On 4/27/06, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Nimbrung dikit ya..
> Kalau saja pemerintah mau jujur, mestinya yang  menanggung
> 'kebangkrutan' negara ini adalah segelintir orang yang menikmati
> hutang negara dan swasta, mungkin kita gak akan separah sekarang..
> padahal gunung emas di papua disikat sama mnc dari negara 'kedua'
> si-itu tuh.. :-(
>
> Lah dai ratusan trilyun BLBI yang dinikmati sedikit orang itu akhirnya
> siapa yang nanggung? Hutang LN yang membengkak puluhan kali
> setelah orba jatuh (dibanding jaman orla) siapa yang bayarin?
> Publik juga kan..
>

Quote:
"..
Pengenalan oleh Presiden SBY bahwa pertumbuhan ekonomi tidak otomatis
menciptakan lapangan kerja juga didukung oleh angka-angka di
Indonesia. Selama 32 tahun sejak tahun 1967, pertumbuhan PDB rata-
rata 7 persen per tahun. Namun, perbandingan antara perusahaan besar
dengan usaha kecil dan menengah (UKM) per tahun 1999 sebagai berikut:
jumlah perusahaan 36.815.409. Yang besar 1.831 atau 0,01 persen. Yang
UKM 36.813.578 atau 99,99 persen. Sumbangan dari yang 0,01 persen
dalam pembentukan PDB sebesar 59,36 persen.
Yang hanya 0,01 persen menyumbang 40,64 persen dalam
pembentukan PDB.

--> bagian ini mungkin ada yang salah tulis.. gak mungkin 0.01 persen
terus.. :-)

Ikut membentuk PDB berarti berproduksi dan berdistribusi, serta
memperoleh laba. Bayangkan ketimpangannya selama 32 tahun dengan
pertumbuhan PDB tinggi.

UKM yang praktis tidak mendapat fasilitas apa-apa menyerap 99,44
persenangkatan kerja. Yang 0,01 persen dengan segala fasilitas,
termasuk BLBI, menyerap 0,56 persen saja angkatan kerja.
Ini memang angka-angka tahun 1999. Tetapi, saya pernah melihat angka-angka
per tahun 2003. Bedanya tidak berarti sama sekali. Terlihat bahwa kaitan
antara pertumbuhan PDB dengan penyerapan tenaga kerja dan pengurangan
kemiskinan bisa sangat jauh kalau arah investasi tidak direncanakan
dengan baik.
.."


> Dengan kondisi seperti ini, mengharapkan karyawan/buruh berkorban
> (lagi) jelas sulit.. karena sebelum berkorban kita sudah sering
> dikorbankan
> koq.. udah gitu, anehnya masih ada yang membela mereka yang
> mengorbankan kita.. Lihat saja tuh statement dari parpol yang jual
> nama Islam, seputar orang yang hadir dalam pernikahan cucunya.. :-p
> Kalau yang dari parpol lain (yang membela eyang) sih udah jelas..
> muke orba, biarpun ngakunya 'reformis'.. :-(
>

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

Oleh Kwik Kian Gie
Ekonom Senior
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0604/27/opini/2610409.htm

Berita utama Kompas tanggal 20 April 2006 melaporkan pidato Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada pembukaan pameran Inacraft 2006.
Sungguh menarik karena berisi pengakuan bahwa jumlah pengangguran dan
kemiskinan tidak menurun walaupun ada pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu masyarakat dibuat tercengang atas melejitnya indeks
harga saham gabungan (IHSG) dan menguatnya nilai tukar rupiah. Apakah
dua buah indikator ekonomi ini riil ataukah semu, dan bahkan
merupakan balon? Hal ini akan saya ulas di paruh kedua tulisan ini.

Bisa bertolak belakang

Yang dikemukakan oleh Presiden SBY sangat menggembirakan. Kita
gembira tidak karena masih banyaknya pengangguran dan kemiskinan,
tetapi gembira karena Presiden mengenali bahwa hubungan antara apa
yang dinamakan indikator ekonomi makro dengan penderitaan rakyat bisa
bertolak belakang. Hampir semua ekonom dan lembaga-lembaga
internasional selalu mengatakan, pertumbuhan ekonomi mesti mengurangi
pengangguran dan kemiskinan. Bahkan dihitung secara eksak bahwa
pertumbuhan ekonomi sekian persen akan mengurangi pengangguran sekian
persen.

Lebih konyol lagi, dihubungkan begitu saja secara eksak bahwa
investasi sekian persen akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekian
persen. Maka, yang dikejar hanyalah pertumbuhan ekonomi tanpa peduli
apakah pertumbuhan itu lebih memperkaya yang sudah kaya dan lebih
menyengsarakan yang sudah miskin. Sekarang Presiden SBY terang-
terangan mengatakan bahwa "... lapangan kerja baru yang tercipta oleh
satu persen pertumbuhan ekonomi masih sangat rendah."

Terus bagaimana? Presiden SBY seolah didukung oleh ekonom Amerika
yang menjadi terkenal karena bukunya yang menghebohkan (The
Confessions of an Economic Hitman), yaitu John Perkins. Saya kutip
yang relevan buat tulisan ini. Halaman 15-16: "Faktor yang paling
menentukan adalah pendapatan domestik bruto (PDB). Proyek yang
memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDB harus
dimenangkan. Walaupun hanya satu proyek yang harus dimenangkan, saya
harus menunjukkan bahwa membangun proyek yang bersangkutan akan
membawa manfaat yang unggul pada pertumbuhan PDB.... Pertumbuhan PDB
bisa terjadi walaupun hanya menguntungkan satu orang saja, yaitu yang
memiliki perusahaan jasa publik, dengan membebani utang yang sangat
berat buat rakyatnya. Yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin
menjadi semakin miskin. Statistik akan mencatatnya sebagai kemajuan
ekonomi."

Pengenalan oleh Presiden SBY bahwa pertumbuhan ekonomi tidak otomatis
menciptakan lapangan kerja juga didukung oleh angka-angka di
Indonesia. Selama 32 tahun sejak tahun 1967, pertumbuhan PDB rata-
rata 7 persen per tahun. Namun, perbandingan antara perusahaan besar
dengan usaha kecil dan menengah (UKM) per tahun 1999 sebagai berikut:
jumlah perusahaan 36.815.409. Yang besar 1.831 atau 0,01 persen. Yang
UKM 36.813.578 atau 99,99 persen. Sumbangan dari yang 0,01 persen
dalam pembentukan PDB sebesar 59,36 persen. Yang hanya 0,01 persen
menyumbang 40,64 persen dalam pembentukan PDB.

Ikut membentuk PDB berarti berproduksi dan berdistribusi, serta
memperoleh laba. Bayangkan ketimpangannya selama 32 tahun dengan
pertumbuhan PDB tinggi.

UKM yang praktis tidak mendapat fasilitas apa-apa menyerap 99,44
persenangkatan kerja. Yang 0,01 persen dengan segala fasilitas,
termasuk BLBI, menyerap 0,56 persen saja angkatan kerja. Ini memang
angka-angka tahun 1999. Tetapi, saya pernah melihat angka-angka per
tahun 2003. Bedanya tidak berarti sama sekali. Terlihat bahwa kaitan
antara pertumbuhan PDB dengan penyerapan tenaga kerja dan pengurangan
kemiskinan bisa sangat jauh kalau arah investasi tidak direncanakan
dengan baik.

Bagaimana penjelasannya? Yang diartikan dengan PDB adalah semua
produksi seluruh bangsa dijumlah menjadi satu. Maka, kalau PDB dari
seluruh bangsa dibuat oleh sekitar 100 orang dan karena padat modal
mempekerjakan 200.000 buruh saja, dampaknya kenaikan PDB-ya hanya
menyangkut 100 orang yang super kaya beserta 200.000 buruh yang
memperoleh pekerjaan.

Peningkatan IHSG

Sekarang tentang meningkatnya IHSG dan penguatan rupiah. Dalam
sejarah fluktuasi IHSG dan nilai tukar rupiah, keduanya seringkali
terkait nyaris absolut. Mari kita segarkan ingatan kita tentang apa
yang pernah terjadi di masa lampau.

Coba simak kembali statistik di masa lampau yang terkait dengan dua
indikator ekonomi tersebut. Kita pernah mengenal angka IHSG 200,
meningkat sampai 600, turun lagi menjadi 200, meningkat lagi sampai
600, turun lagi menjadi 200, dan kemudian meningkat lagi terus sampai
sekitar 1.400 sekarang ini. Berbarengan dengan peningkatan angka
IHSG, selalu diberitakan besar-besar betapa Indonesia kemasukan uang
dollar banyak sekali yang dibelikan saham-saham di Bursa Efek
Jakarta.

Apa dampaknya? Permintaan terhadap saham-saham Indonesia meningkat
tajam yang membuat IHSG meningkat tajam. Karena yang membeli investor
asing, mereka membawa dollar masuk yang dibelikan rupiah terlebih
dahulu. Penawaran dollar dan permintaan rupiah meningkat tajam
sehingga nilai rupiah menguat.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah modal asing akan mengalir masuk
terus? Kalaupun tidak, apakah modal asing yang sudah tertanam dalam
saham-saham itu tidak akan pernah dijual dengan maksud merealisasi
labanya, yang lantas dibelikan dollar untuk dikembalikan ke negara
asalnya?

Kalau ya, dapat diperkirakan bahwa ketika saham-saham dijual cepat
dalam volume besar, IHSG akan menurun terus. Hasil penjualannya dalam
rupiah akan dibelikan dollar yang berarti penawaran rupiah dan
permintaan dollar akan melonjak. Akibatnya, IHSG dan nilai tukar
rupiah bersama-sama anjlok. Apakah pernah terjadi? Sering seperti
yang saya gambarkan tadi.

Pertanyaan menarik selanjutnya ialah apakah gejolak yang saya
gambarkan itu kebetulan atau by design oleh para investor besar yang
spekulan profesional? Yang sudah pernah kita alami memang
direncanakan.

Ketika saham-saham rendah harganya yang dicerminkan dengan IHSG yang
200, investor asing membeli terus. Dengan pembelian ini harga saham
meningkat terus. Ketika mencapai puncaknya yang 600, harga pokok rata-
ratanya (200 + 600) : 2 = 400. Ketika mencapai puncaknya yang 600
laba mulai direalisasi dengan menjualnya. Para investor spekulan
profesional mengatur penjualannya agar pada saat IHSG mencapai 400,
semua sahamnya sudah terjual habis. Kondisi psikologi massa membuat
investor amatiran tidak akan berhenti. Mereka akan menjualnya terus
seraya menurunkan IHSG sampai titik terendah yang 200.

Apakah pola tersebut akan terulang? Buat saya, ya, karena tidak dapat
dibayangkan uang sebanyak itu yang dimiliki oleh perusahaan-
perusahaan keuangan internasional yang pandai dan berpengalaman
ditanam dalam saham perusahaan- perusahaan Indonesia dengan
perhitungan memperoleh keuntungan dari dividen. Motifnya jelas
spekulasi.

Tentang penguatan rupiah

Bukankah rupiah menguat karena ekspor versus impor atau transaksi
berjalannya surplus terus? Tidak juga. Tahun 1998 sampai dengan tahun
2004 memang surplus terus. Tetapi, bukan karena ekspornya yang
meningkat tajam, melainkan impornya yang menurun tajam sebagai akibat
dari krisis yang diikuti dengan kelesuan ekonomi. Karena ekonomi
lesu, produksi menurun dan kebutuhan akan bahan baku dan bahan
penolong yang diimpor menurun. Daya beli juga merosot sehingga impor
barang konsumsi juga menurun.

Sekelumit angka-angkanya: transaksi berjalan tahun 2003 surplus 8,1
miliar dollar AS. Tahun 2004 masih surplus, tetapi menyusut menjadi
3,1 miliar dollar AS atau berkurang dengan 61,7 persen. Triwulan II
tahun 2005 sudah minus 798 juta dollar AS dan triwulan III 2005 minus
2 juta dollar AS. Jelas sekali kecenderungannya menuju pada defisit
dalam transaksi berjalan. Ekonomi baru mulai bangkit sedikit saja,
impornya sudah lebih besar daripada ekspornya. Ini berarti kekuatan
ekonomi kita sangat lemah. Kekuatan rupiah semata-mata karena
masuknya dana asing yang spekulatif dan footloose.

Semua faktor krusial mengindikasikan melejitnya IHSG dan menguatnya
rupiah karena spekulasi besar-besaran oleh para spekulan
internasional yang profesional. Bahkan ada indikasi bukan spekulasi
biasa lagi, tetapi dengan perencanaan supaya saham-saham habis ketika
IHSG merosot sampai titik yang tidak lebih rendah daripada harga
pokok rata-rata.

Mari sekarang kita letakkan semua yang saya tulis ini dengan latar
belakang kredit bermasalah (non performing loan) yang membengkak.
Banyaknya sepeda motor yang dikembalikan karena konsumen tidak mampu
meneruskan cicilannya. Merosotnya kemampuan bank menyalurkan
kreditnya maupun merosotnya permintaan kredit dari perusahaan-
perusahaan. Bertenggernya loan to deposit ratio (LDR) yang tetap saja
sekitar 40 persen. Ditutupnya banyak perusahaan karena tidak mampu
bersaing dengan barang-barang dari China. Keuangan negara yang akan
semakin sempit karena meningkatnya harga minyak. Kekalutan berpikir
dalam pola subsidi dan sebagainya.

Saya tidak peduli terhadap pemodal besar. Artikel ini bermaksud
membela pemodal yang pas-pasan. Janganlah ikut- ikutan. Anda
menabungnya dengan susah payah.


> On 4/27/06, Ary Setijadi Prihatmanto < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Jangan lupa, di Korea itu,
> > Pengusaha perusahaan itu juga nggak kalah sama buruhnya.
> > Bos perusahaan Daewo dan KIA itu waktu krisis kemarin :
> > 1. Meminta maaf secara publik atas ketidakberhasilan perusahaan
> > 2. Bersedia bekerja tanpa dapat gaji selama 1 tahun
> >
> > Jadi bukan hanya buruhnya, tapi memang juga pengusaha dan masyarakatnya
> > beda...
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "He-Man" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Thursday, April 27, 2006 1:41 AM
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] Tetapkan 1 Mei hari libur buruh
> >
> > > Masalah terbesar perburuhan di Indonesia adalah tidak merasa memiliki.
> >
> > > Ada sinetron Korea di Indosiar jam 5 sore, yang episode kemaren
> > > menceritakan karyawan supermarket itu bersedia tidak diberi tunjangan
> > > dan bonus hanya gaji pokok saja bila penjualan mereka tidak naik
> > > 10 % , ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan .
> > >
> > > Kasus seperti ini bukan cuma di film tapi sempat terjadi ketika KIA
> > > Motor kolaps , para buruh pabrik itu bersedia gaji mereka dipotong
> > > asal pabrik tidak bangkrut dan ditutup , masyarakat pun ramai-ramai
> > > membeli mobil KIA untuk menyelamatkan asset nasional mereka.
> > >
> > > Sementara di Indonesia buruh dan pengusaha selalu ditempatkan dalam
> > > posisi vis a vis bukan sebagai mitra.Pengusaha menyediakan lapangan
> > > kerja , buruh menyediakan tenaga , bila pengusaha kolaps maka buruh
> > > ikut kolaps juga.Bila pabrik bangkut maka para buruh akan jadi
> > > pengangguran , logika ini gak jalan di otak para buruh Indonesia.
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: "SPSI K1" <[EMAIL PROTECTED]>
> > > Sent: Wednesday, April 26, 2006 9:08 AM
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Tetapkan 1 Mei hari libur buruh
> > >
> > > > Mas Wida semboyan itu punya pak Ambon kalo saya pribadi sih lain
> > lagi
> > > > semboyannya
> > > > 'Untuk menolak Revisi UU No 13 kaum buruh bersatulah.'
> > > > kalo seandainya kaum buruh jadi lahan empuk buat berkembanganya
> > komunisme ya
> > > > jangan salahkan la wong sikap pemerintah yang mencla-mencle dan
> > enggak
> > > > konsekuen membela kaum buruh. kaum buruh seakan - akan bukan waga
> > indonesia
> > > > yang selalu jadi korban Politik dan kapitalis.
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke