Mas Dana,

Budaya Jawa itu bukan berbasis pada agama Hindu atau Buddha. Sebaliknya, ketika 
Hindu dan Buddha masuk Jawa, mereka mencoba melakukan penyesuaian sehingga 
terbentuklah akulturasi dan asimilasi budaya.

Itulah sebabnya Jawa menciptakan gamelan dan tidak terpengaruh oleh musik India 
yang Hindu dan Buddha. Hingga hari ini yang menyerap musik India adalah 
komunitas Melayu.

Di Hindu Bali (Dharma) ada nyepi yang tidak dijumpai di India. Di Jawa ada 
selamatan 1,2,3,7,40, 100 dan 1000 untuk kematian, tapi tak ada di India, Tibet 
atau negeri-negeri Hindu dan Buddha lainnya. Justru pola selamatan itu 
dipertahankan oleh mereka yang Hindu, Buddha, Islam atau Kristen.

Wassalam,
chodjim  


  ----- Original Message ----- 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, March 08, 2007 4:27 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair


  Bung Aly,

  Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun
  kesejahteraan. UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik.

  Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi
  modern yg kita kenal. Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa
  betul demokrasi itu cocok utk semua? Yg diperlukan ialah ketertiban
  dan keadilan bagi manusia utk maju. Selama rajanya berniat menegakkan
  keadilan maka rakyat pasti OK. Tapi sering dalam sejarah raja itu
  suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat. Ini yg mau dicegah. Makanya
  demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin
  negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih
  penting kalau udah enggak benar. Selagi mulai masa jabatan semua
  pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period. Eh udah
  kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan
  universal manusia.

  Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan
  ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni
  pasti nyerempet2 aurat dan zina. Tapi seni itu memperkaya kehidupan.
  Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan
  akan lebih tandus. Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi
  kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini?
  Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya
  di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. 

  Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam
  lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia. Budaya padang pasir
  itu khusus karena memang alamnya keras. Akibatnya budaya itu ya
  menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu. Bayangkan aja hiburan tiap
  malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana. Ya masa kehidupan seni
  cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb
  dsb. Jauh lebih kaya. Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya
  padang pasir yg tandus? Engga habis pikir saya.

  Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt
  yg dilakukan oleh NU. Budaya itu penting utk kehidupan. Di Indonesia
  terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab
  begitu saja sehingga perlu ratusan tahun utk masuk. Mungkin sekarang
  adalah akhir2nya dari budaya Jawa ini. Sayang sekali memang.


  > It's here! Your new message! 
  > Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
  > http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke