Kang Muncar, agak sulit difahami bagi yang tidak memahami budaya arab. Bukan soal tidak konsisten; tapi demikianlah faktanya : menyerbu kafilah dagang dalam budaya arab waktu itu adalah salah satu " kepantasan publik " dan bisa diterima oleh semua suku2 arab; ini bagian dari ordo kesatriaan yang mereka anut.
salah satu latar nelakang perang badar adalah ini ; alasan ekonomi, dan Muhammad sebagai orang arab menggunakan instrumen budaya tsb untuk menyelamatkan umatnya yang masih infant. sejarawan/wati barat yg jujur tidak mencela hal ini; tapi sejarawan/wati yang kurang wawasan, memelintirnya menjadi PERAMPOKAN; huahahahaha. Dan banyak ulama "MARAH" bila studi kultural perang badar diungkap dengan latar belakang ekonomi. Karena sangat banyak yang berpikir Kanjeng Nabi hanya perang kerna " Allah " :=) kalo dipikir untuk apa perang dengan alasan Allah; justru perang membela kemanusiaan lebih bermakna. setelah nulis ini, tolong saya jangan di ruqyah ya ... salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "bmuncar" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah, Pak Sabri, kalau merampok, ngecu dianggap bukan kejahatan kok > sekarang dianggap sebagai kejahatan ya? Nggak konsisten nih orang > Arab. > Kalau soal jin dan teman-temannya menyukai iklim tropis kayaknya > nggak Pak Sabri. Setan dan kawan-kawan hanya butuh perlindungan yang > nyaman, dan perlindungan itu ada di pohon beringin he..he... > Kalau di Arab ada beringin dan Eskimo juga ada beringin, pasti setan > dan kawan-kawan ikutan berbondong-bondong ke sana. Jangan diplesetkan > yang berlindung di pohon beringin adalah setan lho... > > Salam >