benar sekali Mba Mei, akar budaya kita ini jelas-jelas lebih baik
daripada akar budaya arab (kenyataanya memang demikian) tapi kenapa
kalau soal menjadi muslim kita sering kali minder dengan orang-orang
arab. Takut enggak kelihatan muslim atau dipandang islamnya kurang
afdol sering kali di embel-embeli dengan budaya arab kalau tidak cara
berpakaian maka dari bahasa yang digunakan campur dengan arab-araban.
Seharusnya kita bangga untuk jadi muslim Indonesia dengan segala akar
budaya kita sendiri.

Semisal yang dicontohkan Mba meilany dalam akar budaya kita ini
kedudukan ayah dan ibu itu sudah berimbang, yang saya tahu ada dalam
pribahasa sunda yang kira-kira bunyinya seperti ini.."munjung ulah ka
gunung..muja ulah ka sagara tapi munjung mah kudu ka indung muja kudu
ka bapa. Atau pribahasa lainya seperti.."Indung tangkal rahayu Bapa
tangkal darajat.."

Beda dengan akar budaya arab dimana Ibu itu tidak mempunyai nilai dan
kedudukan apapun bahkan seorang Ibu bisa diwariskan menjadi hak milik
seorang anak. Maka dari itu Nabi mengadakan perubahan atau koreksi
terhadap akar budaya bangsa arab pada waktu itu. Qur'an sendiri
menyatakan bahwa kedudukan Bapa dan Ibu itu sama (Qs.2:83,4:36 dll).
Tapi tentu saja tidak bisa serta merta Nabi mengatakan bahwa kedudukan
Ibu dan ayah sama, mengingat kedudukan Ibu sendiri di dalam budaya
arab begitu terpuruk maka kemudian Nabi mensosialisasikan persamaan
kedudukan Ibu dan Bapa ini dengan sabda2 Beliau yang lebih
menonjolkan/meninggikan kedudukan Ibu dibandingkan kedudukan Ayah.

Semisal hadis tentang seseorang yang bertanya kepada Rasul mana yang
harus di dahulukan, maka kemudian Nabi menjawab sampe 3 kali Ibumu..
kemudian baru Bapa mu. Atau dengan hadis tentang surga di telapak kaki
Ibu dll

Chae

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Nimbrung sdikit saja. untuk nambahin
> Di kosakata bahasa indonesia, penghargaan terhadap kata 'ibu'-
perempuan itu tinggi.
> "Ibu kota, biang gula, pasar induk, ibu pertiwi, bahasa ibu"
> sebenernya bahasa indonesia sudah mencerminkan seperti apa yg di
katakan hadist
> 'surga itu ditelapak kaki ibu'
> :-)
> 
> Maksud saya, kalo dah gini knapa juga sangat semangat pindah ke
budaya Arab. 
> kita kan orang indonesia.
> Budaya indonesia bagus, bahasa indonesia juga bagus, :-)))))))
> 
> 
> salam
> l.meilany - cinta tanah air Indonesia.
> 
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Chae 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, November 28, 2005 3:14 PM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok was
Ketidaksetaraan
> 
> 
>   Ki Sabri, memang betul kultur budaya kita sendiri ternyata berbeda
>   dengan kultur budaya arab, kalau di bilang jujurnya budaya asli arab
>   itu baik sebelum dan sesudah islam datang tidak lebih baik daripada
>   kultur budaya kita sendiri.
> 
>   Makanya suka rada-rada ngeri juga kalau ada yang semangat mau meng-SI
>   kan negri tercinta karena bukan SI yang hendak di wujudkan tapi SA
>   yang hendak di wujudkan alias Syariat Arab.
> 
>   Suka muncul tuh pertanyaan "kenapa ajaran yang dibawa kanjeng Nabi
>   Muhammad saw di turunkan di tanah arab, dan banyak jawaban "katanya
>   karena masyarakat arab itu masyarakat paling "ancur" alias bobrok.
>   Karena sebiadabnya bangsa Indonesia ini enggak ada sejarah ngubur anak
>   sendiri atau menjadikan Ibu atau istri sebagai barang taruhan di meja
>   judi. Jadi kalau diumpakan penyakit, di arab sana tuh penyakitnya udah
>   kronis semacam kanker dan kalau di Indonesia kemungkinan masih berupa
>   bisul. Nah.. yang gawatkan kalau obat buat penderita kanker diberikan
>   kepada penderita bisul, bukanya sembuh bisulnya malah keracunan obat.
> 
>   Ketika Qur'an sebagai rujukan hukum bagi umat islam yang diturunkan
>   kepada masyarakat arab sendiri kan tidak terlepas dari budaya
>   setempat. Semisal ketika seorang wanita mengadu kepada Nabi Muhammad
>   saw bahwa ia telah di pukul oleh suaminya, seketika merah padam wajah
>   Nabi karena menahan marah (emang sih Nabi ini termasuk manusia yang
>   keluar dari zamanya;) dan kemudian Nabi memerintakan wanita itu untuk
>   membalas perlakuan suaminya. Seketika protes datang dari kalangan
>   masyarakat atas keputusan Nabi tsb di nilai tidak proposional
>   mengingat perbedaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan di dalam
>   masyrakat arab pada waktu itu. Kemudian Turunlah Qs.4:34 yang tetap
>   dalam budaya masyarakat arab, tidak keluar dari budaya yang ada dimana
>   ditekankan kepemimpinan laki-laki terhadap perempuan karena pada saat
>   itu kaum laki-laki dominan menjadi pencari nafkah dan penjaga kabilah.
> 
>   Tentu sekarang ini kita tidak bisa berhenti hanya sebatas pembacaan
>   terhadap teks Qur'an dan hadis karena teks Qur'an dan hadis sudah
>   berhenti. Apa jadinya ketika kita berhenti hanya sebatas membaca teks
>   Qur'an padahal zaman telah berubah. Kita menjadikan Qur'an yang secara
>   teks sedang berdialog dengan budaya yang berumur 1400 tahun yang lalu
>   kemudian kita bawa untuk dijadikan dialog dalam budaya kita sekarang.
>   Apa jadinya? yang jelas tidak akan nyambung bisa-bisa jadi Jaka
>   sembung bawa kedongdong;)
> 
>   Balik lagi kemasalah gugatan para feminis terhadap kesetaraan gender
>   atau atas ketimpangan gender akibat dari kekeliruan dalam memahami
>   teks2 Qur'an sehingga melahirkan penafsiran agama yang bias gender
>   terlebih ketidak adilan terhadap perempuan ini sering di legimitasi
>   oleh nilai2 agama.
> 
>   Chae
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   > > Dari sudut historis, kultur jawa sama sekali tidak asing dengan
>   > > pemimpin tertinggi perempuan [RATU] bahkan kata RATU lebih banyak
>   > > digunakan di banding RAJA. Tahta [keprabon] juga istilah yg
netral dan
>   > > tidak memiliki tendensi gender. Wahyu keprabon [hak atas Tahta yg
>   > > diterima dari 'Tuhan'] bisa jatuh ke lelaki atau perempuan. Kultur
>   > > jawa dalam persoalan ini juga taat azas; kalo anak sulung Raja
adalah
>   > > perempuan, maka dia tetap berhak atas tahta.
>   > >
>   > > Ini potret saja, secara kultural, jawa tidak memiliki masalah
>   > > ketimpangan gender. Pembagian peran [domestik publik] juga
>   > > terdistribusi merata. Lelaki jawa [kok kliatan etnik sekali] tidak
>   > > canggung merawat, menggendong, menyuap, neybokin anak. Kalo hamil
>   > > memang belum bisa :=)) dan ini soal kodrat. Tapi KEWAJIBAN untuk
>   > > bersikap sangat hati-hati berlaku bagi laki2 ketika istrinya
hamil 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   Milis Wanita Muslimah
>   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
masyarakat.
>   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
>   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
>   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
>   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
>   Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
>   This mailing list has a special spell casted to reject any
attachment .... 
>   Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>    
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke