Ini ana kirimkan tulisan Abah ttg Kartini dan diskriminasi dari pandangan lain. Abah menulis: Berlaku adillah, (adil) itu lebih dekat kepada taqwa (5:8). Dalam konteks ini publikasi informasi diperintahkan Allah SWT supaya adil merata. Pahlawan perempuan, pendekar bangsa tidak hanya sebatas di Jawa saja, dalam arti di samping RA Kartini yang mulia harum namanya, pendekar bangsa, haruslah pula marak dipublikasikan pahlawan-pahlawan perempuan di luar Jawa. Keadilan bukan hanya dalam pembagian rezeki antara pusat dengan daerah, akan tetapi juga dalam hal martabat dan kemuliaan. Silakan dibaca Seri 473 di bawah.

Wassalam,
Muammar Qaddhafi yg pk e-mailnya Abah pd mlm/hr Jumt

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
473. Malahayati, RA Kartini, Publikasi dan Imajinasi Chusnul Mariyah

Malahayati, jelas itu nama perempuan. Siapa dia? Tidak begitu dikenal umum. Mengapa? Hampir tidak pernah dipublikasikan melalui media bertulis maupun media bertayang. Saya yakin bahwa banyak di antara pembaca yang baru membaca namanya pada judul di atas. Malahayati hanya dikenal dalam lingkuangan terbatas, yaitu di Perhubungan Laut dan di TNI Angkatan Laut. Malahayati adalah nama sebuah kapal perang RI. Dalam kalangan sipil hanya dikenal sebatas Perhubungan Laut, yaitu nama sebuah pelabuhan di Aceh (jarang sekali termaktub dalam peta), jadi hanya dikenal sebatas oleh kalangan masyarakat Aceh saja).

RA Kartini, siapa yang tidak kenal! Mengapa? Karena buah pikirannya berupa surat-surat yang dikirim kepada Ny. Abendanon di negeri Belanda tersebar oleh publikasi. Bahkan setiap 21 April diekspos oleh media bertulis maupun media bertayang, sering diiringi pula publikasi melalui media bernada: "Raden Ajeng Kartini puteri sejati. Putri Indonesia harum namanya.
    
Imajinasi Chusnul Maria, apa itu? Chusnul Mariyah memberikan komentar (baca: imajinasi) tentang RUU Daerah Istimewa Nanggroe Aceh Darussalam yang memberlakukan Syari'at Islam. Bagaimana bunyi imajinasi itu? Bacalah The Jakarta Post, April 27, 2001. Begini bunyinya: "Experts warned House of Representatives legislators on Thursday of constitutional offenses resulting from the adoption of special autonomy status in Aceh, based on a bill currently being deliberated by the lawmakers. Chusnul criticized the possibility of implementing Islamic Law in the province, saying many problems would arise as a result. 'I am not against Islamic law, but we have to admit that such a law could lead to violence against women, who make up 75 percent of the whole Acehnese population,' Chusnul said."

Demikianlah imajinasi Chusnul. Saya berani mengatakan imajinasi oleh karena pernyataan itu tidak bertumpu di atas Nash, yaitu Al Quran dan Al Hadits, dan juga tidak bertopang pada dunia empiris Kerajaan Aceh yang memberlakukan Syari'at Islam, sebelum penjajahan Belanda. (Perlawanan Aceh terhadap Belanda baru berakhir tahun 1937). Patut diduga (meminjam ungkapan Memo I) bahwa sungguh-sungguh (meminjam ungkapan Tap MPR) Chusnul menyangka bahwa "filosofi" media nada Sabda Alam: "Wanita dijajah pria sejak dulu" berasal dari Syari'at Islam. Maka ia berkata: "Saya tidak menetang Syari'at Islam, namun kita harus mengakui bahwa Syari'ah itu dapat menggiring ke arah kekerasan terhadap perempuan, yang meliputi 75% dari seluruh penduduk Aceh." Sudah sangat sering dipublikasikan bahwa menurut Nash, perempuan sangatlah dilindungi oleh Syari'ah. Oleh sebab itu akan dikemukakan dari segi empirisnya saja, seperti di bawah ini.
  
***

Kerajaan Aceh dikenal dengan nama Samudra oleh Marco Polo, yang mengunjungi negeri itu dalam tahun 1292. Padahal Samudra hanyalah nama salah satu dari enam buah pelabuhan-niaga di bagian utara Kerajaan Aceh. Dari kata Samudra inilah berasal nama Sumatera. Pada tahun 1586, armada Angkatan Laut Kerajaan Aceh, yang panglimanya adalah seorang perempuan, yaitu Laksamana Malahayati menjerang Portugis di Malaka dengan kekuatan yang terdiri dari 500 buah kapal perang dengan 60,000 "marinir". (Seperti diketahui Malaka diduduki oleh Portugis sejak tahun 1511). Laksamana Malahayati tercatat pula memimpin perang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599. Dalam buku "Vrouwelijke Admiral Malahayati", penulis wanita Belanda Marie van Zuchtelen menyebutkan bahwa armada ini terdiri dari sekitar 2000 prajurit perempuan yang gagah, tangkas dan berani, yang terdiri dari janda-janda (inong bale) pahlawan yang telah tewas.

Pada permulaan abad ke-20 tercatat dua pahlawan perempuan dari Kerajaan Aceh, yaitu Cut Nyak Din dan Cut Meutia. Sangatlah picik horison pengethuaannya kalau masih ada yang tidak kenal Cut Nyak Dhin. Eros Djarot telah memperkenalkannya melalui film berjudul Cut Nyak Dhin.(*) Akan halnya Cut Meutia, boleh jadi masih banyak yang belum pernah mendengar namanya. Ironis memang, bahwa Exxon Mobil Corp. yang mengolah gas alam (dari sumur-sumur gas alam di daerah Arun) menjadi gas alam dicairkan (liquefied natural-gas, LNG) jauh lebih dikenal dari Cut Meutia. Padahal daerah Arun ini menjadi medan tempur perlawanan gerilya Aceh terhadap Belanda pada permulaan abad ke-20. Di daerah Arun inilah Cut Meutia syahid dalam perang bersosoh dengan tentera Belanda rencong versus pedang, disaksikan dari atas dahan pohon oleh Teuku Raja Sabi, putera Cut Meutia yang masih bocah. Teuku Raja Sabi di bawah bimbingan ayah tirinya, Pang Nanggroe, meneruskan perlawanan gerilya hingga tahun 1937. Di Arun inilah berdiri rumah panggung Cut Meutia yang menjadi obyek wisata sejarah. Mudah-mudahan rumah panggung itu masih berdiri hingga dewasa ini.

Dari dunia empiris Kerajaan Aceh tersebut menunjukkan bahwa Syari'at Islam memberikan hak yang sama, tak terkecuali hak untuk mendapatkan pendidikan, kepada laki-laki dan perempuan, alhasil tidak ada masalah gender. Perempuanpun dapat menjadi Panglima Angkatan Laut, pemimpin gerilya, jika ia terdidik dan kapabel untuk itu, seperti halnya dengan Malahayati, Cut Nyak Din dan Cut Meutia. Maka ucapan Chusnul di The Jakarta Port itu sungguh-sungguh imajinasi.
 
***

Firman Allah SWT (demi keotentikan, transliterasi huruf demi huruf):
-- A'ADLWA HW AQRB LLTQWY (S. ALMA^DT, 8), dibaca:
-- I'dilu- huwa aqrabu littaqwa- (s. alma-idah), artinya:
-- Berlaku adillah, (adil) itu lebih dekat kepada taqwa (5:8).

Dalam konteks ini publikasi informasi diperintahkan Allah SWT supaya adil merata. Pahlawan perempuan, pendekar bangsa tidak hanya sebatas di Jawa saja, dalam arti di samping RA Kartini yang mulia harum namanya, pendekar bangsa, haruslah pula marak dipublikasikan pahlawan-pahlawan perempuan di luar Jawa. Keadilan bukan hanya dalam pembagian rezeki antara pusat dengan daerah, akan tetapi juga dalam hal martabat dan kemuliaan. WaLlahu A'lamu bi Al Shawa-b.

*** Makassar, 6 Mei 2001
   [H.Muh.Nur Abdurrahman]
-----------------------------
(*)
Dalam film itu tidak muncul nama Cut Meurah Gambang, anak Cut Nyak Dhien, yang meneruskan jihad melawan Belanda.

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ




  ----- Original Message -----
  From: Ambon
  To: Undisclosed-Recipient:;
  Sent: Sunday, April 23, 2006 6:18 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Kartini dan Diskriminasi


  RIAU POS

  Kartini dan Diskriminasi   



  Jumat, 21 April 2006
  "Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.'' (Surat Kartini kepada Ny Van Kol, 21 Juli 1902)

  Kami awali dengan sebuah kisah, kalau kami tidak salah pernah dibacakan oleh dr Susiana Tabrani dalam sebuah pertemuan. Kisah ini juga terpampang manis di salah satu sudut Rumah Sakit Tabrani. Judulnya: Rabbi, Mengapa Bundaku Menangis? Begini kisahnya, seorang anak kecil bertanya kepada Tuhannya, ''Rabbi, mengapa Bundaku sering menangis?'' Allah menjawab, ''Karena ibumu seorang perempuan. Aku menciptakan perempuan sebagai makhluk istimewa. Aku kuatkan bahunya untuk menyangga dunia, Aku lembutkan hatinya untuk memberi rasa aman, Aku kuatkan rahimnya untuk melahirkan benih manusia, dan Aku tabahkan pribadinya untuk terus berjuang saat orang lain menyerah, Aku berikan dia rasa sensitif untuk mencintai putra-putrinya. Aku tanamkan rasa sayang yang akan meninabobokkan anaknya, dan berbagi cerita dengan putra-putrinya yang beranjak dewasa. Aku beri dia kekuatan memikul beban keluarga tanpa mengeluh. Aku kuatkan batinnya untuk tetap menyayangi walau disakiti. Aku berikan keindahan untuk melindungi batin suaminya. Aku berikan dia kebijaksanaan untuk mengerti bahwa suami yang baik tak akan pernah menyakitinya. Tapi kadang itu hanya ujian, apakah dia wanita setia. Bundamu, makhluk yang sangat kuat, jika kau lihat bundamu menangis, karena dia Kuberi air mata, yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk membasuh luka batinnya dan memberikan kekuatan baru.''

  Adalah sebuah fitrah dalam hidup, sesuatu yang berharga dalam kehidupan ini diletakkan pada tempat yang sesuai. Mutiara yang berkualitas akan terjaga dengan rapi pada cangkang tiram yang kokoh dan kuat, perhiasan mahal, biasanya akan dibungkus dan diletakkan pada kotak dan ruang yang aman, begitu pula brangkas dengan yang kuat diperlukan buat menyimpan surat berharga, atau ruang terbaik dari sebuah show room digunakan untuk meletakkan mobil yang termahal.

  Penempatan kalimat bahwa kaum Hawa sangatlah istimewa tentu saja tidak menafikan para kaum Adam yang juga merupakan makhluk yang istimewa. Kita sama-sama mengetahui bahwa Allah menciptakan segala sesuatu ini dengan berpasang-pasangan dan setara. Perumpamaan ini dapat kita ibaratkan dengan penciptaan adanya siang dan malam, hitam dan putih, baik dan buruk serta lainnya.

  Beralih dari ilustrasi di atas, kami ingin sedikit mengulas dan membicarakan tentang diskriminasi dan emansipasi yang sering didengungkan dan diangkat oleh kaum perempuan. Namun, karena hari ini adalah hari kelahiran Ibu Kartini, maka kami ingin mengatakan bahwa kaum perempuan sering kali salah dan terbata-bata dalam membaca cita-cita Kartini itu sendiri. Sebagai contoh, emansipasi sering diartikan sebagai bentuk yang menyamaratakan posisi perempuan dengan laki-laki. Emansipasi lebih mirip dengan tingkah polah liberal yang sangat jauh dari syar'i. Bukankah perempuan dan laki-laki telah diberikan Allah peran masing-masing dan jika hal ini kita lakoni dengan baik, maka pahalanya sama di sisi Allah.

  Di sisi lain, Kartini sendiri dalam kumpulan suratnya Door Duisternis tot Licht yang diartikan oleh cucu tirinya sebagai Dari Gelap menuju Cahaya, atau dalam bahasa Arabnya, Minazh-Zhulumaati ilan-Nur adalah merupakan inti dari panggilan Islam itu sendiri, yang maksudnya membawa manusia dari alam kegelapan atau kejahiliyahan menuju ke tempat yang terang benderang (petunjuk atau kebenaran al Haq) QS. 2: 257.

  Hal ini tergambar dalam suratnya kepada Van Kol yang kami ilustrasikan di atas. Namun sayang, ketika Kartini masih dalam proses menuju cahaya itu, beliau telah menghadap Yang Kuasa. Kartini kembali pada Pencipta, Penguasa dan Pemiliknya, tempat kembali semua umat manusia. Upayanya memang tidak mudah, karena pada masanya dia harus melawan usaha westernisasi dan tradisi yang sangat kuat. Belum lagi perang pemikiran (gazul fikri) yang sampai pada Kartini lewat korespondensinya dengan beberapa orang yang notabene bukan seiman.

  Ya, begitulah, emansipasi yang sering dikaitkan dengan perjuangan Kartini ini sebenarnya tidakklah seperti yang kebanyakan para perempuan tuntut. Emansipasi adalah bagaimana seorang perempuan dan laki-laki untuk saling besinergi dalam memerankan amanah yang diberikan Allah kepada kaum perempuan itu sendiri.

  Perempuan dibatasi oleh fitrah, demikian pula para kaum laki-laki. Mereka juga memiliki batas-batas yang harus disepakati. Berbicara tentang RUU APP yang katanya adalah salah satu bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan, kami rasa itu tidaklah beralasan. Bukankah kaum perempuan adalah mutiara yang memang harus dibungkus dengan rapi? Perempuan memiliki tubuh yang sangat indah sehingga Allah memberi batasan aurat dalam Alquran itu sangatlah jelas (QS Al Ahzab 59) dan bukan untuk dipertontonkan, dipamerkan, dan diperjualbelikan secara obral. Apakah itu bentuk diskriminasi? Tentu tidak. Hal ini tentu saja sejalan pula dengan fitrah kaum lelaki yang memang diberikan potensi senang dengan perempuan dan tahta. Namun kesenangan laki-laki terhadap perempuan harus disalurkan melalui jalan yang telah diatur secara hukum legal, benar, dan terhormat, untuk menunjukkan bahwa perempuan itu memang makhluk yang terhormat, sama seperti laki-laki. Perempuan bukanlah barang dagangan -apa lagi produk industri- yang seenaknya bisa dieksploitasi untuk kepentingan syahwat dan materi.

  Oleh karena itu, kami heran dan sangat menyayangkan, mengapa banyak kaum perempuan yang mengaku-ngaku sebagai pembela hak-hak kaum perempuan yang terjajah, malah bertindak sebaliknya. Dengan argumen yang dicari-cari mencari pembenaran mereka malah memberikan kesempatan luas kepada masyarakat agar kaum perempuan dieksploitasi. Mereka putar balik RUU APP hanya akan mengekang kebebasan kaum perempuan untuk berekpresi. 

  Mereka tuding RUU ini anti demokrasi dan melanggar HAM. Mereka perjuangkan kebebasan perempuan secara tidak terbatas, kebebasan tanpa norma-norma, kebebasan tanpa aturan. Seakan-akan perempuan itu tidak memerlukan laki-laki dan bisa hidup menyendiri. Mereka tampilkan contoh-contoh yang tidak relevan, sementara fakta bahwa banyak dieskploitasi dan ternistakan akibat pornografi dan porno aksi mereka abaikan. Bukankah banyak orang yang berteriak-teriak demokrasi, HAM, kebebasan, akan tetapi tingkahlakunya malah kebalikannya? Sebuah sikap yang malah memancing pertanyaan, agenda apa sebenarnya yang mereka usung?***


  Yuslenita Muda, dosen Matematika FST UIN Suska, anggota Yayasan Pusaka Riau. Siska MSi, dosen FE UIR

  --
  ----------------------------------------
  I am using the free version of SPAMfighter for private users.
  It has removed 273 spam emails to date.
  Paying users do not have this message in their emails.
  Try www.SPAMfighter.com for free now!


  [Non-text portions of this message have been removed]



  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....



------------------------------------------------------------------------------
  YAHOO! GROUPS LINKS

    a..  Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
     
    b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
     [EMAIL PROTECTED]
     
    c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.


------------------------------------------------------------------------------




[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke