Precedence: bulk XANANA DAN HORTA BERTEMU WIRANTO JAKARTA (MateBEAN, 6/7/99), Setelah bertemu dengan Menlu Alatas, pimpinan CNRT Senin (5/7) kemarin kembali bertemu dengan Pangab Wiranto. Para pimpinan CNRT itu antara lain, Xanana Gusmao, Jose Ramos Horta, Joao Carrascalao, Mari Alkatiri dan Leandro Izaac. Pertemuan itu sendiri berlangsung di Mabes TNI Cilangkap. Setelah pertemuan, Pangab Wiranto pada wartawan mengatakan bahwa pertemuannya dengan para tokoh pro-kemerdekaan itu lebih banyak membahas soal perlucutan senjata antara kelompok pro-kemerdekaan dan kelompok pro-otonomi. Menurut Wiranto sampai saat ini yang sudah melucuti senjatanya adalah kelompok pro-otonomi sedangkan dari kelompok pro-kemerdekaan belum menyerahkan senjatanya, hingga diharapkan agar sebelum jajak pendapat berlangsung kelompok pro kemerdekan sudah menyerahkan senjatanya. "Perlucutan senjata seharusnya dilaksanakan dari 21 Juni sampai 5 Juli. Waktunya sudah habis, Falintil belum menyerahkan senjata mereka. Hanya kelompok pro integrasi saja. Saya setuju waktunya diperpanjang sampai kapan terserah Falintil. Tetapi penundaan jajak pendapat 2 minggu toleransinya perlucutan senjata tidak lebih dari dua minggu hingga tidak menganggu jajak pendapat," kata Wiranto Sedangkan Xanana Gusmao mengatakan Falintil akan bekerja keras melakukan perlucutan senjata seperti yang disepakati 18 Juni lalu, sehingga bisa menciptakan iklim yang damai dalam menghadapi jajak pendapat mendatang. "Kami menyampaikan pada Wiranto bahwa Falintil akan bekerja keras hingga perjanjian yang ditandatangani Juni 18 dapat dilaksanakan, sekaligus menciptakan iklim yang stabil dan damai di Timtim. Kami percaya bahwa semua kelompok akan bekerja sama dengan baik untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Xanana. Sementara itu Ramos Horta, kepada wartawan mengatakan dalam pertemuan itu dibicarakan mengenai masalah keamanan di Timtim. Jenderal Wiranto, kata Horta, berkeyakinan TNI untuk memberikan keamanan di Timtim dalam kerangka perjanjian New York. "Kami menyayangkan masalah keamanan, karena adanya penghadangan bagi konvoi LSM dan UNAMET. Kami percaya dengan jaminan dari Wiranto bahwa TNI akan memberikan keamanan yang dijanjikan dalam Perjanjian New York," katanya. Dalam pertemuan itu, para tokoh CNRT meminta agar TNI segera melakukan investigasi untuk menuntaskan semua masalah yang ada di Timtim sesegera mungkin. Karena hal itu akan sangat membantu dalam menaikan kredibilitas TNI, setelah sekian tahun terus disoroti berbagai pihak. "Saya percaya bahwa insiden yang terjadi dapat diselesaikan dengan segera. Kami juga membicarakan kredibiltas TNI karena tindakan milisi yang berlawanan dengan menteri keamanan ini. Makanya ini terserah menteri keamanan untuk meyakinkan tindakan milisi dan perkataan pimpinan militer dapat dipercaya. Kami tidak ada keinginan atau keraguan bahwa TNI adalah tentara yang profesional. Mereka akan tanggap pada kritik dan akan melanjutkan investigasi," kata Horta. Horta juga mengatakan pihaknya akan melakukan apa saja untuk menjamin stabilitas di Timtim dalam kerangka perlucutan senjata. "Kami telah menyatakan kepada UNAMET dan Wiranto bahwa dalam kondisi apapun Falintil siap untuk melakukan perlucutan senjata. Xanana siap untuk bepergian kemana saja untuk menindaklanjuti pelaksanaan perlucutan senjata itu," kata Horta. Sementara itu dari Dili Kepala Tim Misi PBB untuk Jajak Pendapat Rakyat Timor Timur (UNAMET), Ian Martin menegaskan pihaknya bertanggungjawab menilai keadaan para pengungsi Timtim apakah layak atau tidak berpartisipasi dalam jajak pendapat. "Keberangkatan Staf UNAMET ke lokasi pengungsian di Sare, Liquica sekitar 50 km arah Barat kota Dili merupakan pekerjaan yang patut dilakukan," katanya di Dili, Senin (4/7).*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html