Seharusnya moral memang sama dengan akhlaq. Saya membedakan moral dan
akhlaq, karena memang kenyataannya, pada saat ini, keduanya itu bisa
berbeda. Maksud saya, ada perbuatan yang dikatakan bermoral, tetapi
tidak bisa dikatakan berakhlaq.
 
Contohnya : Ada orang-orang yang membagikan kondom kepada orang-orang
yang suka "jajan". Bisa jadi Bapak mengatakan bahwa itu adalah tindakan
yang bermoral. Karena tujuannya adalah menghindarkan orang tsb dari
tertularnya penyakit akibat "jajan". Tapi tindakan itu bukanlah tindakan
yang berakhlaq. Karena memfasilitasi perbuatan yang haram, hukumnya
haram juga. 
 
Begitu maksud saya, pak.
 
Mengenai solusi untuk penyebaran HIV/AIDS, pembagian kondom kepada orang
yang suka jajan, maupun pemberian alat suntik bersih kepada para pecandu
narkoba, memiliki resiko bertambahnya pelaku perzinahan, dan pengguna
narkoba, pak. Jadi "solusi" itu menimbulkan masalah baru, Pak. Ini
terlepas dari keharaman melakukannya seperti yang saya sebutkan di atas.
 
Tapi saya setuju dengan Bapak, bahwa perlu adanya penyelesaian masalah
yang terintegrasi, termasuk permasalahan ekonomi, pendidikan dsb untuk
menuntaskan masalah ini. Tinggal political will pemerintah aja sekarang
dalam meng-apply solusi yang holistik bagi permasalahan ini.
 
Wallahu'alam,
Wassalaam,
-Ning
 


________________________________

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kartono Mohamad
Sent: Thursday, February 08, 2007 3:47 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Cc: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] RE: Kondom dan alat suntik gratis, mbak Ning



Maaf mbak, kata akhlaq dan moral pada dasarnya sama. Al Farabi
menggunakan
kata akhlaq ketika menerjemahkan kata "moral" dari buku-buku Yunani
(Aristoteles, dsb). Agama memang menganjurkan orang agar bermoral
(akhlaq)
baik, seperti kata Nabi Muhammad bahwa beliau diutus untuk memperbaiki
akhlaq manusia. Tetapi dalam kenyataan sering terlihat bahwa orang yang
mahir dalam agama belum tentu berakhlaq (bermoral) baik. Bahkan ada yang
mempersoalkan bahwa agama (kitab suci), baik Yahudi, Keristen atau
Islam,
sering mengajarkan dan menganjurkan perbuatan yang bertentangan dengan
moral
(akhlaq). Ini dapat menjadi bahan diskusi (intekectual exercise)
tersendiri. 
Kembali kepada soal kondom, pada saat ini di Indonesia (dan juga banyak
negara lain di dunia) penularan HIV terutama terjadi melalui hubungan
seks
dan pengguna narkoba dengan jarujm suntik. Jumlah pengguna narkoba lewat
jarum suntik yang tertulari dan menularkan HIV di Indonesia meningkat
pesat.
Kalau kemudian mereka juga melakukan hubungan seks (termasuk dengan
isterinya), ia akan berpotensi menularkan HIV ke isterinya. Dan kemudian
dari isteri ke bayi yang dilahirkannya. Jumlah anak yang sudah tertulari
HIV
sejak lahir di Indonesia ini makin banyak, meskipun belum seburuk
negara-negara Afrika. 
Kepada merekalah program penggunaan kondom dan jarum suntik steril
ditujukan
Mengajari mereka agar kembali ke agama akan sangat sulit. Bagi mereka,
agama adalah soal ketika mau kawin atau ketika mati. Tanah Abang
terkenal
sebagai tempat agamis (Islam), tetapi di sana juga terdapat tempat
pengguna
dan pengedar narkoba yang besar. 
Kondom juga ditujukan kepada laki-laki yang gemar berganti pasangan
seks,
termasuk doyan ke tempat pelacuran. Menghapus lokalisasi tidak akan
pernah
menghilangkan praktik pelacuran. Saya yakin anda tahu itu. Menangkapi
para
PSK juga tidak menghilangkan pelacuran. Selama masih ada laki-laki yang
mencari mereka, selama itu pula mereka akan hadir, terutama dalam
situasi
ekonomi, tingkat pendidikan, dan kesempatan kerja yang rendah. 
Kalau mau menghilangkan pelacuran, yang seharusnya ditangkapi dan
dikarantina adalah kaum laki-laki yang suka "jajan". Bukan para PSK-nya.
Kan
yang aktif para laki-lakinya. 
Selama masih ada laki-laki yang demikian, anjuran menggunakan kondom
untuk
mencegah penularan penyakit kelamin (termasuk HIV) merupakan salah satu
cara
yang efektif. Tentu saja selain itu banyak program lain yang harus
dilakukan
termasuk mengingatkan akan ajaran agama. Tetapi jangan lupa bahwa ada
juga
da'i yang terkena penyakut kelamin, karena mereka manusia biasa yang
adakalanya tidak tahan godaan. Ketika berdakwah atau sholat, banyak
orang
yang merasa dekat dengan Tuhan, tetapi begitu syahwat sedang meningkat,
mereka lebih senang dekat dengan Setan. 
Salam 
KM 

-------Original Message------- 

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
Date: 02/07/07 15:14:01 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
Subject: RE: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera]
Kondom
dan alat suntik gratis 


Pak KM yang saya hormati, 
Maafkan, saya salah menggunakan kata-kata moral di bawah. Seharusnya 
saya memilih kata akhlaq 'kali ya ? Karena akhlaq selalu dikaitkan 
dengan syariat Islam. 

Kondomisasi yang saya ceritakan bukan kondomisasi yang bapak katakan, 
antara suami dan isteri. Tahukan bapak, bahwa ada kondomisasi di 
lokalisasi pelacuran? Atau - seperti yang mbak Aisha ceritakan - 
dibagikan pada orang-orang yang memang suka "jajan" ? 

Saya rasa memang sulit untuk membuktikan bahwa kondom itu mendorong 
perzinahan, kalau yang bapak maksud adalah angka statistik-nya. Karena 
pasti sulit sekali melakukan survey tentang perzinahan. Gambaran 
mudahnya begini. Orang-orang yang tidak melakukan perzinahan kita bagi 
menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama: orang-orang yang memang memiliki 
akhlaq yang baik, yang mampu mengontrol diri dan memang tidak ingin 
berzinah. Kelompok kedua: orang-orang yang sebetulnya memiliki keinginan

untuk berzinah, tetapi takut tertular penyakit berbahaya. Kelompok 
ketiga: Karena alasan-alasan lain. Dengan adanya kondom, atau pemberian 
kondom, orang-orang di kelompok kedua bukan mustahil akan pindah group ,

dari yang TIDAK melakukan perzinahan --> menjadi orang-orang yang 
melakukan perzinahan. Logis bukan? 

Meskipun demikian, bukan logika yang di atas itu yang membuat saya 
mengkaitkan kondomisasi dan akhlaq (ralat, bukan moral). Sesuatu yang 
menuju kepada yang haram itu hukumnya haram, Pak. Jadi, bila kita 
memberikan kondom, yang jelas-jelas dipakai untuk melakukan sesuatu yang

haram, maka hukumnya haram juga, Pak. Itu yang saya pahami. 

Pemberantasan HIV/AIDS memang hal yang kompleks. Saya rasa, tidak 
mungkin kalau hanya dilakukan oleh LSM, apalagi dengan cara kondomisasi 
seperti yang mbak Aisha ceritakan. Peran Negara harus lebih tegas. 
Selama pelacuran dibiarkan, pelaku perzinahan terbuka tidak ditindak 
tegas, mustahil HIV/AIDS ini bisa diatasi. Seperti yang mas Donnie 
bilang, penyuluhan moral saja, sulit atau tidak mungkin berhasil. 

Maafkan bila kata-kata saya menyinggung. 
Wallahu'alam bishowab. 
Wassalaam, 
-Ning 

-----Original Message----- 
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
[mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Kartono
Mohamad 
Sent: Wednesday, February 07, 2007 12:07 PM 
To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> ;
wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
Subject: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom 
dan alat suntik gratis 

Hari gini masih ada saja yang menuduh AIDS adalah penyakit laknat. 
Bagaimana pendapat anda dengan hepatitis yang cara penularannya persis 
sama dengan HIV? Adakah ia juga penyakit laknat? Kalau begitu seharusnya

jangan diberikan vaksinasi hepatitis terhadap bayi-bayi. 
Menganjurkan menggunakan kondom bukan untuk memberantas HIV/AIDS tetapi 
mencegah penularan lebih jauh dari orang yang sudah terkena HIV kepada 
orang yang belum. Termasuk dianjurkan kepada pasangan suami isteri yang 
salah satunya sudah tertulati HIV. Jangan isteri yang setia dan mungkin 
taat berjilbab akan tertulari oleh suaminya yang memperolehnya dari 
orang lain. 
Mbak Ning malah menanyakan tentang "moralitas". Apa sih definisi moral? 
Menurut mbak Ning, mana lebih bermoral: mencegah jangan sampai orang 
menularkan atau tertulari HIV atau membiarkan mereka terjerumus? 
Anggapan bahwa kondom mendorong perzinahan tidak ada bukti-buktinya. 
Tidak ada bukti bahwa karena ada kondom maka perzinahan jadi meningkat. 
Salam 
KM 

-------Original Message------- 

From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>  
Date: 02/07/07 08:09:06 
To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> ;
wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
Subject: RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik 
gratis 

Memberantas AIDS dng menyebarkan Kondom sama saja memberantas AIDS dng 
membolehkan per - ZINAHAN, JELAS HARAM HUKUM-nya dalam Islam.. 

".....Jangalah kamu tolong menolong dalam hal keburuka-an...." 

Orang-orang beriman InsyaALlah TIDAK AKAN PERNAH terkena penyakit 
KUTUK-an & Penyakit LAKNAT AIDS... 

Salam 
AL-Pacitan 

-----Original Message----- 
From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>  
[mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> ]On Behalf Of Aisha 
Sent: 06 Februari 2007 17:06 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ;
keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>  
Subject: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis 

Mba Ning, 
Saya tertarik dengan urusan kondom dan alat suntik gratis ini, tiba-tiba

muncul saat membahas menjaga pandangan dan aurat:) 

Dulu ketika seorang aktivis AIDS menceritakan dalam satu wawancara bahwa

dia ditertawakan orang ketika dia di pintu tol membagikan kondom untuk 
sopir truk, saya merasa ikut sedih juga. Karena memang sampai saat ini 
pemerintah kok adem ayem saja masalah AIDS ini, lalu ketika seseorang 
melakukan perbuatan yang dengan kemampuan terbatasnya berusaha 
mengurangi penyebaran virus ini, malah ditertawakan. Padahal sudah jelas

bahwa umumnya alias mayoritas pengemudi truk itu suka jajan padahal dia 
punya istri, apa salahnya jika lalu ada orang yang membagi kondom untuk 
mengurangi sebaran penyakit kelamin juga HIV/AIDS ke orang-orang yang 
tidak bersalah, dalam hal ini istri-istri sopir truk ini! Juga 
bayi-bayi! Sebab bisa saja terjadi istri-istri sopir itu hamil dan jika 
dia tertular, maka bayinya pun tertular 

Tidak ada jaminan bahwa dengan kondom pun bisa terhindar dari AIDS, tapi

sampai saat ini penyakit ini belum ada obatnya, baru ARV yang bukan 
solusi tuntas. Tapi setidaknya manusia berusaha mengurangi resiko 
penyebaran sebelum laki-laki hidung belang sadar, kita harus mengakui 
bahwa ada laki-laki (termasuk muslim juga) yang suka jajan atau 
berperilaku seks bebas 

Mba Ning, ada remaja yang biasa menggunakan narkoba suntik dan sudah 
tertular HIV, dia mengakui jika mengonsumsi narkoba itu biasanya 30-an 
remaja ngumpul memakai alat suntik yang sama, dan dia sudah melakukannya

beberapa tahun, jadi dia juga tidak bisa membayangkan berapa banyak 
teman-temannya ini yang sudah tertular HIV menyebarkan virus ini jika 
mereka punya pacar yang berseks bebas atau punya istri. Apa salahnya 
membagikan jarum suntik gratis untuk mengurangi resiko penyebaran, 
selama masih banyak remaja yang mengonsumsi narkoba suntik, jangan lupa 
pula bahwa remaja itu juga banyak remaja muslim! Apakah semua remaja 
muslim terbebas dari kasus narkoba atau free sex? 

Kita tahu mba Ning bahwa jika seseorang tertular HIV, maka tidak 
seketika dia menjadi pengidap AIDS. Ada prosesnya, kata para ahli 5-10 
tahun, dan selama itu penderita HIV segar bugar sehat tidak terlihat 
sakit tapi dia bisa menularkan ke banyak orang melalui cairan tubuh. 
Tapi menurut para ahli pula, waktu ini semakin pendek, mungkin karena 
kondisi lingkungan atau asupan gizi seseorang, sehingga menurut aktivis 
AIDS, waktu dari penderita HIV menjadi penderita AIDS yang sudah 
kehilangan kekebalan tubuhnya itu semakin pendek. Dan jika seseorang 
sudah tertular HIV, tidak ada jalan kembali karena belum ada obatnya, 
dia menuju ke AIDS, saat tubuh hilang kekebalannya dan penyakit apapun 
bisa merusak atau mematikan! 

Jika di seputar kehidupan mba Ning (di keluarga atau diantara teman atau

tetangga) tidak ada yang kena HIV/AIDS, itu bukan berarti bahwa di 
lingkungan atau di keluarga lainnya tidak ada yang terkena, lalu kalau 
sudah ada yang terkena, menurut mba Ning apa solusinya kalau bukan 
kondom dan alat suntik gratis? 

salam 
Aisha 
-------- 
From: Tri Budi Lestyaningsih 
Khas solusi liberalis. 
Seperti solusi untuk penyebaran HIV AIDS adalah kondomisasi dan 
pembagian GRATIS alat suntik bersih bagi pengguna narkoba. Moral seperti

apa yang diharapkan dari solusi seperti ini ? :-( Sedih deh :-( 

[Non-text portions of this message have been removed] 

-- 
This message has been scanned for viruses and dangerous content by 
<http://www.mailscanner.info/ <http://www.mailscanner.info/> >
MailScanner, and is believed to be clean. 

-- 
This message has been scanned for viruses and dangerous content by 
MailScanner, and is believed to be clean. 

[Non-text portions of this message have been removed] 

[Non-text portions of this message have been removed] 

======================= 
Milis Wanita Muslimah 
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.

Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
<http://www.wanita-muslimah.com>  ARSIP DISKUSI : 
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
<http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>  
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
<mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>  
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>  
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
<mailto:majelismuda%40yahoogroups.com>  

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
..... 
Yahoo! Groups Links 





[Non-text portions of this message have been removed]



 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke