--- adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> masalah yang dituduhkan sama:
> - mahasiswa kurang kritis
> - mahasiswa salah pilih
> - mahasiswa kurang motivasi
> - mahasiswa malas
> - mahasiswa maunya minta disuapin
> - mahasiswa yang begini-begitu pokoknya bukan salah saya
Saya jawab dari apa yang biasanya jawaban diberikan oleh si dosen kalau dilontarkan pernyataan seperti ini (ditampung dari obroloan sesama dosen)
Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ?
- Dosen malas (jarang masuk, "ngobyek terus", kalau masuk cuma kasih tugas)
Gaji dosen segitu mana cukup buat hidup, buat beli buku aja udah habis :-),
- Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk)
Mau monoton, mau menarik mahasiswanya tetap ngobrol dengan asiknya, ngapain capek-capek.
- Tidak kreatif (metodologi kuno dan "itu-itu" aja)
- Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang "aneh2" cuma bisa
plonga-plongo)
Dua hal ini sering dijawab : "lha yang segitu aja mahasiswa belum tentu bisa, alias ndak bisa ngerjain soalnya, apalagi ditambahin yang lebih heboh". Udah ah itu aja udah cukup.
- Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali
- dst.
Mirip dg mahasiswanya, yang kalau dikritis juga sering marah :-) Lihat saja kalau lagi demo pasti sering pakai kalimat "Pokoknya .... dst..dst"
Kondisi yang seperti ini membuat mahasiswa jadi "terlatih" seperti sekarang, terlatih untuk
"meniru" dosennya !
Mahasiswa, dosen adalah bagian masyarakat. Mereka adalah korban masyarakat
IMW