Ini sih mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil. 1. Mengingatkan temen-temen Muhammadiyah itu haq, menyerbu itu bathil.
2. Mengingatkan tempat bisnis hiburan untuk tidak melakukan maksiat itu haq, tapi melempar batu itu bathil. Anda termasuk yang mana? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Inilah wajah santri kita (versi intri lebih lengkap): > > [1] "santri dari sejumlah pesantren di daerah Kab. Tasikmalaya, > Front Pembela Islam (FPI) Leuwisari (Tasikmalaya), serta FPI Kab. > Ciamis yang tergabung dalam Forum Penyelamat Ummat Islam (FPUI), > menyerbu Kantor Ahmadiyah, Singaparna, Kab. Tasikmalaya, Selasa > (19/6)" > > [2] santri "Ahmadiyah menganggap ada nabi lagi, itu bertentangan > dengan Alquran". Jadi jelas mengapa santri ahmadiyah itu sesat, > karena tidak mengimani Qur'an dan Hadis yang menyatakan bahwa > Rasulullah Muhammad saw itu Rasul dan Nabi terakhir buat manusia. > > [3] santri "Tempat hiburan" jelas sesat dan menyesatkan, sebab > tempat "itu sebelumnya sempat diprotes oleh warga sekitar karena > diduga menyalahi izin peruntukan. Semula izin rumah makan dan biliar, > tetapi menjadi pub. Tempat hiburan itu mengganggu masyarakat sekitar > karena setiap malam ada pentas musik dangdut dan kerap terjadi > keributan". Jadi santri dengan wajah ini jelas sesat dan menyesatkan. > > Anda masuk yang mana? > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" > <ma_suryawan@> wrote: > > > > Inilah wajah santri kita ... > > > > ================= > > > > Kantor Ahmadiyah Diserbu Santri > > Tempat Hiburan Jadi Sasaran Pelemparan Batu > > > > http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/062007/20/0310.htm > > > > TASIKMALAYA, (PR).- > > Ratusan santri dari sejumlah pesantren di daerah Kab. Tasikmalaya, > > Front Pembela Islam (FPI) Leuwisari (Tasikmalaya), serta FPI Kab. > > Ciamis yang tergabung dalam Forum Penyelamat Ummat Islam (FPUI), > > menyerbu Kantor Ahmadiyah, Singaparna, Kab. Tasikmalaya, Selasa > > (19/6) > > > > RATUSAN santri dari berbagai daerah di Kab. Tasikmalaya dan Ciamis, > > Selasa (19/6) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor dan masjid > > Ahmadiyah, Singaparna, Kab. Tasikmalaya. Mereka meminta Ahmadiyah > > dibubarkan atau membubarkan diri, karena mengaku ada nabi lain > > setelah Nabi Muhammad saw.* UNDANG SUDRAJAT/"PR" > > > > Aksi massa itu sempat ditandai dengan pencopotan plang nama tempat > > ibadah Ahmadiyah dan dua lampu besar di gedung itu rusak dilempar > > batu. Massa juga berusaha masuk ke gedung Ahmadiyah, namun dihadang > > oleh puluhan anggota kepolisian. > > > > Satu orang santri sempat masuk ke daerah Ahmadiyah dengan memanjat > > pagar. Namun, ia oleh polisi diminta kembali keluar area bangunan > > Ahmadiyah di Jln. Raya Timur No. 26 Badak Paeh, Singaparna. Gagal > > masuk ke area tempat ibadah, dari jalan raya massa melempari > bangunan > > itu dengan batu dan botol minuman mineral. > > > > Suasana di daerah sekitar kantor Ahmadiyah terlihat tegang. Massa > > terus berusaha untuk menerobos barikade polisi. Para santri > > meneriakkan agar Ahmadiyah dibubarkan. > > > > Koordinator aksi santri, Dudung Akasah mengatakan, keberadaan > > Ahmadiyah harus segera dibubarkan. Pemerintah dan polisi mesti > segera > > tegas menutup aktivitas Ahmadiyah. > > > > Sekitar pukul 14.00 WIB, Ketua Komisi IV DPRD Kab. Tasikmalaya, > Dede > > Saeful Anwar bersama beberapa anggota dewan menemui massa di depan > > kantor Ahmadiyah. > > > > Dede Saeful Anwar mendukung sikap santri untuk melarang Ahmadiyah. > > Alasannya, secara tegas dalam Alquran, tidak ada nabi setelah > > Muhammad. "Rasulullah Muhammad adalah nabi terakhir. Tidak ada > lagi. > > Jadi kalau Ahmadiyah menganggap ada nabi lagi, itu bertentangan > > dengan Alquran," katanya. > > > > Usai anggota dewan berbicara, massa kembali merengek untuk meminta > > masuk ke gedung Ahmadiyah. Alasannya, mereka mau menyita dokumen > > ajaran Ahmadiyah untuk dibakar. Namun, keinginan itu tidak bisa > > dipenuhi oleh polisi, yang dipimpin langsung Waka Polres Kab. > > Tasikmalaya, Kombes Aprianto. Setelah itu, massa membubarkan diri > > sambil menunggu sikap pemerintah dan MUI Kab. Tasikmalaya. > > > > Menyalahi izin > > > > Sebagian massa yang pulang dari Singaparna ketika masuk ke Kota > > Tasikmalaya sempat melempari pub (tempat hiburan) Purnama di > kompleks > > Pasar Pancasila, Kota Tasikmalaya. Di antara mereka ada yang > > melempari kaca jendela serta merusak bagian depan tempat itu hingga > > berantakan. > > > > Tempat hiburan itu sebelumnya sempat diprotes oleh warga sekitar > > karena diduga menyalahi izin peruntukan. Semula izin rumah makan > dan > > biliar, tetapi menjadi pub. Tempat hiburan itu mengganggu > masyarakat > > sekitar karena setiap malam ada pentas musik dangdut dan kerap > > terjadi keributan. > > > > Aksi perusakan itu berlangsung cepat. Massa membubarkan diri > setelah > > bangunan yang menjadi sasaran pelemparan sudah rusak. (A-97)*** > > >