[yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

2003-11-11 Thread Abdullah Sodik
AWW
Pak Doedoeng, terima kasih klarifikasinya sehingga memperjelas duduk
permasalahan yang ada.

Saya telah memaafkan bung Syafril karena kesalahan mengidentifikasi (pinjam
istilah sampeyan) terhadap Email saya. Saya memaklumi, sebagai moderator
bung Syafril tentu saja disibukkan dengan lalulintas E-mail yang
sangat banyak, yang mungkin saja kronologis diskusi tersebut terlupakan atau
terhapus. 

Karena itu saya sempat terpikir untuk undur diri dari milis yonsatu ini,
agar tidak menjadi polemik yang berkepanjangan yang pada gilirannya
menimbulkan hal tidak baik. Namun setelah saya pikir kembali, itu sama saja
saya memutus tali silaturahim di antara kita...lebih berdosa tentunya.

Salam
Asodik

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 10, 2003 4:12 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

AWW.

Pak Sodik, saya kira Pak Syafril salah menduga. Tidak usah
masuk hati lah, barangkali ini ujian untuk Pak Sodik di bulan
Ramadhan ini, apakah mampu menahan amarah atau tidak.
Dalam beberapa ayat Al Quran seringkali dikatakan  "..
dan memberi maaf adalah lebih baik bagi kamu." Indah sekali
dunia ini kalau semuanya menjadi pemaaf. Pernah lihat "The
Message"-nya Anthony Quin dan Irene Papas. Film itu
menggambarkan sejarah perjuangan Muhammad SAW. Hamzah, yang
diperankan AQ, dibunuh dan jantungnya diambil oleh Hindun, yang
diperankan IP, namun ketika Futuh Mekkah, Hindun dimaafkan,
bahkan dikatakan oleh Rasululloh, barangssiap yang berada di
rumah Abu Sofyan (suami Hindun), maka dia akan aman darah dan
hartanya. Lha ini cuman kesalahan mengidentifikasi, wajar dong
Pak Sodik kalau atas kasus ini dimaafkan dan diambil hikmahnya.
Saya yakin Pak Syafril juga tidak sengaja, maklum sedang shaum
mungkin kurang konsentrasi.
Karena saya yang dimaksud Pak Syafril, jadi saya merasa
berkewajiban untuk melakukan hal ini.
> Bung Syafril yth.
> Maaf terus terang saya semakin tidak mengerti, malah ada
> kata-kata "sudah sembuh" segala .kok begini diskusi kita
> yah..semakin jauh dari.
>
> Apakah salah, jika ada yang sedang diskusi kemudian saya
> menyodorkan sebuah referensi sebagai pelengkap? Tolong dong
> aturan Internet mana yang saya langgar? Kalau perlu nanti
> kita usulkan kepada DPR agar dibuat RUU Internet!
>
> Ada baiknya bung Syafril buka-buka E-mail secara keseluruhan
> topik diskusi ini, karena saya bukan pelempar issue yang
> dimaksudkan.
>
> Jika diskusi kita apriori dan bersifat pribadi seperti ini,
> rasanya tidak layak saya ikuti, apalagi bung Syafril sebagai
> moderator tentu "lebih berkuasa". Karena itu saya undur diri
> sajalah dan.maaf saya lagi puasa...
>
> Salam
> Asodik
>
> Berikut ini pelempar issue (yang mungkin bung Syafril
> maksudkan???): ==
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, November 06, 2003 11:03 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [yonsatu] Sekularisme
>
> AWW.
>
> Mohon komentar dari para penganjur atau pendukung
> Sekularisme
> di Indonesia. Apakah sekularisme yang ingin diterapkan di
> Indonesia akan seperti ini juga?
> Wassalam DZArifin
>
>
> Perancis Akan Larang Penggunaan Jilbab di Kelas
>
> --dst--
>
> ==
> -Original Message-
> From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, November 07, 2003 5:53 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [yonsatu] Pemaksaan berjilban (Re: Re: Sekularisme)
>
> Di medio 1990-an seorang wisudawati di suatu kampus di
> Bandung mengatakan pada saya: "Yah, mulai sekarang bebas
> sudah saya dari kewajiban berjilbab!".
>
> Lho...!?
> Ternyata di kampusnya (dan menurut dia juga di berbagai
> kampus lainnya) pemakaian jilbab oleh mahasiswi banyak yang
> merupakan keterpaksaan akibat intimidasi aktivis mesjid
> kampus.
>
> Katanya lagi, 50% persen mahasiswi yang menjadi obyek
> intimidasi, berani melawan, dan ternyata memang tidak
> diapa-apakan.
> Tetapi yang 50% lagi memilih untuk tidak mau ribut-ribut.
>
> Wasalam.
>
>
> -Original Message-
> From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, November 10, 2003 12:46 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [yonsatu] Re: Larangan Berjilbab
> (refrensi)-klarifikasi
>
> On Mon, 10 Nov 2003 09:58:33 +0700
> Abdullah Sodik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>> Mohon klarifikasi:"dibiasakan mengikuti etika Internet
>> bahwa yg melempar issue(subject/topik/threads) maka dia
>> bertanggung jawab terhadap threadnya" dan "  tidak
>> lempar bola sembunyi tangan"
>>
>> Siapa dan apakah yang dimaksud?
>
> Lho siapa lagi memangnya ?
>
>> Rasa-rasanya saya cuma bermaksud memberikan referensi
>> barangkali ada yang membutuhkan dan saya bukan pelempar
>> issue lho.
>>
>> Mbok ya juga dibiasakan untuk tidak mudah menuduh..
>
> Bagus sekali kalau sudah sembuh dari penyakit itu, saya
> mohon maaf kalau ternyata sekarang sudah sembuh.
>
>
>
>
> --[YONSATU -
> ITB]

[yonsatu] FW: Re: Sekularisme-agama & ilmu

2003-11-11 Thread Abdullah Sodik
Pak Sumarko, terima kasih infonya.
Ada hal yang patut kita renungkan, yaitu manusia dan hewan dengan input
(makanan) yang beraneka ragam tetapi mempunyai output (maaf kotoran)
relative sama bentuk dan warna. Sedangkan tumbuhan (beraneka ragam) dengan
input (makanan) relative sama (air utamanya + pupuk "kandang" dsb) tetapi
outputnya (buah) dengan berbagai bentuk (bulat, lonjong, berambut, berbulu
berduri dsb), warna (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, hitam, putih
dsb) dan rasa (manis, asam, pahit, asin dsb).

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar2 terdapat tanda2 (kebesaran Allah
swt) bagi orang2 yang beriman dan dalam hal ini agama berperan
tentunyaSubhanallah!!!. 
Nah peran ilmu pengetahuan tentu rekans biologi yang lebih pas menguraikan. 

Masalah rekam-merekam, peran ilmu (teknologi) sudah demikian canggih, tetapi
sudah adakah teknologi yang mampu merekam "sedapnya" nasi goreng, "harumnya"
parfum, "busuknya" sampah..dsb, meskipun gambar dan suara terekam dengan
baik. Bahkan rasanya belum ada teknologi yang mampu merekam "qolbu" kita dan
mampu "merekayasa" seperti kita membuat rekaman suara, gambar dsb? 

Karena itu agama mengajarkan kepada kita untuk berbaik sangka ("su'nudzon")
dan lahirlah pribahasa "Dalam laut dapat duduga, hati orang siapa tahu".

Salam
Asodik

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 10, 2003 3:22 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Sekularisme


MEMAHAMI AL-QUR'AN LEWAT ILMU PENGETAHUAN.
MEMAHAMI ILMU PENGETAHUAN LEWAT AL-QUR'AN.

---dihapus

QS An'Aam 6:95,
" Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh2-an dan biji buah2-an. Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup. (Yang memiliki sifat2) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih
berpaling?".

Biji jagung, kedele, kacang kering yang nampaknya sudah mati, ternyata bisa
hidup jika ditanam dan disiram. Di dalam biji kering tersebut, ada suatu sel
yang akan bisa tumbuh jika kondisi lingkungannya mendukung. Dalam ilmu
pengetahuan modern tentang kloning, sel yang nampak sudah mati dari suatu
fossil, dari kuku atau rambut, bisa dibuat hidup kembali.
Biji2an yang nampak mati diperoleh dari tumbuhan yang masih hidup. Allah
mengeluarkan yang mati dari yang hidup.

---dihapus

QS Fushshilat 41:22,
" Kamu se-kali2 tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran,
penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak
mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan".

Bagaimana cara memahami bahwa tangan, kaki, panca indera bisa menjadi saksi
atas segala perbuatan kita? Mari kita tinjau dari segi iptek yang ada
sekarang.

Rekaman gambar dulu dilakukan dengan menggunakan selulosa (film) dengan
menggunakan kamera, sementara rekaman suara menggunakan mikrofon dan
disimpan dalam bentuk piringan hitam, benda keras (ebonit) yang dibuat
bergelombang (tepatnya bergerigi halus) pada jalurnya. Kemudian ada
teknologi baru cara merekam gambar dengan kamera digital, dan direkam dalam
bentuk magnetik digital pada pita magnetik. Demikian juga rekaman suara
diambil lewat mike dan disimpan dalam pita magnetik, kaset. Sekarang dengan
menggunakan kamera digital dan wireless mike, gambar kejadian dan suara bisa
direkam dalam bentuk CD, keping plastik keras dengan lapisan cermin. Segala
perbuatan kita, bisa direkam dalam bentuk CD. CD adalah saksi nyata yang
tidak bisa dibantah atas perbuatan kita. CD hanyalah kepingan plastik keras
dengan lapisan cermin. Apakah masih ingat kasus CD mahasiswa Bandung?
Bagaimana caranya Nabi menjelaskan kepada sahabat2 beliau bahwa sekeping
plastik yang ditemukan di belantara Jakarta ini adalah "saksi" atas
perbuatan yang dilakukan di Bali oleh 2 orang mahasiswa Bandung ?.

--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)

2003-11-11 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Panjang lebar sebagai cover story di Asian Wallstreet Journal sebulan
lalu.
Wasalam.

===
  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: 11 Nopember 2003 11:36
  Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)


  AWW.

  Pak Djoni Saleh, kalau boleh saya ingin tahu data atau
  informasi korupsi yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan
  sekitar Khamanei.
  Wassalam. DZArifin.


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)

2003-11-11 Thread hermansyah
Pak ABS,
Di email Doedoeng, Sabtu 8 Nov 2003:

>Pemerintahan Arab Saudi adalah contoh buruk, walaupun monarki bisa baik
>(kebanyakan buruk), menurut banyak ulama, yang mendekati semangat Islam
>adalah republik (contoh aktual Iran).

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






"Akhmad Bukhari Saleh" <[EMAIL PROTECTED]>
11/10/2003 19:16
Please respond to yonsatu

 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
Subject:[yonsatu] Iran   (Re: Re: Sekularisme)


- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 10 Nopember 2003 20:07
Subject: [yonsatu] Re: Sekularisme

> Saya sendiri jadi agak ngeri nih sama anda setelah
> membaca sedikit berita tentang Iran yang menurut
> anda adalah contoh negara Islam yang baik

Hermansyah, saya runut-runut kembali, di mana ya Doedoeng (atau Sumarko?)
ada mengatakan Iran adalah contoh negara Islam yang baik.

Tapi, anyhow, memang betul kata Anda, salah besar mengatakan Iran contoh
negara Islam yang baik.
Iran justru contoh terburuk dari suatu negara yang mengaku Islami.

Di Indonesia masih mendingan, di kalangan DPR misalnya, korupsi marak
dilakukan atas nama reformasi.
Tetapi di Iran, di kalangan ulama penguasa (theokrasi), korupsi dalam
tingkatnya yang dahsyat sekarang ini, terutama oleh lingkungan sekitar
Khameini, marak dilakukan atas nama Islam!

Wasalam.



--[YONSATU - 
ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 






--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Cease fire ,...Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

2003-11-11 Thread hermansyah
Hello rekan Doedoeng,
Oke setuju untuk cease fire.
Saya cuman mau nambah dikt aja, yaitu:  bahwa setiap orang boleh2 saja 
memperingatkan kaum muslimin untuk berjilbab, asal saja sifatnya bukan 
pemaksaan, intimidasi apalagi mempengaruhi orang lain untuk 'mencekal' 
kaum muslimin itu dari lingkungan mereka.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






<[EMAIL PROTECTED]>
11/11/2003 05:16
Please respond to yonsatu

 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Cease fire ,...Re: Larangan Berjilbab 
(refrensi)-klarifikasi



AWW.

Saya hanya ingin mengimplementasikan ayat: . berilah
peringatan (menurut saya jilbab adalah  bagian dari peringatan
tsb), karena sesungguhnya kamu hanya berkewajiban memberi
peringatan namun kamu tidak ada kekuasaan untuk memberikan
hidayah atas mereka. (QS. Al Ghaasyiyah: 21-22).
Perlu diketahui, jilbab juga bukan budaya Arab, di Arab dipakai
setelah diwajibkan oleh Islam. Ketika kewajiban jilbab
diberlakukan, banyak hal yang lucu, karena tidak semua muslimah
saat itu memiliki kain untuk digunakan jilbab, akhirnya ada
yang menggunakan, sprei, alas meja dll.
Wassalam. DZArifin

> Mengapa kita membuang waktu untuk merubah keyakinan orang
> lain ??
> Jilbab , anggaplah sebagai budaya ,.. bisa diterima bisa
> juga tidak , ...  tergantung masing2 ,...Lho , memangnya
> jilbab budaya asli Indonesia ?? Yang paling penting
> sebetulnya adalah  , akhlaq yang membungkus tubuh ,  akal
> dan pikiran kita ,..
> Sudahilah diskusi mengenai Jilbab ini , ..biarlah semua
> pemikiran Rekans  CORPS yang telah disampaikan melalui milis
> ini dapat menjadi catatan kita  masing2 dan mungkin suatu
> ketika nanti , barulah kita bisa memahami dan  menerima
> beberapa pendapat yang dilontarkan oleh sahabat2 kita
> tersebut ,..
> Adinda Utami yang gagah perkasa nun jauh di Michigan sana ,
> ..
> berjalanlah dengan langkah seperti biasa , .. menatap
> kedepan seperti  ketika menapaki rel kereta api ,...
> Rekans sekalian , selamat bekerja , selamat menunaikan
> ibadah puasa dan  semoga ALLAH SWT  dapat menerima amal
> ibadah kita ,..Amieeen .
> Widya Castrena Dharma Siddha ,
> Wassalam,
> Priyo PS
> ---
>



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--[YONSATU - 
ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 






--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Cease fire ,...Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

2003-11-11 Thread waycibi
AWW.

Saya juga setuju, namun saya juga mau nambah dikit juga
(jadinya diskusi lagi, tapi ngga dech cuma dikit aja).
Seperti halnya memperingatkan untuk memakai tidak boleh dengan
pemaksaan, maka mempemperingatkan untuk mencopot jilbab dengan
pemaksaan juga tidak boleh, walaupun dibungkus dengan UU, SK
dan atas nama demokrasi. Apalagi mengeluarkan (bukan cuma
mencekal) mereka dari sekolah, atau tempat kerja.
Wassalam. DZArifin.

> Hello rekan Doedoeng,
> Oke setuju untuk cease fire.
> Saya cuman mau nambah dikt aja, yaitu:  bahwa setiap
> orang boleh2 saja  memperingatkan kaum muslimin untuk
> berjilbab, asal saja sifatnya bukan  pemaksaan, intimidasi
> apalagi mempengaruhi orang lain untuk 'mencekal'  kaum
> muslimin itu dari lingkungan mereka.
>
> Salam hangat,
> HermanSyah XIV.
>
>
>
>
>
>
> <[EMAIL PROTECTED]>
> 11/11/2003 05:16
> Please respond to yonsatu
>
>
>To: <[EMAIL PROTECTED]>
>cc:
>Subject:[yonsatu] Re: Cease fire ,...Re:
>Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi
>
>
>
> AWW.
>
> Saya hanya ingin mengimplementasikan ayat: . berilah
> peringatan (menurut saya jilbab adalah  bagian dari
> peringatan
> tsb), karena sesungguhnya kamu hanya berkewajiban memberi
> peringatan namun kamu tidak ada kekuasaan untuk memberikan
> hidayah atas mereka. (QS. Al Ghaasyiyah: 21-22).
> Perlu diketahui, jilbab juga bukan budaya Arab, di Arab
> dipakai
> setelah diwajibkan oleh Islam. Ketika kewajiban jilbab
> diberlakukan, banyak hal yang lucu, karena tidak semua
> muslimah
> saat itu memiliki kain untuk digunakan jilbab, akhirnya ada
> yang menggunakan, sprei, alas meja dll.
> Wassalam. DZArifin
>
>> Mengapa kita membuang waktu untuk merubah keyakinan orang
>> lain ??
>> Jilbab , anggaplah sebagai budaya ,.. bisa diterima bisa
>> juga tidak , ...  tergantung masing2 ,...Lho , memangnya
>> jilbab budaya asli Indonesia ?? Yang paling penting
>> sebetulnya adalah  , akhlaq yang membungkus tubuh ,  akal
>> dan pikiran kita ,..
>> Sudahilah diskusi mengenai Jilbab ini , ..biarlah semua
>> pemikiran Rekans  CORPS yang telah disampaikan melalui
>> milis
>> ini dapat menjadi catatan kita  masing2 dan mungkin suatu
>> ketika nanti , barulah kita bisa memahami dan  menerima
>> beberapa pendapat yang dilontarkan oleh sahabat2 kita
>> tersebut ,..
>> Adinda Utami yang gagah perkasa nun jauh di Michigan sana ,
>> ..
>> berjalanlah dengan langkah seperti biasa , .. menatap
>> kedepan seperti  ketika menapaki rel kereta api ,...
>> Rekans sekalian , selamat bekerja , selamat menunaikan
>> ibadah puasa dan  semoga ALLAH SWT  dapat menerima amal
>> ibadah kita ,..Amieeen .
>> Widya Castrena Dharma Siddha ,
>> Wassalam,
>> Priyo PS
>> ---
>>
>
>
>
> ___
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
> --[YONSATU -
> ITB]--
> Online archive : 
> Moderators : 
> Unsubscribe: 
> Vacation   :
> 
>
>
>
>
>
>
> --[YONSATU -
> ITB]--
> Online archive : 
> Moderators : 
> Unsubscribe: 
> Vacation   :
> 



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)

2003-11-11 Thread waycibi
AWW.

Apakah informasi tersebut kredibel? mengingat pemerintah Barat
umumnya  mendiskreditkan Islam, apalagi sedang ada masalah
dengan Iran.
Wassalam. DZarifin


> Panjang lebar sebagai cover story di Asian Wallstreet
> Journal sebulan lalu.
> Wasalam.
>



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: FW: Re: Sekularisme-agama & ilmu

2003-11-11 Thread waycibi

AWW.

Berbaik sangka = husnu dzon (husnu dari kata hasan artinya
baik; dzon artinya prasangka)
Berburuk sangka = su'u dzon (su'u artinya buruk atau jelek)

Wassalam. DZArifin

>
> Karena itu agama mengajarkan kepada kita untuk berbaik
> sangka ("su'nudzon") dan lahirlah pribahasa "Dalam laut
> dapat duduga, hati orang siapa tahu".
>
> Salam
> Asodik
>



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Ini sudah cease fire kan?Re: Re: Komentar wanita pakai jilbab dari Utami!

2003-11-11 Thread hermansyah
Hello rekan Doedoeng,
Katanya sudah cease fire, kok masih terus?  Kalau begitu, saya terusin 
juga deh dikit lagi, mumpung kerjaan masih bisa disuruh nunggu.

>Bagaimana kalau saya mengatakan begini: Kepada para pejabat dan
>anggota DPR (dalam kasus korupsi, dalam konteks perintah dan
>larangan, berjilbab dan korupsi sama saja), untuk tidak menurut
>begitu saja (apalagi dengan ketakuatan) kepada segala perintah
>dan larangan penegak hukum atau yang mengaku sebagai pemerhati
>hukum. Keputusan untuk tidak korup, haruslah berdasar atas
>kemauan diri sendiri, bukan berdasarkan keinginan orang lain.
>Menurut saya malah kata sadar lebih tinggi kualitasnya dari
>mau, banyak orang yang mau melakukan sesuatu tapi tidak sadar
>apa akibatnya. BTW itu hanya sekedar interpretasi kata.

Lho, kalau hukum dan UU itu kan produk yang demokratis (teorinya), yang 
sekali disetujui dan diimplementasikan maka setiap orang yang berada 
diwilayah dimana hukum/UU itu berlaku harus tunduk kepadanya tanpa 
kecuali.  Jadi kata2 'mau' memang tidak cocok dipakai, melainkan kata2 
'wajib'.

Kalau jilbab ini memang agak susah, karena menurut keyakinan kaum muslim 
ini kan perintah Tuhan.  Jadi tanpa demokrasi2an segala, kalau sudah yang 
namanya perintah Tuhan ya musti dilaksanakan dong ya, sebagai wujud 
kesadaran sebagai kaum muslim.  Tapi, kan pada kenyataannya kaum muslim 
sendiri menginterpretasikan keharusan berjilbab itu macam2.  Lalu, sebagai 
manusia yang merdeka dan berakal budi, kita kan punya pilihan, yaitu 1) 
Good bye Islam, good by all those irrational rules, atau 2) Mengadopsi 
rasio kedalam keyakinan, yang wujud dari adopsi ini adalah misalnya sikap 
kita yang lebih mengutamakan integritas diri ketimbang penampilan luarnya 
saja.

>Agama (Islam) adalah produk Tuhan yang implementasinya
>berdasarkan respon manusia terhadap petunjuk-petunjuk agama
>tersebut dalam menghadapi fenomena kehidupan. Dengan demikian,
>seandainya dibuat dikotomi antara agama dan budaya. Maka dalam
>sudut pandang Islam, budaya adalah bagian dari agama.
>Jadi kalau, agama dianggap sebagai budaya, maka manifestasinya
>adalah "jilbab gaul", sholat pamer, haji riya dll. Atau malah
>membonsai agama sebagai sekelumit ritual di pojok mesjid dan
>musholla.

Ya, setuju, akibat sudut pandang yang berbeda maka kesimpulan yang 
diperolehpun bisa berbeda.  Alih2 sampai pada kesimpulan, untuk bisa 
melakukan diskusi aja macet.  Maka kalau kita ingin membahas suatu 
masalah, memang perlu sebelumnya disepakati terlebih dahulu platform yang 
mana yang akan dipakai.

Tapi kalau platformnya adalah Islam, karena kita membahas masalah jilbab 
ini kan dalam kerangka Islam, maka menurut saya lagi2 the choice is yours. 
 Seberapa kaku dan ketat kita  menginterpretasikan larangan2 dan perintah2 
agama Islam itu akhirnya kembali kepada keyakinan kita masing2.  Dan 
sebagai manusia yang beriman dan beradab, seyogyanyalah masalah dalam 
tidaknya keyakinan itu kita kembalikan kepada individu masing2 sebagai hak 
kemerdekaan hidup yang paling mendasar. 

Salam hangat,
HermanSyah XIV.





<[EMAIL PROTECTED]>
11/11/2003 05:53
Please respond to yonsatu

 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Komentar wanita pakai jilbab dari Utami!


AWW.

Saya ragu apakah benar para ulama "memaksa", saat ini Islam
bukan hukum positif di Indonesia, punya hak apa mereka memaksa?
Namun kalau menganjurkan, saya yakin mereka pasti akan
menganjurkan sebatas himbauan moral. Bedakan dengan kasus
polisi "memaksa" pengendara sepeda motor untuk mengenakan helm,
namun walaupun demikian banyak juga orang ga pake helm.

>
> Menurut saya sudah saatnya para ulama atau orang2 yang
> mengaku/diaku ulama  tidak lagi memaksa apalagi
> mengintimidasi pemakaian jilbab, karena ini  hanya akan
> memaintain sikap hidup munafik yang pak ABS sebut itu.


Tentang hal di bawah ini, saya mencoba mengambil hikmahnya dari
QS Al 'Alaq 96: 6 - 19.
Bagaimana kalau saya mengatakan begini: Kepada para pejabat dan
anggota DPR (dalam kasus korupsi, dalam konteks perintah dan
larangan, berjilbab dan korupsi sama saja), untuk tidak menurut
begitu saja (apalagi dengan ketakuatan) kepada segala perintah
dan larangan penegak hukum atau yang mengaku sebagai pemerhati
hukum. Keputusan untuk tidak korup, haruslah berdasar atas
kemauan diri sendiri, bukan berdasarkan keinginan orang lain.
Menurut saya malah kata sadar lebih tinggi kualitasnya dari
mau, banyak orang yang mau melakukan sesuatu tapi tidak sadar
apa akibatnya. BTW itu hanya sekedar interpretasi kata.
Wassalam. DZArifin.

> Sebaliknya sudah saatnya pula umat (dalam kasus jilbab ini
> kaum wanita),  untuk tidak menurut begitu saja (apalagi
> dengan ketakutan) kepada segala  perintah dan larangan para
> ulama atau orang yang mengaku ulama (untuk  memakai jilbab).
>  Keputusan memakai jilbab haruslah berdasarkan kemauan
> (saya tidak menyebutnya 'kesadaran', karena penggunaan kata
> ini bersifat  intimidatif) dari diri sendiri, bukan

[yonsatu] Re: Ini sudah cease fire kan?Re: Re: Komentar wanita pakai jilbab dari Utami!

2003-11-11 Thread waycibi
AWW.

Pak Herman, kalau saya sih inginnya terus saja. Terus terang
dengan diskusi ini saya jadi tertantang untuk berfikir keras
memberi argumen atas tesis saya terhadap "Islam sistem". Dan
toh kita dalam konteks diskusi, saya merasa di antara kita
tidak saling mendiskreditkan, kalau kita memberi komentar kita
sertakan juga argumennya.

> Hello rekan Doedoeng,
> Katanya sudah cease fire, kok masih terus?  Kalau begitu,
> saya terusin  juga deh dikit lagi, mumpung kerjaan masih
> bisa disuruh nunggu.
>

===

>
> Lho, kalau hukum dan UU itu kan produk yang demokratis
> (teorinya), yang  sekali disetujui dan diimplementasikan
> maka setiap orang yang berada  diwilayah dimana hukum/UU itu
> berlaku harus tunduk kepadanya tanpa  kecuali.  Jadi kata2
> 'mau' memang tidak cocok dipakai, melainkan kata2  'wajib'.
>
> Kalau jilbab ini memang agak susah, karena menurut keyakinan
> kaum muslim  ini kan perintah Tuhan.  Jadi tanpa
> demokrasi2an segala, kalau sudah yang  namanya perintah
> Tuhan ya musti dilaksanakan dong ya, sebagai wujud
> kesadaran sebagai kaum muslim.  Tapi, kan pada kenyataannya
> kaum muslim  sendiri menginterpretasikan keharusan berjilbab
> itu macam2.  Lalu, sebagai  manusia yang merdeka dan berakal
> budi, kita kan punya pilihan, yaitu 1)  Good bye Islam, good
> by all those irrational rules, atau 2) Mengadopsi  rasio
> kedalam keyakinan, yang wujud dari adopsi ini adalah
> misalnya sikap  kita yang lebih mengutamakan integritas diri
> ketimbang penampilan luarnya  saja.

Dalam konteks "Islam sistem" (lucu juga penambahan kata
"sistem" ini karena sesungguhnya Islam sendiri adalah suatu
sistem), jilbab itu nanti akan menjadi/ atau tidak menjadi
produk hukum (yang berarti dijustifikasi oleh institusi).
Dengan demikian, dalam konteks tersebut bukan lagi sekedar
"iman" namun menjadi ketaatan hukum, dalam konteks inilah saya
katakan jilbab dan korupsi sama saja.
Wassalam. DZArifin.





___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Kiamat 'gagal'

2003-11-11 Thread andoko
Mas Syarif,
ada sedikit perbedaan buat saya antara merayakan hari raya agama lain dan
membantu pelaksanaan. maksud saya, benar bahwa kita tidak boleh memandang
agama dalam hidup sehari-hari, namun tetap ada batasnya.
Misalnya:
1. Saya Kristen, dekat dengan seorang wanita muslim, buat saya no problem,
kita saling menghargai, tapi faktanya
di muslim, adalah haram bila wanita muslim menikah dengan pria non muslim.
2. Ayah saya (muslim), dan beberapa temannya, termasuk dalam aliran yang
pantang mengucapkan selamat natal, dan dia jelaskan baik-baik bahwa itu
keyakinannya. Mungkin jumlah orang yang berkeyakinan seperti itu sedikit,
tapi ada.

maksud saya krisis horizontal antar agama yang sempat timbul di Indonesia,
adalah karena dahulu, orang Indonesia itu berusaha menutup mata dan
menganggap bahwa agama-agama itu sama, padahal beda, mas.

dan yang saya maksud disini bukanlah untuk memecahbelah, namun agar kita
masing-masing tahu batas-batasnya masing. kurang lebih maksud saya, jangan
dengan niatan baik kita, namun pengetahuan kita dangkal, kita malah
menyulitkan orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita.

kalau acara doa bersama, lalu warga kristen membangun mushola, itu wajar,
kalau disekitar saya ada, saya juga mau ikut, mas, karena tiap tiap orang
berdoa menurut agamanya masing-masing, namun kalau acara Natalan/kebaktian,
apakah nanti ada versi doa untuk orang-orang yang non-Kristen? atau saya
blak-blak-an aja deh, setiap doa di kristen, pasti ada kalimat "dalam
nama Yesus, Allah kita" atau sejenisnya, sementara agama islam tidak
mengakui kalimat itu.

Dan mengenai 'jumlah', saya hendak mengutip kembali tulisan anda berikut:

> Saya sudah dan sedang merasakan hal itu, karena sedang berusaha
mengumpulkan
> pemudi dan pemuda antariman Kota Palembang untuk dapat tampil dalam
Perayaan
> Natal Rakyat Kota Palembang. Justru persentase terbesar keengganan datang
> dari kaum muda Kristen sendiri, khususnya Protestan dan lebih khusus lagi
> dari yang segaris atau sejajar dengan sejumlah jemaat Kristen di Bandung,
> yang percaya bahwa peristiwa kiamat bisa diperhitungkan waktu
kedatangannya.

saya rasa kita intropeksi jujur pada diri sendiri deh, kalimat diatas kalau
kita artikan menyatakan sejumlah yang banyak, atau sejumlah sedikit jemaat
Kristen di Bandung percaya bahwa peristiwa kiamat bisa diperhitungkan? Saya
percaya, Mas Syarif tidak ada niat buruk sama sekali, namun, kadang kadang,
kalimat yang kita pergunakan membawa misleading information. apalagi
informasi anda ngga kongruen dengan kalimat sebelumnya (tentang perayaan
Natal dan jemaat yang percaya peristiwa hari kiamat).

for my friends, sorry kepanjangan.

Andoko
9677.08.32536


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Ini sudah cease fire kan?Re: Re: Komentar wanita pakai jilbab dari Utami!

2003-11-11 Thread Syafril Hermansyah
On Tue, 11 Nov 2003 17:21:39 +0700 (WIT)
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Pak Herman, kalau saya sih inginnya terus saja. Terus terang
> dengan diskusi ini saya jadi tertantang untuk berfikir keras
> memberi argumen atas tesis saya terhadap "Islam sistem". Dan
> toh kita dalam konteks diskusi, saya merasa di antara kita
> tidak saling mendiskreditkan, kalau kita memberi komentar kita
> sertakan juga argumennya.

Tidak apa-2x diteruskan, diskusinya sudah bagus tidak keluar "jalur".
Dari diskusi ini ada bbr masukkan yg saya sendiri tidak pernah
tahu/menduganya, bhw di Quran ada ayat-2x yg mengandung Ilmu Pengetahuan
(terimakasih Pak Marko).

Saat SMP dulu, saya pernah baca buku karangan Nursyamsu (?) yg
mengetengahkan kaitan Ilmu Pengetahuan dg Quran, a.l. disebutkan di ayat
(lupa, krn sdh lama sekali) bhw Tata Surya kita terdiri atas 1 matahari
dan 10 (sepuluh) planet (padahal kita tahu dari ilmu astronomi bhw cuma
ada 9 planet, dimana Pluto adalah planet terakhir). Menurut Nursyamsu
ini ada 1 planet lagi dibelakang Pluto yg mrp bagian tata surya kita.


-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Ini sudah cease fire kan?Re: Re: Komentar wanita pakai jilbab dari Utami!

2003-11-11 Thread waycibi

AWW.

Pak Syafril, terima kasih.

Sedikit informasi, yang benar adalah Nazwar Syamsu. Saya juga
pernah baca, walaupun saat itu ndak mudeng (waktu itu malah
saya masih SD). Tapi saya masih ingat bahwa planet yang ke-10
itu adalah Sidratul Muntaha, yang dipercaya oleh Nazwar Syamsu
sebagai tempat Rasululloh dulu Mikraj.
Wassalam. DZArifin

>
> Saat SMP dulu, saya pernah baca buku karangan Nursyamsu (?)
> yg
> mengetengahkan kaitan Ilmu Pengetahuan dg Quran, a.l.
> disebutkan di ayat (lupa, krn sdh lama sekali) bhw Tata
> Surya kita terdiri atas 1 matahari dan 10 (sepuluh) planet
> (padahal kita tahu dari ilmu astronomi bhw cuma ada 9
> planet, dimana Pluto adalah planet terakhir). Menurut
> Nursyamsu ini ada 1 planet lagi dibelakang Pluto yg mrp
> bagian tata surya kita.
>
>
> --
> syafril
> ---
> Syafril Hermansyah
>
>
> --[YONSATU -
> ITB]--
> Online archive : 
> Moderators : 
> Unsubscribe: 
> Vacation   :
> 



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Sekularisme

2003-11-11 Thread hermansyah
Hello rekan Doedoeng,
Kayaknya diskusi yang ini juga perlu cease fire deh.  Berikut tanggapan 
terakhir saya.

>Hadits ini
>disepakati oleh jumhur (mayoritas) ulama sebagai petunjuk
>dibukanya pintu ijtihad (eksplorasi akal) dalam memutuskan
>perkara yang secara nash tidak terdapat dalam Quran dan Hadits.
>Dan menjadi dalil bagi bersatunya (integralnya) antara Quran
>dan akal atau "agama" (dalam tanda kutip sebagai dogma atau
>keyakinan) dan iptek.

Iya, boleh2 saja kita pertama2 mengacu ke Qur'an, lalu kalau tidak 
menemukan jawaban maka mencontoh perbuatan Nabi.  Kalau tidak ada juga 
contoh2 Nabi yang pas, baru menggunakan nalar.  Ini kan hanya masalah 
metodologi.  Metodologi itu kan bisa macam2.  Nggak apa2, selama akhirnya 
toch solusi yang diinginkan tercapai.

Dalam sekularisme, metodologi memecahkan persoalannya adalah dengan tidak 
mengikut sertakan agama, tapi langsung kepada nalar manusia.  Namun bukan 
berarti kita tidak boleh beragama.  Agama yang terbukti telah memperkaya 
jiwa seseorang tentu disambut hangat, hanya saja ia diletakkan digaris 
belakang sebagai pagar kesucian hati kita masing2.

>Fenomena korupsi dan kejahatan sosial lainnya, menurut saya,
>antara lain karena menurut pelaku di luar mesjid, gereja,
>sinagog, vihara, klenteng dll, Tuhan tidak terlibat atau bahkan
>tidak ada.

Ah, ya nggak juga.  Buktinya kan kata pak ABS, orang2 dilingkungan 
Khameini malah justru korupsinya gila2an, sekalipun ini memang baru berita 
dari satu sisi.  Tapi di Indonesia sendiri kita bisa lihat, bahwa betapa 
banyak orang2 yang menyapa dengan Assalammualaikaum Wr.WB, betapa banyak 
orang yang kalau membeli makanan melihat dulu halal nggaknya, betapa 
banyak orang yang mengomentari orang lain karena tidak mengenakan pakaian 
muslim, yang saya artikan ini sebagai sadar akan agamanya, toch kalau ada 
kesempatan melakukan tindakan2 yang tidak terpuji, ya melakukan juga.

Menurut saya, hanya hukum yang diterapkan secara konsisten dan tanpa 
pandang bulu lahyang bisa memberantas perilaku jahat itu.  Kalau hanya 
sekedar agama, sudah terbukti, nggak akan jalan lah.

Barangkali yg jadi masalah sekarang adalah hukum apa yang musti 
diterapkan?  Hukum Islamkah, hukum agama lainkah, atau hukum sekular? 

>Dari mana Pak HermanSyah tahu bahwa "sudah pasti" bertentangan
>dengan agama? 

Setahu saya munculnya fatwa yang memperbolehkan penggunaan kondom untuk 
alasan KB terjadi setelah melalui proses pro-konta di kalangan para ulama, 
karena ada yang berpendapat itu tidak dibenarkan oleh Qur'an, tapi ada 
yang berpendapat 'memang tidak dibenarkan, tapi'.  Makanya keluarlah 
fatwa yang membolehkan penggunaan kondom tapihanya untuk KB.  En toch 
tetap saja, penggunaan kondom ini pada intinya dilarang oleh Islam (dan 
juga oleh Katholik setahu saya, nggak tahu Kristen), dus bertentangan 
dengan agama.

>Misal, penggunaan kondom dalam berhubungan sex
>dengan istri semua ulama sepakat boleh, tapi kalau untuk
>berzina atau homosex saya kira bukan cuma Islam, semua agama
>juga pasti melarang (atau ada agama lain yang membolehkan???).

Dalam pendekatan sekular, jadi bukan agama, penggunaan kondom tidak melulu 
harus dilihat dalam kerangka melakukan KB.  Penggunaan kondom untuk 
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan diluar KB boleh-boleh saja. Dalam 
pendekatan sekular istilah 'berzina' dalam pengertian 'najis' itu tidak 
ada, karena setiap individu bebas melakukan apa saja yang ia ingin lakukan 
selama hal itu tidak merugikan diri sendiri dan sekelilingnya. Dalam 
pendekatan sekular, moralitas lah yang menjadi dinding2 pembatas pemecahan 
suatu masalah atau atas boleh tidaknya sesuatu dilakukan.  Dan moralitas 
ini ditentukan oleh nilai2, norma2 dan keyakinan (termasuk agama) yang 
dianut oleh masyarakat tsb. dalam kurun waktu tertentu.

>Tentang kelahiran bayi yang tidak diinginkan (apa definisi
>tidak diinginkan ini?), kalau misalnya dengan mempertahankan
>kehamilan akan menyebabkan salah satu meninggal (ibu atau
>anak), maka dalam Islam berlaku kaidah ushul fiqh yang
>mengatakan "yang pasti mengalahkan yang belum pasti", artinya
>kehidupan si ibu harus didahulukan dari pada mempertahankan si
>bayi yang belum pasti kehidupannya.

Iya, ini sih saya setuju memang bener ada.  Cuman ini kan tindakan 
kuratif, untuk menyelamatkan nyawa si ibu.  Lha usaha preventif yang 
diberikan agama apa?  Kan nggak ada selain hanya melarang dan mengancam 
saja.  Taruhlah misalnya memang di Kitab suci hal itu nggak ada, tapi 
apakah ada sunnah2 nabi mengenai hal ini?  Taruhlah lagi sunnah2 nabi 
nggak ada, maka berarti kita musti menggunakan nalar untuk memecahkan hal 
ini, maka akhirnya muncullah 'sex education' untuk kalangan remaja. 
Intinya adalah untuk melindungi remaja2 kita itu dari 'kebobolan' karena 
tidak bisa menahan diri dalam pergaulannya.  Tapi, seberapa besar 'sex 
education' yang classic bisa menekan tingginya kelahiran bayi yang tak 
diinginkan atau tingginya aborsi?  Ternyata tidak sesuai dengan harapan. 
Maka

[yonsatu] Clock tidak benar [ was Re: Re: Sekularisme]

2003-11-11 Thread Syafril Hermansyah
On Sun, 1 Apr 2035 21:20:10 +0200 [EMAIL PROTECTED] (HC) wrote:
   ^^ 

> Hallo rekan Doedoeng,

Hermansyah, clock time di PC Anda ngak bener tuh.

-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah<[EMAIL PROTECTED]>

List Administrator/Moderators yonsatu/[EMAIL PROTECTED]

--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Clock tidak benar [ was Re: Re: Sekularisme]

2003-11-11 Thread hermansyah

Ooops, sorry!

Waktu habis ngetest s/w, saya lupa balikin date-nya ke 'today'.
Thanks pak Syafril,

HS XIV.


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Ekslusif dan Inklusif (dh: Kiamat 'gagal')

2003-11-11 Thread Sharif Dayan
Widya Çastrena Dharmasiddha !

At 18:25 11-11-2003 +0700, "Andoko" wrote:

>agama dalam hidup sehari-hari, namun tetap ada batasnya.

Saya sependapat.


>1. Saya Kristen, dekat dengan seorang wanita muslim, buat saya no problem,
>kita saling menghargai,

Ini hubungan sebagai sesama manusia. Saya sependapat.


>di muslim, adalah haram bila wanita muslim menikah dengan pria non muslim.

Menurut saya tidak ada hubungan antara pernyataan di atas dengan pernyataan
sebelumnya. Dekat tidak harus berarti akan atau akhirnya akan menikah, bukan
? Istilah "dekat" pun tidak sama untuk setiap orang. Ada yang mengartikan
badaniah, ada yang rohaniah.


>2. Ayah saya (muslim), dan beberapa temannya, termasuk dalam aliran yang
>pantang mengucapkan selamat natal, dan dia jelaskan baik-baik bahwa itu
>keyakinannya. Mungkin jumlah orang yang berkeyakinan seperti itu sedikit,
>tapi ada.

Yang masih teringat oleh saya yang pernah mengucapkan itu, adalah Buya Hamka
(alm). Hal yang menjadi landasan berbeda antara lain adalah keyakinan. Saya
merasa nyaman dan menghormati ketika melihat siapa pun -tidak perduli apa
keyakinannya dalam beriman- menjalankan secara taatazas (consistent) ajaran
agamanya.


>adalah karena dahulu, orang Indonesia itu berusaha menutup mata dan
>menganggap bahwa agama-agama itu sama, padahal beda, mas.

Saya justru merasa takjub ketika melihat adanya perbedaan yang ada.
Bagaimana si A bisa meyakini apa yang ia anut, sementara itu berbeda dengan
yang saya yakini ? Bagaimana pula si B, yang berbeda dengan si A dan saya,
namun yakin sepenuh hatinya ? Mereka pun berpikiran sama mengenai saya,
namun ketika kita melakukan sesuatu secara bersama dengan landasan keyakinan
masing-masing maka yang hadir adalah rasa kebersamaan.


>jangan
>dengan niatan baik kita, namun pengetahuan kita dangkal, kita malah
>menyulitkan orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita.

Omnia labor vincit. Jika kita mempunyai niat baik, bersandarkan pada rasa
hormat pada Yang Memiliki Alam ini, maka itu pasti akan diatur agar baik
pada akhirnya. Buah suatu perbuatan terkadang baru akan tampak lama setelah
kita mati. Saya cukup 'beruntung' untuk menyaksikan beberapa hal saat saya
masih hidup. Dan 'keberuntungan' itu sebetulnya waktu yang diberikan agar
berbuat dengan lebih baik lagi.

Keberadaan Ksatrian.or.id juga saya anggap sebagai keberuntungan itu. Saya
harus menantikan beberapa tahun sebelum akhirnya diberi rezeki untuk
menghadirkannya. Itu bukan karena usaha seorang manusia, karena pada
dasarnya manusia merupakan alat untuk menghadirkan rencana dan kebesaran
Sang Pencipta.


>berdoa menurut agamanya masing-masing, namun kalau acara Natalan/kebaktian,
>apakah nanti ada versi doa untuk orang-orang yang non-Kristen?

Dalam Perayaan Natal, acara dibagi dua : liturgis (dijalankan sesuai dengan
yang berlaku dalam beribadah) dan bukan liturgis. Para tamu (Muspida Tingkat
I dan jajaran lain di bawahnya) memasuki Gedung Olah Raga Palembang setelah
liturgis. Sebelumnya mereka menanti dalam ruang tamu. Setiap kali Perayaan
Natal Rakyat (d/h Natal ABRI-Rakyat), ketiga unsur Muspida Tingkat I
(Gubernur, Kapolda dan Pangdam) selalu hadir. Saya tidak tahu bagaimana
keadaannya di daerah lain.


>setiap doa di kristen, pasti ada kalimat "dalam
>nama Yesus, Allah kita" atau sejenisnya, sementara agama islam tidak
>mengakui kalimat itu.

Setiap Persaudaraan berkumpul, selalu dibuka dan ditutup dengan doa. Yang
ditunjuk -secara bergilir- memimpin, hanya mengucapkan, "Marilah kita berdoa
sesuai dengan keyakinan masing-masing, agar hal yang kita lakukan berguna
bagi semua." Setelah itu suasana hening sekitar 1 menit, memberikan
kesempatan bagi setiap yang hadir untuk berbicara dengan Penciptanya. Tidak
ada pembacaan atau pengucapan doa oleh satu orang.


>> Justru persentase terbesar keengganan datang
>> dari kaum muda Kristen sendiri, khususnya Protestan dan lebih khusus lagi
>> dari yang segaris atau sejajar dengan sejumlah jemaat Kristen di Bandung,
>> yang percaya bahwa peristiwa kiamat bisa diperhitungkan waktu
>> kedatangannya.

>saya rasa kita intropeksi jujur pada diri sendiri deh, kalimat diatas kalau
>kita artikan menyatakan sejumlah yang banyak, atau sejumlah sedikit jemaat
>Kristen di Bandung percaya bahwa peristiwa kiamat bisa diperhitungkan ?

Seperti yang sudah saya tulis : "sejumlah jemaat". Maaf, karena
kalimat-kalimat yang saya gunakan kurang 'kena'. Boleh dicoba lagi, kan ?

Menurut pengalaman dan pengamatan saya, ada orang yang membuat jarak dengan
lingkungannya, baik kecil mau pun besar. Memang, ukuran "kecil" dan "besar"
relatif adanya, tapi baiklah kita maklumi saja dulu mengenai kerelatifan itu.

Saat orang membuat jarak, maka ada kemungkinan pengetahuannya mengenai
lingkungan berbanding terbalik. Artinya semakin besar jaraknya, semakin
kecil pula pengetahuannya mengenai lingkungan. Sebagai contoh, anak yang
terbiasa dimanja dan amat dekat dengan orang tuanya, biasanya menjadi gentar
ketika dilepas sendirian. Psikologis, hal itu b

[yonsatu] Re: Cease fire ,...Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

2003-11-11 Thread Abas F Soeriawidjaja

PIS,PISSH..KATA PENYANYI ALAM "MBAH DUKUN"
:-)

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 11, 2003 4:23 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Cease fire ,...Re: Larangan Berjilbab
(refrensi)-klarifikasi


AWW.

Saya juga setuju, namun saya juga mau nambah dikit juga (jadinya diskusi
lagi, tapi ngga dech cuma dikit aja). Seperti halnya memperingatkan
untuk memakai tidak boleh dengan pemaksaan, maka mempemperingatkan untuk
mencopot jilbab dengan pemaksaan juga tidak boleh, walaupun dibungkus
dengan UU, SK dan atas nama demokrasi. Apalagi mengeluarkan (bukan cuma
mencekal) mereka dari sekolah, atau tempat kerja.
Wassalam. DZArifin.

> Hello rekan Doedoeng,
> Oke setuju untuk cease fire.
> Saya cuman mau nambah dikt aja, yaitu:  bahwa setiap orang boleh2 
> saja  memperingatkan kaum muslimin untuk berjilbab, asal saja sifatnya

> bukan  pemaksaan, intimidasi apalagi mempengaruhi orang lain untuk 
> 'mencekal'  kaum muslimin itu dari lingkungan mereka.
>
> Salam hangat,
> HermanSyah XIV.
>
>
>
>
>
>
> <[EMAIL PROTECTED]>
> 11/11/2003 05:16
> Please respond to yonsatu
>
>
>To: <[EMAIL PROTECTED]>
>cc:
>Subject:[yonsatu] Re: Cease fire ,...Re:
>Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi
>
>
>
> AWW.
>
> Saya hanya ingin mengimplementasikan ayat: . berilah peringatan 
> (menurut saya jilbab adalah  bagian dari peringatan
> tsb), karena sesungguhnya kamu hanya berkewajiban memberi
> peringatan namun kamu tidak ada kekuasaan untuk memberikan
> hidayah atas mereka. (QS. Al Ghaasyiyah: 21-22).
> Perlu diketahui, jilbab juga bukan budaya Arab, di Arab
> dipakai
> setelah diwajibkan oleh Islam. Ketika kewajiban jilbab
> diberlakukan, banyak hal yang lucu, karena tidak semua
> muslimah
> saat itu memiliki kain untuk digunakan jilbab, akhirnya ada
> yang menggunakan, sprei, alas meja dll.
> Wassalam. DZArifin
>
>> Mengapa kita membuang waktu untuk merubah keyakinan orang lain ??
>> Jilbab , anggaplah sebagai budaya ,.. bisa diterima bisa
>> juga tidak , ...  tergantung masing2 ,...Lho , memangnya
>> jilbab budaya asli Indonesia ?? Yang paling penting
>> sebetulnya adalah  , akhlaq yang membungkus tubuh ,  akal
>> dan pikiran kita ,..
>> Sudahilah diskusi mengenai Jilbab ini , ..biarlah semua
>> pemikiran Rekans  CORPS yang telah disampaikan melalui
>> milis
>> ini dapat menjadi catatan kita  masing2 dan mungkin suatu
>> ketika nanti , barulah kita bisa memahami dan  menerima
>> beberapa pendapat yang dilontarkan oleh sahabat2 kita
>> tersebut ,..
>> Adinda Utami yang gagah perkasa nun jauh di Michigan sana ,
>> ..
>> berjalanlah dengan langkah seperti biasa , .. menatap
>> kedepan seperti  ketika menapaki rel kereta api ,...
>> Rekans sekalian , selamat bekerja , selamat menunaikan
>> ibadah puasa dan  semoga ALLAH SWT  dapat menerima amal
>> ibadah kita ,..Amieeen .
>> Widya Castrena Dharma Siddha ,
>> Wassalam,
>> Priyo PS
>> ---
>>
>
>
>
> ___
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
> --[YONSATU -
> ITB]--
> Online archive : 
> Moderators : 
> Unsubscribe: 
> Vacation   :
> 
>
>
>
>
>
>
> --[YONSATU -
> ITB]--
> Online archive : 
> Moderators : 
> Unsubscribe: 
> Vacation   :
> 



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--[YONSATU -
ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)

2003-11-11 Thread Akhmad Bukhari Saleh
> > Panjang lebar sebagai cover story di Asian
> > Wall Street Journal sebulan lalu.

---

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 11 Nopember 2003 16:35
Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)

> Apakah informasi tersebut kredibel? mengingat pemerintah
> Barat umumnya  mendiskreditkan Islam, apalagi sedang ada
> masalah dengan Iran.
> Wassalam.
> DZarifin

==

Pemerintah Barat!?!?
Emang suka baca AWSJ enggak?

Itu majalah Asia (atau Timur deh, kalau kepingin pakai mata angin).
Nggak ada hubungannya sama pemerintah mana-mana, apalagi pemerintah Barat
(whatever "Barat" means).

Tapi jangan-jangan ada hubungannya kalau sama Yahudi sih, ha ha ha...
(Orang muslim Arab, kalau tersudut, kambing hitamnya kan pasti Yahudi.
Ada copet di Masjidil Haram, askarnya nggak mampu nangkap, bilang aja itu
copet Yahudi.
Maka kata Mahathir, Yahudi menguasai dunia karena kaum muslimin umumnya
bodoh, dan belum-belum sudah minder sama Yahudi).

Wasalam.



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Ekslusif dan Inklusif (dh: Kiamat 'gagal')

2003-11-11 Thread andoko

thanks Mr. Syarif,
saya ngerti deh..., beberapa orang memang menentukan jarak masing-masing,
and saya mungkin menentukan jarak yang lebih kecil. thanks for your wise
reply. :)

Andoko
9677.08.32536


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme)

2003-11-11 Thread waycibi
AWW.

Sempat baca kalau kebetulan ada di rumah atau kantor "senior"
yang berlangganan, atau di beberapa hotel tertentu. Kalau
langganan jelas belum kuat, gaji PNS tahu sendiri lah, kecuali
kalau korup (nau'dzubillahimindzalik).
"Barat"?, secara umum mereka yang memiliki world view
"westernisasi" dan memandang bahwa "timur" sebagai negara
terbelakang atau dunia ketiga. Kebetulan negara dunia ketiga
tersebut, mayoritas berpenduduk muslim. Dalam konteks ini,
Jepang pun menjadi "Barat". Mohon maaf kalau saya salah
mengidentifikasi.
BTW, Pak Djoni Saleh mohon share ke kita mengenai "Barat" dan
"Timur". Ditunggu dech.
Wassalam. DZArifin.



>
> Pemerintah Barat!?!?
> Emang suka baca AWSJ enggak?
>
> Itu majalah Asia (atau Timur deh, kalau kepingin pakai mata
> angin). Nggak ada hubungannya sama pemerintah mana-mana,
> apalagi pemerintah Barat (whatever "Barat" means).
>
> Tapi jangan-jangan ada hubungannya kalau sama Yahudi sih, ha
> ha ha... (Orang muslim Arab, kalau tersudut, kambing
> hitamnya kan pasti Yahudi. Ada copet di Masjidil Haram,
> askarnya nggak mampu nangkap, bilang aja itu copet Yahudi.
> Maka kata Mahathir, Yahudi menguasai dunia karena kaum
> muslimin umumnya bodoh, dan belum-belum sudah minder sama
> Yahudi).
>
> Wasalam.



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Bisa nggak yaa kita seperti ini ....

2003-11-11 Thread harry . kusna
Assalammualaikum Wr. Wb.,

Perkenankan saya memforwardkan email berikut yang menginformasikan hasil
kerja dari rekan2 kita sesama ITB yang mudah2an bisa menjadi bahan
inspirasi/motivasi bagi kita semua.  Seperti yang Pak Priyo sampaikan
"Yang paling penting sebetulnya adalah  , akhlaq yang membungkus tubuh ,
akal dan pikiran kita ,.."  dan saya pikir ini tercermin dari niat dan
hasil perbuatan kita.  Mudah2an kita akan bisa seperti ini ke depan ...
Amin.

Widya Castrena Dharma Sidha,
HK

- Forwarded by Harry Kusna/Indonesia/Mobil-Notes on 11/12/03 12:29 PM
-
   
 
  "satryo sb"  
 
  <[EMAIL PROTECTED]To:  "itb75" <[EMAIL PROTECTED]>   
   
  id>   cc:
 
Subject:   [itb75-res] penghargaan 
dari ITB untuk itb75 
   
 
  11/10/03 01:48 PM
 
  Please respond to
 
  itb75-res
 
   
 
   
 



Rekan ITB75ers,

Tanggal 13 Oktober 2003 yang lalu telah disampaikan " Piagam Penghargaan
bagi Penyandang Dana Beasiswa untuk mahasiswa ITB" kepada pengurus beasiswa
ITB75 oleh Rektor ITB. Piagam tersebut ada pada saya, jika ada yang ingin
lihat silahkan mampir.
ITB75 adalah satu2nya angkatan di ITB yang memberikan beasiswa secara terus
menerus dan pihak ITB sangat menghargai hal ini.
Oleh karena itu beasiswa ini perlu kita lestarikan selamanya...keep up the
good work !

wass.
satryo

Rekening bea siswa ITB75
Bambang Pangestu / Pamudji R Kartohadiprodjo
0350-7575-20
BCA - KCU Sudirman


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   : 




[yonsatu] Re: Bisa nggak yaa kita seperti ini ....

2003-11-11 Thread Syafril Hermansyah
On Wed, 12 Nov 2003 12:37:26 +0700
[EMAIL PROTECTED] wrote:

> Perkenankan saya memforwardkan email berikut yang menginformasikan
> hasil kerja dari rekan2 kita sesama ITB yang mudah2an bisa menjadi
> bahan inspirasi/motivasi bagi kita semua.  Seperti yang Pak Priyo
> sampaikan"Yang paling penting sebetulnya adalah  , akhlaq yang
> membungkus tubuh , akal dan pikiran kita ,.."  dan saya pikir ini
> tercermin dari niat dan hasil perbuatan kita.  Mudah2an kita akan bisa
> seperti ini ke depan ... Amin.

Setahu saya banyak sekali alumni angkatan lain yg sudah melakukan hal
spt itu (mungkin Mas Tutuka Ari Adji tahu lebih detail).
Nampaknya jaman sudah berubah, omongan orang kuno yg mengatakan "
berikan kail bukan ikannya..." sudah nggak laku lagi di jaman ini,
bahkan iklan di TV akhir-2x inipun bilang "indak nio" jika dikasih
(ditawari) barang, lebih suka "mentah" nya saja :-)


-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe: 
Vacation   :