Benar, Mbak Herni. Tapi, makesude saya tidak begitu. Contoh keseumurhidupan 
istrinya itu, ya dilanggengkan. Artinya, kalau istrinya meninggal lebih dulu, 
ya ndhak perlu poligami.

Dan, sepatutnya bagi suami untuk tidak "ngelantur" dengan andai-andai kalo 
istrinya meninggal duluan. Dalam bahasa "tasawuf Islam Jawa" --sengaja kata 
"Jawa" saya masukkan karena di dalamnya punya aroma khas Jawa-- kata "garwa" 
itu merupakan kareta basa atau kependekan dari "sigaring nyawa" atau belahan 
jiwa. Artinya, spiritualitas kita itu akan ambruk atau semakin meningkat, 
tergantung irama dari pasangannya. Dari sinilah di kemudian hari, ada ungkapan 
"estri iku suwarga nunut, neraka katut", istri itu berkedudukan kalau suami 
masuk surga ya ikut, kalau suami masuk neraka ya turut. Ungkapan inilah yang di 
belakang hari disalahpahami bahwa istri itu sebagai "kanca wingking", atau 
teman belakang.

Sebenarnya, ketika konsep "garwa" itu dipegang teguh, maka suami-istri itu 
dalam posisi setara. Itulah sebabnya dalam bahasa asli Jawa tidak ada kata 
"suami" atau "istri". Keduanya merupakan unsur serapan dari bahasa Sanskerta. 
Dalam bahasa Jawa, kata suami atau istri disebut "bojo", dan ini berlaku hingga 
sekarang. Sehingga si suami akan mengatakan "bojoku" terhadap istrinya, dan 
begitu pula si istri akan mengatakan "bojoku" terhadap suaminya.

Kata asli merupakan unsur pokok dalam sebuah kebudayaan. Artinya, kalau ditilik 
dari sudut kata "bojo" atau "garwa", yang ada di masyarakat Jawa Kuno adalah 
asas monogami. Dan, bahkan kalau terjadi pasangannya atau bojo-nya meninggal 
dunia lebih dulu, maka belahannya yang ditinggalkan malah tidak kawin lagi. 
Dan, biasanya para janda atau dudanya itu membaktikan diri di masyarakat atau 
bertapa! Untuk yang perempuan, sampai hari ini bisa kita saksikan bahwa banyak 
sekali janda cerai mati dari Jawa yang tidak menikah lagi hingga akhir hayatnya.

Maka, untuk hal-hal yang positif bagi pembangunan manusia, nilai-nilai yang 
terpendam itu perlu dikembangkan atau dibangkitkan lagi....

Wassalam,
chodjim 



-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Herni Sri
Nurbayanti
Sent: Sunday, December 11, 2005 8:14 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Info of the day : nikah mut'ah


Tapi pak chodjim, ada juga lho yg meniru spt yg pak chodjim katakan.
Si laki2 tidak menjalani poligami seumur hidup istrinya yg sekarang,
karena dia cinta sekali dng istrinya, dlm pengertian istrinya ini
benar2 memenuhi kriteria perempuan impiannya shg dia tidak mau
berpaling ke perempuan lain. Tapi katanya lagi, kalau istrinya
meninggal, mungkin dia akan menikah dng perempuan lain, dan mungkin
akan poligami karena baginya, tidak ada yg bisa menyamai istrinya yg
pertama. Jadi, apakah kemudian keputusan utk poligami/tidak poligami
didasari pada seberapa jauhkan si istri memenuhi kebutuhan suaminya?
Atau seberapa besarkah 'tingkat kepuasan' sang suami thd istri?

Padahal kalo kata teman saya, tidak semua hal bisa dipenuhi oleh
pasangan. Andai2 pasang skala 1-10, paling banter cuma 7-8, kadang 5-6
saja. Sisanya, kita masih punya kebutuhan lain yg dipenuhi dari teman,
keluarga, orang lain, dll. Tapi bukan berarti yg 7 atau 5-6 tadi tidak
penting, krn itu merupakan kebutuhan dasar. Bukankah lebih penting utk
mensyukuri apa yg ada dalam menghadapi apa yg kita miliki atau yg
diberikan pada kita, bukannya melandaskan pada skala kepuasan yg
diperoleh dari pasangannya semata? :-)

Atau, kalo mau merujuk ke Bang Yos, saya ndak berhak mempertanyakan
kelakuan orang2 yg nikah, simply karena saya belum nikah :-))


wassalam,
herni


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Mas Ari, yang jelas Ali tidak pernah menjalani poligami seumur
hidupnya Fatimah, seperti juga Nabi Muhammad tak pernah menjalani
poligami seumur hidupnya Khadijah. Sebenarnya, dari dua kasus inilah
orang Islam seharusnya meneladani rasul dan keluarganya. Salahnya,
umat Islam sekarang ini tidak meneladani rasul, tapi "meniru".
Makanya, yang ditiru ya yang menguntungkan dirinya... hehehe...
 
Wassalam,
chodjim
 






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links



 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke