adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ... > saya pernah menunda jadwal kuliah/praktikum gara-gara saya harus co-ass. ...
kalau saya punya cerita lain, saya: lho kenapa kamu masih di sini (kuliah) mhs: supaya cepat selesai pak s: (menghitung-hitung waktu kuliah ybs yang cenderung cepat selesai) s: gimana kalau kamu aktif di himpunan atau aktif di masyarakat mhs: (kaget! mosok dosen menyarankan untuk menunda selesai) mhs: wah saya harus cepat selesai pak, harus nanggung adik. s: wah... ya sudah. ayo cepat selesai. saya tahu bahwa yang namanya mahasiswa, sebagian besar adalah *kere* (alias miskin). sebagian besar (semua?) yang sekolah s3 di luar negeri pasti pernah mengalami masa susahnya. saya pun kerja, pak adi. meski agak keren kerjanya. tentu saja akibatnya selesai kuliah menjadi lebih lambat. tapi saya tidak menyesalkan hal tersebut, bahkan bersyukur karena ditempa dengan keras. > Perbedaan kita sebenarnya ada pada cara pandang: Pak Budi menganggap > individu sebagai asset, sedangkan saya menganggap sistem pendidikan yang > baik sebagai asset. mungkin karena saya sudah kehilangan kepercayaan kepada yang namanya *sistem* (baca: birokrasi) pendidikan, pak adi. karena saya berada di dalam, saya merasakan sukarnya mengubah pola pikir. bahkan dalam itb sekalipun, yang saya anggap orangnya pinter-pinter dan (mestinya) alur berpikirnya logis. kalau pak adi baca email2 saya ke milis internal dosen itb, mungkin pak adi bisa membayangkan kegemasan/kekesalan/kegusaran saya pada *sistem* pendidikan yang ada. (diskusi sama orang yang PNS [maaf stereotype], ya hasilnya hanya kesal saja.) mungkin saya kurang sabar. saya baru 8 tahun berjuang di dalam. akhirnya saya beralih ke *individu*. mungkin bisa saya tempa individu-individu sehingga bisa maju meskipun sistem yang ada bobrok. buktinya meskipun sistem pendidikan di indonesia bobrok, kok kita bisa ok-ok saja tuh? jadi mestinya bisa ya? tentu pendekatan sistem lebih baik. hanya, saya tidak bisa menunggu sistem baik dulu baru menghasilkan. saya harus tetap bisa menghasilkan orang2 yang bagus meskipun sistem kita bobrok. sebab, orang2 inilah yang mengurusi saya (kita2?) kalau kita sudah tua nanti. siapa pimpinan2 kita nanti? kita siapkan dari sekarang. ini investment jangka panjang. nah nanti mereka yang memperbaiki sistem. ha ha ha ... > kalau saya, > ya sistemnya diperbaiki, supaya akses ke pelayanan kesehatan menjadi > meningkat, kan gitu ta'iye. tetapi kalau Pak Budi menganjurkan orang > berlatih tai-chi atau menjadi wong fei hung supaya orang bisa > menyembuhkan diri mereka sendiri :-) mungkin benar demikian perbedaan cara pandang kita. saya memang sudah lari ke alternatif :) (alternatif education, that is. misalnya melalui milis ini.) nah, karena pak adi ingin memperbaiki sistem, maka boleh dong saya menuntut pak adi untuk berkarya memperbaiki sistem? ;-) [wink, wink, wink] -- budi