Kalau bagi saya, kalau musuhnya "jelas", seperti negara kafir, ya malah
lebih "tenang", mbak, karena ngerti apa yang musti dilawan. Anak saya
yang cewek sudah ngerti bahwa ngga boleh pindah agama, ga boleh nikah
sama non muslim, dsb..dsb.. Tapi kalau sama-sama Islam... kan lebih
susah mbedainnya mbak. 

Saya juga ngga setuju kok kalau main dengan kekerasan. Ada bagusnya
ditanyakan ke FPI, ada dalilnya ngga melabrak-labrak orang tak sepaham
dengan cara seperti itu? Siapa tahu ada dalilnya... saya juga ngga tau..

Saya hanya berusaha berfikir menggunakan sepatu pak Bupati. Dia tuh
bertanggungjawab dunia akhirat lho atas apa yang dipimpinnya. Tentu dia
tidak hanya perlu mensatisfy intelectual requirement dari kaum
educated.. Dia harus ensure bahwa keputusannya itu memang yang paling
benar dan bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat, gitu lho...

Wass,
-Ning

-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mia
Sent: Wednesday, July 27, 2005 10:01 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas
JAI

Yang nggak tenang itu siapa? Emangnye ente saja yang merasa nggak 
tenang? Nggak ada ketenangan seperti begitu di dunia ini. Emangnya 
Nabi Muhammad itu membawa ketenangan dalam keluarga Quraish? Nggak 
ah. Akhirnya mereka saling berbunuhan di antara keluarga.  So bukan 
ketenangan kayak gitu yang kita cari.  Ketenangan sejati datang dari 
kedalaman diri kita sendiri, lalu membumikan dirinya dalam kehidupan 
ini.  

Emangnye gue merasa tenang anakku sekolah di luar negeri, negeri 
kafir? Kalau aku ngirim email isi nasehat-nasehah, eh dikomentarin 
si anakku, isi emailnya kok kayak fortune cookies...:=( Emangnya Pak 
DWS merasa tenang dengan anak-anak perempuannya yang lahir dan besar 
di US - dalam arti dia harus 'punya kontrol' sepenuhnya kayak gitu, 
sehingga kudu ngadu ke legislatif setiap kali Yehovah Witness datang 
ke rumahnya, atau karena di sekolah anak-anak kondom dibagi-bagiin?

Mencari ketenangan seperti gitu itu, adalah ilusi. 

Pak Bupati bisa meresponsnya dengan beberapa cara. Misalnya membuka 
dialog rutin antara MUI dan tokoh-tokoh masyarakat dengan JAI. 
Menginstruksikan Polisi menangkapi FPI, kalo belum ditangkepin juga. 
Itu namanya bupati cerdas.

Masyarakat kita juga ternyata masih cerdas. Lihatlah hasil survey 
Republika.  

Coba bahas lebih lanjut ttg cerita pada jaman Nabi agama-agama lain 
yang dilarang menyebarkan agama di luar komunitas mereka. Sekalian 
konteks pada waktu itu.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Waduh rame nih...
> 
> Kalau anak saya ada di suatu lingkungan di mana ajaran ini 
diajarkan,
> karena saya meyakini bahwa ini bukan ajaran yang benar, maka saya 
akan
> melarang anak saya untuk ikutan aliran tersebut. Apa anak saya akan
> menurut kepada saya? Belum tentu. Bisa saja dia terpengaruh dan 
lebih
> tertarik kepada ajaran tersebut.. apalagi dibandingkan dengan yang 
lain,
> mungkin, da'i-da'I dari aliran tersebut lebih pandai dan menarik (
> apalagi dibandingkan FPI ya? ). Akibatnya, saya merasa harus 
mengontrol
> dan menjaga anak saya terus, dan tidak bisa tenang bekerja lagi.. 
yah
> istilahnya, resah gitu lho....
> 
> Mungkin saya bukan satu-satunya orang tua yang memiliki keresahan 
di
> atas. Maka diinfokanlah kepada DPRD. 
> 
> Pak Bupati? Beliau yang bertanggungjawab terhadap masyarakat yang
> dipimpinnya. Kalau masyarakatnya resah, ya jadi ngga produktif to? 
Apa
> yang harus dilakukannya? Paling minim ya meniadakan keresahan di
> masyarakat. Caranya gimana ? Melindungi masyarakat di bawah
> responsibility dia dari "gangguan" atau "pengaruh" aktivitas aliran
> tersebut. Cara kongkritnya gimana? Ya dilaranglah aktivitas aliran
> tersebut.
> 
> Jadi, kalau bupati mengambil keputusan untuk melarang aktivitas 
aliran
> tersebut, tujuannya paling minim adalah untuk menghilangkan 
keresahan
> pada masyarakat, dan supaya masyarakat bisa hidup lebih tenang, dan
> lebih produktif juga, tentunya... Bagaimana dong dengan penganut 
aliran
> tersebut? Mereka bisa saja dibiarkan melakukan aktivitas internal 
di
> antara mereka sendiri tanpa mengganggu orang lain. Waktu jaman 
rasul kan
> juga gitu.. orang non-Muslim tetap dibiarkan beraktivitas ritual, 
hanya
> tidak dibolehkan menyebarkan agamanya di luar komunitas mereka..
> 
> Wassalaam,
> -Ning
> 





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
.... 
Yahoo! Groups Links



 




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke