[yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

2003-11-11 Terurut Topik Abdullah Sodik
AWW
Pak Doedoeng, terima kasih klarifikasinya sehingga memperjelas duduk
permasalahan yang ada.

Saya telah memaafkan bung Syafril karena kesalahan mengidentifikasi (pinjam
istilah sampeyan) terhadap Email saya. Saya memaklumi, sebagai moderator
bung Syafril tentu saja disibukkan dengan lalulintas E-mail yang
sangat banyak, yang mungkin saja kronologis diskusi tersebut terlupakan atau
terhapus. 

Karena itu saya sempat terpikir untuk undur diri dari milis yonsatu ini,
agar tidak menjadi polemik yang berkepanjangan yang pada gilirannya
menimbulkan hal tidak baik. Namun setelah saya pikir kembali, itu sama saja
saya memutus tali silaturahim di antara kita...lebih berdosa tentunya.

Salam
Asodik

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 10, 2003 4:12 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

AWW.

Pak Sodik, saya kira Pak Syafril salah menduga. Tidak usah
masuk hati lah, barangkali ini ujian untuk Pak Sodik di bulan
Ramadhan ini, apakah mampu menahan amarah atau tidak.
Dalam beberapa ayat Al Quran seringkali dikatakan  ..
dan memberi maaf adalah lebih baik bagi kamu. Indah sekali
dunia ini kalau semuanya menjadi pemaaf. Pernah lihat The
Message-nya Anthony Quin dan Irene Papas. Film itu
menggambarkan sejarah perjuangan Muhammad SAW. Hamzah, yang
diperankan AQ, dibunuh dan jantungnya diambil oleh Hindun, yang
diperankan IP, namun ketika Futuh Mekkah, Hindun dimaafkan,
bahkan dikatakan oleh Rasululloh, barangssiap yang berada di
rumah Abu Sofyan (suami Hindun), maka dia akan aman darah dan
hartanya. Lha ini cuman kesalahan mengidentifikasi, wajar dong
Pak Sodik kalau atas kasus ini dimaafkan dan diambil hikmahnya.
Saya yakin Pak Syafril juga tidak sengaja, maklum sedang shaum
mungkin kurang konsentrasi.
Karena saya yang dimaksud Pak Syafril, jadi saya merasa
berkewajiban untuk melakukan hal ini.
 Bung Syafril yth.
 Maaf terus terang saya semakin tidak mengerti, malah ada
 kata-kata sudah sembuh segala .kok begini diskusi kita
 yah..semakin jauh dari.

 Apakah salah, jika ada yang sedang diskusi kemudian saya
 menyodorkan sebuah referensi sebagai pelengkap? Tolong dong
 aturan Internet mana yang saya langgar? Kalau perlu nanti
 kita usulkan kepada DPR agar dibuat RUU Internet!

 Ada baiknya bung Syafril buka-buka E-mail secara keseluruhan
 topik diskusi ini, karena saya bukan pelempar issue yang
 dimaksudkan.

 Jika diskusi kita apriori dan bersifat pribadi seperti ini,
 rasanya tidak layak saya ikuti, apalagi bung Syafril sebagai
 moderator tentu lebih berkuasa. Karena itu saya undur diri
 sajalah dan.maaf saya lagi puasa...

 Salam
 Asodik

 Berikut ini pelempar issue (yang mungkin bung Syafril
 maksudkan???): ==
 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, November 06, 2003 11:03 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [yonsatu] Sekularisme

 AWW.

 Mohon komentar dari para penganjur atau pendukung
 Sekularisme
 di Indonesia. Apakah sekularisme yang ingin diterapkan di
 Indonesia akan seperti ini juga?
 Wassalam DZArifin


 Perancis Akan Larang Penggunaan Jilbab di Kelas

 --dst--

 ==
 -Original Message-
 From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, November 07, 2003 5:53 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [yonsatu] Pemaksaan berjilban (Re: Re: Sekularisme)

 Di medio 1990-an seorang wisudawati di suatu kampus di
 Bandung mengatakan pada saya: Yah, mulai sekarang bebas
 sudah saya dari kewajiban berjilbab!.

 Lho...!?
 Ternyata di kampusnya (dan menurut dia juga di berbagai
 kampus lainnya) pemakaian jilbab oleh mahasiswi banyak yang
 merupakan keterpaksaan akibat intimidasi aktivis mesjid
 kampus.

 Katanya lagi, 50% persen mahasiswi yang menjadi obyek
 intimidasi, berani melawan, dan ternyata memang tidak
 diapa-apakan.
 Tetapi yang 50% lagi memilih untuk tidak mau ribut-ribut.

 Wasalam.


 -Original Message-
 From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, November 10, 2003 12:46 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [yonsatu] Re: Larangan Berjilbab
 (refrensi)-klarifikasi

 On Mon, 10 Nov 2003 09:58:33 +0700
 Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mohon klarifikasi:dibiasakan mengikuti etika Internet
 bahwa yg melempar issue(subject/topik/threads) maka dia
 bertanggung jawab terhadap threadnya dan   tidak
 lempar bola sembunyi tangan

 Siapa dan apakah yang dimaksud?

 Lho siapa lagi memangnya ?

 Rasa-rasanya saya cuma bermaksud memberikan referensi
 barangkali ada yang membutuhkan dan saya bukan pelempar
 issue lho.

 Mbok ya juga dibiasakan untuk tidak mudah menuduh..

 Bagus sekali kalau sudah sembuh dari penyakit itu, saya
 mohon maaf kalau ternyata sekarang sudah sembuh.




 --[YONSATU -
 ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators

[yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

2003-11-10 Terurut Topik Abdullah Sodik
Bung Syafril yth.
Maaf terus terang saya semakin tidak mengerti, malah ada kata-kata sudah
sembuh segala .kok begini diskusi kita yah..semakin jauh dari.   

Apakah salah, jika ada yang sedang diskusi kemudian saya menyodorkan sebuah
referensi sebagai pelengkap? Tolong dong aturan Internet mana yang saya
langgar? Kalau perlu nanti kita usulkan kepada DPR agar dibuat RUU
Internet!

Ada baiknya bung Syafril buka-buka E-mail secara keseluruhan topik diskusi
ini, karena saya bukan pelempar issue yang dimaksudkan.

Jika diskusi kita apriori dan bersifat pribadi seperti ini, rasanya tidak
layak saya ikuti, apalagi bung Syafril sebagai moderator tentu lebih
berkuasa. Karena itu saya undur diri sajalah dan.maaf saya lagi
puasa...

Salam
Asodik

Berikut ini pelempar issue (yang mungkin bung Syafril maksudkan???):
==
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 06, 2003 11:03 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Sekularisme

AWW.

Mohon komentar dari para penganjur atau pendukung Sekularisme
di Indonesia. Apakah sekularisme yang ingin diterapkan di
Indonesia akan seperti ini juga?
Wassalam DZArifin


Perancis Akan Larang Penggunaan Jilbab di Kelas

--dst--

==
-Original Message-
From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 07, 2003 5:53 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Pemaksaan berjilban (Re: Re: Sekularisme)

Di medio 1990-an seorang wisudawati di suatu kampus di Bandung mengatakan
pada saya: Yah, mulai sekarang bebas sudah saya dari kewajiban berjilbab!.

Lho...!?
Ternyata di kampusnya (dan menurut dia juga di berbagai kampus lainnya)
pemakaian jilbab oleh mahasiswi banyak yang merupakan keterpaksaan akibat
intimidasi aktivis mesjid kampus.

Katanya lagi, 50% persen mahasiswi yang menjadi obyek intimidasi, berani
melawan, dan ternyata memang tidak diapa-apakan.
Tetapi yang 50% lagi memilih untuk tidak mau ribut-ribut.

Wasalam.


-Original Message-
From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 10, 2003 12:46 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

On Mon, 10 Nov 2003 09:58:33 +0700
Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mohon klarifikasi:dibiasakan mengikuti etika Internet bahwa yg
 melempar issue(subject/topik/threads) maka dia bertanggung jawab
 terhadap threadnya dan   tidak lempar bola sembunyi tangan
 
 Siapa dan apakah yang dimaksud?

Lho siapa lagi memangnya ?

 Rasa-rasanya saya cuma bermaksud memberikan referensi barangkali ada
 yang membutuhkan dan saya bukan pelempar issue lho.
 
 Mbok ya juga dibiasakan untuk tidak mudah menuduh..

Bagus sekali kalau sudah sembuh dari penyakit itu, saya mohon maaf kalau
ternyata sekarang sudah sembuh.




--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi

2003-11-10 Terurut Topik hermansyah
Sodik, Sodik,...rasanya anda sial melulu deh, ha ha ha,
Salam hangat,
HermanSyah XIV.
PS: Masih inget dulu waktu DikLatSar XIV, pada suatu siang di barak 
Pengalengan, anda protes karena regu saya makan terus sementara regu anda 
lagi disuruh push-up karena membuat kesalahan, lalu bukannya protes anda 
saya terima, malah anda yang saya 'marahi' balik... ha ha ha.  Kalau 
ingatan saya benar bahwa yang saya 'marahi' balik itu adalah anda, saya 
sekarang mau mohon maaf nih, Dik.  Mohon maaf ya.  It was nothing 
personal, my friend. 

Seingat saya kenapa saya bereaksi demikian pada saat itu, karena anda 
protes kesaya dengan cara gusar, sehingga saya bereaksinya juga gusar, ha 
ha ha.  Untung waktu itu saya DanRu Siswa, jadi pangkat anda lebih rendah 
dari saya, ha ha ha.  Kalau nggak kita barangkali sudah gulat di barak, 
dan akibatnya bisa2 mendapat hukuman merayap seharian disepanjang barak 
Pengalengan, ha ha ha.






Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED]
11/10/2003 03:58
Please respond to yonsatu

 
To: '[EMAIL PROTECTED]' [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)-klarifikasi


Mohon klarifikasi:dibiasakan mengikuti etika Internet bahwa yg 
melempar
issue(subject/topik/threads) maka dia bertanggung jawab terhadap 
threadnya
dan   tidak lempar bola sembunyi tangan

Siapa dan apakah yang dimaksud?
Rasa-rasanya saya cuma bermaksud memberikan referensi barangkali ada yang
membutuhkan dan saya bukan pelempar issue lho.

Mbok ya juga dibiasakan untuk tidak mudah menuduh..

Salam
Asodik

-Original Message-
From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 07, 2003 4:19 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)

On Fri, 7 Nov 2003 15:39:37 +0700 
Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mungkin ada yang membutuhkan tambahan referensi tentang Larangan
 Jilbab mulai dari Purwokerto (Unsoed) sampai Jerman. Silahkan dibaca
 pada Suara Merdeka 4 Pebruari 2002, Pikiran Rakyat Selasa 10 September
 2002, DW-World.DE 23.09.2003 dan Tabloid MQ Jum'at 7 November 2003.
 
 Selamat Berdiskusi

Mbok ya dibiasakan mengikuti etika Internet bahwa yg melempar issue
(subject/topik/threads) maka dia bertanggung jawab terhadap threadnya,
artinya dia wajib mengikuti diskusinya, tidak lempar bola sembunyi
tangan :-)

-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - 
ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - 
ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]






--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Larangan berjilbab

2003-11-09 Terurut Topik Abas F Soeriawidjaja
Nuhun.parantos kahartos ayeuna mah Bung Doedoeng.
Jadi, harus memandang lurus kedepan, jangan tengok kiri atau
kanan.emergency escapenya, go home and find your wife.
Kalo lolos juga.dielus pipinya sama komandan :-)

Kalo gitu aturannyangapain juga pake jilbab ( ukuran saya seperti di
Indonesia menutup kepala saja)?
Maklum di Indonesia, pake tutup kepala,tapi kaosnya dan celananya boleh
ketat.
Kirain seperti jalan keluarnya orang Arab...tutup dari ujung kepala
sampe ujung kaki, tutupnya longgar warnanya hitam supaya jangan ada
kesan garis tubuhnya, jangan bicara kecuali dengan suami.

Wass,

-Original Message-
From: Doedoeng Z. Arifin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, November 09, 2003 5:19 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Larangan berjilbab


AWW.

- Original Message -
From: Abas F Soeriawidjaja [EMAIL PROTECTED]



 Nafsu yang ukurannya menurut hukum/kaidah Agama Islam hanya boleh 
 bangkit kepada muhrimnya saja. Belum jelas bagi saya, apa sebelum jadi

 muhrimnya, terbangkit juga nafsunya.

Supaya tidak salah pengertian, sebaiknya kita gunakan istilah Indonesia
saja. Yang dimaksud 'muhrim' oleh Pak Abas, adalah 'suaminya' kan?
Karena istilah 'muhrim' adalah 'mereka yang sedang' ihrom dalam haji.
Adapun mereka yang haram dinikahi istilahnya adalah 'mahram'.

Sebagai manusia normal pasti terbangkit, ada satu hadits yang menyatakan
apabila kita bertemu dengan wanita yang 'membangkitkan' nafsu, agar
segera pulang ke rumah menemui istrinya.




 Kepada yang menggeluti soal  aurat wanita  khususnya Bung Doedoeng, 
 bagaimana mengatasi ini ??

He..he..he, saya tidak menggeluti 'aurat wanita' kecuali punyanya istri
saya.

Islam memberikan informasi bahwa manusia pada dasarnya cenderung
terhadap lawan jenisnya, namun untuk mengkespresikan kecenderungan
tersebut ada aturan mainnya, yaitu menikah. Yang paling penting dalam
'menundukkan' nafsu terhadap yang bukan istri kita adalah disiplin dan
penguasaan emosional. Kira-kira mirip kita dulu latsar
Pandang lurus ke depan tak
tengok kiri kanan.. langkahnya disamakan   ... dadanya dibusungkan.
Kalau kurang kuat disiplin, yach jatuhnya 'merembes', cuman kalau
ketahuan pelatih dapat kena strap, jungkir plus merayap dan sedikit
'elusan' di pipi.

Wassalam. DZArifin.





--[YONSATU -
ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Larangan berjilbab

2003-11-08 Terurut Topik Doedoeng Z. Arifin
AWW.

- Original Message -
From: Abas F Soeriawidjaja [EMAIL PROTECTED]



 Nafsu yang ukurannya menurut hukum/kaidah Agama Islam hanya boleh
 bangkit kepada muhrimnya saja.
 Belum jelas bagi saya, apa sebelum jadi muhrimnya, terbangkit juga
 nafsunya.

Supaya tidak salah pengertian, sebaiknya kita gunakan istilah Indonesia
saja. Yang dimaksud 'muhrim' oleh Pak Abas, adalah 'suaminya' kan? Karena
istilah 'muhrim' adalah 'mereka yang sedang' ihrom dalam haji. Adapun mereka
yang haram dinikahi istilahnya adalah 'mahram'.

Sebagai manusia normal pasti terbangkit, ada satu hadits yang menyatakan
apabila kita bertemu dengan wanita yang 'membangkitkan' nafsu, agar segera
pulang ke rumah menemui istrinya.




 Kepada yang menggeluti soal  aurat wanita  khususnya Bung Doedoeng,
 bagaimana mengatasi ini ??

He..he..he, saya tidak menggeluti 'aurat wanita' kecuali punyanya istri
saya.

Islam memberikan informasi bahwa manusia pada dasarnya cenderung terhadap
lawan jenisnya, namun untuk mengkespresikan kecenderungan tersebut ada
aturan mainnya, yaitu menikah. Yang paling penting dalam 'menundukkan' nafsu
terhadap yang bukan istri kita adalah disiplin dan penguasaan emosional.
Kira-kira mirip kita dulu latsar Pandang lurus ke depan tak
tengok kiri kanan.. langkahnya disamakan   ... dadanya dibusungkan.
Kalau kurang kuat disiplin, yach jatuhnya 'merembes', cuman kalau ketahuan
pelatih dapat kena strap, jungkir plus merayap dan sedikit 'elusan' di pipi.

Wassalam. DZArifin.





--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Larangan Berjilbab (refrensi)

2003-11-07 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
Cak Sodik ,
Kalau ke kantor mas Tjipto , didinding belakang meja kerjanya , ada 
guntingan dari Jakarta Post , dengan gambar  mahasiswi berjilbab , 
pakai seragam MENWA , plus Baret diatas Jilbabnya dan sedang Demo , 
menentang penahanan AbuBakar Ba'asyir ,...
Kira2 kalau yang beginian , keyakinan yang dianut model bagaimana ??
Wassalam ,
Priyo PS
---

-Original Message-
From: Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED]
To: '[EMAIL PROTECTED]' [EMAIL PROTECTED]
Date: Fri, 7 Nov 2003 15:39:37 +0700 
Subject: [yonsatu] Larangan Berjilbab (refrensi)

 Mungkin ada yang membutuhkan tambahan referensi tentang Larangan
 Jilbab
 mulai dari Purwokerto (Unsoed) sampai Jerman. Silahkan dibaca pada
 Suara
 Merdeka 4 Pebruari 2002, Pikiran Rakyat Selasa 10 September 2002,
 DW-World.DE 23.09.2003 dan Tabloid MQ Jum'at 7 November 2003.
 
 Selamat Berdiskusi
 
 Salam
 Asodik 
 
 
 ===
 Suara Merdeka
 Senin, 4 Februari 2002 Internasional   
 
 Goh Dukung Larangan Jilbab di Kelas
  
 TERANCAM: Nurul Nasihah, salah seorang siswa yang masih berjilbab di SD
 Pasir Putih, diantar ayahnya ketika ke sekolah, Sabtu lalu. Dia Senin
 ini
 terancam dikeluarkan, kalau tetap berjilbab di dalam kelas. (Foto:
 Suara
 Merdeka/rtr-30)   
  
 SINGAPURA - Para pelajar putri muslim yang menjadi pokok persoalan
 dalam
 pertentangan pemakaian jilbab, akan dikeluarkan dari sekolah bila
 mereka
 bersikeras tetap mengenakan jilbab di kelas, kata PM Singapura Goh Chok
 Tong, dalam komentar yang dimuat surat kabar Sunday Times, Minggu.
 
 Anda tidak boleh menyerah. Bila sekolah menyerah, marilah kita tidak
 usah
 punya aturan-aturan apa pun juga, katanya, dalam komentar pertama
 secara
 terbuka mengenai permasalahan tersebut.
 
 Jadi, oleh karena itu sangat jelas, mereka akan dikeluarkan,
 tambahnya.
 
 Peraturan di sekolah-sekolah negeri di Singapura menetapkan, para
 pelajar
 muslim tidak diperkenankan mengenakan jilbab (di negara itu, disebut
 tudung). Mereka bebas memakainya begitu keluar dari halaman sekolah.
 
 Membela kebijakan pemerintah, yang telah mengundang kritik dari banyak
 kalangan dan kelompok masyarakat di Malaysia (tetangga Singapura), PM
 Goh
 menegaskan bahwa pelarangan penggunaan jilbab bertujuan membina
 keselarasan
 antarras di sekolah-sekolah.
 
 Isu jilbab tersebut mencuat sejak awal tahun pelajaran baru pada awal
 Januari lalu, ketika empat murid baru perempuan usia sekitar tujuh
 tahun -
 pelajar sekolah dasar - masuk kelas dengan menggunakan tudung.
 
 Dua pelajar putri pada pekan ini sudah mengikuti ketentuan sekolah,
 setelah
 mendapat tekanan dari sekolahnya. Dua lainnya diberi batas waktu sampai
 Senin (hari ini) untuk mematuhi ketentuan tersebut, atau dikeluarkan.
 
 Reaksi Keras Malaysia
 
 Sehubungan dengan isu tersebut, Mustapha Ali, wakil ketua partai
 oposisi
 Malaysia, Parti Islam Se-Malaysia (PAS), pada Minggu kemarin mengatakan
 Singapura harus mengizinkan para pelajar putri setempat mengenakan
 tudung di
 kelas.
 
 Tutup kepala tidak akan merusak kesatuan ras. Tidak akan ada masalah,
 kata
 Ali. Dia menambahkan, PAS mendukung sikap para orang tua kedua pelajar
 putri
 Singapura itu, dan dia merasa tindakannya bukanlah campur tangan PAS
 dalam
 urusan internal Singapura.
 
 
 Menteri Wanita dan Pembinaan Keluarga Malaysia, Ny Shahrizat Abdul
 Jalil,
 mengatakan setiap orang harus diizinkan mempraktekkan agamanya, dan
 tidak
 satu pemerintahan pun yang bisa menuntut hal sebaliknya.
 
 Bagi kebanyakan wanita muslim, meminta mereka mencopot tutup kepala
 mereka
 sama seperti meminta mereka untuk tampil telanjang di depan umum,
 kilah
 pejabat tinggi Pemerintah Malaysia itu.
 
 Nyonya Shahrizal menegaskan, permasalahan tersebut memang urusan
 internal
 Singapura, sementara Malaysia berpegangan pada kebijakan untuk tidak
 mencampurinya. Namun harus ada semacam rasa penghormatan atas semua
 agama,
 katanya.
 
 Wakil Menteri Pendidikan Malaysia, Datuk Abdul Aziz, pekan lalu
 langsung
 meminta Pemerintah Singapura agar meninjau kembali kebijakan tentang
 pemakaian tudung di sekolah.
 
 Seruan Datuk Aziz langsung ditanggapi Deplu Singapura: Kami terkejut
 pada
 komentar yang disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Malaysia Datuk Abdul
 Aziz. Ini campur tangan dalam urusan internal Singapura.
 
 Hampir semua 450.000 etnis Melayu di Singapura beragama Islam. Artinya,
 agama Islam merupakan agama terbesar kedua setelah Budha di negara
 tersebut.
 Populasi Singapura kira-kira empat juta jiwa, sebagian besar etnis
 Cina.
 (rtr-ant-ed-30)
 
 =
 Pikiran Rakyat
 Selasa 10 September 2002
 
 Cabut Larangan Berjilbab
 Mahasiswi Unsoed Protes SE Dirjen Dikti
 PURWOKERTO, (PR).-
 Sejumlah mahasiswi berjilbab beberapa fakultas di Universitas Jendral
 Soedirman (Unsoed) Purwokerto memprotes pemberlakukan Surat Edaran (SE)
 Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mereka meminta agar
 Rektor Unsoed mencabut ketentuan itu karena peraturan tersebut dinilai
 sebagai diskriminasi terhadap