YungChen wrote:

Maksudnya bukan semata-mata menganjurkan user beralih ke Windows. Mungkin
semacam motivasi untuk Linux agar lebih ditingkatkan lagi supaya bisa
memberikan pengalaman yang positif kepada home user, sama halnya seperti
yang dapat diberikan oleh Windows. Coba saja seorang home user yang baru
beli sebuah PC, pada saat jalan-jalan ketemu mouse USB cantik terus dibeli.
Setelah sampai dirumah dipasangkan ke USB, hidupkan komputer berOS Windows
XP, secara otomatis mouse tersebut sudah terdeteksi dan bisa digunakan. Coba
deh kalau sistem Linux+XFree86+KDE murni bukan distro khusus, seperti
misalnya LFS (Linux From Scratch), pertama kernel Linux yang terpasang harus
ada support USB jika tidak kernel harus di-config ulang dan di-compile
ulang, kemudian XFree86 harus di-configure dengan menambahkan baris
konfigurasi khusus supaya mouse USB tersebut bisa mengirimkan pesan ke
sistem X. Harus pula dipastikan kalau file device yang cocok sudah ada di
directory /dev. Mungkin begitulah kira-kira apa yang dipikirkan oleh CEO Red
Hat.


--> kalau orang yg pakai LFS, itu artinya org tsb udah mahir :)
expert di linux. Sedang untuk pakai usb devices, di mdk dan rh udah bisa, ngga perlu kompile ulang. yg jadi masalah, cuma bbrp hardware masih belum dikenali dengan sempurna (misal, masih ada bbrp mouse yg scrollernya ngga jalan, terutama mouse2x antik dan ngga terkenal mereknya), tp ini bisa dimaklumi krn driver devices tsb hanya dibuat untuk windows.


si CEO Redhat mengatakan, untuk home user (alias bukan programmer, administrator dan org2x yg pakai komputer untuk ngetik atau dengerin musik)kalau ngga mau repot, pakai aja Windows soalnya dijamin, hampir semua (kayanya semua deh) hardware pasti jalan di windows (kalo ngga bisa jalan di windows, bisa ngga laku tuh).

./me
adwin



--
Unsubscribe: kirim email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip dan info di http://linux.or.id/milis.php



Kirim email ke