Essay Kila ini mengingatkan aku pada istilah innerlickeit (?), konon terjemahannya adalah kedewasaan sebagai bangsa yang bersumber pada kebebasan jiwa (istilah ini beberapa kali aku baca dalam sebuah roman sejarah).
Kemudian melompat pada Syahrir yang menurutku adalah seorang pejuang kemanusiaan yang mengganggap negara adalah alat pembaktian pada kemanusiaan. Visi ini jelas berbeda nasionalisme jaman dulu (juga jaman sekarang) yang biasanya hanya merupakan nasionalisme egois dan menguasai. Akibatnya yang terjadi saat ini dan bahkan semakin parah adalah praktek-praktek yang anti kepada emansipasi rakyat, pengurasan sumber daya alam, penghisapan rakyat kecil, ketidakpastian hukum, pemerintah bukan pelayan tetapi justru adalah tuan, bahkan diperparah legislatif berlomba dengan pemerintah menjadi tuan. Beberapa novel penting dalam sastra Indonesia yang sarat dengan kemanusiaan misalnya karya-karya A.A Navis (mis. Dua Muka, Datangnya dan Perginya) yang banyak berkisah tentang pandangan hidup masyarakat sebelum G30 S yang mementingkan perikemanusiaan daripada agama dibandingkan setelah G30 S lebih mementingkan agama dari peri kemanusiaan. **** Respek kepada sesama manusia bagi banyak orang adalah suatu yang absurd. Pengalaman Kila tentang kulit kacang mengingatkan pengamalanku dengan adikku ketika kami masih kost di pasar 1 Padang Bulan. Semua orang melempar sampah ke parit, sementara kami berdua sering sidalih-dalihen membuang sampah ke parit. Tidak ada yang larang membuang ke parit, tetapi entah bagaimana perasaan ini jika dibuang ke situ. Kadang kala terpaksa juga buang ke situ. Sampai sekarang juga orang-orang masih begitu padahal sudah 14 tahun berlalu. Entah kenapa, koq kebanyakan kita tidak senang pada kenyataan. KIta selalu melarikan diri dari kenyataan dan menganggapnya seolah tidak ada. Ketika sudah menumpuk lalu meledak, barulah banyak komentar, jenda salahna. Biasanya, rakyat lagi yang salah. ita --- In tanahkaro@yahoogroups.com, MU Ginting <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Respek dan penghargaan sesama manusia. >  > Di Eropah sering saya terbentur dengan sesuatu yang sangat mendalam menggugah tingkat kesedaran saya sebagai orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Eropah. Saya membedakan diri saya (dalam tingkat pemikiran-kesedaran) dengan orang orang negeri AAA lainnya yang baru datang ke Eropah, terutama ke Swedia. Banyak yang baru datang ke Swedia seenaknya saja buang sampah atau abu rokok atau puntung rokok ke luar lewat jendela. Kalau ditanya mengapa gitu, kan nanti ada yang nyapu katanya. Dan ini masih berjalan sampai sekarang karena terus menerus ada saja yang baru datang, dan sering juga saya jadi sasaran, kepala saya kena kulit kacang atau puntung rokok terkadang bahkan tumpahan air, ketika sedang jalan dibawah jendela mereka. Tetapi 20 tahun kemudian, orang-orang ini tidak lagi bikin begitu, sampah dibuang ketempatnya. > Di Indonesia ketika saya berjalan-jalan di Bandung dengan seorang ponakan, kita sambil makan kacang goreng. Kulit kacang saya pegang terus sampai penuh ditangan, saya menunggu sambil jalan, nanti ketemu tempat pembuangan sampah seperti kebiasaan di Eropah. Ponakan saya rupanya memperhatikan dan kemudian tidak tahan dan bertanya, mengapa kok kulit kacang dibawa terus. Buang saja dijalan, katanya. Akhirnya memang terpaksa juga saya buang begitu saja dengan perasaan yang bermacam-macam karena sudah jauh berjalan tetapi masih belum ada juga tempat pembuangan sampah dan tangan juga sudah semakin penuh kulit kacang. Perubahan pikiran memang mungkin dibawah syarat tertentu, atau keadaan nyatalah yang mengubah pikiran, disamping pengaruh pikiran atau ide juga bisa mengubah atau mengembangkan keadaan nyata, menciptakan sesuatu yang baru. > Sampai sekarang juga masih sangat terlihat dikalangan kita bagaimana sikap kita atas respek dan penghargaan sesama manusia, misalnya dalam menghargai waktu, janji, pendapat, barang kecil atau uang jumlah kecil yang sering terabaikan dan yang bagi orang Eropah sangat ganjil dan tidak seharusnya diperbuat, atas dasar respek dan saling menghargai tadi. Apakah ini beda kultur/budaya? Atau tingkat kesedaran? > Keinginan saya untuk menuliskan essai kecil ini dapat dorongan dari tulisan JJ.Kusni yang dipostingkan JG ke milis kita, saya melihat dari masalah kecil sampai ke masalah besar. "Dendam kelas" saya jadi menyala, dendam mana "aku pahami sebagai mimpi akan keadilan dalam hidup, keinginan untuk hidup manusiawi , tidak melupakan arti penindasan. . . . adalah cara untuk meningkatkan pertarungan melawan ketidakadilan demi kehidupan manusiawi. Bukan dendam pribadi tapi gugatan pada suatu sistem anti kemanusiaan. " (JJ. Kusni). > Respek dan penghargaan sesama manusia yang dianut rezim militer Orba dalam membantai 3 juta manusia atau rezim Kmer merah Kamboja membantai 1 juta lebih rakyat Kamboja untuk menegakkan respek dan penghargaan atas dirinya, bukanlah sesuatu yang terpuji dan yang mau kita tegakkan sekarang dan dimasa depan. Perjuangan yang besar ini tidak ada penyimpangannya jika kita mulai pula dengan persoalan kecil-kecil seperti saya sebutkan diatas, sifatnya pasti akan memperingan yang besar. Tulisan-tulisan JJ.Kusni umumnya bissa dikatakan sangat representatif bagi perjuangan etnis-etnis minoritas dunia, dan terutama etnis-etnis minoritas Indonesia. JJ.Kusni seorang Dayak dan yang sangat gigih membela keadilan bagi Dayak. Perang etnis di Kalbar/Kalteng adalah perjuangan etnis minoritas menentang kesewenang-wenangan rezim Orba atas hak ulayat orang Dayak di Kalimantan. Dia juga mengikuti dengan seksama dan dari dekat Revolusi Besar Kebudayaan Proletariat (RBKP) di China > yang dilancarkan oleh Lin Piao sebagai penguasa militer China dan yang kemudian jadi wk ketua PKT (ketuanya Mao Tje Tung), tetapi Lin Piao menemui kekalahan total menjelang dan pada permulaan th 70-an dan terbunuh th 72. Kesimpulan JJ.Kusni dalam melihat RBKP China sangat membantu kita untuk melihat bagaimana monopoli atas dialektika materialis oleh orang-orang komunis telah menjerumuskan mereka sendiri, sudah tentu seperti kata JJ.Kusni karena mereka tidak mau melihat kenyataan. Dialektika harus melihat kenyataan dan berdasarkan kenyataan. > MUG > -- > > > > __________________________________________________________ > Ta semester! - sök efter resor hos Yahoo! Shopping. > Jämför pris på flygbiljetter och hotellrum här: > http://shopping.yahoo.se/c-169901-resor-biljetter.html?partnerId=9691405\ 2 >