Mba Lina yts & ytc ...:-)
Saya rasa ketika kita membicarakan tindak tanduk raja, rakyatnya belum tentu
melakukan tindakan serupa.  Raja2 dimanapun memang melakukan poligami, tapi
apakah ketika kita membicarakan raja yang poligami maka bisa ditarik
kesimpulan budaya di kerajaan itu budaya poligami? keluarga kerajaan kan
jauh lebih sedikit dibanding rakyatnya.  Jika kita menyimpulkan seperti itu,
maka dari berbagai lapisan orang di kerajaan itu (kelompok hulubalang,
ponggawa, pedagang, petani, rakyat jelata, dll)
semuanya melakukan poligami, namanya sudah membudaya ...:-)

Ketika seorang sopir taxi menyatakan 80% yang di Sudirman Thamrin itu
melakukan perselingkuhan, dia ngambil kesimpulan seperti itu agak aneh sebab
yang bekerja di Sudirman Thamrin itu kan tidak semuanya memakai taxi - ada
kelompok yang memakai mobil pribadi, ada yang memakai bis kantor, ada yang
memakai biskota - kopaja - ojek, dll.

Berapa persen yang menggunakan taxi? Apakah semuanya menggunakan taxi bapa
supir itu? Tidak semudah itu ngambil satu kesimpulan.  Sopir taxi bisa
mengatakan bahwa banyak yang berselingkuh, tapi ketika mulai bicara angka -
tentunya harus lebih jelas lagi, ada berapa orang yang bekerja di Sudirman
Thamrin dan berapa orang yang berselingkuh karena saya rasa pemakai taxi itu
tidak
sebanyak yang naik biskota.

Kasus teman mba Lina itu kan memang umum terjadi di kota besar yang memang
rentan timbulnya berbagai masalah dalam hubungan suami istri - tuntutan
kerja yang bikin stress, kemacetan, biaya hidup yang semakin tinggi,
peredaran obat2an yang tinggi, dll.

Bukankah dalam Islam ada jalan darurat jika kondisi rumah tangga sudah tidak
sehat? tidak sehat bagi perkembangan suami - istri dan anak2.  Cerai
dibolehkan tapi itu jalan terakhir - tapi bukan sesuatu yang buruk daripada
tetap menikah tapi suasana rumah tangga membuat tidak nyaman semua
penghuninya.

Poligami juga bukan jalan keluar yang baik jika istri pertama tidak suka,
kembali lagi orang menikah itu kan dengan kesepakatan untuk hidup
bersama-sama dengan harapan kondisinya bisa lebih baik daripada hidup
sendiri2.  Jika masing2 sudah merasa tidak nyaman, kenapa tidak
dibicarakan - masing2 mengeluarkan apa yang diinginkannya - jika teman mba
Lina ini sudah punya yang lain yang lebih cocok, kan bisa cerita ke
istrinya - mau nerusin pernikahan tapi si suami mau nikah lagi (artinya
poligami atau lebih tepatnya poligini) atau bercerai.

Si istri harus ditanya karena waktu menikah juga kan si istri ditanya
kesediaannya menikah (tentunya tidak dengan janji mau nikah lagi) - sudah
sangat wajar jika si istri ditanya apa maunya karena jika si suami menikah
lagi kan berpengaruh terhadap keberadaan suami itu di rumah, penghasilan
yang tidak bisa lagi 100% ke istri pertama, dll.

Jadi poligami atau bercerai tidak ditentukan oleh suaminya saja - harus
kesepakatan berdua - terutama menyelamatkan anak2 yang lahir - anak2 kan
tidak minta dilahirkan oleh orang tua yang bercerai.  Tapi kalau memang
tidak ada kecocokan lagi dan ingin bercerai atau berpoligami - bicarakan
dengan semua yang terlibat, sebab ketika seorang suami mau menceraikan atau
mau nikah lagi - anak istrinya akan terpengaruh.

salam
Aisha
----------
From: "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [wanita-muslimah] Cerai or Poligami -->Re: Poligami

Betulkah budaya kita budaya monogami? Lagi-lagi kalau dipandang dari
hukum sebagai budaya, rasanya sih betul ya karena hukum di Indonesia
adalah monogami. Tapi, apakah yang terjadi diluar sana kini betul-
betul monogami? hmmm..jangan-jangan monogami dalam budaya (kenyataan
hidup sehari2) kita hanya diangan-angan saja.

Jaman baheula, raja-raja Jawa melakukan poligami. Bahkan ada sebuah
buku yang bercerita tentang kedigjayaan raja Jawa dengan
membandingkan kedigjayaannya hidup dengan banyak istri. Ya intinya
menghubungkan kedua hal tsb. Sayang saya gak jadi beli bukunya tuh
waktu pameran di depdikbud kemaren..(eh mbak ada pameran buku lagi
tuh di Senayan). Itu bukan budaya Indonesia kini ya?

Saya pernah ngobrol sama supir taksi. Supir taksi bercerita
seringnya dia mengantarkan orang yang berselingkuh. Sampe-sampe dia
bilang sekitar 80% perkantoran disekitar sini (Sudirman/Thamrin) itu
melakukan perselingkuhan.

Aku punya teman, teman sepermainan [lagu TTM, mbak]. Temen co ku ini
memang suka kehidupan malam deh, kadang ngeboat. Gossip merebak,
katanya rumah tangganya lagi guncang, dia punya cemceman. Saya kenal
baik dengan istri dan anaknya. Eh tiba2 aja, dia bicara soal
poligami kepada saya. Saya cuma bilang, jangan cari pembenaran deh.
Kalo lagi ada masalah sama istri, mbok ya diselesaikan. Dalam ati
sih saya prihatin, melihat kelakuannya yang suka pake obat itu.
Lama-lama saya perhatikan, ada perubahan pada dirinya. Perubahan
kearah perbaikan. Namun gossip yang merebak diluar, dia sudah
menikah lagi diam-diam.

Sering saya mendengar cerita-cerita spt itu. Ada yang bertahun-tahun
sudah hidup pisah kamar, tapi tetap mempertahankan rumahtangganya
(mungkin demi anak). Saya bener gak tau apa kehidupan ini akan lebih
baik buat anaknya kemudian?

Sesungguhnya buanyak kehidupan spt ini. Nikah diam-diam. Budaya
monogami kah? Diluarnya, memang monogami..karena dia tak pernah
proklamirkan. Tapi fakta yang tak terungkap, dia poligami.

Saya jadi berfikir apa yang sebaiknya kita katakan kepada laki2 yang
bermasalah dalam rumahtangganya dan sudah sangat yakin
rumahtangganya tak dapat diperbaiki? Cerai atau poligami?

Atau itu terjadi pada rumah tangga kita? Suami tiba2 berkata dia
ingin menikah lagi, apakah kita terima poligami or cerai?

Padahal ceraipun sesuatu yang dibenci Allah. Apakah poligami dibenci
Allah. Seberapa tabu kah mereka?

Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke