;-)

Wanita berjilbab juga manusia...

Jika kita memberhalakan jilbab melebihi posisi yang sebenarnya,
akibatnya kita akan mengalami dilema-dilema spt. ini.
Dilema yang kita buat sendiri...
Yang kalau menggunakan istilah-nya pada akhirnya pendekatan inilah 
yang sejatinya "sekuler", ketika berjilbab sebagai simbol "religi" 
belaka.

Sebaliknya, ketika kita berikan jilbab kepada posisinya yaitu hak 
yang menggunakan dengan segala alasannya masing-masing, "jilbab" 
malah akan hidup dan kita tidak pusing dengan dilema-dilema model 
begini.

- Yang berjilbab dengan beralasan itu tanda ketaatan kepada Allah 
maka dia akan berusaha konsekuen dengan alasannya itu

- Yang tidak berjilbab dengan bahwa yang dimaksud Allah itu "jilbab" 
maka dia akan berusaha konsekuen dengan alasannya itu

- Yang berjilbab/tidak berjilbab dengan alasan mode yang trend secara 
sosial, ya akan terlihat konsekuensinya juga.

Jika ada yang berjilbab berkelakuan minus, 
ya kita tinggal masukkan saja dalam golongan yang sesuai.
Jika kriminal, ya tinggal dihukum, dll.

Gitu aja kok refot...
;-)

Gitu sa

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> jadi gimana?
> mending gak usah pake jilbab kalau perilakunya masih minus?
> sekalian aja bikin aturan larangan pake jilbab yang masih suka 
pacaran
> lha kalau semua orang dipaksa pake jilbab tentu saja ada yang
> memberontak, ya tho?
> 
> salam,
> --
> wikan
> http://wikan.multiply.com
> 
> On 3/25/07, Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > http://www.bangkapos.com/opini.php?action=baca&topik=42&id=898
> >
> >  Kamis, 2 Maret 2007 21:59
> >
> >  Jilbab ' Palsu `
> >  oleh: Catur Waskito Edy
> >
> >  Kadang, keluhan ini ada benarnya, sering kita jumpai di Lapangan 
Merdeka, Pantai Pasirpadi dan tempat-tempat perbelanjaan kita jumpai 
pasangan belum nikah, kebetulan berjilbab bersentuhan tangan, 
bergandengan, berboncengan mesra tanpa merasa berdosa sama sekali.
>


Kirim email ke