Rito wrote:
Fajar Priyanto wrote:
Halo rekan2,
Tidak terasa telah sebulan lewat ari_stress tidak menulis artikel. Hal ini dikarenakan kesibukan luar biasa di kantor melakukan implementasi opensource ke client2 dan juga memberikan training linux non-stop.

Namun baru saja ada kejadian yang sangat menggelitik sanubari ari_stress sehingga tercetuslah tulisan berjudul "Kejamnya dunia, Bodohnya kita, dan Harapan Linux".

Berikut ini adalah cuplikannya:
"Lho apa hubungannya yah? Ceritanya begini.... Kantor kita sedang mencari orang Linux. Jadilah dipasang iklan di salah satu surat kabar nasional terkemuka. Lamaran yang masuk begitu banyak sampai kita harus menentukan cara apa yang paling efektif dan efisien untuk menyortirnya sebelum masuk ke tahap interview.

Akhirnya kita susun sebuah test tertulis singkat. Cuma 5 soal. Ya, cuma 5 soal. Soalnya pun sebenarnya tidak sulit, asalkan yang bersangkutan pernah belajar Linux dan sedikit pengalaman memanage server Linux. Waktu pengerjaan kita setel 20 menit, dengan pertimbangan soal-soal itu cukup mudah dan mengingat banyaknya pelamar yang harus diseleksi.

Tapi begitu soal dibagikan, raut wajah satu persatu mulai berubah. Lima menit, 10 menit. Ada yang mulai geleng2 kepala. Ada yang menatap langit2. Ada yang tertunduk lesu...."

Tulisan selengkapnya dapat dibaca di http://linux2.arinet.org

Semoga bermanfaat.
Merdeka!
Boleh di share, soal tes nya seperti apa? :D


Hm... abis baca artikelnya, tiba-tiba muncul pemikiran seperti ini...

Sepertinya obat buat pindah ke linux hanya dengan seringnya razia:) Adakah cara lain? Paling efektif... Paling seger. Uang gak masuk ke kantong om Bill tapi masuk ke aparat. It's ok, lebih baik uang berputar di negara sendiri khan? Sweeping aja yang seru 1-2 bulan berturut-turut. Setahun 3x aja event semacam gini digelar. Atau sepanjang tahun. Tiap kota polisinya dibilangin "duitnya gede...tuh liat pasal 72-73...". Dijamin proses migrasi jalan, milis penuh, banyak organisasi support berdiri, banyak trainning center linux hidup. Kok banyak yah uang mengalir tapi masuk ke lokal.

Boleh juga sih... kalo memang harus seperti itu bangsa ini baru bisa berubah, why not? pak polisi seneng, malah ikut berjasa. Itung-itung itu biaya jasa migrasi nasional. IT lokal bisa hidup karena migrasi dalam waktu cepat di dunia bisnis menuntut tersedianya tenaga support yang banyak. Wah boleh deh...


Boleh gak idenya Om Fajar?

hihihi...

-Iwan P-
*setan mode: ON*

--
FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab
Unsubscribe: kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis

Kirim email ke