[zamanku] Puasa of the day : Merokok- Sayang Anak atau Sayang Suami?

2009-09-15 Terurut Topik L.Meilany
Merokok- Sayang Anak atau Sayang Suami?

Dalam bulan Ramadhan ini saya merasa bersyukur hampir tidak pernah menjumpai
perokok di tempat umum. Semoga kebiasaan merokok menghilang begitu usai 
Ramadhan.
Karena jelas merokok memberi banyak kemudharatan bahkan pada orang lain yang
justru tidak merokok - perokok pasif

 Dan apa-apa yang menimpa kamu dari musibah, amaka disebabkan usaha 
tanganmu...
 Allah membinasakannya disebabkan perbuatan mereka.  [QS Asy Syuura; 42: 
3034]

Beberapa waktu lalu tatkala kasus gizi buruk merebak di Indonesia; dalam 
tayangan
televisi tampak seorang pria dari keluarga pra sejahtera dengan wajah yang 
tampak tak 
bersalah menggendong anak balitanya yang kurus kering, perut membuncit karena 
kurang gizi. 
Si bapak tampil dengan rokok yang masih mengepul di tangan satunya.

Kondisi yang memprihatinkan ini sebenarnya dapat di cegah. Gizi buruk tidak 
melulu disebabkan 
kemiskinan. Tapi juga karena aspek sosial-budaya yang ada di masyarakat kita. 
Terutamanya masalah individual dan keluarga. 
Antropolog FISIP UI Achmad F Saifuddin mengatakan; di masyarakat masih ada 
pemikiran bahwa
laki-laki dianggap lebih baik, lebih tinggi dibandingkan perempuan. Sehingga di 
dalam keluarga, 
kepentingan laki-laki harus lebih diutamakan. Cara berpikir yang demikian ini 
menyebabkan 
kecukupan gizi anak bagi keluarga miskin terabaikan. Ada banyak keluarga 
Indonesia yang 
anaknya mengalami gizi buruk, namun bapaknya terus saja merokok.

Kebiasaan merokok berarti telah mengeluarkan sejumlah uang yang di 'bakar' 
dengan sia-sia, 
yang seharusnya bisa di manfaatkan untuk membeli kebutuhan protein atau 
menambah gizi 
anak-anak juga untuk para ibu yang sedang hamil. Kondisi gizi buruk yang 
menjadi masalah utama 
di Indonesia, diantaranya busung lapar, kekurangan protein, vitamin A, zat besi 
dan yodium.

Tatang S Falah, dari Direktorat Gizi DepKes menjelaskan, bahkan lima dari 
sepuluh ibu yang hamil 
menderita anemia dan bisa meningkatkan risiko melahirkan serta berat badan bayi 
yang rendah. 
Empat dari sepuluh anak sekolah menderita anemia dan tiga dari sepuluh anak 
sekolah kekurangan yodium.

Keluarga Fulana adalah suatu contoh. Anaknya yang pertama kini berusia 6,5 
tahun. 
Dulu sempat menderita marasmus[ gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat], 
sekarang sudah sehat. 
Anaknya yang kedua, 1,7 tahun; saat ini menderita gizi kurang. Beratnya hanya 
tujuh kilogram.
Suami Fulana adalah buruh tani dengan penghasilan Rp. 10.000/hari. Suaminya 
merokok dua kali sehari 
dan menghabiskan Rp. 3.300 untuk membeli rokok.
Fulana sendiri tak tega bila suaminya tidak merokok setelah capai bekerja di 
sawah.

Kita tidak bisa berharap masalah gizi buruk bisa ditangani sepenuhnya tanpa 
menyelesaikan akar masalahnya. 
Faktor budaya yang lebih mementingkan rokok daripada gizi anak sebaiknya tidak 
dipertahankan. 
Agar kita dapat memiliki generasi mendatang yang sehat, cerdas dan produktif.
Bukan generasi yang suatu saat justru menjadi beban. - [lm-19]

l.meilany
120909/22ramadhan1430h


[zamanku] Puasa of the day : Tapak Sejarah Sedekah - Sholahuddin Al Ayyubi

2009-09-15 Terurut Topik L.Meilany
Tapak Sejarah Sedekah - Sholahuddin Al Ayyubi

Ahli sedekah sepanjang hayat diantaranya adalah Sholahuddin Al Ayyubi.
Panglima Sholahuddin atau populer dikenal sebagai Saladin (1137-1193)
Ia adalah sultan Mesir yang pada masa kekuasaannya berhasil menyatukan
Mesir dan Syria( Suriah) dalam naungan satu Daulah Islamiyah. Selanjutnya
ia berhasil merebut kembali Al Aqsha-Yerusalem dari kekuasaan Romawi.

Keberhasilan ini ditebus melalui operasi jihad fenomenal melawan pasukan
musuh dari Jerman, Inggris dan Perancis yang menyertakan ratusan ribu
pasukan yang mengular dibelakangnya. Perang inilah sebagai pemicu timbulnya
Perang Salib III.

Tahun 1193 Panglima Sholahuddin wafat.
Ketika peti harta warisan Sholahuddin dibuka isinya nyaris kosong. Bahkan 
sekedar
untuk biaya pemakamannya pun tidak cukup. Gaji ratusan ribu dinar yang diterima 
selama hidupnya rupanya telah habis disedekahkan kepada kaum dhuafa.

Demikianlah-
Utamanya sedekah adalah di bulan Ramadhan, kata Rasulullah SAW. (HR Tirmidzi 
dari Anas ra)
Namun hendaknya semangat sedekah dilakukan secara berkesinambungan. 
Ummul Mukminin Aisyah ra ketika ditanya, apakah Rasulullah mengkhususkan suatu 
bulan untuk
beribadah, Tidak, jawab Aisyah, beliau selalu berkesinambungan.
Tak mengapa kuantitas sedekah menurun dibanding Ramadhan, namun konsisten 
sepanjang
hayat.
Rasulullah SAW bersabda :  Amal yang paling dicintai Allah adalah yang 
kontinyu walau sedikit
(Muttafaq 'Alaih) 
Semoga Ramadhan kali ini menjadikan setiap pribadi menjadi ahli sedekah-[lm-20]

Sumber sebagian besar dari www.pppa.or.id untuk Republika.


l.meilany
130909/23ramadhan1430h



[zamanku] Ritual dan Santet

2009-09-15 Terurut Topik leonardo rimba
PERCAKAPAN 1: SAYA BENCI RITUAL

 

 

T = Salam Bang Leo,



Saya orang Bali yg tinggal di lingkungan adat yg kuat. Sudah sekitar
lima tahun saya tidak sembahyang di pura ato mrajan karena bagi saya
kebanyakan ritual-ritual Hindu Bali justru membodohi dan menyusahkan
umatnya. Tapi saya tetap berpegang kepada beberapa ajaran Hindu yg
masih relevan menurut saya.



J = Bukan hanya anda saja yg seperti itu. Saya juga sudah tidak pernah
lagi ikut ritual keagamaan yg menurut saya isinya pembodohan massal
saja. Orang-orang di dunia Barat banyak yg sudah meninggalkan ritual
keagamaan, dan gedung-gedung gereja menjadi kosong. Gedung-gedung
gereja yg indah dan berusia ratusan tahun itu cuma menjadi tujuan
wisata bagi turis-turis dari Jepang, Taiwan, India, Cina, dll... ,
termasuk dari Indonesia. Kita bisa menyaksikan bahwa gedung-gedung
gereja menjadi saksi bisu bahwa pernah ada manusia-manusia yg keracunan
oleh pemikiran keagamaan dan menghasilkan berbagai karya seni yg begitu
indah.



Memang karya seni yg luar biasa, lukisan-lukisan frescoes di dinding
dan langit-langit yg memperlihatkan bagaimana Yesus dipuja-puji oleh
para orang suci dan malaikat. Patung-patung para orang suci yg terbuat
dari marmer. Pelukis dan pemahatnya juga tidak main-main. Leonardo da
Vinci, Michael Angelo, dan banyak lagi artis kelas dunia lainnya. Ada
juga gedung yg usianya sudah ribuan tahun, pernah digunakan sebagai
kuil Romawi, lalu menjadi gereja Katolik, dan sekarang cukup menjadi
atraksi pariwisata saja.



Eropa Barat merupakan bagian dunia yg paling maju, mereka merupakan
bagian dari Christendom atau Dunia Kristen. Penduduknya dibesarkan
dengan tradisi Kristen, baik dari aliran Katolik maupun Protestan.
Tetapi kita lihat saja situasinya sekarang, setelah masyarakat menjadi
maju, kaya raya, berpendidikan. Bukannya masyarakat menjadi semakin
agamis, tetapi justru menjadi semakin sekuler. Semakin memisahkan
dengan tegas antara urusan sekuler dengan urusan agama. Urusan agama
adalah urusan pribadi, dan negara tidak mencampuri agama yg mau dianut
ataupun tidak dianut oleh tiap orang. Tidak ada pemaksaan, dan itu ciri
dari masyarakat maju.



Tetapi di masyarakat terbelakang, termasuk di Indonesia saat ini, yg
terjadi adalah kebalikannya. Masyarakat akan memaksa para anggotanya
untuk beragama. Biasanya paksaan halus dan kasar itu akan diikuti oleh
berbagai khotbah tentang ajaran agama, tentang bagaimana kita akan
memperoleh hadiah berupa Sorga dan hukuman berupa Neraka. Itu bagi
mereka yg pemikirannya masih terbelakang dan berlatar belakang
agama-agama Timur Tengah. 



Gereja-gereja sudah kosong di Eropa Barat, tetapi di Indonesia justru
sebaliknya. Setiap hari Minggu, gereja-gereja di Indonesia akan penuh
dengan umat yg mengharapkan untuk masuk Surga. Semuanya bernyanyi dan
berdoa memuja-muji Tuhan. Pedahal Tuhan yg dipuja-puji itu cuma bisa
terlihat di lukisan-lukisan karya seni yg luar biasa indahnya di
museum-museum di Eropa Barat. Gedung-gedung gereja di sana sudah
menjadi semacam museum juga, dikunjungi oleh turis di hari Minggu,
untuk melihat karya-karya seni yg ada di dalam gedung-gedung gereja
itu, dan bukan untuk beribadah.



Agama cuma dipeluk oleh manusia yg masih memiliki sentimen primordial
primiitif, masih merasa perlu untuk berpegangan kepada simbol-simbol yg
diciptakan oleh mereka yg di-nabi-kan di masa lalu. Manusia yg sudah
tercerahkan justru akan meninggalkan agama secara total. Yg berada di
tengah adalah hibrida antara manusia tercerahkan dan manusia primitif.
Kita di Indonesia memiliki manusia primitif dalam jumlah banyak sekali,
ciri-cirinya sangart jelas, yaitu mereka akan beribadah sesuai agamanya
masing-masing. Mereka benar-benar percaya bisa masuk Surga atau masuk
Neraka. 



Sebagian dari kita sudah menjadi hibrida antara manusia primitif dan
manusia tercerahkan. Hibrida ini biasanya suka pura-pura relijius,
memuja-muji kehebatan agamanya, walaupun sebenarnya dia itu sudah tidak
percaya lagi. Tetapi karena diajarkan untuk memuji agamanya setinggi
langit, ya dipujilah. Kalau agamanya Islam, maka Islam akan dipujinya
habis-habisan. Kalau dia Kristen, maka Kristen akan disohorkannya. Yg
ada di mulutnya adalah agama yg secara resmi dianutnya, walaupun
sebenarnya dia sudah tidak percaya lagi. 



Sebagian kecil dari kita sudah masuk menjadi species tercerahkan dengan
bilang terus terang bahwa kita sudah tidak percaya lagi kepada agama.
Agama itu diciptakan oleh manusia masa lalu agar bisa menggerakkan
manusia-manusia lainnnya. Agama Hindu di India diciptakan agar para
Brahmana dan Ksatria bisa mengatur masyarakat mereka menjadi tertib.
Agama Buddha di Srilanka, Tibet dan Indocina dipegang karena para raja
dan bhikku bisa bersepakat untuk menetapkan Buddhisme sebagai ideologi
negara, dan itulah yg diajarkan kepada rakyat kebanyakan yg oho oho
saja... 



Rakyat kebanyakan, apalagi di masa lalu, selalu oho oho saja apabila
dijejalkan ajaran agama. Mereka tidak memiliki alternatif. Tidak ada
internet, tidak ada 

[zamanku] Puasa of the day : Kehidupan : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah

2009-09-15 Terurut Topik L.Meilany
KEHIDUPAN : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah

Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur'an.
An Naml [semut], Al 'Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].

Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. 
Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun.
Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar
sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih
besar dari tubuhnya.

Uraian Al-Qur'an tentang laba-laba; sarangnya adalah tempat yang paling 
rapuh [ Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang
berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi 
oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat 
saling
memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.

Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur'an - atas perintah
Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal [ An Nahl;
16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar
efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga. 
Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yg sangat 
manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang 
tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika 
diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.

Sikap hidup kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini.
Ada yang berbudaya 'semut'. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk 
ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya 'semut' adalah budaya 'aji mumpung'. 
Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.
Entah berapa banyak juga tipe 'laba-laba' yang ada di sekeliling kita. Yang 
hanya 
berpikir: Siapa yang dapat dijadikan mangsa
Nabi Shalalahu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai 'lebah'.
Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan :
Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat
 dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya 

Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!- [lm-18]

[ Dari Lentera Hati - M. Quraish Shihab] 
--
l.meilany
120909/22ramadhan1430h

[zamanku] 30 Hari Menjelang Ajal Tiba (Bag. 27 - 30)

2009-09-15 Terurut Topik MANG UCUP
SETIA  ITU UDAH KUNO  TDK NGETREN LAGI
Pada saat menjelang ajal akan tiba, timbulah pemikiran mengenai masa
lampau hidupnya mang Ucup. Antara lain mengenai perkataan “SETIA”.
Masalahnya perkataan tersebut tsb sudah terlalu sering saya ucapkan
hanya sebagai pemanis bibir saja. Misalnya berapa kali sudah dalam
kehidupan ini, mang Ucup berikrar untuk Hidup Setia Sampai Mati,
tetapi kenyataannya sudah kawin berkali-kali. Perkataan setia ini
diobral bukan hanya pada saat pernikahan saja, bahkan sebelumnya pun
demikian misalnya terhadap puluhan mantan pacar. Padahal  perkataan
setia ini bukan hanya sekedar diungkapkan di bibir atau sebagai
perkataan iming-iming saja, tetapi juga dengan bukti ikatan nyata
berupa cincin di jari tangan. Bahkan ikrarnya juga dirumah ibadah
berarti pada saat ikrar tsb disaksikan oleh Sang Pencipta.

Kalau saya jujur boro-boro bisa menepati perkataan janji “Setia”
kepada seseorang, untuk sekedar mengingatnya saja udah kagak bisa
lagi. Berapa kali sudah di dalam kehidupan ini; saya mengucapkan dan
menjanjikan kata “Setia” kepada seseorang. Padahal janjinya sih mo
hidup setia sampai mati, tetapi jangankan sampai mati, baru batuk
dikit aja udah lupa ! Perkawinan sekarang ini sudah mirip angkot,
sehingga penumpang baru naik beberapa meter saja sudah mo loncat ganti
angkot lainnya lagi.

Apakah Anda tahu, bahwa dua pertiga dari perkawinan diakhiri dengan
perceraian, dan 99% perceraian itu disebabkan oleh karena salah satu
pasangan tidak setia alias berselingkuh.  Maka dari itu mungkin ada
baiknya agar tidak nambah dosa, pada saat pernikahan bukannya: Saya
“berjanji” akan setia, melainkan saya “berusaha” agar bisa setia
seumur hidup. Maklum namanya juga usaha jadi bisa saja gagal.

Rupanya di dalam kehidupan sekarang ini arti kata “setia” itu sudah
mubazir dan tidak ada nilainya lagi, kagak percaya cobalah tanya sama
diri sendiri: Apabila anda mencari karyawan, persyaratan mana yang
lebih penting, karyawan yang berpendidikan ataukah yang setia? Maka
dari itu juga, tidak pernah ada iklan lowongan kerja dengan pesyaratan
“Setia”. Dalam mencari pasanganpun idem, persyaratan setia bukanlah
kriteria yang paling utama, melainkan kaya atau cantik pada umumnya
yang lebih diutamakan. Kalau mau cari pasangan hidup tidak perlu harus
setia, lainnya kalau cari ajing  piaraan.

Jangankan janji setia kepada sesama manusia, janji setia kepada Sang
Pencipta saja seringkali kita ingkari, hanya demi jabatan/bisnis
ataupun menikah dengan pasangan yang berbeda agamanya. Orang dengan
mudahnya pindah rumah ibadah, karena di rumah ibadah lain; gedungnya
lebih nyaman ataupun khotbahnya lebih greng.

Begitu juga perasaan setia terhadap Boss; begitu dapat tawaran gaji
yang lebih gede dikit aja udah minggat. Apalagi di dalam politik,
lihat saja apa yang terjadi setelah pemilu ini, berapa bayak banyak
bajing loncat dan hal ini bukannya dilakukan oleh para bajingan saja,
melainkan juga oleh para tokoh agama. Pameo dagang sapi dalam politik
adalah: “Gw akan setia ama Loe selama Gw dapat jabatan !”  Maka dari
itulah di Indonesia ini, tidak ada partai yang memiliki warna yang
pasti, sebab yang hijau bisa jadi kuning, yang kuning pun bisa jadi
biru, maklum banyak partai gurem juga.

Di dalam persahabatan pun tidak jauh bedanya, cobalah Anda cari
sahabat yang benar-benar bisa dan mau setia kepada Anda dalam suka
maupun dalam duka. Begitu kita jatuh atau ada masalah; mereka sudah
ngacir dan tidak mau kenal lagi.  Jangankan setia kepada sahabat,
untuk bisa setia sesama pasangan hidup sendiri saja sudah susah.

Apabila50% dari pejabat mulai dari jaksa, polisi, hakim termasuk para
menterinya bisa setia saja terhadap sumpah jabatannya, maka saya yakin
Indonesia tidak akan dinobatkan sebagai negeri terkorup di dunia.

Kata setia dalam bahasa Inggris = Fidelity yang diserap dari bahasa
Latin Fidelitas. Apakah Anda tahu orang baru bisa dipercaya penuh
apabila ia setia atau dalam istilah bisnis perusahaan yang bisa
dipercaya dengan baik adalah perusahaan yang bonafide. Kata Bonafide
itu diserap dari kata Bona Fides. Sedangkan Faith bahasa Inggris =
percaya dan Faithful = orang beriman atau Setia.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa kita akan merasa bahagia apabila memiliki
pasangan atau sahabat yang setia. Kebalikannya kita akan ngambek dan
sewot berat apabila kita dihianati entah ini oleh perselingkuhan
ataupun dusta. Betapa sakitnya perasaan seseorang yang ditinggal pada
saat ia jatuh, atau di hianati karena pasangan kita berselingkuh
dengan yang jauh lebih muda maupun lebih cantik daripada diri sendiri.
Jadi sebenarnya kesetiaan itu penting sekali di dalam kehidupan ini,
tetapi kenapa banyak orang sudah tidak menghiraukan lagi makna dari
arti kata setia ini ? Apakah kata setia ini sudah bisa dihapus di
dalam kamus kehidupan sekarang ini ? Prilaku setia itu udah kuno dan
tidak trendi lagi.

Masalahnya kita melihat seseorang ataupun keadaan hanya dari sudut
segi verpacking atau bungkus luarnya saja. Kita akan terpesona apabila
melihat 

[zamanku] Duhh... Kok Banyak Juru Dakwah yang Bodoh Ya!

2009-09-15 Terurut Topik yudha renesanto
Senin, 14 September 2009 | 21:01 WIB
*Laporan wartawan KOMPAS Lukas Adi Prasetya*

*YOGYAKARTA, KOMPAS.com
http://www.kompas.com/read/xml/2009/09/14/21014958/duhhkok.banyak.juru.dakwah.yang.bodoh.ya—
*Pengasuh Ponpes Rudlotul Fatihah, Bantul, KH Muhammad Fuad Riyadi (38),
gerah melihat semangat Islam disampaikan hanya secara sepotong-potong oleh
para juru dakwah Islam. Juru dakwah banyak yang bodoh. Saya tantang mereka
memahami Islam, kata Kyai Fuad.

Ia melihat bahwa yang disampaikan juru dakwah di masjid, di televisi, dan di
mana saja sudah melenceng dari semangat Islam, agama yang seharusnya memberi
kesejukan, ketentraman, kedamaian bagi siapa saja, tak hanya umat Islam,
tetapi semua orang non-muslim, termasuk mereka yang ateis sekalipun.

Dengan kata lain, jika apa yang dikatakan juru dakwah membuat umat nonmuslim
waswas, merasa terancam, dan tak nyaman, maka itu sudah cukup memberikan
gambaran bahwa dakwah yang dilontarkan juru dakwah sudah tak lagi Islami.
Ini fenomena yang menurut dia sudah mulai muncul sejak tahun 1970-an, dan
mulai kencang.

Ia banyak memberi kritik tentang kebiasaan dan perilaku umat Muslim.
Misalnya memakai pengeras suara sekeras mungkin sehingga umat non-muslim dan
muslim pun sama-sama terganggu, juga rangkaian acara puasa yang
kemeriahannya berlebihan.

Juru dakwah, dai-dai itu, maaf, baru memegang satu ayat, tapi *ngomong*-nya
sejuta ayat. Tak heran, sekarang bermunculan radikalisme, seperti aksi *
sweeping*, fundamentalisme, dan hal tak mengenakkan yang mengatasnamakan
agama. Peraturan daerah pun digiring menjadi bernuansa Islam, paparnya.

Lihat saja, menurutnya, sekarang banyak yang secara eksplisit dan implisit
menyuarakan perlunya Indonesia menjadi negara Islam. Enggak hanya orang
nonmuslim yang ketar-ketir dan cemas. Saya juga takut. Apa Islam di
Indonesia seperti itu? Islam adalah agama yang menyuarakan kerinduan pada
Allah, bukan agama yang bikin orang lain takut, apalagi menyemai benih
permusuhan, katanya.

Perlu dicatat, saya hapal 'Malam Kudus', lagu rohani umat Katolik saat
Natal. Liriknya bagus. Lagunya bagus. Saya suka Natal, gereja. Saya suka
semangat Natal, damai di bumi damai di hati. Saya berani katakan, lagu
'Malam Kudus' itu lagu Islami, ujar kyai muda ini.

Tentang Puasa, mestinya umat Islam merefleksikan hal itu seperti umat Hindu
merayakan Nyepi. Mestinya Puasa itu ya nuansanya seperti saat Nyepi. Kita
merenung, berdiam, bukan malam ramai, katanya.

Pengotakan agama mesti dihapus. Saya justru gembira jika saat zikir
bersama, ada teman-teman nonmuslim yang ikut datang. Ikut *nggabung*. Sering
mereka datang ke ponpes saya. Seorang Katolik yang pernah datang pas zikir
bilang ke saya, kok dia merasa tenang dan nyaman. Tentu ia masih Katolik.
Ketika dia pun merasa damai, tenang, itulah juga sejatinya esensi zikir,
ucap dia.

Kyai ini merasa perlu minta maaf kepada semua umat nonmuslim yang pernah
tersinggung dengan perlakuan umat Muslim dan perkataan/perbuatan para juru
dakwah. Saya mohon maaf karena mereka melakukan itu. Mohon dimaklumi, kata
Kyai Fuad.

Kyai ini menggelar lukisan bertema Aura Dsikir di Bentara Budaya
Yogyakarta. Acara berlangsung dari Sabtu (12/9) hingga Kamis (17/9). Proses
pembuatan lukisan dilakukan dengan berzikir terlebih dulu.


[zamanku] Langit Terbelah di Semarang

2009-09-15 Terurut Topik leonardo rimba
T = Halo Mas Leo,

Saya mau tanya tentang mimpi saya nih semoga ngga bosan ya soalnya nanya mulu :)

Dulu sewaktu saya masih duduk di sekolah dasar, saya pernah bermimpi dan hingga 
saat ini masih sering keinget-inget dan curious banget artinya apa.

Begini mas, ceritanya saya ada di dalam sebuah mobil entah merk apa dengan atap 
terbuka dan sedang dalam perjalanan ga tau tujuannya ke mana dan sedang berada 
di mana. Kemudian tiba-tiba sampai ke suatu daerah.

Saya melihat langit saat itu seperti terbagi dua, yang satu sisi berwarna hitam 
dan yg satu berwarna putih. Tiba-tiba dalam hati saya bicara: Oh, ini daerah 
Semarang. Terus kendaraan saya berjalan di tengah-tengah garis pertemuan hitam 
dan putih tersebut.

Kira-kira artinya menurut Mas Leo apa ya ? Padahal saya ga pernah ke Semarang 
dan ga tau everything about Semarang. Kok tiba-tiba di mimpi saya bilang gitu, 
apalagi saat itu saya masih SD ?

J = Anda merasa melihat langit terbelah di Semarang ketika anda masih SD. 

Satu sisi berwarna hitam, dan satu lagi berwarna putih. Hitam dan putih adalah 
simbol kontras, perbedaan, pemisahan. Hitam adalah simbol dari spiritualitas yg 
asli karena tidak berwarna. Hitam itu bukan warna melainkan kekosongan, 
keabadian, baka, dan itulah spiritualitas yg asli. Putih adalah simbol dari 
spiritualitas yg palsu karena putih terdiri dari tiga warna dasar: merah, 
kuning dan biru. 

Tiga warna dasar ini diputar dengan cepat sekali seperti roda mobil, dan 
walhasil kita melihatnya putih. Pedahal tidak bersih seperti putih, melainkan 
coreng-moreng dengan warna-warni merah, kuning dan biru. Hitam adalah 
spiritualitas asli dan putih adalah spiritualitas palsu. 

Bisa kita lihat di semua bagian dunia bahwa mereka yg mempraktekkan 
spiritualitas palsu sangat gemar menggunakan warna putih. Mereka pikir mereka 
suci, putih bersih, pedahal coreng moreng dengan berbagai warna yg dikaburkan 
dengan berbagai uraian keagamaan sehingga terlihat seolah-olah putih bersih. 
Pedahal berwarna-warni dengan merah, kuning dan biru,... keduniawian semata. 

Keduniawian adalah yg dikandung oleh warna putih. Dan keabadian adalah yg 
dikandung oleh warna hitam. Hitam itu menyerap segalanya, semua warna itu akan 
habis oleh hitam. Masuk ke dalam lubang yg very great, tanpa dasar. Tanpa awal 
dan akhir, tanpa batas. Itulah makna hitam, simbol dari spiritualitas yg asli. 

Karena secara intuitif kita mengerti simbolisme dari hitam dan putih, makanya 
orang-orang yg berpegang kepada agama-agama ciptaan manusia paling takut dengan 
warna hitam. Hitam diasosiasikan dengan Setan, dan putih diasosiasikan dengan 
Allah. Pedahal yg terbatas dan fana itu adalah yg putih, Allah. Dan yg baka 
atau tak terbatas itu adalah yg hitam, Setan.

Anda bisa mendefinisikan Allah, tapi anda tidak bisa mendefinisikan Setan. 
Setan itu adalah Tuhan yg tak terbatas, dan Allah adalah Tuhan yg terbatas. 
Terbatas karena cuma konsep yg anda buat dengan pemikiran anda yg terbatas. 
Setan itu, pada pihak lain, tidak pernah anda definisikan. Adanya beyond your 
mind, cuma bisa dirasakan di kesadaran anda saja. Setan di dalam kesadaran 
andalah yg melahirkan berbagai konsep Tuhan, termasuk Asmaul Husna yg cuma 
memuat 99 asma Allah.

Pedahal asma Setan ada 99 juta kali 99 juta... dan kali 99 juta lagi. Tak 
terbatas. And that's the real God. Allah yg asli. Tapi Allah yg asli itu selalu 
berusaha untuk di-repressed, ditekan habis, karena kita takut untuk 
menghadapinya. Kita takut untuk menghadapi ther real God yg hidup di dalam 
kesadaran kita sendiri. Kita cuma berani menghadapi Allah yg sudah menjadi 
konsep mati hasil olah pikir kita belaka.

Semarang adalah simbol dari masuknya kesadaran lebih tinggi dari peradaban 
manusia di belahan bumi lainnya. Kita di Indonesia semuanya merupakan keturunan 
manusia dari berbagai belahan bumi, tetapi kita tetap mengakui bahwa ada 
penduduk asli Indonesia yg bisa juga kita sebut sebagai nenek moyang kita. 
Nenek moyang kita sekarang telah menjadi fossil, banyak ditemukan di Trinil, 
Jawa Timur. 

Sang nenek moyang jelas masih berbentuk manusia setengah kera, dan ditemukan 
oleh Eugene Dubois di tahun 1893. Sekarang terkenal sebagai the Java Man. 
Manusia Jawa yg masih dalam tahap evolusi menjadi manusia sesungguhnya.

Setelah Java Man hidup dan mati, datanglah manusia-manusia yg lebih maju dari 
Cina Selatan, dari India, dari Eropa, dari Arabia... semuanya bercampur baur 
dengan nenek moyang kita yg aslinya berbentuk setengah kera. Karena semuanya 
dicampur akhirnya ke-kera-an kita mengecil, dan ke-manusia-an kita membesar. 
Kita menjadi semakin manusiawi, semakin bisa berpikir untuk melemparkan segala 
macam doktrin terakhir dan sempurna itu ke keranjang sampah karena segala yg 
datang lebih baru so pasti lebih terakhir dan sempurna. 

Dan yg lebih terakhir dan sempurna itu masuk ke Indonesia lewat Semarang.

Semarang artinya Semar orang. Semar yg telah menjadi orang. Semar adalah simbol 
dari mata ketiga di diri kita. Mata 

[zamanku] [Kota] Imajinasi Ruang Tinggal Dalam Kota

2009-09-15 Terurut Topik andre andreas

Saya terkesan menyaksikan pameran yang digelar oleh Arsitek Muda
Indonesia di Gallery Salihara (9-19 September 2009). Menurut saya ini
adalah perayaan yang riuh yang dimulai dari kepedulian dan keprihatinan
atas kegentingan persoalan-persoalan di kota baik sosial maupun
ekologinya, utamanya juga pada nasib orang-orang biasa, orang-orang
miskin diperkotaan, hingga keinginan untuk melakukan perubahan atau
intepretasi ulang atas konsep-konsep yang usang, dan keberanian untuk
mengolah mimpi dan imajinasi yang kaya. Kemudian bagi saya pameran ini
kemudian bukan sekedar pekerjaan teknis tukang insinyur, tapi ini
sekaligus kerja kebudayaan dan instalasi seni yang menarik
Pameran
dengan label Ruang Tinggal Dalam Kota ini adalah rangkaian acara
workshop AMI yang diselenggarakan selama 3 bulan. Workshop ini sendiri
menurut Danny Wicaksono dalam katalog pameran adalah ajang atau ruang
berpikir dan berdiskusi untuk menyelami masalah-masalah hunian tinggal
di dalam kota-kota di Indonesia, dengan harapan lahirnya pemahaman,
yang akan membawa peserta kepada ketidakpuasan yang kemudian berujung
kepada intepretasi ulang atas sebuah tipologi yang sudah terlalu mapan.
Dari
proses worshop ini kemudian terjaring 17 proposal dan melalui proses
pematangan 14 proposal dipilih untuk disajikan kepada khalayak luas. Ke
14 proposal ini adalah
didedikasikan
untuk komuter, mobile house, metabolisme kota, linear city, ruang waktu
tinggal, blackout architecture, ruang mimpi, kota skala kita, rumah ini
tidak untuk dijual, tropical capsule bungalow, bandung fashion
architecture, ruang kembali, nenek moyangku seorang pelaut, animal
architecture
Saya
sepakat dengan Avianti Armand dalam catatannya di katalog pameran
melalui artikel Sebuah Bengkel Kerja, dimana ia mengatakan Kita
memiliki generasi arsitek muda yang berpikiran terbuka, penuh semangat,
berani mendobrak peradigma lama dan mengeksplorasi ide-ide baru - yang
radikal sekali pun. Antusiasme mereka menunjukkan kepedulian, bukan
cuma untuk menguji diri, tapi untuk berbuat sesuatu bagi orang lain.
Kota, bisa saja telah membuat kita menjadi sehimpunan orang yang
skeptis. Tapi workshop ini, mudah-mudahan, adalah sebutir garam dunia.
Saya
memang tidak hadir dalam worskhop ini, tapi saya bisa merasakannya dari
ruang pamer Ruang Tinggal Dalam Kota ini dan dari proses karya yang
terbaca di website Worskhop AMI. 


Juga tidak semua masuk akal untuk di aplikasikan, tapi paling tidak ini dapat 
menjadi sumber inspirasi yang menyegarkan





selengkapnya






http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/pameran-workshop-ami-ruang-tinggal.html
 








  

[zamanku] 30 Hari Menjelang Ajal Tiba (Bag. 28 - 30)

2009-09-15 Terurut Topik MANG UCUP
KEBAHAGIAAN

Kebahagiaan bisa dirasakan oleh siapa saja, dari anak kecil sampai dengan
kakek gaek yang umurnya masih terbilang hari, bahkan banyak orang bisa mati
dalam perasaan bahagia. Tanyalah berapa banyak penderita kanker yang lebih
memilih untuk bisa mati dengan bahagia daripada hidup penuh dengan
penderitaan.



Tidak bisa dipungkiri, bahwa kebanyakan penduduk di Indonesia sekarang ini
kehidupannya sudah jauh lebih baik daripada puluhan tahun sebelumnya. Hampir
setiap rumah tangga sudah memiliki TV, DVD, kulkas, bahkan kendaraan
bermotor, belanja pun tidak perlu di pasar tradisionil lagi melainkan di
Supermarket atau di Mall, tetapi tanyalah kepada diri sendiri apakah Anda
merasa lebih bahagia dengan apa yang telah Anda raih dan dapatkan sekarang
ini? Apakah Anda dapat menilai hidup Anda ini Bahagia?



John Stuart Mills (1806 – 1873) filsuf dari England adalah tokoh filsuf
Kabahagiaan/Happines. Menurut pendapat dia manusia hanya mempunyai dua
tujuan hidup utama: Berusaha untuk mengejar kebahagiaan semaksimal
(maximmize happines) mungkin dan penderitaan seminimal mungkin (minimize
suffering).



Yang menentukan Bahagia atau tidak Bahagia itu sebenarnya otak dan perasaan
kita, maka dari itu menurut Sigmund Freud; Bahagia itu adalah sekedar efek
plasebo saja atau perasaan yang dibuat dan ditentukan oleh otak kita
sendiri. Misalnya orang yang sudah divonis mati, karena Kanker ganas,
walaupun ia menang Lotto satu triliun Rp. sekalipun ia tidak akan merasa
Bahagia, wong sudah mau mati, tapi ia akan merasa Bahagia apabila bisa
sembuh dan sehat kembali. Sedangkan abang becak yang sehat waalfiat, ia akan
merasa sudah Bahagia, apabila bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu.


Dari enam perasaan emosi yang kita miliki, empat adalah emosi yang bersifat
negatif: benci, sedih, takut dan marah. Hanya satu saja yang bersifat
positif: senang = happy, sedangkan emosi yang ke enam adalah emosi yang
bersifat netral: terkejut.

Dari semua perasaan tersebut diatas kita mengharapkan terjadinya perubahan,
hanya pada saat kita “Happy” atau senang baca bahagia saja, kita ingin tetap
bertahan terus dan tidak mau beranjak lagi dari situ.

 Sigmund Freud pernah menulis bahwa Allah menciptakan manusia dengan satu
kekurangan ialah rasa bahagia yang permanen, sebab rasa bahagia itu
sebenarnya hanya bisa dinikmati sejenak atau sesaat saja. Manusia baru bisa
mendapatkan perasaan bahagia yang abadi, apabila ia sudah berada di sorga,
sebelumnya itu kita harus berburu terus-menerus tiada akhirnya. Rasa bahagia
itu tidak akan pernah bisa bertahan lebih dari beberapa hari saja.

Sebagai contoh kita merasa bahagia setelah bisa beli motor, tetapi beberapa
hari kemudian kita sudah ingin punya mobil dan pada saat kita mendambakan
hal yang baru lagi, berakhir pulalah rasa bahagia tsb, karena setelah impian
atau cita-cita yang satu terkabulkan; pasti akan disusul oleh keinginan atau
cita-cita baru yang berikutnya dan ini tiada akan ada akhirnya.



Bernard Van Praag guru besar ekonomi pernah mengadakan jajak pendapat
terhadap siswa/i nya, dimana ia mengajukan pertanyaan:
Mana yang akan Anda pilih
• gaji 5.000 AS$ sebulan dimana rekan-rekan kantor lainnya hanya mendapatkan
AS$ 2.500 atau
• gaji 10.000 AS$ sebulan tetapi rekan-rekan lainnya mendapatkan gaji AS$
25.000

Ternyata kebanyakan responden memilih pilihan yang pertama, walaupun dari
segi nilai jauh lebih rendah, tetapi dilain pihak mereka merasa jauh lebih
hebat dan lebih tinggi daripara rekan-rekan kantor lainnya. (Sumber:
Happiness Quantified).

Untuk bisa menghayatinya cobalah Anda renungkan bagaimana perasaan Anda
apabila di kantor Anda mendapatkan bonus satu juta Rp sedangkan rekan-rekan
lainnya mendapatkan dua juta Rp, pasti Anda merasa sedih dan kecewa karena
merasa diperlakukan tidak adil, tetapi kebalikannya Anda akan merasa bahagia
mendapatkan bonus Rp 100 ribu sedangkan rekan-rekan lainnya hanya
mendapatkan Rp. 10 ribu. Disinilah terbuktikan bahwa sebenarnya bukan nilai
uangnya yang penting untuk membuat kita bisa menjadi bahagia.



Orang bisa hidup bahagia bahkan mencapai umur panjang tanpa harus memiliki
harta yang berlimpah ruah. Hal ini terbuktikan di negara-negara makmur
seperti Amerika, Jepang, Jerman maupun Inggris kebanyakan dari penduduknya
merasa TIDAK bahagia.

Penilaian ini diberikan berdasarkan hasil penelitian dari lembaga pengkajian
the New Economics Foundation (NEF) dalam surveinya mengenai Indeks Planet
Bahagia dimana mereka mengukur indeks di 178 negara.

Inggris menempati peringkat ke-108, Jerman ke-81, Jepang ke-95 dan Amerika
Serikat di peringkat ke-150. Sedangkan masyarakat Indonesia masih dinilai
cukup bahagia, karena menempati peringkat ke-23. Oleh sebab itulah juga
kenapa mang Ucup memilih ingin hidup di Indonesia daripada di Belanda.



Jadi kesimpulannya apabila Anda menilai bahwa kehidupan Anda sekarang ini
kurang bahagia, Anda tidak perlu khawatir, sebab kebahagiaan ini pasti akan
timbul dan datang kembali ! Percayalah, sebab hal inilah yang telah 

[zamanku] [Ask] Tesis ttg Mistisisme Jawa dan Kristen

2009-09-15 Terurut Topik ary0546
Yth para miliser anggota,

Saya hendak membuat thesis ttg mistisisme Jawa dan mistisisme Kristianisme. 
Saya mohon bantuannya utk memperkaya bahan wacana apa saja yang harus saya 
masukkan ke dalam thesis saya tsb.

1) Apakah rekomendasi bahan bacaan, terutama mengenai tradisi mistisisme 
Kristianisme (mohon terutama yang kontekstual dan khas serta reelevan dg 
kondisi di Indonesia), termasuk disertasi S3 DN/LN yang pernah membahas ttg 
mistisisme Jawa, mistisisme Kristen (konteks Indonesia) dan hubungan/komparasi 
keduanya sekaligus.
2) Apakah memang ada tradisi mistisisme Kristen dimaksud? Bagaimana kondisinya 
dalam konteks Indonesia.
3) Tokoh siapa sajakah yang dapat saya wawancarai utk mendalami wacana ini 
(pelaku, akademisi, dst).

Demikian, mohon infonya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih yang 
sebesar2nya





[zamanku] Spiritualitas dan Agama

2009-09-15 Terurut Topik leonardo rimba
PERCAKAPAN 1: SPIRITUALITAS DAN AGAMA





T = Mas Leo,



Apakah bila ingin menjadi orang spiritual saya mesti meninggalkan agama yang 
sekarang saya anut ?



J = It's up to you, tergantung dari anda sendiri.



Apakah yg anda maksudkan sebagai orang spiritual ? Apakah orang
spiritual menurut anda adalah orang yg memiliki ilmu sakti untuk
berhubungan langsung dengan Tuhan ? Kalau itu definisinya, maka kita
semua adalah orang spiritual. Tuhan adalah kesadaran yg ada di diri
semua manusia, baiik menggunakan istilah Tuhan ataupun tidak. Tuhan
bahkan ada di orang yg tidak beragama dan mengaku sebagai komunis
sejati. Tuhan bahkan ada di orang yg menjadi atheis fanatik. Tuhan
bahkan ada di orang yg dilecehkan dengan sebutan kafir, musyrik dan
syirik oleh orang Islam fanatik.



Tuhan ada di dalam kesadaran semua manusia. Yg bisa sadar bahwa dirinya
sadar adalah Tuhan yg berdiam di diri manusia. Di luar itu semuanya
adalah Tuhan buatan. Tuhan buatan memberikan berbagai syariat agama:
syariat Islam, syariat Katolik, syariat Hindu, syariat Buddha, dll...
ini semuanya berasal dari Tuhan buatan.



Tuhan buatan adalah pemikiran manusia. Pemikiran dan bukan kesadaran.



Kesadaran yg saya sebut Tuhan di diri manusia adalah yg sadar thok.
Sadar bahwa dirinya sadar, tanpa pernah tahu dirinya itu siapa, asalnya
dari mana, dan akan ke mana. Dia cuma tahu bahwa dia sadar. Full stop.
Titik.



T = Tidak bisakah menjadi orang spiritual di satu sisi saya tetap jadi
penganut agama ? Saya ingin sekali mendapatkan pencerahan dari anda.
Mohon berkenan menjawab kerisauan yang ada dalam batin saya. For your
information, saya adalah penganut Katolik selama kurang lebih 22 tahun.



J = Bisa saja anda mengaku sebagai seorang spiritual, yaitu orang yg
melakukan kultivasi kesadaran di dalam dirinya sendiri, belajar
memahami apa itu kesadaran, consciousness, dan bagaimana hubungannya
dengan segala macam hal yg dipaksakan oleh lingkungannya. Kalau anda
kultivasi spiritualitas dengan jujur, maka cepat atau lambat anda akan
menyadari bahwa agama lebih banyak memiliki aspek keduniawian daripada
kerohanian. Ada simbol-simbol yg digunakan dalam agama, tetapi
kebanyakan penganut agama tidak tahu apa makna dari simbol-simbol itu.



Simbol dianggap sebagai hal yg hakiki, pedahal cuma simbol saja. Makna
dari simbol ditemukan di dalam kesadaran kita sendiri. Meanings, makna,
arti. Dan ketika kita bisa menangkap artinya, maka simbol-simbol bisa
saja dilepaskan dan tidak dipegang lagi. Tetapi orang beragama justru
dipaksa dengan kasar maupun halus untuk selalu berpegang kepada
simbol-simbol itu. Akhirnya yg terjadi adalah pemutar-balikkan. Kepala
jadi kaki, dan kaki jadi kepala.



Agama Katolik Roma sudah eksis selama 2,000 tahun, menjalani jatuh
bangun habis-habisan. Perang salib, perang dengan Protestan, perang
dengan Modernisme, perang dengan Komunisme, perang dengan Agnostisme,
perang dengan Atheisme,... tetapi gereja tetap bisa bertahan. Bertahan
karena ada dogma-dogma dan tradisi. Dan ada pembaharu-pembaharu di
dalam gereja Katolik yg bisa melakukan modernisasi dari dalam sehingga
gereja bisa bertahan sampai sekarang.



T = Kiranya saya cepat memperoleh apa yang anda istilahkan dengan kesadaran.



J = Apa yg saya maksud dengan kesadaran adalah kesadaran thok. Sadar
bahwa anda sadar. Di luar itu ada yg namanya intuisi atau pengertian yg
muncul begitu saja di dalam kesadaran anda. Tetapi
pengertian-pengertian itu bukan merupakan bagian dari kesadaran,
melainkan bonus. Intuition is bonus. Tambahan belaka.



Kalau anda mengamati gereja Katolik, contohnya, anda akan bisa
memperoleh intuisi langsung. Anda akan tahu bahwa Yesus yg dikhotbahkan
itu hidup di dalam kesadaran anda. Yesus itu kesadaran tinggi di diri
anda, your own higher self. Anda bahkan bisa bilang bahwa kesadaran
anda adalah Yesus. Namanya kesadaran Kristus. Santo Paulus bilang:
Semoga kesadaran yg ada di diri Kristus hidup di dalam kesadaran kamu.
Artinya, semoga kita semua bisa tersadarkan bahwa kesadaran kita itu
adalah kesadaran Kristus.



Kristus itu selalu ada. Awal dan akhir. Tidak diciptakan dan tidak bisa
mati. Kristus adalah Allah. Karena Kristus seperti itu, maka kita juga
seperti itu. Kitalah Kristus. Kitalah Allah... At least gereja Katolik
secara implisit mengajarkan bahwa seluruh umat gereja adalah Kristus,
dan Kristus itu cuma ada satu. Kristus = Allah. Allah juga cuma ada
satu. Kalau ditarik kesimpulannya, maka kita semua adalah Allah.



Tetapi sayangnya, gereja Katolik menyisakan sedikit ruang bagi dirinya
untuk menarik upeti dari umat, yaitu berupa sakramen-sakramen.
Sakramen perjamuan kudus, contohnya. Melalui sakramen perjamuan kudus,
manusia diingatkan bahwa kita semua merupakan bagian dari Kristus.
Kristus hidup di dalam kesadaran kita. Dan itu benar. Tetapi gereja
menempatkan dirinya sebagai makelar bagi ritual itu. Pedahal tanpa
dimakelari oleh gerjea, kita memang sudah memiliki kesadaran Kristus.
Dari lahir sudah seperti itu.



Lalu ada sakramen 

[zamanku] 30 Hari Menjelang Ajal Tiba (Bag. 29 - 30)

2009-09-15 Terurut Topik MANG UCUP
MENUNGGU MALAIKAT MAUT

Mengingat tidak lama lagi saya sudah harus berangkat, jadi terpaksa saya
posting artikel ini sekarang dan esok yang terakhir.



Hari ini adalah tulisan saya yang ke 29 jadi Masa Hidup saya mungkin sudah
tidak lama lagi, entah akan berakhir hari ini ataukah esok saya sendiri
tidak tahu. Apakah Anda tahu bahwa penderitaan yang paling berat bagi orang
yang dihukum mati ialah menunggu hari X atau hari kematiannya. Tanpa dinyana
hal yang serupa harus terjadi di dalam kehidupan saya sendiri.



Rasa sedih dan kecewa berkecamuk di dalam hati dan pikiran saya, kenapa
Tuhan sudah mau memanggil saya dalam usia yang masih relativ muda ini?
Kenapa saya tidak diberikan kesempatan agar bisa hidup sejenak lebih lama
lagi, agar saya bisa menyelesaikan tugas maupun tanggung jawab saya sambil
menunggu anak-anak kami menjadi besar dan mandiri?

 Yang menjadi buah pikiran saya pada saat ini ialah: Bagaimana dengan istri
maupun anak-anak saya, apalagi anak-anak saya masih kecil? Mereka masih
membutuhkan kasih sayang maupun bimbingan dari seorang ayah. Satu beban yang
tidak ringan bagi mereka yang akan ditinggal.



Detik-detik terakhir ini rasanya sangat berat dan sangat menyedihkan sekali,
apakah esok hari saya masih bisa melihat matahari terbit, ataupun mendengar
burung berkicau? Berapa banyak waktu lagi saya miliki? Sekarang baru saya
sadar bahwa kehidupan itu benar-benar satu karunia yang paling indah yang
telah diberikan oleh Sang Pencipta kepada kita umat manusia.

Pada saat-saat terakhir ini ingin rasanya saya menatap wajah istri maupun
anak-anak saya selama mungkin. Saya ingin mendengarkan suaranya sebanyak
mungkin, bahkan saya ingin membelai maupun memeluk mereka selama mungkin,
saya benar-benar merasa takut kehilangan mereka. Masalahnya hari esok
mungkin sudah terlambat??

Di hari-hari terakhir ini rasanya jam dinding berputar jauh lebih cepat. Di
malam hari pada saat mereka sudah tertidur, saya menatap wajah mereka satu
per satu berjam-jam lamanya. Kesempatan untuk dapat menatap wajah istri
maupun anak-anak saya ini tidak lama lagi. Berlinang air mata saya keluar,
karena saya menyadari bahwa waktunya sudah dekat.

Tiap hari kita mendengar bahkan mungkin melihat orang mati, tetapi kalau
kita jujur, kita tidak akan pernah bisa menghayatinya, paling banyak hanya
keluar perkataan kesian maupun rasa sedih hati. Jangankan menghayatinya
terpikirpun tidak pernah, masalahnya kita merasa diri kita ini masih kuat,
masih sehat apalagi usia kita masih muda, buat apa memikirkan tentang
kematian?

Banyak orang memberikan komentar bahwa kita datang kedunia ini seorang diri,
tetapi kenyataannya pada saat kita mau mati, rasanya berat sekali untuk
pulang sendirian, apalagi harus meninggalkan orang-orang yang sangat kita
kasihi?

Melepaskan nyawa tidaklah susah, tetapi melepaskan apa yang kita miliki dan
meninggalkan orang yang sangat kita kasihi, inilah yang terasa berat dan
susah!

Siapapun diri Anda dan dimanapun Anda berada, pada suatu saat Andapun akan
menghadapi situasi yang sama seperti yang dihadapi oleh saya pada saat
sekarang ini, terkecuali kalau Anda mati secara mendadak.

Life is a one-way street and we are not coming back.

 Mang Ucup adalah fan beratnya dari Elvis Presley, maka dari itu juga pada
saat saya nanti dimakamkan saya ingin diputarkan lagu:

Are you lonesome tonight
do you miss me tonight
Are you sorry we drifted apart
Does your memory stray to a bright sunny day


Mang Ucup
Email: mang.u...@gmail.com
Homepage: www.mangucup.org