ieu aya sekadar obrolan di sebuih blog...

10 May 2006

Masalah Sampah di Bandung

Filed under: Curhat — Budi Rahardjo @ 5:12 am
Masalah sampah yang menggunung di kota Bandung terulang kembali! Sampah menumpuk dimana-mana. (Saya tidak tampilkan fotonya karena bisa bikin mual.) Alasannya karena tidak ada tempat pembuangan sampah akhir. Lah, kok kota lain bisa? How come?
Yang saya heran adalah tidak adanya sense of crisis dari pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab (baca: Pemda). Ini kan sudah hari keberapa masalah sampah belum teratasi. Ini juga bukan pertama kalinya! Apa kerja mereka? Saya tahu ini bukan pekerjaan mudah (karena kalau mudah, nenek-nenek juga bisa - atau memang seharusnya diganti oleh nenek-nenek saja?). Akan tetapi mereka dibayar untuk mengerjakan hal itu. How can they sleep at night?
Di Bandung ada ITB yang memiliki solusi tentang permasalahan sampah. Mengapa mereka tidak diajak untuk memecahkan masalah? Ah, tidak usah ITB, perguruan lain pun memiliki solusi pengolahan sampah. Coba saja hubungi mereka. Kalau saya menjadi pimpinan Pemda, saya akan siapkan uang dan outsource masalah sampah kepada siapa pun pihak yang bisa memberikan solusi. Saya hadir untuk melayani masyarakat, bukan untuk mencari dalih-dalih bahwa tidak ada tempat lah, dan seterusnya. Mengapa kota lain bisa sementara Bandung tidak? Ganti saja pimpinan kota Bandung dengan pimpinan kota lain tersebut. Keuheul pisan aing teh! (Maaf agak kasar karena sudah tidak tahan.)
Ada yang mengatakan bahwa permasalahan sampah ini karena terkait dengan masalah uang. Ah, kalau masalahnya hanya sekedar masalah uang ya gampang. Tinggal ditarik retribusi saja. Oh, lupa … sekarang sudah ditariki retribusi sampah. Lantas kalau tidak ada solusi sampah, kemana uang tersebut? Saya tidak tertarik dengan kemana atau kepada siapa uang tersebut mengalir, yang penting ada solusi terhadap permasalahan sampah. Biar saja ada pihak yang diuntungkan (selama legal dan halal, sah-sah saja ada orang atau perusahaan yang untung) asal saja masalah sampah selesai. Ingat, kalau masalah sampah tidak teratasi maka ada masalah kesehatan (yang notabene duit lagi).
Sekarang … rasanya hanya ada press conference saja. Gak usah ada press conference dan diskusi-diskusi. Eksekusi berbagai solusi saja. Kamana wungkul silaing teh?

3 Comments »

  1. Sebenarnya sekarang para Pemda kan sudah bersatu (Kota Bandung, Kab Bandung, dan Kota Cimahi). Malah status Bandung sudah dinyatakan darurat sampah. (kalo di Yogya darurat Merapi, di Bandung kok darurat sampah ya?)
    Lagi pula, sense of crisis mestinya tidak hanya dimiliki oleh Pemda, tapi oleh warga kota. Karena warga kota juga merupakan ‘pihak yang bertanggung jawab’.
    Dan ah ya, mestinya ‘kamana wae’, bukan ‘kamana wungkul’. :D
    Comment by Arie — 10 May 2006 @ 6:37 pm
  2. #1. Itulah, kok hanya Bandung yang darurat sampah? Kok kota lain tidak? Berarti kota lain bisa, dong. Mengapa Bandung tidak bisa? Itu pertanyaannya.
    Lho kok warga kota sekarang harus ikut bertanggung jawab? Warga kota sudah ikut bertanggung jawab dengan membersihkan sampah di lingkungannya (tidak membiarkan sampah di got, bertebaran, dll), sudah ikut dalam retribusi sampah. Lantas sampah yang dibereskan oleh warga ini mau dibuang ke mana? Atau dikumpulkan di Gedung Sate dan Balai Kota saja? :D
    Istilah “kamana wungkul” itu merupakan plesetan di antara anak Bandung (dulu dimulai dengan siapa ya? Kang Ibing? atau siapa ya? saya ingatnya waktu masih SMP/SMA.). Sengaja diplesetkan untuk orang yang tidak mengerti Bahasa Sunda, dan malah menjadi guyonan antar orang Sunda sendiri. Tentu saja yang benar secara Bahasa Sunda adalah “kamana wae“. Ini seperti “my body is not delicious”. ha ha ha. :D
    Dan tentu saja tidak sopan menggunakan kata “aing”. :D
    Aing mah, euy …
    Comment by Budi Rahardjo — 10 May 2006 @ 6:49 pm
  3. Lain euy, sayah teh pengen komen di sini bikaos Mas BR ngomong sunda..xixixi… Jadi teu nanaon mau ngomong sunda kasar sunda halus, nu penting mah ngomong sunda, sama aja basa sunda juga kok…sopan gak sopannya tergantung kita aplikasikan kapan dan di mana..mau ‘kamana wae’ atawa ‘kamana wungkul’ sama aja benernya,..sama aja basa sunda juga..yg gak boleh itu ngomong jorang kali, ngomong porno,..sebab bisa kena RUU APP he..bisa jadi kayak Playboy nantinya..
    jadi begiyeuh sodara sodari, menurut saya mah yg dikoment Mas Ari atawa Mas BR sama ajalah benarnya…sebagai sipil yg sama concern soal sampah Bdg. Entah kemana sekarang motto Bandung Berhiber, Bersih Hijau Berbunga,…borora’ah,..sekarang mah Bergeleber we…Bersampah geuleuh bau meleber..sanes kitu? katanya lagi berubah jadi Bandung Bermartabat, beu!! untuk mencari jawaban lebih lanjut lebih baik kita tanyakan saja pada rumput yang bergoyang Inul,…xixixixi… :D
    di kab bdg,..di cileunyi-cipacing-rancaekek-dangdeur-jeung sajabana, kebetulan lokasi sayah tinggal,..begitu numpuk sampah..berseliweran di pinggir jalan…demikian oge di kota bandung,…coba lihat di terminal Leuwi Pondok,aeh sekarang udah Leuwi Panjang,..buset eta Gusti! kayak tumpeng raksasa eta sampah!
    TPA bukan di situh dan juga bukan di sinih,…Konon Walikota Bdg Dada Rosada dan Bupati Bdg Obar Sobarna sedang merahasiakan di mana lokasi TPA. Soalnya kalo di-publish bisa bisa mengundang prokon..tra, cenah.
    Nah, soal retribusi sampah, para pejabat pemda termasuk dari PD Kebersihan mengeluhkan banyak warga yang nggak mau bayar..sementara buat ngurusin sampah itu perlu dana, katanya.
    Ada 40% retribusi sampah itu ilang..kebanyakan karena warga males buat bayar. Kalo mau ngandelin dana sampah dari APBD susyah oge,..bisa dapet dari pos mana lagi buat mendanai sampah ini? Sementara buat membayar karyawan tukang sampah (PD Kebersihan)aja perlu biaya hampir Rp 1 M. Belum lagi ongkos rawat kendaraan.
    Ada baiknya kita lebih arif menyikapi sampah ini. Sayah juga keuheul mah keuheul pisan euy!! bagaimana kalo sampah bandung kita ekspor aja ke Amerika? kan lumayan bisa menghasilkan devisa,..hhahawawadashgahah..aral aing mah!
    Tapi mending kayak Aa Gym, mulai dari yg kecil2,..untuk kemudian diperbesar dengan swadaya masyarakat sendiri, misalnya dengan menggalakkan lagi Jumat Bersih gitulah…kalau memang mereka cinta bandung..So, Keep Bandung, beautiful, euy!
    iwa
    urang bandung lieur ku sampah


Blab-away for as little as 1¢/min. Make PC-to-Phone Calls using Yahoo! Messenger with Voice.

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




SPONSORED LINKS
Corporate culture Business culture of china Organizational culture
Organizational culture change Organizational culture assessment Jewish culture


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke