jika hanya masalah nusyus dan mendidik anak yg dipermasalahkan kaum wanita
HT, kenapa bukan usulan untuk amandemen dua hal ini saja yg diajukan ???  :p

saya kira yg dipermasalahkan oleh rekan HT kok justru semangat humanisme,
liberalisme dan demokrasinya kok, dalam UU KDRT tsb.  smackdown di larang,
tapi UU KDRT juga ditolak.  inilah islam.


On 12/29/06, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Mas Dwi,
>
> Saya setuju dengan mas Dwi untuk tidak membenarkan aksi "main pukul"
> seenaknya, bertameng pada ayat tersebut.
>
> Ada beberapa referensi berikut, mengenai "kebolehan memukul" itu.
>
> Bila terjadi nusyuz, suami wajib melakukan BEBERAPA LANGKAH dalam upaya
> meyadarkan dan mengembalikan keadaan istri ke jalan yang benar. Jadi
> tidak boleh langsung main pukul aja, mas. Dimulai dengan menasihati,
> kemudian memisahkan diri dan berpaling dari istri dan langkah ketiga
> memberikan pukulan yang tidak menyakitkan dan tidak membekas, dengan
> tujuan kebaikan. Ibn Abbas memperjelasnya dengan pukulan yang tidak
> menyakitkan, tidak mematahkan tulang dan tidak menimbulkan luka. (h.71)
> Jika Istri mentaati perintah suami, maka suami dilarang untuk
> mencari-cari kesalahan istri dan mendzaliminya.
>
> Asy-Syafi'i menjelaskan bahwa memukul diperbolehkan namun
> meninggalkannya adalah lebih baik. Dalam catatan pinggir Jumal
> Al-Jalalain juga disebutkan bahwa masing-masing langkah harus
> dilandaskan pada pada kejelasan masalah dan tidak boleh didasarkan pada
> dugaan semata.
>
> Ada pula suatu hadits sbb:
>
> "Apakah salah seorang diantara kalian memukul istrinya sebagaimana hamba
> sahaya dipukul, kemudian mencampurinya pada akhir hari itu?" (H.R
> Bukhari Muslim)
>
> Hadits diatas mengandung dalil yang diprioritaskan adalah tidak memukul
> istri, kalaupun harus memukul maka tidak boleh memukul pada satu bagian
> dari badannya dan hendaklah dia menghindari muka, karena muka adalah
> tanda kehormatan dan kecantikan. Pukulan juga tidak boleh lebih dari 10
> pukulan. Ada yang berpendapat pukulan harus menggunakan sapu tangan atau
> tangan dan tidak boleh memukul dengan cambuk atau tongkat. Secara umum,
> pukulan yang ringan adalah lebih baik dalam hal ini. (As-Sayyid M.
> Shiddiq Khan, Al-Qur'an dan As-Sunnah bicara Wanita, h. 71)
>
> Islam menetapkan sejumlah aturan yang harus dilaksanakan dan jika
> terdapat suatu pelanggaran terhadap ketetapan tersebut, disediakan
> lembaga pengadilan yang akan menanganinya. Dalam Islam istri boleh
> mengajukan suaminya ke pengadilan; suami tidak boleh memukul istri
> seenaknya, istri boleh menolak permintaan seks suami jika ada udzur
> (haid, sakit dll).
>
> Rasulullah adalah teladan kepala rumah tangga dengan para ummahatul
> mukminin sebagai contoh figure istri, ibu dan pengatur rumahtangga yang
> baik. Rasulullah hidup di tengah keluarga yang mayoritasnya adalah
> perempuan. Rasululah tidak pernah melakukan tindak kekerasan terhadap
> istrinya. Dalam suatu riwayat beliau mengatakan: "Sebaik-baik kamu
> sekalian adalah sebaik-baik perlakuan kamu terhadap istri-istrimu dan
> saya adalah orang yang terbaik di antara kamu terhadap istri-istriku".
> Hal ini diungkapkan oleh Rasulullah dalam posisi Rasulullah sebagai
> uswatun hasanah bagi umatnya bukan karena menyombongkan diri.
>
> Anyway, di PKDRT itu yang disebut sebagai kekerasan bukan hanya memukul
> lho.. Suami melarang isterinya bekerja pun bisa dianggap KDRT juga. Jadi
> mungkin kita jangan hanya terfokus ke masalah pukul memukul ini saja,
> sehingga kalau ada yang mengatakan "PKDRT harus ditinjau ulang" (seperti
> saya), langsung dibilang : "Berarti anda setuju ya, kalau isteri
> dipukuli suami...". Kalau kata mas Sabri, itu namanya : Too early
> judgement..
>
> Wallahua'lam bishowab.
> Wassalaam,
> -Ning
>
>
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>]
> On Behalf Of Dwi W. Soegardi
> Sent: Friday, December 29, 2006 10:42 AM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: ISU KDRT:
>
> Mbak Ning,
>
> hadis dan ayat 4:34 itu memang "seakan-akan" memberikan hak orang tua
> memukul anak, dan hak suami memukul istri.
> Para ahli tafsir dari dulu sampai sekarang "berjuang" keras mengartikan
> ayat ini, misalnya dengan memberi batasan pukulan yang tidak
> meninggalkan bekas.
> Dalam prakteknya, pukulan model apa itu?
> Ayat 4:34 itu boleh dikata ayat yang "problematik."
> Kata "zharaba" bisa mempunyai banyak arti (ada yang bilang 16, 25),
> termasuk berarti memukul, menasehati, meninggalkan, dan juga bisa pula
> artinya melakukan hubungan suami istri.
> Jangankan ahli tafsir, Nabi sendiri merasa "kesulitan" dengan ayat ini,
> meskipun Nabi tidak pernah "mendidik" istri-istrinya dengan tangannya.
> Yang beliau pernah lakukan adalah "meninggalkan" istri-istrinya.
> Saya tidak bisa menerima al-Quran memberikan hak suami memukul istrinya,
> dan saya akan ajarkan anak-anak perempuan saya untuk menolak suami yang
> main tangan dengan alasan apapun!
>
> Demikian pula saya tidak pernah memukul anak-anak dengan alasan apapun
> termasuk menyuruh salat.
> Banyak cara untuk menyuruh mereka salat tanpa memukul.
> Seorang ustadz di Amerika dulu bilang dia tidak bisa memukul anaknya
> untuk salat, karena dilarang oleh hukum di Amerika. Dia lalu "memukul"
> dengan cara lain yaitu misalnya tidak memberi hadiah, tidak mengajak
> jalan-jalan.
> Tapi kurang jelas apa dia tetap berpendapat orang tua boleh memukul, dan
> apakah kalo dia pulang ke Indonesia hukuman pukulannya berubah menjadi
> pukulan tangan?
>
> Karena itu, dalam sosialisasi UU PKDRT, peran ustadz/ustadzah sangat
> penting dalam rangka meluruskan pengertian An-Nisa' 4:34, bukannya
> ustadz/ustadzah malah di garis terdepan menentang UU yang bertujuan
> melindungi anggota keluarga tersebut.
>
> salam,
> DWS
>
> On 12/28/06, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL 
> PROTECTED]<ninghdw%40chevron.com>>
> wrote:
> >
> >
> >
> > Betul, mas Dwi. Terimakasih penjelasannya... Baru aja saya mau
> > berusaha menjelaskan lagi, tapi alhamdulillah mas Dwi sudah
> menjelaskan.
> > Lha, kalau ambil definisi PKDRT kan suami yang "mendidik" isteri
> > (ta'dib) bisa dikatakan "melakukan kekerasan", mas. Makanya, saya
> > bilang, luruskan dulu definisi kekerasan yang ada di PKDRT itu..
> >
> > Mas Wikan, saya juga anti kekerasan lho.. Tapi kekerasan yang
> > merupakan kejahatan saja ya.. Soalnya saya juga suka "keras" sama
> > anak, suka memarahi dan kadang-kadang nyentil atau nyubit juga.
> >
> > Wassalaam,
> > -Ning
> >
> > -----Original Message-----
> > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> <wanita-muslimah%40yahoogroups.
> > com>]
> > On Behalf Of Dwi W. Soegardi
> > Sent: Friday, December 29, 2006 9:52 AM
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: ISU KDRT:
> >
> > Barangkali yang dimaksud "kekerasan" untuk "pendidikan" adalah sbb:
> >
> > "Perintahlah anak-anakmu shalat pada umur ketujuh, dan pukul mereka
> > (jika tidak mengerjakannya) pada umur kesepuluh dan pisahkanlah tempat
>
> > tidur mereka." (HR. Abu Daud dengan sanad hasan).
> >
> > " ..... Wanita yang kamu khuatirkan nushuz maka nasihatilah mereka
> > (pertama), pisahlah mereka dari tempat tidur, (dan akhirnya) pukullah
> > mereka....." (An-Nisa' 4:34)
> >
> > apa iya?
> >
> > salam,
> > DWS
> >
> > On 12/28/06, Wikan Danar Sunindyo
> > <[EMAIL PROTECTED] <wikan.danar%40gmail.com><wikan.danar%40gmail.com
> >>
> > wrote:
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > wa'alaikumussalam wr wb
> > >
> > > Jadi pengin nanya nih sama Mbak Ning ...
> > > kira2 pendidikan apa yang ditawarkan oleh kekerasan?
> > > karena argumen yang sama bisa juga dilontarkan oleh stasiun televisi
>
> > > yang menanyangkan acara "smack down" yang bernuansa kekerasan
> > > sebagai
> >
> > > acara pendidikan (bela diri?) ...
> > > demikian juga dengan kasus2 kekerasan di STPDN dan Akademi
> > > kemiliteran oleh senior kepada yuniornya yang ujung2-nya membawa
> > > banyak korban, juga menggunakan dalih pendidikan.
> > > apakah pendidikan harus menggunakan kekerasan?
> > >
> > > salam anti-kekerasan,
> > > --
> > > wikan
> > > http://wikan.multiply.com
> > >
> > >
> > > On 12/29/06, Tri Budi Lestyaningsih (Ning)
> > > <[EMAIL PROTECTED] <ninghdw%40chevron.com><ninghdw%40chevron.com>
> > >
> > wrote:
> > > >
> > > >
> > > > Ass wR. wB.
> > > >
> > > > Mungkin kita harus luruskan dulu, KDRT itu apa sih ? Dan bagaimana
> > > Islam > memandangnya.
> > > >
> > > > Kalau kita menggunakan KDRT sebagaimana definisi di UU PKDRT (UU
> > > No.23 > tahun 2004 tentang penghapusan KDRT), memang ada
> > > pertentangannya dengan > Islam. Islam melarang atau tidak menyukai
> > > adanya kekerasan dalam rumah > tangga, tetapi kekerasan yang
> > > bagaimana dulu ? Islam hanya melarang > kekerasan yang terkategori
> > sebagai kejahatan.
> > > >
> > > > Dalam Islam "kekerasan" bisa dikategorikan sebagai ta'dib
> > > (pendidikan) > dan jarimah (ini yang termasuk kejahatan, harus
> > > dilarang). Kekerasan > yang terkategori ta'dib (pendidikan),
> > > seharusnya tidak dimasukkan > kedalam kategori KDRT. Hanya kekerasan
>
> > > kategori jarimah-lah yang boleh > dimasukkan ke dalam KDRT.
> > > >
> > > > Suami diberi kewajiban oleh Allah untuk mendidik isterinya. Dan
> > > tentu - > sebagaimana kita semua ketahui - kewajiban akan selalu
> > > diikuti dengan > hak (Responsibility comes with athority).
> > > Karenanya,
> >
> > > bisa saja pada saat > dia menjalankan kewajibannya mendidik isteri
> > > itu melakukan ta'dib, dan > itu tidak boleh semerta-merta dianggap
> > KDRT begitu saja.
> > > >
> > > > Pencampur adukkan antara ta'dib dan jarimah ini adalah salah satu
> > > yang > perlu dikritisi pada UU PKDRT yang ada saat ini.
> > > >
> > > > Salah satu AKIBAT BURUK dari pencampur adukkan di atas, bisa jadi
> > > semua > suami jadi TAKUT mendidik isterinya, sehingga mereka tidak
> > > menjalankan > kewajibannya. Bisa-bisa PKDRT ini malah dijadikan
> > > tameng para suami > untuk tidak mendidik isterinya, dan berlepas
> > > tanggung jawab atas apa > yang terjadi di rumah tangganya. Contoh:
> > > Dalam UU PKDRT, suami dilarang > melarang isteri bekerja (dianggap
> > > kekerasan secara ekonomi). Padahal, > dalam Islam, untuk bekerja
> > > atau
> >
> > > beraktivitas di luar rumah, seorang > Isteri harus mendapat ijin
> > > dari
> >
> > > suami. Artinya, suami dibenarkan untuk > MENGIJINKAN atau MELARANG
> > > isterinya bekerja. Ini baru salah satu > pertentangan (antara aturan
>
> > > Islam dan UU PKDRT 2004). Kalau kita kritisi > lebih lanjut, banyak
> > > hal-hal lain yang tidak selaras antara UU PKDRT > dengan syariat
> > Islam.
> > > >
> > > > Sebagai orang Islam, bila ada aturan yang tidak selaras dengan
> > > Islam, > paling minim kita harus merasa GERAH dong. Mosok didiamkan
> > > saja.. Ayo > kita kritisi UU PKDRT itu, jangan sampai bertentangan
> > > dengan hukum yang > wajib kita emban sebagai orang Islam.
> > > >
> > > > Masalah konseling, pendampingan dsb, itu kan masalah kemanusiaan.
> > > Bila > memang ada orang yang butuh pertolongan kita, apakah karena
> > > dia korban > kekerasan(jarimah) dalam rumah tangga atau di luar
> > > rumah
> >
> > > tangga, > tentunya sebagai muslim/muslimah diwajibkan untuk
> > menolongnya. Ya kan ?
> > > >
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
> > =======================
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
> masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
> > http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting
> > mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> <wanita-muslimah%40yahoogroups.c
> > om> Berhenti
> > mailto:[EMAIL PROTECTED]<wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
> <wanita-muslimah-uns
> > ubscribe%40yahoogroups.com> Milis Keluarga Sejahtera
> > mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>
> <keluarga-sejahtera%40yahoogr
> > oups.com> Milis Anak Muda Islam
> > mailto:majelismuda@yahoogroups.com <majelismuda%40yahoogroups.com>
> <majelismuda%40yahoogroups.com>
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> > ....
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
> http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting 
> mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> Berhenti mailto:[EMAIL 
> PROTECTED]<wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
> Milis Keluarga Sejahtera 
> mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com<keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>
> Milis Anak Muda Islam 
> mailto:majelismuda@yahoogroups.com<majelismuda%40yahoogroups.com>
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> ....
> Yahoo! Groups Links
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke