Sampai dimana kita meneladani RasuluLlah SAW?  Apa semua perilaku,
tabiat dan adat istiadat diikuti semua seolah2 kita itu kita itu
burung beo atau pantomim peniru gerakan, atau kita mencontoh inti dari
sunnah RasuluLlah?  

Saya saksikan bahwa banyak yg menyalah artikan sampai ada yg bilang
bahwa kalau pakai celana panjang harus diatas pergelangan kaki karena
demikianlah sunnah Rasul.  Kalau berjenggot tidak berkumis karena
demikian sunnah Rasul. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum,
> 
> Benar sekali pak Chodjim.
> 
> Yang harus diteladani adalah Kanjeng Sayyidina Rasulullah s.a.w. 
> 
> Bahkan Allah Ta'ala menjanjikan, bahwa barangsiapa yang patuh dan 
> taat (meneladani) Rasulullah s.a.w. secara menyeluruh, ia dapat 
> dianugerahi martabat oleh Allah Ta'ala sebagai nabi, shiddiq, syahid, 
> atau shaleh.
> 
> Salam,
> MAS
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Achmad Chodjim" 
> <chodjim@> wrote:
> >
> > Sdr. Janoko,
> > 
> > Yang bilang kaum Nabi Muhammad meninggalkan Alquran itu kitab 
> Alquran sendiri. Baca QS 25:30 kembali. Sedangkan makna kaum itu 
> bangsa, seperti bangsa Indonesia, bangsa Melayu dll. Kaum jelas bukan 
> umat. Ketika Nabi Muhammad menjelang wafat yang disebut 
> adalah "Ummatii" dan bukan "Qawmii".
> > 
> > Bagi saya, sebagai seorang Muslim bukanlah semakin salaf atau 
> semakin liberal. Keduanya tak bisa diteladani. Yang diteladani adalah 
> Rasullullah saw. Barang siapa yang meneladani salaf, berarti lebih 
> memilih pertikaian. Perhatikanlah pertikaian yang dialami oleh para 
> sahabat sehingga terjadi saling membunuh. Padahal, bacaan Alquran 
> belumlah kering, "wa laa tafarraquu", jangan kalian bercerai-berai. 
> Namun, nyatanya, sahabat bercerai berai sehingga terjadi pertempuran 
> antara Ibu Aysah dan kawan-kawan melawan Khalifah Ali kw. Sahabat 
> yang gugur di pihak Ibu Aysah 20.000 (20 ribu jiwa) melayang. Apa 
> salaf seperti ini yang hendak ditiru?
> > 
> > Semoga Allah memberikan pencerahan dan hidayah kepada Anda sehingga 
> tidak hidup dalam keberpihakan firqah. Semoga kita bisa hidup dengan 
> langsung meneladani akhlak Kanjeng Nabi Muhammad saw.  
> > 
> > Wassalam,
> > chodjim
> > 


Kirim email ke