Masak sih mbak,
mbak dinda tidak akan merasa bersalah berbuat jahat jika memang
karena ditakdirkan sama Allah, padahal perbuatan itu akan
mencelakakan atau merugikan orang lain?
Apa seorang manusia itu serendah itu potensinya?
Dimana sifat fitrah manusia yang hanif itu?
seorang atheis seperti
kalau begitu ada sebagian suratan takdir yang bisa berubah kan?
jadi ada ga ya hubungannya dengan 'kita percaya pada 'suratan takdir'
(qadla qadar) kenapa masih harus ada ujian kalo perjalanan nasib anak manusia
sudah ditulis di lauh Mahfuz. Ini-lah salah satu black-box ajaran
IMHO,
urusan itu ujian kek dan qadhaqadar kek, itu adalah suatu black-box.
nggak ada orang yang tahu sama sekali...termasuk ulama...
sesungguhnya manusia hanya diberi sedikit pengetahuan ttg itu.
jadi ketika mbak dinda bilang,
ada sebagian takdir yang bisa berubah kan?
sesungguhnya tidak bisa