Saya jadi terusik juga nih, kebetulan saya tinggal di Condet Batu Ampar.
Memang Silat asli condet sudah tergusur karena perkembangan jaman.
Orang betawi yang tinggal di Condet dilokasi dekat rumah saya saja dapat 
dihitung jumlahnya, artinya sudah berkurangnya komunitas betawi tanpa sengaja 
membuat Silat Condet mulai terlupakan.
Ayo sahabat-sahabat Silat mari kita telusuri keberadaan Silat tradisional 
Condet ini dan kita cari jalan keluar bagaimana silat ini tetap ada, kalau 
diperlukan saya siap bergabung.
 
Wassalam
Sudirman Yan

--- On Wed, 9/24/08, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 5:32 PM






Ayooo kita singsingkan lengan !! 

sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi...

--- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com> wrote:
From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com>
Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
To: silatindonesia@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM

Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak lebih dari duku 
dan salaknya, 

dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di 
Condet 

khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra 
Setia, Sapu 

Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum 
bernama 

IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan 
Beriak Naga.

Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan 
silat 

seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski 
tidak 

semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan 

hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya.

Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan 
lagi pencak 

silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan 
Pejuang. Tidak 

harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam 
acara 

TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi.

Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi.

Tabe;...

--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk <alam_kerok@ ...> wrote:

>

> 

> silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata 
> yang dinamakan 

modernisasi. ..

> 

> huuh.... :-(....

> 

> --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> wrote:

> From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .>

> Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

> To: silatindonesia@ yahoogroups. com

> Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan 
> Condet 

di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga 
sekarang, 

kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 
yang 

menggusur kawasan hijjau disana.

> 

> 

> 

> Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa 
> rumah, 

gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas 
mempelajari 

gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya.

> 

> 

> 

> Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet 
> hanya pada 

seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah 
satu 

bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya 
beberapa 

gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. 

> 

> 

> 

> silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga 
> condet itu 

sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga 
mereka, 

padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak 
bisa di 

pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, 
kini 

semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak 
banyak 

lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini 
menjadi bagian 

yang seolah di pisahkan dan terlupakan.

> 

> 

> 

> akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat 
> dahulu bisa 

menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah 
yang 

bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu 

jawabannya.

> 

> 

> 

> salam

> 

> Yanweka

> 

> 

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

>











[Non-text portions of this message have been removed]

 














      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke