[zamanku] Puasa of the day : Merokok- Sayang Anak atau Sayang Suami?
Merokok- Sayang Anak atau Sayang Suami? Dalam bulan Ramadhan ini saya merasa bersyukur hampir tidak pernah menjumpai perokok di tempat umum. Semoga kebiasaan merokok menghilang begitu usai Ramadhan. Karena jelas merokok memberi banyak kemudharatan bahkan pada orang lain yang justru tidak merokok - perokok pasif Dan apa-apa yang menimpa kamu dari musibah, amaka disebabkan usaha tanganmu... Allah membinasakannya disebabkan perbuatan mereka. [QS Asy Syuura; 42: 3034] Beberapa waktu lalu tatkala kasus gizi buruk merebak di Indonesia; dalam tayangan televisi tampak seorang pria dari keluarga pra sejahtera dengan wajah yang tampak tak bersalah menggendong anak balitanya yang kurus kering, perut membuncit karena kurang gizi. Si bapak tampil dengan rokok yang masih mengepul di tangan satunya. Kondisi yang memprihatinkan ini sebenarnya dapat di cegah. Gizi buruk tidak melulu disebabkan kemiskinan. Tapi juga karena aspek sosial-budaya yang ada di masyarakat kita. Terutamanya masalah individual dan keluarga. Antropolog FISIP UI Achmad F Saifuddin mengatakan; di masyarakat masih ada pemikiran bahwa laki-laki dianggap lebih baik, lebih tinggi dibandingkan perempuan. Sehingga di dalam keluarga, kepentingan laki-laki harus lebih diutamakan. Cara berpikir yang demikian ini menyebabkan kecukupan gizi anak bagi keluarga miskin terabaikan. Ada banyak keluarga Indonesia yang anaknya mengalami gizi buruk, namun bapaknya terus saja merokok. Kebiasaan merokok berarti telah mengeluarkan sejumlah uang yang di 'bakar' dengan sia-sia, yang seharusnya bisa di manfaatkan untuk membeli kebutuhan protein atau menambah gizi anak-anak juga untuk para ibu yang sedang hamil. Kondisi gizi buruk yang menjadi masalah utama di Indonesia, diantaranya busung lapar, kekurangan protein, vitamin A, zat besi dan yodium. Tatang S Falah, dari Direktorat Gizi DepKes menjelaskan, bahkan lima dari sepuluh ibu yang hamil menderita anemia dan bisa meningkatkan risiko melahirkan serta berat badan bayi yang rendah. Empat dari sepuluh anak sekolah menderita anemia dan tiga dari sepuluh anak sekolah kekurangan yodium. Keluarga Fulana adalah suatu contoh. Anaknya yang pertama kini berusia 6,5 tahun. Dulu sempat menderita marasmus[ gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat], sekarang sudah sehat. Anaknya yang kedua, 1,7 tahun; saat ini menderita gizi kurang. Beratnya hanya tujuh kilogram. Suami Fulana adalah buruh tani dengan penghasilan Rp. 10.000/hari. Suaminya merokok dua kali sehari dan menghabiskan Rp. 3.300 untuk membeli rokok. Fulana sendiri tak tega bila suaminya tidak merokok setelah capai bekerja di sawah. Kita tidak bisa berharap masalah gizi buruk bisa ditangani sepenuhnya tanpa menyelesaikan akar masalahnya. Faktor budaya yang lebih mementingkan rokok daripada gizi anak sebaiknya tidak dipertahankan. Agar kita dapat memiliki generasi mendatang yang sehat, cerdas dan produktif. Bukan generasi yang suatu saat justru menjadi beban. - [lm-19] l.meilany 120909/22ramadhan1430h
[zamanku] Puasa of the day : Tapak Sejarah Sedekah - Sholahuddin Al Ayyubi
Tapak Sejarah Sedekah - Sholahuddin Al Ayyubi Ahli sedekah sepanjang hayat diantaranya adalah Sholahuddin Al Ayyubi. Panglima Sholahuddin atau populer dikenal sebagai Saladin (1137-1193) Ia adalah sultan Mesir yang pada masa kekuasaannya berhasil menyatukan Mesir dan Syria( Suriah) dalam naungan satu Daulah Islamiyah. Selanjutnya ia berhasil merebut kembali Al Aqsha-Yerusalem dari kekuasaan Romawi. Keberhasilan ini ditebus melalui operasi jihad fenomenal melawan pasukan musuh dari Jerman, Inggris dan Perancis yang menyertakan ratusan ribu pasukan yang mengular dibelakangnya. Perang inilah sebagai pemicu timbulnya Perang Salib III. Tahun 1193 Panglima Sholahuddin wafat. Ketika peti harta warisan Sholahuddin dibuka isinya nyaris kosong. Bahkan sekedar untuk biaya pemakamannya pun tidak cukup. Gaji ratusan ribu dinar yang diterima selama hidupnya rupanya telah habis disedekahkan kepada kaum dhuafa. Demikianlah- Utamanya sedekah adalah di bulan Ramadhan, kata Rasulullah SAW. (HR Tirmidzi dari Anas ra) Namun hendaknya semangat sedekah dilakukan secara berkesinambungan. Ummul Mukminin Aisyah ra ketika ditanya, apakah Rasulullah mengkhususkan suatu bulan untuk beribadah, Tidak, jawab Aisyah, beliau selalu berkesinambungan. Tak mengapa kuantitas sedekah menurun dibanding Ramadhan, namun konsisten sepanjang hayat. Rasulullah SAW bersabda : Amal yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu walau sedikit (Muttafaq 'Alaih) Semoga Ramadhan kali ini menjadikan setiap pribadi menjadi ahli sedekah-[lm-20] Sumber sebagian besar dari www.pppa.or.id untuk Republika. l.meilany 130909/23ramadhan1430h
[zamanku] Ritual dan Santet
PERCAKAPAN 1: SAYA BENCI RITUAL T = Salam Bang Leo, Saya orang Bali yg tinggal di lingkungan adat yg kuat. Sudah sekitar lima tahun saya tidak sembahyang di pura ato mrajan karena bagi saya kebanyakan ritual-ritual Hindu Bali justru membodohi dan menyusahkan umatnya. Tapi saya tetap berpegang kepada beberapa ajaran Hindu yg masih relevan menurut saya. J = Bukan hanya anda saja yg seperti itu. Saya juga sudah tidak pernah lagi ikut ritual keagamaan yg menurut saya isinya pembodohan massal saja. Orang-orang di dunia Barat banyak yg sudah meninggalkan ritual keagamaan, dan gedung-gedung gereja menjadi kosong. Gedung-gedung gereja yg indah dan berusia ratusan tahun itu cuma menjadi tujuan wisata bagi turis-turis dari Jepang, Taiwan, India, Cina, dll... , termasuk dari Indonesia. Kita bisa menyaksikan bahwa gedung-gedung gereja menjadi saksi bisu bahwa pernah ada manusia-manusia yg keracunan oleh pemikiran keagamaan dan menghasilkan berbagai karya seni yg begitu indah. Memang karya seni yg luar biasa, lukisan-lukisan frescoes di dinding dan langit-langit yg memperlihatkan bagaimana Yesus dipuja-puji oleh para orang suci dan malaikat. Patung-patung para orang suci yg terbuat dari marmer. Pelukis dan pemahatnya juga tidak main-main. Leonardo da Vinci, Michael Angelo, dan banyak lagi artis kelas dunia lainnya. Ada juga gedung yg usianya sudah ribuan tahun, pernah digunakan sebagai kuil Romawi, lalu menjadi gereja Katolik, dan sekarang cukup menjadi atraksi pariwisata saja. Eropa Barat merupakan bagian dunia yg paling maju, mereka merupakan bagian dari Christendom atau Dunia Kristen. Penduduknya dibesarkan dengan tradisi Kristen, baik dari aliran Katolik maupun Protestan. Tetapi kita lihat saja situasinya sekarang, setelah masyarakat menjadi maju, kaya raya, berpendidikan. Bukannya masyarakat menjadi semakin agamis, tetapi justru menjadi semakin sekuler. Semakin memisahkan dengan tegas antara urusan sekuler dengan urusan agama. Urusan agama adalah urusan pribadi, dan negara tidak mencampuri agama yg mau dianut ataupun tidak dianut oleh tiap orang. Tidak ada pemaksaan, dan itu ciri dari masyarakat maju. Tetapi di masyarakat terbelakang, termasuk di Indonesia saat ini, yg terjadi adalah kebalikannya. Masyarakat akan memaksa para anggotanya untuk beragama. Biasanya paksaan halus dan kasar itu akan diikuti oleh berbagai khotbah tentang ajaran agama, tentang bagaimana kita akan memperoleh hadiah berupa Sorga dan hukuman berupa Neraka. Itu bagi mereka yg pemikirannya masih terbelakang dan berlatar belakang agama-agama Timur Tengah. Gereja-gereja sudah kosong di Eropa Barat, tetapi di Indonesia justru sebaliknya. Setiap hari Minggu, gereja-gereja di Indonesia akan penuh dengan umat yg mengharapkan untuk masuk Surga. Semuanya bernyanyi dan berdoa memuja-muji Tuhan. Pedahal Tuhan yg dipuja-puji itu cuma bisa terlihat di lukisan-lukisan karya seni yg luar biasa indahnya di museum-museum di Eropa Barat. Gedung-gedung gereja di sana sudah menjadi semacam museum juga, dikunjungi oleh turis di hari Minggu, untuk melihat karya-karya seni yg ada di dalam gedung-gedung gereja itu, dan bukan untuk beribadah. Agama cuma dipeluk oleh manusia yg masih memiliki sentimen primordial primiitif, masih merasa perlu untuk berpegangan kepada simbol-simbol yg diciptakan oleh mereka yg di-nabi-kan di masa lalu. Manusia yg sudah tercerahkan justru akan meninggalkan agama secara total. Yg berada di tengah adalah hibrida antara manusia tercerahkan dan manusia primitif. Kita di Indonesia memiliki manusia primitif dalam jumlah banyak sekali, ciri-cirinya sangart jelas, yaitu mereka akan beribadah sesuai agamanya masing-masing. Mereka benar-benar percaya bisa masuk Surga atau masuk Neraka. Sebagian dari kita sudah menjadi hibrida antara manusia primitif dan manusia tercerahkan. Hibrida ini biasanya suka pura-pura relijius, memuja-muji kehebatan agamanya, walaupun sebenarnya dia itu sudah tidak percaya lagi. Tetapi karena diajarkan untuk memuji agamanya setinggi langit, ya dipujilah. Kalau agamanya Islam, maka Islam akan dipujinya habis-habisan. Kalau dia Kristen, maka Kristen akan disohorkannya. Yg ada di mulutnya adalah agama yg secara resmi dianutnya, walaupun sebenarnya dia sudah tidak percaya lagi. Sebagian kecil dari kita sudah masuk menjadi species tercerahkan dengan bilang terus terang bahwa kita sudah tidak percaya lagi kepada agama. Agama itu diciptakan oleh manusia masa lalu agar bisa menggerakkan manusia-manusia lainnnya. Agama Hindu di India diciptakan agar para Brahmana dan Ksatria bisa mengatur masyarakat mereka menjadi tertib. Agama Buddha di Srilanka, Tibet dan Indocina dipegang karena para raja dan bhikku bisa bersepakat untuk menetapkan Buddhisme sebagai ideologi negara, dan itulah yg diajarkan kepada rakyat kebanyakan yg oho oho saja... Rakyat kebanyakan, apalagi di masa lalu, selalu oho oho saja apabila dijejalkan ajaran agama. Mereka tidak memiliki alternatif. Tidak ada internet, tidak ada
[zamanku] Puasa of the day : Kehidupan : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah
KEHIDUPAN : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur'an. An Naml [semut], Al 'Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah]. Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun. Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih besar dari tubuhnya. Uraian Al-Qur'an tentang laba-laba; sarangnya adalah tempat yang paling rapuh [ Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang. Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur'an - atas perintah Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal [ An Nahl; 16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga. Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yg sangat manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat. Sikap hidup kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini. Ada yang berbudaya 'semut'. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya 'semut' adalah budaya 'aji mumpung'. Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya. Entah berapa banyak juga tipe 'laba-laba' yang ada di sekeliling kita. Yang hanya berpikir: Siapa yang dapat dijadikan mangsa Nabi Shalalahu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai 'lebah'. Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan : Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!- [lm-18] [ Dari Lentera Hati - M. Quraish Shihab] -- l.meilany 120909/22ramadhan1430h
[zamanku] 30 Hari Menjelang Ajal Tiba (Bag. 27 - 30)
SETIA ITU UDAH KUNO TDK NGETREN LAGI Pada saat menjelang ajal akan tiba, timbulah pemikiran mengenai masa lampau hidupnya mang Ucup. Antara lain mengenai perkataan “SETIA”. Masalahnya perkataan tersebut tsb sudah terlalu sering saya ucapkan hanya sebagai pemanis bibir saja. Misalnya berapa kali sudah dalam kehidupan ini, mang Ucup berikrar untuk Hidup Setia Sampai Mati, tetapi kenyataannya sudah kawin berkali-kali. Perkataan setia ini diobral bukan hanya pada saat pernikahan saja, bahkan sebelumnya pun demikian misalnya terhadap puluhan mantan pacar. Padahal perkataan setia ini bukan hanya sekedar diungkapkan di bibir atau sebagai perkataan iming-iming saja, tetapi juga dengan bukti ikatan nyata berupa cincin di jari tangan. Bahkan ikrarnya juga dirumah ibadah berarti pada saat ikrar tsb disaksikan oleh Sang Pencipta. Kalau saya jujur boro-boro bisa menepati perkataan janji “Setia” kepada seseorang, untuk sekedar mengingatnya saja udah kagak bisa lagi. Berapa kali sudah di dalam kehidupan ini; saya mengucapkan dan menjanjikan kata “Setia” kepada seseorang. Padahal janjinya sih mo hidup setia sampai mati, tetapi jangankan sampai mati, baru batuk dikit aja udah lupa ! Perkawinan sekarang ini sudah mirip angkot, sehingga penumpang baru naik beberapa meter saja sudah mo loncat ganti angkot lainnya lagi. Apakah Anda tahu, bahwa dua pertiga dari perkawinan diakhiri dengan perceraian, dan 99% perceraian itu disebabkan oleh karena salah satu pasangan tidak setia alias berselingkuh. Maka dari itu mungkin ada baiknya agar tidak nambah dosa, pada saat pernikahan bukannya: Saya “berjanji” akan setia, melainkan saya “berusaha” agar bisa setia seumur hidup. Maklum namanya juga usaha jadi bisa saja gagal. Rupanya di dalam kehidupan sekarang ini arti kata “setia” itu sudah mubazir dan tidak ada nilainya lagi, kagak percaya cobalah tanya sama diri sendiri: Apabila anda mencari karyawan, persyaratan mana yang lebih penting, karyawan yang berpendidikan ataukah yang setia? Maka dari itu juga, tidak pernah ada iklan lowongan kerja dengan pesyaratan “Setia”. Dalam mencari pasanganpun idem, persyaratan setia bukanlah kriteria yang paling utama, melainkan kaya atau cantik pada umumnya yang lebih diutamakan. Kalau mau cari pasangan hidup tidak perlu harus setia, lainnya kalau cari ajing piaraan. Jangankan janji setia kepada sesama manusia, janji setia kepada Sang Pencipta saja seringkali kita ingkari, hanya demi jabatan/bisnis ataupun menikah dengan pasangan yang berbeda agamanya. Orang dengan mudahnya pindah rumah ibadah, karena di rumah ibadah lain; gedungnya lebih nyaman ataupun khotbahnya lebih greng. Begitu juga perasaan setia terhadap Boss; begitu dapat tawaran gaji yang lebih gede dikit aja udah minggat. Apalagi di dalam politik, lihat saja apa yang terjadi setelah pemilu ini, berapa bayak banyak bajing loncat dan hal ini bukannya dilakukan oleh para bajingan saja, melainkan juga oleh para tokoh agama. Pameo dagang sapi dalam politik adalah: “Gw akan setia ama Loe selama Gw dapat jabatan !” Maka dari itulah di Indonesia ini, tidak ada partai yang memiliki warna yang pasti, sebab yang hijau bisa jadi kuning, yang kuning pun bisa jadi biru, maklum banyak partai gurem juga. Di dalam persahabatan pun tidak jauh bedanya, cobalah Anda cari sahabat yang benar-benar bisa dan mau setia kepada Anda dalam suka maupun dalam duka. Begitu kita jatuh atau ada masalah; mereka sudah ngacir dan tidak mau kenal lagi. Jangankan setia kepada sahabat, untuk bisa setia sesama pasangan hidup sendiri saja sudah susah. Apabila50% dari pejabat mulai dari jaksa, polisi, hakim termasuk para menterinya bisa setia saja terhadap sumpah jabatannya, maka saya yakin Indonesia tidak akan dinobatkan sebagai negeri terkorup di dunia. Kata setia dalam bahasa Inggris = Fidelity yang diserap dari bahasa Latin Fidelitas. Apakah Anda tahu orang baru bisa dipercaya penuh apabila ia setia atau dalam istilah bisnis perusahaan yang bisa dipercaya dengan baik adalah perusahaan yang bonafide. Kata Bonafide itu diserap dari kata Bona Fides. Sedangkan Faith bahasa Inggris = percaya dan Faithful = orang beriman atau Setia. Tidak bisa dipungkiri, bahwa kita akan merasa bahagia apabila memiliki pasangan atau sahabat yang setia. Kebalikannya kita akan ngambek dan sewot berat apabila kita dihianati entah ini oleh perselingkuhan ataupun dusta. Betapa sakitnya perasaan seseorang yang ditinggal pada saat ia jatuh, atau di hianati karena pasangan kita berselingkuh dengan yang jauh lebih muda maupun lebih cantik daripada diri sendiri. Jadi sebenarnya kesetiaan itu penting sekali di dalam kehidupan ini, tetapi kenapa banyak orang sudah tidak menghiraukan lagi makna dari arti kata setia ini ? Apakah kata setia ini sudah bisa dihapus di dalam kamus kehidupan sekarang ini ? Prilaku setia itu udah kuno dan tidak trendi lagi. Masalahnya kita melihat seseorang ataupun keadaan hanya dari sudut segi verpacking atau bungkus luarnya saja. Kita akan terpesona apabila melihat
[zamanku] Duhh... Kok Banyak Juru Dakwah yang Bodoh Ya!
Senin, 14 September 2009 | 21:01 WIB *Laporan wartawan KOMPAS Lukas Adi Prasetya* *YOGYAKARTA, KOMPAS.com http://www.kompas.com/read/xml/2009/09/14/21014958/duhhkok.banyak.juru.dakwah.yang.bodoh.ya— *Pengasuh Ponpes Rudlotul Fatihah, Bantul, KH Muhammad Fuad Riyadi (38), gerah melihat semangat Islam disampaikan hanya secara sepotong-potong oleh para juru dakwah Islam. Juru dakwah banyak yang bodoh. Saya tantang mereka memahami Islam, kata Kyai Fuad. Ia melihat bahwa yang disampaikan juru dakwah di masjid, di televisi, dan di mana saja sudah melenceng dari semangat Islam, agama yang seharusnya memberi kesejukan, ketentraman, kedamaian bagi siapa saja, tak hanya umat Islam, tetapi semua orang non-muslim, termasuk mereka yang ateis sekalipun. Dengan kata lain, jika apa yang dikatakan juru dakwah membuat umat nonmuslim waswas, merasa terancam, dan tak nyaman, maka itu sudah cukup memberikan gambaran bahwa dakwah yang dilontarkan juru dakwah sudah tak lagi Islami. Ini fenomena yang menurut dia sudah mulai muncul sejak tahun 1970-an, dan mulai kencang. Ia banyak memberi kritik tentang kebiasaan dan perilaku umat Muslim. Misalnya memakai pengeras suara sekeras mungkin sehingga umat non-muslim dan muslim pun sama-sama terganggu, juga rangkaian acara puasa yang kemeriahannya berlebihan. Juru dakwah, dai-dai itu, maaf, baru memegang satu ayat, tapi *ngomong*-nya sejuta ayat. Tak heran, sekarang bermunculan radikalisme, seperti aksi * sweeping*, fundamentalisme, dan hal tak mengenakkan yang mengatasnamakan agama. Peraturan daerah pun digiring menjadi bernuansa Islam, paparnya. Lihat saja, menurutnya, sekarang banyak yang secara eksplisit dan implisit menyuarakan perlunya Indonesia menjadi negara Islam. Enggak hanya orang nonmuslim yang ketar-ketir dan cemas. Saya juga takut. Apa Islam di Indonesia seperti itu? Islam adalah agama yang menyuarakan kerinduan pada Allah, bukan agama yang bikin orang lain takut, apalagi menyemai benih permusuhan, katanya. Perlu dicatat, saya hapal 'Malam Kudus', lagu rohani umat Katolik saat Natal. Liriknya bagus. Lagunya bagus. Saya suka Natal, gereja. Saya suka semangat Natal, damai di bumi damai di hati. Saya berani katakan, lagu 'Malam Kudus' itu lagu Islami, ujar kyai muda ini. Tentang Puasa, mestinya umat Islam merefleksikan hal itu seperti umat Hindu merayakan Nyepi. Mestinya Puasa itu ya nuansanya seperti saat Nyepi. Kita merenung, berdiam, bukan malam ramai, katanya. Pengotakan agama mesti dihapus. Saya justru gembira jika saat zikir bersama, ada teman-teman nonmuslim yang ikut datang. Ikut *nggabung*. Sering mereka datang ke ponpes saya. Seorang Katolik yang pernah datang pas zikir bilang ke saya, kok dia merasa tenang dan nyaman. Tentu ia masih Katolik. Ketika dia pun merasa damai, tenang, itulah juga sejatinya esensi zikir, ucap dia. Kyai ini merasa perlu minta maaf kepada semua umat nonmuslim yang pernah tersinggung dengan perlakuan umat Muslim dan perkataan/perbuatan para juru dakwah. Saya mohon maaf karena mereka melakukan itu. Mohon dimaklumi, kata Kyai Fuad. Kyai ini menggelar lukisan bertema Aura Dsikir di Bentara Budaya Yogyakarta. Acara berlangsung dari Sabtu (12/9) hingga Kamis (17/9). Proses pembuatan lukisan dilakukan dengan berzikir terlebih dulu.
[zamanku] Langit Terbelah di Semarang
T = Halo Mas Leo, Saya mau tanya tentang mimpi saya nih semoga ngga bosan ya soalnya nanya mulu :) Dulu sewaktu saya masih duduk di sekolah dasar, saya pernah bermimpi dan hingga saat ini masih sering keinget-inget dan curious banget artinya apa. Begini mas, ceritanya saya ada di dalam sebuah mobil entah merk apa dengan atap terbuka dan sedang dalam perjalanan ga tau tujuannya ke mana dan sedang berada di mana. Kemudian tiba-tiba sampai ke suatu daerah. Saya melihat langit saat itu seperti terbagi dua, yang satu sisi berwarna hitam dan yg satu berwarna putih. Tiba-tiba dalam hati saya bicara: Oh, ini daerah Semarang. Terus kendaraan saya berjalan di tengah-tengah garis pertemuan hitam dan putih tersebut. Kira-kira artinya menurut Mas Leo apa ya ? Padahal saya ga pernah ke Semarang dan ga tau everything about Semarang. Kok tiba-tiba di mimpi saya bilang gitu, apalagi saat itu saya masih SD ? J = Anda merasa melihat langit terbelah di Semarang ketika anda masih SD. Satu sisi berwarna hitam, dan satu lagi berwarna putih. Hitam dan putih adalah simbol kontras, perbedaan, pemisahan. Hitam adalah simbol dari spiritualitas yg asli karena tidak berwarna. Hitam itu bukan warna melainkan kekosongan, keabadian, baka, dan itulah spiritualitas yg asli. Putih adalah simbol dari spiritualitas yg palsu karena putih terdiri dari tiga warna dasar: merah, kuning dan biru. Tiga warna dasar ini diputar dengan cepat sekali seperti roda mobil, dan walhasil kita melihatnya putih. Pedahal tidak bersih seperti putih, melainkan coreng-moreng dengan warna-warni merah, kuning dan biru. Hitam adalah spiritualitas asli dan putih adalah spiritualitas palsu. Bisa kita lihat di semua bagian dunia bahwa mereka yg mempraktekkan spiritualitas palsu sangat gemar menggunakan warna putih. Mereka pikir mereka suci, putih bersih, pedahal coreng moreng dengan berbagai warna yg dikaburkan dengan berbagai uraian keagamaan sehingga terlihat seolah-olah putih bersih. Pedahal berwarna-warni dengan merah, kuning dan biru,... keduniawian semata. Keduniawian adalah yg dikandung oleh warna putih. Dan keabadian adalah yg dikandung oleh warna hitam. Hitam itu menyerap segalanya, semua warna itu akan habis oleh hitam. Masuk ke dalam lubang yg very great, tanpa dasar. Tanpa awal dan akhir, tanpa batas. Itulah makna hitam, simbol dari spiritualitas yg asli. Karena secara intuitif kita mengerti simbolisme dari hitam dan putih, makanya orang-orang yg berpegang kepada agama-agama ciptaan manusia paling takut dengan warna hitam. Hitam diasosiasikan dengan Setan, dan putih diasosiasikan dengan Allah. Pedahal yg terbatas dan fana itu adalah yg putih, Allah. Dan yg baka atau tak terbatas itu adalah yg hitam, Setan. Anda bisa mendefinisikan Allah, tapi anda tidak bisa mendefinisikan Setan. Setan itu adalah Tuhan yg tak terbatas, dan Allah adalah Tuhan yg terbatas. Terbatas karena cuma konsep yg anda buat dengan pemikiran anda yg terbatas. Setan itu, pada pihak lain, tidak pernah anda definisikan. Adanya beyond your mind, cuma bisa dirasakan di kesadaran anda saja. Setan di dalam kesadaran andalah yg melahirkan berbagai konsep Tuhan, termasuk Asmaul Husna yg cuma memuat 99 asma Allah. Pedahal asma Setan ada 99 juta kali 99 juta... dan kali 99 juta lagi. Tak terbatas. And that's the real God. Allah yg asli. Tapi Allah yg asli itu selalu berusaha untuk di-repressed, ditekan habis, karena kita takut untuk menghadapinya. Kita takut untuk menghadapi ther real God yg hidup di dalam kesadaran kita sendiri. Kita cuma berani menghadapi Allah yg sudah menjadi konsep mati hasil olah pikir kita belaka. Semarang adalah simbol dari masuknya kesadaran lebih tinggi dari peradaban manusia di belahan bumi lainnya. Kita di Indonesia semuanya merupakan keturunan manusia dari berbagai belahan bumi, tetapi kita tetap mengakui bahwa ada penduduk asli Indonesia yg bisa juga kita sebut sebagai nenek moyang kita. Nenek moyang kita sekarang telah menjadi fossil, banyak ditemukan di Trinil, Jawa Timur. Sang nenek moyang jelas masih berbentuk manusia setengah kera, dan ditemukan oleh Eugene Dubois di tahun 1893. Sekarang terkenal sebagai the Java Man. Manusia Jawa yg masih dalam tahap evolusi menjadi manusia sesungguhnya. Setelah Java Man hidup dan mati, datanglah manusia-manusia yg lebih maju dari Cina Selatan, dari India, dari Eropa, dari Arabia... semuanya bercampur baur dengan nenek moyang kita yg aslinya berbentuk setengah kera. Karena semuanya dicampur akhirnya ke-kera-an kita mengecil, dan ke-manusia-an kita membesar. Kita menjadi semakin manusiawi, semakin bisa berpikir untuk melemparkan segala macam doktrin terakhir dan sempurna itu ke keranjang sampah karena segala yg datang lebih baru so pasti lebih terakhir dan sempurna. Dan yg lebih terakhir dan sempurna itu masuk ke Indonesia lewat Semarang. Semarang artinya Semar orang. Semar yg telah menjadi orang. Semar adalah simbol dari mata ketiga di diri kita. Mata
[zamanku] [Kota] Imajinasi Ruang Tinggal Dalam Kota
Saya terkesan menyaksikan pameran yang digelar oleh Arsitek Muda Indonesia di Gallery Salihara (9-19 September 2009). Menurut saya ini adalah perayaan yang riuh yang dimulai dari kepedulian dan keprihatinan atas kegentingan persoalan-persoalan di kota baik sosial maupun ekologinya, utamanya juga pada nasib orang-orang biasa, orang-orang miskin diperkotaan, hingga keinginan untuk melakukan perubahan atau intepretasi ulang atas konsep-konsep yang usang, dan keberanian untuk mengolah mimpi dan imajinasi yang kaya. Kemudian bagi saya pameran ini kemudian bukan sekedar pekerjaan teknis tukang insinyur, tapi ini sekaligus kerja kebudayaan dan instalasi seni yang menarik Pameran dengan label Ruang Tinggal Dalam Kota ini adalah rangkaian acara workshop AMI yang diselenggarakan selama 3 bulan. Workshop ini sendiri menurut Danny Wicaksono dalam katalog pameran adalah ajang atau ruang berpikir dan berdiskusi untuk menyelami masalah-masalah hunian tinggal di dalam kota-kota di Indonesia, dengan harapan lahirnya pemahaman, yang akan membawa peserta kepada ketidakpuasan yang kemudian berujung kepada intepretasi ulang atas sebuah tipologi yang sudah terlalu mapan. Dari proses worshop ini kemudian terjaring 17 proposal dan melalui proses pematangan 14 proposal dipilih untuk disajikan kepada khalayak luas. Ke 14 proposal ini adalah didedikasikan untuk komuter, mobile house, metabolisme kota, linear city, ruang waktu tinggal, blackout architecture, ruang mimpi, kota skala kita, rumah ini tidak untuk dijual, tropical capsule bungalow, bandung fashion architecture, ruang kembali, nenek moyangku seorang pelaut, animal architecture Saya sepakat dengan Avianti Armand dalam catatannya di katalog pameran melalui artikel Sebuah Bengkel Kerja, dimana ia mengatakan Kita memiliki generasi arsitek muda yang berpikiran terbuka, penuh semangat, berani mendobrak peradigma lama dan mengeksplorasi ide-ide baru - yang radikal sekali pun. Antusiasme mereka menunjukkan kepedulian, bukan cuma untuk menguji diri, tapi untuk berbuat sesuatu bagi orang lain. Kota, bisa saja telah membuat kita menjadi sehimpunan orang yang skeptis. Tapi workshop ini, mudah-mudahan, adalah sebutir garam dunia. Saya memang tidak hadir dalam worskhop ini, tapi saya bisa merasakannya dari ruang pamer Ruang Tinggal Dalam Kota ini dan dari proses karya yang terbaca di website Worskhop AMI. Juga tidak semua masuk akal untuk di aplikasikan, tapi paling tidak ini dapat menjadi sumber inspirasi yang menyegarkan selengkapnya http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/pameran-workshop-ami-ruang-tinggal.html
[zamanku] 30 Hari Menjelang Ajal Tiba (Bag. 28 - 30)
KEBAHAGIAAN Kebahagiaan bisa dirasakan oleh siapa saja, dari anak kecil sampai dengan kakek gaek yang umurnya masih terbilang hari, bahkan banyak orang bisa mati dalam perasaan bahagia. Tanyalah berapa banyak penderita kanker yang lebih memilih untuk bisa mati dengan bahagia daripada hidup penuh dengan penderitaan. Tidak bisa dipungkiri, bahwa kebanyakan penduduk di Indonesia sekarang ini kehidupannya sudah jauh lebih baik daripada puluhan tahun sebelumnya. Hampir setiap rumah tangga sudah memiliki TV, DVD, kulkas, bahkan kendaraan bermotor, belanja pun tidak perlu di pasar tradisionil lagi melainkan di Supermarket atau di Mall, tetapi tanyalah kepada diri sendiri apakah Anda merasa lebih bahagia dengan apa yang telah Anda raih dan dapatkan sekarang ini? Apakah Anda dapat menilai hidup Anda ini Bahagia? John Stuart Mills (1806 – 1873) filsuf dari England adalah tokoh filsuf Kabahagiaan/Happines. Menurut pendapat dia manusia hanya mempunyai dua tujuan hidup utama: Berusaha untuk mengejar kebahagiaan semaksimal (maximmize happines) mungkin dan penderitaan seminimal mungkin (minimize suffering). Yang menentukan Bahagia atau tidak Bahagia itu sebenarnya otak dan perasaan kita, maka dari itu menurut Sigmund Freud; Bahagia itu adalah sekedar efek plasebo saja atau perasaan yang dibuat dan ditentukan oleh otak kita sendiri. Misalnya orang yang sudah divonis mati, karena Kanker ganas, walaupun ia menang Lotto satu triliun Rp. sekalipun ia tidak akan merasa Bahagia, wong sudah mau mati, tapi ia akan merasa Bahagia apabila bisa sembuh dan sehat kembali. Sedangkan abang becak yang sehat waalfiat, ia akan merasa sudah Bahagia, apabila bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu. Dari enam perasaan emosi yang kita miliki, empat adalah emosi yang bersifat negatif: benci, sedih, takut dan marah. Hanya satu saja yang bersifat positif: senang = happy, sedangkan emosi yang ke enam adalah emosi yang bersifat netral: terkejut. Dari semua perasaan tersebut diatas kita mengharapkan terjadinya perubahan, hanya pada saat kita “Happy” atau senang baca bahagia saja, kita ingin tetap bertahan terus dan tidak mau beranjak lagi dari situ. Sigmund Freud pernah menulis bahwa Allah menciptakan manusia dengan satu kekurangan ialah rasa bahagia yang permanen, sebab rasa bahagia itu sebenarnya hanya bisa dinikmati sejenak atau sesaat saja. Manusia baru bisa mendapatkan perasaan bahagia yang abadi, apabila ia sudah berada di sorga, sebelumnya itu kita harus berburu terus-menerus tiada akhirnya. Rasa bahagia itu tidak akan pernah bisa bertahan lebih dari beberapa hari saja. Sebagai contoh kita merasa bahagia setelah bisa beli motor, tetapi beberapa hari kemudian kita sudah ingin punya mobil dan pada saat kita mendambakan hal yang baru lagi, berakhir pulalah rasa bahagia tsb, karena setelah impian atau cita-cita yang satu terkabulkan; pasti akan disusul oleh keinginan atau cita-cita baru yang berikutnya dan ini tiada akan ada akhirnya. Bernard Van Praag guru besar ekonomi pernah mengadakan jajak pendapat terhadap siswa/i nya, dimana ia mengajukan pertanyaan: Mana yang akan Anda pilih • gaji 5.000 AS$ sebulan dimana rekan-rekan kantor lainnya hanya mendapatkan AS$ 2.500 atau • gaji 10.000 AS$ sebulan tetapi rekan-rekan lainnya mendapatkan gaji AS$ 25.000 Ternyata kebanyakan responden memilih pilihan yang pertama, walaupun dari segi nilai jauh lebih rendah, tetapi dilain pihak mereka merasa jauh lebih hebat dan lebih tinggi daripara rekan-rekan kantor lainnya. (Sumber: Happiness Quantified). Untuk bisa menghayatinya cobalah Anda renungkan bagaimana perasaan Anda apabila di kantor Anda mendapatkan bonus satu juta Rp sedangkan rekan-rekan lainnya mendapatkan dua juta Rp, pasti Anda merasa sedih dan kecewa karena merasa diperlakukan tidak adil, tetapi kebalikannya Anda akan merasa bahagia mendapatkan bonus Rp 100 ribu sedangkan rekan-rekan lainnya hanya mendapatkan Rp. 10 ribu. Disinilah terbuktikan bahwa sebenarnya bukan nilai uangnya yang penting untuk membuat kita bisa menjadi bahagia. Orang bisa hidup bahagia bahkan mencapai umur panjang tanpa harus memiliki harta yang berlimpah ruah. Hal ini terbuktikan di negara-negara makmur seperti Amerika, Jepang, Jerman maupun Inggris kebanyakan dari penduduknya merasa TIDAK bahagia. Penilaian ini diberikan berdasarkan hasil penelitian dari lembaga pengkajian the New Economics Foundation (NEF) dalam surveinya mengenai Indeks Planet Bahagia dimana mereka mengukur indeks di 178 negara. Inggris menempati peringkat ke-108, Jerman ke-81, Jepang ke-95 dan Amerika Serikat di peringkat ke-150. Sedangkan masyarakat Indonesia masih dinilai cukup bahagia, karena menempati peringkat ke-23. Oleh sebab itulah juga kenapa mang Ucup memilih ingin hidup di Indonesia daripada di Belanda. Jadi kesimpulannya apabila Anda menilai bahwa kehidupan Anda sekarang ini kurang bahagia, Anda tidak perlu khawatir, sebab kebahagiaan ini pasti akan timbul dan datang kembali ! Percayalah, sebab hal inilah yang telah
[zamanku] [Ask] Tesis ttg Mistisisme Jawa dan Kristen
Yth para miliser anggota, Saya hendak membuat thesis ttg mistisisme Jawa dan mistisisme Kristianisme. Saya mohon bantuannya utk memperkaya bahan wacana apa saja yang harus saya masukkan ke dalam thesis saya tsb. 1) Apakah rekomendasi bahan bacaan, terutama mengenai tradisi mistisisme Kristianisme (mohon terutama yang kontekstual dan khas serta reelevan dg kondisi di Indonesia), termasuk disertasi S3 DN/LN yang pernah membahas ttg mistisisme Jawa, mistisisme Kristen (konteks Indonesia) dan hubungan/komparasi keduanya sekaligus. 2) Apakah memang ada tradisi mistisisme Kristen dimaksud? Bagaimana kondisinya dalam konteks Indonesia. 3) Tokoh siapa sajakah yang dapat saya wawancarai utk mendalami wacana ini (pelaku, akademisi, dst). Demikian, mohon infonya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar2nya
[zamanku] Spiritualitas dan Agama
PERCAKAPAN 1: SPIRITUALITAS DAN AGAMA T = Mas Leo, Apakah bila ingin menjadi orang spiritual saya mesti meninggalkan agama yang sekarang saya anut ? J = It's up to you, tergantung dari anda sendiri. Apakah yg anda maksudkan sebagai orang spiritual ? Apakah orang spiritual menurut anda adalah orang yg memiliki ilmu sakti untuk berhubungan langsung dengan Tuhan ? Kalau itu definisinya, maka kita semua adalah orang spiritual. Tuhan adalah kesadaran yg ada di diri semua manusia, baiik menggunakan istilah Tuhan ataupun tidak. Tuhan bahkan ada di orang yg tidak beragama dan mengaku sebagai komunis sejati. Tuhan bahkan ada di orang yg menjadi atheis fanatik. Tuhan bahkan ada di orang yg dilecehkan dengan sebutan kafir, musyrik dan syirik oleh orang Islam fanatik. Tuhan ada di dalam kesadaran semua manusia. Yg bisa sadar bahwa dirinya sadar adalah Tuhan yg berdiam di diri manusia. Di luar itu semuanya adalah Tuhan buatan. Tuhan buatan memberikan berbagai syariat agama: syariat Islam, syariat Katolik, syariat Hindu, syariat Buddha, dll... ini semuanya berasal dari Tuhan buatan. Tuhan buatan adalah pemikiran manusia. Pemikiran dan bukan kesadaran. Kesadaran yg saya sebut Tuhan di diri manusia adalah yg sadar thok. Sadar bahwa dirinya sadar, tanpa pernah tahu dirinya itu siapa, asalnya dari mana, dan akan ke mana. Dia cuma tahu bahwa dia sadar. Full stop. Titik. T = Tidak bisakah menjadi orang spiritual di satu sisi saya tetap jadi penganut agama ? Saya ingin sekali mendapatkan pencerahan dari anda. Mohon berkenan menjawab kerisauan yang ada dalam batin saya. For your information, saya adalah penganut Katolik selama kurang lebih 22 tahun. J = Bisa saja anda mengaku sebagai seorang spiritual, yaitu orang yg melakukan kultivasi kesadaran di dalam dirinya sendiri, belajar memahami apa itu kesadaran, consciousness, dan bagaimana hubungannya dengan segala macam hal yg dipaksakan oleh lingkungannya. Kalau anda kultivasi spiritualitas dengan jujur, maka cepat atau lambat anda akan menyadari bahwa agama lebih banyak memiliki aspek keduniawian daripada kerohanian. Ada simbol-simbol yg digunakan dalam agama, tetapi kebanyakan penganut agama tidak tahu apa makna dari simbol-simbol itu. Simbol dianggap sebagai hal yg hakiki, pedahal cuma simbol saja. Makna dari simbol ditemukan di dalam kesadaran kita sendiri. Meanings, makna, arti. Dan ketika kita bisa menangkap artinya, maka simbol-simbol bisa saja dilepaskan dan tidak dipegang lagi. Tetapi orang beragama justru dipaksa dengan kasar maupun halus untuk selalu berpegang kepada simbol-simbol itu. Akhirnya yg terjadi adalah pemutar-balikkan. Kepala jadi kaki, dan kaki jadi kepala. Agama Katolik Roma sudah eksis selama 2,000 tahun, menjalani jatuh bangun habis-habisan. Perang salib, perang dengan Protestan, perang dengan Modernisme, perang dengan Komunisme, perang dengan Agnostisme, perang dengan Atheisme,... tetapi gereja tetap bisa bertahan. Bertahan karena ada dogma-dogma dan tradisi. Dan ada pembaharu-pembaharu di dalam gereja Katolik yg bisa melakukan modernisasi dari dalam sehingga gereja bisa bertahan sampai sekarang. T = Kiranya saya cepat memperoleh apa yang anda istilahkan dengan kesadaran. J = Apa yg saya maksud dengan kesadaran adalah kesadaran thok. Sadar bahwa anda sadar. Di luar itu ada yg namanya intuisi atau pengertian yg muncul begitu saja di dalam kesadaran anda. Tetapi pengertian-pengertian itu bukan merupakan bagian dari kesadaran, melainkan bonus. Intuition is bonus. Tambahan belaka. Kalau anda mengamati gereja Katolik, contohnya, anda akan bisa memperoleh intuisi langsung. Anda akan tahu bahwa Yesus yg dikhotbahkan itu hidup di dalam kesadaran anda. Yesus itu kesadaran tinggi di diri anda, your own higher self. Anda bahkan bisa bilang bahwa kesadaran anda adalah Yesus. Namanya kesadaran Kristus. Santo Paulus bilang: Semoga kesadaran yg ada di diri Kristus hidup di dalam kesadaran kamu. Artinya, semoga kita semua bisa tersadarkan bahwa kesadaran kita itu adalah kesadaran Kristus. Kristus itu selalu ada. Awal dan akhir. Tidak diciptakan dan tidak bisa mati. Kristus adalah Allah. Karena Kristus seperti itu, maka kita juga seperti itu. Kitalah Kristus. Kitalah Allah... At least gereja Katolik secara implisit mengajarkan bahwa seluruh umat gereja adalah Kristus, dan Kristus itu cuma ada satu. Kristus = Allah. Allah juga cuma ada satu. Kalau ditarik kesimpulannya, maka kita semua adalah Allah. Tetapi sayangnya, gereja Katolik menyisakan sedikit ruang bagi dirinya untuk menarik upeti dari umat, yaitu berupa sakramen-sakramen. Sakramen perjamuan kudus, contohnya. Melalui sakramen perjamuan kudus, manusia diingatkan bahwa kita semua merupakan bagian dari Kristus. Kristus hidup di dalam kesadaran kita. Dan itu benar. Tetapi gereja menempatkan dirinya sebagai makelar bagi ritual itu. Pedahal tanpa dimakelari oleh gerjea, kita memang sudah memiliki kesadaran Kristus. Dari lahir sudah seperti itu. Lalu ada sakramen
[zamanku] 30 Hari Menjelang Ajal Tiba (Bag. 29 - 30)
MENUNGGU MALAIKAT MAUT Mengingat tidak lama lagi saya sudah harus berangkat, jadi terpaksa saya posting artikel ini sekarang dan esok yang terakhir. Hari ini adalah tulisan saya yang ke 29 jadi Masa Hidup saya mungkin sudah tidak lama lagi, entah akan berakhir hari ini ataukah esok saya sendiri tidak tahu. Apakah Anda tahu bahwa penderitaan yang paling berat bagi orang yang dihukum mati ialah menunggu hari X atau hari kematiannya. Tanpa dinyana hal yang serupa harus terjadi di dalam kehidupan saya sendiri. Rasa sedih dan kecewa berkecamuk di dalam hati dan pikiran saya, kenapa Tuhan sudah mau memanggil saya dalam usia yang masih relativ muda ini? Kenapa saya tidak diberikan kesempatan agar bisa hidup sejenak lebih lama lagi, agar saya bisa menyelesaikan tugas maupun tanggung jawab saya sambil menunggu anak-anak kami menjadi besar dan mandiri? Yang menjadi buah pikiran saya pada saat ini ialah: Bagaimana dengan istri maupun anak-anak saya, apalagi anak-anak saya masih kecil? Mereka masih membutuhkan kasih sayang maupun bimbingan dari seorang ayah. Satu beban yang tidak ringan bagi mereka yang akan ditinggal. Detik-detik terakhir ini rasanya sangat berat dan sangat menyedihkan sekali, apakah esok hari saya masih bisa melihat matahari terbit, ataupun mendengar burung berkicau? Berapa banyak waktu lagi saya miliki? Sekarang baru saya sadar bahwa kehidupan itu benar-benar satu karunia yang paling indah yang telah diberikan oleh Sang Pencipta kepada kita umat manusia. Pada saat-saat terakhir ini ingin rasanya saya menatap wajah istri maupun anak-anak saya selama mungkin. Saya ingin mendengarkan suaranya sebanyak mungkin, bahkan saya ingin membelai maupun memeluk mereka selama mungkin, saya benar-benar merasa takut kehilangan mereka. Masalahnya hari esok mungkin sudah terlambat?? Di hari-hari terakhir ini rasanya jam dinding berputar jauh lebih cepat. Di malam hari pada saat mereka sudah tertidur, saya menatap wajah mereka satu per satu berjam-jam lamanya. Kesempatan untuk dapat menatap wajah istri maupun anak-anak saya ini tidak lama lagi. Berlinang air mata saya keluar, karena saya menyadari bahwa waktunya sudah dekat. Tiap hari kita mendengar bahkan mungkin melihat orang mati, tetapi kalau kita jujur, kita tidak akan pernah bisa menghayatinya, paling banyak hanya keluar perkataan kesian maupun rasa sedih hati. Jangankan menghayatinya terpikirpun tidak pernah, masalahnya kita merasa diri kita ini masih kuat, masih sehat apalagi usia kita masih muda, buat apa memikirkan tentang kematian? Banyak orang memberikan komentar bahwa kita datang kedunia ini seorang diri, tetapi kenyataannya pada saat kita mau mati, rasanya berat sekali untuk pulang sendirian, apalagi harus meninggalkan orang-orang yang sangat kita kasihi? Melepaskan nyawa tidaklah susah, tetapi melepaskan apa yang kita miliki dan meninggalkan orang yang sangat kita kasihi, inilah yang terasa berat dan susah! Siapapun diri Anda dan dimanapun Anda berada, pada suatu saat Andapun akan menghadapi situasi yang sama seperti yang dihadapi oleh saya pada saat sekarang ini, terkecuali kalau Anda mati secara mendadak. Life is a one-way street and we are not coming back. Mang Ucup adalah fan beratnya dari Elvis Presley, maka dari itu juga pada saat saya nanti dimakamkan saya ingin diputarkan lagu: Are you lonesome tonight do you miss me tonight Are you sorry we drifted apart Does your memory stray to a bright sunny day Mang Ucup Email: mang.u...@gmail.com Homepage: www.mangucup.org