Mba Ade bilang" sepengamatan saya, katakan ibu/istri, cuma menuntut kasih sayang dari suaminya serta anak-anak sehat dan bahagia, titik.
Saya cukup prihatin jika memang kebahagiaan perempuan hanya di persepsikan demikian. Dimana perempuan tidak lebih dari sekedar subordinat dari laki-laki bahwa tanpa kasih sayang dari pihak laki-laki maka kebahagiaan perempuan tidak ada??? tanpa adanya anak-anak sehat dan bahagia maka kebahagiaan perempuan tidak ada?? Apakah perempuan tidak akan bisa bahagia dengan keberadaan dirinya sendiri?? Apakah seorang istri tidak bisa mencapai kebahagiaan dengan eksistensi dirinya sendiri?? apakah seorang ibu tidak bisa mencapai kebahagiaan dengan keberadaan dirinya sendiri?? Apakah seorang istri yang ditinggal suaminya tidak mampu bahagia?? apakah seorang ibu tanpa anak-anaknya tidak bisa bahagia?? Apakah seorang perempuan hanya dipandang dari keberadaan suami dan anak-anaknya?? apakah begitu pula dengan fungsi sosialnya?? Saya pikir orang tidak terlalu bodoh untuk mengatakan bahwa perempuan menuntut persamaan dengan laki-laki melalui kesamaan fisik? Apa yang dinginkan dari kesetaraan Jender adalah persamaan nilai kemanusiaan dari laki-laki dan perempuan tanpa ada yang dipandang lebih hanya karena dia laki-laki atau dia perempuan. Ada satu contoh yang saya pikir sangat bagus tentang arti kesetaraan jender dari Qur'an sendiri bagaimana seorang prempuan dibebaskan dari KEWAJIBANYA MENYUSUI ANAKNYA WALAU SECARA FISIK FUNGSI MENYUSUI ADA DI DALAM TUBUH PEREMPUAN TAPI QUR'AN MENEGASKAN BAHWA KODRAT FISIK MENYUSUI WALAU ADA DIDALAM DIRI PEREMPUAN TIDAK SERTA MERTA MEMENJARAKAN PEREMPUAN DALAM TUGAS MENYUSUI ANAKNYA. BAHKAN QUR'AN MENYATAKAN JIKA PEREMPUAN TIDAK MAU MENYUSUI DAN DIBERIKAN PADA ORANG LAIN MAKA KEWAJIBAN PREMPUAN UNTUK MENCARI NAFKAH GUNA MEMBAYAR KEPADA ORANG YANG MAU MENYUSUI ANAKNYA, BUKANKAH INI MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN TIDAK SELALU HARUS BERADA DALAM WILAYAH DOMESTIK?? BUKANKAH INI MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN TIDAK SEHARUSNYA DIPENJARAKAN DI DALAM WILAYAH DOMESTIK?? Sayang sekali pihak2 yang menentang persamaan Jender seringkali didasari oleh prasangka yang buruk, berburuk sangka tanpa melihat realitas yang ada. Bagaimana tafsir-tafsir misogini terhadap teks Qur'an dan hadis telah membuat perempuan diperlakukan secara tidak adil. Bagaimana secara fungsi sosial perempuan di pasung sedemikian rupa. Saya coba kasih satu contoh saja bagaimana tafsit misogini menjadikan perempuan sebagai manusia kelas 2 dibawah laki-laki. Ketika kewajiban mencari nafkah hanya di bebankan secara absolut kepada pihak laki-laki maka seringkali perempuan tidak diberikan akses untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana laki-laki mendapatkan pendidikan sebagai modal untuk mencari pekerjaan. Dan ketika kondisi mengaharuskan perempuan untuk menjadi pencari nafkah maka apreasisi terhadap perempuan tidak sama dengan apa yang diterima oleh laki-laki. Seakan-akan perempuan yang menajdi pencari nafkah dipandang hanya sebagai "PEMBANTU" dari laki-laki. Masih banyak contoh2 yang lainya... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > ----- Original Message ----- > From: "Ade Suerani" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Tuesday, September 05, 2006 10:43 > Subject: [Lautan-Quran] Kesetaraan Jender yang Kebablasan > > > "Keinginan mewujudkan persamaan total antara laki-laki dan perempuan > akan bertentangan dengan kodrat perempuan sendiri", demikian > disampaikan Dr. Quraish Shihab seperti yang dikutip F. Syarifah dalam > tulisannya Di Balik Serbuan Feminisme, Jurnal Al-Ihsas edisi 02/Th. I > Dzulqaidah 1416 H/April 1996, halaman 11-16. > > Tuntutan Kesetaraan Jender > Bayangkan, kelompok yang entah dimotori oleh siapa sibuk menyusun > gerakan menafsirkan kembali teks Qur'an dan Hadits dengan dalih > membela hak-hak asasi perempuan Islam Indonesia. Mereka, misalnya, > menolak konsep penciptaan Siti Hawa dari Nabi Adam AS, konsep > kepemimpinan dalam keluarga bagi laki-laki, hukum kesaksian 1:2 (satu > laki-laki dua perempuan), hukum waris 2:1 (dua bagian laki-laki satu > bagian perempuan), kewajiban berjilbab atau batasan aurat perempuan, > dan kebolehan poligami. Mereka juga menolak keharaman melakukan > hubungan seksual dengan suami saat istri menstruasi, keharaman > perempuan melakukan sholat saat sedang menstruasi, ketentuan hukum > shaf laki-laki dalam sholat di bagian depan shaf perempuan. > Sebaliknya, mereka malah membolehkan perempuan menjadi imam sholat > dalam jama'ah yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka > bolehkan pula perempuan memberikan khutbah Jum'at dan mengumandangkan > adzan. > > Saya bertanya, perempuan siapa dan dimana di Indonesia yang > diapresiasikan kelompok-kelompok "pejuang hak asasi perempuan" itu? > Saya dari dulu cuma bisa berprasangka buruk bahwa semua tuntutan > diatas adalah pesanan dari agenda global Barat. Kita ketahui, Barat > terang-terangan membenci Islam. Barat ingin menghancurkan Islam. Buruk > sangka saya juga didasari oleh sumirnya sumber hukum yang dijadikan > dasar argumentasi kelompok-kelopok yang katanya memperjuangan hak-hak > perempuan. Mereka membuat hukum sendiri berdasar konteks yang berlaku > saat ini. Sungguh, itu tuntutan yang kebablasan. > > Kalau gerakan itu murni aspirasi perempuan Indonesia, perempuan > Indonesia di pulau mana? Di Sulawesi Tenggara, tepatnya Kota Kendari > tempat saya berpijak, dan sudah 9 Kab./Kota lainnya di Provinsi ini > yang biasa saya datangi (bukan untuk survei tentang ini, lho), > suara-suara itu tidak pernah ada. Sebagian suara-suara itu muncul di > media massa lokal oleh kelompok-kelompok yang menamakan dirinya > organsasi perempuan. Mereka, maaf, memanfaatkan perempuan-perempuan > yang tertindas, yang mungkin didzolimi suaminya, ayahnya, atau > Pemerintah dengan meracuni pikiran perempuan-perempuan itu. > Kalangan grass root, sepengamatan saya, katakan ibu/istri, cuma > menuntut kasih sayang dari suaminya serta anak-anak sehat dan bahagia, > titik. Hidup seorang perempuan lebih bahagia kalau tiap hari dapat > kecupan, pelukan, dan cinta dari suaminya. Perempuan juga sangat > bahagia tatkala anak-anaknya tumbuh sehat dan bersemangat. > > Ada tuntutan para istri karena perlakuan yang tidak adil dari > suaminya, seperti dipukuli, disakiti, dibentak dan sebagainya. Kalau > perilaku ini, murni kriminal, dan UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga > sudah mengaturnya. Silahkan diperjuangkan juklaknya, Peraturan > Pemerintah, misalnya, agar UU ini lebih produktif. > > Tuntutan seperti memperoleh pendidikan, berpolitik, mendapatkan > pekerjaan, adalah pretensi kesetaraan hak-hak umumnya perempuan > Indonesia, bukan setara secara total. > > Hak dan Kewajiban > Wilayah dimana laki-laki dan perempuan hidup, masing-masing telah > dibatasi oleh hak dan kewajibannya. Dinding hak dan kewajiban kalau > mau disebutkan sebenarnya nyaris tidak ada. Sesaat setelah kita > mengambil hak kita, saat itu pula kita dihadapkan pada kewajiban kita, > ataupun sebaliknya. Ketika laki-laki memutuskan menikah, maka ia > berkewajiban untuk menafkahi istri dan kelak anak-anaknya. Si lelaki > mendapatkan haknya bekerja diluar rumah, karena tuntutan kewajibannya itu. > Bagaimana dengan perempuan? Ketika menikah, mengandung dan melahirkan, > perempuan berhak menyusui anaknya. Karena anaknya itulah, sang ibu > diemban kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, > bahkan mungkin hukum di Indonesia. > Bapak tidak berhak menyusui anak, karena ibu yang melahirkan anak. > Bapak tidak diberikan air susu oleh Tuhan, untuk itulah bapak diberi > kewajiban mencari nafkah untuk kebutuhan gizi ibu agar air susuannya > sehat untuk anak. > > Bicara hak, tanggungjawabnya adalah kewajiban. Apabila perempuan > menuntut menjadi imam sholat layaknya laki-laki, maka kewajiban si > perempuan agar membawa sholat itu agar diberkahi Allah, SWT. Betapa > berat tugas ini. Tanggungjawabnya dihadapan ummat dan dihadapan Allah, > SWT. Bagaimana bisa perempuan memimpin sholat dengan baik, sementara > ia sendiri baru sehari berhenti mensnya, namun siapa yang menyangka, > mens itu tiba-tiba keluar lagi saat ia memimpin sholat? Sah-kah sholat > jama'ah yang dipimpinnya? > > Bagaimana bisa perempuan dikatakan kepala keluarga yang kewajibannya > mencari nafkah, kalau ia sedang dalam keadaan hamil besar? Tuhan tentu > akan menggugatnya di padang masyar karena ia tidak becus menafkahi > suami dan anak-anaknya. Betapa bahagianya saat kita hamil, lagi > enak-enakan dirumah, suami datang bawakan makanan lezat bergizi. Hmmm, > nyam, nyam, nyam. > > Biarkan kita hidup dalam wilayah hak dan kewajiban kita. Jangan pukul > rata, karena kita butuh relasi dengan lawan jenis kita. Tuhan sudah > menciptakan kita dengan segala kekurangan untuk ditutupi para lelaki. > Lelaki, jangan khawatir, tidak sedikit mereka punya kelemahan untuk > kita perempuan sempurnakan. Dengarlah apa kata Ratna Megawangi dalam > bukunya, "Biarkanlah Berbeda". > > > wassalamualaikum wr. wb., > ade > > > > > > IKUTILAH LOMBA MASAKAN LAUT. KIRIMKAN RESEP ANDA SEKARANG JUGA KE PANITIA > ([EMAIL PROTECTED]) > > > "Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat > memakan daripadanya daging yang segar, dan kamu mengeluarkan dari lautan itu > sesuatu yang dapat kamu pakai; dan kamu melihat kapal-kapal berlayar > padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya > kamu bersyukur". AN NAHL (16:14) > > "Lautan-Quran, Pijakan Menuju Kejayaan (kembali) Bangsa Bahari Yang > DiridhoiNYA." > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > __________________________________________________ > Apakah Anda Yahoo!? > Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam > http://id.mail.yahoo.com > ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/