On Tue, Nov 15, 2005 at 03:24:20PM -0800, Patriawan, Carlos wrote:
> 
> okeh okeh,tapi maksud saya "luar dari Valley" itu negara diluar
> valley/AS,kayak inggris,prancis,jerman,etc-kan mestinya ada juga
> startup atau inkubator yg bikin startup berbasis web 2.0.Atau mungkin
> saya saja yang ndak tahu.
> 

Proposisi standar dalam menilai kenapa jarang ada pemain di ladang bisnis 
tertentu, biasanya ada 2 hal:
- Barrier entri tinggi
- Tidak ada pasar/permintaan/demand
Jangan mimpi untuk create demand dari start up kalau modalnya nggak 'cukup'. 
Mungkin web 2.0 baru diminati (baca: bisa bikin duit) di valley. 

> 
> Hmmmm....kalo ini dibahas terus,ini jadi ke-mentok-an dan resistance
> dimana-mana.
> 

Pernah nggak ngebayangin bahwa resistensinya bukan karena sikap 
mental/judgement dari awal yang negatif. Tapi benar-benar resist karena nggak 
feasible. Sebagai insight, dulu waktu mau mulai usaha IT sendiri di Jakarta, 
semangatnya adalah 'masak gitu aja nggak bisa?'. Ternyata setelah jalan, memang 
hal-hal yang kelihatan sepele di tempat  satu, ternyata menjadi masalah di 
tempat lain. Its hard, meskipun doable.

> Tapi sesuai yg pernah saya bilang,untuk bangun Top Engineering
> Indonesia emang perlu hijrah/kerja dulu ke LN,terutama ke research
> center seperti Valley.Vinod Khosla juga menjadi Vinod setelah 10-20
> tahun makan asam garem,dan ribuan Indians lainnya.
> 

Apa memang benar dari top engineer dunia, mayoritas dari Valley? Atau pernah 
kerja di Valley? Saya sendiri tidak tahu angkanya.

--
fade2blac

Kirim email ke