http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-546%7CP
Rabu, 22 Maret 2006
Kabar dari Bantul, Yogyakarta
APBD Bantul 2006 : Anggaran Pendampingan KTP 2 Juta, Bantuan Haji 300 Juta
Jurnalis : Eko Bambang S.

Jurnalperempuan.com-Bantul. Masih minimnya perhatian sejumlah pemerintah daerah 
terhadap upaya pemberdayaan perempuan dan penghapusan kekerasan terhadap 
perempuan bukan menjadi isu belaka. Hal ini dapat terlihat dari minimnya 
anggaran yang diberikan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut perempuan 
sebagai korban ketidakadilan gender. Bahkan sejumlah pemerintah daerah justru 
lebih memberi bantuan yang cukup besar terhadap kegiatan-kegiatan yang jauh 
lebih penting bagi kesejahteraan masyarakatnya seperti bantuan klub sepak bola, 
turnamen tennis dan bantuan haji. 

Salah satu contoh situasi ironis diatas dapat terlihat pada alokasi Anggaran 
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Bantul tahun 2006, terutama 
menyangkut pemberdayaan perempuan secara khusus dan peningkatan kesejahteraan 
rakyat secara umum. Sebagai contoh, dalam Pos Sekretariat Daerah seperti yang 
diolah oleh IDEA (Institute for Development and Economic Analysis) Yogyakarta, 
disebutkan beberapa anggaran yang cukup timpang. Dalam Pos tersebut, anggaran 
yang berkaitan dengan perempuan seperti ; pendampingan kekerasan terhadap 
perempuan (KTP) dan anak menerima alokasi dana sebesar sebesar 2 juta; 
peningkatan SDM ketrampilan untuk perempuan sebesar 20 juta; dukungan untuk 
usaha perempuan desa sebesar 37,5 juta. 

Sementara itu alokasi anggaran lain di Pos Sekretariatan Daerah menggambarkan 
situasi yang sangat ironis. APBD Kabupaten Bantul 2006 menganggarkan bantuan 
terhadap Persiba (Persatuan Sebak Bola Bantul) sebesar 6,5 Milyar; dukungan 
terhadap tutnamen Tennis Cup sebesar 1,1 Milyar, bahkan anggaran untuk bantuan 
Haji mencapai 300 juta yang sama sekali jauh dari masalah pengentasan 
kemiskinan masyarakat Kabupaten Bantul. 

Apa yang disampaikan dari data diatas jelas menunjukkan Pemeritah Kabupaten 
Bantul memang belum mempunyai perspektif yang baik dalam upaya pencapaian 
kesejahteraan masyarakat, secara khusus bagi penciptaan keadilan dan kesetaraan 
gender. Padahal, sejumlah aspek seperti pendidikan dan kesehatan reporoduksi 
perempuan di Kabupaten Bantul masih sangat kekurangan dan membutuhkan bantuan. 
Aspek kesehatan reproduksi perempuan misalnya, data Dinas Kesehatan DIY yang 
dikutip Kompas Edisi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Selasa (21/03) menunjukkan 
Angka Kematian Ibu di Bantul pada tahun 2004, dari 14.475 angka kelahiran 
terdapat 8 kasus kematian ibu dan pada tahun 2005 terdapat 12 kasus kematian 
ibu melahirkan dari 13.382 kelahiran di Kabupaten Bantul. 

Situasi ini semakin mengenaskan karena, kalau dilihat Pendapatan Asli Daerah 
(PAD) Kabupaten Bantul, penyumbang terbesar pada tahun 2005 adalah dari 
retribusi kesehatan sekitar 11 Milyar diatas PPTU 6,35 Milyar dan Retribusi 
Rekreasi sebesar 2,46 Milyar. Seharusnya pendapatan restribusi kesehatan ini 
digunakan untuk mengatasi masalah kematian ibu melahirkan yang semakin tinggi 
dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, ironisnya Kabupaten Bantul justru 
memprioritaskan masalah sepak bola, turnamen tennis dan naik haji yang sama 
sekali tidak menjadi prioritas. 

Menurut Dati Fatimah, dari IDEA, minimnya anggaran yang dialokasikan secara 
khusus untuk keadilan dan kesetaraan gender disebabkan oleh beberapa hal, 
pertama menyangkut pemahaman tentang perspektif gender yang masih kurang dari 
kalangan legislatif dan eksekutif, sehingga belum bisa memahami pentingnya 
alokasi khusus bagi perempuan. Faktor kedua menurut Dati adalah sosialisasi 
tentang Pengarusutamaan Gender yang dilakukan oleh pemerintah tidak mencakup 
proses penganggaran. 

Proses penganggaran ini penting dipahamkan, karena sejumlah legislatif 
seringkali kesulitan dalam menterjemahkan dimensi gender dalam alokasi 
anggaran. Lalu, bagaimana proses penyusunan anggaran yang dapat mengakomodasi 
kebutuhan yang berdimensi gender ini? Menurut Dati adalah dengan melibatkan 
perempuan dalam setiap penyusunan penganggaran, mulai tingkatan desa, hingga 
tingkatan yang lebih tinggi. Tanpa pelibatan perempuan, jelas legislatif maupun 
eksekutif akan kesulitan untuk memahami kebutuhan perempuan dalam upaya 
keadilan dan kesetaraan gender. (EBS)




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke