> Maka ketika kita melepas sisi manusiawi kita semisal dengan > berdzikir melampau batas maka terjadi kekacauan.. di satu sisi dia > bukan lagi manusia tapi disisi lain dia masih terperangkap dalam > keterbatasan manusia.timbulah ketidak seimbangan yang kalau dalam > bahsa gaul orang sunda mah rada miring saeutik (tidak seimbang) > alias sedeng.
Assalamualaikum:) aduh kalimatnya ini mbak, jangan diplintirin dong...:) menurut saya nggak ada dzikir yang melampaui batas. yang ada seseorang itu kemasukan iblis. dzikir (mengingat Allah) magnitudenya nggak akan buat kacau. dalam teori juga realita nggak begitu:) yang fenomenal itu (unik), sekali lagi, karena kemasukan iblis, terlalu terburu2 merasakan hakikat dari ibadah, yang katanya sudah mengenal Allah padahal iblis yang bercengkerama dalam "ruhaniyahnya":) Mbak tahu al- zikra Ust. Arifin Ilham kan? jemaahnya pada nggak ada yang gila karena dzikir kan? :) padahal dzikir mereka sampai nangis2, yang nonto dari layar tivi juga apda nangis2?:) atau nangis2 itu yg disebut sedeng?:) Jangan nankut2in orang yang mau dzikir dengan bilangin bakal menimbulkan kekacauan dong mbak:) nyebut mbak... nyebut...:) kita diciptakan-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Logikanya, mana mungkin Allah bikin orang gila kalau orang mengingat- Nya?:) Wassalam, Fiyyah --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Memang enak membaca tulisan Pak Aman Fatha jadi tambah "ngeh";) > > Kalau saya berpendapat begini Pak Sutiyoso.. > > Ketika Allah memberitahukan kepada malaikat bahwa Allah akan > menciptakan manusia dan menjadikanya sebagai kahlifah di muka bumi > maka para malaikat protes bagaimana mungkin manusia dengan potensi > merusak yang dimiliknya bisa menjadi khalifah di muka bumi..kenapa > enggak malaikat aja bukankah malaikat adalah makhluk yang senantiasa > bertasbih memuji Allah SWT. > > dan Allah mengatakan bahwa Allah lebih Maha mengetahui masalah tsb. > Ternyata manusia dengan potensi "merusak" ini bisa mencapai > kedudukan lebih tinggi daripada malaikat (jelas bisa jadi khalifah > sedangkan malaikat aja kagak bisa;) tapi disisi lain dengan potensi > meruskanya manusia pun bisa lebih rendah daripada binatang. > > Maka ketika kita melepas sisi manusiawi kita semisal dengan > berdzikir melampau batas maka terjadi kekacauan.. di satu sisi dia > bukan lagi manusia tapi disisi lain dia masih terperangkap dalam > keterbatasan manusia.timbulah ketidak seimbangan yang kalau dalam > bahsa gaul orang sunda mah rada miring saeutik (tidak seimbang) > alias sedeng. > > Chae > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ass wr wb, > > > > Terimakasih mas atas penjelasannya yang cukup cantik dan indah. > > Respect untuk anda yang berbicara memakai dasar dan landasan yang > mutu dan masuk nurani. > > > > Pertanyaan saya kepada dimas He-man sangat sederhana, " Apa betul > nich mengingat Allah membuat orang yang mengingat Allah bisa jadi > gila" > > > > Mas, tolong dilihat kronologis kenapa diskusi mengenia zikir / > mengingat Allah itu muncul , supaya mas bisa mendapatkan gambaran > yang lengkap....:) oke..... > > > > Kalau kemarin saya menggunakan perumpamaan gambar piramida ( > keimanan, syariat, tarikat, hakekat , makrifat ) dalam menempuh > makrifatulah karena saat itu saya berbicara dengan person yang sudah > dewasa dan cukup matang, tapi dalam menghadapi kasus yang anda > kemukakan tersebut saya harus menggunakan perumpamaan lift yang ada > disebuah rumah yang bertingkat ..dalam mencapai makrifatulah harus > melalui tahapan step by step yaitu tahap pertama adalah tahap > keimanan, tahap syariat, tahap tarekat, tahap hakekat baru tahap > makrifat. > > > > Kita bicara yang ringan-ringan aja yach supaya tidak melanggar > kode etik ....... > > Ini hanya perumpamaan , mungkin bisa juga tidak tepat untuk > perumpamaan kasus yang anda lihat tapi bisa dijadikan untuk > perbandingan, saya ingin bertanya kepada mas Aman mungkin engga > anak yang baru usia 6 tahun yang harusnya belajar di sekolah Dasar > diberi ilmunya Mahasiswa?...pusing yang akan dialami anak tersebut. > > Bisa terjadi atau mungkin saja anak itu keimanannya, syariatnya , > tarekatnya belum kuat lalu dia tiba-tiba masuk dunia hakekat nah > jadinya kaya orang bingung, tapi saya mencoba untuk positif > thinking, saya anggap anak itu anak yang beruntung mendapatkan > karunia Allah ( Allah berhak memilih siapapun yang jadi kekasihnya ). > > > > Ini pendapat saya ya mas, versi saya, kalau saya dihadapkan pada > pengalaman ruhani yang dialami adik kelas mas Aman sebenarnya kita > tidak perlu bingung, itu bukan gila atau ayan atau apa, itu suatu > kondisi dimana anak tersebut mendapat karunia dari Allah ( ujud > karunia ada beberapa jenis - kalau bahasanya mas Aman adalah > terbukanya hijab ) , bisa aja and InsyaAllah keadaan semacam itu > seperti keadaan yang dialami Nabi Muhammad saat mendapatkan wahyu ( > sehingga oleh istrinya lalu Nabi diselimuti - orang Barat menilai > nabi itu ayan karena saat menerima wayu nabi gemetar ) tapi > tentunya dalam level yang sangat-sangat kecil sekali karena anak > tersebut adalah manusia biasa sedangkan Muhammad adalah rasul. > > Keadaan seperti itu tidak bisa terjadi kepada sembarang orang > karena itu Hak Allah. Dan keadaan seperti itu hanya sementara aja, > sedangkan kalau gila itu kan permanen mas, betul engga? > > > > Kalau menurut saya bisa saja kita ini yang melakukan kesalahan > interpretasi saat seseorang lagi kebuka hijabnya atau baru > mendapatkan salah satu dari karunia Allah karena kita hidup dalam > dunia materi rasionalitas jadi kita selalu heran dengan fenomena- > fenomena seperti itu, padahal dalam hidup kita ini sering kita > melakukan hal-hal yang hampir sama seperti saat orang terbuka > hijabnya yaitu pada saat kita sedih kemudian menangis atau tertawa > sendiri , karena hal ini jadi konsumsi tiap hari jadi sudah tidak > aneh lagi. > > > > Jadi menurut versi saya kalau ada orang yang mengatakan mengingat > Allah bisa membuat gokil maka saya perlu dan ingin tahu cara > berfikir orang itu bagaimana. Tidak ada dalam sejarah orang yang > mengingat Allah jadi gokil. > > > > Apa yang kita bicarakan tersebut diatas menurut saya adalah zikir > dalam arti khusus, disamping model dan cara zikir yang khusus > menurut saya ada metode zikir yang umum dan membumi ( menurut mas > Aman ) sedangkan menurut saya adalah zikir yang diaplikasikan dalam > kehidupan sosial ( posting saya kemarin zikir tersebut dalam bentuk > ucapan salam kepada sesama muslim/muslimah ) > > > > Bayangkan mas kalau orang sampai percaya bahwa zikir / mengingat > Allah dalam artian yang khusus dan yang umum bisa membuat orang jadi > gokil , akibatnya apa?.....orang akan takut berdoa, orang akan takut > berzikir, orang akan takut mengucapkan salam....yang lebih parah > lagi kalau orang tsb lalu takut sholat..........akibatnya > apa?...bubar. > > > > Mas mengerti kan yang saya maksud? > > > > > > salam > > > > > > > > > > > > > > > > > > Aman FatHa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya aja yang jawab ya, minta izin. > > > > Mas Sutiyoso, > > Persoalan zikir kepada Allah itu bisa membuat seseorang gila > memang tidak > > ada secara teori, tapi ada dalam kenyataan. > > Salah seorang adik kelas saya, setelah mengamalkan zikir selama > seminggu > > secara rutin, tiba-tiba dia menjadi kacau. Otaknya melayang- layang > seperti > > orang yang tidak menginjak bumi lagi. Susah bagi saya menjelaskan > > kondisinya, karena disebut gila juga tidak tepat. Itu bukan gila. > Namun > > kesadaran duniawinya atau kesadaran kemanusiaannya lenyap. Saya > menduga saja > > awalnya, ini disebabkan mentalnya tidak siap dan belum kuat. > Secara teori > > saya membayangkan bahwa orang yang rutin melakukan zikir dengan > segala > > keikhlasan dan penghayatannya akan membawa seseorang ke kondisi > yang tenang > > secara batin. Namun tidak terbatas itu saja, dalam rumusan sufi > ada yang > > disebut dengan "terbuka hijab". Dinding penghalang yang bersifat > duniawi > > atau manusiawi itu terbuka dan kepadanya diperlihatkan kebesaran > Tuhan yang > > sangat besar dan luas. > > > > Pada kasus adik kelas saya itu, saya menduga hijab itu dibukakan > untuknya. > > Ketika itu dia tidak akan merasakan lagi nikmatnya makanan ketika > makan. Dia > > tidak lagi melihat apa yang ada di depannya seperti yang biasa > kita lihat. > > Pandangannya sudah menembus rahasia di balik sesuatu dan itu bukan > > kehendaknya sendiri. Ketika kesiapan mental masih lemah, pada saat > itulah > > kondisi seperti gila itu muncul. Dia masih belum bisa memahami > lebih jauh > > apa yang sedang terpampang di depannya. Dia masih belum bisa > menafsirkan > > rahasia yang terbuka untuknya itu. Dalam setiap detik hembusan > nafas dan > > setiap pandangannya, yang ia lihat hanya Allah semata. Dari > mulutnya pun > > akan keluar secara refleks dan terus menerus, Allah.. Allah.. > Allah.. > > > > Akhirnya kawan-kawan saya membawanya ke rumah Habib Abdullah al- > Habsyi, > > ustazd di Pondok kami. Beliau menyarankan kepadanya untuk berhenti > berzikir. > > Bagi orang yang konseptual mainded, ini adalah saran yang lucu dan > aneh. > > Bukankah setiap muslim dianjurkan untuk berzikir? Namun itulah > kenyataannya. > > Bayangkan saja, menyampaikan saran ini saja sangat susah. Dia > hanya > > mendengarkan Allah. Dia seperti tidak sadar kalau secara nyata > sebenarnya > > dia sedang mendengarkan saran Ustadz kami itu. Karena saran itu > agak aneh > > sehingga susah untuk dilaksanakan, akhirnya diminta kepadanya > untuk > > memperbanyak shalawat. Pesannya, shalawat harus lebih banyak dari > zikir yang > > ia ucapkan. > > > > Pesan memperbanyak shalawat ini juga yang sering disampaikan oleh > > ustazd-ustadz kami. Kalau saya ingin menafsirkan rahasia pesan > itu, > > sebenarnya adalah ingatlah pada Nabi yang Manusia itu dan Dia > sebagai > > manusia adalah orang yang paling dekat kepada Allah; Imamul > Muttaqin. > > Tujuannya, mendudukkan kembali posisi sebagai manusia sebagaimana > Nabi > > adalah manusia. Atau dengan kata lain, menumbuhkan kesadaran > manusiawi > > secara sempurna ketika (sebelum) menggapai Dzat yang abstrak yang > tidak bisa > > ditembus karena ketidak-sempurnaan manusia itu sendiri. Istilah > sufi, wal > > 'ajzu 'anil idraki idraakun. Itulah fungsi utama shalawat dalam > pemahaman > > saya. Alhamdulillah, anak itu perlahan-lahan bisa menginjakkan > kembali > > kakinya di bumi, tidak seperti al-Hallaj -:) > > > > Itulah maksudnya perkataan ulama, zikir itu panas dan harus > diimbangi dengan > > shalawat untuk mendinginkannya. > > Tentu saja, ini tidak akan (atau jarang) terjadi pada orang yang > berzikir > > hanya mulut belaka. Ini hanya (sering) terjadi pada zikir yang > penuh dengan > > penghayatan dengan segenap jiwa dan perasaan, seperti kata Abu > Abbas > > al-Mursi, jika saya lupa kepada Allah sekejap mata, maka saya > hukumkan diri > > saya murtad. > > > > Pada sudut ini orang seringkali keliru dalam menilai, bahkan > khususnya oleh > > kalangan sufi sendiri, bahwa seperti al-Hallaj itulah maqam > (kedudukan) yang > > paling tinggi. Sebenarnya soal kedudukan (Maqam) seperti itu kita > serahkan > > saja kepada Allah. Namun kalau saya beranikan diri mengukurnya > sesuai dengan > > logika saya, kondisi seperti al-Hallaj itu malah tenggelam dan > kesadaran > > manusiawinya hilang. Dan orang yang dalam kondisi seperti itu > sangat > > beresiko apabila masih terjun di tengah-tengah masyarakat. > > > > Kalau kita ukur dengan konsep Wihdatul Wujud, masih ada satu > tingkatan lagi > > di atas al-Hallaj. Yaitu, syuhudul katsrah fil wahdah dan Syuhudul > Wahdah > > fil Katsrah. Dua kondisi ini setara dan sama-sama berada dalam > tingkatan > > yang paling tinggi. Pertama, Musyahadah yang banyak dalam Yang > Satu. Kedua, > > Musyahadah Yang Satu dalam yang banyak. Manusia yang padanya > tergabung dua > > konsep ini sekaligus hanya ada pada Nabi Muhammad Saw. Orang yang > berada > > dalam kondisi pertama akan lebih sering menyendiri, sedangkan > orang yang > > berada dalam kondisi kedua akan lebih sering terjun dalam > masyarakat. Namun > > yang lebih penting--dan ini yang ingin saya tekankan-- yaitu bahwa > kedua > > konsep ini sama-sama menonjolkan kesadaran manusiawinya. Artinya, > > kesadarannya sebagai manusia, lebih umum lagi, kesadarannya > sebagai makhluk. > > Istilah al-Qur`an, Katakan (hai Muhammad) kepada mereka: saya ini > hanya > > manusia seperti kalian, diwahyukan kepada saya al-Qur`an ini... > > > > Penjelasan ini berdasarkan asumsi riwayat bahwa al-Hallaj memang > benar > > mengatakan perkataan yang mustahil itu sehingga akhirnya dia > dihukum bunuh. > > Sedangkan al-Hallaj dalam penelitian lain sebagai korban politik > karena pro > > orang-orang tertindas, maka bukan tidak mungkin kalau sebenarnya > al-Hallaj > > sudah mencapai Musyahadah al-Wahdah fi al-Katsrah; Menyaksikan > Yang Satu > > dalam yang banyak. Ketika dia melihat "yang banyak" itu teraniaya, > miskin, > > tidak mendapatkan keadilan, maka dia berontak karena dia > menyaksikan Yang > > Satu, Yang Maha Adil, Yang Maha Kaya. Dan manifestasi itu tidak > sesuai > > dengan kondisi mereka. Kenyataan itu yang membuatnya menginjakkan > kaki di > > bumi dengan dirinya sebagai manusia untuk membela. Wujudnya tentu > dalam > > praktik manusiawi; menuntut kepada penguasa, mendobrak tradisi > kekuasaan, > > dsb. Dengan itu, dia telah sempurnakan tugasnya sebagai manusia > sebagaimana > > tuntutan Musyahadah al-Wahdah fi al-Katsrah-nya. Dan itu yang > membuatnya > > terhukum. > > > > Dengan penjelasan ini, tudingan kotor kepada sufi yang kadang- > kadang dengan > > mengkonfrontasikannya dengan kehidupan Nabi dan Para Sahabat > adalah keliru. > > Dalam argumen-argumen yang diajukan misalnya, kita bisa baca bahwa > mereka > > mengatakan, konsep-konsep yang diadopsi oleh para sufi itu tidak > ada dalam > > kehidupan atau ajaran Nabi Saw maupun Para Sahabat sesudahnya. > Saya pikir, > > itulah kesalahpahaman. Hal itu, karena mereka menganggap bahwa > kaum sufi > > menyatakan kedudukan tertinggi itu adalah seperti al-Hallaj > (sesuai asumsi > > riwayat pertama), atau kondisi yang "mabuk" dan hilang kesadaran > diri, > > tenggelam dalam (manifestasi kebesaran) Allah. Memang bagi > kalangan sufi, > > itu termasuk kedudukan yang tinggi. Namun masih ada tahapan di > atasnya; > > seperti yang sudah saya uraikan singkat di atas, mencapai > kesadaran > > manusiawi. Kesadaran manusiawi dalam menggapai Allah, itulah > kehidupan para > > Nabi dan para Sahabat Muhammad setelahnya. > > > > Demikian, maaf sedikit kepanjangan dengan memberikan jawaban yang > tidak > > hanya sebatas pertanyaan yang diajukan. > > Wassalam > > > > Aman > > > > ----- Original Message ----- > > From: "SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > > Sent: Saturday, September 17, 2005 9:10 AM > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu > > > > > > > > > > > > > Gimana dimas pertanyaan saya koq engga dijawab?.. > > > > > > salam > > > > > > --- He-Man <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > >> > > >> Itu berarti anda tidak pernah dzikir , setidaknya > > >> tidak pernah dalam jumlah > > >> banyak. > > >> > > >> ----- Original Message ----- > > >> From: "SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO" > > >> <[EMAIL PROTECTED]> > > >> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > > >> Sent: Saturday, September 17, 2005 12:15 AM > > >> Subject: Re: [wanita-muslimah] Bacaan Dzikir Sesudah > > >> Sholat Fardhu > > >> > > >> > > >> > He-man,....he-man...eman-eman.... > > >> > > > >> > Dzikir itu mengingat Allah, apa betul nih > > >> mengingat Allah membuat orang > > >> yang mengingat Allah jadi gila?.....ini joke atau > > >> serious? atau hanya mau > > >> cari sensasi...? atau berpolitik? > > >> > > > >> > salam > > >> > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun > masyarakat. > > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita- > muslimah/messages > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > > > This mailing list has a special spell casted to reject any > attachment .... > > > > > > > > SPONSORED LINKS > > Women Islam Muslimah Women in islam > > > > --------------------------------- > > YAHOO! GROUPS LINKS > > > > > > Visit your group "wanita-muslimah" on the web. > > > > To unsubscribe from this group, send an email to: > > [EMAIL PROTECTED] > > > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of > Service. > > > > > > --------------------------------- > > > > > > > > __________________________________________________ > > Do You Yahoo!? > > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > > http://mail.yahoo.com > > > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/