Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Kedua2nya harus saling menjaga. Para wanita juga dapat terangsang melihat kegantengan saya.. oleh karena itu harus ada pengaturan hati. Sinyal boleh saja masuk melalui mata, telinga, kulit, hidung dan mulut.. tapi filter hati harus dihidupkan. Sehingga ketika berbicara dgn wanita tidak perlu MELENGOS tapi tetap menatap matanya. melengos artinya tidak sopan dan tidak beradab. Coba aja klo anda sebagai pengajar, kemudian melihat siswi2 yg cantik lalu melengos.. maka jelas anda tergolong pengajar yg tidak berkualitas. Jika anda sebagai penyanyi.. anda tidak mau menatap pemirsa yg ada di depan. Anda bukan penyanyi yg baik. dls --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yang Herni tulis itu bukan seimbang namanya.. :-p > yang seimbang itu semua pihak saling menjaga.. > yang pria menjaga hati & tindakan, yang wanita menjaga fisik-nya.. > jangan saling mengumbar hawa nafsu.. :-) > > As simple as that.. tapi banyak yang susah ngejalaninnya.. > CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K > > Pada 12 Agustus 2008 19:04, h.s nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > > simple aja sebenarnya... > > laki2 diajar utk tidak jadi kucing (garong).. > > dan perempuan diajar untuk tidak malu2 kucing :-) > > > > laki2 dikurangi nafsu beringasnya.. menghormati perempuan terlepas dari > > berjilbab atau tidak.. > > perempuan dilepaskan dari beban perasaan bersalah dan dipersalahkan... > > > > relasi yg tadinya berat sebelah, diseimbangkan.. > > sesimple itu aja kok, mbak yu..:-) > > > > wassalam, > > herni > > > > 2008/8/12 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > Mungkin bukan pada pola pikir twisted ato pola budaya patriarkis, > > > tapi emang dari sononya ato fitrah asalnya laki2 itu bagaikan kucing > > > dan pere bagaikan ikan. Sekarang tinggal kucing yang bagimana dan > > > ikan yang bagaimana? Meski bagaimanapun inteleknya dan berimannya > > > kucing tsb, tetep aja kucing...he..he...di kasih ikan bakalan > > > ngendus. Tinggal endusannya itu yang menentukan. > > > > > > Ato ini (gbran kucing dan ikan)juga termasuk budaya patriarkis. Kalo > > > budaya genderlesslis (?) pere bisa digbrkan juga jd kucing ? Ato > > > tetep jd ikan yang nyamber kucing???...hi..hi..sudah tiba masanya spt > > > ini kali ya? > > > > > > Kira2 apa yang ingin Nabi SAW sampaikan dengan genderless ini ya? > > > Apakah untuk meninggalkan fitrah? Fitrah laki dan fitrah pere tetep > > > aja beda, meskipun ada genderless dari Nabi SAW toh? > > > > > > wassalam, > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com > 40yahoogroups.com>, > > > "ritajkt" wrote: > > > > > > > > Ya, unbelievable sekali saya kira. Kenapa yah dalam kasus ini,Ibu > > > > Meilany HANYA berprasangka baik pada dua pria itu dan TIDAK pada > > > > para perempuan? > > > > > > > > Lalu Mbak Mia bertanya, mengapa berPOLA PIKIR seperti itu? > > > > Menurut saya, pola pikir (yang twisted menurut Mbak Mia, tapi > > > > diyakini sebagai prasangka baik oleh Ibu Mei) itu adalah > > > konsekuensi > > > > logis dari pola budaya patriarkis yang dijejalkan kepada kita > > > > sebagai kebenaran. Konsekuensi dari pola pikir ini adalah di benak > > > > kita terkondisi bahwa pihak perempuan selalu salah dan pihak pria > > > > adalah selalu benar. Akan selalu ada pembenaran kesana, dan para > > > > perempuan yg dibesarkan dengan paham ini cenderung mendarah daging > > > > meyakininya, sehingga walau sudah dicerahkan dengan reformasi > > > > Muhammad SAW melalui agama Islam, akan secara tidak sadar mereduksi > > > > pemahaman Islami tentang keadilan yang genderless, menjadi dogma- > > > > dogma yang cenderung patriarkis. > > > > > > > > We have been, sadly, experiencing it here for years... > > > > > > > > salam > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com > > , > > > "Mia" wrote: > > > > > > > > > > Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg > > > > tiba2 > > > > > saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > > > > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." > > > > > > > > > > mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang > > > > > tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para > > > cewek > > > > > itu lagi sial...? > > > > > > > > > > unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian > > > > lama > > > > > di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei > > > > gambarkan, > > > > > tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak > > > > > perempuan punya persepsi begitu, jadi paling tidak nggak > > > > sendirian..:- > > > > > ), ini kan pola lose-win, yang lebih sulit ketimbang win-lose. > > > > > > > > > > Pertanyaannya sekarang, dimana letak kekeliruan persepsi yang > > > > twisted > > > > > seperti ini? Apa saja dampaknya? Bagaimana kita memperbaikinya? > > > > > > > > > > salam > > > > > Mia > > > > > > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com > > , > > > > > "L.Meilany" > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > Begini Miadear; > > > > > > > > >
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Ibu Mei, saya kok kurang paham, bagian mana dari posting saya yang emosional? Bukankah saya hanya bilang unbelievable karena ada sudut pandang yang hanya BERPRASANGKA BAIK pada pria dan menafikan si wanita? Saya lalu mencoba menjelaskan fenomena tersebut, yakni itu adalah output yang logis dari pola pikir patriarkis. Kalimat selanjutnya menjelaskan fenomena tersebut dan konsekuensinya dalam kehidupan sehari-hari. Itu saja, emosinya dimana yah? Saya tetap memegang argumen itu Bu, dan seperti yg saya sudah tulis pula, we have been having it here for years kok. Bukti terbaru adalah posting Pak Irwan K yang mengcounter Mbak Herni dalam thread lain, meskipun menulis pakai emoticon senyum, menurut beliau: (deleted) "yang seimbang itu semua pihak saling menjaga.. yang pria menjaga hati & tindakan, yang wanita menjaga fisik-nya ".(deleted) Menurut saya, output dari dayadidik patriarkis memang demikian. Perempuan itu selalu mendapat perlakuan yg unfair dan selalu salah. Coba deh, kalo pakai "pola keseimbangan" a la Ustad Irwan K ini, bagaimana beliau menjelaskan fenomena perkosaan di Saudi yg tubuh perempuannya disembunyikan demkian rapet? kalau dari awal pijakan aja sudah begitu biased dan unfair, padahal baru ngomongin usaha preventifnya ya, bagaimana ke proses punihment dan reward-nya? Blaming the victim lagi dong ntar? Semacam "salah sendiri pake rok mini, diperkosa deh" dst itu? eniwei, jika Anda tersinggung dengan posting saya, I am sorry. Tapi konten dari posting saya itu stays where they are, Bu. Dan terima kasih atas sarannya, salam kembali utk bang napi :) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Begini Rita kok datang2 sudah langsung esmosi-an, sabar gitu loh. > Ikuti dulu dari awalnya gimana mail ini berbunyi. >> Lha kok tiba2 Rita bilang ini menyangkut jenderlah, patriakilah??? > > Kejahatan itu nggak milih jender, nggak milih tatanan sosial . > Rita sendiri yg 'menjerumuskan diri' mengulas mail Mia pada istilah diatas. > Kok tiba2 ke masalah , jender, patriaki; apa mentang2 milis WM :-) > > Jadi poinnya adalah bukan pada individunya ; laki2 atau perempuan tapi pada perilaku yg tidak menyenangkan yg harus diwaspadai. > Jadi bagi saya senantiasa berusaha berlatih untuk berprasangka baik terhadap siapapun, entah ya kalo orang lain. > Berprasangka baik itu menenangkan pikiran jadi gak kemrungsung, panjang umur dan bikin > pikiran jadi peka selalu waspada tidak menjurus ke paranoid. > Percayalah Rita! Hati2 dijalan kalo ada perempuan yg mepet2 tanya ini itu mungkin ia copet atau mungkin lesbi. > :-)) > Waspadalah!! [ bang Napi!] > > salam, > l.meilany > > > - Original Message - > From: ritajkt > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, August 12, 2008 8:54 AM > Subject: Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir > > > Ya, unbelievable sekali saya kira. Kenapa yah dalam kasus ini,Ibu > Meilany HANYA berprasangka baik pada dua pria itu dan TIDAK pada > para perempuan? > > Lalu Mbak Mia bertanya, mengapa berPOLA PIKIR seperti itu? > Menurut saya, pola pikir (yang twisted menurut Mbak Mia, tapi > diyakini sebagai prasangka baik oleh Ibu Mei) itu adalah konsekuensi > logis dari pola budaya patriarkis yang dijejalkan kepada kita > sebagai kebenaran. Konsekuensi dari pola pikir ini adalah di benak > kita terkondisi bahwa pihak perempuan selalu salah dan pihak pria > adalah selalu benar. Akan selalu ada pembenaran kesana, dan para > perempuan yg dibesarkan dengan paham ini cenderung mendarah daging > meyakininya, sehingga walau sudah dicerahkan dengan reformasi > Muhammad SAW melalui agama Islam, akan secara tidak sadar mereduksi > pemahaman Islami tentang keadilan yang genderless, menjadi dogma- > dogma yang cenderung patriarkis. > > We have been, sadly, experiencing it here for years... > > salam > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg > tiba2 > > saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." > > > > mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang > > tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para cewek > > itu lagi sial...? > > > > unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian > lama > > di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei > gambarkan, > > tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak > > perempuan punya
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
padahal di Al Quran juga digambarkan perempuan yang jadi "kucing" dan laki2 yang jadi "ikan" seperti cerita Nabi Yusuf di mana wanitanya memburu Nabi Yusuf sampai bajunya Nabi Yusuf sobek sampai seheboh itu lho gambaran di Al Quran salam, -- wikan On 8/12/08, Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mungkin bukan pada pola pikir twisted ato pola budaya patriarkis, > tapi emang dari sononya ato fitrah asalnya laki2 itu bagaikan kucing > dan pere bagaikan ikan. Sekarang tinggal kucing yang bagimana dan > ikan yang bagaimana? Meski bagaimanapun inteleknya dan berimannya > kucing tsb, tetep aja kucing...he..he...di kasih ikan bakalan > ngendus. Tinggal endusannya itu yang menentukan. > > Ato ini (gbran kucing dan ikan)juga termasuk budaya patriarkis. Kalo > budaya genderlesslis (?) pere bisa digbrkan juga jd kucing ? Ato > tetep jd ikan yang nyamber kucing???...hi..hi..sudah tiba masanya spt > ini kali ya? > > Kira2 apa yang ingin Nabi SAW sampaikan dengan genderless ini ya? > Apakah untuk meninggalkan fitrah? Fitrah laki dan fitrah pere tetep > aja beda, meskipun ada genderless dari Nabi SAW toh?
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Waduuh. Twisted? Apa itu - bahasa inggris saya memprihatinkan. Saya tanya pada Flora, tanya pada Pak Satriyo bliaw kan ahli bahasa Inggris. Maknanya negatif, yak ampyn Mia. Kok teganya,.. Tapi Alhamdulillah Mia menuduhnya sekarang saya kan dah makin sepuh lebih belajar menahan diri, sabar atas tuduhan bahwa pola pikir saya mlintir mlintir. Coba kalo sepuluh tahun lalu saya bisa naik darah.. :-( Yg saya sampaikan adalah berdasarkan; pengamatan' - pengalaman. Dan tentunya selalu berpikiran positif. Saya nggak mau terjebak pada pola kalah menang atau nasib baik nasib buruk. Menjalani kehidupan bukan seperti itu bagi saya. Coba Mia sesekali lihat acara siang RCTI - acara kejahatan [ saya lihatnya sesekali] Ada ulasan bang Napi dari balik jeruji : "Kejahatan itu karena ada peluang maka WASPADALAH!' Itu saja intinya silaken dijabarkan dalam berbagai kasus di kehidupan. Jadi jangan katakan saya mlintir2, sinting, twistedlah :-( Jahil itu kejahatan atau bukan, kalo itu dianggap kejahatan ya jangan beri peluang. Kalo jahil itu bukan dianggap sebagai kejahatan ya terimalah dan jangan menyesal kalo akibatnya jadi buruk atau kemudian melakukan pembalasan, dendam. Kan gitu, logis kan, apa masih twisted? Kekeliruan persepsi? Waduh! Saya percaya manusia melakukan sesuatu pasti ada sebabnya meskipun sekedar iseng juga pasti ada sebabnya ; karena frustrasi menganggur, mungkin cari temen, cari perhatian, kesepian, dimarjinalkan dll. Cuma saja kita nggak tahu karena itu masalah pribadi. Setiap orang punya masalah, kalo nggak punya masalah artinya mati-meninggal atau gila. Jadi kalo ditanya gimana dampak dari kekeliruan yg twisted bagaimana memperbaikinya? Ya Mia jawab sendiri, ini kan asumsi Mia :-) karena saya nggak anggap pola pikir saya itu twisted ---Ini masih tentang 'kejahatan' Selama kita berinteraksi dengan orang lain maunya ya baik saja; kalo niatnya baik, awalnya baik, pikiran baik, insya Allah hasilnya juga baik. Pikiran yg baik jangan juga menafikan sikap keberhati-hatian, karena kita hidup dimasyarakat yg beraneka macam sifat. Kalo kita kita sial karena kurang hati2 misalnya maka yg timbul kan sikap negatif, menguras energi, jadi jelek juga akibatnya. Ngomel2, marah2 nangis jengkel dlsb yg buruk2. Umpamanya saja ada pasien perempuan yg diperiksa dokter cowok; kalo tetap niat baik lurus mau berobat maka gak ada tuh pikiran wah dokternya nanti genit, megang2, meremas-remas; meskipun mungkin dokternya pikirannya ngeres bin mesum Tapi kalo kita risih supaya nggak berprasangka buruk, nggak capek ati terhadap dokter pria atau nggak mau di perlakukan seperti itu ya yusahakan jangan sakit atau cari dokter perempuan, :-)) Gitu aja kok repot Salam, l.meilany - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 11, 2008 12:48 PM Subject: Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para cewek itu lagi sial...? unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian lama di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei gambarkan, tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak perempuan punya persepsi begitu, jadi paling tidak nggak sendirian..:- ), ini kan pola lose-win, yang lebih sulit ketimbang win-lose. Pertanyaannya sekarang, dimana letak kekeliruan persepsi yang twisted seperti ini? Apa saja dampaknya? Bagaimana kita memperbaikinya? salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Begini Miadear; > > 1. Segala perbuatan pasti ada pemicunya, > Kalo apes itu adalah nasib. > Misal serombongan perempuan yg pergi umroh, secara nilai spiritual baik, ibadah gitu. > Tapi kalo misalnya pesawat itu meledak, mati semua, > Sapa yg kita salahkan??? > Runyamnya orang2 yg sirik bilang, yg pergi umroh ada yg pake uang korupsi atau yg pergi perempuan gak bener sih > Tapi bagi yg punya kedalaman spritual, misalnya ia peserta tiba2 saja ia gak jadi pergi umroh jadi ia terlepas dari bencana. > > 2. Begitu juga cerita Mia, mengapa gitu cowok itu sampai jailin? > Apakah perempuan itu 'memancing' jalan di tempat yg sepi? > Apakah perempuan itu tebar pesona, senyum sana senyum sini yg tidak pada tempatnya?? > Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes. > Kalo di bus bersentuhan? > Lha itu kan memang sudah begitu kenyataannya. >
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Begini Rita kok datang2 sudah langsung esmosi-an, sabar gitu loh. Ikuti dulu dari awalnya gimana mail ini berbunyi. Saya sepakat dengan Herni bahwa dalam mail yg lalu2 mungkin Rita nggak ikuti; bahwa harus ada kewaspadaan, keberhati-hati-an bergerak di ruang publik. Harus ada awareness gitu istilah Herni. Kita kan sebaiknya gak menggeneralisasikan suatu kondisi, tatanan sosial dalam masyarakat melulu negatif. Negatif/pelecehan bagi yg satu - hiburan, lelucon bagi yg lain. Coba lihat acara 4 mata - Tukul, bagi sebagian orang dinilai vulgar hostnya suka ngomong yg 'menjurus'. Tapi bagi orang lain enggak. Jadi kalo kenyataannya perbuatan iseng, usil adalah hal yg lumrah, bagi yg gak suka ya harus waspada, harus hati2 supaya nggak dikerjain. Lha kok tiba2 Rita bilang ini menyangkut jenderlah, patriakilah??? Kejahatan itu nggak milih jender, nggak milih tatanan sosial . Rita sendiri yg 'menjerumuskan diri' mengulas mail Mia pada istilah diatas. Kok tiba2 ke masalah , jender, patriaki; apa mentang2 milis WM :-) Saya kan hanya menimpali kasus yg diberikan Mia, ' kalo ada cowok jahilin cewek' Ya saya komentari sesuai soalnya dong. Cowok jahilin cewek, knapa gitu gak cewek jahilin cewek atau anak2 jahilin orang tua. Saya nggak menganggap bahwa perempuan lemah, perempuan selalu salah sedangkan laki2 adalah kuat dan selalu benar. Coba lihat dan baca2 lagi adakah demikian? Saya hanya mencoba di milis itu menyampaikan ''KENYATAAN- REALITA" yg saya alami yg saya lihat. Bukan masalah gender. Kejahatan itu bisa dilakukan semua orang laki2 atau perempuan. Kalo Mia bilang 'jika' ada laki2 jahilin, mengapa nggak dibilang kalo ada perempuan jahilin? Apa artinya kalo dijahilin perempuan lantas ndak apa2, sah2 saja Padahal : Sekarang perempuan2 bahkan yg berjilbab juga banyak yg jadi penipu. Lihat saja di kisah2 orang yg bergerak di pekerjaan agen properti yg sangat sering terjadi. Sumiarsih yg baru saja di tembak mati adalah seorang ibu yg melakukan kejahatan keji mengorganisir suami anak laki2nya, menantu laki2 untuk membunuh satu keluarga marinir, jadi kan kalo dibilang perempuan diposisikan orang yg lemah gak selalu. Jadi poinnya adalah bukan pada individunya ; laki2 atau perempuan tapi pada perilaku yg tidak menyenangkan yg harus diwaspadai. Yg saya tahu pelecehan seksual-sexual harrasment nggak melulu berbentuk fisik. Ngomong porno, jorok dihadapan orang yg gak suka juga bisa dianggap sebagai pelecehan seksual. Tapi kebanyakan orang mengatakannya sebagai lelucon biasa. Dan ini dilakukan oleh semua orang laki2 perempuan atau remaja dan anak2. Nah kalo sudah begini kok sistimnya yg dipersalahkan?? Jadi bagi saya senantiasa berusaha berlatih untuk berprasangka baik terhadap siapapun, entah ya kalo orang lain. Berprasangka baik itu menenangkan pikiran jadi gak kemrungsung, panjang umur dan bikin pikiran jadi peka selalu waspada tidak menjurus ke paranoid. Percayalah Rita! Hati2 dijalan kalo ada perempuan yg mepet2 tanya ini itu mungkin ia copet atau mungkin lesbi. :-)) Waspadalah!! [ bang Napi!] salam, l.meilany - Original Message - From: ritajkt To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 12, 2008 8:54 AM Subject: Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Ya, unbelievable sekali saya kira. Kenapa yah dalam kasus ini,Ibu Meilany HANYA berprasangka baik pada dua pria itu dan TIDAK pada para perempuan? Lalu Mbak Mia bertanya, mengapa berPOLA PIKIR seperti itu? Menurut saya, pola pikir (yang twisted menurut Mbak Mia, tapi diyakini sebagai prasangka baik oleh Ibu Mei) itu adalah konsekuensi logis dari pola budaya patriarkis yang dijejalkan kepada kita sebagai kebenaran. Konsekuensi dari pola pikir ini adalah di benak kita terkondisi bahwa pihak perempuan selalu salah dan pihak pria adalah selalu benar. Akan selalu ada pembenaran kesana, dan para perempuan yg dibesarkan dengan paham ini cenderung mendarah daging meyakininya, sehingga walau sudah dicerahkan dengan reformasi Muhammad SAW melalui agama Islam, akan secara tidak sadar mereduksi pemahaman Islami tentang keadilan yang genderless, menjadi dogma- dogma yang cenderung patriarkis. We have been, sadly, experiencing it here for years... salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 > saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." > > mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang > tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para cewek > itu lagi sial...? > > unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian lama > di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei gambar
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Itu mah "doktrin" lama yg perlu direpisi :-) Mengapa? karena hasilnya: Pendekatan "menjaga" ternyata tidak mengtrasnformasikan laki2, membuatnya keluar dari "bawaan kucing garongnya". Soale, menjaga diartikan menahan... menahan pandangan, menjaga alat kemaluan agar "tidak malu2in" :P Lha, menahan itu kan punya titik toleransi hehehe.. Pemikiran yg terlalu mengsimplekan..laki2 punya napsu, ya solusinya disuruh menahan aja. Doktrinnya tidak manjur dalam membuat imun laki2 thd sembarang perempuan hehehe.. Karena batas toleransinya bisa jebol.. dan laki2 tidak bertransformasi.. Konsep pikirannya yg tidak bertransformasi... Sementara di sisi lain, menjaga fisik perempuan diartikan dng menutup.. Tapi menutup badan serapat2nya karena badan itu sumber dosa kalau dibuka meskipun sedikit.. Tanpa sadar, perempuan jadi punya rasa malu dng tubuhnya sendiri Rasa malu terhadap diri sendiri yg membuat perempuan jadi merasa bersalah.. Dan dipersalahkan... Padahal kan, tubuh perempuan tidak bisa diubah. Payudara besar, misalnya.. biar udah ngurusin badan, eh.. ukurannya masih gak jauh beda besarnya.. Serba salah mulu jadinya. Kalau ukurannya kecil dibilang kaya jerawat, dikasih clearasil aja ilang.. Kalau ukurannya besar, dibilang kaya semangka kembar, disuruh berdiri mukanya ke bawah ngeliat jempol kaki pasti gak bisa.. Jadi, emang gak bisa diubaaah apalagi mata kucing garong lebih awas dari elang :-P Badan perempuan tidak bisa diubah, tapi pikiran laki2 bisa diubah :-) Bahwa payudara is payudara.. titik... dan segala organ tubuh perempuan lainnya yg lucunya rata2 dimulai dng huruf "P" :-) Sekedar organ yg nempel aja. Seks bukan hubungan dng organ2 itu.. tapi lebih jauh dari itu (selanjutnya mas donnie silakan nerusin... hehehe) Jadi, ada cewe telanjangpun jadi imun.. bukan karena "menahan" tapi karena sadar bahwa meski itu menggiurkan, belum tentu boleh dan enak dinikmati.. karena walau dibuka tetap tidak boleh dicowel2 sembarangan, apalagi dirusak kalau dicowel2, ya tanggung jawab di laki2.. kok nyowel organ yg bukan haknya lagian, ada faktor lain yg lebih signifikan dlm resep dahsyat menikmati tubuh perempuan (ini diajarin sama mas donnie, beneran lho! :P) Plus, dalam hubungan itu ada asumsi: Kalau yg satu kelepasan dlm menahan, itu karena si perempuannya kelepasan (duluan).. tidak malu-malu kucing dan ikut2an menjadi kucing garong, tidak menjaga diri spt yg seharusnya. Asumsi ini yg membuat relasi menjadi tidak seimbang dimana perempuan disalahin mulu :D dan tidak mampu mengtransformasikan keduanya. Padahal kan, perempuan yg tidak lagi malu2 kucing tidak berarti jadi "liar" apalagi sex machine. Itu kan lagi2 dalam pikiran kita aja, bahwa perempuan kalau gak dikontrol seksualitasnya, bisa berubah dari malu-malu kucing jadi kaya cat woman.. nyakar2 :-) Jadi, mending dibikin bersalah aja dan dikurangi kemampuannya dlm menikmati rangsangan.. Pertanyaanya kan mulai dari situ, apa iya itu aja alternatif (cara berpikir)nya? Hehehe.. 2008/8/12 IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> > Yang Herni tulis itu bukan seimbang namanya.. :-p > yang seimbang itu semua pihak saling menjaga.. > yang pria menjaga hati & tindakan, yang wanita menjaga fisik-nya.. > jangan saling mengumbar hawa nafsu.. :-) > > As simple as that.. tapi banyak yang susah ngejalaninnya.. > CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Ya maksute, yang pria tetep jaga fisik juga menurut batasan aurat pria dan wanita juga tetep jaga hati-nya.. sama" lah.. :-) Toh menjaga tindakan sebenarnya menjaga fisik juga kan.. cuma kan saya kasih semacam prioritas.. Analoginya dalam sepakbola, pria itu striker.. wanita itu penjaga gawang.. see.. ada kata 'jaga'nya juga kan.. atau analogi dalam komik/cersil, cowok itu senjata, wanita itu perisai.. kira" kaya gitu lah.. Kata kuncinya lagi", AFAIK, pada 'jangan mengumbar hawa nafsu'.. bagi semua pihak.. Sepakat? :-) CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K "Better team works could lead us to better results" http://irwank.blogspot.com/ Pada 12 Agustus 2008 19:53, Mia <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > Percakapan antara mba Lina, mba Herni dan Pak Irwank 'seimbang' kok: > - Mba Lina mengumpamakan laki2/perempuan yang secara biologis seperti > kucing dan ikan. > - Mba Herni bilang kurangilah, latihlah 'fitrah' biologis kucing > (garong), dan malu-malu (ikan) itu. loh kok malu2 ikan hehehe.. > - Nh, Pak Irwank menanggapi kucing dan ikan ini setingkat ke atas > lagi, lepas dari biologis kucing garong dan malu2 ikan. Yang bisa > menahan diri, semua pihak saling menjaga, kan itu semua lepas > dari 'fitrah' biologis, itu psikologi kemanusiaan. > > Lesson learned: (fitrah) biologis kudu dimenej dengan pelatihan - > kucing dan ikan bukannya bisa dilatih..:-) supaya seimbang relasinya > biarpun fisiknya keliatan beda, itulah hakikat kemanusiaan. > > sedikit usulanPak Irwank kurang seimbang juga nih. Masa cuman > pria yang menjaga hati dan tindakan, hanya perempuan yang menjaga > fisiklha perempuannya kok jadi biologis banget..:-) - katanya > saling menjaga.. > > salam > Mia > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Yang Herni tulis itu bukan seimbang namanya.. :-p > > yang seimbang itu semua pihak saling menjaga.. > > yang pria menjaga hati & tindakan, yang wanita menjaga fisik-nya.. > > jangan saling mengumbar hawa nafsu.. :-) > > > > As simple as that.. tapi banyak yang susah ngejalaninnya.. > > CMIIW.. > > > > Wassalam, > > > > Irwan.K > > > > Pada 12 Agustus 2008 19:04, h.s nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > > > > simple aja sebenarnya... > > > laki2 diajar utk tidak jadi kucing (garong).. > > > dan perempuan diajar untuk tidak malu2 kucing :-) > > > > > > laki2 dikurangi nafsu beringasnya.. menghormati perempuan > terlepas dari > > > berjilbab atau tidak.. > > > perempuan dilepaskan dari beban perasaan bersalah dan > dipersalahkan... > > > > > > relasi yg tadinya berat sebelah, diseimbangkan.. > > > sesimple itu aja kok, mbak yu..:-) > > > > > > wassalam, > > > herni > > > > > > 2008/8/12 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > Mungkin bukan pada pola pikir twisted ato pola budaya > patriarkis, > > > > tapi emang dari sononya ato fitrah asalnya laki2 itu bagaikan > kucing > > > > dan pere bagaikan ikan. Sekarang tinggal kucing yang bagimana > dan > > > > ikan yang bagaimana? Meski bagaimanapun inteleknya dan > berimannya > > > > kucing tsb, tetep aja kucing...he..he...di kasih ikan bakalan > > > > ngendus. Tinggal endusannya itu yang menentukan. > > > > > > > > Ato ini (gbran kucing dan ikan)juga termasuk budaya patriarkis. > Kalo > > > > budaya genderlesslis (?) pere bisa digbrkan juga jd kucing ? Ato > > > > tetep jd ikan yang nyamber kucing???...hi..hi..sudah tiba > masanya spt > > > > ini kali ya? > > > > > > > > Kira2 apa yang ingin Nabi SAW sampaikan dengan genderless ini > ya? > > > > Apakah untuk meninggalkan fitrah? Fitrah laki dan fitrah pere > tetep > > > > aja beda, meskipun ada genderless dari Nabi SAW toh? > > > > > > > > wassalam, > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Percakapan antara mba Lina, mba Herni dan Pak Irwank 'seimbang' kok: - Mba Lina mengumpamakan laki2/perempuan yang secara biologis seperti kucing dan ikan. - Mba Herni bilang kurangilah, latihlah 'fitrah' biologis kucing (garong), dan malu-malu (ikan) itu. loh kok malu2 ikan hehehe.. - Nh, Pak Irwank menanggapi kucing dan ikan ini setingkat ke atas lagi, lepas dari biologis kucing garong dan malu2 ikan. Yang bisa menahan diri, semua pihak saling menjaga, kan itu semua lepas dari 'fitrah' biologis, itu psikologi kemanusiaan. Lesson learned: (fitrah) biologis kudu dimenej dengan pelatihan - kucing dan ikan bukannya bisa dilatih..:-) supaya seimbang relasinya biarpun fisiknya keliatan beda, itulah hakikat kemanusiaan. sedikit usulanPak Irwank kurang seimbang juga nih. Masa cuman pria yang menjaga hati dan tindakan, hanya perempuan yang menjaga fisiklha perempuannya kok jadi biologis banget..:-) - katanya saling menjaga.. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yang Herni tulis itu bukan seimbang namanya.. :-p > yang seimbang itu semua pihak saling menjaga.. > yang pria menjaga hati & tindakan, yang wanita menjaga fisik-nya.. > jangan saling mengumbar hawa nafsu.. :-) > > As simple as that.. tapi banyak yang susah ngejalaninnya.. > CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K > > Pada 12 Agustus 2008 19:04, h.s nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > > simple aja sebenarnya... > > laki2 diajar utk tidak jadi kucing (garong).. > > dan perempuan diajar untuk tidak malu2 kucing :-) > > > > laki2 dikurangi nafsu beringasnya.. menghormati perempuan terlepas dari > > berjilbab atau tidak.. > > perempuan dilepaskan dari beban perasaan bersalah dan dipersalahkan... > > > > relasi yg tadinya berat sebelah, diseimbangkan.. > > sesimple itu aja kok, mbak yu..:-) > > > > wassalam, > > herni > > > > 2008/8/12 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > Mungkin bukan pada pola pikir twisted ato pola budaya patriarkis, > > > tapi emang dari sononya ato fitrah asalnya laki2 itu bagaikan kucing > > > dan pere bagaikan ikan. Sekarang tinggal kucing yang bagimana dan > > > ikan yang bagaimana? Meski bagaimanapun inteleknya dan berimannya > > > kucing tsb, tetep aja kucing...he..he...di kasih ikan bakalan > > > ngendus. Tinggal endusannya itu yang menentukan. > > > > > > Ato ini (gbran kucing dan ikan)juga termasuk budaya patriarkis. Kalo > > > budaya genderlesslis (?) pere bisa digbrkan juga jd kucing ? Ato > > > tetep jd ikan yang nyamber kucing???...hi..hi..sudah tiba masanya spt > > > ini kali ya? > > > > > > Kira2 apa yang ingin Nabi SAW sampaikan dengan genderless ini ya? > > > Apakah untuk meninggalkan fitrah? Fitrah laki dan fitrah pere tetep > > > aja beda, meskipun ada genderless dari Nabi SAW toh? > > > > > > wassalam, > > >
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Yang Herni tulis itu bukan seimbang namanya.. :-p yang seimbang itu semua pihak saling menjaga.. yang pria menjaga hati & tindakan, yang wanita menjaga fisik-nya.. jangan saling mengumbar hawa nafsu.. :-) As simple as that.. tapi banyak yang susah ngejalaninnya.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K Pada 12 Agustus 2008 19:04, h.s nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > simple aja sebenarnya... > laki2 diajar utk tidak jadi kucing (garong).. > dan perempuan diajar untuk tidak malu2 kucing :-) > > laki2 dikurangi nafsu beringasnya.. menghormati perempuan terlepas dari > berjilbab atau tidak.. > perempuan dilepaskan dari beban perasaan bersalah dan dipersalahkan... > > relasi yg tadinya berat sebelah, diseimbangkan.. > sesimple itu aja kok, mbak yu..:-) > > wassalam, > herni > > 2008/8/12 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED] > > > > > Mungkin bukan pada pola pikir twisted ato pola budaya patriarkis, > > tapi emang dari sononya ato fitrah asalnya laki2 itu bagaikan kucing > > dan pere bagaikan ikan. Sekarang tinggal kucing yang bagimana dan > > ikan yang bagaimana? Meski bagaimanapun inteleknya dan berimannya > > kucing tsb, tetep aja kucing...he..he...di kasih ikan bakalan > > ngendus. Tinggal endusannya itu yang menentukan. > > > > Ato ini (gbran kucing dan ikan)juga termasuk budaya patriarkis. Kalo > > budaya genderlesslis (?) pere bisa digbrkan juga jd kucing ? Ato > > tetep jd ikan yang nyamber kucing???...hi..hi..sudah tiba masanya spt > > ini kali ya? > > > > Kira2 apa yang ingin Nabi SAW sampaikan dengan genderless ini ya? > > Apakah untuk meninggalkan fitrah? Fitrah laki dan fitrah pere tetep > > aja beda, meskipun ada genderless dari Nabi SAW toh? > > > > wassalam, > > > > --- In > > wanita-muslimah@yahoogroups.com 40yahoogroups.com>, > > "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > Ya, unbelievable sekali saya kira. Kenapa yah dalam kasus ini,Ibu > > > Meilany HANYA berprasangka baik pada dua pria itu dan TIDAK pada > > > para perempuan? > > > > > > Lalu Mbak Mia bertanya, mengapa berPOLA PIKIR seperti itu? > > > Menurut saya, pola pikir (yang twisted menurut Mbak Mia, tapi > > > diyakini sebagai prasangka baik oleh Ibu Mei) itu adalah > > konsekuensi > > > logis dari pola budaya patriarkis yang dijejalkan kepada kita > > > sebagai kebenaran. Konsekuensi dari pola pikir ini adalah di benak > > > kita terkondisi bahwa pihak perempuan selalu salah dan pihak pria > > > adalah selalu benar. Akan selalu ada pembenaran kesana, dan para > > > perempuan yg dibesarkan dengan paham ini cenderung mendarah daging > > > meyakininya, sehingga walau sudah dicerahkan dengan reformasi > > > Muhammad SAW melalui agama Islam, akan secara tidak sadar mereduksi > > > pemahaman Islami tentang keadilan yang genderless, menjadi dogma- > > > dogma yang cenderung patriarkis. > > > > > > We have been, sadly, experiencing it here for years... > > > > > > salam > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com > , > > "Mia" wrote: > > > > > > > > Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg > > > tiba2 > > > > saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > > > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." > > > > > > > > mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang > > > > tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para > > cewek > > > > itu lagi sial...? > > > > > > > > unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian > > > lama > > > > di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei > > > gambarkan, > > > > tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak > > > > perempuan punya persepsi begitu, jadi paling tidak nggak > > > sendirian..:- > > > > ), ini kan pola lose-win, yang lebih sulit ketimbang win-lose. > > > > > > > > Pertanyaannya sekarang, dimana letak kekeliruan persepsi yang > > > twisted > > > > seperti ini? Apa saja dampaknya? Bagaimana kita memperbaikinya? > > > > > > > > salam > > > > Mia > > > > > > > > > > > > --- In > > > > wanita-muslimah@yahoogroups.com > , > > > "L.Meilany" > > > > wrote: > > > > > > > > > > Begini Miadear; > > > > > > > > > > 1. Segala perbuatan pasti ada pemicunya, > > > > > Kalo apes itu adalah nasib. > > > > > Misal serombongan perempuan yg pergi umroh, secara nilai > > > spiritual > > > > baik, ibadah gitu. > > > > > Tapi kalo misalnya pesawat itu meledak, mati semua, > > > > > Sapa yg kita salahkan??? > > > > > Runyamnya orang2 yg sirik bilang, yg pergi umroh ada yg pake > > > uang > > > > korupsi atau yg pergi perempuan gak bener sih > > > > > Tapi bagi yg punya kedalaman spritual, misalnya ia peserta > > tiba2 > > > > saja ia gak jadi pergi umroh jadi ia terlepas dari bencana. > > > > > > > > > > 2. Begitu juga cerita Mia, mengapa gitu cowok itu sampai jailin? > > > > > Apakah perempuan itu 'memancing' jalan di tempat yg sepi? > > > > > Apakah perempuan itu tebar pesona, senyum sana senyum sini yg > > > tidak > > > > pada tempatnya?? > > > > > Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
simple aja sebenarnya... laki2 diajar utk tidak jadi kucing (garong).. dan perempuan diajar untuk tidak malu2 kucing :-) laki2 dikurangi nafsu beringasnya.. menghormati perempuan terlepas dari berjilbab atau tidak.. perempuan dilepaskan dari beban perasaan bersalah dan dipersalahkan... relasi yg tadinya berat sebelah, diseimbangkan.. sesimple itu aja kok, mbak yu..:-) wassalam, herni 2008/8/12 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> > Mungkin bukan pada pola pikir twisted ato pola budaya patriarkis, > tapi emang dari sononya ato fitrah asalnya laki2 itu bagaikan kucing > dan pere bagaikan ikan. Sekarang tinggal kucing yang bagimana dan > ikan yang bagaimana? Meski bagaimanapun inteleknya dan berimannya > kucing tsb, tetep aja kucing...he..he...di kasih ikan bakalan > ngendus. Tinggal endusannya itu yang menentukan. > > Ato ini (gbran kucing dan ikan)juga termasuk budaya patriarkis. Kalo > budaya genderlesslis (?) pere bisa digbrkan juga jd kucing ? Ato > tetep jd ikan yang nyamber kucing???...hi..hi..sudah tiba masanya spt > ini kali ya? > > Kira2 apa yang ingin Nabi SAW sampaikan dengan genderless ini ya? > Apakah untuk meninggalkan fitrah? Fitrah laki dan fitrah pere tetep > aja beda, meskipun ada genderless dari Nabi SAW toh? > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Ya, unbelievable sekali saya kira. Kenapa yah dalam kasus ini,Ibu > > Meilany HANYA berprasangka baik pada dua pria itu dan TIDAK pada > > para perempuan? > > > > Lalu Mbak Mia bertanya, mengapa berPOLA PIKIR seperti itu? > > Menurut saya, pola pikir (yang twisted menurut Mbak Mia, tapi > > diyakini sebagai prasangka baik oleh Ibu Mei) itu adalah > konsekuensi > > logis dari pola budaya patriarkis yang dijejalkan kepada kita > > sebagai kebenaran. Konsekuensi dari pola pikir ini adalah di benak > > kita terkondisi bahwa pihak perempuan selalu salah dan pihak pria > > adalah selalu benar. Akan selalu ada pembenaran kesana, dan para > > perempuan yg dibesarkan dengan paham ini cenderung mendarah daging > > meyakininya, sehingga walau sudah dicerahkan dengan reformasi > > Muhammad SAW melalui agama Islam, akan secara tidak sadar mereduksi > > pemahaman Islami tentang keadilan yang genderless, menjadi dogma- > > dogma yang cenderung patriarkis. > > > > We have been, sadly, experiencing it here for years... > > > > salam > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, > "Mia" wrote: > > > > > > Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg > > tiba2 > > > saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." > > > > > > mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang > > > tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para > cewek > > > itu lagi sial...? > > > > > > unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian > > lama > > > di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei > > gambarkan, > > > tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak > > > perempuan punya persepsi begitu, jadi paling tidak nggak > > sendirian..:- > > > ), ini kan pola lose-win, yang lebih sulit ketimbang win-lose. > > > > > > Pertanyaannya sekarang, dimana letak kekeliruan persepsi yang > > twisted > > > seperti ini? Apa saja dampaknya? Bagaimana kita memperbaikinya? > > > > > > salam > > > Mia > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, > "L.Meilany" > > > wrote: > > > > > > > > Begini Miadear; > > > > > > > > 1. Segala perbuatan pasti ada pemicunya, > > > > Kalo apes itu adalah nasib. > > > > Misal serombongan perempuan yg pergi umroh, secara nilai > > spiritual > > > baik, ibadah gitu. > > > > Tapi kalo misalnya pesawat itu meledak, mati semua, > > > > Sapa yg kita salahkan??? > > > > Runyamnya orang2 yg sirik bilang, yg pergi umroh ada yg pake > > uang > > > korupsi atau yg pergi perempuan gak bener sih > > > > Tapi bagi yg punya kedalaman spritual, misalnya ia peserta > tiba2 > > > saja ia gak jadi pergi umroh jadi ia terlepas dari bencana. > > > > > > > > 2. Begitu juga cerita Mia, mengapa gitu cowok itu sampai jailin? > > > > Apakah perempuan itu 'memancing' jalan di tempat yg sepi? > > > > Apakah perempuan itu tebar pesona, senyum sana senyum sini yg > > tidak > > > pada tempatnya?? > > > > Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 > saja > > > jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > > > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes. > > > > Kalo di bus bersentuhan? > > > > Lha itu kan memang sudah begitu kenyataannya. > > > > Jalan satu2nya ya jangan naik bus yg padat, kalo gak mau di > > sentuh. > > > > Tunggu sampai bus yg agak lapang datang. Kalo di terminal dari > > > luar kota kemalaman jangan naik bus, cegat taksi yg terpercaya > > > > atau kalo duitnya sedikit numpang duduk di kantor polisi. Di > > setiap > > > terminal ada pos polisi. Lantas hubungi keluarga orang yg dikenal. > > > > Kan gitu.:-)) > > > > > > > > 3. Ada orang kelainan seks di bus
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Mungkin bukan pada pola pikir twisted ato pola budaya patriarkis, tapi emang dari sononya ato fitrah asalnya laki2 itu bagaikan kucing dan pere bagaikan ikan. Sekarang tinggal kucing yang bagimana dan ikan yang bagaimana? Meski bagaimanapun inteleknya dan berimannya kucing tsb, tetep aja kucing...he..he...di kasih ikan bakalan ngendus. Tinggal endusannya itu yang menentukan. Ato ini (gbran kucing dan ikan)juga termasuk budaya patriarkis. Kalo budaya genderlesslis (?) pere bisa digbrkan juga jd kucing ? Ato tetep jd ikan yang nyamber kucing???...hi..hi..sudah tiba masanya spt ini kali ya? Kira2 apa yang ingin Nabi SAW sampaikan dengan genderless ini ya? Apakah untuk meninggalkan fitrah? Fitrah laki dan fitrah pere tetep aja beda, meskipun ada genderless dari Nabi SAW toh? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ya, unbelievable sekali saya kira. Kenapa yah dalam kasus ini,Ibu > Meilany HANYA berprasangka baik pada dua pria itu dan TIDAK pada > para perempuan? > > Lalu Mbak Mia bertanya, mengapa berPOLA PIKIR seperti itu? > Menurut saya, pola pikir (yang twisted menurut Mbak Mia, tapi > diyakini sebagai prasangka baik oleh Ibu Mei) itu adalah konsekuensi > logis dari pola budaya patriarkis yang dijejalkan kepada kita > sebagai kebenaran. Konsekuensi dari pola pikir ini adalah di benak > kita terkondisi bahwa pihak perempuan selalu salah dan pihak pria > adalah selalu benar. Akan selalu ada pembenaran kesana, dan para > perempuan yg dibesarkan dengan paham ini cenderung mendarah daging > meyakininya, sehingga walau sudah dicerahkan dengan reformasi > Muhammad SAW melalui agama Islam, akan secara tidak sadar mereduksi > pemahaman Islami tentang keadilan yang genderless, menjadi dogma- > dogma yang cenderung patriarkis. > > We have been, sadly, experiencing it here for years... > > salam > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg > tiba2 > > saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." > > > > mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang > > tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para cewek > > itu lagi sial...? > > > > unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian > lama > > di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei > gambarkan, > > tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak > > perempuan punya persepsi begitu, jadi paling tidak nggak > sendirian..:- > > ), ini kan pola lose-win, yang lebih sulit ketimbang win-lose. > > > > Pertanyaannya sekarang, dimana letak kekeliruan persepsi yang > twisted > > seperti ini? Apa saja dampaknya? Bagaimana kita memperbaikinya? > > > > salam > > Mia > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > wrote: > > > > > > Begini Miadear; > > > > > > 1. Segala perbuatan pasti ada pemicunya, > > > Kalo apes itu adalah nasib. > > > Misal serombongan perempuan yg pergi umroh, secara nilai > spiritual > > baik, ibadah gitu. > > > Tapi kalo misalnya pesawat itu meledak, mati semua, > > > Sapa yg kita salahkan??? > > > Runyamnya orang2 yg sirik bilang, yg pergi umroh ada yg pake > uang > > korupsi atau yg pergi perempuan gak bener sih > > > Tapi bagi yg punya kedalaman spritual, misalnya ia peserta tiba2 > > saja ia gak jadi pergi umroh jadi ia terlepas dari bencana. > > > > > > 2. Begitu juga cerita Mia, mengapa gitu cowok itu sampai jailin? > > > Apakah perempuan itu 'memancing' jalan di tempat yg sepi? > > > Apakah perempuan itu tebar pesona, senyum sana senyum sini yg > tidak > > pada tempatnya?? > > > Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 saja > > jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes. > > > Kalo di bus bersentuhan? > > > Lha itu kan memang sudah begitu kenyataannya. > > > Jalan satu2nya ya jangan naik bus yg padat, kalo gak mau di > sentuh. > > > Tunggu sampai bus yg agak lapang datang. Kalo di terminal dari > > luar kota kemalaman jangan naik bus, cegat taksi yg terpercaya > > > atau kalo duitnya sedikit numpang duduk di kantor polisi. Di > setiap > > terminal ada pos polisi. Lantas hubungi keluarga orang yg dikenal. > > > Kan gitu.:-)) > > > > > > 3. Ada orang kelainan seks di bus, para penumpang bus yg > waskita > > biasanya sudah tahu ciri2 orang2 tersebut. > > > Misalnya kalo sudah on- kebelet, mukanya merah, napasnya > memburu, > > atau sengaja mepet2 nggak mau geser. > > > Caranya adalah sebelum lebih jauh sebelum emosi kita meledak, > geser > > ke dekat pengemudi atau ngomong ke kondektur, > > > ' ada orang yg mau ngeseks' > > > Biasanya kondektur, supir akan berteriak ' hati2 copet, atau > ibu2 > > hati2 ada orang kebelet ngesek'. > > > [ sayangnya yg saya alami banyak perempuan terutama yg berjilbab > > nggak paham malah dibilang supir itu me
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Ya, unbelievable sekali saya kira. Kenapa yah dalam kasus ini,Ibu Meilany HANYA berprasangka baik pada dua pria itu dan TIDAK pada para perempuan? Lalu Mbak Mia bertanya, mengapa berPOLA PIKIR seperti itu? Menurut saya, pola pikir (yang twisted menurut Mbak Mia, tapi diyakini sebagai prasangka baik oleh Ibu Mei) itu adalah konsekuensi logis dari pola budaya patriarkis yang dijejalkan kepada kita sebagai kebenaran. Konsekuensi dari pola pikir ini adalah di benak kita terkondisi bahwa pihak perempuan selalu salah dan pihak pria adalah selalu benar. Akan selalu ada pembenaran kesana, dan para perempuan yg dibesarkan dengan paham ini cenderung mendarah daging meyakininya, sehingga walau sudah dicerahkan dengan reformasi Muhammad SAW melalui agama Islam, akan secara tidak sadar mereduksi pemahaman Islami tentang keadilan yang genderless, menjadi dogma- dogma yang cenderung patriarkis. We have been, sadly, experiencing it here for years... salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 > saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." > > mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang > tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para cewek > itu lagi sial...? > > unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian lama > di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei gambarkan, > tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak > perempuan punya persepsi begitu, jadi paling tidak nggak sendirian..:- > ), ini kan pola lose-win, yang lebih sulit ketimbang win-lose. > > Pertanyaannya sekarang, dimana letak kekeliruan persepsi yang twisted > seperti ini? Apa saja dampaknya? Bagaimana kita memperbaikinya? > > salam > Mia > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > Begini Miadear; > > > > 1. Segala perbuatan pasti ada pemicunya, > > Kalo apes itu adalah nasib. > > Misal serombongan perempuan yg pergi umroh, secara nilai spiritual > baik, ibadah gitu. > > Tapi kalo misalnya pesawat itu meledak, mati semua, > > Sapa yg kita salahkan??? > > Runyamnya orang2 yg sirik bilang, yg pergi umroh ada yg pake uang > korupsi atau yg pergi perempuan gak bener sih > > Tapi bagi yg punya kedalaman spritual, misalnya ia peserta tiba2 > saja ia gak jadi pergi umroh jadi ia terlepas dari bencana. > > > > 2. Begitu juga cerita Mia, mengapa gitu cowok itu sampai jailin? > > Apakah perempuan itu 'memancing' jalan di tempat yg sepi? > > Apakah perempuan itu tebar pesona, senyum sana senyum sini yg tidak > pada tempatnya?? > > Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 saja > jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes. > > Kalo di bus bersentuhan? > > Lha itu kan memang sudah begitu kenyataannya. > > Jalan satu2nya ya jangan naik bus yg padat, kalo gak mau di sentuh. > > Tunggu sampai bus yg agak lapang datang. Kalo di terminal dari > luar kota kemalaman jangan naik bus, cegat taksi yg terpercaya > > atau kalo duitnya sedikit numpang duduk di kantor polisi. Di setiap > terminal ada pos polisi. Lantas hubungi keluarga orang yg dikenal. > > Kan gitu.:-)) > > > > 3. Ada orang kelainan seks di bus, para penumpang bus yg waskita > biasanya sudah tahu ciri2 orang2 tersebut. > > Misalnya kalo sudah on- kebelet, mukanya merah, napasnya memburu, > atau sengaja mepet2 nggak mau geser. > > Caranya adalah sebelum lebih jauh sebelum emosi kita meledak, geser > ke dekat pengemudi atau ngomong ke kondektur, > > ' ada orang yg mau ngeseks' > > Biasanya kondektur, supir akan berteriak ' hati2 copet, atau ibu2 > hati2 ada orang kebelet ngesek'. > > [ sayangnya yg saya alami banyak perempuan terutama yg berjilbab > nggak paham malah dibilang supir itu mesum :-)] > > > > Di bus itu nggak yg seperti dicontohkan Mia saja, ada yg sengaja > buka celana kasih liat penisnya ke perempuan > > yg duduk di hadapannya, ada perempuan yg sengaja buka kancing > blusnya yg nobra di hadapan laki2, ada yg onani. > > Jadi kalo memang dapat bus yg padat pilih selalu dekat supir, > disitu daerah aman. > > Aman dari copet, yg mau ngesek, orang2 yg ekshibionis, ciuman di > bus cuma ditutupi majalah; itu kan pelecehan juga. > > Kalo kata Herni musti punya awareness, ini salah satunya. > > Kalo orang yg punya kedalaman spritual, dia akan paham sebelum > melangkah, dari orang2 di bus itu yg suka aneh2, atau kalo > > tidak ya itu tadi dekat2 supir saja. :-) > > > > salam, > > l.meilany > >
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Meilany: "Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes." mba Mei nggak percaya bahwa ada (banyak) cowok yang jailin orang tanpa ada sebabnya...kecuali kalau dia orang gila, atau para cewek itu lagi sial...? unbelievable, persepsi yang aneh tapi nyata, given udah sekian lama di WM. Maksudku, bukan kejadian2 yang nyata yang mba Mei gambarkan, tapi persepsi mba Mei yang aneh dan twisted. Sayangnya banyak perempuan punya persepsi begitu, jadi paling tidak nggak sendirian..:- ), ini kan pola lose-win, yang lebih sulit ketimbang win-lose. Pertanyaannya sekarang, dimana letak kekeliruan persepsi yang twisted seperti ini? Apa saja dampaknya? Bagaimana kita memperbaikinya? salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Begini Miadear; > > 1. Segala perbuatan pasti ada pemicunya, > Kalo apes itu adalah nasib. > Misal serombongan perempuan yg pergi umroh, secara nilai spiritual baik, ibadah gitu. > Tapi kalo misalnya pesawat itu meledak, mati semua, > Sapa yg kita salahkan??? > Runyamnya orang2 yg sirik bilang, yg pergi umroh ada yg pake uang korupsi atau yg pergi perempuan gak bener sih > Tapi bagi yg punya kedalaman spritual, misalnya ia peserta tiba2 saja ia gak jadi pergi umroh jadi ia terlepas dari bencana. > > 2. Begitu juga cerita Mia, mengapa gitu cowok itu sampai jailin? > Apakah perempuan itu 'memancing' jalan di tempat yg sepi? > Apakah perempuan itu tebar pesona, senyum sana senyum sini yg tidak pada tempatnya?? > Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. > Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes. > Kalo di bus bersentuhan? > Lha itu kan memang sudah begitu kenyataannya. > Jalan satu2nya ya jangan naik bus yg padat, kalo gak mau di sentuh. > Tunggu sampai bus yg agak lapang datang. Kalo di terminal dari luar kota kemalaman jangan naik bus, cegat taksi yg terpercaya > atau kalo duitnya sedikit numpang duduk di kantor polisi. Di setiap terminal ada pos polisi. Lantas hubungi keluarga orang yg dikenal. > Kan gitu.:-)) > > 3. Ada orang kelainan seks di bus, para penumpang bus yg waskita biasanya sudah tahu ciri2 orang2 tersebut. > Misalnya kalo sudah on- kebelet, mukanya merah, napasnya memburu, atau sengaja mepet2 nggak mau geser. > Caranya adalah sebelum lebih jauh sebelum emosi kita meledak, geser ke dekat pengemudi atau ngomong ke kondektur, > ' ada orang yg mau ngeseks' > Biasanya kondektur, supir akan berteriak ' hati2 copet, atau ibu2 hati2 ada orang kebelet ngesek'. > [ sayangnya yg saya alami banyak perempuan terutama yg berjilbab nggak paham malah dibilang supir itu mesum :-)] > > Di bus itu nggak yg seperti dicontohkan Mia saja, ada yg sengaja buka celana kasih liat penisnya ke perempuan > yg duduk di hadapannya, ada perempuan yg sengaja buka kancing blusnya yg nobra di hadapan laki2, ada yg onani. > Jadi kalo memang dapat bus yg padat pilih selalu dekat supir, disitu daerah aman. > Aman dari copet, yg mau ngesek, orang2 yg ekshibionis, ciuman di bus cuma ditutupi majalah; itu kan pelecehan juga. > Kalo kata Herni musti punya awareness, ini salah satunya. > Kalo orang yg punya kedalaman spritual, dia akan paham sebelum melangkah, dari orang2 di bus itu yg suka aneh2, atau kalo > tidak ya itu tadi dekat2 supir saja. :-) > > salam, > l.meilany > > ----- Original Message ----- > From: Mia > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Thursday, August 07, 2008 8:21 PM > Subject: Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir > > > Lho mba Mei, > Dalam situasi yang digambarkan Fani, yaitu cowok jailin kita ketika > lagi jalan, atau sengaja dipegang-pegang di dalam bus, yang jelas2 > terencana dan bukan kejadian kondisional, misalnya karena berdesak2 > jadi mau nggak mau bersentuhan. > > Lha, cowok itu salah dong, bukan kita perempuan, jilbab atau semua > cowok. Apa menurut persepsi mba Mei, cowok yang menggesek2kan > kemaluannya ke badan kita di dalam bus/kereta itu, nggak boleh > disalahin? Nggak kan? > > Nggak usah ngomong ke spiritual dulu, coba bahas yang proporsional. > Misalnya gini, mengungkapkan cowok yang salah itu, misalnya berlaku > asertif, bilangin dia, tolak dia, yah...sekali2 pukul boleh > hehehe...:-) ciaaat...pasti keder dia. > > salam > Mia > > > - Pesan Asli > > Dari: L.Meilany > > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Terkirim: Sabtu, 2 Agustus, 2008 15:44:14 > > Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di &g
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Begini Miadear; 1. Segala perbuatan pasti ada pemicunya, Kalo apes itu adalah nasib. Misal serombongan perempuan yg pergi umroh, secara nilai spiritual baik, ibadah gitu. Tapi kalo misalnya pesawat itu meledak, mati semua, Sapa yg kita salahkan??? Runyamnya orang2 yg sirik bilang, yg pergi umroh ada yg pake uang korupsi atau yg pergi perempuan gak bener sih Tapi bagi yg punya kedalaman spritual, misalnya ia peserta tiba2 saja ia gak jadi pergi umroh jadi ia terlepas dari bencana. 2. Begitu juga cerita Mia, mengapa gitu cowok itu sampai jailin? Apakah perempuan itu 'memancing' jalan di tempat yg sepi? Apakah perempuan itu tebar pesona, senyum sana senyum sini yg tidak pada tempatnya?? Saya percaya, berprasangka baik gak ada gitu cowok yg tiba2 saja jailin orang lain tanpa ada sebabnya. Kecuali sih kalo gila, nah ini kan apes. Kalo di bus bersentuhan? Lha itu kan memang sudah begitu kenyataannya. Jalan satu2nya ya jangan naik bus yg padat, kalo gak mau di sentuh. Tunggu sampai bus yg agak lapang datang. Kalo di terminal dari luar kota kemalaman jangan naik bus, cegat taksi yg terpercaya atau kalo duitnya sedikit numpang duduk di kantor polisi. Di setiap terminal ada pos polisi. Lantas hubungi keluarga orang yg dikenal. Kan gitu.:-)) 3. Ada orang kelainan seks di bus, para penumpang bus yg waskita biasanya sudah tahu ciri2 orang2 tersebut. Misalnya kalo sudah on- kebelet, mukanya merah, napasnya memburu, atau sengaja mepet2 nggak mau geser. Caranya adalah sebelum lebih jauh sebelum emosi kita meledak, geser ke dekat pengemudi atau ngomong ke kondektur, ' ada orang yg mau ngeseks' Biasanya kondektur, supir akan berteriak ' hati2 copet, atau ibu2 hati2 ada orang kebelet ngesek'. [ sayangnya yg saya alami banyak perempuan terutama yg berjilbab nggak paham malah dibilang supir itu mesum :-)] Di bus itu nggak yg seperti dicontohkan Mia saja, ada yg sengaja buka celana kasih liat penisnya ke perempuan yg duduk di hadapannya, ada perempuan yg sengaja buka kancing blusnya yg nobra di hadapan laki2, ada yg onani. Jadi kalo memang dapat bus yg padat pilih selalu dekat supir, disitu daerah aman. Aman dari copet, yg mau ngesek, orang2 yg ekshibionis, ciuman di bus cuma ditutupi majalah; itu kan pelecehan juga. Kalo kata Herni musti punya awareness, ini salah satunya. Kalo orang yg punya kedalaman spritual, dia akan paham sebelum melangkah, dari orang2 di bus itu yg suka aneh2, atau kalo tidak ya itu tadi dekat2 supir saja. :-) salam, l.meilany - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 07, 2008 8:21 PM Subject: Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Lho mba Mei, Dalam situasi yang digambarkan Fani, yaitu cowok jailin kita ketika lagi jalan, atau sengaja dipegang-pegang di dalam bus, yang jelas2 terencana dan bukan kejadian kondisional, misalnya karena berdesak2 jadi mau nggak mau bersentuhan. Lha, cowok itu salah dong, bukan kita perempuan, jilbab atau semua cowok. Apa menurut persepsi mba Mei, cowok yang menggesek2kan kemaluannya ke badan kita di dalam bus/kereta itu, nggak boleh disalahin? Nggak kan? Nggak usah ngomong ke spiritual dulu, coba bahas yang proporsional. Misalnya gini, mengungkapkan cowok yang salah itu, misalnya berlaku asertif, bilangin dia, tolak dia, yah...sekali2 pukul boleh hehehe...:-) ciaaat...pasti keder dia. salam Mia > - Pesan Asli > Dari: L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]> > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Terkirim: Sabtu, 2 Agustus, 2008 15:44:14 > Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir > > Poin saya : > Kalo memang lagi apes, naas, kejadian apapun yg menyakitkan bisa saja terjadi. > Yg pake jilbab pun nggak bisa lepas dari kemalangan. > Yg pake jilbab bukan berarti ia suci bersih,alim , solehah pokoknya yg indah2. > Artinya orang berjilbab juga bisa jadi penipu, pecundang, pelacur dsb yg jelek3 yg tak terbayangkan. > > Jadi jangan menyalahkan pihak lain > Lagi pula masalah jail atau tidak jail kan tergantung gimana persepsi kita masing2. > --- > Itulah pentingnya memiliki kecerdasan spiritual. > Pak Chodjim dengan buku2nya banyak memberi pencerahan :-)) > Orang yg cerdas rasa spiritualnya Subhanallah sering diberi 'pertanda' sebelum melakukan tindakan. > Didalam perjalanan selamat, meski medannya mengerikan misalnya. > Kalo bahasa agama mungkin ; istilahnya - 'Allah senantiasa melindungi' > Kalo bahasa awam mungkin dibilang ; ada keajaiban... > > salam :-)) > l.meilany > > - Original Message - > From: Mia > To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com > Sent: Friday, August 01, 2008 6:54 PM > Subject: Re: Bls: [wanita-mus
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Lho mba Mei, Dalam situasi yang digambarkan Fani, yaitu cowok jailin kita ketika lagi jalan, atau sengaja dipegang-pegang di dalam bus, yang jelas2 terencana dan bukan kejadian kondisional, misalnya karena berdesak2 jadi mau nggak mau bersentuhan. Lha, cowok itu salah dong, bukan kita perempuan, jilbab atau semua cowok. Apa menurut persepsi mba Mei, cowok yang menggesek2kan kemaluannya ke badan kita di dalam bus/kereta itu, nggak boleh disalahin? Nggak kan? Nggak usah ngomong ke spiritual dulu, coba bahas yang proporsional. Misalnya gini, mengungkapkan cowok yang salah itu, misalnya berlaku asertif, bilangin dia, tolak dia, yah...sekali2 pukul boleh hehehe...:-) ciaaat...pasti keder dia. salam Mia > - Pesan Asli > Dari: L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]> > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Terkirim: Sabtu, 2 Agustus, 2008 15:44:14 > Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir > > Poin saya : > Kalo memang lagi apes, naas, kejadian apapun yg menyakitkan bisa saja terjadi. > Yg pake jilbab pun nggak bisa lepas dari kemalangan. > Yg pake jilbab bukan berarti ia suci bersih,alim , solehah pokoknya yg indah2. > Artinya orang berjilbab juga bisa jadi penipu, pecundang, pelacur dsb yg jelek3 yg tak terbayangkan. > > Jadi jangan menyalahkan pihak lain > Lagi pula masalah jail atau tidak jail kan tergantung gimana persepsi kita masing2. > --- > Itulah pentingnya memiliki kecerdasan spiritual. > Pak Chodjim dengan buku2nya banyak memberi pencerahan :-)) > Orang yg cerdas rasa spiritualnya Subhanallah sering diberi 'pertanda' sebelum melakukan tindakan. > Didalam perjalanan selamat, meski medannya mengerikan misalnya. > Kalo bahasa agama mungkin ; istilahnya - 'Allah senantiasa melindungi' > Kalo bahasa awam mungkin dibilang ; ada keajaiban... > > salam :-)) > l.meilany > > - Original Message - > From: Mia > To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com > Sent: Friday, August 01, 2008 6:54 PM > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir > > Postingan saya spesifik dalam situasi yang diberikan mba Fani, bukan > situasi yang kemudian dimisalkan mba Mei. > > Walaupun spesifik, lesson learnednya adalah, ubah sudut pandang kita > untuk memperbesar pilihan2 bagi kita maupun orang lain. Kita nggak > menyalahkan diri sendiri, maupun semua cowok, tapi cuma yang jail > saja. Begitu bukan? > > Kalau poinnya mba Mei apa? > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "L.Meilany" > wrote: > > > > Ya gak selalu Mia, > > Tergantung situasinya :-) > > > > Perempuan berjilbab yg naik bus berdesakan gak bisa gitu menuduh > > laki2 yg mendesak, menyenggol dia sebagai tindakan melecehkan, > meskipun mungkin memang > > maksud laki2 itu memang mau nyenggol2. Tapi mungkin juga enggak. > > > > Bawaannya bagi perempuan itu ya jadi jengkel, mau ngomel marah pada > siapa? > > Di buku teenlit yg saya numpang baca di gramedia malahan ada kisah > > tentang muslimah remaja yg ketemu 'pacar' di atas bus, ya lantaran > berdesakan. > > :-) > > Salam, > > l.meilany > > > > > > - Original Message - > > From: Mia > > To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com > > Sent: Tuesday, July 29, 2008 5:15 PM > > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak > di Mesir > > > > > > Yang kudu disalahin yang ngledekin dong, habis siapa lagi? > > Yang dibilang mba Herni, melepaskan diri dari rasa serba-salah, > > adalah memperlebar pilihan2 kita sendiri, melihat pilihan2 lain, > > bahwa kebanyakan orang nggak bersalah, kita nggak bersalah, yang > > salah ya orang yang jahil, suka ngledekin orang lain nggak jelas. > > > > Ini untuk berlaku adil kepada diri sendiri. Pada waktu yang > > bersamaan kita berlaku adil kepada orang lain, yaitu menyalahkan > > orang2 yang suka jail, ngeledekin dan nglecehin. > > > > Itu menjawab pertanyaan mba Fani tentang siapa yang kudu > disalahin. > > Cukup jelas, mba? > > > > sala > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Fani Noviyani > > wrote: > > > > > > Assalamualakum.. .. > > > Klo begitu jadi serba salah dong? > > > Tertutup salah...terbuka sedikit salah...apalagi yg memang > sengaja > > memamerkan ya? > > > Pengalaman pribadi aku sebagai seorang muslimah yg > Alhamdulillah > > sdh menjalankan kewajiban wanita untuk menutup auratnya dan di > ikuti > > dgn sikap seorang wanita muslimah yg berjilbab terkadang masih > saja > > jadi korban kejahilan lisan "mereka", kenapa aku bilang "korban" > krn > > aku sangat tidak nyaman "dijahilin" secara lisan begitu. Klo > > diladenin semakin menjadi biasanya...jadinya ya aku pura2 tidak > > menghiraukan saja, anggap "mereka" seperti kambing congek aja. > Aku > > pik
Re: Bls:Jilbab [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Fani, Kenyataannya jilbab itu sering di analogikan dengan orang yg solehah. Akibatnya rasa percaya diri mereka sangat besar hingga mengabaikan kewaspadaan-kehati-hati-an. Modalnya 'Allah meridhoi!' - Maka terjadilah perempuan berjilbab pulang malam dari pengajian kena diperkosa. Perempuan berjilbab dengan PDnya naik sembarang taksi pake perhiasan2 dibalik jilbabnya. Akhirnya ia juga dirampok, di lecehkan, dibuka2. Si perampok tahu dimana perhiasan disembunyikan. Jadi kalo kata Fani jangan lihat luarnya tapi lihat dalamnya, gimana caranya. Lha wong spirit jilbab itu agar supaya dikenal, supaya tidak diganggu. Itu dulu, sekarang gak lagi. Salam, l.meilany - Original Message - From: Fani Noviyani To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 04, 2008 2:24 PM Subject: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Ya... Intinya...tetep... "DON'T LOOK THE BOOK FROM THE COVER" Is It Right? - Pesan Asli Dari: L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 2 Agustus, 2008 15:44:14 Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Poin saya : Kalo memang lagi apes, naas, kejadian apapun yg menyakitkan bisa saja terjadi. Yg pake jilbab pun nggak bisa lepas dari kemalangan. Yg pake jilbab bukan berarti ia suci bersih,alim , solehah pokoknya yg indah2. Artinya orang berjilbab juga bisa jadi penipu, pecundang, pelacur dsb yg jelek3 yg tak terbayangkan. Jadi jangan menyalahkan pihak lain Lagi pula masalah jail atau tidak jail kan tergantung gimana persepsi kita masing2. --- Itulah pentingnya memiliki kecerdasan spiritual. Pak Chodjim dengan buku2nya banyak memberi pencerahan :-)) Orang yg cerdas rasa spiritualnya Subhanallah sering diberi 'pertanda' sebelum melakukan tindakan. Didalam perjalanan selamat, meski medannya mengerikan misalnya. Kalo bahasa agama mungkin ; istilahnya - 'Allah senantiasa melindungi' Kalo bahasa awam mungkin dibilang ; ada keajaiban... salam :-)) l.meilany - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Friday, August 01, 2008 6:54 PM Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Postingan saya spesifik dalam situasi yang diberikan mba Fani, bukan situasi yang kemudian dimisalkan mba Mei. Walaupun spesifik, lesson learnednya adalah, ubah sudut pandang kita untuk memperbesar pilihan2 bagi kita maupun orang lain. Kita nggak menyalahkan diri sendiri, maupun semua cowok, tapi cuma yang jail saja. Begitu bukan? Kalau poinnya mba Mei apa? salam Mia --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED] .> wrote: > > Ya gak selalu Mia, > Tergantung situasinya :-) > > Perempuan berjilbab yg naik bus berdesakan gak bisa gitu menuduh > laki2 yg mendesak, menyenggol dia sebagai tindakan melecehkan, meskipun mungkin memang > maksud laki2 itu memang mau nyenggol2. Tapi mungkin juga enggak. > > Bawaannya bagi perempuan itu ya jadi jengkel, mau ngomel marah pada siapa? > Di buku teenlit yg saya numpang baca di gramedia malahan ada kisah > tentang muslimah remaja yg ketemu 'pacar' di atas bus, ya lantaran berdesakan. > :-) > Salam, > l.meilany > > > - Original Message - > From: Mia > To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com > Sent: Tuesday, July 29, 2008 5:15 PM > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir > > > Yang kudu disalahin yang ngledekin dong, habis siapa lagi? > Yang dibilang mba Herni, melepaskan diri dari rasa serba-salah, > adalah memperlebar pilihan2 kita sendiri, melihat pilihan2 lain, > bahwa kebanyakan orang nggak bersalah, kita nggak bersalah, yang > salah ya orang yang jahil, suka ngledekin orang lain nggak jelas. > > Ini untuk berlaku adil kepada diri sendiri. Pada waktu yang > bersamaan kita berlaku adil kepada orang lain, yaitu menyalahkan > orang2 yang suka jail, ngeledekin dan nglecehin. > > Itu menjawab pertanyaan mba Fani tentang siapa yang kudu disalahin. > Cukup jelas, mba? > > sala > Mia > > --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Fani Noviyani > wrote: > > > > Assalamualakum.. .. > > Klo begitu jadi serba salah dong? > > Tertutup salah...terbuka sedikit salah...apalagi yg memang sengaja > memamerkan ya? > > Pengalaman pribadi aku sebagai seorang muslimah yg Alhamdulillah > sdh menjalankan kewajiban wanita untuk menutup auratnya dan di ikuti > dgn sikap seorang wanita muslimah yg berjilbab terkadang masih saja > jadi korban kejahilan lisan "mereka", kenapa aku bilang "korban" krn > aku sangat tidak nyaman "dijahilin" secara lisan begitu. Klo > diladenin semakin menjadi biasanya...jadinya ya aku pura2 tidak > menghiraukan saja, anggap "mereka" seperti kambing