Nina sekalak pertua, kalimbubu kami Tarigan Mergana erkelangken SIB 12/9/2009,
"Pilkada Karo 2010 nanti idealnya bisa menjadi momen bersejarah dalam peta atau
sistem politik dan demokrasi di Indonesia, yaitu melaksanakan Pilkada tanpa
praktek main uang untuk beli suara atau beli jabatan."
Io'o
gintin...@yahoo.se> wrote:
kalak Inggris adah ndai kalak beluh kepeken teku dungna . . . Enggo ndekahsa
aku jadi kalak motu teku.
Adi kuakap ma (MUG), labo beluhen kalak Inggris (Barat) adah ndai. Mereka juga
banyak belajar dari orang-orang yang mereka 'tindas' (daerah-daerah jajahan).
Sehing
Menarik informasi yang disampaikan bang Erdian-Taiwan ini. Manatahu di keluarga
alm. Prof. Masri, di Jogja sana, masih ada patron Batik Karo tersebut
Teringat saya dulu, era 90-an, setiap kegiatan Pesta Bunga dan Buah, atau Pesta
Mejuah-juah, banyak warga masyarakat/panitia/peserta lomba, m
Renungan
La lit siman tawaan bas kita Karo . . .
Megati kubegi uga kalak Inggris nawai dirina atau keluargana. Kalak enda seh
nge motuna teku mekatep. Aku kapken kalak Karo, terhormat, serius, la lit kai
pe siman tawaan bas geluhku, nina bas ukurku, nai nari janah menam bagem rusur.
Bangga ka
--- In komunitask...@yahoogroups.com, "erdianjoy" wrote:
Mejuah juah,
setahu saya batik karo pernah diperkenalkan oleh Alm. Prof Masri Singarimbun
pada saat Kongres Kebudayaan Karo 1995 di Berastagi. Batik tersebut diproduksi
sendiri karena kemberahen Prof adalah orang Solo, pada waktu itu mot