Saya tidak pernah bilang dia fundies , saya hanya permasalahkan anak-anak
NU yang ditendangin dari Isnet waktu dia menjabat jadi Ketua MSI (majlis
Syuro Isnet) , orang Isnet bersikukuh itu karena e-mail mereka bouncing
menurut gw cuma alasan yang dibuat-buat karena mereka menggunakan
ISP yang berbeda-beda , mana mungkin bouncing massal kayak gitu
dimana yang ditendangin cuma orang-orang NU .

Saya juga masalahin diberi tentang Zaki yang diberi sanksi karena kirim
posting 3 kali , sementara si Agung Prima kirim 7 nggak diapa-apain ,
jadi jelas banget standar ganda , mentang-mentang yang satu anak HMI
yang satu anak pro PKS jadi perlakuannya beda..

Dan saya muak dengan ular kepala dua kayak gitu

----- Original Message -----
From: "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, April 26, 2006 9:28 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Hosen: Reformasi Syariat Birokrasi


> udah saya undang pas belio main ke milis al - ikhwan, ama pak nadir
ditolak,
> gara gara dulu clash ama oom he-man.  oom he-man bilang boss nadir ini
> fundamentalis, makanya dia mutung huehehhe
>
> padahal di milis al-ikhwan dan beberapa milis lain (ppi austalia) doi
> dianggap jil.  di quensland pun doi ngajarnya mata kuliah spesial topik
ttg
> anti terorisme.  beberapa tulisan terakhir justru kritik terhadap pola
> marketing jil yg langsung ke grassroot dan bikin resistensi umat jadi
sangat
> kuat - di tempo kalo gak salah.
>
> tulisan mas nadir ini, meski dia gak mau ikutan di wm, tapi dikirim
langsung
> secara privat ke email saya, kayaknya ke mas dwi juga, dan karena mas dwi
> buka internet di amerika (pas di indon malam hari, dan paginya saya baru
> buka). jadi mas dwi yg posting duluan di milis wm dan ks.  jadi heiraaan,
> ama mas dwi, pak nadir ini di jamoni apaan yah hueheheheh  jadi lulut :p
> inget kucing piaraan dulu huehehehe
>
> salam,
> ari condro
>
> On 4/26/06, ariel <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> >
> > imo, tulisan & kritikan Nadirsyah Hoesen ini tepat sekali. Seingat sya
> > dulu pernah membaca tulisannya  mengenai khilafah. Sekedar usul
> > bagaiman jika pak Nadirsyah diundang ke WM :)~
> >
> > salam,
> > -ariel
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi"
> >
> > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > Gatra Edisi 24 Beredar Senin, 24 April 2006
> > >
> > > Reformasi Syariat Birokrasi
> > >
> > > Nadirsyah Hosen
> > >
> > > Rais Syuriyah Nahdlatul Ulama Australia-Selandia Baru, dan peraih dua
> > > gelar PhD dari National University of Singapore dan University of
> > > Wollongong.
> > >
> > > Berakhirnya kekuasaan Orde Baru (1966-1998) ditandai dengan semangat
> > > melakukan reformasi. Setelah tuntasnya reformasi personal (tahap
> > > pertama) yang dicirikan dengan naiknya para pemain baru di gelanggang
> > > politik nasional, reformasi tahap kedua digelar dengan melakukan
> > > amandemen UUD 1945. Periode reformasi konstitusional ini kemudian
> > > diikuti dengan tahapan berikutnya: reformasi birokrasi.
> > >
> > > Unsur pelayanan publik dan penataan kembali aparat pemerintah baik di
> > > pusat maupun di daerah guna menjadikan birokrasi lebih efisien dan
> > > efektif adalah unsur penting dari reformasi birokrasi. Tersendatnya
> > > reformasi pada periode ini bukan saja mempersulit amanat gerakan
> > > mahasiswa 1998 untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),
> > > tapi juga membuat masyarakat luas tidak merasakan dampak positif
> > > gerakan reformasi paska Orde Baru.
> > >
> > > Dalam konteks ini menarik dicermati respon sejumlah kelompok Islam
> > > untuk turut serta dalam proses reformasi. Mereka memaknai reformasi
> > > sebagai cara agar syariat Islam dapat diterapkan di Indonesia. Setelah
> > > gagal mendesakkan usulannya untuk mengamandemen pasal 29 UUD 1945
> > > dengan memasukkan kembali tujuh kata dari Piagam Jakarta, sejumlah
> > > elemen di tubuh umat mempromosikan ide penerapan syariat Islam di
> > > beberapa daerah.
> > >
> > > Bukannya turut serta menggagas dan mengisi program reformasi
> > > birokrasi, sesuai prinsip negara hukum dan pemerintahan yang baik,
> > > mereka malah asyik mempromosikan syariat versi mereka melalui
> > > tangan-tangan birokrasi. Ini yang saya sebut dengan "syariat
> > > birokrasi".
> > >
> > > Topik yang diatur mulai dari masalah aturan berpakaian, pembuatan
> > > papan nama Arab Melayu, pemberlakuan "jam malam" bagi perempuan sampai
> > > dengan diadakannya program baca tulis al-Qur'an bagi calon pengantin.
> > > Bentuk perangkat hukum yang digunakan mulai dari Surat Edaran Bupati,
> > > Instruksi Walikota, Surat Gubernur sampai dengan Peraturan Daerah
> > > (Perda).
> > >
> > > Syariat birokrasi semacam ini paling tidak mengandung tiga persoalan.
> > > Pertama, syariah Islam direduksi menjadi sekedar masalah kulit semata
> > > yang tidak menyentuh kebutuhan nyata masyarakat. Mereka gagal
> > > mempromosikan susbtansi ajaran Islam (maqashid al-syariah) dalam
> > > konteks pelayanan publik. Bagi masyarakat, syariat Islam dianggap
> > > berhasil diterapkan apabila pegawai di kantor bupati melayani publik
> > > dengan baik, efektif, efisien dan tidak ada unsur KKN. Bukanlah
> > > menjadi soal apakah pegawai tersebut berjilbab dan apakah papan nama
> > > kantor bertuliskan huruf Arab Melayu atau tidak.
> > >
> > > Contoh lain adalah bagaimana para penggagas penerapan syariat Islam
> > > itu memberikan kontribusi pemikiran agar birokrasi kita di daerah
> > > lebih ramping dan tepat sasaran serta membenahi sistem penggajian dan
> > > insentif yang adil sesuai dengan merit system.
> > >
> > > Indikator berikutnya adalah fasilitas publik seperti toilet umum,
> > > jalan raya, air bersih, lampu penerangan, angkutan umum, dan gedung
> > > sekolah terpelihara dengan baik dan dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh
> > > masyarakat. Ini semua termasuk inti atau substansi dari syariat Islam.
> > > Dan celakanya, ini pula yang sulit kita dapati di daerah yang
> > > menerapkan atau tidak menerapkan syariat birokrasi. Lalu apa bedanya
> > > bagi masyarakat antara menerapkan syariat atau tidak?
> > >
> > > Kedua, sebagian topik yang diatur dalam syariat birokrasi sebenarnya
> > > sudah kebablasan. Tidak ada aturan fiqh yang mengatur pasangan calon
> > > pengantin untuk pandai baca-tulis al-Qur'an. Fiqh juga tidak
> > > memberikan sanksi duniawi baik administratif ataupun pidana, bagi
> > > perempuan yang tidak menutup rambutnya. Kalaupun pemakaian jilbab
> > > dianggap kewajiban syar'i, maka ini merupakan urusan individu dengan
> > > sang Khalik. Syariat birokrasi telah mencampuradukkan mana yang
> > > tuntunan moral, mana yang berupa anjuran dan mana yang berupa
> > > kewajiban agama.
> > >
> > > Ketiga, syariat birokrasi di sejumlah dareah juga tidak memenuhi
> > > paradigma birokrasi modern: catalytic government dan community-owned
> > > government (David Osborne dan Ted Gaebler, 1993). Birokrasi
> > > pemerintahan seharusnya lebih berfungsi sebagai katalis, yang
> > > melepaskan bidang-bidang yang seharusnya dapat dikerjakan sendiri oleh
> > > masyarakat. Masalah berpakaian dan kemampuan memahami huruf Arab
> > > sejatinya merupakan urusan masyarakat bukan urusan birokrasi.
> > > Birokrasi seharusnya memberdayakan masyarakat agar tidak tergantung
> > > sepenuhnya kepada pemerintah. Yang kita saksikan beban birokrasi kita
> > > malah menjadi semakin bertambah.
> > >
> > > Kegairahan sejumlah daerah menerapkan syariat birokrasi justru dapat
> > > menjadi bumerang ketika masyarakat lambat laun akan menyadari bahwa
> > > hidup mereka tidak berubah menjadi lebih baik. Reformasi bukan sekedar
> > > mengubah aturan. Menurut Justice Kirby, reform is a change for the
> > > better.
> > >
> > > Kita pantas untuk khawatir kalau syariat birokrasi ini dapat
> > > melalaikan kita untuk fokus pada tahapan reformasi yang amat mendesak
> > > kita lakukan saat ini: reformasi birokrasi
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >  Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
....
> >
> >
> >  ------------------------------
> > YAHOO! GROUPS LINKS
> >
> >
> >    -  Visit your group
"wanita-muslimah<http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah>"
> >    on the web.
> >
> >    -
> >
> >  To unsubscribe from this group, send an email to:
> >
[EMAIL PROTECTED]<[EMAIL PROTECTED]
ogroups.com?subject=Unsubscribe>
> >
> >  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service<http://docs.yahoo.com/info/terms/>
> > .
> >  ------------------------------
> >
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke