Permulaan ide simehuli ka nge kuakap enda Advent Tambun, adi muat lalana ka sitteh perumpamaan Karonta. Melala kel erbagena anding-angding Karo, janah melala ka sinangat berisi dua segi bertentangan. Existensi anding-andingen sibagenda rusur jadi pemikiren man bangku, asal-usulna janah pemikir simenciptakan, sebagai perorangan atau sebagai etnis (Karo). Misalna 'seh sura-sura tangkel sinanggel' atau 'icaingi muat jilena'. Ijenda me jelas 'kesatuan dari segi-segi bertentangan'. Bagepe termasuk salah sada si kirimkendu, 'bagi cekala pekepar lau'. Ijenda teringet ka aku soal mencapai 'equilibrium' bagi sipernah ka isingetken Shodan Purba bas milista. Karo enda ndai enggo me kapken 'hebat' cara/tingkat berpikirna nai nari pe teku, la kalah bas filosof-filosof Yunani/Eropah nari, cuma la lit tertulis tapi dari mulut ke mulut (lisan) saja secara turun temurun. Bujur MUG
--- In tanahkaro@yahoogroups.com, Advent Tambun <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mejuah-juah, Memfilekan anding-anding.......Mungkin ini salah satu cara untuk melesatarikan kebijakan etnic, menuliskan kembali anding-anding, kuan-kuan, turi-turin karo, etc. Ainda lit piga-piga : Bagi batang cingkam i tengah kerange la pernah dat kiskisen (Gadis cantiktak ada yang mendekati karena judes) Bagi kaperas lau mambang (Belum cukup umur sudah hamil) Bagi perjukjuk mbertik lau solu (Diumpamakan kepada seorang pemuda yang mau menyampaikan cintanya kepada seorang gadis, rupanya gadis tersebut sudah jatuh cinta) Bagi cekala pe kepar lau (Setiap saat saling melihat tetapi tidak pernah bertemu) Bagi gundur teruh papan (dipakai karena tidak ada lagi yang orang lain) Tambahi kena....bujur, advet tambun www.jerukberastagi.com