--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > saya pikir berdasarkan Qs.33:51 bahwa perceraian sendiri bisa saja > terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal didasari > dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali > juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. Kalau istilah sunda na mah > awet rajet...leres neng Aisya??;) > > Soal 3 kali cerai harus diselingi perempuan dan lelaki lain kalau > tidak salah ini berupa fiqh yach??CMIIW. bentuk aturan yang demikian > dibuat agar bisa melindungi perempuan dari permainan nafsu lelaki > buaya darat pada zaman itu..soale jatah istri cuman 4 sedangkan > keinginan bisa lebih. > > Nah buat perempuan silahkan mengajukan cerai dengan cara mengembalikan > mahar, apalagi mahar dikita mah sesuatu yang simbolis sekedar > seperangkat alat sholat dan duit ala kadarnya maka sudah syah bagi > perempuan untuk mendapatkan hak menceraikan suaminya.
kalo menurut saya, Perempuan, terutama yang tidak punya akses ekonomi, sangat sulit mendapatkan hak tersebut. Selain tidak tahu, juga seringkali tidak berani...:-(( Kemarin saya baca berita tentang Ny Tasbirah, istri muda seorang guru ngaji (fakta ini saya baca di Koran Tempo, tapi tidak berani disebutkan oleh Kompas dan Jkt Post, sori, saya tidak baca media yang lain :-))) bernama Pak Anwar. Bu Birah ini belum selesai masa nifas, dia menolak diajak ML suaminya sehingga si suami marah dan, masya Allah, membakarnya. Kemarin Ny Tasbirah diberitakan wafat... Sebelumnya, Bu Tasbirah yang kesulitan biaya (keluarga Pak Anwar yang kaya itu tak mau menanggung biaya RS karena keluarga Bu Birah melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan si guru ngaji kini ditahan) terpaksa berobat jalan padahal dokter belum sepenuhnya mengijinkan ia pulang. Dengan alasan biaya pula, Bu Birah ini dirawat di rumah yang rawan terjadinya infeksi (PCMIIW). Dan terbukti, hari Minggu malam Bu Birah dilarikan kembali ke RS karena demam tinggi dan esoknya wafat. Innalilahi wa inna ilaihi rajiun. Yang membuat saya sedih, Bu Birah ini, ketika kembali ke rumah, TIDAK BERANI menggugat cerai suami durjananya itu.... slm, rita