Mba Lina & Mba Mia,

Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah "kebenaran agama"
karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti
ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita menerima
agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep taken
for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya
kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita
berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA ADA
BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA.

Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha
membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam semesta
sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN DI
DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang menjadi dasar
bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar adanya...ini
sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-apa
tapi saya sendiri juga masing pusing;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran 
> negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa 
> jadi kayak agama, misalnya the promised land.
> 
> "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan 
> karena inti konsepnya sangat halus.  Sedemikian halus, jaman sekarang 
> kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini.  
> Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
> disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter 
> terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya.  Sesungguhnya inti 
> semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
> mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
> dikutip mba Chae.  Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
> alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
> terusss....eh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
> lain...lha..
> 
> Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
> philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, 
> peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules.  
> Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
> sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah 
> saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
> terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:-
> )
> 
> salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> <linadahlan@> wrote:
> >
> > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada 
> > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
> > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
> > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
> > sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
> > 
> > Pemisalan:
> > ***
> > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. 
> > Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran 
> > Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini.
> > 
> > Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, 
> > AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang 
> > Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja 
> > kan?)
> > ***
> > Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara-
> > negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-)
> > 
> > Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran 
> > dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan 
> > AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi 
> > ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama 
> > Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya 
> > mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang 
> > dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu 
> > contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 "Hai Ahli 
> > Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil
> > [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu 
> > mengetahuinya?". Menyembunyikan kebenaran adalah salah. 
> > 
> > Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab 
> > suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin 
> > suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya 
> > yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian 
> dengan 
> > AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang 
> > dari Allah SWT. 
> > 
> > Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan 
> > incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang 
> > mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan 
> > tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan 
> > mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab 
> > suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg 
> mbak 
> > kutip?
> > 
> > wassalam,
> > 
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > <chairunisa_mahadewi@> wrote:
> > >
> > > Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an 
> makaseharusnya
> > > sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah.
> > > 
> > > Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui
> > > kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya 
> > kita
> > > harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar
> > > konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan
> > > kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan 
> > berarti
> > > dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan??
> > 
> > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan Injil. Saya 
> > menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan Indonesia???
> > > 
> > > Al-Qur'an sendiri lebih banyak menekankan kesamaan, kebenaran dan
> > > diakuinya kitab-kitab lain.
> > > 
> > > Dan berimanlah kamu kepada apa ang telah Aku turunkan (al-Qur'an) 
> > yang
> > > membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),...  (QS. 2:41)
> > > 
> > > Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;
> > > membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
> > > Taurat dan Injil. (QS. 3:3)
> > > 
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> > <linadahlan@> 
> > > > Sebagai muslimah saya menyatakan AlQur'an yang benar, maka 
> > > > konsekwensinya bagi saya (muslimah), kitab suci lain salah. Lha 
> > > > buktinya saya tidak menyatakan saya adalah Kristen atopun Budha.
> > > > 
> > > > Menurut saya sih, ini bukan soal menghakimi tapi tak ingin 
> > mendua.
> > > > 
> > > > Saya juga bisa maklum kalo kemudian orang Kristen bilang 
> Alkitab 
> > > > (Injil) yang benar yang lain salah.
> > > > 
> > > > Sebagai konsekwensinya lagi saya sih gak sakit kalo AlQur'an 
> > > > dihakimi. Kasihan saja sama orang2 yang menghakiminya. 
> > > > 
> > > > Konsekwensi aja.
> > > > 
> > > > Saya juga mengatakan ada kebenaran dalam Injil dan kitab suci 
> > lain. 
> > > > Tapi itu tidak berarti bhw kitab Injil adalah benar. Ketika 
> > dalam 
> > > > Injil or kitab suci lain itu berkesesuain dgn AlQur'an itu lah 
> > yang 
> > > > benar. Jadi AlQur'an itu merupakan filter.
> > > > 
> > > > wassalam,
> > > >
> > >
> >
>


Kirim email ke