu gimana?...saya mengucap salam kepada mbak
Chae disebut gila, mbak chae mengucap salam kepada
saya juga disebut gila, kita shalat disebut gila, kita
berdoa saat mau makan, mandi, tidur juga disebut
gilajadi semua warga milis disini yang setiap
akhir menulis kalimat salam juga gila semua?lhah
kepiye iki?ENGGAK MUTU...kalau dalam bahasa
JAWA-NYA adalah Ngoyo woro.

Dimas He-man bolehlah bebas untuk berfikir tapi yang
mutu dong, kalau ingin ngetop ya jadi bintang film
atau sinetron...saya ada chanel dijakarta,,,saya bisa
bantu dimas untuk jadi bintang filmgimana?

salam.

Note:
Sekalian saya jawab yach pertanyaan Mbak Chae yang
kemarin, nah yang kaya-kaya gini ini yang membuat
Indonesia tidak maju. 

Di Eropa sana orang menggali potensi SQ ( Spiritual
Quotient ) supaya jadi cerdas secara spiritual (
karena terjadi krisis sosial/split personality,
rasionalitas tidak mampu lagi ) tapi di indonesia
orang mau DZIKIR/MENGINGAT ALLAH/MENGGALI SQ
PRIBADINYA diobok-obok, harusnya mbak Chae ngingetin
Dimas He-man kalau engga nanti dia selalu merasa benar
gitu lho..
Kita menganut faham apa mbak?...Qadariyah atau
Jabariyah? 

salam,
( Mohon saya jangan dianggap orang.. karena
mengucap salam )




--- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Syahdan Pak sutiyoso, ketika Nabi Isa sedang
> berjalan ada seorang 
> pemuda yang meminta kepada Nabi Isa agar ia
> diberikan Allah cinta 
> yang begitu besar kepada-Nya (boleh dibilang kaya
> dzikir lah!!!)
> 
> Kemudian Nabi Isa berdoa dan do'a itu dikabulkan,
> ketika Nabi Isa 
> ingin tahu kabar si pemuda itu.. orang2 di
> kampungnya mengatakan 
> bahwa pemuda itu sudah menjadi gila dan kabur ke
> puncak gunung. 
> Ketika di temui oleh Nabi Isa..kondisi si pemuda itu
> 
> pemprihatinkan..dan kalau enggak salah akhir
> ceritanya si pemuda itu 
> mati karena cinta yang berlebih..
> 
> Ini cerita sufi yang saya baca,mengajarkan kita
> untuk bersikap adil, 
> tengah2 dan tidak berlebih-lebihan karena apapun
> yang melampau batas 
> itu tidak baik:)
> 
> Chae 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO
> WIJANARKO WIJANARKO 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > He-man,he-man...eman-eman
> >  
> > Dzikir itu mengingat Allah,  apa betul nih
> mengingat Allah membuat 
> orang yang mengingat Allah jadi gila?.ini joke
> atau serious? 
> atau hanya mau cari sensasi...?  atau berpolitik?
> >  
> > salam
> > 
> > 
> > He-Man <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> > Baca An Naas aja cukup , source nya buku pak
> Miftah itu kebanyakan 
> dari
> > Adzkar Imam Nawawi mending langsung aja ke
> sumbernya lebih 
> komplit ,
> > terjemahannya ada banyak koq di toko kitab.Cuma
> ada beberapa 
> dzikir atau
> > wirid disana yang emang kudu hati-hati ngamalinnya
> nggak bisa 
> sembarangan.
> > 
> > Entahlah dulu gw kira dzikir itu cuma ibadah biasa
> aja , jadi 
> enteng aja
> > ngamalin dzikir dari kitab , ternyata rada bahaya
> juga.
> > Baca ayat suci kayak ayat kursi banyak-banyak
> ternyata efeknya 
> cukup bahaya
> > juga bukannya ngusir jin malah ngumpulin jin.
> > 
> > Makanya di lingkungan NU ada adabnya sebelum
> ngamalin dzikir atau 
> wirid
> > banyak-banyak , misal tawassul dulu baca sholawat
> , istighfar 
> dll.Dzikir itu
> > amalan berat termasuk kelas tinggi, kalo baca
> dikit sih nggak 
> bakalan kerasa
> > coba baca banyak.Makanya gak usah heran misal liat
> orang ngelayang 
> ketika
> > berzikir , jadi beneran terangkat dari duduknya
> dan sebaliknya ad