Saya pernah ngusulin sama temen aktivis AIDS, anjuran 
untuk 'mengkompromikan' dari yang mba Ning tulis di bawah tentang 
melarang kemaksiatan, dengan 'melarang atau mencegah kemaksiatan' 
versi para aktivis itu.

Usulan itu adalah untuk mengumumkan semacam disclaimer ketika 
membagi2kan kondom kepada para perempuan pekerja sex, pelanggannya, 
dan bahkan cluster2 lain yang dianggap riskan, kira2 begini: 
pembagian kondom ini bukan untuk menganjurkan prilaku seks bebas, 
tapi untuk mengurangi resiko AIDS...dsb..yang singkat tapi kena..

Nah, bayangin kalo para ustaz bagi2in kondom sambil disclaim...kan 
indah pas gitu....:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih 
(Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Ha..ha..ha... Mbak Mia ni ada-ada aja.
> 
> Justru itu, mbak Mia, pointnya tulisan saya di bawah adalah 
bukan "no
> action", justru "harus action". Actionnya apa ? Ya yang saya 
tekankan di
> email saya di bawah adalah : jangan membiarkan kemaksiatan 
merajalela.
> Karena membiarkan kemaksiatan, apalagi memfasilitasi-nya, adalah 
suatu
> keharaman. Dan kembali kepada hadits yang saya katakan di bawah, 
memang
> begitu kira-kira isinya. Mungkin ada rekan lain yang tahu persis
> wordingnya ?
> 
> Untuk masalah AIDS/HIV sekarang ini, apakah ini azab Allah atau 
bukan,
> wallahua'lam. Faktanya, ternyata kan orang yang tidak berdosa (bayi,
> isteri2 yang bersih di rumah, dll) ikut menjadi korban. Makanya saya
> katakan ini adalah fakta yang menyedihkan. Makanya saya katakan, 
MUNGKIN
> ini karena kita membiarkan kemaksiatan, yang mendatangkan azab Allah
> yang tidak pandang bulu, sebagaimana dikatakan dalam hadits itu... 
Saya
> katakan MUNGKIN, karena apakah itu azab atau bukan, tidak ada 
seorang
> pun yang bisa memastikannya bukan ? Saya katakan demikian itu untuk
> refleksi kita semua, termasuk saya juga, jangan-jangan kita ini 
termasuk
> yang membiarkan kemaksiatan meraja lela. Astaghfirullahal 'adziim.
> 
> Sama seperti waktu ada bencana tsunami di aceh beberapa tahun lalu. 
Ada
> yang mengatakan bahwa itu dikarenakan adanya kemaksiatan yang 
dibiarkan
> merajalela. Wallahua'lam. Tapi tidak ada salahnya kan semua bencana 
yang
> terjadi itu dijadikan trigger untuk muhasabah diri. 
> 
> Kembali ke masalah HIV/AIDS, untuk para penderita yang sudah ada
> sekarang, ya memang harus diobati. Tidak sepantasnya kita mengatakan
> :"Kamu dapat azab, dan saya tidak akan mengobati.". Negara memang 
wajib
> mengobati orang-orang tersebut. Di lain sisi, negara pun wajib
> memikirkan bagaimana supaya tidak menyebar ke masyarakat yang lebih
> luas. Termasuk mencari akar permasalahannya, dan membunuh akar
> permasalahan itu sampai tuntas sama sekali. Jangan mengimplementasi
> solusi tambal sulam, yang malah membuat permasalahan menjadi semakin
> kompleks di kemudian hari.
> 
> Kepada pak KM, mohon maaf kalau tulisan saya menyinggung. Sungguh 
yang
> saya maksudkan adalah mengingatkan kita semua untuk melakukan
> muhasabah/introspeksi, dan lebih peka terhadap sekeliling kita. 
Jangan
> sampai kita termasuk pada kaum yang membiarkan kemaksiatan 
merajalela,
> yang akhirnya mendatangkan azab Allah kepada kita. Naudzubillahi min
> dzalik.
> 
> Wassalaam,
> -Ning
> 


Reply via email to