Mas wida bacanya di mana ? Saya juga baca berita terkait tapi tak 
pernah ada berita ".... sampai tak satu benangpun menempel di 
tubuhnya". Itu cuma striptis main-mainan sebagai bentuk protes.

Yas
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Saya mendapatkan informasi, bahwa saat rombongan pansus RUU ke 
Bali, 
> mereka disambut dengan sebuah tarian strip tease. Ada seorang 
wanita yang 
> menari dengan mulai melepaskan pakaiannya satu per satu sampai tak 
satu 
> benangpun menempel di tubuhnya. Tarian itu dilakukan di siang hari 
dan di 
> depan umum! Sampai seperti inikah protes yang dilakukan oleh para 
seniman? 
> Hal yang seperti itukah yang diminta oleh seniman? Laa hawla wa 
laa 
> quwwata illa bilLaah...
> 
> Salam,
> 
> 
> 
> 
> "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> 
> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> 03/16/2006 06:28 AM
> Please respond to
> wanita-muslimah@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> <Undisclosed-Recipient:;>
> cc
> 
> Subject
> [wanita-muslimah] PENOLAKAN RUU APP
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/16/utama/2515354.htm
> 
>  
> Menolak RUU APP Melalui Karya Seni 
> 
> 
> SONYA HELEN SINOMBOR
> 
> "Kaum seni bernyanyi/bukan politisi/juga bukan polisi/yang sok 
suci/bagi 
> kami semua/manusia sama.".
> 
> 
> 
> Demikian petikan lagu yang dinyanyikan para seniman mengawali 
Gelar 1.000 
> Tayub yang dipentaskan seniman Solo untuk menolak Rancangan Undang-
Undang 
> Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP), Rabu (15/3) di Pendapa 
Taman 
> Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kentingan, Solo.
> 
> Suara musik yang sangat keras dari pendapa TBJT tersebut membuat 
gelar 
> tayub para seniman ini mengundang perhatian warga kota Solo. 
Bahkan, hujan 
> yang mengguyur kota Solo petang kemarin tak menghalangi niat warga 
> menyaksikan pertunjukan para seniman Solo itu. Ribuan penonton pun 
> memadati pendapa TBJT mengikuti pementasan tarian.
> 
> Gelar 1.000 Tayub yang ditandai arak-arakan para seniman, yang 
berjalan 
> kaki dari bulevar Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta 
menuju 
> TBJT, diikuti seniman kota Solo dan juga seniman/kelompok tari 
dari Blora 
> dan Sragen. Tak hanya itu, sejumlah seniman dari Yogyakarta, 
seperti Didik 
> Nini Thowok dan beberapa penari Yogyakarta, juga ikut mengisi 
acara 
> tersebut.
> 
> Di pendapa TBJT sekitar 450 seniman Surakarta menampilkan berbagai 
macam 
> tarian, mulai dari tarian tradisional hingga tarian kontemporer-
antara 
> lain dari Wayang Orang Sriwedari, STSI, dan SMKI Surakarta.
> 
> Di awal acara tersebut, seorang seniman laki-laki menggunakan rok 
lebar 
> bertelanjang dada dengan selendang melingkar di tubuhnya 
membawakan 
> keroncong, dan dengan gaya kocak menari dan menyanyi menggunakan 
bahasa 
> Jawa, dikelilingi beberapa orang. Sesekali keluar ucapan-ucapan 
yang 
> mempertanyakan RUU APP, yang dianggap akan mematikan kreativitas 
seni wong 
> cilik, seperti tayub, ketoprak, dan lengger.
> 
> Pentas tari-tarian pun semakin menarik perhatian penonton ketika 
> pementasan tarian tersebut diselingi dialog-dialog yang 
menggambarkan 
> kekhawatiran para seniman jika RUU APP diloloskan. Misalnya, kalau 
nanti 
> ada larangan menggunakan tulisan yang berbau porno, penjual ayam 
goreng 
> pun bisa kena "hukum" hanya karena menyebut paha dan dada seharga 
Rp 
> 3.500.
> 
> Tak hanya itu, dalam Gelar 1.000 Tayub kemarin sejumlah penari 
juga 
> menampilkan tarian dengan goyang pinggul patah-patah, seperti yang 
sering 
> ditampilkan penyanyi dangdut Inul Daratista. Bahkan, sejumlah 
perempuan 
> muda yang mengenakan rok mini dan kemben ikut meramaikan acara 
tari-tarian 
> tersebut.
> 
> Setelah menampilkan berbagai tarian, pada bagian akhir gelar tayub 
> tersebut Kepala Taman Budaya Solo Murtidjono membacakan pernyataan 
sikap 
> Komunitas Bebas Berkreasi (Kobber) Surakarta. Intinya, menolak 
pengesahan 
> RUU APP menjadi undang-undang dan mendesak pembubaran Panitia 
Khusus RUU 
> APP.
> 
> Para seniman menyatakan, inisiatif pemerintah dan DPR menyusun 
sebuah 
> produk hukum yang mengatur tindak pornografi dan pornoaksi yang 
dikenal 
> dengan RUU APP menimbulkan keresahan yang luas di kalangan 
masyarakat.
> 
> Sejumlah pasal dalam RUU APP dinilai berpotensi menjadi alat 
pengekang, 
> bahkan membunuh, kreativitas dan hak berpendapat warga negara yang 
> dilindungi konstitusi.
> 
> Bagi para seniman Surakarta, pengesahan RUU APP menjadi undang-
undang akan 
> menghidupkan kembali tradisi pemberangusan karya-karya seni oleh 
> pemerintah dengan dalih undang-undang.
> 
> "Tafsir-tafsir sepihak yang kental dengan muatan politis akan 
kembali 
> tumbuh subur, dengan bermuara pada kepentingan kekuasaan dan 
> penyalahgunaan wewenang di kalangan aparat hukum," ujar Murtidjono.
> 
> Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, dengan dalih undang-undang 
itu, 
> sekelompok masyarakat akan menghakimi kelompok lain, melakukan 
aksi-aksi 
> sepihak secara anarkis.
> 
> Karena itulah, melalui Gelar 1.000 Tayub, seniman Surakarta 
menyatakan 
> sikap menolak RUU APP. Mereka mendesak DPR agar seluruh dana 
negara yang 
> dialokasikan untuk pembahasan RUU itu dikembalikan kepada negara 
dan 
> digunakan untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan bencana alam di 
Tanah 
> Air.
> 
> "Kami mengingatkan kepada pemerintah agar tidak berinisiatif 
melakukan 
> kontrol politik terhadap penciptaan karya-karya seni," kata 
Murtidjono.
> 
> Rangkaian aksi penolakan seniman Surakarta terhadap RUU APP juga 
diisi 
> diskusi bertema "Seks, Kekuasaan dan Seni di Ruang Publik" yang 
> menampilkan pembicara WS Rendra, Garin Nugroho, Mohammad Sobari, 
dan KH 
> Dian Nafi. Kegiatan ini digelar Rabu malam.
> 
> Garin Nugroho menilai hadirnya RUU APP menunjukkan bahwa elite 
politik 
> saat ini tidak mempunyai kesadaran budaya, seperti dicontohkan 
para 
> pendiri Tanah Air.
> 
> "Desakan seniman untuk menolak RUU APP menjadi ujian bagi para 
elite 
> politik, apakah mereka mendengarkan suara rakyat atau tidak. Tayub 
ini 
> adalah refleksi bahwa ruang publik masyarakat kelas bawah akan 
menjadi 
> korban dari RUU APP," katanya
> 
> ++++
> 
> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/16/utama/2515361.htm
> 
> 
> Pemprov Bali Tolak RUU APP 
> Meutia: Perlakukan Perempuan secara Adil
> 
> 
> Denpasar, Kompas - Provinsi Bali menolak Rancangan Undang-Undang 
> Antipornografi dan Pornoaksi melalui Surat Keputusan Gubernur Bali 
dan 
> Surat Keputusan DPRD Bali. Keputusan itu dihasilkan dalam Rapat 
Paripurna 
> DPRD Bali di Gedung DPRD Bali, Denpasar, Rabu (15/3).
> 
> Rapat paripurna itu dipimpin Ketua DPRD Bali IB Putu Wesnawa, 
didampingi 
> Wakil Ketua DPRD dan Gubernur Bali Dewa Beratha. Surat keputusan 
(SK) yang 
> menjadi sarana mengungkapkan aspirasi masyarakat Bali itu 
rencananya 
> dikirim ke DPR, dengan tembusan kepada Presiden RI serta Menteri 
Hukum dan 
> Hak Asasi Manusia.
> 
> "Untuk mengakomodasi keinginan masyarakat Bali, akan dikirimkan 
surat 
> keputusan penolakan terhadap RUU (rancangan undang-undang) yang 
akan 
> diserahkan sesegera mungkin," kata Dewa Beratha saat membacakan SK 
itu. 
> Dalam rapat paripurna itu dibacakan SK Gubernur dan SK DPRD Bali 
meski 
> belum bernomor dan bertanggal pembuatan.
> 
> Hadir dalam rapat penentuan sikap Bali itu antara lain Gubernur 
Bali, Wali 
> Kota Denpasar, Bupati Badung, Bupati Klungkung, Wakil Bupati 
Jembrana dan 
> Buleleng, serta perwakilan dari Kabupaten Karangasem, Gianyar, 
Bangli, dan 
> Tabanan. Juga hadir berbagai komponen masyarakat Bali.
> 
> Secara aklamasi, ratusan orang yang memenuhi ruang pertemuan 
menyatakan 
> menolak RUU Antipornografi dan Pornoaksi (APP) sekalipun direvisi. 
> Direvisinya RUU APP tidak menghilangkan esensi pengekangan 
terhadap 
> perkembangan dan kebebasan budaya, ekspresi, serta pelaksanaan 
ritual 
> tradisi yang hidup di masyarakat. RUU APP dinilai potensial 
menimbulkan 
> disintegrasi bangsa.
> 
> RUU APP dianggap sebagai sebuah aturan yang bermuara pada 
pengekangan 
> lingkup pribadi warga negara Indonesia. Banyak masukan dari 
komponen 
> masyarakat Bali yang menyebutkan pembahasan RUU APP hendaknya 
segera 
> dihentikan karena memboroskan keuangan negara.
> 
> Markas Daerah Legiun Veteran Bali yang diwakili Ida Bagus Kompyang 
> menyatakan kesedihan mereka atas munculnya RUU APP, yang 
disinyalir 
> merupakan desakan dari sekelompok orang. Menurut puluhan veteran 
yang 
> kemarin hadir lengkap dengan seragamnya itu, pembahasan RUU APP 
harus 
> segera dihentikan. Mereka khawatir keberadaan RUU APP ini memicu 
> disintegrasi bangsa.
> 
> Mantan anggota DPRD Bali, Adenan, menilai RUU APP potensial 
memecah belah 
> masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan agama. Ia 
> menyatakan dukungan untuk menghentikan pembahasan RUU APP sebelum 
terjadi 
> pemborosan keuangan negara.
> 
> Secara terpisah, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia 
Hatta 
> Swasono meminta agar dalam penyusunan kembali RUU APP, perempuan 
hendaknya 
> diperlakukan secara adil.
> 
> "Kami minta supaya perempuan jangan diperlakukan tidak adil dalam 
> menetapkan pasal-pasal seolah-olah itu adalah kesalahan perempuan, 
seperti 
> cara berpakaian di mana perempuan disorot dan dipersalahkan," ujar 
Meutia 
> di Kantor Presiden, Rabu.
> 
> Meutia berada di Kantor Presiden mendampingi Presiden Susilo 
Bambang 
> Yudhoyono menerima Komisi Nasional (Komnas) Perempuan yang 
dipimpin Kemala 
> Chandra Kirana. Dalam pertemuan itu masalah kontroversi RUU APP 
> disampaikan kepada Presiden oleh Komnas Perempuan. (AGN/INU/HAR)
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment .... 
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke