Yasmina said,
   
  Yang jelas apakah itu perselingkuhan atau nikah (sirri & resmi) yang istrinya 
tidak rela (atau terpaksa merelakan karena tergantung secara ekonomi) itu bisa 
membuat istri kurus kering atau jadi pribadi yang tidak bahagia ya?

  >
   
  Jejaka Piningit / jekpin
  Jekpin,  dalam suatu perselingkuhan yang terlibat adalah dua pihak, yaitu 
laki-laki dan perempuan. Pertanyaannya adalah, kenapa yang disalahkan adalah 
pria ?, kenapa pihak perempuan yang merupakan pasangan selingkuhnya tidak 
disalahkan ?.
   
  Banyak dan sering terjadi suami yang sudah beristeri, jatuh dalam pelukan 
perempuan lain karena perempuan tersebut memang mempunyai pengalaman untuk 
membuat sang suami tersebut untuk berselingkuh dengannya.
   
  Pertanyaan kedua, kenapa yang dibahas bukan oknum - oknum yang berselingkuh 
tersebut tapi yang dibahas dan dikritisi adalah "ajaran" dari suatu agama 
tertentu ? apakah ada tujuan tertentu dibalik itu semua ?
   
  Peryataan ketiga, pertanyaan ini saya tujukan kepada semua warga WM.
  Dalam peraturan WM disbutkan bahwa kita tidak boleh berbicara kotor, apakah 
larangan tersebut hanya ditujukan kepada warga WM yang berkata kotor yang 
ditujukan kepada warga WM yang lain atau larangan bicara kotor itu juga 
ditujukan kepada warga WM yang menjelek-jelekkan ajaran dari suatu agama 
tertentu ?
   
  Mohon penjelasannya dari moderator dan warga WM yang lain.  
   
  Salam
   
   
   
  
Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Temans,
Membaca tulisan ibu Sawitri di bawah ini, ternyata begitu besar ya pengaruh 
kelekatan emosional antara ibu-anak, antara suami-istri. Ini sebagai bahan 
untuk mengevaluasi kelekatan emosi antara kita sebagai anak dengan ibu kita, 
atau mungkin jika ada yang sudah menikah, untuk melihat kelekatan emosi antara 
suami-istri. Dan ternyata besar sekali pengaruhnya perselingkuhan itu ya? 
Termasuk disini tentunya poligami seperti nikah sirri yang tidak diketahui atau 
tanpa seijin istri resmi, atau nikah resmi dengan istri-istri lainnya dengan 
memalsukan status - nikah lagi ini tentunya didahului oleh perselingkuhan ya. 
Yang jelas apakah itu perselingkuhan atau nikah (sirri & resmi) yang istrinya 
tidak rela (atau terpaksa merelakan karena tergantung secara ekonomi) itu bisa 
membuat istri kurus kering atau jadi pribadi yang tidak bahagia ya?

salam
Aisha
--------------
Kompas, 29 Juli 2007 

"Emotional Attachment", Apa Itu? 
Sawitri Supardi Sadarjoen, Psikolog 

Terkadang kita mendapat kesulitan menerjemahkan istilah yang kita ambil dari 
literatur yang ditulis dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. 

Hal ini bisa disebabkan oleh gradasi kehalusan ungkapan perasaan yang mendalam 
dalam bahasa Indonesia masih terasa amat sederhana. Kata attachment dalam kamus 
Inggris-Indonesia dinyatakan sebagai kelekatan, keikatan, atau keterkaitan. 

Sementara itu, dalam pemahaman emotional attachment yang positif sesungguhnya 
terkandung unsur kasih sayang, kekaguman, respek, kesetiaan, perasaan 
terdukung, dan emosi positif lainnya yang mengait dan lekat satu sama lain 
secara utuh dan menyeluruh. Untuk itu, dalam uraian di bawah ini, tanpa 
mengurangi kedalaman maknanya, akan digunakan istilah kelekatan emosional untuk 
mengganti istilah emotional attachment di atas. 

Antara ibu-anak 
Hubungan ibu dan anak kandung adalah satu contoh konkret kelekatan emosional 
yang benar-benar utuh dan terbina dari sejak janin berada, tumbuh, kemudian 
berkembang di dalam kandungan ibu. 

Ikatan biofisiologis yang terjalin kelekatan yang terpercaya tersebut 
benar-benar suatu kelekatan yang nilainya tiada tara, yang akhirnya menjadi 
fondasi tempat pijakan kokoh bagi pertumbuhan kepribadian anak yang utuh 
setelah dilahirkan, tentu saja bila perlakuan penuh kasih berlanjut secara 
emosional yang membuat anak merasa terdukung manakala menghadapi kesulitan. 

Jadi, dapat dibayangkan bila, oleh berbagai sebab, kasih ibu terputus di tengah 
jalan, misalnya karena perceraian atau berbagai penyalahgunaan fisik dan 
emosional yang dilakukan ibu. Hal tersebut akan membuat anak kehilangan 
fondasi, tempat pijakan yang kokoh bagi perkembangan pribadi secara optimal di 
kemudian hari. 

Konsekuensinya adalah luka batin pada kelekatan emosional yang akhirnya 
dijadikan anak sebagai pijakan pengganti bagi perkembangan kepribadian. Dapat 
dipahami, bila manifestasi perilaku anak di masa dewasa nanti akan berada dalam 
rentang variasi perilaku psikopatologis, seperti menipu, memanipulasi, mencuri, 
melakukan tindak kriminal, serakah, dengki, iri hati, agresif, atau koruptif, 
sebagai akibat dari hilangnya kelekatan emosi terpercaya oleh berbagai erosi 
kelanjutan kasih ibu dalam proses perkembangan kepribadian anak. 

Antara suami-istri 
Adakah kelekatan emosional yang terbina di antara pasangan perkawinan? 

Tentu saja ada, tetapi masing-masing pasangan mendasari terbangunnya kelekatan 
emosional tersebut dengan diwarnai referensi penghayatan pengalaman masa 
lalunya. Namun, tidak tertutup kemungkinan justru keberhasilan membangun 
kelekatan emosional antarpasangan yang optimal ternyata dapat mengompensasikan 
kekurangan/luka batin yang dialami masing-masing pasangan pada masa lalunya. 

Mengapa? Karena dalam kehidupan perkawinan terdapat hakikat keintiman seksual 
yang menyertakan libatan hubungan fisik, fisiologis, dan psikologis secara 
total dan bersifat sangat sakral. 

Unsur ungkapan kasih dan ungkapan emosional menyatu secara integratif dengan 
hubungan seksual antarpasangan. Apabila relasi itu terjadi atas dasar kasih 
yang melekat satu sama lain, makna orgasme akan berpengaruh secara menyeluruh 
dalam jiwa dan raga kedua pasangan. Dengan demikian, fungsi seksual yang 
tertuju pada upaya mencapai kondisi nyaman-tenteram-bahagia (well-being) akan 
teraih optimal dan dapat serta merta berpengaruh pada bangkitnya rasa percaya 
diri, rasa yakin diri, pada kedua pasangan tanpa disadari. 

Kondisi optimal terbinanya kelekatan emosional pada masa dewasa dalam ikatan 
perkawinan ini ternyata dapat mengompensasi kekurangan oleh luka batin yang 
pernah terjadi pada masa lampau. Jadi, dapat dipahami efek biopsikososialnya 
pun positif bagi kelekatan emosional pasangan perkawinan tersebut. 

Kasus 
"Ibu, hati saya hancur luluh, rasa percaya diri saya jatuh, saya ingin mati 
saja, Bu. Ternyata suami yang selama ini saya sanjung, saya banggakan, saya 
kagumi, serta saya jadikan panutan dalam hidup dan tempat saya mencurahkan 
segala kesedihan dan kegundahan saya, tempat saya mencurahkan kasih sayang 
saya, tempat saya tampil apa adanya tanpa sungkan, teganya berselingkuh dengan 
perempuan lain. 

"Aduh ibu, sakiiiit hati saya, Bu. Ke mana saya bisa berpegang lagi, Bu. Saya 
malu, saya jadi tidak percaya diri, seolah semua orang melecehkan saya, saya 
tidak berani lagi keluar rumah, Bu...." Demikianlah Ny K (39) sambil menangis 
menjerit-jerit. 

Perasaan negatif itu berkembang dalam diri Ny K ketika mengetahui suaminya yang 
selama 14 tahun perkawinan benar-benar menempatkan diri sebagai sosok 
kebanggaannya terpercaya ternyata mempunyai "WIL". 

"Saya sudah minta maaf dan berjanji tidak mengulangi perselingkuhan lagi, 
tetapi istri saya tidak pernah berhenti mengorek, menyindir, bahkan memaki. 
Saya harus bagaimana lagi, Bu. Saya benar-benar kapok dan berjanji tidak akan 
berselingkuh, tetapi saya lelah terus-menerus bertengkar karena istri saya 
terus-menerus mengorek masa perselingkuhan. Padahal, bila diingat, hal itu 
sudah terjadi lima tahun lalu." Demikian Tn R yang benar-benar kewalahan oleh 
sindiran, omelan, dan berbagai ulah istrinya yang terlihat tidak percaya kepada 
dia lagi. 

Nah, kelekatan emosional pada masa dewasa yang terbangun oleh ikatan perkawinan 
hancur luluh akibat luka akibat perselingkuhan. Kepercayaan runtuh total 
seketika. Luka batin pada kelekatan emosional yang nilainya tiada tara sulit 
tersembuhkan dan akan terus mewarnai kelanjutan perkawinan. Mengapa tidak 
berpikir dua kali sebelum selingkuh?

[Non-text portions of this message have been removed]



         

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke