:-)
Lihat film remaja Heart, mereka bersepeda ria sambil berkhalwat.
Maksudnya sama2 bersepeda menuju tempat yg sepi dan romantis.
Zaman duluu juga pacarannya dengan bersepeda.
Yg perempuan naik di  batang sepeda [ apa istilahnya, sepeda yg khusus untuk 
pria.]
Zaman sekarang memang gak bisa, baru keluar jalan juga sudah disambar bus.
Jadi2 boro2 mau bersepedaan apalagi berkhalwat pula.

Kalo bersepeda tandem mungkin bisa, tapi  biasanya tujuannya ke warung2 yg 
rame, 
sambil ngeteh makan cemilan duduk bersisian, berbisik-bisik, 
ber'khalwat' juga pan?
:-)
Sampai 10 tahun lalu saya masih rajin bersepeda, sekarang nggak lagi, semakin 
sepuh 
bersepeda statis saja:-)
Selain itu juga masalah keselamatan, naik sepeda di kota besar bisa jadi 
disambar mobil.
Tiap hari minggu sampai jam 10-an jalanan di Sudirman Thamrin sebagian ditutup 
disediakan untuk 
bikers, rollskaters, pejalan kaki atau yg cuma duduk2 berduaan.
Itulah mungkin sarana olahraga. Ketika pemerintah tak bisa lagi menyediakan 
ruang untuk bersosialisasi 
yg sehat bagi warganya, seminggu sekali cukuplah sudah sambil pacaran pula.

Salam
l.meilany
[----- Original Message ----- 
  From: Mia 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 04, 2007 10:14 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat


  Yang jelas kalo lagi bersepeda nggak bisa berkhalwat mba, karena 
  sepeda itu kendaraan anti khalwat...:-)

  salam
  Mia (bike for love!)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > Kalo memang mau berzina, tidak melulu melalui pacaran, Pak.
  > Berzina bisa terjadi dalam situasi apapun dalam kondisi apapun 
  juga.
  > Nggak melulu pada saat pacaran [ berdua-an]
  > Lha di bus kota yg penuh padat saja, ada pasangan yg sudah 'pusing'
  > melakukan perbuatan tercela. Seks kan gak melulu melakukan 
  hubungan kelamin.
  > Banyak di bus2 kota justru perempuan mendapat pelecehan seksual.
  > Ada yg marah2, ada yg malahan kemudian dilanjutkan suka sama suka.
  > [ Sesekali baca Pos Kota Pak :-)]
  > 
  > Kerabat saya ada yg arsitek, pernah berkisah.
  > Pernah suatu ketika, sistim drainase limbah di suatu gedung 
  perkantoran macet, rusak.
  > Setelah di cek sana sini gak ada apa2, semuanya oke.
  > Ternyata di mesin penyaring limbah sebelum mengalir ke kali 
  tersangkut banyak belitan kondom.
  > Artinya banyak yg melakukan seks [ bebas] di gedung perkantoran 
  tersebut, pastinya di toilet.
  > Atau di lift, atau di koridor [seks cepat] dan bekasnya di buang 
  ke WC, maksudnya supaya tidak ketauan.
  > Gedung perkantoran kan ruang publik saja, masih bisa berzina.
  > [ pernah duluuuu saya dapat kiriman mail perzinahan di dalam lift 
  di suatu gedung perkantoran di Sudirman, 
  > mereka tidak saling mengenal pada mulanya]
  > 
  > Baru beberapa hari saya lihat berita di Banten.
  > Ada sekumpulan remaja yg merayakan kelulusan SMU. Mereka terdiri 
  dari 6 atau 7 orang laki2 dan perempuan.
  > Seperti biasa mereka ngumpul di sebuah rumah salah seorang anggota 
  klub belajar bersama.
  > Karena sudah lulus, maka mereka bergembira ria nyetel video, makan 
  minum dan sedikit ngeboat.
  > Maka terjadilah saling melakukan seks ringan [ begitulah ketika 
  ditanyai polisi], padahal diantaranya ada yg murid berjilbab.
  > Mereka nggak berdua2-an kok, lagi apes saja, tiba2 penghuni rumah 
  lainnya cepat pulang.
  > Ia curiga, lha kan sudah lulus kok masih ada acara belajar bersama?
  > 
  > salam
  > l.meilany
  > 



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to