maksud saya, agama tidak bisa di generalisir, ada perbedaan yang
mencolok, terutama dalam bidang hukum dan sangsi dalam menjalankan
agama untuk hidup bermasyarakat , setelah pengakuan adanya Keesaan
dari sang Pencipta dan seharusnya di laksanakan secara konsisten aturan
hidup yang telah
[EMAIL PROTECTED] schrieb:
maksud saya, agama tidak bisa di generalisir, ada perbedaan yang
mencolok, terutama dalam bidang hukum dan sangsi dalam menjalankan
agama untuk hidup bermasyarakat , setelah pengakuan adanya Keesaan
dari sang Pencipta dan seharusnya di laksanakan secara konsisten
[EMAIL PROTECTED] schrieb:
tapi kalau semakin uzur hidup kita tanpa menemukan kebenaran agama,
mungkin hidup kita tak akan bermakna ... apalagi dengan pengetahuan
kita yang sedikit ini, tentu harus mempunyai pegangan dalam melangkah
DH: Terutama, keyakinan, bahwa kita akan mencapai
Lho, yang katakan korupsi itu halal dalam Kristen siapa?
Tapi nyatanya, umat, ya Kristen, ya Buddha, ya Islam, ya entah apa lagi
dinegeri ini, JALAN terus berkorupsi ria, pokoknya ibadah. Ya kan? Anda
katakan, dalam Islam korupsi hukumnya haram. Kok sebagian BESAR umat Islam
dinegeri ini
banyak orang melihat agama dari perilaku pemeluknya itu
sendiri, apakah hal ini bisa di ambil sebagai patokan
untuk menentukan kebenaran agama itu sendiri ?
saya pikir tidak bisa di generalisir seperti itu, seorang
yang mandi dengan air yang bersihpun akan tetap
kotor kalau kotorannya sudah
[EMAIL PROTECTED] schrieb:
banyak orang melihat agama dari perilaku pemeluknya itu
sendiri, apakah hal ini bisa di ambil sebagai patokan
untuk menentukan kebenaran agama itu sendiri ?
DH: Bukan KEBENARAN agama, yang kita pasalkan disini. Kebenaran agama adalah
terletak pada penganut masing
Lalu air mana lagi yang anda harapkan untuk membersihkan bangsa kita? Semua
air telah kita coba bukan? Milyardan rupiah sudah kita keluarkan untuk ke
Mekkah dalam mensucikan diri bukan? Hasilnya? Bukankah orang Depag yang
cemerlang bagaikan emas (isi kantongnya)...
===
yust. di sinilah
[EMAIL PROTECTED] schrieb:
di sinilah salahnya penilaian kita terhadap agama,
kalau di umpamakan mutu product, maka kwalitas yang di capai
ternyata masih kurang dari 50 % sehingga, uang milyaran rupiah
masih saja di tilep ...
DH: Tak ada yang salah menilai agama ,mas. Lha wong kita semua
8 matches
Mail list logo