On 3/7/07, Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Dari awalnya perang di Irak sudah tidak disetujui oleh warga Amerika,
>  termasuk PBB. Tapi Bush tetep saja ngotot. Apakah ini demokratis?


Mas Wikan,
pernyataan di atas ngga sepenuhnya benar.

Wakil Rakyat (Senat+DPR) dengan suara mutlak (di atas 80% kira-kira)
memberi otoritas kepada Presiden Bush untuk mengambil tindakan militer
terhadap Irak.

Polling berbagai institusi menunjukkan dukungan mayoritas (di atas
80%, bahkan kadang 90%) mendukung perang.

Tentu saja ini merupakan produk mesin propaganda Bush yang
berulang-ulang memberikan informasi intelijen yang direkayasa, sambil
menakut-nakuti bahwa Irak punya pesawat tanpa pilot yang bisa mencapai
daratan Amerika sambil membawa bom (kimia, nuklir). Juga pernyataan
Tony Blair, ancaman dari Irak bisa menjangkau dalam waktu 45 menit.
Belakangan semuanya ketahuan omong kosong.

Memang ada mekanisme koreksi dalam demokrasi. Ada Pemilu.
Tapi lihat lagi bagaimana bekerjanya.
Perang Irak April 2003. Sepanjang tahun itu satu demi satu alasan
untuk maju perang terkuak kebohongannya. Pelan-pelan, dari WMD,
beralih menjadi menegakkan demokrasi.
Toh, rakyat di negara-negara demokratis tidak serta merta
menggulingkan pemerintah mereka yang gemar berbohong.
Tahun 2004, Pemilu di Australia, Inggris, Amerika menetapkan status quo.
Di Inggris, Partainya Tony Blair kehilangan banyak kursi, toh masih
cukup untuk berkuasa terus.
Howard dan Bush terpilih kembali, partai mereka tetap berjaya.
Di Amerika, perlu dua tahun lagi, Pemilu 2006 untuk melakukan koreksi,
dengan beralihnya kekuasaan legislatif ke partai lain.
Itu pun tidak juga membuat perubahan strategi di Irak.

Yang perlu dipahami adalah seringkali kebijaksanaan luar negeri itu
terpisah dari proses demokrasi di dalam negeri. Barangkali khusus LN
ditangani oleh oligarki.

>  Akhir-akhir ini, popularitas Bush sudah semakin melorot, dan
>  diperkirakan Amerika bakal menderita kekalahan dalam perang Irak
>  paling tidak mengalami yang terjadi di Vietnam.
>  Pemilu antara yang lalu membuktikan bahwa orang2 memilih partai
>  demokrat untuk menunjukkan perlawanan terhadap partai republiknya Bush
>  dan kebijakan perangnya.
>  Sekarang Bush jadi "lame duck" tapi tetep aja gak bisa turun kan? Itu
>  gara2 demokrasi juga.

Gara-gara demokrasi juga, kita punya MPR yang bisa menurunkan Presiden
dalam satu kali voting. (UUD 45 sebelum amandemen IV)

Bagaimana pun juga, "demokrasi adalah sistem pemerintahan terburuk kedua,"
dan karenanya tetap perlu dicoba dan dikembangkan. :-)

salam,
DWS

>
>  salam,
>  --
>  wikan
>  http://wikan.multiply.com
>
>

Kirim email ke