Dek Herni berkata =
   
  Kaya gini deh. Ini kisah nyata dari bos gue ye. Yg perempuan, pinter,
muda tapi belum nikah (wkt itu), lagi ngasih pembicaraan serius di
depan audiensnya yg saya kira cara berpikirnya sama ma pak janoko.
Santun, alim (wong salah satu organisasi Islam), rajin2 tapi sering
gak nyambung (pas banget kan?). Lagi ngobrolin sesuatu yg serius dan
ilmiah, kebetulan soal legislasi, tiba2 ada yg berkomentar. ... "kalau
gitu, kita perlu UU yg mempercepat perempuan utk kawin ya, mbak".
Nadanya santun, datar tapi ada senyum tipis mengejek. Lho, apa
hubungannya? 
   
  ==========
   
  Jano-ko mengajak out of the gang  :)
   
   
  Yok kita baca bersama - sama hadits dibawah ini,
   
  -----
   
   
  Pernah suatu ketika tiga orang shahabat datang bertanya kepada istri-istri 
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang peribadatan beliau, kemudian setelah 
diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan peribadatan mereka. Salah seorang 
berkata: Adapun saya, akan puasa sepanjang masa tanpa putus. Dan yang lain 
berkata: Adapun saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya .... 
Ketika hal itu didengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau keluar 
seraya bersabda : 
   
  "Artinya : Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu, sungguh demi 
Allah, sesungguhnya akulah yang paling takut dan taqwa di antara kalian. Akan 
tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan aku juga tidur dan aku juga 
mengawini perempuan. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia 
tidak termasuk golonganku". (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). 
   
  -----
   
  Ini tidak ada kaitannya dengan pribadi siapapun lho, jano-ko hanya bertanya 
kepada dek Herni,  apakah hukumnya (menurut Islam) jika kita diskusi tentang 
"istri itu milik suami?" dengan seorang insan yang mengaku muslim / muslimah 
sedangkan dia tidak menyukai ajaran kanjeng Nabi Muhammad SAW yang berupa 
"perkawinan" ?.
   
  Ini diskusi lho....
   
  Lanjuttttt....
   
  wassalam. 
   
   
  


Herni Sri Nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Bukan soal nasehatnya, tapi caranya. Saya juga gak keberatan kalo
dinasehatin gitu. Paling gw jawab balik sambil becanda :) Tapi kalau
caranya kaya mas janoko, gw juga pasti sebel. Karena bukan soal
nasehat kawinnya, tapi gimana dia bilangnya dan dalam konteks apa. 

Kaya gini deh. Ini kisah nyata dari bos gue ye. Yg perempuan, pinter,
muda tapi belum nikah (wkt itu), lagi ngasih pembicaraan serius di
depan audiensnya yg saya kira cara berpikirnya sama ma pak janoko.
Santun, alim (wong salah satu organisasi Islam), rajin2 tapi sering
gak nyambung (pas banget kan?). Lagi ngobrolin sesuatu yg serius dan
ilmiah, kebetulan soal legislasi, tiba2 ada yg berkomentar.... "kalau
gitu, kita perlu UU yg mempercepat perempuan utk kawin ya, mbak".
Nadanya santun, datar tapi ada senyum tipis mengejek. Lho, apa
hubungannya? 

Saya bilang itu SINDIRAN yg to some extend, merendahkan kredibilitas.
Kalau anda PEREMPUAN, SEPINTAR APAPUN ANDA, SEBAIK APAPUN ANDA, itu
GAK DIHITUNG SELAMA ANDA BELUM NIKAH DAN PUNYA ANAK. Lebih jauh lagi,
perempuan yg diakui dan dihargai oleh mas janoko adalah mereka yg
NIKAH dan PUNYA ANAK. Makanya, dia lebih menghargai mbak Mia dibanding
mbak Aisha. Kalau ke gue sih, mungkin mas janoko udah kapok. Soalnya
gue gak bisa selembut dan sesantun mbak Aisha dlm merespon :) Sorry yee.

Anda mungkin bilang, ah itu mah karena terlalu sensitif aja karena
belum nikah. Saya bilang ini bukan masalah terlalu sensitif. Anda bisa
bilang gitu soalnya anda LAKI2 yg hidup dlm masyarakat yg PATRIARKIS.
Sindiran masyarakat thd laki2 yg belum nikah BEDA dng kepada perempuan
yg belum menikah. Anda baru ngerti, mungkin kalau anda jadi perempuan
:) Mau jadi perempuan? temen gue yg menurut gue dia feminis (laki2)
aja ogah jadi perempuan (bila dilahirkan kembali).

Ps. Huruf capslock itu utk mengstimulus otak anda yg gak ngerti2, biar
mudeng dikit. Tapi kalau anda merasa saya teriak2, saya cuma akan
bilang: iiih, kamu terlalu sensitip deh :).

salam sensi,
herni

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Erwin Deguchi"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Bismullahirrahmanirrahim,
Pak Janako, Pak Bejo, Pak Dimas, Aku, jadi tidak nyambung juga. Kalo 
ada yang menyatakan kenapa pak janako tidak boleh memberi nasehat, 
pasti termasuk orang yang tak nyambung.
Terlalu sensitif, karena memang belum punya suami. Jiwa jadi 
berontak. Padahal itu cuma saran biasa aja. Mbak2 boleh ngasih saran 
padaku supaya segera punya istri.
Aku terima nasehatnya dengan senang hati. :)
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
> <aishayasmina2002@> wrote:
> >
> > Pak Bejo,
> > Mengapa harus dibandingkan dengan Einstein? Sekarang begini saja 
> ya pak, coba kita telusuri mengapa ada anggota-anggota milis ini 
> yang mengatakan pak Jano sering tidak nyambung. Saya posting 
> menjelaskan tentang kata MILIK dalam kaitannya dengan hubungan suami-
> istri dan pendapat Dr Seto yang psikolog anak bahwa kata milik tsb 
> dalam kaitannya dengan hubungan orang tua-anak, ini menjadi salah 
> satu sebab terjadinya kekerasan. Lalu saya cerita yang saya lihat di 
> tv (saya tidak mengatakan bahwa itu FILM tapi tayangan) tentang 
> kekerasan pada Amy Jones. OK, sampai disini bisa dimengerti ya pak 
> Bejo?:) Kita lanjutkan lagi.
> 
> > 
> > Pak Jano ngomentari saya untuk tidak banyak melihat film yang 
> tidak sesuai dengan Quran dan hadis, disini sudah tidak nyambung 
> karena yang saya bicarakan tentang Amy ini bukan film (mba Rita juga 
> melihat tayangan itu). Itu talkshow dengan seorang ibu yang dianiaya 
> suaminya seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Ibu itu diwawancara 
> dan terlihat mata kirinya cacat, juga ada wawancara polisi yang 
> menemukan ibu ini setelah dianiaya suaminya, melihat kondisinya yang 
> penuh darah setelah dipukul beberapa kali tempurung kepalanya dan 
> yang kedua kalinya ditembak kepalanya 2 kali oleh suaminya, polisi 
> yakin umur ibu itu tidak akan panjang sehingga korban segera ditanya 
> dan direkam untuk menceritakan pelakunya. Karena kasus Amy Jones ini 
> di Amerika dibuat undang-undang baru yang menghapus aturan 
> sebelumnya yang membebaskan seseorang pelaku kekerasan dalam 24 jam 
> jika kekerasan itu dilakukan pertama kali. Itu sebabnya Amy yang 
> sudah terluka, bisa ditembak lagi oleh suaminya dalam jarak dekat 
> karena suaminya sudah dibebaskan dalam waktu 24 jam. Kalau tidak 
> salah undang-undangnya itu Amy Act (cmiiw, tolong donk teman-teman 
> yang biasa googling). Nah apakah saya menceritakan orang yang benar 
> ada di dunia ini dan juga menyebabkan satu undang-undang baru di 
> Amerika itu bisa dikatakan film, ingat pak Bejo, saya tidak 
> mengatakan saya nonton film, disini terlihat jelas kan pak Jano 
> tidak nyambung? Ada yang cerita kasus Amy Jones juga wawancara tv 
> dengan Anisa mantunya SBY, kok pak Jano nasehatin nonton film, itu 
> sih gak nyambungnya bablas banget:)
> > 
> > Yuk kita teruskan lagi, ketidak nyambungan yang kedua adalah 
> mengapa tiba-tiba pak Jano menyuruh saya menikah? Ini milis umum 
> yang sangat terbuka, siapapun bisa masuk kan? Nasihat seperti itu 
> kalaupun mau menasehati, cobalah dilakukan lewat japri. FYI, pak 
> Jano itu sudah berulangkali memberi nasehat seperti ini dan bukan ke 
> saya saja, hanya dulu dia memakai nama Sutiyoso. Nasehat seperti ini 
> jelas tidak nyambung karena dalam thread tentang istri milik suami 
> ini justru membicarakan kata milik dan titipan secara umum, dan 
> masalah nasehat nikah itu masalah pribadi yang tidak perlu 
> dibicarakan di ruang milis umum. Saya mau menikah atau sudah menikah 
> atau tidak mau menikah, atau apapun bukan satu masalah bagi anggota 
> milis ini kan? Apakah kalau saya menikah atau tidak menikah saya 
> minta makan ke pak jano atau pak Bejo? Apakah saya menikah atau 
> tidak menikah itu merugikan pak Jano dan pak Bejo? Jadi tolong bapak-
> bapak ini belajar berkomunikasi di milis, jika satu topik muncul di 
> milis, misalnya tentang kata milik atau kata titipan, tolong deh 
> kita diskusikan masalah itu, bukan ngurus masalah pribadi yang 
> mengirim tulisan itu. Mba Lestari juga kebingungan dengan nasehat 
> pak Jano, apa hubungannya saya menikah dengan mba Mia? Kenapa saya 
> rugi jika mba Mia menikah dan punya anak? 
> > 
> > Nah sekarang giliran pak Bejo untuk menjelaskan kenapa dikaitkan 
> dengan Einstein padahal kalau kita urutkan thread yang ini kan 
> terlihat ketidak nyambungannya. Untuk pak Jano, tolong juga jelaskan 
> kenapa pak Jano nasehatin film padahal saya menjelaskan dengan kata 
> tayangan, apa tayangan itu identik dengan film? Silahkan bapak-bapak 
> menjelaskan sebab kalau tidak menjelaskan, mungkin sampai kapan juga 
> tidak akan jelas kenapa obrolan jadi gak nyambung:) Berani komentar 
> di milis, harus berani menjelaskan juga, OK?:)
> > 
> > salam
> > Aisha
> > ---------- 
> > From : Bejo Paijo 
> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Istri itu milik suami?
> > Itulah Mbak, kenapa Pak Jano ko sering dikatakan nggak nyambung 
> dengan diskusi. Ada kemungkinan memang Mbak-Mbak kalah kualitas 
> dengan Pak Jano ko. 
> > Jadi ingat Albert Einstein. Katanya, semasa kecil dikatain 
> bloon, idiot, bego sama teman-temannya. Eh ternyata teman-temannya 
> yang nggak nyambung sama dia. Anehnya, yang dikatain nggak nyambung 
> tuh Einstein, hanya karena dia "dikeroyok"
> > Lebih baik belajar lagi ya... Mbak-Mbak....
> > lestarin <lestarin@> menulis:
> > Yth.Pak Janoko,
> > Apa yang disampaikan oleh Mba' Aisha tentang sikap para pria yang 
> > menganggap istri sebagai properti bukan cuma ada di film semata, 
> > karena dalam prakteknya memang itu banyak terjadi di dunia ini. 
> Jadi 
> > kalau kebetulan yang di jadikan contoh itu sebuah film bukan 
> berarti 
> > itu khayalan semata.
> > 
> > Sudah banyak contoh kasus lho Pak Janoko, bahwa penderitaan para 
> > istri dikarenakan prilaku para suami yang semata-mata menganggap 
> > istri itu "barang" atau "benda" miliknya. Sudah banyak contoh dan 
> > saya rasa Pak Janoko tidak memerlukan contohnya kan??
> > 
> > Trus Pak, menasehati Mba' Aisha untuk segera menikah, lalu 
> > membandingkan dengan mba' Mia yang punya anak, apa ya maksudnya????
> > Apanya juga yang rugi?? Mohon dijelaskan, karena saya jadi sulit 
> > memahami maksud dan tujuan nasehat Pak Janoko tersebut.
> > 
> > Wassalam
> > Lestari
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <ko_jano@> wrote:
> > > Nak Aisha berkata :
> > > 
> > > Ucapan Anisa itu menjadi menarik untuk saya karena kebetulan 
> saya baru melihat tayangan 
> > berjudul Her husband tried to kill her, kasus Amy Jones yang oleh 
> suaminya dipukul kepalanya, lalu suaminya dalam 24 jam dibebaskan 
> dan kemudian menembak kepala Amy. Di penjara pun dia menyewa 
> pembunuh bayaran untuk membunuh istrinya. Apa ini karena dia 
> beranggapan bahwa istri adalah miliknya yang bisa diapakan saja 
> termasuk dibunuh? Serem abiiiz!
> > > ================
> > > Jano-ko menasehati :
> > > Nak, sebaiknya jangan terlalu banyak melihat pilem yang tidak 
> sesuai dengan Al Qur'an dan Hadis, lebih banyak membaca Al Qur'an 
> dan menghayatinya...ya ? Demikian nasehat dari Bapak kepada nak 
> Aisha... O hiya, nak Aisha kan sudah mampu jasmani dan rohani, kalau 
> bisa segera nikah ya, rugi lho, Mia kan sudah nikah dan punya 
> keturunan.
> > -------------
> > > Aisha <aishayasmina2002@> wrote:
> > > Di tv, Anisa Pohan yang mantunya pak SBY itu diwawancara 
> > tentang suaminya
> > ...........
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>



         

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke